Anda di halaman 1dari 22

Konsep Fungsi Pengarahan:

Supervisi
Kelompok 3 :
Salsa Bila Alifa 2010711013
Widiya Astuti 2010711026
Regita Cahya Pebriyanti 2010711064
Meisya Tri Utami 2010711078
Kurnia Rahma Mufidha 2010711086
Diah Sinto Rini 2010711098
Konsep Dasar dan Tujuan Pengarahan

Pengertian Unsur-unsur pengarahan


Fungsi pengarahan adalah salah satu fungsi manager Kepemimpinan, motivasi dan komunikasi
keperawatan dimana manager keperawatan akan
menginstruksi, membimbing, memotivasi, serta membina
komunikasi kepada para staff dan bawahannya agak Tujuan dan manfaat fungsi pengarahan
bergerak Bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi
● Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
● Mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan staf
● Menumbuhkan rasa memiliki dan
Makna pengarahan menyukai pekerjaan
Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H) ● Mengusahakan suasana lingkungan kerja
yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
● Pengarahan bertujuan membuat organisasi
berkembang lebih dinamis
Ruang Lingkup Fungsi Pengarahan
Ruang lingkup fungsi pengarahan menurut Douglas dalam Swansburg:
1. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan keperawatan, pasien dan perawat
pelaksana
2. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan dengan tugas-tugas perawat pelaksana
3. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
4. Memberikan perawatan yang berkesinambungan
5. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
6. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat pelaksana
7. Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran, konsultasi dan evaluasi
8. Mempercayai anggota
9. Menginterpretasikan protokol
10. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
11. Memberikan laporan ringkas dan jelas
12. Menggunakan proses kontrol manajemen
Indikator Pengarahan yang Baik
Keterbukaan Timing (Pemilihan Waktu)
Keterbukaan diantara pimpinan dan pegawai dapat Dalam hal ini pimpinan hendaknya mempertimbangkan
membantu penyampaian pesan dengan baik, waktu yang tepat dan potensial kepada tingkah laku
sebaliknya jika terdapat kurangnya sifat terbuka akan pegawai ketika pengiriman pesan. Apabila pesan
menyebabkan gangguan dalam penyampaian pesan. tersebut dikirim pada saat tidak dibutuhkan maka akan
mempengaruhi kepada efektifitasnya.

Pesan yang Berlebihan


Penyaringan Pesan
Terlalu banyaknya pesan yang disampaikan melalui
Pesan yang dikirim kepada bawahan hendaknya
tulisan ketimbang lisan menyebabkan pegawai dibebani
semuanya dapat diterima pegawai. Penyaringan pesan
dengan pesan yang harus dibaca. Reaksi yang dapat
ini dapat terjadi diantara pegawai karena perbedaan
ditimbulkan membuat mereka cenderung untuk tidak
persepsi.
membacanya.
Praktik Pengarahan Kepala Ruangan
Sesuai Standar Akreditasi
● Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM
● Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik
● Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
● Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan ASKEP
pasien
● Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
● Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
● Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
● Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal
Pengertian Supervisi

Supervisi merupakan proses kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas keperawatan.


Menurut (Hutahaean et al., 2022), supervisi merupakan suatu cara atau bentuk kegiatan
mengobservasi, merencanakan, mengarahkan, membimbing, mempercayai, mengajar,
mendorong, dan memperbaiki serta mengevaluasi yang dilakukan secara efektif dan
terus-menerus untuk mengoptimalkan kondisi kerja yang nyaman dalam mencapai tujuan
kerja.
Tujuan Supervisi

➔ Memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga bawahan


memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan
hasil yang baik (Nursalam, 2014).
➔ Memberikan bantuan kepada staf secara langsung sehingga staf memiliki acuan
yang cukup dalam melaksanakan pekerjaannya dengan hasil yang lebih baik
(Huatahaean et al., 2022).
Manfaat Supervisi

Bagi perawat pelaksana


➔ Meningkatkan rasa percaya diri
Bagi manajer

➔ Mengembangkan kemampuan diri ➔ Meningkatkan kualitas dan keamanan pasien

➔ Perasaan yang diberdayakan ➔ Pembelajaran


Prinsip Supervisi
1. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2. Kegiatan direncanakan secara matang
3. Bersifat edukatif, supporting, dan informal
4. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
5. Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf
6. Harus objektif dan sanggup mengadakan "Self Evaluation"
7. Harus progresif, inovatif, fleksibel, dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing
perawat yang disupervisi
8. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan
9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan
Model Supervisi Klinis
Model Proses Tujuan
Developmental (Dixon, 1998) Change agent, Counselor, Training/ Improve job performance
Teaching
Academic (Farington, 1995) Educative, Supportive, Managerial Nurse performance

Experiential (Milne & James, Training, Mentoring Nurse performance


2005)
4S (Page & Wosket, 1995) Structure, Skills, Support, Quality of care
Sustainability
Jenis Supervisi
Jenis supervisi Teknik supervisi dalam keperawatan
1. Supervisi Umum dan Pengajaran Swansburg (2000)
dilakukan terhadap kegiatan yang berhubungan 1. Proses supervisi
dengan usaha perbaikan pengajaran. a. Standar praktek keperawatan sebagai acuan
2. Supervisi Klinis b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai
bimbingan yang berdasarkan atas observasi dan pembanding unrtuk pencapaian/kesenjangan dan
analisa data secara teliti dan objektif. tindak lanjut
3. Pengawasan Fungsional c. Upaya mempertahankan kalitas atau memperbaiki.
Pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang dibentuk 2. Area supervisi
khusus untuk membantu pimpinan dalam a. Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang
menjalankan fungsi pengawasan di lingkungan akan dilaksanakan
organisasi yang menjadi tanggung jawabnya b. Keterampilan yang dilakukan sesuai standar
4. Pengawasan melekat c. Sikap serta penghargaan terhadap pekerjaan
● Pengawasan/pengendalian langsung (direct)
● Pengawasan/pengendalian tidak langsung Arwani (2005)
(indirect) 1. Secara langsung : dilakukan pada saat perawat pelaksana
melakukan kegiatan yang sedang berlangsung saat itu.
2. Tidak langsung : dilakukan melalui laporan baik tertulis
atau tidak tertulis
Cara Mensupervisi
Individual Technique Group Technique Langsung
Teknik ini digunakan apabila orang Teknik supervisi yang Cara berkomunikasi dengan berhubungan
di supervisi dihadapi secara digunakan bersama sama antara langsung antara supervisor dengan guru
perorangan biasanya dilakukan melalui kunjungan kelas, pertemuan
supervisor dan guru-guru dalam
terhadap individu-individu yang pribadi, rapat staf dan lokakarya.. Teknik
jumlah yang banyak
mempunyai masalah khusus dan langsung ini dapat dilakukan dengan
bersifat pribadi. perilaku supervisor sebagai berikut:
a. Kunjungan kelas a. menjelaskan
b. Observasi kelas b. menyajiian
c. Individual conference c. memberi contoh
d. Intervisitation d. menerapkan tolak ukur
e. Self evaluation check list e. menguatkan
Cara Mensupervisi
Tidak Langsung
Pendekatan masalah pengajaran yang sifatnya tidak langsung
Kolaboratif
menunjukan permasalahan, melainkan seorang guru bercerita
Cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan
mengemukakan permasalahan yang mereka alami atau cara
pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung dan tidak langsung menjadi suatu cara
langsung. pendekatan yang baru. Pada pendekatan ini baik
Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai: supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat
a. Mendengarkan
untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam
b. Memberikan Penguatan
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah
c. Menjelaskan
d. Menyajikan yang dihadapi guru.
e. Memecahkan masalah
Contoh Supervisi Keperawatan
a. Topik : Supervisi tindakan keperawatan: memasang ngt f. Metode :
b. Sasaran : Perawat yang melakukan tindakan keperawatan memasang - Observasi
ngt
- roleplay
c. Waktu : 60 menit
- Diskusi tanya jawab
d. Pukul : 08.00 WIB
- Problem solving
e. Hari/Tanggal : Rabu, 20 Juni 2023
g. Media :
f. Tujuan
- Status pasien
- Tujuan umum : meningkatkan kinerja perawat
- Instrument supervisi
- Tujuan khusus :
- Papan tulis white board
1. Meningkatkan kinerja perawat
2. Mendiskusikan tindakan keperawatan - Spidol

3. Meningkatkan motivasi perawat - Penghapus

g. Materi : - materi
1. Teori supervisi h. Proses Supervisi :
2. Prosedur pemasangan ngt
h. Proses Supervisi
Tahap Kegiatan Kepala ruangan (supervisor) Perawat primer Perawat associate

Pra supervisi Pembukaan :


( 5 Menit) 1. Salam pembuka
2. Menyampaikan maksud dan tujuan
dilakukannya supervisi
3. Materi: Cara pendokumentasian
asuhan keperawatan dan pemasangan
ngt
4. Waktu : 20 Juni 2023
5. Sistem : Observasi
6. Penilaian kesesuaian dengan
instrument
7. Memberikan kesempatan kepada
perawat primer untuk melakukan
klarifikasi sebelum dilakukan
supervisi
Tahap Kegiatan Kepala ruangan (supervisor) Perawat primer Perawat associate

Supervisi 1. Melakukan pengawasan dan 1. Melakukan crosscheck 1. Melakukan crosscheck


(45 Menit) koordinasi 2. Melakukan klarifikasi kepada karu jika ditemukan 2. Melakukan klarifikasi kepada perawat
2. Menilai kelengkapan pengisian sesuatu yang tidak sesuai primer jika ditemukan perlengkapan yang
format supervisi 3. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan tidak sesuai
3. Mencatat jika ditemukan ada hal-hal menggunakan pendekatan proses keperawatan: 3. Membantu melaksanakan asuhan
yang perlu didiskusikan bersama - Menerima dan mengkaji kebutuhan klien keperawatan yaitu melaksanakan
perawat primer dan perawat associate secara komprehensif implementasi keperawatan sesuai rencana
4. Memberikan masukan berupa saran - Melakukan analisa data dan menetapkan yang telah dibuat oleh perawat primer
atau pembetulan tindakan masalah keperawatan
keperawatan yang dilakukan - Membuat tujuan dan rencana keperawatan
- Melaksanakan rencana yang telah dibuat
- Melakukan evaluasi keberhasilan yang telah
dicapai

Pasca Supervisi 1. Melakukan evaluasi hasil supervisi


(10 menit) (terbuka)
2. Memberikan feedback
3. Memberikan follow up dan
reinforcement
4. Melakukan dokumentasi hasil
supervisi
Pengambilan Keputusan dan Hierarki
Supervisi
1. Kepala Ruangan
➔ bertanggung jawab atas supervisi pelayanan keperawatan di unit kerjanya. KARU merupakan
penentu tercapai tidaknya pelayanan dalam pemberian asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.

2. Pengawas Keperawatan
➔ bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan
yang berada dalam satu instalasi, misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, dll.

3. Kepala Seksi
➔ bertanggung jawab atas beberapa instalasi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi.

4. Kepala Bidang Keperawatan


➔ bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua
perawat secara tidak langsung.
KASUS
RS Lekas Sembuh adalah rumah sakit umum swasta kelas C dengan kapasitas 86 tempat tidur
yang sudah melayani pasien dengan BPJS sejak tahun 2014. Ruang Melati merupakan salah satu
ruang rawat inap yang merawat semua spesifikasi penyakit (Interna, Bedah, Obgyn, Neurologi,
Urologi, Orthopedic, THT, Pediatrik, Kulit, dan Jiwa) dengan kapasitas 14 tempat tidur. Jumlah
perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk kepala ruangan dan semua sudah berkualifikasi
Ners. Komposisi tenaga non keperawatan di ruang Melati tidak ada staf khusus, seperti
admission, cleaning service, ahli gizi, namun strukturnya menjadi satu dengan seluruh ruangan
yang ada di RS Lekas Sembuh. Ruang Melati memiliki BOR 60%, rata-rata kategori klien yang
dirawat adalah 1 orang total care, 4 orang partial care dan 3 orang self care, & hari kerja
efektif adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu). Ruang Melati menerapkan metode penugasan
Tim, timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan
validasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima. Ruang Melati telah memiliki SOP
yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam
tahap revisi. SAK yang ada di ruangan juga belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di
ruangan, form-form dan media supervisi, penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga
belum ada. Dokumentasi yang dilakukan perawat dilakukan secara manual, masih banyak yang
tidak lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana. Selain
itu, tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan tingkat
kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang. Sementara rumah
sakit swasta di sekitar RS Lekas sembuh cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah baik
dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
Pengkajian
Berdasarkan 5 M
1. Man 4. Method
Jumlah perawat di ruang Melati RS Lekas Ruang Melati menerapkan metode
Sembuh ada sebanyak 8 orang termasuk penugasan Tim, timbang terima dilakukan
kepala ruangan dan semua sudah sebanyak 3 kali setiap pergantian shift,
berkualifikasi Ners. Komposisi tenaga non dan sudah dilakukan validasi ke ruangan
keperawatan di ruang Melati tidak ada pasien setiap pelaksanaan timbang terima.
staf khusus, seperti admission, cleaning Ruang Melati telah memiliki SOP yang
service, ahli gizi. cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih
2. Material/Machine dalam tahap revisi. SAK yang ada di
Terdapat 14 tempat tidur. Dengan ruangan juga belum mencangkup 8 besar
rata-rata kategori klien yang dirawat penyakit yang ada di ruangan, form-form
adalah 3 bed orang total care, 6 orang dan media supervisi, penerimaan pasien
partial care dan 5 orang self care. baru, dan discharge planning juga belum
ada.
3. Money
tidak dijelaskan dalam kasus
Pengkajian
Berdasarkan 5 M
5. Market
Ruang Melati memiliki BOR 60%,
rata-rata kategori klien yang dirawat
adalah 1 orang total care, 4 orang
partial care dan 3 orang self care,

Berdasarkan SWOT
1. Strength
- Ruang melati merupakan salah satu ruang rawat inap yang merawat semua
spesifikasi penyakit (interna, bedah, obgyn, neurologi, urologi, orthopedic, THT,
pediatric, kulit, dan jiwa) dengan kapasitas 14 tempat tidur.
- Menerapkan metode penugasan Tim, timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali
setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validasi ke ruangan pasien setiap
pelaksanaan timbang terima.
- Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk kepala ruangan dan
semua sudah berkualifikasi Ners.
Pengkajian
Berdasarkan SWOT
3. Opportunities
2. Weakness - Ruang melati menerapkan metode penugasan tim,
- SAK yang ada di ruangan belum timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap
mencakup 8 besar penyakit yang pergantian shift, dan sudah dilakukan validasi ke
ada di ruangan, form-form dan ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang
media supervisi, penerimaan pasien terima.
baru, dan discharge planning juga - Jumlah perawat di ruang melati yaitu 8 orang
belum ada. termasuk kepala ruangan dan semua sudah
- Dokumentasi yang dilakukan berkualifikasi Ners.
perawat dilakukan secara manual, 4. Threat
masih banyak yang tidak lengkap, - Rumah sakit swasta di sekitar RS Lekas Sembuh
penulisan askep juga banyak yang cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah
tidak tepat, dan SBAR belum baik dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup
terlaksana. lengkap.
- Tingkat kepatuhan perawat dalam - Tingkat kepuasan pasien masih rendah karena
melakukan cuci tangan masih sangat perilaku caring perawat masih kurang.
rendah dan tingkat kepuasan pasien - Komposisi tenaga non keperawatan di ruang Melati
tidak ada staf khusus, seperti admission, cleaning
masih rendah karena perilaku caring
service, ahli gizi, namun strukturnya menjadi satu
perawat masih kurang. dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas
Sembuh.
Daftar Pustaka
Jannah, R. (n.d.). Praktik Pengarahan Kepala Ruangan sesuai Standar Akreditasi. Scribd.

Warouw, Herman. J. (n.d.). Hubungan Pengarahan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat ... - OPAC.

Kanita, Almasari. (2022). Penilaian Supervisi dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang Merak RS
Bhayangkara Makassar. Karya Tulis Akhir thesis Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Larasati. (2019). Proses dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jurnal Artikel, 1(1), 1–11.

Hutahaean, S., Wahyudi, A. S., Rahajeng, I. M., Mariana, D., & Gannika, L. (2022). Aplikasi Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan. Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4 (4th ed.).
Salemba Medika.

Hutahaean, S., Wahyudi, A. S., Rahajeng, I. M., Mariana, D., & Gannika, L. (2022). Aplikasi Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan. Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4 (4th ed.).

Anda mungkin juga menyukai