PENDAHULUAN
1.4.1 Mahasiswa
Dapat di jadikan salah satu refrensi untuk belajar,selain itu makalah ini dapat
di jadikan sebagai salah satu refrensi dalam melakukan asuhan keperawatan
dalam ruang lingkup seizure.
1.4.2 Dosen
Dapat di jadikan salah satu sarana untuk mengukur kemampuan mahasiswa
dalam membuat sebuah makalah tentang asuhan keperawatan pada ruang lingkup
seizure.
1.4.3 Institusi
Dapat di jadikan salah satu karya tulis ilmiah dapat di jadikan referensi dalam
acuan belajar.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
seizure adalah salah satu gangguan neurologis yang paling sering ditemui pada
anak. Sebagian besar kejang terjadi pada masa anak-anak dengan perkiraan 2-3% anak
mengalami kejang sebelum berrumur 16 tahun.
2.2 Etiologi
a. Epilapsi
c. Tumor otak
2.3 Klasifikasi
1. grand-mal seizure
Secara umum kejang terjadi apabila neuron-neuron dalam area otak teraktivasi
dengan cara sinkronisasi. Aktivasi fokal sekelompok neuron kemudian menyebar ke
neuron sekitarnya dan neuron-neuron jauh dalam aktivasi abnormal. Terjadinya suatu
kejang melibatkan berbagai macam aspek selular atau biokimiawi seperti gangguan
fungsi kanal ion, level neurotransmiter, fungsi reseptor neurotransmiter, atau
metabolisme energi yang mengganggu eksitabilitas neuron sehingga menimbulkan
kejang. Secara umum, depolarisasi diperantarai oleh neurotransmiter eksitatori yaitu
glutamat dan aspartat. Peningkatan efektivitas sinaptik terjadi akibat meningkatnya
ambilan reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) sehingga terjadi influks kalsium
kedalam sel dan peningkatan eksitabilitas sel. Ketika proses eksitatori meningkat terjadi
reduksi simultan sirkuit inhibisi sehingga manifestasi kejang berlangsung.
a. fase tonik.
Kehilangan kesadaran terjadi, dan otot-otot tiba-tiba berkontraksi dan menyebabkan
orang jatuh. Fase ini cenderung berlangsung sekitar 10 sampai 20 detik.
b. fase klonik.
Otot-otot masuk ke kontraksi ritmik, bergantian meregangkan dan santai. Kejang
biasanya berlangsung kurang dari dua menit.
2. Absence seizures
3. Fokal seizures
seizures fokal (juga disebut kejang parsial dan kejang lokal) adalah kejang yang
mempengaruhi awalnya hanya satu belahan otak. Otak dibagi menjadi dua belahan, masing-
masing terdiri dari empat lobus - frontal, temporal, parietal dan oksipital. Dalam kejang
parsial kejang dihasilkan dalam dan mempengaruhi hanya salah satu bagian dari otak -
seluruh belahan atau bagian dari lobus a. Gejala akan bervariasi sesuai dengan di mana
kejang terjadi. Dalam gejala lobus frontal mungkin termasuk sensasi seperti gelombang di
kepala; di lobus temporal, perasaan déjà vu; di lobus parietal, mati rasa atau kesemutan; dan
pada lobus oksipital, gangguan visual atau halusinasi. kejang fokal dibagi menjadi dua
kategori utama; kejang fokal sederhana dan kejang fokal kompleks.
a. kejang fokal sederhana sebagian kecil dari salah satu lobus mungkin akan terpengaruh dan
orang tetap sadar. Ini akan sering menjadi pelopor untuk kejang yang lebih besar seperti
kejang parsial kompleks. Ketika hal ini terjadi, penyitaan parsial sederhana biasanya disebut
aura.
b. kejang fokal kompleks mempengaruhi bagian yang lebih besar dari belahan daripada kejang
parsial sederhana dan orang mungkin kehilangan kesadaran.
Jika kejang fokal menyebar dari satu belahan bumi ke sisi lain dari otak, ini akan
menimbulkan kejang umum sekunder. orang tersebut akan menjadi tidak sadar dan
mungkin memiliki kejang tonik klonik. Ketika orang memiliki beberapa kejang fokal
mereka umumnya telah kondisi yang dikenal sebagai epilepsi lobus temporal
1. Berikut tanda-tanda dan gejala terjadi pada beberapa tapi tidak semua orang dengan
kejang grand mal:
a. Aura. Beberapa orang mengalami peringatan perasaan (aura) sebelum kejang
grand mal. Peringatan ini bervariasi dari orang ke orang, tetapi mungkin
termasuk perasaan rasa takut yang tidak dapat dijelaskan, bau aneh atau perasaan
mati rasa.
b. Teriakan. Beberapa orang mungkin menangis keluar pada awal kejang karena
otot-otot di sekitar pita suara merebut, memaksa udara keluar.
c. Kehilangan kontrol kandung kemih. Hal ini bisa terjadi selama atau setelah
kejang.
d. Unresponsiveness setelah kejang-kejang. Tidak sadar dapat bertahan selama
beberapa menit setelah kejang telah berakhir.
e. Kebingungan. Sebuah periode disorientasi sering mengikuti kejang grand mal.
Ini disebut kebingungan post-ictal.
f. Kelelahan. Kantuk umum setelah kejang grand mal.
g. Sakit kepala parah. Sakit kepala yang umum tapi tidak universal setelah kejang
grand mal.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada anak yang mengalami FUS
seperti:
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Elektroensefalografi (EEG).
3. Pemeriksaan pencitraan
1. Non Farmakologi
a. Buka dan pertahankan jalan nafas
b. Lakukan ‘suction’ pada setiap vomit yang terjadi dengan kateter yankauer
c. Berikan oksigen yang tinggi melalui reservoir mask
d. Persiapkan peralatan intubasi kalau tidak mampu untuk mempertahankan jalan nafas
dan oksigenasi yang adekuat.
e. Monitor TTV, EKG, dan Puls oksimetri
2. Farmakologi
a. Benzodiazepin
b. Fenitoin. Dosis : IV10 mg/kg bolus lambat dengan kecepatan 100 mn/menit.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Resiko tinggi cidera b.d kejang beruang,ketidak tahuan tentang epilepsi,dan cara penanganan
saat kejang,penurunan tingkat kesadaran.
2. Ketakutan b.d kemungkinan kejang berulang.
3. Nyeri akut b.d nyeri kepala sekunder respons pascakejang (postikal)
D. DISCHARGE PLANNING
1. Menyertakan hasil pemeriksaan.
2. Menginformasikan kepada keluarga dan pasien mengenai tindakan yang telah
dilakukan.
3. Menginformasikan kepada keluarga dan pasien mengenai kondisi penyakit
saat ini.
4. Menginformasikan agar tidak mengemudi, mengendarai sepeda, berenang atau
kegiatan memanjat
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S., Bare, B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC,Jakarta.
Muttaqin, alif. 2011. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Persarafan. Salemba
Medika. Jakarta
Hudak dan Gallo. 1997. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik edisi VI, volume I. EGC:
Jakarta.
NANDA, 2007-2008, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia: USA
University IOWA., NIC and NOC Project.. 2004. Nursing Intervention
Classifications, Philadelphia: USA.
University IOWA., NIC and NOC Project.. 2004. Nursing Outcome
Classifications, Philadelphia: USA.