Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION

CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH

Alan fauzi1, Alex Wijaya2, Irman Effendy3


Mahasiswa Universitas Bina Darma1, Dosen Universitas Bina Darma2
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.03 Palembang
Email: alanfauzi70@yahoo.com1, alexwijaya@mail.binadarma.ac.id2,
Irman.effendy@mail.binadarma.ac.id 3

Abstract: Load balancing is a technique to distribute the traffic load on two or more lines in a
balanced connections, so that traffic can run optimally, maximize throughput, minimize response time
and avoid overload on a single connection point, where the density of the track became the first in the
division calculation can bandwidth.Router distributes traffic across multiple paths to the same
destination, balance the load on different network resources. A server load balancing, on the contrary
distribute traffic between the server resources of the network resources. PCC is a grouping of traffic
engineering in connection with or out of the router into groups that are distinguished by src-address,
dst-address, src-port and dst-port. In order for the router gateway will remember the path through
which the traffic at the beginning of the connection.

Keywords : Load Balancing, PCC, Router

Abstrak: Load Balancing merupakan teknik untuk mendistribusikan beban traffic pada dua atau lebih
jalur koneksi secara seimbang, agar traffic dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput,
memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada satu jalur koneksi, dimana kepadatan
pada jalur menjadi perhitungan pertama dalam pembagian bandwidth.Router dapat mendistribusikan
lalu lintas di beberapa jalur ke tujuan yang sama, menyeimbangkan beban di sumber jaringan yang
berbeda. Sebuah penyeimbangan beban server, pada sebaliknya mendistribusikan lalu lintas antar
sumber daya server dari pada jaringan sumber daya. PCC adalah teknik dalam pengelompokan traffic
koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok yang dibedakan
berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan dst-port. Agar pada router akan mengingat jalur
gateway yang dilewati diawal traffic koneksi.

Kata Kunci : Load Balancing, PCC, Router.

I. PENDAHULUAN waktu tanggap dan menghindari kegagalan


pada salah satu jalur koneksi. Solusi jaringan
1.1 Latar Belakang
ini untuk mendistribusikan lalu lintas masuk
Load balancing merupakan teknik untuk antara server hosting konten aplikasi yang
mendistribusikan beban traffic pada jalur atau sama. Dengan menyeimbangkan permintaan
lebih dari dua jalur koneksi secara seimbang, aplikasi di beberapa server, menyeimbangkan
agar traffic dapat berjalan secara optimal, beban untuk mencegah server aplikasi dari
memaksimalkan throughput, memperkecil titik kegagalan, sehingga meningkatkan
ketersediaan aplikasi secara keseluruhan dan sebuah server mahal yang berkinerja tinggi.
responsif. Namun solusi banyak server ternyata bukan
Peer Connection Classifier (PCC) adalah tanpa masalah. Maka dari itu akan diterapkan
suatu teknik dalam pengelompokan traffic sistem load balancing.
koneksi yang keluar masuk melalui router Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih
menjadi beberapa kelompok. untuk dibedakan merupakan salah satu institusi yang bergerak
berdasarkan src-address, dst-address, src-port dalam bidang pelayanan kesehatan kepada
ss dan dst-port. Router dapat mengingat jalur masyarakat. Karyawan serta staff rumah sakit
gateway yang dilewati dari awal traffic lainnya telah memanfaatkan jaringan internet
koneksi, sehingga paket-paket selanjutnya sebagai media pendukung dalam kegiatan
yang masih berkaitan dengan koneksi awal institusi mereka, seperti pemanfaatan sarana
akan dilewatkan pada jalur gateway yang dan prasarana yang tersedia. Namun dengan
sama. Kelebihan dari PCC dapat menjawab kebutuhan akan proses informasi yang cepat,
banyaknya keluhanan sering terjadi putusnya maka berdampaklah pada banyaknya beban
koneksi pada teknik load balancing lainya (traffic) serta permintaan (request), sehingga
sebelum adanya PCC karena perpindahan broadcast dalam suatu jaringan semakin
gateway. meningkat dan akan berdampak pada
Dalam mengatasi kelebihan beban pada optimalnya kinerja dari jaringan itu sendiri.
server hal yang paling utama dengan Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis
meningkatkan kualitas atau kecangihan sebuah akan membahas penelitian dengan judul
server misalnya meng-upgrade cpu dan “Implementasi Load Balancing Peer
menambah memori. menggunakan lebih dari Connection Classfier (PCC) Pada Jaringan
satu server dengan harga dan kualitas rata-rata Internet di Rumah Sakit Umum Daerah
seringkali jauh lebih dari efektif dan Prabumulih”.
menguntungkan dari pada menggunakan
II. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan pengembangan NDLC mempunyai beberapa alur kerja

system, penulis akan menggunakan metode dalam mengembangkan sistem jaringan ini,

Network Development Life Cycle (NDLC) berikut alur kerja dari NDLC :

untuk mengimplementasikan konsep Load

Balancing Peer Connection Classifier (PCC)

pada jaringan internet di RSUD prabumulih.


Gambar 1. Metodologi NDLC Gambar 2. Topologi jaringan RSUD

2.1 Analisis
Setelah mengetahui 8 website yang
Tahapan awal yang dilakukan dalam
sering diakses oleh pengguna, penulis juga
menganalisis adalah analisa kebutuhan, analisa
menggunakan tool dari mikrotik, yaitu apa
permasalahan yang ada, analisa keinginan
aplikasi monitoring torch. Tool ini akan
user, dan analisa topologi jaringan yang sudah
menangkap IP address dan port-port yang
ada, bisa dibilang tahapan ini adalah tahapan
sering digunakan pengguna. Torch digunakan
pengumpulan data yang dibutuhkan untuk
pada aplikasi winbox dengan pilih menu tools
perumusan masalah dalam menyelesaikan
lalu pilih torch. Berikut tampilan dari tool
kendala yang ada. Dengan mengidentifikasi
torch.
sistem yang sedang berjalan lalu mencoba
untuk menganalisa suatu pengembangan
sistem seperti apa yang akan diterapkan pada
sistem tersebut.

2.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan

Pada tahapan awal penulis melakukan

observasi tentang penggunaan teknologi yang


Gambar 3. Monitoring Tourch
saat ini digunakan di Rumah Sakit Umum

Daerah Prabumulih. Jaringan yang tersedia

meliputi 2 pc untuk server dan 16 client.


2.1.2 Sfesisikasi Sofware dan Hardware
Berikut gambar topologi jaringan Rumah Sakit

Umum Daerah Prabumulih. Setelah mengetahui load balancing peer


connection classifier yang akan di
implementasikan, selanjutnya untuk
menganalisa dan menentukan software dan
hardware apa saja yang digunakan dalam memberikan gambaran jelas tentang projet
membangun sistem load balancing peer
yang akan dibangun, penelitian ini penulis
connection classifier (pcc). Berikut tabel yang
menggunakan aplikasi Mirosoft Visio untuk
menjelaskan tentang software dan hardware
yang digunakan dalam implementasi load memperbaharui desain topologi yang lama
balancing peer connection classifier (pcc).
menjadi desain topologi yang baru.
No Sofware Keterangan
3.1.1 Perancangan Fisik
1 Mikrotik Router Sistem Operasi
OS pada Mikrotik
ver.4.11 Merupakan struktur jaringan yang
2 Microsoft Sistem Operasi
Windows 7 untuk Admin berhubungan langsung dengan paralatan yang
dan client
3 Mikrotik winbox Software GUI akan digunakan dalam pembentuk sebuah
Loader v2.2 18 pada Mikrotik
topologi jaringan. Agar bermaksud dalam
2.1.3 Alat dan Bahan
pengimplementasian load balancing peer
Alat dan bahan yang digunakan dalam
connection classifier (pcc) akan mudah
melakukan penelitian ini adalah:
dipahami dan dapat digunakan untuk
Perangkat lunak (Software)
penyelesaian masalah pada jaringan. Berikut
a. Processor Intel Pentium
topologi jaringan yang akan dibangun dengan
b. RAM 2 GB
2 Pc sebagai admin/server dan 16 sebagai
c. HDD 500 GB
client.
d. Printer Canon IP237

Perangkat keras (Hardware)

a. Sistem Operasi Windows 7

3.1 Design

Dari data-data yang didapatkan

sebelumnya, tahapan desain ini penulis akan

membuat desain gambar topologi jaringan


Gambar 3. Topologi Jaringan dengan Load
komputer yang akan dibangun Desain ini
Balancing
dapat dapat berupa desain struktur topologi,

alur proses, dan tata layout perkabelan, akan 4.1 Simulation Prototyping
Beberapa pengembangan jaringan yang 5.1 Implementation
akan membuat dalam bentuk simulasi dengan Ditahapan ini akan sedikit memakan
bantuan tools khusus dibidang network seperti waktu lama. dalam melakukan implementasi,
Boson, Packet Tracert, Netsim. Hal ini penulis telah menerapakan semua yang
dimaksudkan untuk melihat kinerja dari direncanakan dan dirancang sebelumnya. Pada
network yang akan dibangun dan menjadi tahapan ini akan terlihat bagaimana system
bahan presentasi dan sharing dengan load balancing yang akan dibangun akan
pengembangan system jaringan. Namun karna memberikan pengaruh terhadap system yang
memiliki keterbatasan alat bantu program ada.
simulator VMware Worstation versi 7 karna
dapat membuat virtul machine yang seolah-
5.1.1 Tahapan Topologi Jaringan
olah mempunyai fisik dan fungsi yang sama
dengan system nyata dan Microsoft Office Langkah awal yang dilakukan penulis
Visio untuk pengembangan skema topologi adalah mengumpulkan dan memasang seluruh
yang akan dibuat dan diagram alur kerja dari hardware yang diperlukan dalam
load balancing. mengimplementasi load balancing peer
connetion classifier (pcc) yang sesuai dengan
4.1.1 Proses Pengiriman Paket pada
rancangan topologi yang penulis buat
Load Balancing Peer Connection ditahapan desain. Kemudian penulis
melakukan konfigurasi pada hardware.
Classifier
5.1.2 Inisialisasi Interface Mikrotik
Melalui proses pengiriman paket ini
peneliti mendeskripsikan langkah-langkah Inisialisasi berguna untuk memudahkan
pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti penulis dalam melakukan tahapan
dapat dilihat pada gambar berikut ini: pengembangan sistem dangan cara
memberikan nama pada tiap-tiap interface
sesuai dengan fungsinya. Perintah-perintah
yang dilakukan sebagai berikut:

Perintah pada set 1 merupakan


konfigurasi interface ether 2 yang terdapat di
mikrotik dengan perintah menghidupkan
Gambar 4. Proses Pengiriman Paket Load
interface dan memberikan nama interface
Balancing Pcc
yaitu ISP-1.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.3 Pemberian Alamat IP Address Pengaturan Access Point ke pc client agar
dapat terhubung dengan wireless yang telah
Pada tahapan ini penulis akan
berjalan, berikut perintah yang digunakan.
memberikan alamat IP address pada setiap
interface yang ada pada ruang IT Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Prabumulih, baik pada
router maupun pada mikrotik pada sisi client.
Berikut tahapan pada topologi jaringan yang Supaya pc client dapat melakukan
akan diberikan IP address . koneksi ke internet, harus merubah IP privat
client ke IP publik yang ada di interface publik
yaitu ether1 dan ether2.

Tahapan koneksi client, penulis


menggunakan wireless pada wlan2 dengan
Sampai tahapan ini, router dan pc client
range IP client 172.16.21.3 sampai
telah terkoneksi dan sudah bisa menggunakan
172.16.21.18 netmask 255.255.255.0, dimana
internet. Lakukan ping baik pada router
IP 172.168.21.1 yang dipasang pada wlan2
maupun pc client ke intenet.
digunakan sebagai gateway dan dns server
dari client. Jika menggunakan DNS dari salah 5.1.4 Konfigurasi Mangle
satu isp, maka akan ada tambahan pengaturan Mangle adalah tahapan dimana paket
mangle. data yang datang dari suatu interface yang

Setelah konfigurasi IP dan DNS sudah akan diproses. Fungsi yang terdapat di mangle

benar, maka harus memasangkan default route adalah untuk menandai paket agar dapat

ke tiap IP gateway isp agar router meneruskan diarahkan sesuai dengan rule routing yang

semua traffic yang tidak terhubung pada ada. Di tahapan ini penulis akan menerapkan

gateway tersebut. Penulis menggunakan fitur aturan mangle dari load balancing peer

check-gateway yang berguna disaat salah satu connection classifier (pcc). Berikut ini adalah

gateway terputus, maka otomatis koneksi akan perintah-perintah yang ada pada tahapan

dibelokan ke gatawey lainnya. pengaturan mangle. Di tahapan ini penulis


akan menerapkan aturan mangle dari load
balancing peer connection classifier (pcc).
Penulis akan menjelaskan teori dasar
mengenai variable dari peer connection
classifier (pcc).
1. Every: Angka every adalah jumlah
kelompok yang ingin dihasilkan. Jadi
bila administrator ingin membagi alur
koneksi yan menjadi 2 kelompok
nantinya akan di load balance ke 2
koneksi yang ada.
2. Packet: Angka packet adalah jumlah Perintah diatas merupakan penandaan
koneksi yang ditandai atau di mangle.
sebelum paket data yang masuk kedalam
Jika ingin membuat 2 kelompok,
tentunya harus membuat mangle rules. kebijakan routing. Dimana interface LOKAL

Pada mangle rules tersebut angka untuk dengan destination 80 diberikan connection
every haruslah sama, namun untuk angka
mark lb_1 dengan nilai pcc 2,1 yang bearti
packet harus berubah dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu angka packet untuk 2 nilai every=2 dan nilai packet=1. Lalu

rules tersebut adalah 1 dan 2. ditambah dengan perintah passthrough=yes


3. Counter: Sering disebut penghitung atau
yaitu comment pada baris awal yang
pencecar biner yang mulai dari mikrotik
versi 3.x. nilai counter tidak diteruskan dengan perintah ke rule baris

didefinisikan langsung oleh berikutnya.


administrator. Setiap rules memiliki
counter sendiri, ketika rules menerima Pada baris kedua, dijelaskan bahwa paket
packet maka counter akan otomatis
data yang berada di interface LOKAL dengan
bertambah satu. jika nilai counter telah
perlengkapan connection mark lb_1 akan
sama dengan nilai every, maka paket
akan dicocokan dan counter akan diatur ditandai dengan routing mark dengan nama
ke nilai awal.
route_1. Setelah selesai rule yang pertama,
Keterangan diatas dimaksudkan agar
akan dilanjutkan pada rule kedua. Command
untuk mudah memahami penentuan nilai
yang digunakan juga sama pada rule pertama.
variabel yang ada di Load Balancing peer
connection classifier (PCC). Berikut ini adalah
perintah-perintah pada tahapan mangle:
Sama seperti sebelumnya, interface pada tahapan mangle. Berikut membuat aturan
LOKAL dengan destination port 80 diberikan
pada routing table:
connection mark kali ini dengan nama lb_2
dengan nilai peer connection classifier(PCC)
yaitu 2,2 yang berarti nilai every=2 dan nilai
packet=2. Lalu ditambah perintah
passrhrough=yes yaitu command pada baris
awal akan diteruskan ke rule berikutnya.

Pada baris kedua, dijelaskan bahwa paket


a=data yang ada berada di interface LOKAL
dengan atribut connection mark lb_2 akan Pada baris pertama diperintahkan untuk
ditandai dengan routing mark dengan nama setiap kali routing mark dengan nama route_1
route_2.
akan melalui gateway 192.168.1.2 dan untuk
Perintah yang dibuat diatas adalah untuk
setiap routing dangan nama route_2 akan
penandaan pada antrian paket data yang
berada di interface LOKAL. Setiap paket data selalu melalui gateway 192.168.2.2.
yang akan diberikan tanda oleh peer
connection classifier (pcc) secara beruntun dan
berulang-ulang. Agar dapat melakukan
pembagian traffic jaringan secara merata.
Namun penulis hanya menerapkan rule
tersebut untuk client yang ingin mengakses
Perintah selanjutnya yaitu dengan
port 53 saja. Dimaksudkan agar aplikasi
menambahkan lagi gateway 192.168.2.2 tanpa
seperti facebook maupun traffic HTTPS yang
routing mark dan gateway untuk semua traffic
menggunakan port 80 dan port 140 tidak
yang tidak melalui proses load balancing.
mengalami diskoneksi yang disebkan oleh
Dimaksud untuk mencegah aplikasi facebook
load balancing yang berbeda-beda IP address
atau semua traffic HTTPS maupun SSL
5.1.5 Konfigurasi Routing mangalami diskoneksi. Karna menggunakan

Untuk meneruskan paket yang telah satu gateway, maka aplikasi tersebut tetap
akan menggunakan satu IP public tanpa
ditandai dengan proses mangle, maka harus
berubah-ubah dikarnakan proses load
dibuat aturan baru pada routing tabel agar balancing.

dapat melewatkan paket data ke gatawey ISP

yang sesuai dengan marking paket yang dibuat


6.1 Monitoring 7 Management

Setelah diimplementasi, tahapan Management salah satu yang menjadi


monitoring merupakan tahapan penting agar perhatian khusus adalah masalah kebijakan
jaringan komputer dan komunikasi dapat yaitu dalam hal aktivitas, pengelolaan dan
berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan pemeliharaan pada tahapan ini. Kebijakan
penulis pada tahap awal analisis. Penulis akan perlu dibuat untuk membuat dan mengatur
menggunakan tool yang ada di mikrotik yang supaya sistem yang telah dibangun dapat
berfungsi untuk memonitor lalu lintas dengan berjalan dengan baik dan berlangsung lama
membuat grafik dan meng-capture untuk agar unsur reability terjaga.
mengukur ukuran besar penyebab paket pada 7.1 Membuat Pengaturan “fail over”
tiap-tiap ISP. Dengan menggunakan aplikasi
Fail over dalam pengertian load
berbayar di www.speedtest.net untuk
balancing adalah dimana salah satu gateway
mengukur kecepatan bandwidth. Kemudian
sedang di diskoneksikan, maka gateway lainya
membandingkan dengan sistem sebelum otomatis akan menjadi default gateway yang
dan sesudah diterapakan load balancing pada menampung semua traffic jaringan. Berikut
jaringan tersebut. adalah perintahnya

6.1.1 Pengujian Efektifitas Penyetaraan


Beban pada Gateway ISP

Pada tahapan ini penulis memonitoring

sistem jaringan yang menggunakan aplikasi

atau tools yang ada pada winbox. Hasil Sesuai perintah utama dari fail over
terdapat pada pendefinisian distance=2. Pada
monitoring pada menu interface list, berikut
perintah routing, gateway diberikan
ini hasil monitoring nya. distance=1 yang paling kecil dahulu. Lalu
perintah add check gateway=ping berarti
gateway akan selalu dilihat dengan cara
melakukan ping, apakah dalam keadaan hidup
diskonek. Jika gateway 192.168.2.2 tidak
merapley, maka router akan menganggap
gateway tersebut dalam keadaan down dan
akan menjadi gateway 192.168.1.2 sebagai
gateway dengan koneksi tunggal. Berikut ini

Gambar 5. Grafik Koneksi Setiap Gateway gambar tampilan jika salah satu koneksi dalam
keadaan mati.
connection speed yang hampir sama agar
di saat browsing tidak terjadi lambat
dikarnakan respon time yang berbeda
disetiap ISP.

b. Disarankan agar di tambahkan


perancangan Bandwidth Queue agar
dapat memudahkan kita dalam
Gambar 6. Teknik fail over
pembagian bandwidth ke setiap jaringan
komputer.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
c. Menjalankan fitur lain yang ada di
1. Kesimpulan mikrotik yaitu management bandwidth

a. Penerapan load balancing pcc telah agar dapat membagi bandwidth sesuai

memberikan bandwidth yang optimal, dengan jumlah client yang memakai.

namun load balancing tidak dapat DAFTAR RUJUKAN


mengakumulasi bandwidth kedua
Nurul Fadilah Zamazami, Implementasi Load
koneksi
Balancing dan Failover Menggunakan
Mikrotik RouterOS Berdasarkan
b. Penerapan load balancing pcc telah
Multihomed Gateway pada Warung
membagi beban traffic secara seimbang Intenet “DIGA”. Politeknik Telkom,
Bandung(2009).
pada ISP-1 dan ISP-2 pada Rumah Sakit
Mohd Siddik, Yopi Hendro, Zulfian
Umum Daerah Prabumulih.
Azmi, Load Balance dan
Pembagian Bandwidth Jaringan
c. Penerapan teknik fail over dapat
LAN Menggunakan Mikrotik
menjadikan salah satu gateway sebagai Router Board RB 750. STMIK
Triguna Dharma, Medan(2015).
koneksi tunggal jika gateway yang lain
keadaan mati.

2. Saran

a. Dalam pemilihan ISP, diusahakan yang


memiliki kualitas bandwidth dan

Anda mungkin juga menyukai