Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN XVIII

I. JUDUL : Penentuan Komposisi Ion Kompleks dengan


Metode JOBS
II. HARI / TANGGAL : Sabtu / 23 Mei 2020
III. TUJUAN : Adapun Tujuan praktikum Hari ini adalah :
1. Dapat Menentukan Ion Kompleks dengan Menggunakan Metode
JOBS
IV. LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari – hari ada hal yang memungkinkan kita
untuk mempelajari interaksi antara dua senyawa dalam sebuah larutan
tanpa mengisolasi hasilnya yang stabil. Namun, dalam kenyataanya kimia
kordinasi akan bergantung pada studi kompleks yang dapat diidentifikasi
dalam larutan tanpa adanya issolasi. Contoh yang dapat ditemui adalah
Ni2+ akan berinteraksi dengan NH3 didalam air dimana reaksinya adalah :
(Ni (NH3) (H2O)5)2+ ; (Ni (NH3)2(H2O)4)2+ ; (Ni (NH3)3(H2O)3)2+;
(Ni (NH3)4 (H2O)2)2+ ; (Ni (NH3)5 (H2O))2+ ; ( Ni(NH2)6)2+
Dari reaksi bertahap diatas dapat disimpulkan bahwa komposisi dari
kompleks Ni2+ etilen diamin dari percobaan ini dikenal dengan metode
JOBS dari fariasi kontinyu dimana bentuk reaksi kesetimbanganya adalah :
Z + NI  ZLn
Dimana Z adalah Ni2+, L adalah etilen diamin dan n adalah jumlah total
etilen diamin pada larutan. Berikut adalah kemungkinan reaksi
kesetimbangan yang terjadi pada percobaan ini :
Ni2+ + en  Ni(en)2+
Ni(en)2+ + en  Ni(en)22+
Ni(en)2+ + en  Ni(en)32+
Ni(en)32+ + en  Ni(en)42+
Pada Ik Ni2+ maupun dalam beberapa kompleks Ni(en)n2+ masing – masing
memiliki serpan pada daerah sinar tampak pada spektrum eletromagnetik
dengan spektra yang berbeda – beda ( Tim Kimia Anorganik, 2020).
Sinar ultra iolet atau sinar tampak memberikan energi yang
cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demkian spektra Uv –
Visible disebut juga dengan spektra elektronik. Keadaan energi yang
paling rendah disebut dengan keadan dasar ( ground state). Transisi –
transisi elektronik akan meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar
ke satu atau lebih tingkat tereksitasi. Penentuan adar secara
spektofotometri sinar tampak dilakukan dengan mengukur absorbansi
maksimum. Apabila senyawa fisik tidak berwarna mka senyawa harus
diubah terlebih dahulu menjadi senyawa berwarna mealui reaksi kimi dan
absorbansi dapat ditentukan. Variasi kontinyu merupakan suau cabang
ilmu kimia yang sangat penting karena dapat menentukan dan elakuan
proses perubhan secara fisika maupun kimia yang dapat diamati melalui
variasi kontinyu. Metode variasi kontinyu yang dikemukakan oleh Job
dapat menimbulkan kondisi optimum pembentukan dan knstanta ketbilan
senyawa kmpleks yang mengandung ion ogam maupun konsentrasi ligan
divariasikan. Metode ob dilakukan denan pengamatan terhadap kuantitas
omolar pereaksi yang berubah – ubah, namun molar totalnya sama. Siat
fisika ( massa, volume, suhu, daya serap) diperika dan perubahanya
digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik
terhadap kuantitas pereaksi akan diperoleh titik maksimal atau minimal
yang sesuai dengan titik stoikimetri sistem yang menyatakan perbandingan
pereksi dalam senyawa ( Ewing, 1985).
Ligan seperti I-, NH3,CN- hanya memiliki satu atom donor
pasangan elektron dan disebut monodentat. Ligan yang mempunyai atom
donor ebih dari satu disebut dengan multidentat. Bidentat kalau punya dua
donor, dan seterusnya. Contoh ligan bidentat adalah etilen diamin (en)
yang memiliki dua atom donor yaitu kedua atom N dan 8-hidroksikuinolin
(oksin). Sedangkan ligan poidentat contohnya adalah EDTA yang
memiliki enam buah atom donor pasangan elektron yaitu melalui kedua
atom N dan keempat atom O. Satu ion ( molekul) kompeks terdiri dari satu
atom pusat ditandai dengan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom
pusat ditandai engan bilangan koordinsi. Suatu angka bulat yang
ditunjukan dengan ligan monodentat yang dapat membentuk kompleks
stabil dengan atom pusat ( Vogel, 1985).
Senyawa kompleks adaah gabungan antara ion logam dengan
gan, dimana liga akan mendonorkan pasangan elektron bebasnya kepada
ion logam. Pada senyawa kompleks logam pusatnya memiliki bilangan
oksida nol dan positif yang biasanya memiliki orbita kosong seperti pada
logam – logam transisi sehingga menybebkan dapat menerima pasangan
elektron bebas dari ligan. Sedangkan dari ligan sendiri apat bermuatan
netral atau negatif yang kemudan dapat memberi atau mendonorkan
pasangan elektron kepada logam pusatnya. Logam pusat paa senyawa
kompleks seperti besi merupakan suatu logam pada deret transisi pertama
yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari liganya (Rachmasari,
2017).
Senyawa kompleks atau dikenal juga dengan senyawa koordinasi
merupakan gabungan dari basa – asam Lewis, dimana yang bertindak
sebaga basa adalah ligan dengan mendonorkan elektro sedangkan yang
bersifat sebagai asam adalah logam pusat karena menerima elektron.
Ikatan yang terbentuk antara ligan dengan logam pusat adalah ikatan
koordinasi. Senyaw ompes sendiri sapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
kompleks netral dan kompleks ion. Unsur – unsur senyawa kompleks
biasanya memiliki dua jenis alensi yaitu : valensi primer atau bilangan
oksidasi dan valensi sekunder atau bilangan koordinasi. Senyawa
koordinasi dari tiap – tap unsur cenderung untuk menjennuhkan baik
valensi primernya ataupun alensi sekundernya. Valensi sekunder
umumnya diarahkan pada kedudukan tertentu didalam ruang. Sifat – sifat
senywa kompleks dapat dijelaskan melalui teori ikatan alensi, teori medan
kristal dan teori orbital molekul (Sembiring, 2017).
Dasar dari metode Jobs adalah metode variasi kontinyu dalam
metode ini dilakukan sederet pengamatan yang kuantitas molar pereaksi
berubah – ubah. Pementukan Cu – polifenol dilakukan dengan metode
Job’s untuk meramalkan geometri sistem yang menyatakan perbandingan
pereaksi dalam senyawa ( sari, 2018).

V. ALAT dan BAHAN


5.1 Alat
1. Spektofotometri sinar tampak
2. Buret
3. Gelas ukur
4. Tabung reaksi
5. Labu ukur
5.2 Bahan
1. NiSO4.6H2O
2. Etilen diamin
3. Aquades
VI. PROSEDUR KERJA

Gelas ukur

 Disiapkan larutan 0,4 M Ni2+ dengan melarutkan 5,25


gr NiSo4.6H2O didalam aquades dan diencerkan
samapi 50ml.
 Dengan cara yang sama disiapkan larutan 0,4 M en
dengan melarutkan 1,2 gr Etilen diamin
 Dicampurkan kedua larutan dengan variasi :

Campuran ml Ni Ml en
1 5,25 2,25
2 4,5 3
3 3,75 3,75
4 3 4,5
5 2,25 5,25
6 1,5 6
7 0,75 6,75

Spektofotometer
sinar tampak
 Ditentukan absorbansi masing – masing larutan ini
dan larutan Ni2+ 0,4 M yang murni dengan panjang
gelombang ( 530, 545, 578, 622, 640, 650, 660 ) nm
 Dihitung harga Y paada msing – masing gelombang
untuk seluruh larutan dan plot Y terhadap X untuk
masing – masing kelima panjang gelombang

Gelas ukur

Anda mungkin juga menyukai