Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LOAD BALANCING

Nama: Mei Fitri Lestari

Kelas: XI TKJ 2

SMK NEGERI 1 PETARUKAN

2019
BAB 1

1.1 Pendahuluan
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik
terhadap sebuah servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan
ketika ada permintaan dari pemakai. Dengan load balancing trafik dapat berjalan
secara optimal, memaksimalkan throughput dan memperkecil waktu tanggap dan
menghindari overload pada salah satu server. Load balancing dapat diterapkan
pada lingkungan fisik dan lingkungan virtual dalam hal ini cloud computing.
Salah satu layanan dari cloud computing adalah Infrastructure as a Service (IaaS).
IaaS adalah sebuah layanan yang “menyewakan” sumber daya teknologi informasi
dasar yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem
operasi, kapasitas jaringan dan lain lain, yang dapat digunakan oleh penyewa
untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya.
Algoritma load balancing yang dapat digunakan seperti Round Robin,
Ratio, Fastest dan Least Connection. Algoritma Ratio melakukan pembagian
dengan melihat rasio yang ada pada tiap server, server dengan rasio terbesar diberi
beban besar dan server dengan rasio kecil akan diberi beban kecil, algoritma
Fastest membagi beban dengan melihat server mana yang memiliki respon paling
cepat sedangkan algoritma Least Connection akan membagi beban dengan
melihat server mana yang memiliki koneksi paling sedikit. Ketiga algoritma ini
memiliki kelemahan karena membutuhkan komunikasi antar-proses untuk
menentukan server mana yang akan melayani permintaan yang masuk. Algoritma
Round Robin dapat memecahkan masalah ini karena algoritma ini membagi beban
secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server yang lain sehingga
membentuk putaran. Keuntungan algoritma Round Robin adalah ia tidak
memerlukan komunikasi antar-proses.
1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kejuruan Administrasi Infrastruktur Jaringan
di SMK NEGERI 1 PETARUKAN

1.3 Manfaat

a. Siswa dapat menambah pengetahuannya tentang mengimplementasikan load


berlancing untuk mengoptimalkan jaringan.

b. Siswa dapat menambah pengetahuan yang lebih tentang teknik untuk


mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang,
agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu
tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.

c. Makalah ini adalah merupakan sarana untuk mengembangkan dan


mengimplementasikan teori dan ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam mata
pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan di SMK NEGERI 1 PETARUKAN.
BAB 2

2.1 Pengertian menggunakan


Menurut Budi Eko Kristanto:
load balancing adalah : suatu jaringan komputer yang metode untuk mendistribusikan beban
kerjaan pada dua atau bahkan lebih suatu koneksi jaringan secara seimbang agar pekerjaan
dapat berjalan optimal dan tidak overload (kelebihan) beban pada salah satu jalur koneksi.

Menurut Dedy Bintang:


Load Balance artinya keseimbangan beban. Maksudnya ialah load balance adalah teknik
mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik
dapat berjalan secara optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan
menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.

Menurut Rahmad Jayadi:


Pengertian load balancing adalah : suatu jaringan komputer yang menggunakan metode untuk
mendistribusikan beban kerjaan pada dua atau bahkan lebih suatu koneksi jaringan secara
seimbang agar pekerjaan dapat berjalan optimal dan tidak overload (kelebihan) beban pada
salah satu jalur koneksi. load balancing juga bisa di katakan sebagai penggabungan dua buah
jaringan atau lebih untuk di gabungkan ke dalam router dan di sambungkan ke server serta
clien itu yang di sebut load balancing.
2.2 Cara Kerja

Langkah 1

Sebuah domain name request yang dikirim dari remote web browser masuk ke gateway.
Request tersebut dicek oleh algoritma load balancing yang berdasar gateway current load
statistic untuk menentukan port wan mana yang digunakan.
Langkah 2

Balasan dikirim ke remote web browser. Gatewaynya akan mengarahkan browser session ke
WAN port yang memiliki traffic paling sedikit.

Langkah 3

Remote web browser ini kemudian menghubungkan ke IP address yang ditentukan memiliki
WAN port yang telah tersedia.

2.3 Fungsi
Kemudian Tony Bourke menjelaskan bahwa terdapat lima fungsi
dari sebuah load balancer, yaitu:
a. Mencegat traffic berbasis jaringan (network-based traffic) seperti web
traffic yang ditujukan pada sebuah alamat.
b. Membagi traffic menjadi satuan request dan memutuskan server mana
yang akan menerima request tersebut.
c. Monitoring server, memastikan bahwa server-server tersebut dapat
merespon traffic. Jika salah satu server tidak dapat merespon
permintaan, maka ia akan dikeluarkan dari daftar node.
d. Menyediakan redundancy (server ganda) dengan menggunakan lebih
dari satu skenario fail-over.
e. Memberikan perhatian/pengawasan pada distribusi konten (di dalam
traffic jaringan), seperti membaca URL, mencegat cookies, dan XML parsing.

2.4 Tipe
1. Software load-balancing.
Dimana load-balancing berjalan disebuah PC/Server, dan aplikasi load-balancing di
install dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat berfungsi. Keuntungannya adalah jika ada
penambahan fitur atau fasilitas tambahan tidak perlu mengganti keseluruhan perangkat load-
balancing. Performa proses load-balancing dipengaruhi oleh perangkat komputer yang
digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan software yang canggih saja.
Perangkat keras yang dapat mempengaruhi performa metode ini adalah kartu jaringan,
besarnya RAM pada perangkat, media penyimpanan yang besar dan cepat, dsb. sehingga
performa metode ini sulit untuk bisa diperkirakan. Beberapa load-balancer software yaitu:
Linux Virtual Server, Ultra Monkey, dan Network load-balancing.
Kelebihan
 Lebih murah
 Software aplikasi memiliki banyak pilihan konfigurasi yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
Kekurangan
 Sebagian besar aplikasi tidak dapat menangani situs-situs yang besar atau jaringan yang
kompleks.
 Paket aplikasi yang akan mendukung sistem besar memerlukan hardware yang banyak juga.
2. Hardware load-balancing.
Dimana load-balancing berjalan disebuah device/ alat yang sudah disiapkan dari pabrik
dan siap digunakan. Tipe Hardware load-balancing banyak digunakan karena kemudahannya.
Beberapa load-balancer hardware, yaitu: Cisco System Catalyst, Coyote Point, FS Network
BIG-IP, Baraccuda load-balancer.
Hardware load-balancer:
Kelebihan
 Mudah disesuaikan dari pada perangkat lunak
 Proses lalu lintas pada tingkat jaringan, yang secara nominal lebih efisien daripada
deskripsi perangkat lunak.
 Bekerja dengan banyak OS atau platform
Kekurangan:
 Biaya lebih mahal dari perangkat lunak
Teknologi load-balancing dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dan efisien untuk
menciptakan sistem yang handal dengan tingkat ketersediaan tinggi, khususnya sebagai web
server. Untuk pemanfaatan teknologi load-balancing menggunakan software load-balancing
saat ini banyak digunakan pada sistem operasi open source seperti linux.

2.5 Metode
Masing-masing metode punya kelebihan, kekurangan dan karakteristiknya masing-masing.
Kali ini, kita akan meluangkan waktu untuk sedikit mengenal mereka, dan mencari tahu
manakah metode yang paling cocok diterapkan di jaringan anda.
1. Static route dengan Address list

Static route dengan Address list adalah metode load balancing yang mengelompokkan
suatu range IP address untuk dapat di atur untuk melewati salah satu gateway dengan
menggunakan static routing. Metode ini sering di gunakan pada warnet yang membedakan
PC untuk browsing dengan PC untuk Game Online. Mikrotik akan menentukan jalur gateway
yang di pakai dengan membedakan src-address pada paket data.
Kelebihan: dapat membagi jaringan dengan topologi yang sederhana, tidak ribet, dan tidak
ada disconnection pada client yang disebabkan perpindahan gateway karena load balancing.
Kekurangan: Gampang terjadi overload jika yang aktif hanya client-client pada salah satu
address list saja.

2. Equal Cost Multi Path (ECMP)


Equal Cost Multi Path adalah pemilihan jalur keluar secara bergantian pada gateway.
Contohnya jika ada dua gateway, dia akan melewati kedua gateway tersebut dengan beban
yang sama (Equal Cost) pada masing-masing gateway.
Kelebihan: Dapat membagi beban jaringan berdasarkan perbandingan kecepatan di antara 2
ISP.
Kekurangan: Sering terjadi disconnection yang disebabkan oleh routing table yang restart
secara otomatis setiap 10 menit.
3. Nth

Nth bukanlah sebuah singkatan. Melainkan sebuah bilangan integer (bilangan ke-N). Nth
menggunakan algoritma round robin yang menentukan pembagian pemecahan connection
yang akan di-mangle ke rute yang dibuat untuk load balancing. Pada dasarnya, koneksi yang
masuk ke proses router akan menjadi satu arus yang sama. Walaupun mereka datang dari
interface yang berbeda. Maka pada saat menerapkan metode Nth, tentunya akan ada batasan
ke router untuk hanya memproses koneksi dari sumber tertentu saja. Ketika router telah
membuat semacam antrian baru untuk batasan yang kita berikan di atas, baru proses Nth di
mulai.

Kelebihan: Dapat membagi penyebaran paket data yang merata pada masing-masing
gateway.
Kekurangan: Kemungkinan terjadi terputusnya koneksi yang disebabkan perpindahan
gateway karena load balancing.

4. Per Connection Classifier (PCC)

Per Connection Classifier merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket menuju
gateway suatu koneksi tertentu. PCC mengelompokkan trafik koneksi yang keluar masuk
router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-
address, dst-address, src-port dan dst-port. Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang
telah dilewati di awal trafik koneksi. Sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih
berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang
sudah dikirim.
Kelebihan: Mampu menspesifikasikan gateway untuk tiap paket data yang masih
berhubungan dengan data yang sebelumnya sudah dilewatkan pada salah satu gateway.
Kekurangan: Beresiko terjadi overload pada salah satu gateway yang disebabkan oleh
pengaksesan situs yang sama.
2.6 Kelebihan dan kelemahan
kelebihan load balancing :
1. Dapat membagi pekerjaan secara merata kepada server layanan utama.
2. Sebagai pintu masuk keadaan layannan yang ada.
3. Meminimalisir waktu down dari layannan dan menyediakan ketersediaan layannan setiap
saat.
4. Mempercepat akses layannan, karna dapat mengarahkan permintaan layannan ke server
yang memilih respon cepat.

kelemahan load balancing :


1. Load berlancing akan menambah biaya karna memerlukan dua atau lebih server
2. Jika server induk bermasalah, semua sistem virtual yang ada di dalamnya tidak bisa di
gunakan.
3. Penempatan semua data dalam satu server akan menjadi target serangan virus atau pun
seorang hacker, apabila hacker tersebut dapat menembus ke dalam server server virtual
dengan cara informasi informasi yang ada pada server induk maka di pastikan hacker tersebut
akan menguasainya.

2.7. Fitur-fitur

Beberapa fitur yang ada pada baik load balancer Hardware maupun load balancer software,
yaitu:
1. Asymmetric load. rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang menjadi primary
yang dianggap paling baik backbonenya dan terbaik dalam path routingnya, jadi kita dapat
membuat mesin untuk mencari best path determination dan routing yang terpendek dan
terbaik untuk sampai ketujuan. 2. Aktivitas berdasarkan prioritas. Disaat load jaringan sedang
peek, server akan dapat membagi aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan.
3. Proteksi dari serangan DDoS. karena kita dapat membuat fitur seperti SYN Cookies dan
delayed-binding suatu metode di back-end server 16 pada saat terjadi proses TCP handshake
pada saat terjadi serangan SYN Flood .
4. Kompresi HTTP. Memungkinkan data untuk bisa mentransfer objek HTTP dengan
dimungkinkannya penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada di semua web browser
yang modern.
5. TCP Buffering. dapat membuat respon buffer dari server dan berakibat dapat
memungkinkan task akses lebih cepat.
6. HTTP Caching. dapat menyimpan content yang static, dengan demikian request dapat di
handel tanpa harus melakukan kontak ke web server diluar jaringan yang berakibat akses
terasa semakin cepat.
7. Content Filtering. Beberapa Load Balancing dapat melakukan perubahan trafik pada saat
dijalankan.
8. HTTP Security. beberapa system Load Balancing dapat menyembunyikan HTTP error
pages, menghapus identifikasi header server dari respon HTTP, dan melakukan enkripsi
cookies agar user tidak dapat memanipulasinya.
9. Priority Queuing. berguna untuk memberikan perbedaan prioritas traffic paket.
10. Spam Filtering . Spam istilah lainnya junk mail merupakan penyalahgunaan dalam
pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang
mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web.

2.8 Konfigurasi
Konfigurasi Load Balancing Mikrotik

Sebelum memulai konfigurasi Load Balancing mikrotik, berikut IP yang akan digunakan
IP gateway lokal ISP A = 10.10.200.2/30 (ether 1)
IP gateway lokal ISP B = 10.10.200.5/30 (ether 2)
IP Lokal = 192.168.200.0/24 (ether 3)
Pertama kali yang harus dilakukan adalah dengan set IP address pada ether 1,2 dan 3. Seperti
gambar dibawah ini

Setelah set IP telah selesai, langkah selanjutnya adalah membuat rule untuk load
balancingnya. Langkah yang harus dilakukan adalah dengan membuka menu IP>>Firewall
dan

buka menu tab Mangle.


Setelah membuka tab mangle, langkah yang harus dilakukan adalah membuat rule dengan
menekan tombol (+) warna merah, lalu isi chain dengan prerouting. Kemudian in Interface
adalah ether yang mengarah ke klien.

Setelah itu buka tab action dan pilih action mark connection dan new connection mark isi

ISP A.

Lakukan hal yang sama untuk membuat rule ISP B, perbedaannya cuma beda saat pengisian
nama new connection mark. Isi nama tersebut dengan ISP

Lebih jelasnya lihat gambar berikut

Setelah markconnection sudah selesai, kemudian bikin mark routing, langkah langkahnya
hampir sama dengan membat mark connection cuma pada tab general connection mark diisi
rule mark connection sesuai ISP yang dibuat tadi. Selain itu juga pada tab action diisi mark
routing. Lebih jelasnya lihat gambar berikut
Lakukan hal yang sama untuk membuat rule ISP B, perbedaannya cuma berada pada
Connection mark diisi ISP B, dan pada New Mark routing di isi toISPB
Setelah rule mark connection dan mark routing sudah dibuat, pada menu mangle akan seperti
gambar dibawah ini

Setelah rule load balancing selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat routing ke
kedua ISP tersebut. Masuk ke IP>>Route . Lalu tekan tombol (+) untuk membuat route baru.
Isikan Gateway dengan IP address IP Gateway ISP A dan untuk Routing Mark isi toISPA.
Lakukan hal yang sama untuk route ISP B, seperti gambar dibawah ini.
Setelah routing telah selesai dibuat, langkah terakhir adalah membuat NAT Masquerade
agar klien anda bisa koneksi internet. Langkahnya seperti gambar dibawah ini.
Pengujian

Setelah seluruh konfigurasi telah selesai dilakukan, sekarang saatnya dilakukan pengetesan.
Silahkan speedtest koneksi anda, lalu buka router Load balancing anda jika pada ISP A dan
ISP B mendapatkan kapasitas penggunaan bandwidth yang sama maka rule load balancing
anda sudah berhasil.

Demikian tutorial tentang Cara kerja dan Konfigurasi Load Balancing Mikrotik. Semoga
artikel ini bermanfaat. Silahkan share artikel ini untuk membagikan ilmu kepada mereka yang
membutuhkan, terima kasih.
BAB 3

3.1 Kesimpulan

Kesimpulannya kita bisa memahami tentang load balancing seperti pengertian load
balancing dari berbagai sumber pengetahuan, cara kerja, tipe-tipe, dll. Sampai konfigurasi
load balancing salah satunya yang harus kita pahami.

3.2 Saran

Untuk melakukan konfigurasi kita harus memahami cara dan urutan


konfigurasi dengan benar dan setelah itu diuji coba agar mengetahui hasil
konfigurasi gagal atau tidaknya.
Daftar Pustaka

Bintang, dedy. 2016. Pengertian dan Konsep Load Balance.


http://dedyrn.blogspot.com. [Diakses pada 29-03-3019].
Bundet. 2018. Cara Kerja Load Balancing.
http://bundet.com/pub/detail/cara-kerja-load-balancing-1531063449.
[Diakses pada 30-03-2019].
Charter, Denny. 2008. Pengenalan Server Load Balancing.
https://dennycharter.wordpress.com/2008/07/25/pengenalan-server-load-balancing.
[Diakses pada 31-03-2019].
Hogan, Hans. 2013. Mengenal 4 Metode Load Balancing.
https://mebiso.com/mengenal-4-metode-load-balancing.
[Diakses pada 31-03-2019].
Host, Cloud. 2015. Mengenal Tipe Load Balancing Beserta Perbandingannya.
https://idcloud.com/mengenal-tipe-load-balancing-beserta-perbandingannya.
[Diakses pada 31-03-2019].
Farizal. 2016. Fungsi Load Balancing Pada LAN.
http://ezakomin.blogspot.com/2016/09/fungsi-load-balancing-pada-lan.html?m=1.
[Diakses pada 31-03-2019].
Jayadi, Rahmad. 2014. Penjelasan Load Balancing Pada Jaringan.
Http://telusurilmu.blogspot.com/2014/08/penjelasan-load-balancing-pada-
jaringan.html?m=1.
Kristanto, Budi Eko. 2012. Mengenal Teknologi Load Balancing.
http://fxekobudi.net/networking/mengenal-teknologi-load-balancing.
[Diakses pada 29-03-2019].
Jaringan, Pustaka. 2015. Cara Kerja dan Konfigurasi Load Balancing Mikrometik.
http://pustakajaringan.blogspot.com/2015/12/cara-kerja-dan-konfigurasi-load.html?
m=1. [Diakses pada 31-03-2019].
Text-id.123dok.com. 2017. Fitur Load Balancing Load Balancing.
https://text-id.123dok.com/document/4yrk33g8z-fitur-load-balancing-load-
balancing.html. [Diakses pada 31-03-2019].
Yuliana, Esti. 2012. Tugas Kuliah: Load Balancing.
http://tugaskuliah-esti.blogspot.com/2012/08/load-balancing_3381.html?m=1.
[Diakses pada 30-03-2019].

Anda mungkin juga menyukai