Esti Yuliana
(SIR200938)
ABSTRAK
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan penggunaan sumber daya yang ada
didalam jaringan komputer telah mengakibatkan timbulnya pengembangan teknologi
jaringan itu sendiri. Ketersediaan akan sumber daya yang berbanding terbalik dengan
tingkat kebutuhan saat ini telah menuntut teknologi jaringan untuk mengambangkan
suatu teknik baru yang dapat mengatasi masalah tersebut. Load balancing merupakan
salah satu teknik routing yang dapat memanfaatkan beberapa sumber daya untuk
dapat digunakan secara bersamaan. Ketika banyak permintaan dari pemakai maka
server tersebut akan terbebani karena harus melakukan proses pelayanan terhadap
permintaan pemakai. Solusi yang cukup bermanfat adalah dengan membagi-bagi
beban yang datang ke beberapa server, Jadi tidak berpusat ke salah satu perangkat
jaringan saja. Teknologi itulah yang disebut Teknologi Load Balancing. Dengan
Teknologi Load`Balancing maka dapat diperoleh keuntungan seperti menjamin
reabilitas servis, availabilitas dan skalabilitas suatu jaringan. Akan tetapi, ada
berbagai metode pula yang dapat digunakan, diantaranya metode NTH dan PCC load
balancing. Kajian ini bertujuan untuk membandingkan metode mana yang lebih baik,
sehingga sumber daya yang ada terpakai secara optimal.
BAB I
A. Pendahuluan
Dalam sistem paralel dan mendistribusikan lebih dari satu prosesor memproses
program paralel. Jumlah waktu proses yang diperlukan untuk melaksanakan
semua proses ditugaskan untuk prosesor disebut beban kerja prosesor. Sebuah
sistem komputer didistribusikan dengan puluhan atau ratusan komputer yang
terhubung dengan jaringan kecepatan tinggi memiliki banyak keuntungan
dibandingkan sistem yang memiliki komputer standalone yang sama. Sistem
terdistribusi menyediakan berbagi sumber daya sebagai salah satu keuntungan
utama, yang menyediakan kinerja yang lebih baik dan keandalan daripada
sistem tradisional lain dalam kondisi yang sama.
Lokal penjadwalan yang dilakukan oleh sistem operasi terdiri dari distribusi
proses untuk irisan waktu prosesor. Load balancing adalah klasifikasi lebih
lanjut penjadwalan dinamis. Beban perjuangan berbagi untuk menghindari
negara unshared di prosesor yang tetap diam sementara tugas bersaing untuk
layanan di beberapa prosesor lain. Load balancing juga melakukan hal yang
sama namun ia pergi satu langkah di depan untuk berbagi beban dengan
mencoba untuk menyamakan beban pada semua prosesor.
B. Latar Belakang
Sering terjadi permasalahan pada jaringan komputer antara lain data yang
dikirimkan lambat, rusak dan bahkan tidak sampai ke tujuan. Komunikasi
sering mengalami time-out, hingga masalah keamanan. Selain itu terdapat 2
modem yang tidak terpakai secara optimal, sehingga akses internet tidak
maksimal.Oleh sebab itu, jaringan komputer memerlukan sebuah router,
yaitu alat yang berfungsi sebagai pengatur jalur lalu-lintas data sehingga
tepat pada sasarannya.Router mampu menjawab tantangan daripada
permasalahan jaringan komputer itu sendiri. Dengan berbagai fasilitas
yang dimiliki router, maka komunikasi pada jaringan komputer dapat
berjalan dengan baik.
Namun, harga router tidak murah, hal ini sesuai dengan kinerja yang
dihasilkan dari router itu sendiri. Hingga ditemukannya sebuah solusi yaitu
Sistem Operasi yang dikhususkan untuk networking, yaitu MikroTik Router
OS yang terbukti murah dan handal dalam melakukan kerjanya sebagai
router. Banyak digunakan di ISP sebagai Limit bandwidth, router pada
warnet, Gateway pada Kantor, hingga pada kafe sebagai hotspot.
Penanganan dan perawatan sebuah jaringan komputer dilingkungan suatu
organisasi/instansi sering menghadapi masalah. Masalah-masalah tersebut
biasanya terletak pada masalah keamanan, masalah keandalan, ketersediaan
dan skalabilitas jaringan komputer. Untuk merealisasikan penggunaan jaringan
komputer yang dapat mengimplementasikan seluruh aplikasi berbasis web perlu
adanya penyesuaian infrastruktur sesuai kebutuhan. Implementasi seluruh
aplikasi berbasis web diperkirakan membutuhkan sebuah konfigurasi server
yang
handal
dan
juga
dapat
mengantisipasi
kebutuhan
masa
depan.
C. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada materi
kuliah Aplikasi Jaringan Komputer I. Pembahasan lebih dikhususkan pada
Mengimplementasikan load balancing untuk mengoptimalkan jaringan
D. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian mid semester mata kuliah
Aplikasi Jaringan I di STMIK Widya Utama Purwokerto.
E. Manfaat
a.
Mahasiswa
dapat
menambah
pengetahuannya
tentang
c.
A. Tinjauan Pustaka
Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik
pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan
optimal, memaksimalkan
menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Selama ini banyak dari kita
yang beranggapan salah, bahwa dengan menggunakan loadbalance dua jalur
koneksi , maka besar bandwidth yang akan kita dapatkan menjadi dua kali lipat
dari bandwidth sebelum menggunakan loadbalance (akumulasi dari kedua
bandwidth tersebut). Hal ini perlu kita perjelas dahulu, bahwa loadbalance
tidak akan menambah besar bandwidth yang kita peroleh, tetapi hanya
bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat
terpakai secara seimbang.
Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik
pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan
optimal, memaksimalkan
BAB III
A. Pengertian Load Balancing
b.
fitur
atau
fasilitas
tambahan
tidak
perlu
mengganti
Hardware yang dioptimasi dan diisi dengan platform berbasis Linux atau BSD
yang dioptimisasi adalah konfigurasi yang biasanya digunakan untuk
menjalankan software utama load balancing. Fleksibilitas yang luar biasa
didapatkan mulai dari menggunakan hardware yang selalu up to date sampai
dengan menggunakan operating system dengan patch terbaru. Sehingga
waktu guna dari perangkat ini dapat lebih panjang daripada sebuah switch
khusus yang tidak fleksibel. Solusi ini tentunya jauh lebih murah
dibandingkan dengan solusi hardware khusus atau solui software saja.
C. Algoritma dalam Load Balancing
Berikut algoritma dalam load balancing :
a)
b)
Threshold Algorithm
Menurut algoritma ini, proses ditugaskan segera setelah penciptaan ke host.
Host untuk proses baru dipilih secara lokal tanpa mengirim pesan jarak
jauh. Setiap prosesor menyimpan salinan pribadi dari beban sistem. Beban
prosesor bisa mencirikan oleh salah satu dari tiga tingkatan: underloaded,
medium dan Overloaded. Dua parameter ambang tunder dan Tupper dapat
digunakan untuk menggambarkan level.
Pada awalnya, semua prosesor dianggap berada di bawah dimuat. Ketika
keadaan beban prosesor melebihi batas tingkat beban, maka mengirimkan
pesan tentang negara beban baru untuk semua prosesor terpencil, secara
teratur memperbarui mereka untuk keadaan beban aktual dari seluruh
sistem. Jika negara lokal tidak kelebihan beban maka proses dialokasikan
secara lokal. Jika tidak, remote di bawah prosesor dimuat dipilih, dan jika
tidak ada tuan rumah tersebut terjadi, prosesnya juga dialokasikan secara
lokal. Algoritma Ambang batas memiliki proses komunikasi yang rendah
antar dan sejumlah besar alokasi proses lokal. Kemudian menurunkan
alokasi overhead proses remote dan overhead dari pengaksesan memori
jauh, yang menyebabkan peningkatan kinerja.
membangun pada host utama biasanya cukup untuk alokasi pada semua host
remote. Sejak saat itu, semua proses dibuat pada host utama dan semua
host lainnya dialokasikan secara lokal.
Ketika tuan rumah yang mendapat di bawah dimuat, manajer beban lokal
berusaha untuk mendapatkan beberapa proses dari host remote. Ini secara
acak mengirimkan permintaan dengan jumlah proses siap lokal untuk
manajer beban terpencil. Ketika seorang manajer beban menerima
permintaan seperti itu, hal itu membandingkan nomor lokal proses siap
dengan jumlah yang diterima. Jika yang pertama lebih besar dari yang
terakhir, maka beberapa proses yang berjalan dipindahkan ke pemohon dan
konfirmasi afirmatif dengan jumlah proses yang ditransfer dikembalikan.
Parameter algoritma load balancing
Kinerja algoritma load balancing berbagai diukur dengan parameter berikut :
a)
Overload Rejection
Jika Load Balancing tidak tindakan overload mungkin diperlukan tambahan
penolakan. Ketika situasi overload berakhir maka langkah-langkah overload
pertama penolakan dihentikan. Setelah periode penjaga singkat Load
Balancing juga ditutup.
b)
Fault Toleran
Parameter ini memberikan bahwa algoritma dapat mentolerir kesalahan
berliku-liku atau tidak. Hal ini memungkinkan algoritma untuk terus
beroperasi dengan benar dalam hal kegagalan beberapa. Jika kinerja
menurun algoritma, menurunkan sebanding dengan keseriusan kegagalan,
bahkan kegagalan kecil dapat menyebabkan kegagalan total load balancing.
c)
Forecasting Accuracy
Peramalan adalah derajat kesesuaian hasil dihitung ke nilai sebenarnya yang
akan dihasilkan setelah eksekusi. Algoritma statis memberikan tingkat
akurasi yang lebih dari algoritma yang dinamis seperti dalam asumsi yang
paling bekas dibuat selama waktu kompilasi dan di kemudian ini dilakukan
selama eksekusi.
d) Stabilitas
Stabilitas bisa dicirikan dalam hal penundaan dalam transfer informasi
antara prosesor dan keuntungan dalam algoritma load balancing dengan
mendapatkan performa yang lebih cepat dengan jumlah waktu tertentu.
e)
pengguna.
Dapat
diperluas
berarti
sebuah
jaringan
dapat
Dari sisi pembebanan penggunaan aplikasi ini cukup menyita sumber daya
dalam jaringan komputer seperti bandwidth, memory setiap host dan traffic.
Untuk Operating System menggunakan Windows 2000 Advanced Server Service
Pack 2 yang mendukung Load Balancing dan Cluster Service. Sedangkan untuk
Application terdiri dari sebagai berikut:
Microsoft Exchange 2000 ASP
Internet Information Service
Microsoft Terminal Service
Dari fitur operating sistem yang digunakan adalah sebagai berikut:
DNS
Active Directory
Load Balancing dan Cluster Service
Protocol TCP/IP
Khusus protocol TCP/IP, pengalamatan setiap host/client menggunakan alamat
statis tidak dinamik dengan pertimbangan jumlah titik jaringan yang terkoneksi
masih sedikit. Komputer server khususnya untuk akses jaringan komputer
menggunakan network adapter Fast Ethernet dengan speed 100Mbps. Network
processor yang digunakan adalah Switch dengan pertimbangan keandalan dan
kecepatan akses serta manajemen.
Konfigurasi Dasar
Berikut ini adalah Topologi Jaringan dan IP address yang akan kita gunakan
Gambar 1
/ip address
add address=192.168.101.2/30 interface=ether1
add address=192.168.102.2/30 interface=ether2
add address=10.10.10.1/24 interface=wlan2
/ip dns
set allow-remote-requests=yes primary-dns=208.67.222.222 secondary-dns=208.67.220.220
Untuk koneksi client, kita menggunakan koneksi wireless pada wlan2 dengan
range IP client 10.10.10.2 s/d 10.10.10.254 netmask 255.255.255.0, dimana IP
10.10.10.1 yang dipasangkan pada wlan2 berfungsi sebagai gateway dan dns
server dari client. Jika anda menggunakan DNS dari salah satu isp anda, maka
akan ada tambahan mangle.
Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS sudah benar, kita harus memasangkan
default route ke masing-masing IP gateway ISP kita agar router meneruskan
semua trafik yang tidak terhubung padanya ke gateway tersebut. Disini kita
menggunakan fitur check-gateway berguna jika salah satu gateway kita putus,
maka koneksi akan dibelokkan ke gateway lainnya.
/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 distance=1 check-gateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 distance=2 check-gateway=ping
Agar pc client dapat melakukan koneksi ke internet, kita juga harus merubah IP
privat client ke IP publik yang ada di interface publik kita yaitu ether1 dan
ether2.
/ip firewall nat
add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether1
add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether2
Sampai langkah ini, router dan pc client sudah dapat melakukan koneksi
internet. Lakukan ping baik dari router ataupun pc client ke internet. Jika
belum berhasil, cek sekali lagi konfigurasi yang telah dibuat.
b)
Webproxy Internal
Pada routerboard tertentu, seperti RB450G, RB433AH, RB433UAH, RB800 dan
RB1100 mempunyai expansion slot (USB, MicroSD, CompactFlash) untuk storage
tambahan. Pada contoh berikut, kita akan menggunakan usb flashdisk yang
dipasangkan pada slot USB. Untuk pertama kali pemasangan, storage tambahan
ini akan terbaca statusnya invalid di /system store. Agar dapat digunakan
sebagai media penyimpan cache, maka storage harus diformat dahulu dan
diaktifkan Nantinya kita tinggal mengaktifkan webproxy dan set cache-ondisk=yes untuk menggunakan media storage kita. Jangan lupa untuk
membelokkan trafik HTTP (tcp port 80) kedalam webproxy kita.
/store disk format-drive usb1
/store
add disk=usb1 name=cache-usb type=web-proxy
activate cache-usb
/ip proxy
set cache-on-disk=yes enabled=yes max-cache-size=200000KiB port=8080
/ip firewall nat
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 in-interface=wlan2 action=redirect to-ports=8080
c)
Pengaturan Mangle
Pada loadbalancing kali ini kita akan menggunakan fitur yang disebut PCC (Per
Connection Classifier). Dengan PCC kita bisa mengelompokan trafik koneksi
yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok.
Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, srcport dan atau dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway yang
dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket selanjutnya yang
masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada jalur gateway
yang sama juga. Kelebihan dari PCC ini yang menjawab banyaknya keluhan
sering putusnya koneksi pada teknik loadbalancing lainnya sebelum adanya PCC
karena
perpindahan
gateway.
Pada kasus tertentu, trafik pertama bisa berasal dari Internet, seperti
penggunaan remote winbox atau telnet dari internet dan sebagainya, oleh
Umumnya, sebuah ISP akan membatasi akses DNS servernya dari IP yang hanya
dikenalnya, jadi jika anda menggunakan DNS dari salah satu ISP anda, anda
harus menambahkan mangle agar trafik DNS tersebut melalui gateway ISP yang
bersangkutan bukan melalui gateway ISP lainnya. Disini kami berikan mangle
DNS ISP1 yang melalui gateway ISP1. Jika anda menggunakan publik DNS
independent, seperti opendns, anda tidak memerlukan mangle dibawah ini.
/ip firewall mangle
Karena kita menggunakan webproxy pada router, maka trafik yang perlu kita
loadbalance ada 2 jenis. Yang pertama adalah trafik dari client menuju internet
(non HTTP), dan trafik dari webproxy menuju internet. Agar lebih terstruktur
dan mudah dalam pembacaannya, kita akan menggunakan custom-chain
sebagai berikut :
/ip firewall mangle
Pada mangle diatas, untuk trafik loadbalance client pastikan parameter ininterface adalah interface yang terhubung dengan client, dan untuk trafik
loadbalance webproxy, kita menggunakan chain output dengan parameter outinterface yang bukan terhubung ke interface client. Setelah custom chain untuk
d) Pengaturan Routing
Pengaturan mangle diatas tidak akan berguna jika anda belum membuat
routing berdasar mark-route yang sudah kita buat. Disini kita juga akan
membuat routing backup, sehingga apabila sebuah gateway terputus, maka
semua koneksi akan melewati gateway yang masing terhubung
/ip route
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 routing-mark=route-to-isp1 distance=1
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 routing-mark=route-to-isp1 distance=2
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 routing-mark=route-to-isp2 distance=1
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 routing-mark=route-to-isp2 distance=2
e)
Pengujian
Dari hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 2
(membuka koneksi baru) lagi pada web lain, akan mendapatkan 30kBps
(240kbps). Dari pengujian ini terlihat dapat disimpulkan bahwa
512kbps + 256kbps 768kbps
Loadbalancing menggunakan teknik pcc ini akan berjalan efektif dan
mendekati seimbang jika semakin banyak koneksi (dari client) yang
terjadi. Gunakan ISP yang memiliki bandwith FIX bukan Share untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal. Load Balance menggunakan PCC
ini bukan selamanya dan sepenuhnya sebuah solusi yang pasti berhasil
baik di semua jenis network, karena proses penyeimbangan dari traffic
adalah berdasarkan logika probabilitas.
BAB IV
KESIMPULAN
Ferdi
Risky,
Mei
2010,
Konsep
Load
Balancing
dan
Manfaatnya,
http://ferdisky.blogspot.com/2010/05/konsep-load-balancing-dan-manfaatnya.html,
diakses 11 Juni 2012.
Pujo Dewobroto, 2012, Load Balance menggunakan Metode PCC,
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34 diakses 11 Juni 2012
Allan Leinword & Karen Fang Conroy, Netwok Management, A Practical Persepective,
Addison Wesley, New York, 1996.
Andrew S. Tanenbaum, Computer Network, 3 rd Edition, Prentice Hall, New Jersey,
1996.
Drew Heywood, Konsep dan Penerapan Microsoft TCP/IP, Andi Offset, Yogyakarta,
1999.
William Stalling, Komunikasi Data dan Komputer: Jaringan Komputer, Salemba
Teknika, Jakarta, 2000.
Mikrotik memperkenankan anda untuk melakukan load balancing dan failover antara 2 ISP
dengan menggunakan Per Connection Classifier (PCC). Dengan metode ini, anda dapat dengan
mudah menggabungkan 2 akses internet didalam sebuah routerboard dan menggunakannya untuk
warnet atau hotspot yang anda kelola.
Contoh penggunaan load balancing / failover :
Untuk melakukan load balancing dengan PCC gunakan script dibawah ini :
/ip address
add address=192.168.0.1/24 network=192.168.0.0 broadcast=192.168.0.255
interface=LAN
add address=10.111.0.2/24 network=10.111.0.0 broadcast=10.111.0.255
interface=ISP1
add address=10.112.0.2/24 network=10.112.0.0 broadcast=10.112.0.255
interface=ISP2
Penjelasan
IP Address
Set IP address untuk interface mikrotik yang mengarah ke ISP yaitu10.111.0.2/24 dan
10.112.0.2/24, sedangkan IP
LAN menggunakan 192.168.0.1/24
/ip address
add address=192.168.0.1/24 network=192.168.0.0 broadcast=192.168.0.255
interface=LAN
add address=10.111.0.2/24 network=10.111.0.0 broadcast=10.111.0.255
interface=ISP1
add address=10.112.0.2/24 network=10.112.0.0 broadcast=10.112.0.255
interface=ISP2
Routing
/ip firewall mangle
add chain=prerouting dst-address=10.111.0.0/24
add chain=prerouting dst-address=10.112.0.0/24
action=accept in-interface=LAN
action=accept in-interface=LAN
Selanjutnya menentukan routing agar kita dapat memaksa akses internet yang keluar dan masuk
lewat gateway tertentu. Hal ini penting untuk kita lakukan agar tidak terjadi looping.
add chain=prerouting in-interface=ISP1 connection-mark=no-mark action=markconnection \
new-connection-mark=ISP1_conn
add chain=prerouting in-interface=ISP2 connection-mark=no-mark action=markconnection \
new-connection-mark=ISP2_conn
Lakukan penandaan akses yang keluar dan masuk agar tidak tertukar interface.
add chain=prerouting in-interface=LAN connection-mark=no-mark dst-addresstype=!local \
per-connection-classifier=both-addresses:2/0 action=mark-connection newconnection-mark=ISP1_conn
add chain=prerouting in-interface=LAN connection-mark=no-mark dst-addresstype=!local \
per-connection-classifier=both-addresses:2/1 action=mark-connection newconnection-mark=ISP2_conn
Action mark connection hanya berlaku pada chain output dan prerouting di mangle, akan tetapi
chain prerouting juga menangkap trafik yang masuk ke router itu sendiri, untuk mencegah hal
tersebut kita menggunakan dst-address-type=!local, dan dengan memanfaatkan fitur PCC, kita
dapat menandai akses data dalam 2 grup berdasarkan destination dan source address.
add chain=prerouting connection-mark=ISP1_conn in-interface=LAN action=markrouting \
new-routing-mark=to_ISP1
add chain=prerouting connection-mark=ISP2_conn in-interface=LAN action=markrouting \
new-routing-mark=to_ISP2
add chain=output connection-mark=ISP1_conn action=mark-routing new-routingmark=to_ISP1
add chain=output connection-mark=ISP2_conn action=mark-routing new-routingmark=to_ISP2
Tentukan interface keluar dan masuk data pada routerboard dengan routing mark. Tambahkan
juga route untuk setiap routing mark.
/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.111.0.1 routing-mark=to_ISP1 checkgateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.112.0.1 routing-mark=to_ISP2 checkgateway=ping
Dan terakhir, tambahkan rules masquerade pada NAT agar klien dapat terhubung ke internet
dengan baik
/ip firewall nat
add chain=srcnat out-interface=ISP1 action=masquerade
add chain=srcnat out-interface=ISP2 action=masquerade
Referensi: