Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Muhammad Donny Chandra (1710115110013)
Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Prancis, Francois Perroux pada
tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di
tiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu
yang disebut kutub pertumbuhan. Untuk mencapai tingkat pendapatan tinggi
harus dibangun beberapa tempat pusat kegiatan ekonomi yang disebut dengan
growth pole (kutub pertumbuhan). Pandangan Perroux mengenai proses
pertumbuhan adalah teori tata ruang ekonomi, dimana industri pendorong
memiliki peranan awal dalam membangun sebuah pusat pertumbuhan.
Industri pendorong ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tingkat konsentrasi tinggi
2) Tingkat teknologi maju
3) Mendorong perkembangan industri disekitarnya
4) Manajemen yang professional dan modern
5) Sarana dan prasarana yang memadai
Konsep Growth pole dapat didefinisikan secara geografis dan fungsional,
yaitu sebagai berikut:
A) Secara geografis, growth pole dapat digambarkan sebagai suatu lokasi
yang memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menimbulkan daya tarik
bagi berbagai kalangan untuk mendirikan berbagai macam usaha di daerah
tersebut dan masyarakat senang memanfaatkan fasilitas tersebut.
B) Secara fungsional, growth pole dapat diartikan sebagai suatu lokasi
konsentrasi kelompok ekonomi (industri, bisnis dll) yang mengakibatkan
pengaruh ekonomi ke dalam maupun keluar wilayah tersebut.
Rijanta, R., dkk, 2005, “Ilmu Wilayah (GPW 1102)”, bahan kuliah, Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Setiawan, Agnas. 2013. Growth Pole Theory (Kutub Pertumbuhan). Diambil dari:
https://agnazgeograph.wordpress.com/2013/01/31/growth-pole-theory-kutub-
pertumbuhan/ (28 Mei 2018)
file:///C:/Users/ASUSA/Downloads/www.unlock-pdf.com_Bab3TeoriWilayah.pdf
(28 Mei 2018)