Anda di halaman 1dari 12

Rain Water Sampler (Manual/Automatic)

(Makalah Praktikum Peralatan Pengamatan Kualitas Udara)

Hari, Tanggal, dan Waktu Praktikum : Selasa, 13 April 2021, 12.30 – 15.50

Dosen Praktikum : Fendy Arifianto. M.Si.

Disusun Oleh : Guruh Ripka Sulny

NPT : 41.19.0053

Kelas : Instrumentasi 4C

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monitoring atau pengamatan kualitas udara merupakan salah satu tindakan untuk
mengetahui tingkat polusi udara di suatu lingkungan. Keberadaan polusi udara yang tidak
baik dapat berdampak buruk kepada kesehatan mahluk hidup disekitarnya.

Salah satu tugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika adalah melaksanakan
pemantauan Kualitas Udara; salah satunya adalah pengambilan sampel air hujan untuk di
analisis komposisi kimia air hujan yang secara khusus untuk penelitian Deposisi Asam di
laboratorium Kualitas Udara BMKG. Untuk itu diperlukan suatu alat penakar hujan
sekaligus sebagai pengumpul sampel hujan. Dalam hal ini BMKG menggunakan salah
satu alat penakar hujan Rain Water Sampler Manual dan Automatic yang akan dibahas
dalam makalah ini.

B. Tujuan Praktikum
1. Taruna mampu mendefinisikan prinsip kerja alat.
2. Taruna mampu mendemonstrasikan cara instalasi, kalibrasi dan pemeliharaan alat.
3. Taruna mampu memberikan contoh pencatatan dan hasil perhitungan.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Umum
Alat pengamatan hujan terbagi kedalam dua jenis berdasarkan cara kerjanya, yitu dengan
cara manual dan otomatis. Penakar hujan otomatis adalah Automatic Rain Water
Sampler (ARWS) adalah alat yang digunakan untuk pengambilan sampel air hujan
dengan menggunakan metode wet and dry dopsition dengan bantuan Acid Precipitation
Sampler (APS) atau lebih dikenal dengan Automatic Rain Sampler (ARS). Sampel air
hujan dapat diperoleh dengan menggunakan metode wet deposition dan dry deposition,
wet deposition secara sinergi juga mengukur pH pada air hujan (Nugroho, 2012).
Automatic Rain Sampler merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menentukan curah
hujan dan nilai pH air hujan yang didalamnya terdapat fitting, wiring, board, computer,
lid release, opyical sensors, collection funnel, pulnger coil, measuring valve, distribution
valve, filter/vent, sample bottle, battery tube (Brujinzeel et al., 2010)

B. Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja dari Automatic Rain Sampler adalah ketika hujan terjadi maka
motor penggerak akan membuka tutup peralatan pengumpul sampel air hujan secara
otomatis yang kemudian sampel selanjutnya dialirkan melalui selang ke botol plastik
yang berbahan dasar polyethylene. Sensor ini akan menutup secara otomatis selama tidak
ada periode hujan (saat hujan berhenti) yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah
terkontaminasinya sampel air hujan oleh polutan yang terbawa saat periode endapan
kering (dry deposition).

C. Instalasi, Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat


Instalasi :
Gambar 1 Rancang bangun dan Bagian Alat

Bagian bagian alat :


1. Sensor : memberikan sinyal pada motor penggerak untuk bekerja menggerakkan
penutup pada saat terjadi hujan dan sesaat setelah hujan terhenti.
2. Motor (ada di bawah meja) : menggerakkan penutup dari wet container ke dry
container pada awal terjadinya hujan dan sebaliknya sesaat setelah hujan selesai.
3. Penutup : Menutup wet container bila tidak ada hujan sehingga debu/ kotoran
lain tidak mencemari air hujan yang tertampung. Periksa setiap saat bahwa saat
tidak ada hujan, penutup harus menutup wet container.
4. Wet container (ember penampung air hujan) : menampung air hujan
5. Dry Container : menampung debu (dry deposition
6. Meja aluminium : untuk meletakkan bagian-bagian lain
7. Panel (ada pada sisi depan meja) :
a. saklar : Menggerakkan menutup secara manual. Bila posisi saklar pada
Dry maka dry container yang terbuka atau penutup berada di atas dry
container begitu juga sebaliknya.
b. Elapsed time: Counter / angka penunjuk berapa lama alat telah
dioperasikan.
c. Event : Menunjukkan berapa kali penutup bergerak dari posisi wet ke
posisi Dry (untuk mengetahui berapa kali terjadi hujan dalam selang
waktu tertentu).
d. Power ON : lampu penunjuk apakah alat terhubung dengan sumber
listrik atau tidak.
e. Fuse : Sekering untuk melindungi alat dari peningkatan tegangan listrik

Gambar 2 Rancang bangun dan diagram alir instalasi ARWS

Diagram alir Rancang Bangun Alat Pengambil Sampler Air Hujan Secara Otomatis di
Bandara Sam Ratulangi. Pengambil sampel ini memerlukan tegangan sumber, sumber
tegangan yang di perlukan yaitu sumber tegangan 12 volt dan 5 volt. Untuk
mikrokontroler ATMEGA 16 tegangan sumber sebesar 12 volt, motor DC dan driver
relay digunakan untuk mengontrol pergerakan serta kecepatan motor kiri dan kanan
juga tegangan sumbernya sebesar 12 volt, , sensor hujan dan level air sebagai input
dalam membaca data sensor memerlukan tegangan sumber sebesar 5 volt serta LCD.
Hubungan dari setiap modul yang ada diluar Power Supply merupakan hubungan
data.

Automatic Rain Water Sampler akan bergerak secara otomatis melalui Gerakan
mekanik motor DC. Sensor memberikan sinyal menuju ke microcontroller untuk
selanjutnya memberikan peringatan melalui lampu LCD. Mekanik akan bergerak
membuka tutup penampung dan menutupnya Kembali setelah hujan selesai.
Keamanan terhadap peralatan ARWS (Automatic Rain Water Sampler)dapat
dilakukan melalui tersedianya petugas keamanan. Persyaratan Lingkungan : ARWS
(Automatic Rain Water Sampler) harus ditempatkan di stasiun pengamatan yaitu pada
stasiun Klimatologi.
Kalibrasi
Setiap sistem kendali lup terbuka, keluaran tidak dibandingkan dengan masukan
acuan. Sehingga untuk setiap masukan acuan, terdapat suatu kondisi operasi yang
tetap. Jadi, ketelitian sistem bergantung pada kalibrasi. Apabila terjadi gangguan,
sistem kendali lup terbuka tidak dapat bekerja seperti yang diinginkan. Kendali lup
terbuka dapat digunakan dalam praktek hanya jika hubungan antara masukan dan
keluaran diketahui dan jika tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal.

Selain kendali lup, pengujian driver relay (dari power supply menuju ke motor DC)
adalah untuk mengetahui apakah rangkaian relay berfungsi sesuai dengan
perancangan, yaitu jika tegangan output arduino high maka rangkaian driver relay
akan men-drive relay on, sebaliknya jika tegangan output arduino low maka relay
akan off. Dalam pemograman mikrokontroler di setting batas tegangan untuk normal
voltage adalah 216 V sampai 224 V. Apabila melewati batas normal maka dianggap
terjadi gangguan over voltage ataupun under voltage. Ketika terjadi gangguan ke dua
kondisi tersebut relay akan bekerja sehingga tegangan menuju beban akan terputus.
Dengan pengujian menggunakan beban dapat di implementasikan ke dalam sistem
tenaga listrik.
Pemeiharaan :

Gambar 3 Diagram alir Kalibrasi dan Pemeliharaan alat


Cara pelaksanaan pemeliharaan berkala:
 Pemeliharaan alat harus dilakukan sekurang kurangnya setiap kali mengganti
botol air hujan dengan membersihkan badan alat dari debu/ kotoran yang
melekat.
 Ember penampung air hujan harus dibersihkan secara berkala sehingga bebas
dari lumut dan kotoran lainnya dengan menggunakan air bersih. Dalam
membersihkan ember penampung dilarang menggunakan sabun.
 Sampel air hujan yang dikumpulkan di stasiun dikirim ke Laboratorium
Kualitas Udara selambat lambatnya minggu I bulan berikutnya.
 Apabila dalam beberapa minggu tidak ada hujan maka sensor harus disiram
dengan air bersih sehingga debu debu dan kotoran yang menempel pada sensor
hilang.
 Apabila terjadi kerusakan atau gangguan pada alat pengukur Kualitas Udara,
maka Kepala Stasiun pengamatan Kualitas Udara diwajibkan melaporkan
kepada BMKG Pusat selambat lambatnya 14 hari sejak terjadi kerusakan

Cara Pemeliharaan menurut PERKA BMKG No 7 Tahun 2014 :


1. Cara pelaksanaan pemeliharaan berkala mingguan :
a. Mingguan :
 Waktu pemeliharaan berkala mingguan dilaksanakan setelah
jam pengamatan 00 UTC sampai dengan sebelum jam
pengamatan berikutnya;
 bersihkan area sekitar alat dari sampah dan tumbuhan liar;
 bersihkan kotoran dan debu yang melekat pada sensor tipping
bucket, enclosure dan solar panel;
 lumasi bagian kaki-kaki penggerak (lengan) penutup corong
penampungan sampel air hujan dengan minyak pelumas;
 periksa tegangan baterai dan solar panel;
 waktu yang diperlukan 30 (tigapuluh) menit;
 catat seluruh aktifitas yang dilakukan pada log book peralatan.
b. 6 (enam) bulanan :
 Waktu pemeliharaan berkala bulanan dilaksanakan antara
tanggal 1 - 5 setiap 6 (enam) bulan, setelah jam pengamatan 00
UTC sampai dengan sebelum jam pengamatan berikutnya;
 bersihkan area sekitar alat dari sampah dan tumbuhan liar;
 bersihkan kotoran dan debu yang melekat pada sensor tipping
bucket, enclosure dan solar panel;
 lumasi bagian kaki-kaki penggerak (lengan) penutup corong
penampungan sampel air hujan dengan minyak pelumas;
 periksa tegangan baterai dan solar panel;
 periksa respon tipping bucket dengan menggunakan air dan
gelas ukur standard;
 periksa display pada data logger;
 lakukan pengecatan pada dudukan alat dan enclosure;
 waktu yang diperlukan1 (satu) jam;
 catat seluruh aktifitas yang dilakukan pada log book peralatan.

Cara perbaikan untuk mengembalikan fungsinya :


 Apabila catu daya tidak mengeluarkan tegangan sebesar 12 – 18 volt, lakukan
perbaikan;
 apabila tipping bucket tidak mengeluarkan sinyal pulsa, lakukan perbaikan.
 Aapabila data logger tidak mampu memproses input dan mengeluarkan output
data, lakukan perbaikan;
 apabila motor AC atau DC tidak dapat berputar, lakukan perbaikan;
 apabila kerusakan komponen tidak dapat diperbaiki, lakukan penggantian
komponen;
 waktu pelaksanaan perbaikan paling lama 2 x 24 jam setelah diketahui
kerusakan;
 catat seluruh aktifitas yang dilakukan pada log book peralatan;
 laporkan kerusakan dan hasil perbaikan peralatan secara hirarki.

B. Contoh Pencatatan dan Hasil Perhitungannya


Botol sample air hujan tertutup rapat dan pada bagian luar ditempel label
Pada label tersebiy ditulis sebagai berikut :
 Nama stasiun :
 Sampel Hujan tanggal :
 Bulan :
 Jumlah curah hujan :
 Pengamat :

Jumlah curah hujan diiisikan jumlah curah hujan yang terjadi selama satu minggu
(sesuai dengan periode sampling). Kirimkan segera botol berisi sampel air hujan ke
Kantor Pusat BMKG .
Grafik Data Hujan RWS Maret 2010, Stasiun GAW Bukit Kototabang

Pengukuran pH, Suhu sampel, kondisi Laboratorium dari sampel Air Hujan RWS
III. PENUTUP

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Automatic Rain Water Sampler (ARWS) adalah alat yang digunakan untuk pengambilan
sampel air hujan dengan menggunakan metode wet and dry dopsition dengan bantuan Acid
Precipitation Sampler (APS) atau lebih dikenal dengan Automatic Rain Sampler (ARS).
2. Prinsip kerja dari Automatic Rain Sampler adalah ketika hujan terjadi maka motor penggerak
akan membuka tutup peralatan pengumpul sampel air hujan secara otomatis yang kemudian
sampel selanjutnya dialirkan melalui selang ke botol plastik yang berbahan dasar
polyethylene. Sensor ini akan menutup secara otomatis selama tidak ada periode hujan (saat
hujan berhenti) yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah terkontaminasinya sampel
air hujan oleh polutan yang terbawa saat periode endapan kering (dry deposition).
3. Dalam penggunaan ARWS instalasi, kalibrasi, dan pemeliharaan alat sangat amat perlu
diperhatikan dan dilakukan oleh teknisi yang menguasai teknik instalasi, kalibrasi dan
pemeliharaan ARWS tersebut. Hal ini semata-mata dilakukan agar ARWS dapt berfungsi
dengan baik dan menghasilkan hasil pengamatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

BMKG - Perka No, 7- 2014, Standar Teknis Dan Operasional Pemeliharaan Peralatan Pengamatan
Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika
Bruijnzeel, L.A., Scatena, L.S., Hamilton. 2010. Tropical Montane Cloud Forests. Cambridge
University Press, New York.
Nugroho, W. 2012. Pengembangan sistem peralatan pengambil sampel air hujan otomatis. Jurnal
MIPA. Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai