Pengertian dan Tujuan Supervisi A. PENGERTIAN SUPERVISI Supervisi merupakan proses berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan dan memperbaiki penampilan kerja tenaga keperawatan dalam membearikan asuhan keperawatan melalui perencanaan, pengarahan, bimbingan dan evaluasi.
B. TUJUAN SUPERVISI
1. Untuk inspeksi, mengavaluasi dan meningkatkan hasil kerja/prestasi kerja 2. Untuk membimbing/membina tenaga perawat secara individu 3. Untuk memfasilitasi penggunaan sumber-sumber dalam pelaksanaan tugas 4. Untuk melatih tenaga kerja yang kurang disiplin 5. Untuk memberikan bantuan kepada bawahan C. UNSUR POKOK SUPERVISI 1. Pelaksana 2. Sasaran 3. Frekuensi 4. Tujuan 5. Teknik
D. PENYELIA KEPERAWATAN
Yang termasuk penyelia keperawatan/supervisor adalah : 1. Kepala ruangan 2. Pengawas keperawatan 3. Kepala seksi bidang keperawatan 4. Kepala bidang keperawatan Sasaran supervisi Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut: Pelaksanan tugas sesuai dengan pola Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan. Fungsi Supervisi Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing). Model – model supervisi Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain (Suyanto, 2008): 1. Model konvensional Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan masalah dan kesalahan dalam pemberian asuahan keperawatan. Supervisi dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam mengerjakan tugas. Model ini sering tidak adil karena hanya melihat sisi negatif dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan para perawat pelaksana sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-hal yang baik ataupun keberhasilan yang telah dilakukan 2. Model ilmiah Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan sehingga tidak hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh karena itu supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai berikut yaitu, dilakukan secaraberkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, insrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan. 3. Model Klinis Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan. 4. Model artistic Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan personal untuk menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling percaya sehingga hubungna antara perawat dan supervisor akan terbuka dam mempermudah proses supervisi. Karakteristik Supervisi Mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala Dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau penanggung jawab yang ditunjuk) Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Langkah – langkah supervisi 1. Pra supervise a) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi. b) Supervisor menetapkan tujuan 2. Supervisi a) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan. b) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan. c) Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan. d) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada. e) Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan Perawat Associate f) Supervisor memberikan masukan dan solusi pada Perawat Primer dan Perawat Associate g) Supervisor memberikan reinforcement pada Perawat Primer dan Perawat Associate. E. KOMPETENSI SESEORANG SUPERVISOR Supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal : 1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas 2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan 3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf/pelaksana keperawatan 4. Proses dinamika kelompok 5. Memberikan bimbingan dan latihan 6. Memberikan penilaian terhadap hasil kerja perawat 7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan dan pendokumentasian lebih baik F. TEKNIK/CARA SUPERVISI 1. Langsung, dimana supervisi dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai petunjuk. Umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan dengan langsung pada saat supervisi. 2. Tidak langsung, dimana suprvisi dilakukan melalui tertulis maupun lisan, supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan. 3. Kolaboratif, dimana supervisi dilakukan dengan memadukan supervisi langsung dengan tidak langsung. Supervisor dan yang disupervisi secara bersama-sama dalam memecahkan masalah yang dihadapai staf/perawat p pelaksana.
G. FREKUENSI SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Tugas rutin supervisor yang harus dilakukan setiap harinya adalah: 1. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit) 2. Pada waktu mulai shift ( 15-30 menit) 3. Sepanjang hari dinas (6-7 jam) 4. Sekali dalam sehari (15-30 menit) 5. Sebelum pulang ke rumah (15 menit) Peran Supervisi Keperawatan PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN Peran suprvisi kepala ruangan adalah tingkah laku kepala ruangan yang diharapkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan supervisi. 1. Peran supervisi kepala ruangan sebagai perencana Mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Agar dapat memproses pelaksanaan supervisi meliputi siapa yang disupervisi, apa tugasnya, kapan waktu supervisi, kenapa, bagaimana masalah tersebut sering terjadi. 2. Peran supervisi kepala ruangan sebagai pengarah Memberikan arahan kepada perawat pelaksana agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan serta kebijakan rumah sakit. 3. Peran supervisi kepala ruangan sebagai pelatih Harus terampil dalam mentransformasikan temuan atau tindakan pelayanan keperawatan yang baru sehingga melalui proses belajar kemungkinan akan mengubah pemikiran, gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu. 4. Peran supervisi kepala ruangan sebagai penilai Melakukan pengukuran terhadap akibat yang timbul dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga penilaian dapat dilakukan secara efektif jika tujuannya spesifik terdapat standar penampilan kerja dan observasinya akurat. TUGAS : Membuat Tehnik langkah – langkah Supervisi Keperawatan Mengamati Bagaimana Pengawasan dan Pendelegasian di tempat saudara bekerja? Amati dan bagaimana pelaksanaan Supervisi di tempat saudara ? PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SERTA SUPERVISI WILAYAH KERJA PKM… / RUMAH SAKIT… / RUANGAN… NAMA MAHASISWA.. NPM..
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu