Sebuah penyeimbang beban jaringan adalah alat, perangkat lunak atau alat
virtual yang digunakan untuk membagi beban jaringan dan lalu lintas aplikasi di
beberapa server.
Mengapa menggunakan Load Balancing?
Alasan utama untuk menggunakan penyeimbang beban adalah:
Untuk meningkatkan kapasitas dari sistem,
Untuk meningkatkan kinerja (biasanya berkaitan dengan peningkatan
concurrency),
Untuk memberikan daya tahan terhadap platform layanan online
Bagaimana Load Balancing Kerja?
Prinsip dasarnya adalah bahwa lalu lintas jaringan dikirimkan ke IP bersama
dalam banyak kasus yang disebut IP virtual (VIP), atau mendengarkan IP. VIP ini
adalah alamat yang melekat pada penyeimbang beban. Setelah penyeimbang
beban menerima permintaan di VIP ini akan perlu untuk membuat keputusan di
mana untuk mengirimkannya.
Keputusan ini biasanya dikendalikan oleh "metode load balancing / strategi",
sebuah "Server pemeriksaan kesehatan" atau, dalam kasus perangkat generasi
berikutnya, satu set aturan.
Permintaan tersebut kemudian dikirim ke server yang sesuai dan server akan
menghasilkan respon (mudah-mudahan). Tergantung pada jenis perangkat,
respon akan dikirim baik kembali ke penyeimbang beban, dalam hal perangkat
Layer 7, atau lebih biasanya dengan perangkat lapisan 4 langsung kembali ke
pengguna akhir (biasanya melalui gateway default).
Dalam kasus proxy berbasis penyeimbang beban, permintaan dari server web
dapat dikembalikan ke penyeimbang beban dan dimanipulasi sebelum dikirim
kembali ke pengguna. Manipulasi ini dapat melibatkan substitusi konten,
kompresi. Memang beberapa perangkat ujung atas menawarkan kemampuan
scripting penuh. Tergantung pada kemampuan penyeimbang beban, dalam
banyak kasus itu diinginkan untuk pengguna yang sama untuk dikirim kembali ke
server web yang sama. Hal ini umumnya disebut sebagai ketekunan.
Apa Load Balancing Metode / Strategi / Jadwal?
Biasanya metode load balancing atau strategi yang digunakan untuk
memutuskan bagaimana penyeimbang beban memilih mana untuk mengirim
permintaan. Ada banyak strategi yang tersedia tergantung pada vendor, namun
beberapa yang umum tercantum di bawah ini:
Round robin: Metode yang paling sederhana, setiap server mengambil giliran.
Sedikitnya jumlah sambungan: The penyeimbang beban akan melacak jumlah
1. Waktu respon akses yang lebih cepat dibandingkan dengan pembagian jalur secara statik, ini
dikarenakan beban dibagi ke dalam beberapa jalur sehingga beban pada masing-masing jalur
menjadi lebih ringan.
2. Pengaturan untuk mencegah terjadinya penumpukan beban pada salah satu jalur, atau bisa
dikatakan pemerataan pembebanan pada masing masing jalur.
3. Dapat memisahkan dan mengatur jaringan nasional dan internasional agar tidak terjadi saling
tarik menarik bandwidth pada jaringan sistem tersebut.
4. Memperkecil kemungkinan terjadinya deadlock trafic yang sering kali terjadi pada
perusahaan atau instansi.
5. Redundansi, bilamana salah satu server mati maka koneksi ke jaringan internet dapat tetap
berjalan karena menggunakan lebih dari 2 ISP.
Pemerataan beban yang ada dalam sistem load balancing bukan pemerataan kapasitas
yang diberikan dari masingmasing ISP, melainkan pemerataan beban untuk masingmasing
client, sebagai contoh jika ada 3 buah ISP yang digunakan pada sistem, dengan kapasitas
bandwidthsebagai berikut:
1. ISP 1 1Mbps
2. ISP 2 2Mbps
3. ISP 3 500Kbps
Yang akan dilakukan sistem load balancing bukan menambahkan menjadi 3.5Mbps,
tetapi beban yang dilakukan oleh satu client menjadi sama atau bisa dibilang rata dengan
client lainya
Beberapa algoritma load balancing yang dipakai berdasarkan informasi dari Cisco
Service Moduleberjudul Understanding CSM Load Balancing Algorithms dengan nomor
dokumen 28580, yang dapat diakses dari situs resmi Cisco, adalah sebagai berikut:
Round Robin. Sebuah algoritma pembagian beban secara bergiliran dan berurutan dari satu
jalur ke jalur lain.
Least Connection. Sebuah algoritma pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang
sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi yang paling sedikit
akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk.
Weighted Round Robin and Weighted Least Connection. Adalah algoritma pembagian beban
secara Round Robin dan Least Connection dengan penambahan parameter performance
pembebanan pada masing-masing server.
Source and/or Destination IP Hash. Adalah algoritma pembagian beban yang bekerja dengan
melakukan pemetaan berdasarkan alamat IP yang ada dalam request yang menuju ke sebuah
server. Dalam algoritma ini, parameter subnet mask juga diperhitungkan.
Uniform Resource Locator (URL) hashing. Adalah algoritma pembagian beban yang bekerja
dengan melakukan pemetaan berdasarkan sebagian atau seluruh URL.
Menurut hasil analisa jalur dengan sarana probe. Metode ini menggunakan sarana probe,
yaitu pemeriksaan kondisi sebuah jalur dengan mengirimkan sebuah data kosong melalui
jalur tersebut. Hasil analisa tersebut kemudian akan menentukan pembagian beban pada jalur
yang ada (Kang Xi et al , 2011: 4).
Sementara algoritma load balancing yang digunakan dalam sistem MikroTik
routerOS yang dapat dilihat pada situs www.wiki.mikrotik.com adalah:
Nth. Adalah algoritma pembagian beban dengan melakukan penandaan pada paket sejumlah
nilai yang ditentukan secara berurutan dan pembagian beban dapat dilakukan berdasarkan
http://www.cabikhosting.com/file/mikrotik/Load_Balancing-mikrotik.pdf
Aktivitas berdasarkan prioritas. Disaat load jaringan lagi peek, server akan
dapat membagi aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan.
Proteksi dari serangan DDoS. karena kita dapat membuat fiturseperti SYN
Cookies dan delayed-binding (suatu metode di back-end server pada saat
terjadi proses TCP handshake) pada saat terjadi serangan SYN Flood.
TCP Buffering. dapat membuat respon buffer dari server dan berakibat
dapat memungkinkan task akses lebih cepat.
Lebih murah.
Sebagian besar aplikasi tidak dapat menangani situs besar atau jaringan
kompleks.
Paket aplikasi yang akan mendukung sistem yang lebih besar memerlukan
jumlah hardware lebih banyak.
Proses lalu lintas pada tingkat jaringan, yang secara nominal lebih efisien
daripada dekripsi perangkat lunak.
Teknologi load balancing dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dan esien untuk
menciptakan sistem yang handal dengan tingkat ketersediaan tinggi (high availability),
khususnya sebagai web server. Untuk pemanfaatan teknologi load balancing menggunakan
software load balancing saat ini memang lebih banyak digunakan pada sistem operasi open
souce seperti linux.
Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/Load_balancing_(computing)
http://www.linuxvirtualserver.org
http://www.ultramonkey.org
http://fxekobudi.net/networking/mengenal-teknologi-load-balancing/
al
Kategori
ADSL (1)
Antenna (3)
ARP (2)
DHCP (2)
DMZ (1)
DNS (2)
Encoding (3)
Firewall (3)
ICMP (1)
IGMP (1)
Internet (4)
IP Address (5)
ISDN (2)
Mikrotik (8)
MPLS (4)
Ping (1)
Routing (9)
Subnetting (4)
TCP/IP (11)
Transmisi (3)
UDP (3)
uPNP (1)
VoIP (2)
MEKANISME KERJA
GLBP Active Virtual Gateway
Anggota dari GLBP Group memilih satu gateway yang akan menjadi active virtual
gateway (AVG) untuk group tersebut. Anggota group lain membackup AVG
tersebut untuk menghindari jika AVG tersebut sewaktu-waktu tidak terpakai lagi.
Gateway lainnya menganggap hubungan perjalanan paket mengirim ke virtual
MAC address ditentukan oleh AVG. Gateway yang mengetahui active virtual MAC
address selanjutnya. AVG bertanggung jawab untuk menjawab request dari
Address Resulution protocol (ARP) untuk meminta Virtual IP address. Load
sharing terjadi ketika AVG membalas ARP request dengan virtual MAC address
yang berbeda. GLBP digambarkan seperti dibawah ini :
Dari gambar diatas router A adalah AVG untuk GLBP group tersebut dan
bertanggung jawab untuk virtual IP address 10.0.0.10. Router A juga merupakan
AVF (Active Virtual Forwarder) untuk virtual MAC address 0007.b400.0101.
Router B adalah anggota dari group yang sama dengan Router A dan ditunjuk
sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0102, begitu pula pada router
C ditunjuk sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0103. Client 1
memiliki default gateway 10.0.0.10 dan sebuah gateway MAC address
0007.b400.0101 sedangkan client 2 dan 3 memiliki default gateway yang sama
tapi memiliki gateway MAC address yang berbeda yaitu 007.b400.0102 untuk
client 2 dan 0007.b400.0103 untuk client 3. Hal ini dikarenakan Router B dan C
berbagi trafik load dengan Router A.
Jika router A terjadi kerusakan maka client 1 tidak akan kehilangan akses ke WAN
karena Router B akan mengasumsikan alur pengiriman paket ke MAC address
Router A. Router B akan menerima peranan sebagai AVG untuk GLBP group
tersebut. Komunikasi anggota GLBP berlanjut walaupun terjadi kegagalan pada
salah satu anggota LBP group tersebut.
MEKANISME
GLBP
KERJA
Active
Virtual
Gateway
Anggota dari GLBP Group memilih satu gateway yang akan menjadi active virtual
gateway (AVG) untuk group tersebut. Anggota group lain membackup AVG
tersebut untuk menghindari jika AVG tersebut sewaktu-waktu tidak terpakai lagi.
Gateway lainnya menganggap hubungan perjalanan paket mengirim ke virtual
MAC address ditentukan oleh AVG. Gateway yang mengetahui active virtual MAC
address selanjutnya. AVG bertanggung jawab untuk menjawab request dari
Address Resulution protocol (ARP) untuk meminta Virtual IP address. Load
sharing terjadi ketika AVG membalas ARP request dengan virtual MAC address
yang berbeda. GLBP digambarkan seperti dibawah ini :
Dari gambar diatas router A adalah AVG untuk GLBP group tersebut dan
bertanggung jawab untuk virtual IP address 10.0.0.10. Router A juga merupakan
AVF (Active Virtual Forwarder) untuk virtual MAC address 0007.b400.0101.
Router B adalah anggota dari group yang sama dengan Router A dan ditunjuk
sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0102, begitu pula pada router
C ditunjuk sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0103. Client 1
memiliki default gateway 10.0.0.10 dan sebuah gateway MAC address
0007.b400.0101 sedangkan client 2 dan 3 memiliki default gateway yang sama
tapi memiliki gateway MAC address yang berbeda yaitu 007.b400.0102 untuk
client 2 dan 0007.b400.0103 untuk client 3. Hal ini dikarenakan Router B dan C
berbagi trafik load dengan Router A.
Jika router A terjadi kerusakan maka client 1 tidak akan kehilangan akses ke WAN
GLBP
Virtual
Gateway
Redundancy
GLBP
Virtual
Forwarder
Redundancy
Tidak hanya sampai di situ saja, untuk dapat kuat dan memadai server dan
jaringan yang ada juga harus ditunjang oleh berbagai komponen penting, seperti
system keamanan yang terpercaya, maintenance yang dapat diandalkan, serta
system
control
yang
baik.
Load balancing. Adalah sebuah konsep yang gunanya untuk menyeimbangkan
beban atau muatan pada infrastruktur TI sebuah perusahaan. Agar seluruh
departemen
dapat
dimanfaatkan
secara
maksimal
dan
optimal.
Beberapa perusahaan TI yang telah meluncurkan solusi total dari konsep load
balancing : HP dengan utility computing, IBM dengan Utility On Demand, Sun
dengan
Sun
and
I,
Oracle
dengan
10g.
10g
dari
Oracle
64
bit.
Blade
server
Blade server menjadi salah satu komponen penting dari 10g, karena server ini
dapat bersifat plug and play yang memudahkan dalam peng-upgrade-an
system. Satu rack blade server dapat menampung sebanyak 280 server
sekaligus. Dalam setiap satu blade server biasanya terdapat satu atau dua
processor dengan memory. Pada pengoperasiannya blade server tidak
memelukan energi yang besar dan tidak mengeluarkan panas yang berlebihan,
sehingga
cukup
efisien
untuk
digunakan.
Blade server juga biasa disebut high density server yang bekerja pada system
cluster dan biasanya digunakan untuk satu task saja. Misalnya, file sharing saja
atau streaming audio serta video dan sebagainya. Dan karena alasa cluster ini,
maka blade server cocok untuk digunakan dalam konsep load blancing. Awalnya,
IBM yang memperkenalkan server jenis ini, namun kini sudah banyak
perusahaan TI yang telah memproduksinya seperti HP dan SUN Microsystems.
SAN
SAN (Storage Area Network) adalah jaringan yang khusus menangani dan
menghubungi berbagai macam perangkat storage. SAN memiliki hubungan
lansung ke server dan memungkinkan komuunikasi data antar server. Oleh
karena itu, storage area network yang baik juga merupakan dukungan penting
bagi 10g. Sebab biar bagaimanapun, untuk dapat mengoptimalkan akses data
memang
dibutuhkan
jaringan
yang
kuat
dari
data
itu
sendiri.
RAID
RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah sebuah system yang
memungkinkan menyimpan data yang sama pada saat yang bersamaan di
tempat yang berbeda. Namun, anda tidak akan mengetahui HDD mana yang
berperan
sebagai
HDD
utama
dan
mana
yang
bukan.
Untuk perusahaan yang membutuhkan waktu uptime yang tinggi, misalnya
100%, maka teknologi RAID menjadi pilihan wajib. Sehingga bila terjadi
kerusakan pada satu bagian data/storage system akan tetap mampu berjalan
sebagaimana
mestinya.
Processor
32-64
bit
Mengapa harus processor 32-64Bit yang harus digunakan? Sebab processor ini
memliki performa yang jauh lebih baik dibandingkan bit yang dibawahnya.
Contoh saja prosesor 64 bit, ia dapat bekerja dua kali lebih cepat dari pada
processor 32 bit pada clock cycle yang sama. Disamping itu, processor 64 bit
dapat secara otomatis mendeteksi atau mengenali apakah aplikasi atau
operating system yang digunakan berjalan pada system 16 bit, 32 bit, atau 64
bit.
Contoh
produknya
adalah
itanium
dari
Intel.
Keamanan
10g
Bila system terdiri dari server yang berdiri satu per satu, maka system
keamanannya juga akan berdiri satu-per satu. Misalnya untuk masuk masuk ke
dalam server CRM, seorang admin harus memiliki satu login name dan password
yang berbeda dengan yang digunakan oleh seorang admin untuk mengakses
server
ERP.
Sedangkan dengan 10g tidak perlu. Karena 10g telah menggunakan LDAP
(Lightweight Directory Acces Protocol) untuk system keamanan-nya, sehingga
hanya dibutuhkan satu login name dan password saja untuk masuk dalam
jaringan. Hanya saja setiap user akan memiliki hak yang berbeda-beda,
misalnya, admin ERP hanya dapat melakukan administrasi untuk ERP saja dan
seterusnya. Namun, bisa juga satu orang admin dapat melakukan pengaturan
untuk kedua server atau seluruh server sekaligus. Mengingat dengan 10g semua
server akan dikumpulkan menjadi satu.
http://ecgalery.blogspot.com/search/label/Load%20Balancing