Anda di halaman 1dari 5

POLITIK DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

(Pengertian Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)

TUGAS TERSTRUKTUR

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Politik
Desentralisasi dan Otonomi Daerah yang Dibimbing oleh Bapak
Drs. Syamsurizal,MA

Disusun Oleh :
M. Reza Himawan
NPP: 28.0573
Tingkat III Semester V

KELAS S1 MANAJ. PEMBANGUNAN

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN PEMBANGUNAN


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JAKARTA
2019
PENGERTIAN DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PERBANTUAN BERDASARKAN UU NO. 5 TAHUN 1974, UU NO. 22
TAHUN 1999, DAN UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH

A. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada


pemerintah daerah untuk mengurus urusan yang ada di daerah.
1. Menurut Undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Di Daerah, Desentralisasi adalah penyerahan urusan
pemerintah dari Pemerintah atau Daerah tingkat atasnya kepada daerah
menjadi urusan rumah tangganya;
2. Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, desentralisasi dimaknai sebagai penyerahan wewenang
pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Menurut Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desentralisasi bukan sekedar memindahkan sistem politik dan ekonomi


yang lama dari pusat ke daerah, tetapi pemindahan tersebut harus pula disertai
oleh perubahan kultural menuju arah yang lebih demokratis dan beradab.
Melalui desentralisasi diharapkan akan meningkatkan peluang masyarakat
untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan yang terkait dengan
masalah sosial, politik, ekonomi.
Pelaksanaan desentralisasi dalam rangka penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah didanai dari APBD. Dalam urusan pemerintahannya
diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan
sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang
didesentralisasikan.

B. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada


aparat pemerintah pusat yang ada di daerah untuk melaksanakan tugas
pemerintah pusat di daerah. dengan kata lain, dekonsentrasi adalah
perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.
1. Menurut Undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Di Daerah, Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
dari Pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal
tingkat atasnya kepada pejabat- pejabatnya di daerah;
2. Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat di
Daerah.
3. Menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dekonsentrasi didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil
pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
4. Menurut Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan, dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah.

Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada wilayah provinsi dalam


kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di
wilayah provinsi. Gubernur sebagai kepala daerah provinsi berfungsi pula
selaku wakil Pemerintah di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah
termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan di daerah kabupaten dan kota. Jadi, penyelenggaraan
pemerintah secara dekonsentrasi pada urusan pemerintahannya dilimpahkan
kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang
didekonsentrasikan.

C. Tugas pembantuan merupakan penyertaan tugas-tugas atau program-


program Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
yang diberikan untuk turut dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II, dimana
pelaksanaannya dapat tercermin dari adanya konstribusi Pusat atau Propinsi
dalam hal pembiayaan pembangunan, maka besarnya konstribusi tersebut
dapat digunakan untuk mengukur besarnya penyelenggaraan pemerintahan
yang bersifat sentralistik
1. Menurut Undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Di Daerah, Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut
serta dalam melaksanakan urusan pemerintah yang ditugaskan kepada
Pemerintah Daerah oleh Pemerintah atau pemerintah Daerah tingkat
atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskannya;
2. Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada
Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas
tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan.
3. Menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota
dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
4. Menurut Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan, Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada
Daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan
dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang
menugaskan.

Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi


dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan,
dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas pembantuan adalah
memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan, serta
membantu penyelenggaraan pemerintahan, dan pengembangan pembangunan
bagi daerah dan desa.
Penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilaksanakan oleh gubernur
dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan didanai dari
APBN. Kegiatan Dekonsentrasi di Daerah dilaksanakan oleh SKPD yang
ditetapkan oleh gubernur, sedangkan Kegiatan Tugas Pembantuan di Daerah
dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan oleh gubernur, bupati, atau
walikota.
Ruang lingkup dekonsentrasi dan tugas pembantuan mencakup aspek
penyelenggaraan, pengelolaan dana, pertanggungjawaban dan pelaporan,
pembinaan dan pengawasan, pemeriksaan, serta sanksi.
Pertanggungjawaban dan pelaporan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
mencakup aspek manajerial dan aspek akuntabilitas. Pemeriksaan atas dana
dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilakukan oleh BPK dan dan pemeriksaan
meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai