Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BIOKIMIA PANGAN

METABOLISME PROTEIN

Disusun Oleh :
Kelompok I – THP 3A

1. Githa Charisma H. (191710101009)


2. Dian Wahyu Aprilla D. (191710101013)
3. Naila Aulia Fatwa (191710101040)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Tejasari, M.Sc

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PENGERTIAN KONSEP METABOLISME

Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi secara serentak di seluruh
tubuh, terdiri atas anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah sintesis (pembentukan)
molekul organik yang menyerap (membutuhkan energi), sedangkan katabolisme adalah
pemecahan molekul organik yang menghasilkan energi.

Sumber energi utama bagi tubuh manusia adalah pati (zat tepung, starch) yang ada
dalam makanan. Secara kimiawi, pati adalah karbo-hidrat dalam bentuk polisakarida yang
dalam traktus gastro-intestinal (saluran pencernaan) akan dicerna menjadi glukosa, suatu
bentuk monosakarida. Glukosa akan diabsorbsi dari traktus gastrointestinal ke dalam aliran
darah, lalu dibawa ke dalam sel-sel yang membutuhkannya. Kuantitas energi yang dihasilkan
oleh tiap molekul glukosa terlalu besar untuk langsung dimanfaatkan, sehingga glukosa
dalam sel harus terlebih dahulu dikonversi menjadi ATP (adenosin trifosfat), yang kuantitas
energinya dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh.
DEFINISI ISTILAH PENTING ANABOLISME DAN KATABOLISME PROTEIN

A. ANABOLISME
No. Definisi Istilah Penting Contoh Reaksi
1. Sintesis Protein Contoh proses pembentukan protein dari
Secara garis besar, proses ini dibagai molekul DNA secara sederhana:
menjadi dua yaitu transkripsi dan DNA:
translasi. 5’-ATGGGTACCCATGCTTTTGCC-3’
1. Transkripsi Cetakan:
Transkripsi adalah proses sintesis
3’-TACCCATGGGTACGAAAACGG-5’
RNA dengan menggunakan DNA
mRNA:
sebagai cetakan. Proses transkripsi
5’-AUGGGUACCCAUGCUUUUGCC3’
menghasilkan 3 RNA yaitu masseger
RNA (mRNA), transfer RNA (tRNA) Protein:
dan ribosomal RNA (rRna). mRNA Met-Gly-Thr-His-Ser-Phe-Ala
akan diterjemahkan kedalam protein.
tRNA berperan sebagai pembawa
asam amino yang akan di rangkai
menjadi polipeptida dengan sandi
yang terdapat pada mRNA. tRNA
berfungsi sebagai salah satu molekul
penyusun ribosom. Basa mRNA akan
membetuk rangkaian kodon (adalah
rangkaian 3 basa yang berdampingan
pada mRNA yang menyandikan satu
asam amino). Transkripsi terjadi di
dalam inti sel dan dikatalis oleh enzim
transkriptase atau RNA polimerase.
Proses ini dibagi menjadi 3 tahap
a. Inisiasi. Inisiasi dimulai ketika
transkriptase menempel pada molekul
DNA dan mengurai rantai tunggal
DNA menjadi rantai tunggal.
b. Elongasi. Elongasi merupakan
penambahan ribonukleotida ke dalam
mRNA.
c. Terminasi. Terminasi terjadi ketika
transkriptase tidak mampu lagi
menempelkan ribonukleotida. Pada
tahap ini, transkriptase dan RNA
terlepas dari DNA dan DNA menjadi
rantai ganda kembali.
2. Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan
kode genetik oleh tRNA ke dalam
urutan asam amino. Translasi dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Semua
tahapan memerlukan faktor-faktor
protein yang membantu mRNA,
tRNA, dan ribosom selama proses
translasi. Selain itu, translasi juga
membutuhkan sejumlah energi.
Energi ini disediakan oleh GTP
(guanosintriphosphat), suatu molekul
yang mirip dengan ATP.
a. Inisiasi. Pada tahap ini, ribosom
menempel pada mRNA pada daerah
yang spesifik.
b. Elongasi. Pada tahap elongasi dari
translasi, asam amino-asam amino
ditambahkan satuper satu pada asam
amino pertama (metionin). Ribosom
terus bergeser agar mRNAlebih
masuk, guna membaca kodon II.
Kodon mRNA pada ribosom
membentuk ikatan hidrogen dengan
antikodonmolekul tRNA yang baru
masuk yang membawa asam amino
yang tepat. MolekulmRNA yang telah
melepaskan asam amino akan kembali
ke sitoplasma untukmengulangi
kembali pengangkutan asam amino.
c. Terminasi. Tahap akhir translasi
adalah terminasi. Elongasi berlanjut
hingga kodon stopmencapai ribosom.
Triplet basa kodon stop adalah UAA,
UAG, dan UGA. Kodon stoptidak
mengkode suatu asam amino
melainkan bertindak sinyal untuk
menghentikan translasi. Polipeptida
yang dibentuk kemudian “diproses”
menjadi protein.
B. KATABOLISME
No. Definisi Istilah Penting Contoh Reaksi
1. Transaminasi A. Asam L-amino + ketoglutarat <==
Transaminasi merupakan proses = = > asam keto + L-glutamat
pemindahan atau pertukaran gugus (dikatalisis oleh enzim transaminase)
amina (α – amina) menjadi gugus keto Pada reaksi transaminasi ini gugus
(α - keto), atau sebaliknya dari satu amino-Į dari asam amino akan
asam amino ke asam amino lainnya. dipindahkan ke gugus asam keto-Į
Proses tersebut dikatalisasi oleh enzim glutarat oleh enzim transaminase.
transaminase atau aminotransaminase. Hasilnya adalah asam keto-Į glutarat
Enzim aminotransaminase akan mendapat gugus amino menjadi
memindahkan gugus amina ke asam Lglutamat, sedang asam amino yang
α-ketoglutarat menghasilkan asam kehilangan gugus aminonya menjadi
amino glutamat, atau ke oksaloasetat suatu asam keto-Į yang bersesuaian.
menjadi asam amino aspartat. Enzim
Transaminase memiliki gugus B. Alanin + ketoglutarat <== = = >
prostetik yaitu piridoksal fosfat, pada piruvat + glutamate (dikatalis
sisi aktifnya, yang berfungsi sebagai enzim Alanin transaminase)
pembawa gugus amina menuju Pada reaksi transaminasi asam
ketoglutarat. Molekul piridoksal fosfat amino alanin ini, gugus amino-Į dari
dapat mengalami perubahan kembali asam amino alanin akan dipindahkan
menjadi bentuk aldehidanya, yaitu ke gugus asam keto-Į glutarat oleh
piridoksal fosfat, yang dapat enzim alanine transaminase.
menerima gugus amina. Sebaliknya Menghasilkan asam keto-Į glutarat
bentuk teraminasinya, yaitu akan mendapat gugus amino
piridoksamin fosfat, dapat memberi sehingga menjadi Lglutamat, sedang
gugus amina. Pada umumnya, asam amino yang kehilangan gugus
piridoksal fosfat berikatan kovalen aminonya menjadi suatu asam keto-Į
dengan sisi aktif enzim melalui ikatan yang bersesuaian.
amin (basa schift), yaitu pada gugus
amina E dari residu lisin C. Aspartat + ketoglutarat <== = = >
transaminase. Reaksi-reaksi yang oksaloasetat + glutamat
dikatalisis transaminase mempunyai (dikatalis oleh enzim Aspartat
konstanta kesetimbangan 1 hal ini transaminase). Proses degradasi
dikarenakan reaksinya merupakan aspartat dimulai dengan pemindahan
reaksi bolak-balik. Gugus prostetik gugus amino aspartat ke ketoglutarat
piridoksal fosfat berfungsi sebagai oleh enzim aspartat aminotransferase
pengangkut sementara (intermediate atau yang disebut glutamate
carrier) bagi gugus amino pada situs
okseloasetat transaminase
aktif transaminase (Yeum,K.J.,et. al.
menghasilkan oksaloasetat dan
2002). Senyawa ini mengalami
transformasi antara bentuk aldehid glutamat.
(piridoksal fosfat) yang dapat D. Leusin + ketoglutarat <== = = >
menerima gugus amino dengan ketoisokaproat + glutamat
bentuk transaminasinya, yaitu
piridoksamin fosfat yang dapat (dikatalis oleh enzim Leusin
memberikan gugusaminonya kepada transaminase)
suatu asam keto-Į. Piridoksal fosfat Proses degradasi leusin dimulai
terikat pada transaminase pada situs dengan pemindahan gugus amino
aktifnya melalui ikatan kovalen dalam leusin ke ketoglutarat oleh enzim
bentuk amina (basa schiff) dengan leusin transaminase atau yang
gugus amino E dari residu lisin disebut menghasilkan ketoisokaproat
(Yeum,K.,et.al .2002). dan glutamat.
Proses transaminase terjadi pada
sitosol. Menurut voet (2011) reaksi E. Tirosin + ketoglutarat <== = = >
perpindahan gugus amino terjadi hidroksifenilpiruvat + glutamat
melalui 2 tahap. (dikatalis oleh enzim Tirosin
1. Gugus amino dari asam amino transaminase)
ditransfer ke enzim, menghasilkan Proses degradasi tirosin terjadi di
asam keto yang sesuai dan enzim dalam hati. Proses ini dimulai
aminase. dengan pemindahan gugus amino
Amino acid enzyme <== = = > α- tirosin ke α-ketoglutarat oleh enzim
keto acid enzyme¬NH2 tirosin-glutamat aminotransferase
2. Gugus amino ditransfer ke asam dan menghasilkan hidroksi fenil
keto akseptor atau penerima (misal, α piruvat dan glutamat. Enzim ini
-ketoglutarate), membentuk asam spesifik untuk tirosin dan
amino produk (misalnya, glutamat) fenilalanin.Tirosin lain mengalami
dan meregenerasi enzim. transaminasi melalui enzim aspartat
α –Ketoglutarate + enzyme¬NH2 <== transaminase yang juga dapat
= = > enzyme + glutamate. beraksi dengan aspartat fenilalanin
dan triptofan.
Tujuan utama dari reaksi
transaminase itu adalah untuk
mengumpulkan semua nitrogen dari
asam amino dalam bentuk satu-
satunya senyawa, yaitu glutamat. Hal
ini sangat penting karena L-glutamat
merupakan satu-satunya asam amino
dalam jaringan mamalia yang
menyalami deaminasi oksidatif
dengan kecepatan cukup tinggi. Jadi,
pembentukan ammonia dari gugus Į-
amino terutama terjadi lewat konversi
menjadi nitrogen Į - amino pada Į -
glutamat ( Bourke,S.L.,et.al.2003).

2. Deaminasi 1. Reaksi Deaminasi asam glutamate.


Deaminasi merupakan proses C5H9NO4 + H2O + NAD+ (Asam
pelepasan gugus amina dari molekul glutamate) <== = = > C5H6O5 +
senyawa asam amino. Gugus amina NH3 + NADH + H+ (Asam α-
yang terlepas dikonversi menjadi ketoglutarat).
ammonia, yang pada gilirannya akan
dikonversi menjadi urea di hati. Pada Pada reaksi deaminasi oksidatif, asam
manusia, proses deaminasi terutama glutamat dikonversi menjadi bentuk asam
terjadi di hati. Namun, asam amino ketonnya dengan pergantian gugus amina
glutamat, dapat juga mengalami menjadi gugus keton dengan dikatalis oleh
deaminasi di ginjal. Pada kondisi enzim L-glutamat dehidrogenase Hasil
aerobik, terjadi deaminasi oksidatif, reaksi berupa dua senyawa produk yaitu
terutama di hati, yang menghasilkan asam ketoglutarat-alfa dan ammonia
asam okso. Sebaliknya, asam amino
dapat pula mengalami deaminasi non
oksidatif. Asam glutamat merupakan
satu-satunya asam amino yang
mengalami deaminasi oksidatif,
karena senyawa ini merupakan akhir
dari setiap reaksi transaminasi.
Deaminasi non oksidatif, dialami oleh
asam amino serin, yang dikatalis oleh
enzim serin dehidratase menjadi asam
piruvat, yang kemudian masuk ke
Siklus Krebs. Demikian pula dialami
oleh asam amino treonin, yang
dikatalis oleh treonin hidratase
menjadi keto butirat. Produk akhir
deaminasi dan transaminasi lainnya
yang dapat masuk ke dalam Siklus
Krebs yaitu suksinil ko-A, fumarat,
oksaloasetat, dan asam sitrat.
Seperti diketahui reaksi transaminasi
asam Į-amino menghasilkan glutamat,
reaksi ini terjadi di sitosol.
Selanjutnya, L-glutamat tersebut akan
diangkut menuju mitokondria dan
akan mengalami deaminasi oksidatif
menghasilkan asam Į-keto dan
ammonia. Reaksinya dikatalisis oleh
enzim L-glutamat dehidrogenase
(Gb.2.5). Enzim ini hanya terdapat di
matrik mitokondria dan tidak pernah
di tempat lain. Untuk bekerjanya
enzim ini memerlukan NAD atau
NADP sebagai penerima ekivalen
reduksi. Kerja kombinasi antara
amino transferase dan glutamat
dehidrogenase disebut sebagai
transdeaminase (Stryer L., 1996).
Glutamat dehidrogenase adalah eizim
alosterik yang kompleks. Enzim ini
terdiri atas 6 subunit yang identik.
Kerjanya dipengaruhi oleh modulator
positif ADP dan modulator negatif
GTP, yaitu ADP dan GTP yang
dihasilkan oleh reaksi yang dikatalisis
oleh suksinil-KoA sintetase di dalam
siklus asam sitrat. Bila sel hepatosit
membutuhkan bahan baku bagi siklus
asam sitrat aktivitas glutamat
dehidrogenase meningkat, sehingga
terbentuk Į-keto glutarat yang
diperlukan oleh siklus asam sitrat dan
melepaskan NH4 untuk diekskresi.
Sebaliknya, jika GTP jumlahnya
berlebihan di dalam mitokondria
sebagai akibat meningkatnya aktivitas
siklus asam sitrat maka proses
deaminasi oksidatif glutamat
dihambat (Murray,K.,2002).

3. Proses Asam Amino menjadi Asam amino dapat memasuki siklus


Energi melalui Siklus Krebs krebs melalui bentuk dan jalur yang
Asam amino dapat terdegradasi beragam, diantaranya dapat berbentuk
menjadi salah satu dari tujuh zat Piruvat, Asetil-KoA, α-Ketoglutarat,
(produk) antara pada suatu metabolik Suksinil-KoA, Fumarat, dan Oksaloasetat.
diantaranya: Piruvat, Asetil-KoA, α- a. Enam Asam Amino yang Didegradasi
Ketoglutarat, Suksinil-KoA, Fumarat, menjadi Piruvat
Oksaloasetat, atau Asetoasetat. Oleh Kerangka karbon dari 6 asam amino
karena itu, asam amino dibedakan diubah sebagian atau seluruhnya menjadi
menjadi dua kelompok berdasarkan Piruvat. Kemudian Piruvat dapat diubah
jalur katabolismenya, diantaranya: menjadi Asetil-KoA (prekursor badan
a. Asam Amino Glukogenik keton) atau Oksaloasetat (prekursor
Asam amino sebagai prekursor untuk glukoneogenesis). Ke-enam asam
glukosa karena memiliki kerangka amino tersebut, merupakan asam amino
karbon yang dapat terdegradasi glukogenik (Alanin, Glisin, Sistein,
menjadi Piruvat, α-Ketoglutarat, Serin, Treonin dan Triptofan)
Suksinil-KoA, Fumarat, atau 1. Alanin + α-Ketoglutarat  Glutamat 
Oksaloasetat. Piruvat
b. Asam Amino Ketogenik Alanin dengan α-Ketoglutarat
Asam amino yang memiliki menghasilkan glutamate yang
kerangka karbon yang dapat selanjutnya diubah menjadi piruvat
dipecah menjadi Asetil-KoA atau dengan bantuan enzim alanine amino-
Asetoasetat sehingga dapat diubah transferase.
menjadi badan keton atau asam
lemak. 2. Triptofan  Alanin  Glutamat 
c. Asam Amino Glukogenik dan Piruvat
Ketogenik Triptofan menghasilkan alanine
Asam amino yang dapat berperan dari pembelahan rantai samping yang
sebagai glukogenik dan ketogenic kemudian menjadi piruvat.
sekaligus.
Ketiga asam amino tersebut 3. Sistein diubah menjadi piruvat dengan
selanjutnya akan memasuki siklus dua cara yaitu transmainasi dan
Krebs untuk diubah menjadi energi menghilangkan atom sulfur (belerang).
yang akan digunakan oleh tubuh. 4. Serin  Piruvat
Serin dengan bantuan enzim Serin
dehydratase menghasilkan piruvat
dengan cara menghilangkan gugus β-
hidroksil dan α-amino.
5. Glisin  Serin  Piruvat
Glisin diubah menjadi serin dengan
penambahan enzimatik dari gugus
hidroksimetil yang dikatalisis oleh
enzim serin hidroksimetil transferase.
Kemudian serin diubah menjadi piruvat
seperti yang telah dijelaskan di atas.
6. Treonin  2-Amino-3-Ketobutirat 
Glisin  Serin  Piruvat
Treonin diubah menjadi 2-Amino-
3-Ketobutirat dengan bantuan enzim
treonin dehydrogenase yang kemudian
diubah menjadi Glisin dengan bantuan
enzim 2-amino-3-ketobutirat CoA
ligase. Glisin diubah menjadi Serin dan
Serin diubah menjadi piruvat sesuai
dengan reaksi yang telah dijelaskan.

b. Tujuh Asam Amino yang Didegradasi


menjadi Asetil-KoA
Kerangka karbon dari 7 asam amino
mengalami reaksi menjadi asetoasetil-
KoA yang kemudian diubah menjadi
Asetil-KoA. Dari 7 asam amino tersebut,
4 diantaranya termasuk asam amino
glukogenik dan ketogenik (Triptofan,
Tirosin, Fenilalanin, Isoleusin)
sedangkan 2 diantaranya termasuk asam
amino ketogenik (Lisin dan Leusin).
1. Triptofan  α-Ketoadipate  Glutaril-
KoA  Asetoasetil-KoA  Asetil-KoA
Triptofan menghasilkan α-
Ketoadipat yang kemudian diubah
menjadi Glutaril-KoA dengan bantuan
koenzim KoA (CoA-SH). Glutaril-KoA
diubah menjadi asetoasetil-koA dan
kemudian diubah kembali menjadi
asetil-koA dengan bantuan CoA-SH.
2. Lisin  α-Ketoadipat  Glutaril-KoA
 Asetoasetil-KoA  Asetil-KoA
Lisin diubah menjadi α-Ketoadipat
kemudian diubah menjadi asetil-koA
dengan tahapan yang sama seperti
triptofan di atas.
3. Tirosin  Asetoasetat  Asetoasetil-
KoA  Asetil-KoA
Tirosin diubah menjadi asetoasetat
dan kemudian menjadi asetoasetil-koA,
dengan bantuan CoA-SH diubah
kembali menjadi asetil-koA
4. Fenilalanin  Tirosin  Asetoasetat 
Asetoasetil-KoA  Asetil-KoA
Fenilalanin diubah menjadi tirosin
yang kemudian menghasilkan asetil-
KoA melalui tahapan seperti tirosin di
atas.
5. Leusin  Asetoasetat  Asetpasetil-
KoA  Asetil-KoA
Leusin menghasilkan asetoasetat,
kemudian diubah menjadi asetoasetil
koA dan dirubah kembali menjadi asetil-
KoA. Semua reaksi tersebut
menggunakan bantuan koenzim KoA.
6. Isoleusin  Asetil-KoA
Isoleusin langsung bisa dirubah
menjadi asetil-koA.

c. Lima Asam Amino Dikonversi


menjadi α-Ketoglutarat
Kerangka karbon dari 5 asam amino
memasuki siklus krebs sebagai α-
Ketoglutarat. Semua asam amino
tersebut merupakan asam amino
glukogenik, diantaranya Arginin,
Histidin, Prolin, Glutamin yang dirubah
menjadi Glutamat terlebih dahulu
sebelum menjadi α-Ketoglutarat.
1. Glutamat  α-Ketoglutarat
Glutamat diubah langsung menjadi
α-Ketoglutarat dengan bantuan
glutamate dehydrogenase.
2. Arginin  Ornitin  Glutamat γ-semi-
aldehid  Glutamat  α-Ketoglutarat.
Arginin dirubah menjadi ornitin
dengan bantuan H2O dan enzim
arginase. Ornitin diubah menjadi
Glutamat γ-semialdehid dengan bantuan
enzim ornitin δ-amino-transferase.
Glutamat γ-semialdehid diubah menjadi
Glutamat dengan bantuan enzim
glutamate semialdehid dehydrogenase.
Kemudian Glutamat diubah menjadi α-
Ketoglutarat dengan bantuan glutamate
dehydrogenase.
3. Prolin  ∆1-Pirolin-5-Karboksilat ⇄
Glutamat γ-semialdehid  Glutamat 
α-Ketoglutarat
Prolin diubah dahulu menjadi ∆1-
Pirolin-5-Karboksilat dengan bantuan
enzim prolin oksidase. Selanjutnya
diubah menjadi Glutamat γ-semialdehid
tanpa katalis. Selanjutnya Glutamat γ-
semialdehid diubah menjadi α-
Ketoglutarat dengan tahap yang sama
seperti arginin di atas.

4. Histidin  Glutamat  α-Ketoglutarat


Histidin diubah menjadi Glutamat
melalui 4 tahap, yang berturut-turut
dikatalisis oleh histidine ammonia liase;
urokanat hydratase; imida zolone-
propinase; dan glutamate formimino
transferase. Selanjutnya Glutamat
diubah menjadi α-Ketoglutarat dengan
bantuan enzim glutamate
dehydrogenase.
5. Glutamin  Glutamat  α-Ketoglutarat
Glutamin diubah menjadi Glutamat
dengan bantuan enzim glutaminase.
Selanjutnya Glutamat diubah menjadi α-
Ketoglutarat dengan bantuan glutamate
dehydrogenase.

d. Empat Asam Amino Dikonversi


menjadi Suksinil-KoA
Dari 4 asam amino yang dikonversi
menjadi Suksinil-KoA, 2 diantaranya
termasuk asam amino glukogenik
(Metionin dan Valin), sedangkan 2
lainnya termasuk asam amino
glukogenik dan ketogenik (Treonin dan
Isoleusin).
1. Metionin  Homosistein  α-Keto-
butirat  Propionil-KoA  Metil-
malonil-KoA  Suksinil Ko-A
Metionin diubah menjadi
Homosistein kemudian dirubah kembali
menjadi α-Keto-butirat melalui 2 tahap
dengan bantuan enzim sistationin β-
sintase dan sintationin-γ-liase.
Kemudian α-Ketobutirat dirubah
menjadi Propionil-KoA dengan bantuan
α-Keto acid dehydrogenase. Propionil-
KoA dirubah menjadi Metilmalonil-
KoA melalui 2 tahap dan kemudian
dirubah kembali menjadi Suksinil-KoA
dengan bantuan enzim metilmalonil-KoA
mutase.
2. Treonin  α-Keto-butirat  Propionil-
KoA  Metilmalonil-KoA  Suksinil
Ko-A
Treonin diubah menjadi α-Keto-
butirat dengan bantuan enzim treonin
dehydratase. Kemudian α-Keto-butirat
diubah menjadi Suksinil Ko-A melewati
beberapa tahapan seperti penjelasan
Metionin di atas.
3. Isoleusin  Propionil-KoA 
Metilmalonil-KoA  Suksinil-KoA
Isoleusin diubah menjadi Propionil-
KoA melalui 6 tahap. Kemudian
Propionil-KoA diubah menjadi
Metilmalonil-KoA melalui 2 tahap dan
kemudian dirubah kembali menjadi
Suksinil-KoA dengan bantuan
metilmalonil-KoA mutase.
4. Valin  Propionil-KoA  Metil-
malonil-KoA  Suksinil-KoA
Valin diubah menjadi Propionil-
KoA melalui 7 tahap. Kemudian
Propionil-KoA diubah menjadi
Metilmalonil-KoA melalui 2 tahap dan
kemudian dirubah kembali menjadi
Suksinil-KoA dengan bantuan
metilmalonil-KoA mutase.

e. Tiga Asam Amino Dirubah menjadi


Fumarat
Asam amino yang memasuki siklus
krebs dalam bentuk fumarate adalah
Aspartat (Asam Amino Glukogenik)
serta Tirosin dan Fenilalanin (Asam
Amino Glukogenik dan Ketogenik).
f. Dua Asam Amino Dirubah menjadi
Oksaloasetat
Asam amino yang memasuki siklus
krebs dalam bentuk Oksaloasetat adalah
Aspartat dan Asparagin (Asam Amino
Glukogenik).
4. Siklus Urea Terdapat 5 reaksi (tahapan) dalam siklus
Siklus urea adalah perombakan urea, yaitu sebagai berikut:
protein yang menghasilkan senyawa a. Tahap 1: Pembentukan Karbamoil
ammonia pada hasil akhir proses Fosfat
perombakannya. Senyawa ammonia Ion Ammonium + CO2 ⇄ Karbamoil
tersebut bersifat racun bagi manusia fosfat
sehingga perlu dikeluarkan dari tubuh  Reaksi tersebut dibantu oleh enzim
dalam bentuk urea. Urea memiliki Karbamoil Fosfat Sintase I (CPS I)
sifat larut dalam air dan non toksik. b. Tahap 2: Pembentukan Sitrulin
Dua reaksi pertama pada siklus Karbomoilfosfat + L-ornitin ⇄ L-sitrulin
urea terjadi di matriks mitokondria  Reaksi tersebut dibantu oleh enzim
dan tiga reaksi lainnya di sitosol. Ornitin Transkarbamoilase dan
Reaksi tersebut dapat dilihat pada membawa L-sitrulin keluar dari
kolom sebelah kanan dari paragraf ini. mitokondria dan masuk ke sitosol
c. Tahap 3: Sintesis Arginosuksinat
L-sitrulin + L-aspartat ⇄ L-
argininosuksinat
 Reaksi tersebut dibantu oleh enzim
Argininouksinat Sintase
d. Tahap 4: Pemecahan
Argininosuksinat
L-argininosuksinat ⇄ Fumarat + L-
arginin
 Enzim Argininosuksinat membantu
L-argininosuksinat untuk
memecahnya menjadi fumarate dan
L-arginin
e. Tahap 5: Pemecahan Arginin
L-arginin + H2O ⇄ L-ornitin + Urea
 Reaksi tersebut dibantu oleh enzim
Arginase
DAFTAR PUSTAKA
David L. Nelson dan Micahel M. Cox. 2005. Lehninger: Principles of Buochemistry Fourth
Edition. Madison: University of Wisconsin.

Denise R. Ferrier. 2014. Lippincott’s Illustrated Reviews Biokimia Edisi Keenam: Jilid Dua.
Tangerang: Binarupa Aksara.

Donald Voet dan Judith G. Voet. 2011. Biochemistry: Fourth Edition. USA: Kaye Pace.

Dr.Ir. Sri Wahjuni, M.Kes. 2013. Metabolisme Biokimia. Bali: Udayana University Press.
Irza Rizki. 2018. Biosintesis Protein. Universitas Syiah Kuala Darussalam.
Komariah, Maria.2009. Metabolisme Protein. Makalah Ilmiah. Fakultas Keperawatan.
Universitas Padjajaran
Suharsono. 2005. Struktur dan Ekspresi Gen. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Tejasari, 2011. Sel dan Metabolisme. Modul Ajar.
LAMPIRAN GAMBAR PROSES METABOLISME PROTEIN

1. Sintesis Protein

2. Transaminasi

Proses Transaminasi Secara Umum

Contoh ProsesTransaminasi Alanin


3. Deaminasi
4. Proses Asam Amino menjadi Energi melalui Siklus Krebs

Keterangan : Warna Merah = Asam Amino Glukogenik


Warna Hijau = Asam Amino Ketogenik
Warna Ungu = Asam Amino Glukogenik dan Ketogenik
5. Siklus Urea

Anda mungkin juga menyukai