Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP KERJA SCREW AIR COMPRESSOR

Prinsip kerja Screw Air Compressor

Screw Air Compressor Flow Diagram


A) Kompresor udara jenis ini menggunakan 2 Screw yang berputar dalam ruang screw yang
disebut Air End (3) . Putaran 2 komponen screw ini akan menyebabkan hisapan pada Intake
Valve (2) dan menghasilkan udara bertekanan pada lubang keluaran (discharge).

Ruang Screw
B) Udara bertekanan memasuki Separator Tank, yang berfungsi memisahkan oli dan udara,
sehingga udara bertekanan yang dihasilkan tidak mengandung oli. Jika anda melihat dalam
Gambar diatas, prinsip kerja separator sederhana. Dibagian tengah tabung terdapat  separator
foam, sejenis busa yang akan melewatkan partikel udara, dan menangkap partikel oil dan
menjatuhkannya ke dasar Tabung (Blue Color). Udara bebas oil tadi memiliki temperature cukup
tinggi ( 80 – 90 0C), sehingga harus dilewatkan pada pendingin / air coller (9), sebelum
dikeluarkan melalui Air Discharge line (10) untuk memasuki system eksternal.

separator tank
C) Oil dengan temperature tinggi yang tertampung dalam dasar tabung separator bergeraka
menuju air filter housing unit. Unit ini terdiri dari Oil Filter (19) yang berfungsi memisahkan
kotoran dan unit manifold, yang berfungsi mengatur distribusi  oil menuju dan dari Air Coller
(9). Ada beberapa type  coller, yaitu Liquid coller dan air coller. Gambar Flow proses diatas
menggunakan model Air Coller, yaitu udara dibagian bawah radiator dihembus paksa dengan
menggunakan Fan (13), melalui sirip-sirip coller unit, dan membawa panas oil ke udara bebas
melalui prinsip heat transfer. Mekanisme ini mirip dengan prinsip kerja Condesor Udara pada
system pendingin dan Radiator  mobil.
Oli yang sudah melewati Coller dan suhunya telah turun, masuk kembali ke Oil Filter Housing
Unit, untuk didistribusikan kembali ke Air End atau Ruang Screw.

Oil Filter Housing Unit


D) System yang tidak kalah vital yaitu pelumasan pada bearing screw. Kebetulan dalam flow
diagram tidak terlihat, Air Filter Housing Unit juga mensuplay oil untuk melumasi bearing
screw. System ini memiliki pengaruh sangat besar terhadap kasus Over Heating atau Over
Themperature pada Screw Air Compressor.

E) Temperature System Compressor dideteksi dari Temperature Oil. Dalam Separator Tank,
dipasang sensor temperature / Thermostat (20)  yang akan membaca aktual temperature oil, dan
langsung mengirim data ini ke Electronic Processing Unit. Temperature kerja normal berada di
kisaran 85 – 95 0C. Jika lebih dari 100 0C, system tetap berjalan dengan disertai peringatan.
Biasanya system disetting automatic off di temperature 110 0C. 

Panel Indicator

Efek  Over Heating


Yang dimaksud dengan over Heating yaitu, Temperature Kerja System kompressor melebihi
100 0C. Ini sudah tanda-tanda bahaya. Engineering harus melakukan pengecekan. Jika terlambat,
temperature oil yang tinggi dapat menurunkan kualitas oil sebagai pelumas.
Masalah yang timbul berikutnya :

1. System pelumasan pada Bearing Screw tidak maksimal, ini akan menyebabkan kerusakan
pada bearing.

2. Kerusakan Bearing akan berdampak pada putaran screw yang tidak stabil dan tidak center.
Benturan antar Screw akan menyebabkan cacat screw. Ini menyebabkan efisiensi tekanan angin
yang dihasilkan menurun.

3. Putaran screw yang tidak center berpotensi menimbulkan gesekan pada dinding ruang screw,
meskipun masalah over heating sudah teratasi, masalah ini menyebabkan efisiensi tekanan udara
akan berkurang.

4. Gesekan material komponen dalam ruang screw menghasilkan serbuk besi yang akan terbawa
oleh oil. Ini akan menyumbat Filter Oil, jika tidak terdeteksi, volume oil yang kembali masuk
kedalam ruang screw dan system pelumasan bearing akan berkurang. Bisa anda bayangkan jika
komponen-komponen ini berputar dengan level oil dibawah standard. Kerusakan akan terjadi
pada semua komponen dalam unit ruang screw (Air End).

Kondisi ini bisa jauh lebih parah, jika Thermo Control Unit tidak berfungsi dengan benar.
System tidak bisa mendeteksi temperature aktual dengan akurat, harusnya mesin automatis stop
tapi tetap running. Meskipun anda melakukan penggantian oil secara rutin dan mengikuti atuan
Jam kerja mesin, kondisi ini tetap sangat berbahaya. Untuk mencegah ini, saya akan berbagi
teknik pengecekan dengan anda :

1. Jangan hanya percaya dengan temperature display. Anda wajib memiliki Thermo Couple
sendiri. Ada beberapa jenis, tapi saya lebih suka menggunakan type Laser Gun Thermo Couple.
Non Contact Infra Red Laser Gun

2. Jika anda tidak memiliki alat yang saya maksud dalam poin 1. Perhatikan tanda-tanda di area
bearing di Screw Unit. Jika cat terlihat mengelupas akibat panas, ini tanda-tanda bahwa
compresor bekerja pada suhu yang  melebihi standard. Asal diketahui pemilihan coating atau cat
pada compressor atau motor sudah disesuaikan pada suhu normal atau ambang atas system. Jika
melebihi, panas akan merusak cat.

Cat terkelupas di area Blok Bearing akibat over heating

Penyebab Terjadinya Over Heating


Berikut  beberapa hal, yang saya pikir bisa menyebabkan Over Heating

1. Sirkulasi udara dalam ruang kompresor tidak baik, sehingga suhu dalam ruang tinggi.
Ruang  kompresor harus di desain sedemikian rupa sehingga udara panas dari fan coller memiliki
jalur khusus keluar (ducting) dan udara luar bisa leluasa masuk. Akan jauh lebih baik, jika
pendinginan ruang kompresor  menggunakan  unit Air Conditioner ( AC ). Keuntungan
penggunaan AC yaitu pendinginan ruang berlangsung dalam ruang tertutup, sehingga
meminimalkan debu atau kotoran dari luar ruang untuk masuk kedalam. Partikel debu ini dapat
terhisap oleh coller fan dan menyumbat sirip – sirip cooler unit. Kondisi ini menyebabkan
pendinginan oil tidak optimal.

2. Oil sudah melewati Jam Kerja Normal.


Kondisi ini yang biasa terjadi, oil yang seharusnya diganti tapi tidak dilakukan. Oil yang
melebihi Life time nya akan menyebabkan penurunan kualitas oil yang diikuti penurunan fungsi
oil itu sendiri sebagai media pendingin dan pelumas. Ada 2 jenis oil yang ada di pasaran, yaitu
Jenis Syntetic dan Jenis Mineral.
Jenis Syntetic : Harga Relatif lebih mahal, Life timenya ± 5000 – 6000 hours. Lebih tahan
bekerja dalam suhu ekstrem dengan volume yang lebih rendah dibanding oil mineral.
Jenis Mineral : Harga  lebih murah, Life timenya ± 2000 hours. Tidak  diperuntukkan bekerja
pada suhu ekstrem ( > 100 0C ) secara terus menerus, karena akan menyebabkan kerusakan pada
komponen. Dari pengalaman dilapangan, membuktikan oil jenis ini  dapat menembus separator
foam, dan ikut terbawa sirkulasi udara. Sehingga harus rutin dilakukan pengecekan level oil dan
segera lakukan penambahan oil jika diperlukan. Dalam pemakaian jangka panjang, oil ini akan
lebih tinggi biayanya dibanding pemakaian oil syntetic.

3. Separator Oil tersumbat. Ini akan menyebabkan terhambatnya aliran udara keluar, sehingga
tekanan dan temperature dalam separtor tank naik. Penggantian rutin antara 4000 – 6000 hours.

4. Pembuangan panas pada Coller Unit terhambat. Ada 2 Jenis coller yang biasa dipakai,
yaitu menggunakan cooler fan ( air coller ), dan menggunakan pendingin air ( water cooler ). 
Pada jenis air coller, hambatan transfer panas ini biasanya disebabkan kotoran atau debu yang
melekat pada sirip radiator. Cleaning rutin disarankan dilakukan pada 10.000 – 15.000 hours.
Pada jenis Liquid coller, hambatan pendinginan biasanya disebabkan oleh adanya lapisan
kerak. Sistem ini biasa digunakan dalam Generator Set ( Genset ). Liquid yang digunakan
merupakan cairan khusus yaitu radiator coolant, jika tidak ada disarankan menggunakan air
mineral yang bebas dari kandungan kapur/calsium. Cleaning rutin disarankan dilakukan pada
10.000 hours.

5. Filter oil tersumbat kotoran. Idealnya, setiap penggantian oil  juga diikuti oleh penggantian
Filter. Cleaning Filter oil tidak disarankan, karena spare parts ini tidak didesain untuk di cleaning
atau di re-kondisi. 

Filter Oil

6. Mekanisme Distribusi dalam Oil Filter Housing Unit tidak berfungsi.


Jika dibongkar, blok ini terdiri dari beberapa katup yang gerakannya menggunakan mekanisme
pegas. Jika mekanisme ini tidak berfungsi, distribusi oil menuju radiator akan terhambat.
Efeknya oil tidak melewati proses pendinginan dan langsung masuk ke ruang screw. Untuk
mengetahui masalah ini cukup mudah. Mesin dalam kondisi off, Buka selang Fleksible in dan
out radiator, jika oil yang keluar dari radiator sangat sedikit, bisa dipastikan mekanisme dalam
unit ini bermasalah. Atau anda juga melakukan pengecekan dalam kondisi mesin running.
Gunakan Thermo couple. Bandingkan temperature  di body luar ruang screw, pipa antara
separator tank dan Filter oil, dan pipa oil masuk ke radiator. Jika pipa masuk radiator
temperaturnya jauh lebih rendah, berarti  distribusi oil menuju radiator terhambat. Bisa
dipastikan Oil Filter Housing Unit bermasalah. ( tapi terlebih dahulu pastikan Filter Oil telah
diganti )

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Anda mungkin juga menyukai