Anda di halaman 1dari 9

PERSATUAN BANGSA UNTUK MELAWAN WABAH COVID-19

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan


Kewarganegaraan
Dosen Pengampu
Drs. Akhmad Ganefo M.Si.

Disusun Oleh
Naila Aulia Fatwa (191710101040)

LEMBAGA PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS JEMBER
2020
Coronavirus disease atau yang biasa disebut sebagai covid-19 sampai
sekarang masih menjadi masalah besar yang sedang dihadapi oleh seluruh negara dari
seluruh penjuru dunia. Salah satu negara yang terpapar virus korona, yaitu Indonesia.
Seiring bertambahnya hari, kasus korona yang terjadi di Indonesia tidak semakin
menurun, melainkan semakin meningkat. Berdasarkan data terakhir yang diterima,
yaitu per 17 April menyatakan bahwa terdapat 5.923 pasien positif korona,
diantaranya 520 orang meninggal, dan 607 orang telah dinyatakan sembuh.

Banyak sektor yang dirugikan dengan munculnya virus korona, sepertihalnya


sektor perekonomian di Indonesia yang kian hari kian menurun. Banyak masyarakat
yang harus kehilangan pekerjaannya dikarenakan virus korona. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh sebagian besar warga negara baik dari kalangan masyarakat,
pemerintah dan pihak medis dalam mencegah persebaran virus korona agar tidak
lebih meluas, dan korban yang terpapar berkurang. Selaku pemegang kekuasan
eksekutif di negeri ini, Presiden Joko Widodo menggunakan otoritasnya untuk
menghadapi penyebaran Covid-19 dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor
7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 pada tanggal 13 Maret 2019. Gugus tugas ini segera bekerja dengan segala
sumber daya yang dimilikinya dan menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia dalam
menghadapi penyebaran Covid-19. Bahkan kemudian gugus tugas ini diharapkan
terbentuk hingga ke RT dan RW agar program dan kebijakan yang ditetapkan di pusat
dapat diimplementasikan ke daerah. Memang sebaiknya demikian karena
permasalahan menghadapi penyebaran Covid-19 ini tidak hanya di daerah sekitar
Jakarta dan pulau Jawa saja melainkan sudah menjadi bencana nasional, bahkan
WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) telah menetapkan Covid-19 sebagai sebuah
pandemi.
Salah satu himbauan pemerintah yang patut mendapat perhatian serius seluruh
rakyat Indonesia adalah social distancing (pembatasan sosial). Himbauan ini
diserukan langsung oleh Presiden Joko Widodo, "Saatnya kita kerja dari rumah,
belajar dari rumah, ibadah di rumah". Himbauan social distancing menuntut adanya
kesadaran warga untuk menjaga jarak dalam kerumunan, seperti menjaga jarak dari
orang lain minimal 1 meter, tidak bepergian ke area publik (mall, bioskop, stadion,
sekolah, tempat ibadah, gedung pemerintahan, dan lain-lain), mengenakan masker,
tidak bersentuhan dan sebagainya. Himbauan social distancing ini kemudian
menghasilkan kebijakan belajar dari rumah (siswa dan mahasiswa), salat wajib di
rumah, bekerja dari rumah, penundaan pembayaran kredit untuk 1 tahun, hingga
membatalkan UN 2020.

Dari pihak pemerintah sendiri sudah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk


mencegah persebaran virus korona, seperti kebijakan social distancing, Melakukan
lockdown, pembebasan narapidana di lapas, pembagian sembako untuk seseorang
yang tidak bekerja karena adanya social distancing, penyemprotan disinfektan di
beberapa wilayah, hingga pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Beberapa kebijakan pemerintah untuk menunjang kehidupan masyarakat


selama karantina

1. Jaminan Pelayanan Kesehatan

Pemerintah RI memberikan pelayanan penuh secara gratis kepada seluruh


rakyat Indonesia serta siapapun warga negara asing yang sedang berada di
Indonesia yang terkena virus corona, selama perawatan hingga sembuh,
bahkan termasuk juga biaya pemakaman bagi korban yang meninggal dunia.
2. Jaminan Ketersediaan Bahan Pokok Pangan

Pemerintah RI sudah mengantisipasi dan menjamin ketersediaan pasokan


bahan pokok pangan dan minuman untuk seluruh rakyat Indonesia dalam
3 alternatif durasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Dalam berbagai tulisan pemikiran sebagai masukan kepada pemerintah RI
sejak dulu kala, sudah saya ingatkan agar bangsa dan negara Indonesia
harus bisa swasembada pangan khususnya kebutuhan pokok yang
menjamin hajat hidup seluruh rakyatnya. Dalam keadaan mengalami
bencana yang sama dialami oleh seluruh negara di dunia seperti saat ini,
maka sewajarnya jika setiap pemerintah negara, wajib memprioritaskan
terlebih dahulu kebutuhan pokok untuk rakyatnya. Jika ternyata masih
berlebih, baru mereka tergerak untuk membantu bangsa dan negara
lainnya. Jika memang ternyata cadangan pasokannya terbatas hanya ada
untuk kebutuhan domestik rakyatnya saja, maka sudah tentu harta berupa
uang dan emas berapapun jumlahnya tidak akan mampu membeli
kebutuhan pokok pangan sebagai syarat mutlak untuk bisa bertahan hidup.
Semoga ini bisa menjadi pelajaran pahit yang tidak terulang lagi bagi
pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Dengan sedemikan suburnya
alam di Indonesia, sungguh kita sudah menjadi bangsa yang kufur nikmat
dengan ketidakmampuan kita memenuhi kebutuhan pokok pangan kita
sendiri.

3. Jaminan Keamanan

Sudah waktunya bagi Presiden Jokowi untuk melakukan konsolidasi dan


persiapan untuk menggerakkan seluruh pasukan TNI dan Polri dari Aceh
sampai Papua, untuk menjaga keamananan seluruh rakyat Indonesia dan
seluruh wilayah NKRI, dengan 3 alternatif durasi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Sudah tentu, pemerintah RI harus sudah
berhitung dan mempersiapkan, jaminan logistik kebutuhan hidup seluruh
keluarga pasukan TNI dan Polri, serta tentunya kebutuhan lengkap untuk
memproteksi pelindung kesehatan seluruh aparat TNI dan Polri, agar bisa
mempertaruhkan hidupnya untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia,
dalam terik matahari serta dinginnya malam, di tengah-tengah serangan
wabah virus Corona. Hal ini juga yang menggerakkan saya dahulu
mengingatkan pada periode pertama Presiden Jokowi, agar jajaran
pemerintahannya menjaga selalu cadangan dana darurat pemerintah, untuk
mengantisipasi kemungkinan yang terburuk berupa bencana yang luar
biasa seperti yang sedang terjadi saat ini.

4. Jaminan Ketersediaan Listrik, BBM, dan Gas

Pemerintah RI sudah memperhitungkan berlapis-lapis strategi


pengamanan ketersediaan pasokan listrik, bahan bakar minyak (BBM) dan
gas untuk kebutuhan rumah tangga seluruh rakyat Indonesia. Tentu saja
berbagai lapis strategi dan taktik tersebut sudah memperhitungkan tiga
alternatif durasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,
masa berlangsungnya wabah virus Corona di Indonesia. Karena semua
kebutuhan listrik, BBM dan gas untuk rumah tangga sudah menjadi
bagian dari kebutuhan pokok hidup umat manusia pada era sekarang ini.

5. Jaminan Ketersediaan Sistim Telekomunikasi dan Teknologi Informasi


Pemerintah RI harus menjamin kontinuitas dari ketersediaan sistem
telekomunikasi dan teknologi informasi. Presiden Jokowi dan jajaran
pemerintahannya harus memastikan bahwa sistim telekomunikasi dan sistim
teknologi informasi bangsa Indonesia akan tetap stabil dan bisa dijamin
keandalannya jika harus menghadapi wabah virus Corona dalam 3 alternatif
durasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pada era
borderless ini, kebutuhan manusia terhadap sistim telekomunikasi dan
teknologi informasi sudah sama skala prioritasnya dengan kebutuhan pokok
akan makanan dan minuman.

6. Jaminan Insentif dan Bantuan Ekonomi Pemerintah RI memberikan


bantuan konkrit dana talangan bagi seluruh rakyat miskin di Indonesia yang
hanya mengandalkan penghasilan dan pendapatan dari pekerjaan harian.
Pemerintah RI juga harus memerintahkan kepada seluruh perbankan serta
lembaga keuangan lainnya untuk memberikan diskresi serta memasukkan rasa
kemanusiaan atas bencana dan wabah virus corona ini sebagai faktor "force
majeure", sehingga seluruh kontrak serta kesepakatan tentang hak dan
kewajiban di dalamnya sudah memenuhi unsur adanya kegentingan yang
memaksa diluar kekuasaan manusia. Jangan ada perbankan atau lembaga
keuangan manapun yang terdengar melakukan intimidasi atau tindakan tidak
berperikemanusiaan kepada nasabah atau debiturnya. Segera diberlakukan
klausula "force majeure" yang ada diatur dalam seluruh peraturan hukum dan
aturan kontrak internasional.

Sampai saat ini, pemberlakuan PSBB di beberapa daerah di Provinsi DKI


Jakarta, Banten, dan Jawa Barat masih tetap berlangsung. Namun, masih banyak
sekali masyarakat yang belum sadar akan pentingnya PSBB sebagai upaya
pencegahan persebaran virus korona. Masih banyak warga atau masyarakat yang
tidak mengindahkan peraturan PSBB ini, seperti halnya, bepergian tanpa
menggunakan masker, tidak menjaga jarak di atas kendaraan yang ditumpangi,
bahkan masih ada yang berkerumun dan membuat sebuah perkumpulan.
Namun beberapa upaya dilakukan oleh masyarakat yang sadar akan bahaya
korona, dalam memutus rantai persebaran virus korona yaitu saling menjaga diri
dengan cara rajin mencuci tangan dengan sabun, tidak keluar rumah selagi tidak ada
keperluan yang terlalu mendesak, memakai masker jika keluar rumah, hingga
melakukan physical distancing atau menjaga jarak antara orang satu dengan orang
yang lain. Bahkan sebagian besar warga negara menggalang dana untuk membantu
penanganan kasus virus korona ini seperti halnya galang dana untuk pengadaan Alat
Perlindungan Diri (APD) untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan yang sekarang ini
menjadi garda terdepan dalam penanggulanagan virus korona. Ada juga yang
membagikan masker dan handsinitizer secara cuma-cuma, penyemprotan disinfektan
di beberapa wilayah juga dilakukan. Gerakan kemanusiaan tersebut muncul atas
kesadaran dan inisiatif masyarakat sendiri untuk memerangi pandemi Covid-19 dan
memutus persebarannya. Masyarakat sadar betul bahwa upaya penanggulangan dan
pencegahan pandemi Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah
melainkan butuh peran serta masyarakat.

Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam rangka mempercepat


penanggulangan pandemi Covid-19 di bumi pertiwi. Bentuk solidaritas dan
kepedulian sosial masyarakat ini perlu diapresiasi. Kita patut berbangga ternyata
persatuan Indonesia masih terjaga. Dalam situasi seperti sekarang memang yang
dibutuhkan adalah kebersamaan dan persatuan dari seluruh anak bangsa. Bukan
sebaliknya saling menghujat, menghina dan bercerai-berai. Persatuan dan
kebersamaan akan mempercepat bencana sosial ini segera berakhir. Hanya dengan

kebersamaan, masalah apa pun berat sama dipikul dan ringan sama

dijinjing.
Sayangnya, dalam suasana seperti ini, ada beberapa pihak tetap saja membuat
kegaduhan, dengan saling memuji kelompoknya, sambil mencaci kelompok
pesaingnya. Alih-alih menyamakan frekuensi dan mereduksi perbedaan, para partisan
malah seakan menjadikan wabah korona ini sebagai panggung pertikaian.

Seperti halnya yang terjadi di Gowa, Sulawesi Selatan, dan Banyumas, Jawa
Tengah. Beberapa tenaga medis yang membantu menguburkan jenazah korban virus
korona justru dilempari batu dan dihadang warga dengan membawa kayu dan batu-
batuan, ada juga seorang tenaga medis yang diusir dari kontrakannya, bahkan seorang
anak yang dikucilkan karena orang tuanya merupaka seorang tenaga medis. Entah
kemana perginya rasa kemanusian terhadap sesama manusia, berdalih seakan mereka
takut tertular virus ini, hingga rasa kemanusiaan pun terlupakan. Seolah-olah tenaga
medis yang menyebarkan virus korona, padahal mereka merupakan garda terdepan
dalam penanganan kasus ini. Lelah, letih, dan rindu dengan keluarga yang ditinggal
mereka abaikan, demi sebuah kesembuhan.

Jika tenaga medis mengemban kewajiban untuk menyembuhkan, pemerintah


berwenang untuk menentukan kebijakan yang relevan dengan kesehatan, maka salah
satu satu tugas masyarakat, yaitu mengindahkan peraturan dan melaksanakan.

Oleh karena itu, mari kita berjibaku saling jaga kebersamaan dan

persatuan untuk mengatasi masalah bangsa. Kita jadikan momentum pandemi

Covid-19 untuk merekatkan kembali kebersamaan dan persatuan bangsa

Indonesia yang sempat terpolarisasi akibat beberapa faktor yang sudah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai