Anda di halaman 1dari 5

1. Bagaimanakah perlakuan modul I/O terhadap efisiensi sistem operasi dan kinerja proses individual ?

[Bobot: 20]
Jawab:
Modul I/O (Input/Output) mempengaruhi efisiensi sistem operasi dan kinerja proses individual dengan cara berikut:

Penjadwalan I/O: Modul I/O bertanggung jawab untuk mengatur antrian permintaan I/O dari proses-proses yang berjalan.
Penjadwalan yang efisien akan mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan kinerja proses.

Buffering: Modul I/O menggunakan buffering untuk menyimpan data yang sedang ditransfer antara perangkat keras dan
perangkat lunak. Dengan menggunakan buffering, waktu akses data dapat diperkecil dan kinerja proses dapat ditingkatkan.

Caching: Modul I/O menggunakan caching untuk menyimpan salinan data yang sering diakses dalam memori yang lebih
cepat, seperti cache. Dengan adanya caching, waktu akses data dapat dipercepat dan kinerja proses dapat meningkat.

DMA (Direct Memory Access): Modul I/O menggunakan DMA untuk mengizinkan transfer data langsung antara perangkat
keras dan memori, tanpa melibatkan prosesor. Hal ini mengurangi beban prosesor dan meningkatkan efisiensi sistem operasi.

Dengan mengoptimalkan modul I/O, sistem operasi dapat mengelola akses I/O dengan lebih efisien dan meningkatkan
kinerja proses individual.

2. Buatlah program format instruksi 3 alamat berbasis register dari pernyataan sebagai berikut Y = (A x B) / (C + D –
E) ? [Bobot: 20]
Jawab:
Berikut adalah contoh program format instruksi 3 alamat berbasis register untuk pernyataan matematika Y = (A x B) / (C + D
- E) :
LOAD R1, A ; Memuat nilai A ke register R1
LOAD R2, B ; Memuat nilai B ke register R2
MUL R1, R2 ; Mengalikan isi register R1 dengan R2, hasilnya disimpan di R1

LOAD R3, C ; Memuat nilai C ke register R3


LOAD R4, D ; Memuat nilai D ke register R4
SUB R3, R4 ; Mengurangi isi register R3 dengan R4, hasilnya disimpan di R3

LOAD R5, E ; Memuat nilai E ke register R5


ADD R3, R5 ; Menambahkan isi register R3 dengan R5, hasilnya disimpan di R3
DIV R1, R3 ; Membagi isi register R1 dengan R3, hasilnya disimpan di R1
STORE Y, R1 ; Menyimpan isi register R1 ke variabel Y
Catatan: Program di atas menggunakan notasi pseudo-assembly untuk menjelaskan langkah-langkah instruksi. Pastikan Anda
mengganti `A`, `B`, `C`, `D`, `E`, dan `Y` dengan nilai dan register yang sesuai dalam implementasi program sebenarnya.

3. Uraikan dengan Pengolahan Interupsi Bersarang jika suatu sistem memiliki perangkat I/O yakni Printer, Disk, dan
Modul Komunikasi dengan prioritas masing-masing perangkat I/O yaitu 1, 3, dan 2 ? [Bobot: 20]
Jawab:
Pengolahan interupsi bersarang adalah suatu metode pengolahan interupsi di sistem operasi yang mengizinkan penanganan
beberapa interupsi secara bersamaan dengan menggunakan tingkat prioritas. Berikut adalah uraian pengolahan interupsi
bersarang untuk sistem dengan perangkat I/O Printer, Disk, dan Modul Komunikasi dengan prioritas masing-masing yakni 1,
3, dan 2:

1. Ketika terjadi interupsi dari perangkat I/O, sistem operasi akan memeriksa prioritas interupsi tersebut.
2. Jika ada interupsi dengan prioritas lebih tinggi sedang ditangani, sistem operasi akan menyelesaikan penanganan interupsi
tersebut terlebih dahulu sebelum beralih ke interupsi berikutnya.
3. Jika tidak ada interupsi dengan prioritas lebih tinggi, sistem operasi akan menangani interupsi dengan prioritas yang lebih
rendah.
4. Misalnya, jika terjadi interupsi dari Printer dengan prioritas 1, sistem operasi akan menangani interupsi tersebut terlebih
dahulu. Setelah penanganan selesai, sistem operasi akan memeriksa apakah ada interupsi dengan prioritas lebih tinggi atau
tidak.
5. Jika tidak ada interupsi dengan prioritas lebih tinggi, sistem operasi akan melanjutkan dengan menangani interupsi dari
Modul Komunikasi dengan prioritas 2. Setelah itu, sistem operasi akan menangani interupsi dari Disk dengan prioritas
6. Proses pengolahan interupsi bersarang akan terus berlanjut hingga tidak ada interupsi yang tersisa atau sampai ada interupsi
dengan prioritas yang lebih tinggi.

Dengan menggunakan pengolahan interupsi bersarang, sistem operasi dapat menangani interupsi dari perangkat I/O dengan
prioritas yang sesuai, sehingga memastikan penanganan interupsi yang lebih penting dilakukan terlebih dahulu untuk menjaga
kecepatan dan keandalan sistem.
4. Terangkan dengan lengkap tahapan siklus indirect di bawah ini: ? [Bobot: 20]
T1 : MAR (IR (Address))
T2 : MBR Memori
T3 : IR (Address) (MBR (Address)) Jawab : Tahapan siklus indirect yang diberikan adalah sebagai berikut:

Tahap 1 (T1): MAR <-(IR (Address))


Pada tahap ini, nilai alamat yang terdapat dalam instruksi (IR) diambil dan dimuat ke dalam Register Alamat Memori (MAR).
Instruksi IR tersebut mengindikasikan bahwa alamat memori yang akan diakses adalah alamat secara tidak langsung, yang
berarti alamat yang sebenarnya terdapat di lokasi memori lain.

Tahap 2 (T2): MBR <- Memori


Pada tahap ini, isi memori pada alamat yang terdapat dalam MAR dimuat ke dalam Register Buffer Memori (MBR). Dengan
kata lain, nilai dari memori yang terletak pada alamat yang ditunjuk oleh MAR diambil dan dimuat ke dalam MBR.

Tahap 3 (T3): IR (Address) <- (MBR (Address))


Pada tahap ini, nilai yang terdapat dalam MBR (Address) dimuat ke dalam bagian alamat instruksi (IR). Ini berarti bahwa nilai
yang ada di MBR akan dimasukkan ke dalam IR sebagai bagian alamat instruksi. Dengan demikian, alamat yang sebenarnya
akan digunakan oleh instruksi selanjutnya akan ditentukan oleh nilai yang ada di MBR.

Dalam rangkaian tahapan ini, instruksi menggunakan alamat secara tidak langsung. Alamat yang sebenarnya diperoleh dari
memori dengan menggunakan dua tahap yaitu memuat alamat dari instruksi ke MAR, kemudian memuat isi memori yang ada
di alamat tersebut ke MBR. Akhirnya, nilai yang ada di MBR dimasukkan kembali ke dalam IR sebagai alamat instruksi yang
sebenarnya akan digunakan oleh instruksi selanjutnya.

5. Berikan analisa anda tentang kinerja dari komputer paralel pada protokol OSI lapisan Transport dan
lapisan Application ? [Bobot: 20]
Jawab:
Komputer paralel dapat memberikan kinerja yang lebih baik pada beberapa aspek protokol OSI. Pada lapisan Transport
(Lapisan 4), komputer paralel dapat mempercepat pemrosesan dan pengiriman data melalui pemisahan beban kerja menjadi
beberapa unit pemrosesan yang bekerja secara bersamaan. Hal ini dapat meningkatkan throughput dan mengurangi latensi
dalam pengiriman data.

Pada lapisan Application (Lapisan 7), komputer paralel dapat digunakan untuk mempercepat pemrosesan aplikasi yang
membutuhkan komputasi intensif, seperti analisis data besar atau rendering grafis. Dengan memanfaatkan kekuatan
komputasi paralel, aplikasi dapat dijalankan lebih cepat dan lebih efisien.

Namun, penting untuk dipahami bahwa kinerja komputer paralel juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti algoritma yang
digunakan, efisiensi perangkat keras, dan pengaturan jaringan. Selain itu, tidak semua aplikasi atau protokol OSI dapat
diambil manfaatnya dari komputasi paralel secara signifikan. Oleh karena itu, analisis kinerja komputer paralel perlu
mempertimbangkan faktor-faktor ini secara menyeluruh.

4. Berikan pemahaman anda secara lengkap mengenai performa kinerja dari Load-balancing clusters pada kategori
cluster komputer?
Jawab:
Load-balancing clusters adalah kumpulan komputer yang bekerja bersama untuk membagi beban kerja secara merata untuk
meningkatkan kinerja dan keandalan sistem. Konsep ini digunakan untuk memastikan bahwa setiap komputer dalam cluster
berkontribusi secara seimbang dalam pemrosesan permintaan yang masuk.

Performa kinerja dari load-balancing clusters dapat memberikan beberapa manfaat, seperti:

Penyeimbangan Beban: Dengan membagi beban kerja secara merata di antara komputer-komputer dalam cluster, load-
balancing clusters dapat mencegah terjadinya penumpukan pada satu komputer dan memastikan penggunaan sumber daya
yang optimal. Hal ini menghindari bottleneck dan meningkatkan throughput sistem secara keseluruhan.

Skalabilitas: Load-balancing clusters memungkinkan penambahan atau pengurangan komputer dalam cluster dengan mudah.
Ini memberikan fleksibilitas untuk meningkatkan kapasitas sistem secara horizontal dengan menambahkan lebih banyak
komputer saat permintaan meningkat atau mengurangi jumlah komputer saat permintaan menurun. Dengan demikian, sistem
dapat mengatasi volume permintaan yang berfluktuasi dengan lebih baik.

Ketersediaan dan Redundansi: Dalam load-balancing clusters, jika satu komputer mengalami kegagalan, beban kerja akan
secara otomatis dialihkan ke komputer lain yang masih beroperasi. Hal ini mengurangi dampak dari kegagalan perangkat
keras tunggal dan meningkatkan ketersediaan sistem secara keseluruhan. Dengan adanya redundansi, load-balancing clusters
dapat menawarkan tingkat keandalan yang lebih tinggi.

Peningkatan Responsifitas: Dengan memanfaatkan load-balancing algorithms yang cerdas, permintaan dapat diberikan ke
komputer yang memiliki sumber daya yang paling sesuai atau memiliki koneksi jaringan yang lebih cepat. Hal ini dapat
mengurangi waktu respons sistem dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Namun, performa kinerja load-balancing clusters juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti algoritma load-balancing yang
digunakan, kemampuan komunikasi antar komputer dalam cluster, dan karakteristik beban kerja yang dihadapi. Pemilihan
algoritma yang tepat dan konfigurasi yang cermat sangat penting untuk mencapai kinerja yang optimal.

1. Bagaimanakah tindakan modul I/O terhadap tidak adanya waktu tunggu pada CPU?
Jawab:
Modul I/O (Input/Output) bertanggung jawab untuk menangani operasi masukan/keluaran pada sistem komputer. Tindakan
modul I/O terhadap tidak adanya waktu tunggu pada CPU adalah dengan mengimplementasikan teknik yang disebut I/O non-
blocking atau asynchronous I/O.

Dalam I/O blocking tradisional, CPU harus menunggu hingga operasi I/O selesai sebelum melanjutkan eksekusi program. Hal
ini mengakibatkan waktu tunggu yang dapat membuang sumber daya CPU yang berharga.

Namun, dengan I/O non-blocking atau asynchronous I/O, CPU dapat melanjutkan eksekusi program tanpa menunggu operasi
I/O selesai. Tindakan ini dilakukan dengan meminta operasi I/O kepada modul I/O dan mendaftarkannya untuk diproses
secara asinkron. CPU dapat melanjutkan eksekusi program lain atau tugas lainnya, dan ketika operasi I/O selesai, modul I/O
memberikan notifikasi atau sinyal kepada CPU.

Dengan menggunakan I/O non-blocking, waktu tunggu CPU dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. CPU dapat
memanfaatkan waktu yang sebelumnya terbuang untuk melakukan operasi lain yang membutuhkan pemrosesan CPU. Hal ini
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya CPU dan mempercepat kinerja keseluruhan sistem komputer.

2. Buatlah program format instruksi 3 alamat berbasis register dari pernyataan Y = (A + B) / (C x D


– E)?
Jawab:
Berikut ini adalah contoh program dalam format instruksi 3 alamat berbasis register menggunakan pernyataan Y = (A + B) /
(C x D - E) :
1. LOAD R1, A ; Memuat nilai A ke dalam register R1
2. LOAD R2, B ; Memuat nilai B ke dalam register R2
3. ADD R3, R1, R2 ; Menjumlahkan nilai A dan B, hasil disimpan di register R3
4. LOAD R4, C ; Memuat nilai C ke dalam register R4
5. LOAD R5, D ; Memuat nilai D ke dalam register R5
6. MUL R6, R4, R5 ; Mengalikan nilai C dan D, hasil disimpan di register R6
7. LOAD R7, E ; Memuat nilai E ke dalam register R7
8. SUB R8, R6, R7 ; Mengurangkan hasil perkalian C dan D dengan E, hasil disimpan di register R8
9. DIV R9, R3, R8 ; Membagi hasil penjumlahan A dan B dengan hasil pengurangan C, D, dan E, hasil disimpan di register
R9 10. STORE Y, R9 ; Menyimpan hasil perhitungan ke dalam variabel Y

Catatan: Program ini merupakan contoh secara umum. Pastikan untuk mengganti A, B, C, D, E, dan Y dengan nilai atau alamat
memori yang sesuai dalam program Anda. Selain itu, pastikan juga untuk menggunakan instruksi yang sesuai dengan bahasa
pemrograman atau arsitektur komputer yang Anda gunakan.

3. Uraikan fungsi CPU dan tindakan apa yang dilakukan prosessor jika sinyal interupsi yang masuk
ditangguhkan?
Jawab:
Fungsi utama CPU (Central Processing Unit) adalah untuk melakukan pemrosesan instruksi dan menjalankan tugas-tugas
komputasi dalam sistem komputer. CPU bertanggung jawab untuk mengambil instruksi dari memori, melakukan operasi
matematika dan logika, mengelola data dalam register, dan mengoordinasikan interaksi antara komponen sistem.

Jika sinyal interupsi masuk dan ditangguhkan, prosesor akan melakukan tindakan berikut:

• Merekam Status: Prosesor akan menyimpan status dan konteks eksekusi saat ini. Ini termasuk nilai register, instruksi yang
sedang dieksekusi, dan informasi lain yang relevan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa ketika prosesor kembali ke
eksekusi setelah menangani interupsi, keadaan sebelumnya dapat dipulihkan dengan benar.

• Melakukan Penanganan Interupsi: Setelah merekam status, prosesor akan beralih ke rutinitas penanganan interupsi. Rutinitas
ini bertugas untuk menangani interupsi yang masuk. Prosesor akan menjalankan kode yang terkait dengan interupsi tersebut,
seperti memeriksa jenis interupsi, menyimpan data interupsi, atau menangani kejadian yang menyebabkan interupsi.

• Mengganti Konteks: Setelah penanganan interupsi selesai, prosesor akan mengembalikan status dan konteks sebelumnya
yang telah direkam. Ini meliputi mengembalikan nilai-nilai register dan instruksi yang sedang dieksekusi sebelum interupsi
terjadi. Dengan mengganti konteks, prosesor dapat melanjutkan eksekusi dari titik yang tertunda akibat interupsi.
• Melanjutkan Eksekusi: Setelah konteks dikembalikan, prosesor akan melanjutkan eksekusi program dari titik yang tertunda
akibat interupsi. Hal ini memungkinkan prosesor untuk melanjutkan tugas-tugas yang sedang berjalan sebelum interupsi
terjadi, seperti menjalankan instruksi berikutnya atau melanjutkan operasi yang tertunda.

• Dengan melakukan tindakan di atas, prosesor dapat menangani interupsi dengan efisien dan melanjutkan eksekusi program
dengan benar setelah penanganan interupsi selesai.

4. Terangkan dengan lengkap tahapan siklus interupsi di bawah ini? [Bobot: 20]
T1 : MBR (PC)
T2 : MAR Save Address
PC Routine Address
T3 : Memory (MBR)
Jawab:
Siklus interupsi terjadi ketika prosesor menerima sinyal interupsi dari perangkat eksternal atau perangkat dalam sistem
komputer. Tahapan siklus interupsi dapat dijelaskan sebagai berikut:

T1: MBR <-(PC)


Pada tahap ini, nilai Program Counter (PC) disimpan ke dalam Memory Buffer Register (MBR). PC adalah register yang
menyimpan alamat instruksi berikutnya yang akan dieksekusi oleh prosesor. Dalam siklus interupsi, nilai PC disimpan untuk
memastikan bahwa prosesor dapat kembali ke instruksi yang sedang dieksekusi setelah penanganan interupsi selesai.

T2: MAR <- Save Address, PC <- Routine Address


Pada tahap ini, nilai alamat yang akan digunakan untuk menyimpan konteks eksekusi saat ini disimpan dalam Memory Address
Register (MAR). Konteks eksekusi ini meliputi nilai register, instruksi yang sedang dieksekusi, dan informasi lain yang relevan.
Selain itu, nilai alamat rutinitas penanganan interupsi disimpan ke dalam PC. Rutinitas penanganan interupsi adalah kode yang
akan dieksekusi oleh prosesor untuk menangani interupsi yang terjadi.

T3: Memory <- (MBR)


Pada tahap ini, nilai yang tersimpan dalam MBR, yaitu nilai PC yang telah disimpan pada tahap T1, dimuat ke dalam memori.
Hal ini dilakukan untuk menyimpan konteks eksekusi saat ini sebelum penanganan interupsi dimulai. Dengan menyimpan
konteks ini, prosesor dapat mengembalikan keadaan sebelumnya setelah penanganan interupsi selesai.

Setelah tahapan siklus interupsi selesai, prosesor akan melanjutkan dengan rutinitas penanganan interupsi yang ada di alamat
yang diisikan ke dalam PC pada tahap T2. Rutinitas ini akan menangani interupsi yang terjadi dan melakukan tindakan yang
sesuai, seperti mengambil data interupsi, menyimpan data, atau mengeksekusi kode tertentu.

Setelah penanganan interupsi selesai, prosesor akan memulihkan konteks eksekusi yang telah disimpan sebelumnya dan
melanjutkan eksekusi program dari instruksi berikutnya setelah instruksi interupsi. Hal ini memungkinkan prosesor untuk
melanjutkan tugas yang sedang berjalan sebelum interupsi terjadi.

5. Dimasa pandemi virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini, berikan analisa dan solusi anda
bagaimana implementasi komputer paralel (computer parallel) berperan terhadap teknologi informasi website-
website pemerintah pusat atau daerah?
Jawab:
Implementasi komputer paralel dapat memberikan kontribusi positif terhadap teknologi informasi website-website pemerintah
pusat atau daerah dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Berikut adalah analisis dan solusi terkait:

1. Analisis :
• Lonjakan Lalu lintas: Selama pandemi, website-website pemerintah pusat atau daerah mengalami lonjakan lalu lintas
yang signifikan. Banyak orang mencari informasi terkait kebijakan, protokol kesehatan, vaksinasi, dan bantuan sosial. Hal ini
menyebabkan peningkatan beban pada server dan sistem yang mengelola website tersebut.

• Kinerja yang Lambat: Dalam situasi lonjakan lalu lintas, website-website pemerintah mungkin mengalami kinerja yang
lambat atau bahkan kegagalan sistem. Hal ini dapat menghambat akses publik terhadap informasi penting dan mengurangi
efektivitas komunikasi pemerintah dengan masyarakat.

2. Solusi :
• Skalabilitas: Implementasi komputer paralel dapat meningkatkan skalabilitas sistem dan meningkatkan kapasitas untuk
menangani lonjakan lalu lintas. Dengan menggunakan multiple CPU atau server yang bekerja secara paralel, website-website
pemerintah dapat mengelola permintaan yang lebih besar dengan lebih efisien.

• Load Balancing : Dengan menggunakan komputer paralel, teknik load balancing dapat diterapkan untuk mendistribusikan
lalu lintas secara merata di antara multiple server. Ini membantu dalam menghindari overload pada satu server dan memastikan
ketersediaan dan kecepatan akses yang lebih baik.
• Redundansi : Komputer paralel juga memungkinkan implementasi redundansi, yaitu memiliki multiple server yang saling
mendukung. Jika salah satu server mengalami kegagalan, server lain dapat mengambil alih tugasnya. Ini membantu menjaga
ketersediaan website-website pemerintah dan meminimalkan dampak dari kegagalan sistem.

• Pemrosesan Data Cepat : Dalam situasi pandemi, data yang harus diproses oleh website-website pemerintah dapat sangat
besar dan kompleks. Komputer paralel memungkinkan pemrosesan data secara paralel, yang dapat mengurangi waktu
pemrosesan dan meningkatkan responsivitas sistem.

• Keamanan dan Perlindungan Data : Dalam konteks website-website pemerintah, keamanan dan perlindungan data adalah
hal yang penting. Komputer paralel dapat digunakan untuk mengimplementasikan solusi keamanan seperti enkripsi data,
deteksi ancaman, dan pemantauan keamanan real-time.

Implementasi komputer paralel dapat membantu meningkatkan kinerja, ketersediaan, dan skalabilitas website-website
pemerintah pusat atau daerah selama pandemi Covid-19. Solusi ini dapat memastikan akses yang lebih baik terhadap informasi
yang relevan dan membantu pemerintah dalam menyampaikan kebijakan dan bantuan kepada masyarakat secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai