Nama Anggota:
12 HAZARD PRINCIPLES
1. PEMBENTUKAN TIM HACCP
Pembentukan tim HACCP merupakan kegiatan membentuk suatu grup yang terdiri dari
beberapa orang yang memiliki pengetahuan mengenai potensi bahaya yang mungkin terjadi pada
produk pangan dan proses pengolahannya. Selain itu, anggota tim HACCP juga harus bisa
merekomendasikan langkah pengendalian bahaya yang mungkin terjadi, menentukan titik kritis,
dan melakukan tindakan korektif saat terjadi penyimpangan pada proses analisis bahaya. Bahaya
tersebut dapat berupa bahaya biologis, kimiawi maupun fisik.
Menyusun diagram alir merupakan kegiatan penyusunan atau pembuatan diagram alir
mengenai langkah-langkah proses pengolahan produk secara garis besar. Langkah-langkah yang
dapat dituliskan pada diagram alir dapat berupa proses sebelum dan sesudah pengolahan yang
terjadi selama produksi suatu produk. Diagram alir dapat digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi aliran suatu produk dan proses pengolahannya.
Tindakan terencana untuk mengamati setiap TKK yang dilakukan di tiap tiap batas kritis yang
ditetapkan. Pemantauan dapat memberikan peringatan dini jika terjadi penyimpangan,
mencegah/mengurangi kerugian, serta membantu memecahkan masalah yang mungkin timbul..
Data yang diperoleh dari kegiatan monitoring harus di evaluasi oleh petugas yang berwenang dan
perlu dilakukan perbaikan bila terjadi indikasi. Semua catatan ataupun dokumen terkait, harus
ditanda-tangani oleh orang yang melakukan monitoring dan oleh petugas perusahaan yang
bertanggung-jawab sebagai peninjau.
Merupakan kegiatan penetapan upaya perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi pada
batas kritis setelah dilakukan monitoring. Tindakan perbaikan harus spesifik untuk setiap TKK agar
dapat fokus menangani penyimpangan yang terjadi. Tindakan-tindakan tersebut harus menjamin
bahwa TKK telah berada dibawah kendali.
Merupakan kegiatan pemeriksaan kembali yang dilakukan oleh tim HACCP terhadap rencana
HACCP, apakah telah terlaksana dengan baik dalam mengendalikan potensi bahaya. Tindakan ini
bertujuan untuk menyakinkan apakah sistem HACCP berjalan secara efektif sesuai dengan rencana
atau perlu diadakan modifikasi. Verifikasi dapat berupa audit ataupun pengambilan contoh acak.
Tindakan pencatatan atau perekaman mengenai prinsip-prinsip dan penerapan HACCP yang
digunakan. Dokumentasi dapat berupa laporan maupun rekaman. Hal ini wajib dilakukan karena
berfungsi sebagai bukti dan data akurat serta sebagai portofolio perusahaan
Referensi
Cartwright, L.M dan Diah L. Hazard Analysis Critical Control Point (Haccp) sebagai Model
Kendali dan Penjaminan Mutu Produksi Pangan. Studi Pada Perkuliahan Pastry di Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung : 509-519.
Esty Julianty. Penerapan Haccp (Hazard Analysis Critical Control Point) dalam
Penyelenggaraan Makanan Siap Saji di Kantin Kampus Universitas Islam Indonesia.
Program Studi Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas
Islam Indonesia.
Ilmiawan, Novri, dkk,. 2014. Penggabungan Penerapan Sistem Jaminan Mutu ISO 9001:2008 dan
Sistem HACCP ke dalam Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2009 (Studi
Kasus di PT. Indokom Samudra Persada). Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. (19
(3) : 229-242.
Lutfi, Mustofa, dkk,. 2019. Identifikasi Potensi Bahaya dan Pemantauan Critical Point, (HACCP)
Produk Makanan Penerbangan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 5 (1) : 448-458.
Prayitno, S.A dan Tjiptaningdyah, Restu. 2018. Penerapan 12 Tahapan Hazard Analysis And
Critical Control Point (HACCP) Sebagai Sistem Keamanan Pangan Berbasis Produk
Perikanan. Jurnal Agrica, 11 (2): 79-92.
U.S Food and Drug Administration. 1997. HACCP Principles & Application Guidelines.
https://www.fda.gov/food/hazard-analysis-critical-control-point-haccp/haccp-principles-
application-guidelines