Anda di halaman 1dari 17

SUPERVISI KEPERAWATAN

Ns. NURHAYATI, S.Kep., M,Kep


Pengertian dan Tujuan Supervisi
A.   PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi merupakan proses berkesinambungan untuk
meningkatkan kemampuan dan memperbaiki penampilan kerja
tenaga keperawatan dalam membearikan asuhan keperawatan melalui
perencanaan, pengarahan, bimbingan dan evaluasi.

B.   TUJUAN SUPERVISI


1.    Untuk  inspeksi, mengavaluasi dan meningkatkan hasil kerja/prestasi kerja
2.    Untuk membimbing/membina tenaga perawat secara individu
3.    Untuk memfasilitasi penggunaan sumber-sumber dalam pelaksanaan tugas
4.    Untuk melatih tenaga kerja yang kurang disiplin
5.    Untuk memberikan bantuan kepada bawahan
C.   UNSUR POKOK SUPERVISI
1.    Pelaksana
2.    Sasaran
3.    Frekuensi
4.    Tujuan
5.    Teknik

D.   PENYELIA KEPERAWATAN


Yang termasuk penyelia keperawatan/supervisor adalah :
1.    Kepala ruangan
2.    Pengawas keperawatan
3.    Kepala seksi bidang keperawatan
4.    Kepala bidang keperawatan
Sasaran supervisi
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai
berikut:
Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara
kontinue/sistematis
Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis. Sistem dan
prosedur yang tidak menyimpang
Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan,
kedudukan dan keuangan.
Fungsi Supervisi
Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan
mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang
menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan
tentang standar asuhan yang telah disepakati.
Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam
memperbaiki factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian
pelayanan asuhan keperawatan.
Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah
mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support
(supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).
Model – model supervisi
Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model
supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara
lain (Suyanto, 2008):
1. Model konvensional
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk
menemukan masalah dan kesalahan dalam pemberian
asuahan keperawatan. Supervisi dilakukan untuk
mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam
mengerjakan tugas. Model ini sering tidak adil karena hanya
melihat sisi negatif dari pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan para perawat pelaksana sehingga sulit terungkap
sisi positif, hal-hal yang baik ataupun keberhasilan yang
telah dilakukan
2. Model ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan
sehingga tidak hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh
karena itu supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki
karasteristik sebagai berikut yaitu, dilakukan
secaraberkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, insrument
dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif
sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3. Model Klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat
pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga
penampilan dan kinerjanya dalam pemberian asuahn keperawatan
meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis melalui
pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang
perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
4. Model artistic
Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan
personal untuk menciptakan rasa aman sehingga
supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang
disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan
saling percaya sehingga hubungna antara perawat dan
supervisor akan terbuka dam mempermudah proses
supervisi.
Karakteristik Supervisi
Mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang
sesungguhnya
Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi
keperawatan yang ada
Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau
berkala
Dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala
Ruangan atau penanggung jawab yang ditunjuk)
Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
Langkah – langkah supervisi
1.   Pra supervise
a)      Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b)      Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervisi
a)      Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen
yang telah disiapkan.
b)      Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c)      Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk
mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d)      Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e)      Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan Perawat
Associate
f)        Supervisor memberikan masukan dan solusi pada Perawat Primer dan
Perawat Associate
g)      Supervisor memberikan reinforcement pada Perawat Primer dan Perawat
Associate.
E.   KOMPETENSI SESEORANG SUPERVISOR
Supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal :
1.    Memberikan pengarahan dan petunjuk yang  jelas
2.    Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan
3.    Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja
staf/pelaksana keperawatan
4.    Proses dinamika kelompok
5.    Memberikan bimbingan dan latihan
6.    Memberikan penilaian terhadap hasil kerja perawat
7.    Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan dan
pendokumentasian lebih baik
F.    TEKNIK/CARA SUPERVISI
1.    Langsung, dimana supervisi dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung
agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai
petunjuk. Umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan dengan langsung
pada saat supervisi.
2.    Tidak langsung, dimana suprvisi dilakukan melalui tertulis maupun
lisan, supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan.
3.    Kolaboratif, dimana supervisi dilakukan dengan memadukan supervisi
langsung dengan tidak langsung. Supervisor dan yang disupervisi secara
bersama-sama dalam memecahkan masalah yang dihadapai staf/perawat p
pelaksana.

G.   FREKUENSI  SUPERVISI KEPALA RUANGAN


Tugas rutin supervisor yang harus dilakukan setiap harinya adalah:
1.    Sebelum pertukaran shift  (15-30 menit)
2.    Pada waktu mulai shift ( 15-30 menit)
3.    Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
4.    Sekali dalam sehari (15-30 menit)
5.    Sebelum pulang ke rumah (15 menit)
Peran Supervisi Keperawatan
PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Peran suprvisi kepala ruangan adalah tingkah laku kepala ruangan yang diharapkan oleh perawat
pelaksana dalam melaksanakan supervisi.
1.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai perencana
Mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Agar dapat
memproses pelaksanaan supervisi meliputi siapa yang disupervisi, apa tugasnya,
kapan waktu supervisi, kenapa, bagaimana masalah tersebut sering terjadi.
2.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai pengarah
Memberikan arahan kepada perawat pelaksana agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan serta kebijakan rumah sakit.
3.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai pelatih
Harus terampil dalam mentransformasikan temuan atau tindakan pelayanan
keperawatan yang baru sehingga melalui proses belajar kemungkinan akan mengubah
pemikiran,
gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu.
4.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai penilai
Melakukan pengukuran terhadap akibat yang timbul dari pelaksanaan suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga penilaian dapat dilakukan secara efektif jika
tujuannya spesifik terdapat standar penampilan kerja dan observasinya akurat.
TUGAS :
Membuat Tehnik langkah – langkah
Supervisi Keperawatan
Mengamati Bagaimana Pengawasan dan
Pendelegasian di tempat saudara bekerja?
Amati dan bagaimana pelaksanaan
Supervisi di tempat saudara ?
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SERTA SUPERVISI
WILAYAH KERJA PKM… / RUMAH SAKIT… /
RUANGAN…
NAMA MAHASISWA..
NPM..

Anda mungkin juga menyukai