Disusun Oleh :
Haliza Marmis Rianti (19002019)
Radiologi A
Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT yang
telahmemberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Makalah
ini takkan terwujud tanpa adanya usaha, kerja keras dan doa sehingga
Alhamdulillah makalah ini terselesaikan.
Atas segala perhatian nya penulis mengucapkan terima kasih dan penulis
memohon maaf atas banyaknya kekurangan yang dimiliki dalam makalah ini
sehingga dengan adanya makalah ini dapat menjadi ilmu bagi yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan
perkembangan teknologi yang berkembang pesat di segala bidang.
Perkembangan teknologi kamera dapat menghasilkan kualitas citra yang lebih
bagus. Kualitas citra yang dihasilkan akan menentukan seberapa akurat citra
itu jika dianalisa. Semua bidang memerlukan citra yang dapat digunakan
sebagai penelitian sehingga memungkinkan peneliti memperoleh informasi
yang diperlukan.
Namun citra yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan, misalnya
sensitif terhadap kontras, mengalami kekaburan, memiliki noise atau
kejernihan tampak, memiliki bercak, dan bagian-bagian detilnya tidak
tergambar jelas karena sering terdapat gangguan pada proses
pengambilannya. Sebelum citra dianalisa, citra terlebih dahulu diproses
(image processing) agar dapat mnenghasilkan kualitas yang lebih bagus.
Citra medis merupakan salah satu citra yang paling sering digunakan
sebagai obyek penelitian. Citra medis adalah suatu pola atau gambar dua
dimensi bagian dalam tubuh manusia yang digunakan oleh ahli kesehatan
untuk mendeteksi dan menganalisa penyakit pasien. Beberapa metode dapat
digunakan untuk memperoleh citra medis diataranya: Magnetic resonance
Imaging (MRI), X-Ray, Ultrasonography (USG), Endoscopy, Computed
Tomography (CT-Scan) dan Nuclear Medicine.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anatomi dan patologi gigi ?
2. Apa itu radiografi panoramik ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui anatomi dan patologi gigi
2. Untuk Mengetahui radiografi panoramik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Citra Digital
Citra digital (image), istilah lain untuk gambar, sebagai salah satu
komponen multimedia memegang peranan yang sangat penting sebagai bentuk
informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data
teks yaitu citra kaya dengan informasi. Ada sebuah peribahasa yang berbunyi
“Sebuah gambar bermakna lebih dari seribu kata”, maksudnya sebuah gambar
dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi tersebut
disajikan dalam bentuk kata-kata (tekstual). Dikarenakan terdapatnya niose
pada saat proses pencetakan maupun pengambilan gambar dan mengakibatkan
informasi yang diterima pakar kesehatan tidak sesuai dengan hasil sebenarnya,
Maka informasi yang diberikan oleh pakar kesehatan pun tidak sesuai dengan
fakta yang dialami oleh penderita yang melakukan diagnosa melalui rontgen.
Rontgen adalah bagian dari penerapan ilmu radiologi, ilmu radiologi
adalah ilmu yang mencakup dua bidang penting yaitu radiodiagnostik dan
radioterapi.Makna radioterapi adalah pengobatan penyakit dengan
menggunakan radiasi.Sedangkan radiodiagnostik adalah diagnosis
menggunkan sinar pengion.Pemeriksaan radiodiagnostik secara umum
menggunakan sinar-X
Sebuah citra adalah kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik dua
dimensi. Indeks baris dan kolom (x,y) dari sebuah piksel dinyatakan dalam
bilangan bulat. Piksel (0,0) terletak pada sudut kiri atas pada citra, indeks x
bergerak ke kanan dan indeks y bergerak ke bawah. Konversi ini dipakai
merujuk pada cara penulisan larik yang digunakan dalam pemrograman
komputer.
Gambar 2.1 Citra rontgen
D. Perancangan Sistem
Diagram alir perancangan sistem yang akan diwujudkan seperti terlihat
pada Gambar 2.2. Sample citra berasal dari foto negatif penyinaran sinar-X
dari pasien, diubah ke dalam citra digital melalui digitizer. Peralatan digitizer
yang digunakan adalah scanner Cannon MP145 dengan resolusi 50 dpi dengan
hasil citra digital awal adalah 425x583 piksel, seperti terlihat pada Gambar
2.3. Penurunan kualitas citra terjadi dan menjadikan citra digital yang didapat
tidak sebaik dengan citra analog aslinya. Sehingga proses perbaikan yaitu
peningkatan kualitas perlu dilakukan guna analisa lebih lanjut. Peningkatan
kualitas citra menggunakan metode domain spasial, dengan operasi point dan
operasi mask (filter).
Gambar 2.2 Model perancangan sistem
Dengan :
W = Nilai keabuan hasil histogram equalization
Cw = Histogram kumulatif dari w
th = Threshold derajat keabuan (256)
nx dan ny = Ukuran gambar
2. Contrast Stretching
Contrast stretching merupakan fungsi yang merubah kontras citra
didasarkan pada operasi pengambangan (thresholding). Operasi ini setiap
piksel nilai intensitasnya dipetakan ke salah satu dari 2 nilai missal a1 dan
a2, berdasarkan nilai ambang T (threshold).
6. Median
Filter median merupakan salah satu jenis filter citra non linier, yaitu
pengoperasiannya berdasarkan suatu nilai statistik pada sekelompok
piksel. Algoritma yang digunakan adalah :
7. Sharpen
Sharpen digunakan agar citra terlihat lebih tajam yaitu dengan
mempertahankan frekuensi tinggi dan membuang frekuensi rendah. Hal ini
disebut juga dengan prinsip High Pass Filter (HPF). Algoritma yang
digunakan adalah :
8. Smoothing
Smoothing bertujuan agar citra terlihat lebih lembut, tidak kasar, dan
merata yaitu dengan mempertahankan frekuensi rendah dan membuang
frekuensi tinggi. Hal ini merupakan prinsip dari Low Pass Filter (LPF).
Algoritma yang digunakan adalah :