Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PERCOBAAN VIII
REAKSI REDOKS
 
 
 
 
 
 
 
           
NAMA                  :  KHARIS ISNAIN
NO. STAMBUK  : F1CI 00 044
PROG. STUDI     : KIMIA
JURUSAN            : KIMIA
KELOMPOK       : V (LIMA)
ASISTEN             : AAT ISNAIN
 
 
LABORATORIUM UNIT KIMIA
UPT. LABORATORIUM DASAR
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2000

REAKSI REDOKS
 
A.     TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mengikuti percobaan ini diharapkan dapat mempelajari beberapa reaksi redoks.

B.     KAJIAN TEORI
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang
melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses
ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan hasil
(produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi endotermal)
atau melepaskan energi(reaksi eksotermal).
Ciri – ciri reaksi kimia :
– Terbentuknya endapan
– Terbentuknya gas
– Terjadinya perubahan warna
– Terjadinya perubahan suhu atau temperatur
(www.wikipedia.com)
Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering
dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan pertukaran
elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur  dari
reaksi kimia. Persamaan reaksi redoks agak lebih sulit ditulis dan dikembangkan dari
persamaan reaksi biasa yang lainnya karena jumlah zat yang dipertukarkan dalam
reaksi redoks sering kali lebih dari satu. Sama halnya dengan persamaan reaksi lain,
persamaan reaksi redoks harus disetimbangkan dari segi muatan dan materi,
penyeimbangan materi biasanya dapat dilakukan dengan mudah sedangkan
penyeimbangan muatan agak sulit. Karena itu perhatian harus dicurahkan pada
penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk menentukan faktor stoikiometri.
Menurut batasan umum reaksi redoks adalah suatu proses serah terima elektron
antara dua system redoks (Rivai, 1995).
Dalam sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana
oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen
diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi,
sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain
dimana baik oksigen maupun hidrogen tidak ambil bagian belum dapat dikeolmpokkan
sebagai oksidasi atau reduksi sebelum didefinisikan oksidasi dan reduksi yang paling
umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron. Dengan melihat
contoh-contoh reaksi dari reaksi redoks , dapat ditarik kesimpulan umum dan
dapatlah didefinisikan okdidasi dan reduksi dengan cara berikut. Oksidasi adalah suatu
proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom,
ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga
yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan
dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu
berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas. Sedangkan reduksi
sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau
lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi
berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat
yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga
sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, leleham maupun gas
(Shevla,1979).
Partikel (unsur, ion, atau senyawa) yang dapat mengokdidasi partkel lain
disebut pengoksidasi, tetapi ia sendiri tereduksi. Sebaliknya partikel yang mereduksi
partikel lain disebut pereduksi, tetapi ia sendiri teroksidasi. Reaksi redoks dapat
terjadi bila suatu pengoksidasi bercampur dengan zat lain yang dapat teroksidasi,
atau perediksi bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari perubahan masing-
masing dapat ditetukan pereaksi dengan hasil reaksi beserta koefisiennya masing-
masing (Syukri,1999).
Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap
reaksi redoks terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi
adalah reaksi kimia yang ditandai kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi
reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai penurunan bilangan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika
seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya
lebih besar. Jika kedua atom diberikan maka atom yang keelektronegatifannya lebih
kecil lebih positif sedangkan atom yang keelektronegatifannya lebih besar memiliki
bilangan oksidasi negatif (Dogra, 1998).
Perubahan penting yang terjadi dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi paling
mudah terlihat dengan cara memisahkan reaksi reaksi keseluruhan ke dalam dua
setengah reaksi. Dalam setengah-reaksi oksidasi atom-atom tertentu mengalami
peningkatan bilangan oksidasi, dan elektron tampak pada sebelah kanan persamaan
setengah-reaksi. Dalam setengah reaksi reduksi, bilangan oksidasi dari atom-atom
tertentu menurun, dan elektron pada sebelah kiri dari persamaan reaksi. Dalam suatu
persamaan oksidasi reduksi keselurahan, jumlah elektron yang sama harus tampak
dalam masing-masing persamaan setengah reaksi. Ketentuan ini merupakan dasar dari
persamaan keseimbangan oksidasi-reduksi (Petrucci, 1985).

C.     ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1.      Alat :
Tabung Reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Gelas kimia
Gelas ukur
Pemanas
Thermometer
2.      Bahan :
Logam Al
Logam Fe
Pb(NO ) 3 2

Zn(NO ) 3 2

PbNO 3

H O 1 M,  0,1 M
2 2 

MnO padat

H SO encer
2 4 
H SO pekat
2 4 

FeCl 3

KI 0,1 M
KMnO 1 M,  0,1 M,  0,01 M

NaOH  2 M
NaOH padat
MnSO 1 M 4 

Larutan Kanji 1%
Aquades

D.    PROSEDUR KERJA
1.      Beberapa reaksi redoks
a.             Logam Aluminium (Al), Tembaga (Cu), dan Besi (Fe)
Logam Al
Logam Cu
Logam Fe
 
 
Al + Pb(NO )                    bereaksi   
3 2 

Al + Zn(NO )                     bereaksi
3 2 

Al + NaNO                        tidak bereaksi       


Cu + Pb(NO )                   tidak bereaksi


3 2 

Cu + Zn(NO )                   tidak bereaksi


3 2 

Cu + NaNO                       tidak bereaksi


Fe + Pb(NO )                    bereaksi
3 2 

Fe + Zn(NO )                    tidak bereaksi


3 2 

Fe + NaNO                        tidak bereaksi


–   Masing-masing di masukkan ke dalam larutan Pb(NO ) , Zn(NO ) , dan NaNO .


3 2 3 2 3

–   Disusun menurut kereaktifannya


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
b.            Reaksi disproporsionasi
 
10 tetes H O  0,1 M
2 2

–               Ditambahkan sedikit MnO 2

–               Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

H O    +  MnO                   bereaksi           
2 2 2

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
c.             Reaksi H O  0,1 M
2 2

–   Ditambahkan 5 tetes H SO  1M 2 4

–   Ditambahkan 10 tetes KI 0,1 M


–   Ditambahkan 1 tetes kanji
–   Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

5 tetes H O  0,1 M
2 2

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
H O   +  H SO                                                           Bening – kuning
2 2 2 4 

 
H O   +  H SO   +  KI                                                 Kuning – kuning pekat             
2 2 2 4

H O   +  H SO   +  KI  +  larutan kanji             Kuning pekat–biru lembayung


2 2 2 4

 
 
                                                                                   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
d.            Reaksi FeCl   0,1 M  +  KI 0,1 M dalam suasana asam
3

 
 

5 tetes FeCl   0,1 M3

–               Ditambahkan 10 tetes H SO  1 M 2 4

–               Ditambahkan 10 tetes KI 0,1 M


–               Dipanaskan
–               Ditambahkan 1 tetes kanji
–               Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
FeCl   +  H SO                           Kuning – kuning pekat         
3 2 4 

FeCl   +  H SO   +  KI                Kuning pekat – biru lembayung


3 2 4

 
 
                                                                                                                       
 
 
 
 
2.   Mangan (VI)
 
5 mL KMnO  0,01 M 4
KMnO   + H SO                                tidak bereaksi
4 2 4 

KMnO   + H SO encer                       tidak bereaksi


4 2 4 

KMnO   +  MnO  padat                      bereaksi


4 2

 
 
 
 
 
–    Dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi masing-masing
–    Didalam tb 1 dimasukkan 5 mL H SO  encer, tb 2 dimasukkan 5 mL NaOH encer, tb 3
2 4

dimasukkan sedikit MnO  padat, dan tb IV sebagai control


2

–    Dikocok setiap tb
–    Diamati
–    Dicatat setiap perubahan yang terjadi
 
 
 
 

3.  Mangan (III)
a.   Reaksi Larutan  Mn(II)  +  NaOH 2 M
2 mL larutan MnSO  1M 4

–               Dimasukkan 2 mL larutan NaOH 2 M


–               Dicatat perubahan yang terjadi
–               Dijelaskan
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mangan (II) + NaOH              bereaksi
 
 
 
 
b.      Reaksi MnSO   +  H SO encer  +  H SO pekat
4 2 4  2 4 

 
1 mL larutan MnSO  1M 4

–               Dimasukkan 2 mL larutan H SO encer


2 4 

–               Dimasukkan 5 tetes larutan H SO pekat


2 4 

–               Didinginkan
–               Ditambahkan 5 tetes KMnO  1 M
4

–               Diamati perubahan warna


–               Ditambahkan 25 mL air
–               Diaduk dan dijelaskan


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

2.      Mangan (IV)
5 tetes KMnO  0,1 M
4

–         Ditambahkan 2 butir NaOH padat


–         Dicatat perubahan yang terjadi
–         Dijelaskan

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

E.     HASIL PENGAMATAN
1.Beberapa reaksi redoks
 
Hasil Pengamatan Keterangan
No Pereaksi    
1. Al + Pb(NO )   
3 2  Ada gelembung gas Terjadi reaksi.
Al + Zn(NO )    3 2 

2.   Ada gelembung gas Terjadi reaksi


3. Tidak terjadi reaksi
  Al + NaNO      
3  Tetap  
4. Tidak terjadi reaksi
  Cu + Pb(NO )   3 2  Tetap  
Cu + Zn(NO )  
  3 2  Tidak terjadi reaksi
5.   Tetap  
Tidak terjadi reaksi
Cu + NaNO     
3   
6.   Tetap  
7. Fe + Pb(NO )  
3 2  Larutan keruh  
Terjadi reaksi
 
 
 
 
 
Tidak terjadi reaksi
 
 
Fe + Zn(NO )  
  3 2   
8.   Tetap  
Fe + NaNO      3  Tetap Tidak terjadi reaksi
9.    
Terjadi reaksi
10.  
  H O    +  MnO
2 2 2 Ada oksigen dan air  
 
Bening – kuning
H O   +  H SO
2 2 2 4   Terjadi reaksi
  Kuning – kuning pekat  
H O   +  H SO   +  KI   
2 2 2 4   Terjadi reaksi
     
11. H O   +  H SO   +  KI  + larutan
2 2 2 4 Kuning pekat–biru  
  kanji lembayung Terjadi reaksi
Kuning – kuning pekat
FeCl   +  H SO 3 2 4   Terjadi reaksi
12.   Kuning pekat – biru  
  FeCl   +  H SO   +  KI 
3 2 4 lembayung Terjadi reaksi
 

2.Mangan (VI)
 
Pereaksi
No   Hasil Pengamatan Keterangan
KMnO   + H SO 4 2 4

1.   Tetap Terjadi tidak bereaksi


KMnO   + 4

H SO encer
2 4

2.   Tetap Terjadi tidak bereaksi


KMnO   +  MnO 4 2-

3. padat
    Ungu – hijau Terjadi reaksi
 
3.Mangan (III)
 
No Pereaksi Hasil pengamatan Keterangan
Mangan (II) + Endapan putih
1. NaOH  (Adanya mangan (IV)) Terjadi reaksi
2. MnSO H SO  encer 4
 + 
2 4 Tetap Tidak terjadi reaksi
MnSO H SO  encer 4
 + 
2 4

3. + H SO pekat 2 4  Tetap Tidak terjadi reaksi


MnSO H SO  encer 4
 + 
2 4

+ H SO pekat + 2 4 

4. KMnO 4 Putih – coklat Terjadi reaksi


 
 
 
 
 
4.Mangan (IV)
 
No Pereaksi Hasil pengamatan Keterangan
KMnO   +  NaOH 4 Ungu – biru lembayung
1. padat (adanya Mangan (IV)) Terjadi reaksi
 

Reaksi yang terjadi :

1.  Beberapa reaksi redoks


a.             Reaksi beberapa logam
         – Logam Almunium (Al)
 
Al                                                       Al  +   3e     x 2  oksidasi
(s)
3+
(s)

Pb   +2e                                           Pb                  x 3  reduksi


2+
(s) (s)

                 
      2Al   + 3 Pb                                    2 Al    + 3 Pb 
(s)
2+
(s)
3+
(s) (s)

      2Al   + 3 Pb(NO )                         2 Al(NO )   + 3 Pb 


(s) 3 2 (aq) 3 2 (aq) (s)

 
 
Al                                                       Al  +   3e     x 2  oksidasi
(s)
3+
(s)

Zn   +2e                               Zn                   x 3  reduksi


2+
(s) (s)
                 
      2Al   + 3 Zn                                     2 Al    + 3 Zn 
(s)
2+
(s)
3+
(s) (s)

      2Al   + 3 Zn(NO )                         2 Al(NO )   + 3 Zn 


(s) 3 2 (aq) 3 2 (aq) (s)

 
 
        Al  +  NaNO                                
(s)  3 (aq)

 
 
–    Logam Tembaga (Cu)
 
        Cu + Pb(NO )                                                 
3 2 (aq

 
        Cu + Zn(NO )                                 
3 2 (aq

      Cu + NaNO                                   


3 (aq)

         
–         Logam Besi (Fe)
 
Fe                                                       Fe l  +   3e     x 2  oksidasi
(s)
3+
(s)

Pb   +2e                                           Pb                  x 3  reduksi


2+
(s) (s)

                 
      2 Fe   + 3 Pb                                   2 Fe    + 3 Pb 
(s)
2+
(s)
 3+
(s) (s)

      2 Fe   + 3 Pb(NO )                        2 Fe(NO )   + 3 Pb 


(s) 3 2 (aq) 3 2 (aq) (s)

 
        2 Fe   + 3 Zn(NO )
(s) 3 2 (aq)

 
      2 Fe   + NaNO         
(s) 3 (aq)

 
b.            Reaksi disproporsionasi
 
 
            H O                                                     O   +  2H    +  2e     oksidasi
2 2 2
+

           
      H O   +  2H   +  2e                             2H2O                        reduksi 
2 2
+

     
      2H O                                                   O   +  2H O
2 2 2 2

      2H O                                 MnO          O   +  2H O


2 2 2 2 2

 
c.   H O     +  2H    +  2e                          2H O                         reduksi
2 2
+
2

                                         
                                    2I                           I  + 2e                       oksidasi

2

 
 
H O   +        2I    +  2H                        2H O + I  
2 2
– +
2 2
 

 
H O   + 2KI  + H SO                                  2H O  + I  +  K SO  
2 2

2 4 2 2 2
 
2 4

 
d.   Fe   +  e                                             Fe                          (Reduksi)
3+ 2+

                           2 I                                I   + 2 e                  (Oksidasi)



2

             
      2Fe  + 2 I                                           2Fe   +  I
3+ – 3+
2

      2 FeCl  2 KI  +  2 KI         asam         2 FeCl   +  I   +  2 KCl


3 2 2

 
 
 
2.      Mangan (VI)
MnO    +  4 H   +  3 e                                        MnO   +  2 H O
4
– +
2 2

4MnO  +  4 OH                                                  MnO    + O  +  2 H O


4
– –
4

2 2

MnO    +  MnO                                                                        


4

2

MnO      +  4 H   + 2e                                          Mn  + 2 H O



+ +2
2

MnO       +  4 OH  + O                                                  2MnO    +  2 H O


2
– 
2 4
2-
2

 
 
3.      Mangan (III)
 
 Mn  + 4 OH  + O                                                      MnO    +  2 H O
+2 – 
2 4
2-
2

 3Mn  + 2MnO    +  2 H O                                             5MnO       +  4 H  


+2
4

2 2
+

       
4   Mangan (IV)
KMnO   +  NaOH padat 4

MnO    +   2 H O  +  3 e                        MnO      +  4 OH


4

2 2(s)

F.      PEMBAHASAN
Reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron disebut reaksi oksidasi reduksi atau lebih
pendek disebut reaksi redoks. Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna
lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan
pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur  dari
reaksi kimia. . Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika
seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih
besar. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari
dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke
harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan dalam
proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang
mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu
unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat
pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.
Pada percobaan ini, dipelajari beberapa reksi redoks, yakni reaksi dari beberapa logam.
Pada pengamatan yang pertama pencampuran antara larutan Pb(NO ) dengan logam Al terjadi3 2 

reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang berwarna coklat dimana yang tereduksi
adalah Pb dan yang teroksidasi adalah Logam Al. Selanjutanya pencampuran antara
larutan Zn(NO ) dengan logam Al terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Zn, yang
3 2 

tereduksi adalah Zn dan yang teroksidasi adalah logam Al. Serta reaksi antara pencampuran
larutan Pb(NO ) dengan logam Fe terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang
3 2 

berwarna coklat yang bertibdak sebagai oksidator adalah Zn dan yang bertindak sebagai reduktor
adalah logam Fe. Namun pada pengamatan kali ini, ada beberapa pencampuran yang tidak
menghasilkan reaksi redoks yakni reaksi antara NaNO dengan logam Al dan logam Fe serta

pencampuran antara Zn(NO ) dengan logam Fe. Hal ini disebabkan karena sifat dari beberapa
3 2 

logam pada deret volta. Semakin ke kanan maka logam tersebut makin mudah tereduksi,
semakin ke kiri logam tersebut semakin sulit untuk tereduksi dengan kata lain lebih mudah untuk
melakukan oksidasi. Serta suatu logam hanya dapat mereduksi logam yang terdapat di sebelah
kanannya dalam deret volta hal ini dilihat dari potensial oksidasi  dan reduksinya.
Pada pengamatan yang kedua, dipelajari reaksi disproporsionasi,yakni reaksi dimana zat
yang bereksi mengalami oksidasi sekaligus reduksi dalam hal ini H O . Meskipun sering dikutip
2 2

sebagai zat pengoksidasi kuat, hidrogen peroksida dapat bertindak baik sebagai zat pengoksidasi
maupun zat reduksi. Kerja oksidasinya pada proses dua-elektron, yang mengakibatkan
terbentuknya air (H O). Sebagai pereduksi, hidrogen peroksida melepaskan 2 elektron dan
2

terbentuk gas oksigen (O ). Peranannya dalam reaksi redoks bergantung pada kuat pengoksid
2

ataupun pereduksi dari pasangan reaksinya, dan juga pH larutan. Pada reaksi berikutnya yakni
reaksi antara KI dan FeCl . ion iodida mereduksi sejumlah zat, sementara ion ini sendiri
3

dioksidasi menjadi iod (I ). Bilangan oksidasi iod berubah dari –1 menjadi 0. dalam hal ini yang
2

tereduksi adalah Fe  menjadi Fe , besi mengalami perubahan bilangan oksidasi dari +3 menjadi
3+ 2+

+2.
Pada pengamatan selanjutnya, yakni mempelajari beberapa bilangan oksidasi dari
mangan (Mn). Ada enam bilangan oksidasi dari Mangan, MnO, Mn O , MnO , Mn O , dan Mn O .
2 3 2 2 7 3 4

Lima dari oksidasi ini, mempunyai keadaan oksidasi masing-masing +2, +3, +4, +6, dan +7.
sedang yang terakhir, Mn O , merupakan mangan (II)-mangan (III) oksida, (MnO.Mn O ). Dalam
3 4 2 3

pengamatan kali ini, yang dipelajari adalah mangan (III), mangan (IV) dan mangan (VI). Untuk
mempelajari bilangan oksidasi dari mangan (IV) digunakan larutan KMnO  dengan penambahan 4

beberapa pereaksi, yang pertama penambahan H SO  encer, tidak terbentuk mangan (IV), tetapi
2 4

terbentuk Mn , ion permanganat direduksi menurut proses lima elektron, bilangan oksidasi
2+

mangan berubah dari +7 menjadi +2. Dengan penambahan NaOH pekat, permanganat dapat
tereduksi menjadi menjadi manganat (MnO ) dalam suatu proses satu elektron. Bilangan
4
2-

oksidasi mangan dalam manganat adalah +6. Ion MnO  menunjukkan suatu warna hijau khas.
4
2-
Selanjutnya untuk mempelajari reaksi redoks dari mangan (III) digunakan larutan Mn(II) yang
ditambahkan dengan NaOH dan H SO encer  serta penambahan H SO pekat..Untuk mempelajari
2 4  2 4 

reaksi redoks mangan (IV) digunakan larutan KMnO  dengan penambahan NaOH padat.
4

G.    KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam reaksi
redoks akan terjadi oksidasi dan reduksi dan pertukaran elektron dari zat-zat yang bereaksi.
Reaksi yang melibatkan hanya satu zat dimana zat tersebut (H O ) akan mengalami oksidasi serta
2 2

reduksi disebut reaksi disproporsionasi.Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka


hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur
dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi
adalah yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi
sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat
(atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih
negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam
proses itu zat ini dioksidasi.

Anda mungkin juga menyukai