Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

DAYA DALAM BIDANG PERTANIAN

“SISTEM PENDINGINAN DAN PELUMASAN”

Disusun oleh :

Nama : TEGUH MUJI WIJAKSONO

NIM : 195100207111012

Kelompok : B5

Asisten : RAHMAD ABDULLAH

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam motor bakar terdapat sebuah komponen yang digunakan sebagai pendinginan
dan pelumas. Pelumas merupakan komponen yang sangat penting. Karena pelumas digunakan
untuk melubrikasi mesin. Sehingga pada mesin tidak terjadi gesekan antar komponen. Dengan
begitu daya tahan mesin akan bertahan.
Sistem pendinginan adalah sistem yang digunakan dalam mendinginkan mesin. Sistem
pendinginan sangat diperlukan. Pada sistem pendinginan berfungsi untuk mendinginkan mesin.
Dengan begitu mesin tidak akan mengalami overheat.

1.2 Tujuan
- Mengetahui bagian-bagian sistem pendinginan dan pelumasan
- Mengetahui cara kerja sistem pendinginan dan pelumasan
- Mengetahui cara perawatan pada sistem pendinginan dan pelumasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendinginan


Sistem pendinginan adalah system yang digunakan sebagai pendingin. Sistem
pendingin bisa disebut juga system cooling. Sistem cooling biasa digunakan dalam industry dan
pada mesin(Eko, 2016).
Sistem cooling berfungsi sebagai pendingin pada mesin. Pada system cooling akan
membuat sebuah mekanisme kerja. Sehingga menghasilkan udara yang dingin. Dengan hasil
udara dingin ini membuat mesin tetap terpelihara(Herry, 2016).

2.2 Sistem Pelumasan


Sistem pelumasan adalah system yang membuat sebuah mekanisme kerja dengen
kondisi tertentu. SIstem pelumasan merupakan kondisi pada lingkungan yang licin dan tahan
panas. Kondisi seperti itu digunakan dalam melumasi mesin sehingga dapat bekerja dengan
optimal(Heroe, 2015).
Sistem pelumasan berfungsi sebagai untuk melumasi mesin agar tetap berkerja sebagai
mana mestinya. Mesin tersebut dilumasi agar bekerja dengan optimal. Apabila mesin dilumasi
secara optimal kinerjanya menjadi baik(Herry, 2015).

2.3 Macam-macam Pendinginan


Sistem pendingin air adalah system pendinginan yang menggunakan media air.
Pendinginan tersebut menggunakan media tersebut yang bertujuan untuk mendinginkan
system. Sistem pendinginan seperti ini banyak ditemukan pada kendaraan-kendaraan masa
kini(Parmin, 2016).
Sistem pendinginan oli adalah system pendinginan yang menggunakan media oli.
Pendinginan yang menggunakan oli dalam proses atau mekanisasi pendinginannya. Oli
tersebut mengalir dan mendinginkan system dengan mekanisme tertentu(Erislah, 2016).

2.4 Macam-macam Pelumasan


Pelumas cair sebagian besar pelumas oli yang beredar di pasaran dan paling banyak
penggunaannya terbuat dari bahan dasar minyak bumi. Oleh karena itulah sering kali kita
menyebutnya sebagai mineral oil, yakni oli yang berbahan dasar dari minyak bumi hasil
tambang (mining). Oli mineral dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu Paraffinic,
Naphtenic, dan Aromatic. Pengklasifikasian tersebut dilakukan berdasarkan sifat kimiawi serta
fisika dari berbagai jenis oli mineral(Umboh, 2016).
Pelumas grease dibuat dengan jalan mengemulsi oli mineral atau oli nabati dengan
pengemulsi metalik atau air pada suhu 400-600°F (204-316°C). Melalui proses ini didapatkan
sebuah jenis pelumas yang memiliki tingkat kekentalan tinggi melebihi viskositas oli dan
cenderung padat. Grease memiliki karakteristik khas, yang membuatnya sangat cocok
digunakan pada sebuah sistem mekanis yang hanya bisa dilubrikasi secara berkala, serta
sistem yang tidak mungkin dapat dilubrikasi oleh oli. Grease juga berfungsi sebagai sealent
untuk mencegah masuknya air atau material lain ke dalam sistem mesin. Karakteristik grease
ditentukan oleh tipe oli (mineral, sintetis, nabati, atau lemak hewani), tipe pengemulsi (litium,
sodium, kalsium, garam-garaman), serta aditif yang digunakan sebagai bahan baku
(tekanan).tinggi, perlindungan korosi, anti oksida, dan lain sebagainya). Berikut adalah enam
macam grease berdasarkan parameter-parameter di atas(Kendek, 2016).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum daya dalam bidang pertanian materi system pendinginan dan pelumasan
dilakukan pada 27 Maret 2021. Kegiatan praktikum dimulai pada pukul 08.20 hingga pukul
10.00. Kegiatan praktikum dilaksanakan di tempat Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian,
Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

3.2 Gambar Komponen Pendinginan dan Pelumasan Beserta Bagian dan Fungsinya
Sistem pendinginan

1. Radiator, berfungsi sebagai pendingin


2. Upper tank, berfungsi sebagai tangki atas penampung cairan pendingin
3. Lower tank, berfungsi sebagai tangki atas penampung cairan pendingin
4. Upper hose, berfungsi sebagai penyalur cairan pendingin bagian atas ke mesin
5. Lower hose, berfungsi sebagai penyalur cairan pendingin bagian bawah ke mesin
6. Thermostat, berfungsi sebagai pengukur suhu
7. Reservoir tank, berfungsi sebagai penampung tumpahan cairan pendingin
8. Fan, berfungsi sebagai pendingin kerja mesin
9. Water pump, berfungsi sebagai pemompa cairan pendingin
10. Water jacket, berfungsi sebagai lapisan agar air tidak mengenai mesin
11. Water coolant, berfungsi sebagai pendingin mesin

Sistem pelumas
1. Oil pan,berfungsi sebagai wadah oli
2. Oil strainer, berfungsi sebagai penutup oli agar tidak tumpah
3. Oil pump, berfungsi sebagai pemompa oli agar oli bisa naik
4. Oil filter, berfungsi sebagai penyaring oli
5. Deep stick, berfungsi sebagai pencampur oli
6. Oli/minyak pelumas, berfungsi sebagai pelumas mesin

3.3 Diagram Alir


a. Pendinginan
1. Mesin/motor dingin sampai temperature kerja

Mulai

Mesin/motor

Dihidupkan
Silinder

Terjadi proses pembakaran


berulang-ulang
Pompa Air

Berputar, terjadi sirkulasi air


hanya didalam rongga blok
motor dan kepala silinder
Radiator

Air tidak bersirkulasi melewati


radiator, karena thermostat
masih tertutup
Mesin dan Air
Menjadi cepat panas, cepat
mencapai temperatur kerja (80 oC
sd. 1000C)
2. Mesin/motor pada temperature kerja

Mulai

Mesin/motor

Mencapai temperature kerja


Thermostat

Membuka
Air

Tersirkulasi melewati thermostat,


slang atas, radiator, slang
bawah, pompa air dan kedalam
mesin dan seterusnya
Radiator

Panas air berpindah ke sirip-sirip


dan berpindah ke udara luar
melewati radiator

Temperatur Air
Terjaga, tidak melebihi batas
panas temperatur kerja

Kipas
Menjamin kecukupan aliran
udara yang melewati radiator

Selesai
b. Pelumasan
1. Pelumasan Tekan

Mulai

Oli

Tertampung pada bak/carter oli


Saringan oli

Menyaring oli pada bak/carter oli


Pompa oli

Menghisap oli melalui saringan


oli dan menekan oli
Filter oli

Menyaring oli dari kotoran halus


Komponen
Terlumasi oleh oli

Bak/Carter
Menampung oli pelumasan

2. Pelumasan Percik

Mulai

Oli

Tertampung pada bak/carter oli


Batang Engkol Piston

Digerakkan oleh mesin


Sendok oli
- Terdapat pada batang engkol
piston, akan berputar sesuai
putaran engkol
- Mengambil oli pada carter oli
Komponen
Terlumasi oleh percikan oli

Bak/Carter
Menampung oli pelumas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Cara Kerja Pendinginan dan Pelumasan pada Traktor


Sistem pendinginan pada traktor bekerja dengan cara. Pertama cairan pendingin
dipompa dari tangki pendingin. Lalu cairan tersebut akan dialirkan menuju mesin. Pada saat di
mesin cairan tersebut akan mendinginkan mesin. Setelah itu cairan pendingin akan ditampung
pada reservoir tank(Totok, 2013).
Sistem pelumasan pada traktor bekerja dengan. Ketika mesin nyala, oli akan di hisap
dan distribusikan oleh pompa. Oli didistribusikan untuk melapisi komponen mesin. Sehingga
komponen mesin tidak terjadi keausan(Andika, 2014).
4.2 Cara Perawatan Sistem Pendinginan dan Pelumasan pada Traktor
Perawatan system pendingin ada banyak. Salah satu perawatan dari system pendingin
adalah pemeriksaan kebocoran air pendingin. Kemudia pemeriksaan dan perbaikan saluran
pendingin. Pemeriksaan fungsi thermostat. Penggantian air pendingin(Fahri, 2011).
Perawatan pada system pelumasan ada beberapa cara. Salah satu cara adalah
penggantian oli mesin. Kemudian ada pemeriksaan bak oli. Filter oli harus sering dicek.
Kemudian pompa oli harus dicek kembali(Bagas, 2015).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sistem cooling berfungsi sebagai pendingin pada mesin. Pada system cooling akan
membuat sebuah mekanisme kerja. Sehingga menghasilkan udara yang dingin. Dengan hasil
udara dingin ini membuat mesin tetap terpelihara(Herry, 2016).
Sistem pelumasan adalah system yang membuat sebuah mekanisme kerja dengen
kondisi tertentu. SIstem pelumasan merupakan kondisi pada lingkungan yang licin dan tahan
panas. Kondisi seperti itu digunakan dalam melumasi mesin sehingga dapat bekerja dengan
optimal(Heroe, 2015).
Sistem pendingin air adalah system pendinginan yang menggunakan media air.
Pendinginan tersebut menggunakan media tersebut yang bertujuan untuk mendinginkan
system. Sistem pendinginan seperti ini banyak ditemukan pada kendaraan-kendaraan masa
kini(Parmin, 2016).
Pelumas cair sebagian besar pelumas oli yang beredar di pasaran dan paling banyak
penggunaannya terbuat dari bahan dasar minyak bumi. Oleh karena itulah sering kali kita
menyebutnya sebagai mineral oil, yakni oli yang berbahan dasar dari minyak bumi hasil
tambang (mining). Oli mineral dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu Paraffinic,
Naphtenic, dan Aromatic. Pengklasifikasian tersebut dilakukan berdasarkan sifat kimiawi serta
fisika dari berbagai jenis oli mineral(Umboh, 2016).
Sistem pendinginan pada traktor bekerja dengan cara. Pertama cairan pendingin
dipompa dari tangki pendingin. Lalu cairan tersebut akan dialirkan menuju mesin. Pada saat di
mesin cairan tersebut akan mendinginkan mesin. Setelah itu cairan pendingin akan ditampung
pada reservoir tank(Totok, 2013).
Sistem pelumasan pada traktor bekerja dengan. Ketika mesin nyala, oli akan di hisap
dan distribusikan oleh pompa. Oli didistribusikan untuk melapisi komponen mesin. Sehingga
komponen mesin tidak terjadi keausan(Andika, 2014).

5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikan agar lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan praktikum.
Karena pada saat praktikum berhubungan dengan mesin. Mesin tersebut memiliki bentuk yang
tajam. Sehingga rentan untuk melukai.
DAFTAR PUSTAKA

Eko Y.W. Herry H. 2016. Analisis Terjadinya High Oil Consumption Pada Lubrication Sistem Pe
-sawar BOEING 737-500 PK-GGF. INDEPT 6(1): 9-16.
Heroe P., Herry W. 2015. Analisis Karakteristik Unjuk Kerja Sistem Pendinginan (AIR CONDITI
-ONING) Yang Menggunakan FREON R-22 Berdasarkan Pada VariasiI Putaran Kipas
Pendingin Kondensor. KAPAL 12(1): 1-8.
Parmin L. Erislah Y.. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak Pelumas (OLI). Engine
-ering Journal13(2): 26-34.
R. Umboh, J. O. Wuwung, E. Kendek Allo, B.S. Narasiang,. 2016. Perancangan Alat Pendingin
-an Portable Menggunakan Elemen Peltier. Jurnal Teknologi: 1-7.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai