Anda di halaman 1dari 20

KONSEP

PENGARAHAN
Ns. Yuanita Ananda, M.Kep
KONSEP

 Marquis (2013), menyatakan pengarahan merupakan proses


penerapan rencana manajemen untuk menggerakkan anggota
kelompok untuk mencapai tujuan melalui berbagai arahan.

 Sri (2012), menyatakan pengarahan suatu cara untuk mengerjakan


dan memberikan bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan
melakukan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang
tersedia berdasarkan kemampuan dan keahliannya.
TEORI PENGARAHAN
 Menurut Prof. Dr. Sondang, M. P. A. penggerakan adalah
sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan bekerja
kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien dan ekonomis (Sondang, 2004: 120).
 Actuating berkenaan dengan fungsi manajer untuk
menjalankan tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi. Actuating merupakan implementasi dari apa yang
direncanakan dalam Planning dengan memanfaatkan
persiapan yang sudah dilakukan Organizing (Wibowo, 2006:
13).
CONTINUE
 Hersey dan Blanchard mengemukakan bahwa actuating atau
motivating adalah kegiatan untuk menumbuhkan situasi
yang secara langsung dapat mengarahkan dorongan-
dorongan yang ada dalam diri seseorang kepada kegiatan-
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Sudjana, 1992: 115).
 Actuating merupakan salah satu fungsi manajemen yang
dicetuskan oleh George R. Terry. Pada dasarnya banyak
pendapat mengenai fungsi manajemen akan tetapi dapat
dipahami bahwa fungsi Terry adalah yang paling sering
digunakan dalam memahami fungsi manajemen.
TUJUAN PENGARAHAN
 Tujuan pengarahan dalam organisasi adalah usaha atau
tindakan dari pemimpin dalam rangka menimbulkan
kemauan dan membuat bawahan tahu pekerjaannya,
sehingga secara sadar menjalankan tugasnya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
 Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.
 Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf.
 Mengembangkan kemapuan dan keterampilan staf.
 Menciptakan kerja sama yang lebih efisien.
KEGIATAN MANAJER DALAM
FUNGSI PENGARAHAN

 Operan merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan


mengoperkan asuhan keperawatan kepada shift berikutnya.
 Pre - Conference
Komunikasi ketua tim/penanggung jawab shift dengan perawat
pelaksana setelah selesai operan.
 Post-Conference
Komunikasi ketua tim/perawat dengan perawat pelaksana
sebelum timbang terima mengakhiri dinas dilakukan.
CONTINUE

 Pendelegasian
Kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain bertujuan agar
aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah
ditetapkan.

 Supervisi
Bentuk komunikasi yang bertujuan memastikan kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan cara melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
INDIKATOR PENGARAHAN YANG BAIK

 Directing Merupakan suatu usaha melaksanakan kegiatan yang telah


direncanakan. Pelaksanaan kegiatan ini salah satu caranya adalah
dengan orientasi yang merupakan pengarahan dengan memberikan
informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik
(Andri & Endang , 2015: 49).
Commanding yaitu Menggerakkan kegiatan yang dilaksanakan
disebut juga commanding. Menggerakkan orang untuk mencapai
tujuan dengan arahan sesuai potensinya butuh upaya pembangkitan
motivasi. Pemberian motivasi ini merupakan salah satu aktivitas yang
harus dilakukan (Shale, 1993: 112).
INDIKATOR PENGARAHAN YANG BAIK

 Leading Leading merupakan suatu memberikan contoh yang


dilakukan pimpinan kepada bawahan dalam kegiatan yang
dilaksanakan. Pemberian contoh berupa tindakan ini dilakukan
lewat pembimbingan. Pembimbingan yang dilakukan oleh
pimpinan terhadap pelaksana dilakukan dengan jalan usaha-usaha
yang bersifat mempengaruhi dan menetapkan arah tindakan
mereka (Shaleh, 1993: 118).
 Coordinating merupakan suatu usaha menyelenggarakan
pertemuan yang dapat mentimulasi pekerjaan. Usaha ini dilakukan
pimpinan dalam rangka penjalinan hubungan dan penyelenggaraan
komunikasi. Penjalinan hubungan atau koordinasi adalah
menggerakkan suatu organisasi atau kelompok, dengan menjalin
hubungan pimpinan dan bawahan akan saling dihubungkan agar
mencegah terjadinya kekacauan.
KONSEP SUPERVISI

 Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk


penyelesaian tugas-tugas keperawatan (Swansburg &
Swansburg, 1999).
 Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus
menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta
bijaksana (Kron, 1987).
PRINSIP POKOK SUPERVISI

 Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja


bawahan, bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini
dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya
 Sifat supervisi harus edukatif dan suportif, bukan otoriter.
 Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi
yang hanya dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
 Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga
terjalin kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama
pada saat proses penyelesaian masalah, dan untuk lebih
mengutamakan kepentingan bawahan
CONTINUE

 Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus


sesuai dengan kebutuhan masing-masing bawahan secara
individu. Penerapan strategi dan tata cara yang sama
untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan
supervisi yang baik.
 Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu
disesuaikan dengan perkembangan.
KARAKTERISTIK SUPERVISI

 Pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang


disupervisi. Atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat
ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan
tanggung jawab yang jelas.
 Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan
disupervisi.
 Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam
melakukan supervisi artinya memahami prinsip-prinsip
pokok serta tehnik supervisi.
CONTINUE

 Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan


suportif, bukan otoriter.
 Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup,
sabar dan selalu berupaya meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku bawahan yang disupervisi.
PELAKSANA SUPERVISI
KEPERAWATAN
 Kepala ruangan Bertanggung jawab untuk melakukan supervisi
pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang
perawatan yang dipimpinnya.
 Pengawas perawatan (supervisor) Ruang perawatan dan unit
pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana fungisional (UPF)
mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi
jalannya pelayanan keperawatan.
 Kepala bidang keperawatan Sebagai top manager dalam
keperawatan, kepala bidang keperawatan, kepala bidang
keperawatan bertanggung jawab melakukan supervisi baik secara
langsung atau tidak langsung melalui para pengawas keperawatan.
TEKNIK SUPERVISI
KEPERAWATAN
 Teknik Supervisi Secara Langsung. Supervisi yang dilakukan
langsung pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pada waktu
supervisi diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai
perintah Bittel, 1987 (dalam Wiyana, 2008).
 Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung
(Wiyana, 2008):
1. Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa
pendokumentasiannya akan disupervisi.
2. Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat
melakukan pendokumentasian. Supervisor melihat hasil
pendokumentasian secara langsung dihadapan perawat yang
mendokumentasikan.
CONTINUE

3. Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan


asuhan keperawatan
4. Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat
yang disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi kepada perawat yang sedang menjalankan pencacatan
dokumentasi asuhan keperawatan
5. Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen
supervisi.
CONTINUE

 Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui


laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat
langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga memungkinkan
terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis (Bittel, 1987) dalam Wiyana, 2008.
 Langkah-langkah Supervisi tak langsung.
1. Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil
dokumentasi pada buku rekam medik perawat.
2. Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
3. Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar
dokumentasi asuhan keperawatan yang ditetapkan rumah sakit
CONTINUE

4. Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi


dengan memberikan tanda bila ada yang masih kurang
dan berikan cacatan tertulis pada perawat yang
mendokumentasikan.
5. Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak
lengkap atau sesuai standar.
Page 20

Anda mungkin juga menyukai