Anda di halaman 1dari 13

OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dosen Pengampu: Yusinta Dwi Ariyani, S.Pd., M.Pd.

Halaman Judul

Disusun Oleh:
1. Dyah Wahyu Ida 1713000
2. Putri Khalida 171300031
3. Rika Asmara Sejati 171300032
4. Robi Atul Adawiyah 1713000

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan tugas pembuatan
makalah. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang dijadikan sebuah
referensi untuk makalah yang berjudul “Observasi PTK”. Makalah ini merupakan
syarat untuk memenuhi beberapa nilai tugas. Dalam penyusunan makalah ini kami
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yusinta Dwi Ariyani, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing untuk
menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua yang selalu mendoakan serta memberi dukungan secara materil
maupun non materil.
3. Pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik itu untuk
pelaksanaan pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah yang berjudul “Observasi
PTK” masih belum sempurna, apabila terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah
ini kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
2.1 Prosedur Pelaksanaan PTK........................................................................................5
2.2 Langkah-langkah dalam PTK.....................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................8
3.2 Saran.............................................................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan Kelas Prosedur adalah langkah-langkah yang dilalui atau yang
harus dijalankan dalam melakukan suatu kegiatan. Pelaksanaan adalah
bagaimana menjalankan langkah-langkah atau prosedur dalam suatu kegiatan.
Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem
berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu suatu upaya dari pihak terkait, khususnya guru sebagai pengajar, untuk
meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke arah tercapainya
tujuan pendidikan atau pengajaran itu sendiri. Penelitian Tindakan Kelas bukan
hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan
pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-
pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan
pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasilbelajar.
Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK
yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta
refleksi. Apabila diperlukan, pata tahap selanjutnya disusun rencana tinda lanjut.
Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-
langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya.
Sesudah menetapkan pokok permasalahan secara mantap langkah berikutnya
adalah: perencanaan tindakan,pelaksanaantindakan,pengumpulan data,
(pengamatan/observasi), dan Refleksi (analisis dan interprestasi).

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini :
1. Bagaimana cara Penetapan Fokus Masalah dalam PTK?
2. Bagaimana Perencanaan tindakan PTK?
3. Bagaimana Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi PTK?
4. Bagimana Analisis dan Refleksi PTK?
5. Bagaimana perencanaan tindak lanjut PTK?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui  Penetapan Fokus Masalah dalam PTK.
2. Untuk mengetahui Perencanaan tindakan PTK.
3. Untuk mengetahui Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi PTK.
4. Untuk mengetahui Analisis dan Refleksi PTK.
5. Untuk mengetahui perencanaan tindak lanjut PTK.   

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Observasi
observasi merupakan salah satu dasar fundamental dari semua metode
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, khususnya menyangkut ilmu-ilmu
sosial dan perilaku manusia. (Adler & Adler 1987: 389). Hadi (1986: 32)
mengartikan observasi sebagai proses komplek, tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis melibatkan pengamatan, persepsi, dan ingatan. Morris
(1973: 906) mendefinisikan observasi sebagai aktivitas mencatat suatu gejala
dengan bantuan instrumen-instrumen dan merekamnya dengan tujuan ilmiah atau
tujuan lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa observasi merupakan kumpulan kesan
tentang dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan daya tangkap pancaindera
manusia. Senada dengan Morris (1973), Weick (1976: 253); Selltiz, Wrightsman,
dan Cook (1976: 253); Kriyantono, (2006: 110-111); dan Bungin, (2011: 121)
mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melakukan pemilihan,
pengubahan, pencatatan, dan pengkodeaan serangkaian perilaku dan suasana
berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan
observasi adalah suatu aktivitas mencatat untuk mengumpulkan beberapa
informasi untuk dilakukannya penelitian Tindakan kelas.

2.2 Jenis Observasi


Baskoro (2009) menyebutkan bahwa observasi secara umum terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu observasi systematic, unsystematic, observasi eksperimental,
observasi natural, observasi partisipan, non partisipan, observasi unobtrusive,
obtrusive, observasi formal, dan informal.

a. Observasi systematic biasa disebut juga observasi terstruktur yaitu observasi


yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati.
Menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap
10 menit). Observasi sistematik, isi dan luasnya observasi lebih terbatas,
disesuaikan dengan tujuan observasi, biasanya telah dirumuskan pada awal

6
penyusunan rancangan observasi, respon dan peristiwa yang diamati dapat
dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan. Observasi
unsystematic dilakukan tanpa adanya persiapan yang sistematisa tau terencana
tentang apa yang akan diobservasi, karena peneliti tidak tahu secara pasti apa
yang akan diamati. Pada observasi ini, observer membuat rancangan observasi
namun tidak digunakan secara baku seperti dalam observasi sistematik, artinya
observer dapat mengubah subjek observasi berdasarkan situasi lapangan.
b. Observasi eksperimental. Observasi eksperimental adalah observasi yang
dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi
sedemikian rupa, untuk mengetahui apakah perilaku yang muncul benar-benar
disebabkan oleh faktor yang telah dikendalikan sebelumnya. Karakter dari
observasi eksperimental adalah subjek (observee) dihadapkan pada situasi
perangsang yang dibuat seragam atau berbeda. Situasi dibuat sedemikian rupa
untuk memunculkan variasi perilaku; Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga
observee tidak mengetahui maksud observasi.
c. Observasi natural, observasi yang dilakukan pada lingkungan alamiah subjek,
tanpa adanya upaya untuk melakukan kontrol atau direncanakan manipulasi
terhadap perilaku subjek. Karakter observasi natural observer mendapatkan data
yang representatif dari perilaku yang terjadi secara alamiah, sehingga validitas
eksternalnya baik. Dikatakan baik karena perilaku yang dimunculkan subyek
tidak dibuat-buat atau terjadi secara alamiah; kurang dapat menjelaskan tentang
hubungan sebab akibat dari perilaku yang muncul, bahkan bersifat spekulatif
dari observer. Hal ini disebabkan munculnya perilaku hasil manipulasi atau
kontrol yang dilakukan peneliti
d. Observasi Partisipan. Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian
dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi. Umumnya observasi partisipan
dilakukan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku
individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam
masyarakat, dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam observasi ini
adalah materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi; waktu dan bentuk
pencatatan dilakukan segera setelah kejadian dengan kata kunci; urutan secara

7
kronologis secara sistematis; membina hubungan untuk mencegah kecurigaan,
menggunakan pendekatan yang baik, dan menjaga situasi tetap wajar;
kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi. Berdasarkan tingkat
partisipasinya, kegiatan observasi dilakukan melalui partisipasi lengkap
(penuh), anggota penuh, partisipasi fungsional, aktivitas tertentu bergabung,
dan partisipasi sebagai pengamat. Sedangkan observasi non partisipan adalah
metode observasi dimana observer tidak ambil bagian dalam peri kehidupan
observee.
e. Observasi unobtrusive biasa disebut sebagai unobtrusive measures-
unobtrusive methods non reactive methods merupakan observasi yang tidak
mengubah perilaku natural subjek. Observasi jenis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat ataupun menyembunyikan identitas sebagai
observer. Contoh observasi unobtrusive methods adalah observasi yang
dilakukan pada naskah, teks, tulisan, dan rekaman audio visual, materi budaya
(objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di
museum, isi dari bukubuku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware
techniques; kamera, video, dll, rekaman politik, dan demografi (Babbie, 1998:
308).
f.Observasi formal. Ciri dari observasi formal mempunyai sifat terstruktur yang
tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian. Dalam observasi formal,
definisi observasi ditetapkan secara hati-hati, data disusun sedemikain rupa,
observer dilatih secara khusus, dan reliabilitas antar rater pun sangat dijaga.
Pencatatan, analisis, dan interpretasi pada observasi formal menggunakan
prosedur yang sophisticated. Observasi Informal memiliki sifat yang lebih
longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk
perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan
lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. Observasi informal
sering disebut juga naturalistic observation.

8
3.3 Prosedur Pelaksanaan PTK
Secara umum, prosedur pelaksanaan PTK terdiri atas lima tahap. Kelima
tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penetapan Fokus Masalah
Penetapan fokus masalah dapat dilakukan melalui beberapa langkah.
Menurut Tantra, (2005:12) langkah-langkah yang dimaksud adalah:
a. Merasakan adanya masalah
b. Mengidentifikasi masalah
c. Menganalisis masalah, dan
d. Merumuskan masalah.
2. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan
untuk melaksanakan tindakan perbaikan terkait masalah penelitian yang telah
ditetapkan.
3. Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi
Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi, merupakan
tahapan pengaplikasian semua perencanaan tindakan yang telah disusun.
Skenario tindakan dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang
sesungguhnya. Pada konteks ini, observasi dan interprestasi juga dilakukan
secara bersama.
4. Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk memakai hasil temuan pada
pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam
menyelesaikan masalah penelitian.
5. Perencanaan tindak lanjut
Perencanaan tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus disiapkan
jika masalah belum terselesaikan atau target yang ditetapkan belum tercapai.

2.2 Langkah-langkah dalam PTK


Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui
sistem berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan

9
Mc Taggart, (1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4
kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
1. Planning (Rencana)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus
dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik
guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian
dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja
sama) dan berdiskusi dengan teman sejawat untuk membangun kriteria
dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan.
Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi
Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi
tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.
2. Action (Tindakan)
Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan focus o tindakan perbaikan yang telah
direncanakan dalam situasi yang focus. Kegiatan pelaksanakan tindakan
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang
bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan kegiatan
observasi.
3. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan
mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan
dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi
sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan
yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh
peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan
hambatan-hambatan yang muncul. Secara umum observasi adalah upaya
mereka segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan

10
perbaikan berlangsung (dalam hal ini pada saat pembelajaran
berlangsung). Observasi dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup.
4. Reflection (Refleksi)
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran
(penginterprestasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi
adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan,
yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan
selanjutnya.
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah
terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum
berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam
upaya mencapai tujuan PTK . dengan kata lain, refleksi merupakan kajian
terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara,
dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai
tujuan sementara lainnya.
Jika dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat
menunjukkan keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya setelah
berdiskusi dengan sejawat) permasalahan sudah dapat diatasi, maka PTK
diselesaikan pada siklus 1. Jika dari hasil analisis dan refleksi,     
indikator keberhasilan belum tercapai, maka dirancang kembali rencana
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 dengan tahapan kegiatan
yang sama dengan siklus 1. Penelitian dapat dilanjutkan pada siklus
berikutnya (siklus 3. jika hasil siklus 2 juga belum memuaskan,
dilanjutkan lagi dengan siklus berikutnya. Mungkin anda bertanya-tanya
berapa siklus PTK dilaksanakan? Pada dasarnya tidak ada ketentuan
berapa siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung pada
ketercapaian indikator kinerja (keberhasilan) yang sudah direncanakan.
Tetapi sebaiknya PTK dilaksanakan tidak kurang dari 2 siklus.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan penelitian yang
dasar permasalahannya kita temukan di dalam kelas, dan dapat dirasakan
langsung oleh guru yang bersangkutan yang menemukan kesulitan – kesulitan
tersebut, sehingga opini diluar mengatakan bahwa sulit membenarkan jika ada
anggapan yang mengatakan bahwa suatu permasalah dalam penelitian tindakan
kelas hanya diperoleh dari lamunan atau persepsi seorang peneliti.
Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa prosedur atau
langkah-langkah dalam melakukan penelitian, begitupun penelitian tindakan
kelas terdapat beberapa prosedur yang terdiri atas beberapa kegiatan pokok,
yaitu planning (perencanaan), acting (tindakan), observing (observasi)  dan refle
cting (refleksi).

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca
agar dapat mengetahui prosedur pelaksanaan tindakan kelas itu . Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono, Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara.


2008.
Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung; rosdakarya.
2008.
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta; Diva Press. 2012.
http://ppm_PTK_2015_pdf.html

13

Anda mungkin juga menyukai