Sistem WCDMA Kalau sebelumnya sudah dibahas sistem GSM, sekarang kita coba di sistem WCDMA. Nah yang ini agak-agak njlimet memang. Karena berbeda dengan GSM yang sudah jelas kapasitas per TRx nya. Di dalam WCDMA tidak ada yang seperti itu, dimana diantara kapasitas, cakupan, dan kecepatan harus ada trade off yang pas. Karena masing-masing saling mempengaruhi.
Untuk menghitung coverage, pada prinsipnya sama dengan GSM, kita harus menghitung link budget untuk mendapatkan MAPL (Maximum Allowable Path Loss), hanya perbedaan yang mendasar: 1. Ada beberapa parameter tambahan di system WCDMA (cari sendiri ya, biar gak males.. hihihihi..) 2. Hitung uplink dan downlink, terus bandingkan dari keduanya ambil radius yang terkecil dari keduanya. Untuk coverage dan link budget, serta pemodelan propagasinya butuh bahasan tersendiri karena sangat banyak.
Supaya lebih mempermudah lihat contoh kasus berikut ini: Contoh: Berapa jumlah cell yang harus di bangun untuk memenuhi permintaan pasar: - 50 Pelanggan dengan kecepatan 144 Kbps - 100 Pelanggan dengan kecepatan 64 Kbps Untuk mempermudah, kita ambil formula yang sudah jadi (dengan berbagai standart dan asumsi parameter yang biasa di gunakan):
(Training Material, “Total Solutions of 3G UMTS and Transmission Network Design”, April 2006)
Dari data di atas didapatkan: Jumlah pelanggan total = 50 + 100 = 150 Maksimum pelanggan per cell (dari table diatas) No untuk 144kbps = 4,79 user /cell No untuk 64kbps = 9,06 user /cell Complete load untuk total 150 pelanggan = (2/3*9,06) + (1/3*4,79) = 7,64 user / cell
1 Km2 150 user => 150/7,64 = 19,63 Cell per km2 Anggap 1 Node B terdiri dari 3 Cell, artinya dibutuhkan 19,63/3 = 6,54 Node B (dibulatkan menjadi 7 node B!) untuk memenuhi demand pasar diatas.
Contoh lain Kasus dimensioning (capacity)
Data: Total Subscriber 100000 BH mE/subs (voice) 25 mErlang BH mE/subs (CS64) 5 mErlang Asumsi lain Jumlah data yang ditransfer tiap user/jam rata-rata = 700 kbyte/jam
Data umum UMTS (source from Ericsson) Data jumlah kanal maksimum (Mpole) untuk uplink
Dengan menggunakan persamaan di atas didapatkan data sebagai berikut (kalau tidak percaya silakan dihitung sendiri.. ):
Langkah-langkah dimensioningnya (untuk uplink dulu ini yah..): 1. Buat inisialisasi loading factornya η = η(voice) + η(RT data) + η(NRT data) note. RT = Real Time
Ambil untuk inisialisasi awal η = 0,4 η = (Mspeech/Mmax,speech) + (Mcs64/Mmax,cs64) = 0,4 Cari angka untuk memenuhi loading faktor 0,4 misalkan: Kanal suara (voice) = 17 kanal Kanal CS64 = 3 kanal η = (17/95) + (3/14) = 0,4
2. Hitung kapasitas uplink Dari data awal diatas, anggap: 1. Kanal suara = 17 kanal 2. Kanal CS64 = 3 kanal Hitung kapasitas uplink, lihat dari tabel Erlang Asumsi GOS untuk voice 2% dan CS64 = video call = GOS 5% Dari tabel Erlang didapatkan 17 Kanal suara = 10,66 Erlang = 426 subscriber (@subscriber = 25 mErlang) 3 Kanal CS64 = 0.899 Erlang = 180 subscriber (@subscriber = 5 mErlang)
Misalkan dianggap 426 subscriber (voice) dan 180 subscriber (CS64) tidak seimbang, coba lagi sampai dirasakan seimbang antara voice dan CS64 nya. Ambil 11 kanal suara dan 4 kanal CS64, didapatkan: 233 subscriber voice dan 305 subscriber untuk CS64.
3. Hitung jumlah site yang diperlukan untuk memenuhi kapasitas Uplink Asumsi 3 sektor/site, sehingga total jumlah sektor yang dibutuhkan adalah: 100000/233 = 429 sektor = 143 site.
4. Hitung uplink coverage (MAPL) Ini hitung sendiri ya, link budget dengan berbagai parameternya. (kalau sempat insya 4jJ1 saya bahas juga, plus tidak males.. hihihiih) Nah dari perhitungan link budget, outputnya adalah MAPL (Maximum Allowable Path Loss), yaitu loss maksimum yang masih diijinkan oleh sistem.
5. Hitung jumlah site yang dibutuhkan untuk memenuhi cakupan UL Dari perhitungan no 4, masukkan ke dalam model propagasi yang sesuai. Ada berbagai pemodelan propagasi yang biasa di gunakan (tinggal disesuaikan dengan kondisi, ex frekuensi, urban atau rural, dsb). Output dari pemodelan ini adalah jumlah site yang dibutuhkan.. Misalkan saja didapatkan nilai 52 sektor/18 site.
6. Hitung iterasi selanjutnya jika dirasakan belum memuaskan (naikkan loading factor) Dari step no (3) dan no (5) bandingkan, apakah seimbang atau nilainya njomplang. Kalau dianggap tidak seimbang, kita lakukan perhitungan ulang (iterasi) dari awal dengan cara “memainkan” factor loadingnya.
Misalkan kita naikkan loading faktor menjadi 60%, dengan cara yang sama seperti di atas didapatkan: 18 kanal suara = 11,5 E (dari tabel) = 460 subscriber voice (@subs = 25 mErlang) 6 kanal CS64 = 2,96 E (dari tabel) = 592 subscriber CS64 (@subs = 5 mErlang) Kalau dianggap nilai diatas adalah seimbang, maka jumlah subscriber yang bisa didukung adalah 460 subscriber/sector.
Dimana jumlah sektor 100000/460 = 217 sektor = 73 site. Note. Loading factor 60% dianggap maksimal untuk WCDMA (range antara 20% - 60%) dimana nilai yang direkomendasikan adalah 40%.
7. Cek apakah volume data sesuai dengan kapasitas yang tersedia ASUMSI Final: 18 kanal disediakan untuk voice 6 kanal disediakan untuk CS64
Beban server = (11,5/95) + (2,96/14) = 0,33 Maka, loading faktor yang tersedia untuk layanan lain (data) = 0,6 – 0,33 = 0,27
Mmax(128K) = 11 Beban sektor = 11 x 0,27 x 128K x ( 3600/8 ) = 171 Mbyte / jam/sektor
Kalau jumlah subscriber = 500, Demand aktual adalah 500 X 700 kbyte = 350 Mbyte/jam/sektor
Dari perhitungan diatas ternyata demand > beban yang mampu disediakan -> perlu penambahan site!
Lakukan hal yang sama untuk arah downlink, bagaimana Anda rekayasanya sehingga didapatkan hasil akhir yang balance antara uplink dan downlink.
Nah itulah sekilas, cara perhitungan traffik pada sistem WCDMA. Nilai-nilai paramater diatas hanya merupakan contoh, silakan dicoba sesuai dengan kondisi yang lebih real di masing- masing daerah.