Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 5, No. 10, Oktober 2021, hlm. 4296-4303 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Load Balancing pada Cloud Computing dengan Algoritme


Improved Weighted Least Connection
Muhammad Denny Chrisna Pujangga1, Nurul Hidayat2, Fariz Andri Bakhtiar3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1denny.chrisnap@gmail.com, 2ntayadih@ub.ac.id, 3fariz@ub.ac.id

Abstrak
Load balancing adalah salah satu mekanisme pendistribusian beban kerja yang banyak digunakan pada
sistem terdistribusi. Salah satu algoritme load balancing yang banyak diterapkan adalah Algoritme
Weighted Least Connection. Namun, terdapat permasalahan pada Algoritme Weighted Least
Connection ketika dilakukan penambahan server ke sistem clustered server ketika traffic jaringan
sedang tinggi, algoritme tersebut akan membebankan beban kerja secara terus menerus ke server baru,
sehingga mengakibatkan ketidakmerataan distribusi beban kerja. Untuk mengatasi permasalahan ini,
dilakukan pengembangan pada algoritme Weighted Least Connection, yaitu dengan menggabungkan
dua algoritme menjadi satu, yaitu algoritme Server Selection dan algoritme Overload Reduce
digabungkan menjadi algoritme Improved Weighted Least Connection. Penelitian ini menerapkan
algoritme Improved Weighted Least Connection pada arsitektur cloud menggunakan simulator
CloudSim Plus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendistribusian task algoritme Weighted
Least Connection lebih merata dibanding dengan algoritme Improved Weighted Least Connection pada
beban kerja yang lebih berat. Sementara untuk perbedaan pendistribusian task kepada VM 3, tidak
terdapat perbedaan yang jauh antara algoritme Weighted Least Connection dengan algoritme Improved
Weighted Least Connection, dengan rata-rata 4,81 task per-10 detik dan rata-rata 28,3% cpu usage untuk
algoritme Weighted Least Connection, dan rata-rata 4,75 task per-10 detik dan rata-rata 28,02% cpu
usage untuk algoritme Improved Weighted Least Connection.
Kata kunci: server, Cloud computing, load balancing, weighted least connection, cloudsim plus
Abstract
Load balancing is a workload distribution mechanism that is widely used in distributed systems. One of
the most widely used load balancing algorithms is the Weighted Least Connection Algorithm. The
Weighted Least Connection algorithm has a problem that when a new server is added to the server
cluster system when there are many user requests, the Weighted Least Connection algorithm will
distribute the workload intensively to the new server, causing an uneven distribution of server
workloads. To overcome this problem, the Weighted Least Connection algorithm was developed by
combining two algorithms, the Server Selection algorithm and the Overload Reduce algorithm into one
algorithm, namely the Improved Weighted Least Connection algorithm. This study applies the Improved
Weighted Least Connection algorithm on the cloud architecture using the CloudSim Plus simulator. The
results of this study indicate that the distribution of the Weighted Least Connection algorithm task is
more even than the Improved Weighted Least Connection algorithm on heavier workloads. Meanwhile,
for the difference in the distribution of tasks to VM 3, there is not much difference between the Weighted
Least Connection algorithm and the Improved Weighted Least Connection algorithm, with an average
of 4.81 tasks per 10 seconds and an average of 28.3% cpu usage for the algorithm. Weighted Least
Connection, and an average of 4.75 tasks per 10 seconds and an average of 28.02% cpu usage for the
Improved Weighted Least Connection algorithm.
Keywords: server, cloud computing, load balancing, weighted least connection, cloudsim plus

Meningkatnya pengguna internet


1. PENDAHULUAN mengakibatkan meningkatnya traffic pada

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 4296
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4297

jaringan internet, yang tentunya mengakibatkan algoritme Improved Weighted Least Connection
meningkatnya kebutuhan sumber daya (Singh & Kaur, 2018). Cara kerja algoritme
komputasi. Cloud computing atau komputasi Server Selection adalah dengan
awan dapat dijadikan sebagai salah satu solusi mendistribusikan task yang masuk ke sistem
untuk mengatasi permasalahan ini. Cloud clustered server sesuai dengan rasio bobot setiap
computing sendiri merupakan sebuah konsep server pada satu sistem clustered server.
yang mengacu pada layanan dan aplikasi yang Sedangkan cara kerja algoritme Overload
dijalankan pada jaringan terdistribusi (Sosinky, Reduce adalah dengan menetapkan batasan
2011). sebuah server dapat dibebankan task sehingga
Fenomena meningkatnya traffic memungkinkan server untuk tidak melebihi
jaringan pada internet ini memacu meningkatnya kapasitas beban kerja yang dapat ditangani
kebutuhan sumber daya komputasi, salah dalam satu waktu. Apabila jumlah task yang
satunya pada server. Tingkat sumber daya distribusikan pada server tersebut telah melebihi
komputasi dan jumlah task yang dibebankan Batasan yang telah ditentukan, maka server
kepada server yang tidak seimbang dapat tersebut tidak akan dibebankan task lebih lanjut
mempengaruhi kinerja server tersebut.Terdapat sampai jumlah task server tersebut tidak
dua metode yang dapat diterapkan untuk melebihi batasan yang telah ditentukan
mengatasi permasalahan ini, yaitu pada server sebelumnya. Hasil yang didapat membuktikan
tunggal dapat diterapkan metode scale-up, dan bahwa algoritme Improved Weighted Least
pada server jamak dapat diterapkan metode Connection berhasil mendistribusikan beban
scale-out (Cardellini, et al., 2002). Cloud kerja kepada setiap server secara merata, dan
computing memungkinkan untuk mengatasi tidak membebankan task secara berlebihan pada
permasalahan in dengan menerapkan metode server baru (Singh & Kaur, 2018).
scale-out pada sistem clustered server. Penerapan algoritme Improved Weighted
Metode scale-out sendiri memiliki Least Connection pada penelitian ini dilakukan
permasalahan availability. Metode scale-out dengan menggunakan sistem clustered server,
membutuhkan mekanisme pendistribusian kemudian dilakukan perbandingan hasil kinerja
beban kerja atau task agar kinerja server selalu antara algoritme Weighted Least Connection dan
stabil. Salah satu mekanisme pendistribusian algoritme Improved Weighted Least Connection
beban kerja yang dapat diterapkan adalah load untuk mengetahui apakah kinerja algoritme
balancing. Load balancing merupakan sebuah Weighted Least Connection lebih baik
mekanisme yang dapat mengatur pendistribusian dibandingkan dengan algoritme Improved
beban kerja yang masuk ke sistem clustered Weighted Least Connection. Penelitian ini,
server, sehingga menstablikan kinerja server, menerapkan arsitektur cloud computing
dan memungkinkan server untuk memproses menggunakan framework simulator CloudSim
task dengan cepat (Rahman, et al., 2014). Plus. Adapun mekanisme load balancing juga
Terdapat beberapa algoritme yang umum akan diterapkan pada arsitektur tersebut.
diterapkan pada load balancing, salah satunya Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
yaitu Algoritme Weighted Least Connection. kinerja loab balancer dan cloud computing ke
Terdapat permasalahan pada algoritme depannya.
Weighted Least Connection, yaitu ketika
dilakukan penambahan virtual machine atau 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
server ke sistem clustered server di saat tingkat Penelitian ini menggunakan dua penelitian
traffic jaringan sedang tinggi, algoritme tersebut terdahulu sebagai referensi yang dirujuk.
akan membebankan beban kerja secara terus Penelitian pertama berjudul “Load balancing
menerus ke server yang baru ditambahkan ke pada Cloud computing Menggunakan Metode
sistem clustered server, mengakibatkan Least Connection” yang dilakukan oleh Ari
distribusi beban kerja yang tidak merata (Singh Wibowo (2018). Penelitian ini mengangkat
& Kaur, 2018). Singh dan Kaur mengusulkan permasalahan ketidakmerataan beban kerja
pengembangan pada algoritme Weighted Least server pada Cloud computing (Wibowo, 2018).
Connection untuk mengatasi permasalahan ini Penelitian ini mengusulkan solusi di mana
dilakukan pengembangan ini dilakunan dengan dlilakukan penerapan load balancing dengan
menggabungkan dua algoritme menjadi satu, menggunakan algoritme least connection.
yaitu algoritme Server Selection dan algoritme Mekanisme Load balancing itu sendiri
Overload Reduce digabungkan menjadi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4298

diterapkan pada data center cloud yang di yang digunakan, di mana keudanya
dalamnya terdapat lima virtual machine. Hasil menggunakan algoritme Improved Weighted
yang didapatkan dari penelitian ini adalah Least Connection.
algoritme least connection bekerja dapat
mendistribusikan beban server secara merata 3. METODOLOGI
(Wibowo, 2018). Adapun hubungan penelitian Bagian ini akan menjelaskan mengenai
yang akan dilakukan dengan penelitian ini langkah-langkah penerapan mekanisme load
adalah kesamaan pada arsitektur yang balancing pada komputasi awan (cloud
digunakan, di mana keduanya menggunakan computing) dengan algoritme Improved
arsitektur Cloud computing. Weighted Least Connection. Adapun kerangka
Penelitian kedua berjudul “An Improved penelitian yang digunakan seperti yang
Weighted Least Connection Scheduling ditunjukkan pada Gambar 1.
Algorithm for Load balancing in Web Cluster
Systems”, yang dilakukan oleh Singh dan Kaur
(2018). Penelitian ini membahas terkait
permasalahan pada algoritme Weighted Least
Connection. di mana ketika dilakukan
penambahan server baru ke dalam clustered
server system ketika tingkat traffic jaringan
sedang berada pada titik yang tinggi, algoritme
tersebut akan membebankan beban kerja secara
terus menerus ke server baru, mengakibatkan
distribusi beban kerja yang tidak merata (Singh
& Kaur, 2018). Untuk mengatasi permasalahan
ini, dilakukan pengembangan pada algoritme
Weighted Least Connection, yaitu dengan
menggabungkan dua algoritme menjadi satu,
yaitu algoritme Server Selection dan algoritme
Overload Reduce digabungkan menjadi
algoritme Improved Weighted Least Connection
(Singh & Kaur, 2018). Cara kerja algoritme Gambar 1. Diagram Alur Metodologi Penelitian
Server Selection adalah dengan
mendistribusikan task yang masuk ke sistem 4. ANALISIS KEBUTUHAN
clustered server sesuai dengan rasio bobot setiap
server pada satu sistem clustered server. Analisis kebutuhan menjelaskan terkait apa
Sedangkan cara kerja algoritme Overload saja kebutuhan yang dibutuhkan untuk
Reduce adalah dengan menetapkan batasan membangun sistem pada penelitian ini.
sebuah server dapat dibebankan task sehingga
memungkinkan server untuk tidak melebihi 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras
kapasitas beban kerja yang dapat ditangani Terdapat satu perangkat keras yang
dalam satu waktu. Apabila jumlah task yang dibutuhkan untuk menjalankan penelitian ini,
distribusikan pada server tersebut telah melebihi yaitu satu unit komputer. Adapun komputer
Batasan yang telah ditentukan, maka server tersebut harus memiliki spesifikasi berikut agar
tersebut tidak akan dibebankan task lebih lanjut simulasi penelitian dapat berjalan:
sampai jumlah task server tersebut tidak • Minimal kekuatan CPU 800MHz Intel
melebihi batasan yang telah ditentukan Pentium III.
sebelumnya. Hasil yang didapat membuktikan • Minimal RAM 512 MB.
bahwa algoritme Improved Weighted Least • Minimal kapasitas penyimpanan 750 MB.
Connection berhasil mendistribusikan beban
kerja kepada setiap server secara merata, dan 4.2 Kebutuhan Perangkat Lunak
tidak membebankan task secara berlebihan pada
Berikut merupakan kebutuhan perangkat
server baru (Singh & Kaur, 2018). Hubungan
lunak yang harus terpenuhi agar simulasi
antara penelitian yang akan dilakukan dengan
penelitian dapat berjalan:
penelitian ini adalah algoritme load balancing
a. Minimal sistem operasi yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4299

digunakan adalah Windows 7 64-bit dengan masing-masing virtual machine


b. Minimal versi framework Cloud Sim memiliki rasio sumber daya komputasi 3:1:2:2
yang digunakan adalah Cloudsim secara berurutan. Setiap entitas yang telah
Plus versi 6.0.0. disebutkan memiliki lima spesifikasi utama,
c. Integrated Development yaitu processing elements (PE) atau CPU core
Environment (IDE) yang sudah dengan satuan million instructions per second
mendukung Java Development Kit (MIPS), Random Access Memory (RAM),
versi 8. Bandwidth, dan kapasitas penyimpanan
d. Minimal Library Java Development (Storage). Parmeter ini akan menentukan
Kit versi 8 seberapa cepat entitas tersebut dapat memproses
cloudlet yang dibebankan. Spesifikasi Host
5. PERANCANGAN ditunjukkan pada Tabel 1

5.1 Gambaran Umum Arsitektur Sistem Tabel 1 Spesifikasi Host, Host 0


Berikut ini ditunjukkan Gambaran Umum Nama Komponen Spesifikasi
Arsitektur Sistem pada Gambar 2. Processing 16
Elements (PE)
MIPS 10000
RAM 40960
Bandwidth 80000
Storage 800000
VMs 4

Host merupakan padanan cloudsim untuk


komputer fisik. Pada penelitian ini host tersebut
akan disimulasikan empat virtual machine.
Adapun host tersebut memiliki 16 processing
elements (PE) dengan 10000 million instructions
per second (MIPS) untuk setiap PE, 40960
(40GB) RAM, 80000 bandwidth, dan 800000
storage. Sumber daya yang dialokasikan ke
setiap virtual machine mengikuti rasio kapasitas
sumber daya yang telah ditetapkan.

5.3 Perancangan Alur Sistem


Gambar 2. Gambaran Umum Arsitektur Sistem
Pada Gambar 3. Berikut, ditunjukkan Alur
Terdapat empat entitas yang harus kerja sistem simulator Cloud Sim Plus.
diterapkan agar simulasi Cloudsim Plus dapat
berjalan, yaitu Datacenter, Datacenter Broker,
host, dan virtual machine. Pada penelitian ini,
digunakan sejumlah satu datacenter, satu host,
dan empat virtual machine (VM) yang diberi
nama VM1, VM2, VM3, dan VM4. Virtual
machine atau server keempat nantinya akan di-
submit ke datacenter di tengah jalannya
simulasi. Proses Trial-and-error dilakukan
untuk mendapatkan spesifikasi ini, yaitu dengan
menyesuaikan jumlah virtual machine atau
server dan panjang task yang akan dibebankan.

5.2 Spesifikasi Entitas Simulasi


Simulasi pada penelitian ini menggunakan
arsitektur cloud computing dengan satu
datacenter, satu host, dan empat virtual machine,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4300

Gambar 4 Alur Kerja Algoritme Server Selection


Gambar 3 Alur Sistem
Berikut ini merupakan notasi yang digunakan
Pertama-tama, dilakukan penyusunan entitas- pada Gambar 4:
entitas penting, yaitu data center, datacenter a. i = server yang dipilih
broker, host, dan virtual machine. Setelah b. j = server selanjutnya
keempat entitas sebelumnya disusun, kemudian c. n = jumlah server
dilakukan penyusunan cloudlet atau task. Algoritme server selection melakukan
Cloudlet ini nantinya akan di-submit ke perbandingan untuk setiap server pada daftar
datacenter dan didistribusikan ke setiap server server aktif. Algoritme ini akan dijalankan oleh
atau virtual machine. Setelah menginisiasi datacenter setiap kali terdapat task yang masuk
semua entitas, simulasi dapat dimulai dengan ke datacenter tersebut. Berdasarkan Gambar 3.4,
menjalankan entias-entitas yang telah diinisiasi. algoritme server selection membandingkan
Mekanisme load balancing akan dijalankan beban kerja setiap server, lalu mengambil server
ketika terdapat cloudlet yang masuk ke dengan beban kerja paling sedikit berdasarkan
datacenter. Setelah semua cloudlet selesai rasio sumber daya komputasi dan jumlah task
dijalankan, simulasi dapat diakhiri dengan yang dilayani, untuk dibebankan task yang
melakukan shut down atau mematikan semua masuk ke datacenter. Selanjutnya, pada Gambar
entitas. Terakhir, simulasi akan mencetak hasil 5., ditunjukkan alur kerja algoritme Overload
akhir dari pengerjaan cloudlet yang telah Reduce.
dilakukan.

5.4 Perancangan Mekanisme Load


balancing
Mekanisme yang diterapkan pada
penelitian ini adalah load balancing dengan
menggunakan algoritme improved weighted
least connection. Algoritme improved weighted
least connection sendiri merupakan gabungan
dari algoritme overload reduce dan algoritme
server selection. Pada Gambar 4. Berikut,
ditunjukkan alur kerja algoritme Server
Selection.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4301

ini, yaitu implementasi arsitektur sistem dan


implementasi algoritme. Implementasi arsitektur
sistem dilakukan untuk merealisasikan
rancangin arsitektur sistem yang telah dibuat,
yaitu empat entitas yang telah didefinisikan
sebelumnya, antara lain datacenter, host, virtual
machine, dan cloudlet, sedangkan Implementasi
algoritme dilakukan untuk merealisasikan
rancangan algoritme yang telah dibuat. Bahasa
pemrograman yang digunakan pada
penelitian ini adalah Java.

7. PENGUJIAN
Pengujian dilakukan dengan mengirimkan
empat cloudlet yang akan disubmit pada awal
simulasi. Selanjutnya, simulasi akan
mengirimkan sejumlah satu cloudlet server
setiap terdapat event cloudsim selama dua detik.
Simulasi dilakukan sebanyak tiga kali dengan
menggunakan cloudlet dengan panjang yang
Gambar 5 Alur Kerja Algoritme Overload Reduce
berbeda pada setiap percobaan, dan dilakukan
Algortime overload reduce bekerja dengan selama 150 detik waktu CloudSim. Hasil
melakukan pengecekan pada setiap server aktif. pengujian algoritme Improved Weigted Least
Apabila terdapat server yang telah melebihi Connection kemudian dibandingkan dengan
batasan beban kerja yang telah ditentukan, maka hasil pengujian dengan algoritme Weigted Least
server tersebut akan dikeluarkan dari sistem Connection.
penjadwalan dan tidak akan menerima task lebih
lanjut. Algoritme ini juga melakukan 7.1 Pengujian Connection Number
pengecekan pada server yang telah Pengujian ini dilakukan untuk melihat rata-rata
dinonaktifkan. Apabila terdapat server yang pendistribusian cloudlet atau task yang dilayani
memiliki beban kerja kurang dari batasan beban oleh setiap server atau virtual machine. Hasil
kerja yang telah ditentukan, maka server tersebut dari pengujian connection number untuk
akan dimasukkan kembali ke sistem algoritme Improved Weighted Least Connection
penjadwalan, sehingga server tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 6.
menerima task kembali.
Rata-rata Pengujian Connection Rate pada
5.5 Metode Evaluasi Algoritme Improved Weighted Least Connection
Penelitian ini menggunakan dua metode 30
pengujian, yaitu pengujian connection number 25
Jumlah Cloudlet

dan pengujian cpu usage. Setiap pengujian 20


dilakukan sebanyak satu kali membebankan 15
sejumlah task kepada server setiap terdapat event 10
cloudsim selama dua detik. Pengujian dilakukan 5

selama 150 detik waktu cloudsim. Dari hasil 0


50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
yang didapat, kemudian dilakukan perbandingan Waktu Simulasi
kinerja antara algoritme Improved Weighted
Least Connection dengan algoritme Weighted VM0 VM1 VM2 VM3
Least Connection.
Gambar 6 Grafik Rata-rata Algoritme Improved
6. IMPLEMENTASI Weighted Least Connection pada Pengujian
Connection Rate
Bagian ini menjelaskan terkait
implementasi yang dilakukan pada penelitian Gambar 6 menunjukkan bahwa tidak terdapat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4302

perubahan yang signifikan pada rata-rata jumlah perubahan yang signifikan rata-rata CPU usage
user request atau task yang ditangani setiap setiap server atau virtual machine dari waktu ke
server atau virtual machine dari waktu ke waktu. waktu. Selanjutnya, hasil dari pengujian
Selanjutnya, hasil dari pengujian connection pengujian CPU usage pada algoritme Weighted
number untuk algoritme Weighted Least Least Connection ditunjukkan pada gambar 9.
Connection ditunjukkan pada Gambar 7. Rata-rata Pengujian CPU USage pada Algoritme
Weighted Least Connection

Rata-rata Pengujian Connection Rate pada 100


Algoritme Weighted Least Connection
80

CPU Usage (%)


30 60
40
Jumlah Cloudlet

20
20

10 0
50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
Waktu Simulasi
0
50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
Waktu Simulasi VM0 VM1 VM2 VM3

VM0 VM1 VM2 VM3


Gambar 9 Grafik Rata-rata Algoritme Weighted
Least Connection pada Pengujian CPU Usage
Gambar 7 Grafik Rata-rata Algoritme Weighted
Least Connection pada Pengujian Connection Rate Gambar 9 menunjukkan bahwa tidak terdapat
perubahan yang signifikan rata-rata CPU usage
Gambar 7 menunjukkan bahwa tidak terdapat setiap server atau virtual machine dari waktu ke
perubahan yang signifikan pada rata-rata jumlah waktu.
user request atau task yang ditangani setiap
server atau virtual machine dari waktu ke waktu. 8. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
7.2 Pengujian CPU Usage Kesimpulan yang dari penelitian yang telah
Pengujian ini dilakukan untuk melihat rata-rata dilakukan adalah sebagai berikut:
CPU usage dari waktu ke waktu pada setiap a. Implementasi load balancing pada
server atau virtual machine. Hasil dari pengujian cloud computing dilakukan dengan
CPU usage untuk algoritme Improved Weighted menggunakan framework simulator
Least Connection ditunjukkan pada Gambar 8. CloudSim Plus. Adapaun framework
simulator ini menggunakan bahasa
pemrograman Java. Lingkungan atau
Rata-rata Pengujian CPU USage pada Algoritme
Improved Weighted Least Connection environment penelitian ini dibuat
dengan menginisiasi datacenter,
100 datacenter broker, host, dan virtual
80 machine.
CPU Usage (%)

60 b. 2. Pengujian pada peneltian ini


40 dilakukan dengan menjalankan proses
20 simulasi selama 150 detik waktu
0 CloudSim. Dapaun pengujian
50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 dilakukan sebanyak tiga kali dengan
Waktu Simulasi panjang task yang berbeda untuk setiap
percobaan pengujian. Hasil pengujian
VM0 VM1 VM2 VM3 tersebut kemudian dibandingkan
dengan hasil pengujian algoritme
Gambar 8 Grafik Rata-rata Algoritme Improved
Weighted Least Connection. Adapun
Weighted Least Connection pada Pengujian CPU
Usage
hasil pengujian yang didapat
menunjukkan bahwa pendistribusian
Gambar 8 menunjukkan bahwa tidak terdapat task algoritme Weighted Least

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4303

Connection lebih merata dibanding Singh, G. Kaur, K. 2018. An Improved


dengan algoritme Improved Weighted Weighted Least Connection Scheduling
Least Connection pada beban kerja Algorithm for Load Balancing in Web
yang lebih berat. Sementara untuk Cluster Systems. International Research
perbedaan pendistribusian task kepada Journal of Engineering and Technology
VM 3, tidak terdapat perbedaan yang (IRJET).
jauh antara algoritme Weighted Least
Sosinky, B. 2011. Cloud Computing Bible.
Connection dengan algoritme
Wiley Publishing, Inc, Indianapolis
Improved Weighted Least Connection.
Hasil yang didapat menunjukkan Wibowo, A. 2018. Load Balancing pada Cloud
bahwa algoritme Weighted Least Computing Menggunakan Metode Least
Connection memiliki rata-rata 4,81 task Connection. e-Proceeding of
per-10 detik dan rata-rata 28,3% cpu Engineering: Vol.5, No.3 Desember 2018,
usage untuk, sedangkan algoritme FTE Telkom University, Bandung.
Improved Weighted Least Connection
memilki rata-rata 4,75 task per-10 detik
dan rata-rata 28,02% cpu usage.

8.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan
kesimpulan yang telah dibuat sebelumnya adalah
sebagai berikut:
a. Menambahkan aspek jarak antara setiap
node, dan aspek jaringan. Hal ini
dikarenakan simulasi tidak
memungkinkan untuk diterapkannya
aspek-aspek tersebut
b. Menambahkan mekanisme virtual
machine migration (vm migration)
untuk memindahkan virtual machine ke
host baru dengan kapasistas komputasi
yang lebih tinggi, sehingga dapat
mencegah terjadinya overload di saat
hanya tersisa satu server yang aktif.
c. Menambahkan fungsi vertical virtual
machine scaling agar setiap sumber
daya server atau virtual machine dapat
disesuai dengan kebutuhan.

9. DAFTAR PUSTAKA
Cardellini, V. Casalicchio, E. Colajanni, M. Yu,
Philip S. 2002. The State of the Art in
Locally Distributed Web-Server Systems.
ACM Computing Surveys, Vol. 34, No. 2,
IEEE, New York.
Microsoft. 2011. Windows Server®
Administration Fundamentals, Exam 98-
365. John Wiley & Sons, Inc, US.
Rahman, M. Iqbal, S. Gao, J. 2014. Load
Balancer as a Service in Cloud
Computing. 2014 IEEE 8th International
Symposium on Service Oriented System
Engineering,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai