Anda di halaman 1dari 45

ANALISIS FINANSIAL USAHA AYAM RAS PETELUR

DI DESA JUMBA KECAMATAN AMUNTAI SELATAN


KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
(STUDI KASUS USAHA AYAM RAS PETELUR IBU ERNA)

OLEH
YUWANDA HIDAYATULLAH

YAYASAN BAKTI MUSLIMIN AMUNTAI


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
AMUNTAI
2023
ANALISIS FINANSIAL USAHA AYAM RAS PETELUR
DI DESA JUMBA KECAMATAN AMUNTAI SELATAN
KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
(STUDI KASUS USAHA AYAM RAS PETELUR IBU ERNA)

OLEH
YUWANDA HIDAYATULLAH
NPM. 202002056

Usulan

Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan


Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
AMUNTAI
2023
Judul Usulan Skripsi : Analisis Finansial Usaha Ayam Ras Petelur di Desa
Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu
Sungai Utara (Studi Kasus Usaha Ayam Ras Petelur
Ibu Erna)
Nama : YUWANDA HIDAYATULLAH

NPM : 2020020056

Program Studi : Agribisnis

Disetujui Tim Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Rum Van Royensyah, S.P., M.P. Ir. Eko Agus Wulyo SJ, M.P.
(Tanggal: ) (Tanggal: )

Diketahui:

Ketua Program Studi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu


Agribisnis Pertanian Amuntai

Muhamad Solekan, S.P., M.P. Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA


NIK. 19900112 201707 NIP.19660912 199203 1 005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan usulan skripsi

yang berjudul “Analisis Finansial Usaha Ayam Ras Petelur di Desa Jumba

Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (Studi Kasus

Usaha Ayam Ras Petelur Ibu Erna)” ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA selaku ketua Stiper Amuntai, penulis juga

mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Rum Van

Royensyah, S.P., M.P. dan Bapak Ir. Eko Agus Wulyo SJ, M.P. selaku

pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, petunjuk, bimbingan serta

saran-saran dalam penulisan dan penyusunan usulan skripsi ini. Tidak lupa

penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Erna yang sudah

mengizinkan untuk melakukan penelitian di tempat usahanya.

Menyadari bahwa manusia tempat khilaf dan lupa, tidak ada manusia

yang sempurna apalagi hal yang diciptakan oleh manusia. Begitu pula dengan

usulan ini pastinya ada kekurangannya karena itu penulis memohon maaf

apabila terdapat kesalahan pada isi usulan ini dan kiranya dapat diperbaiki

sebagaimana mestinya. Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terima

kasih.

Amuntai, 15 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Kegunaan Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 8

Ekonomi Pertanian 8
Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur 8
Kelayakan Usaha 10
Hasil Penelitian Terdahulu 11
Landasan Teori 18
Kerangka Pemikiran Penelitian 20

METODE PENELITIAN 22

Tempat dan waktu penelitian 22


Jenis dan Sumber Data 22
Jenis Penelitian 22
Analisis Data 23
Definisi Operasional dan Pembatasan Masalah 26

ORGANISASI PENELITIAN 29
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN 30

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 34

v
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Populasi Ternak Unggas di Provinsi Kalimantan Selatan


2020 – 2022 2
2. Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Hulu Sungai
Utara 2020 – 2022 3
3. Produksi Telur Unggas di Kabupaten Hulu Sungai Utara
2020 – 2022 4
4. Peternak Ayam Ras Petelur di Kabupaten Hulu Sungai
Utara 2020 – 2022 5
5. Hasil Penelitian Terdahulu 11
6. Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu 13
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Berpikir Analisis Finansial Usaha Ayam Ras


Petelur di Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Utara ..................................................... . 21
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Pertanyaan Peternak Responden ....................................... 31


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia meliputi beberapa sub sektor seperti tanaman

pangan, tanaman hias, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Peternakan

merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang menyimpan potensi

usaha dan prospek yang menjanjikan. Cabang sektor peternakan sangat beragam,

mulai dari ternak besar seperti sapi, kerbau, kuda, dan lainnya. Kemudian ternak

berukuran sedang seperti ternak kambing, keledai, domba, dan lainnya. Lalu

ternak kecil yang termasuk golongan unggas seperti usaha ayam, angsa, itik,

burung, dan sebagainya.

Saragih (2010) menyatakan bahwa peternakan sebagai salah satu bagian

dari pertanian merupakan bidang usaha yang sangat penting dalam kehidupan

umat manusia. Kegiatan subsektor peternakan dapat menyediakan bahan pangan

hewani masyarakat untuk perkembangan dan pertumbuhan. Salah satu sub sektor

peternakan yang berperan dalam penyediaan protein hewani adalah di bidang

perunggasan. Pelaku bisnis peternakan ayam petelur sering dihadapkan pada

situasi dimana ayam petelurnya tidak mampu berproduksi secara optimal.

Peternakan di Indonesia memiliki prospek yang bagus di masa yang akan

datang, hal ini disebabkan karena besarnya jumlah penduduk sehingga secara

matematis permintaan akan produk peternakan seperti daging, telur dan susu akan

semakin meningkat pula. Hasil penelitian Sumartini (2004) menemukan bahwa

rendahnya pendapatan cenderung sebagai akibat kurang transparannya dalam

penentuan harga kontrak baik harga input maupun harga output.


2

Biaya produksi yang keluar akibat adanya kegiatan produksi, mempengaruhi

perolehan keuntungan peternak.

Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi

Kalimantan Selatan, salah satu hewan yang diternakan adalah unggas. Unggas

yang dipelihara adalah jenis ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging dan

itik. Jumlah populasi unggas di tahun 2022 angkanya mencapai 12.731.588 ekor

ayam kampung, 11.280.861 ekor ayam petelur, 71.402.580 ayam pedaging dan

4.173.707 ekor itik (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan). Jumlah

populasi unggas di Kalimantan Selatan pada tahun 2020 - 2022 dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1. Populasi Ternak Unggas di Provinsi Kalimantan Selatan 2020 – 2022


Tahun/Ekor
No Jenis
2020 2021 2022
1 Ayam Kapung 11.337.327 11.944.996 12.731.588
2 Ayam Petelur 9.257.416 10.830.865 11.280.861
3 Ayam Pedaging 80.903.508 75.487.983 71.402.580
4 Itik 4.463.226 4.111.654 4.173.707
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan, 2023
Tabel 1 menujukan bahwa cuma ayam pedaging yang mengalami

penurunan jumlah populasi, sedangkan ayam kampung, ayam petelur, dan itik

mengalami peningkatan. Ayam petelur adalah unggas dengan peningkatan

populasi terbesar dari tahun 2020 sampai 2022.

Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan salah satu Kabupaten yang

mengusahakan unggas. Populasi ternak unggas di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2020 - 2022 dapat dilihat pada Tabel 2.
3

Tabel 2. Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Hulu Sungai Utara 2020 – 2022
Tahun/Ekor
No Jenis
2020 2021 2022
1 Ayam Kampung 636.915 538.159 548.922
2 Ayam Petelur 5.911 7.305 7.670
3 Ayam Pedaging 2.398.275 2.005.138 2.025.189
4 Itik 1.061.931 927.785 946.338
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2023

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukan cuma ayam petelur yang

mengalami peningkatan jumlah populasi dari tahun 2020 sampai 2022, sedangkan

yang lainnya mengalami penurunan jumlah populasi.

Telur merupakan salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi

masyarakat selain ikan, daging, dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi

berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Namun dari sekian

banyak jenis telur yang paling diminati masyarakat adalah telur ayam ras

dibandingkan dengan telur yang lain. Hal tersebut dikerenakan telur bebek dan

ayam kampung harganya lebih mahal kerena jumlahnya yang sedikit dipasaran

sedangkan permintaan telur tinggi (Arif,2017).

Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan

telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan oleh sifat

genetis ayam, manajemen pemeliharaan, makanan dan kondisi pasar. Ayam ras

petelur merupakan ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil

telurnya. Ayam ras petelur tubuhnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan ayam

ras pedaging. Produksi telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun. Telur

pertama dihasilkan pada saat berumur 5 bulan dan akan terus menghasilkan telur
4

sampai umurnya mencapai 9 sampai 11 bulan. Umumnya, produksi telur yang

baik akan diperoleh pada awal ayam mulai bertelur, sedangkan pada tahun-tahun

berikutnya cenderung akan terus menurun (Rasyaf,2001).

Sub sektor peternakan menyumbang pendapatan terhadap sektor pertanian

yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, peternakan dianggap

sangat berpotensi dikembangkan karena banyak hasil peternakan yang dapat

dimanfaatkan, sehingga produk peternakan layak menjadi sumber pertumbuhan

yang menjanjikan terutama pada produksi telur di industri perunggasan. Berikut

hasil produksi telur unggas yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produksi Telur Unggas di Kabupaten Hulu Sungai Utara 2020 – 2022
Tahun/Kilogram
No Jenis
2020 2021 2022
1 Ayam Kampung 512.060 440.752 449.567
2 Ayam Petelur 44.510 55.006 57.755
3 Itik 7.279.824 7.428.708 7.577.261
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2023

Tabel 3 di atas dapat diketahui ada 3 jenis produksi telur yang berada di

Kabupaten Hulu Sungai Utara, yaitu telur ayam ras, telur ayam kampung dan telur

itik. Produksi telur ayam ras dan itik terus mengalami peningkatan yang signifikan

dari tahun ke tahun dibandingkan dengan produksi telur ayam kampung.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel di atas, bahwa dari tahun 2020 –

2022. Berbanding terbalik dengan produksi telur ayam kampung, yang dari tahun

2020 sampai tahun 2022 yang mengalami penurunan.


5

Adanya selera dan kebiasaan konsumen yang lebih menyukai telur ayam

ras untuk dikonsumsi merupakan salah satu penyebab meningkatnya telur ayam

ras. Tingkat permintaan telur ayam ras diprediksi akan terus meningkat setiap

tahunnya, ditambah dengan harga telur ayam ras yang sangat kompetitif, dan lebih

murah dibandingkan dengan jenis telur lain.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara tercatat ada 4

kecamatan yang memiliki usaha ayam ras petelur di Kabupaten Hulu Sungai

Utara. Kecamatan pelaku usaha ayam ras petelur, jumlah peternak dan jumlah

ternaknya di Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat dilihat dari tabel 4.

Tabel 4. Peternak Ayam Ras Petelur di Kabupaten Hulu Sungai Utara 2020 - 2022
Tahun/Ekor
No Kecamatan Jumlah Peternak
2020 2021 2022
1 Babirik 1 200 200 200
2 Sungai Pandan 1 200 200 200
3 Amuntai Selatan 1 4.500 5.000 2831
4 Amuntai Tengah 2 1992 1905 5000
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2023

Usaha peternakan ayam ras petelur ini memiliki potensial besar untuk

dikembangkan karena ayam ras petelur dianggap dapat menghasilkan keuntungan

melalui produksi telur dalam jangka waktu yang relatif singkat. Perkembangan

peternakan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara menunjukan kenaikan,

dimana salah satunya adalah usaha ayam ras petelur milik ibu Erna di Desa Jumba

Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang merupakan

peternakan ayam ras petelur terbesar dari segi jumlah ternak di Kabupaten Hulu

Sungai Utara Oleh karena itu berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang

ada dan juga potensi sumber daya yang dimiliki, maka peneliti tertarik untuk
6

melakukan penelitian bagaimana manajemen usaha milik Ibu Erna dengan judul

“Analisis Finansial Usaha Ayam Ras Petelur di Desa Jumba Kecamatan Amuntai

selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (Studi Kasus Usaha Ayam Ras Petelur Ibu

Erna)”. Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah dibawah

ini.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah yang diajukan peneliti yaitu :

1. Berapa besar penerimaan, pendapatan dan keuntungan usaha ternak ayam

ras petelur Ibu Erna di Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten

Hulu Sungai Utara?

2. Mengetahui kelayakan usaha ternak ayam ras petelur Ibu Erna di Desa

Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui penerimaan, pendapatan dan keuntungan usaha ternak

ayam ras petelur Ibu Erna di Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam ras petelur Ibu Erna di

Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.


7

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a) Penulis

Untuk menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai kelayakan usaha

ayam ras petelur milik Ibu Erna yang ada di Desa Jumba Kecamatan

Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dan sebagai bahan

informasi dan kajian bagi semua pihak yang berkepentingan dalam

pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur.

b) Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan

dalam bidang pertanian khususnya di bidang peternakan

2. Instansi Terkait

Memberikan manfaat bagi Pemerintah daerah setempat, Pemerintah

Kabupaten, Provinsi, maupun Pusat khususnya dalam mengetahui bagaimana

kelayakan usaha ayam ras petelur.


TINJAUAN PUSTAKA

Ekonomi Pertanian

Ekonomi Pertanian adalah ilmu sosial terapan yang mengandung prinsip-

prinsip dan metode analisis ilmu ekonomi yang digunakan untuk mencari solusi

bagi permasalahan ekonomi di bidang pertanian (Abbot, 1979). Dengan adanya

teori ekonomi pertanian maka sebuah usaha pertanian, perikanan dan peternakan

dapat dianalisis layak atau tidak untuk dikelola terkait dengan biaya dan manfaat

yang akan diperoleh. Apabila biaya lebih kecil daripada manfaat maka dapat

dikatakan usaha tersebut layak.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam

memenuhi kebutuhan materil yang harus dipuaskan dengan memanfaatkan

sumberdaya alam yang terbatas dalam jumlah dan kualitasnya. Oleh karena itu,

informasi dan teknologi pertanian yang dibutuhkan petani semestinya juga

mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang ada. Dengan demikian,

informasi dan teknologi, bukan sekedar meningkatkan produktivitas, tetapi juga

dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi bagi mereka khususnya petani

beserta keluarganya. Terkait dengan masalah ekonomi keluarga tani, tidak lepas

dari pendapatan usahatani. Pendapatan petani adalah pendapatan yang diperoleh

dari seluruh cabang usahatani selama waktu tertentu, baik yang dijual maupun

yang tidak dijual (Soekartawi, 1995).

Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur

Peternakan merupakan subsektor pertanian di bidang usaha yang sangat

penting dalam kehidupan umat manusia. Kegiatan subsektor peternakan dapat


9

menyediakan bahan pangan hewani bagi masyarakat untuk perkembangan dan

pertumbuhan. Pembangunan subsektor peternakan harus dilaksanakan secara

bertahap dan berencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan produksi ternak dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang

berprofesi peternak dari waktu ke waktu dengan cara mendorong peternak agar

mampu bersaing secara lokal, regional, nasional, internasional (Saragih, 2010).

Usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan budidaya peternakan

dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat yang diselenggarakan

secara teratur dan terus-menerus pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu,

untuk tujuan komersial atau sebagai usaha sampingan, untuk menghasilkan bibit

ternak atau ternak potong, telur, susu serta menggemukkan suatu jenis ternak

termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkannya (Sekretaris Jenderal

Kementerian Pertanian, 2015). Peternakan dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu

ternak besar, ternak kecil, dan ternak unggas. Ternak besar adalah peternakan

yang diusahakan dengan memelihara hewan yang berukuran besar seperti sapi,

kerbau, dan kuda. Ternak sedang adalah peternakan yang diusahakan dengan

memelihara hewan yang berukuran sedang seperti babi, domba, dan kambing.

Ternak kecil adalah peternakan yang memelihara hewan kecil seperti kelinci dan

unggas. Ternak unggas adalah peternakan yang diusahakan dengan memelihara

hewan yang bersayap atau sebangsa burung seperti ayam, itik, angsa, dan burung

puyuh (Achmanu dan Muharlien, 2011).

Menurut Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (2016), ternak unggas

merupakan ternak yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan karena

produknya cepat menghasilkan dan mengandung nilai gizi yang baik. Unggas
10

dikelompokan menjadi dua, yaitu unggas sebagai komoditas dan unggas sebagai

sumberdaya. Ternak unggas sebagai komoditas dapat dimanfaatkan daging dan

telurnya. Ternak unggas sebagai sumberdaya dapat diperbaharui melalui

reproduksi. Ternak unggas mempunyai prospek pasar yang baik, karena didukung

oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

31/Permentan/OT.140/2/2014, ayam ras petelor merupakan salah satu komoditas

unggas yang mempunyai peran penting dalam menghasilkan telur dan daging

untuk mendukung ketersediaan protein hewani, bulu, dan kotoran yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan industri dan pupuk organik. Telur ayam telah

mendominasi produk telur sebagai konsumsi masyarakat, sehingga permintaan

telur ayam terus meningkat. Dalam hal ini tentu usaha peternakan ayam petelur

akan menjadi usaha yang akan terus berkembangkan dan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat. Teori Law of diminishing returns adalah sebuah hukum

dalam ekonomi yang menjelaskan tentang proporsi input yang tepat untuk

mendapatkan output maksimal. Teori ini menjelaskan bahwa ketika input yang

kita miliki melebihi kapasitas produksi dari input, maka pendapatan kita akan

semakin menurun.

Kelayakan Usaha

Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu

keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu ide usaha yang

direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian studi kelayakan adalah

kemungkinan dari ide usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat


11

(benefit), baik dalam arti finansial maupun dalam arti sosial benefit (Ibrahim,

2009).

Salah satu tujuan dilakukan studi kelayakan bisnis/usaha adalah untuk

mencari jalan keluar agar dapat meminimalkan resiko yang mungkin akan timbul

di masa yang akan datang. Hal ini dilakukan karena di masa mendatang penuh

dengan ketidakpastian. Semua ketidakpastian ini akan mengakibatkan apa yang

sudah direncanakan menjadi gagal atau tidak tercapai, sehingga resiko kerugian

tidak dapat dihindari. Layak disini diartikan juga memberikan keuntungan tidak

hanya bagi perusahaan yang menjalankannnya, akan tetapi juga bagi investor,

pemerintah dan masyarakat luas (Kasmir dan Jakfar, 2003). Suatu usaha dikatakan

layak apabila usaha tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal,

alat-alat luar yang digunakan, upah tenaga kerja luar serta sarana produksi lain.

Untuk keberhasilan, diperlukan evaluasi terutama dari sudut pandang ekonomis

antara biaya, pendapatan, dan kelayakan usaha (Suratiyah, 2011).

Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 5. Hasil Penelitian Terdahulu


Nama, Tahun
No Metode Hasil
dan Judul
1 Syamsul (2022), Survey Hasil penelitian yang telah di
Penelitian ini laksanakan menunjukkan Biaya tetap
berjudul yang dihitung dalam usaha ternak
“kelayakan adalah pajak lahan adalah pungutan
usaha ternak atas tanah yang memiliki keuntungan,
ayam petelur di sewa lahan adalah biaya yang
Desa dikeluarkan jika lahan yang digunakan
Baramamase bukan milik pribadi, penyusutan
Kecamatan peralatan, taksiran nilai sisa dari setiap
12

Galesong peralatan yang digunakan begitupun


Selatan dengan penyusutan kandang. Biaya
Kabupaten penyusutan alat dipengaruhi oleh jenis
Takalar” dan banyaknya alat pertanian yang
digunakan dan dimiliki petani dalam
usaha tersebut. Jenis alat yang
digunakan meliputi : tempat minum,
tempat pakan, ember, pipa, lampu dan
bak air. Untuk biaya sewa lahan dalam
penelitian ini semua responden tidak
mengeluarkan karena lahan milik
pribadi. Besar rata-rata pendapatan
yang diperoleh oleh peternak ayam
petelur sebesar Rp 1.644.520.000,-,-
pertahun. total untuk keseluruhan
biaya rata-rata yang harus dikeluarkan
oleh setiap peternak yaitu sebesar Rp.
304.208.400,- pertahun, penerimaan
yang diperoleh rata-rata setiap
peternak ayam petelur yaitu sebesar
Rp 1.908.900.000,- pertahun. Analisis
dilakukan secara sederhana yaitu
dengan melakukan analisis Revenue
Cost Ratio (R/C) dimana analisis ini
membandingkan total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan
dengan hasil R/C Ratio sebesar 5,406.
Apabila dilihat dari perhitungan
pendapatan usaha secara perhitungan
ekonomis usaha ini layak.
13

2 Kurniawan, dkk Survey Hasil penelitian yang telah di


(2018), laksanakan menunjukkan hasil analisis
Penelitian ini R/C rasio usaha ternak ayam ras
berjudul petelur dalam satu periode, total
“Kelayakan penerimaan perperiode yaitu
Finansial Usaha 1.261.894.365, total penerimaan
Peternakan 975.825.689 perperiode yaitu
Ayam Petelur 1.261.894.365, R/C rasio perperiode
(Layer) di yaitu 1,293. Usaha ternak ayam ras
Kecamatan petelur adalah layak. Hal ini
Gading Rejo dikarenakan nilai R/C rasio (1,293).
Kabupaten Nilai R/C > 1. Hal ini berarti peternak
Pringsewu” telah mampu menghasilkan
perbandingan yang ideal untuk
menghasilkan usaha yang
menguntungkan, karena nilai
penerimaan masih di atas nilai biaya
yang dikeluarkan dalam usaha ternak
per periode. Sedangkan nilai R/C =
1,293 berarti setiap penggunaan biaya
Rp1.000,00 maka penerimaan yang
diperoleh sebesar Rp1.293,00. Hasil
analisis nilai BEP produksi adalah
2.879,91 kg, artinya pada saat rata-rata
produksi 2.879,91 maka usaha ternak
mengalami titik impas. Jika
dibandingkan dengan rata-rata
produksi aktual, maka nilai BEP
produksi tersebut (2.879,91 kg) < nilai
rata-rata produksi aktual (3.247 kg),
artinya usaha ini adalah layak
14

3 Sularso, Hartono Deskriptif Kesimpulannya menunjukan biaya


dan Utami Kuantitatif investasi perekor sebesar Rp.17.562
(2013) dan pendapatan sebesar Rp.25.281
melakukan perekor. BEP berada pada angka
penelitian Rp.10.482/Kg dan pendapatan bersih
dengan judul sebesar Rp.4.421 perekor, hal ini
“Analisis menunjukkan bahwa usaha ini layak
Ekonomi Usaha untuk dilaksanakan
Ayam Petelur di
U.D HS Indra
Jaya Desa
Ponggok
Kecamatan
Ponggok
Kabupaten
Blitar”

4 Andretti (2011) Deskriptif Hasil penelitian menunjukan Tingkat


melakukan Kuantitatif pegembalian investasi (ROI) pada
penelitian usaha ternak ayam ras petelur di
dengan judul Kabupaten Boyolali Jawa Tengah
“Studi memperoleh hasil sebesar 2,560, hasil
Kelayakan ini menampakkan hasil yang lebih
Ayam Ras besar dari bunga bank per bulan yaitu
Petelur di Tinjau sebesar 1,50. Sedangkan dari jumlah
Dari Aspek investasi yang dibutuhkan oleh
Ekonomi dan peternak memerlukan waktu sebesar
Keuangan” 3,3 tahun untuk pengembalian secara
keseluruhan dan hal ini menunjukkan
bahwa usahaini layak untuk
dilaksanakan.
15

5 Juwandi (2003) Deskriptif Kesimpulan yang diperoleh dari


melakukan Kuantitatif penelitian ini bahwa tingkat
penelitian yang harga/upah tenaga kerja, tingkat harga
berjudul vitamin, tingkat harga pakan, dan
“Analisis jumlah ayam layer dan nilai investasi
keuntungan, berpengaruh secara signifikan
skala usaha dan terhadap keuntungan usaha, sedangkan
efisiensi untuk faktor produksi tingkat harga
ekonomi relative peremajaan ayam tidak berpengaruh
usaha signifikan
peternakan
ayam petelur di
kabupaten
Kendal”

Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan

penelitian terdahulu, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu


Nama, Tahun
No Persamaan Perbedaan
dan Judul
1 Syamsul (2022), Persamaan dengan - Peneliti terdahulu
Penelitian ini penelitian saat ini adalah menggunakan baiya tetap
berjudul menentukan kelayakan dan biaya variabel
“kelayakan usaha menggunakan R/C sedangkan penelitian saat
usaha ternak Ratio dengan komuditas ini menggunakan biaya
ayam petelur di ayam ras petelur. eksplisit dan biaya
Desa implisit.
16

Baramamase - Penelitian terdahulu


Kecamatan melakukan penetian
Galesong dengan banyak peternak
Selatan responden sedangkan
Kabupaten penelitian saat ini hanya
Takalar” kepada 1 peternak
responden.
2 Kurniawan, dkk Persamaan dengan - Penelitian terdahulu
(2018), penelitian saat ini adalah menggunakan biaya
Penelitian ini menentukan kelayakan variabel dan biaya tetap
berjudul usaha menggunakan R/C sedangkan penelitian saat
“Kelayakan Ratio dengan komuditas ini menggunakan biaya
Finansial Usaha ayam ras petelur. eksplisit dan biaya
Peternakan implisit.
Ayam Petelur - Penelitian terdahulu
(Layer) di menggunakan perhitungan
Kecamatan Break Event Point (BEP)
Gading Rejo sedangkan penelitian saat
Kabupaten ini tidak.
Pringsewu”
3 Sularso, Hartono Persamaan dengan - Penelitian terdahulu
dan Utami penelitian saat ini adalah menggunakan biaya
(2013) menentukan kelayakan variabel dan biaya tetap
melakukan usaha menggunakan R/C sedangkan penelitian saat
penelitian Ratio dengan komuditas ini menggunakan biaya
dengan judul ayam ras petelur. eksplisit dan biaya
“Analisis implisit.
Ekonomi Usaha - Penelitian terdahulu
Ayam Petelur di menggunakan perhitungan
U.D HS Indra Break Event Point (BEP)
Jaya Desa sedangkan penelitian saat
17

Ponggok ini tidak menggunakan


Kecamatan perhitungan Break Event
Ponggok Point (BEP).
Kabupaten - Penelitian terdahulu
Blitar” menggunakan perhitungan
Margin of safety
sedangkan penelitian saat
ini tidak.
4 Andretti (2011) Persamaan dengan - Penelitian terdahulu
melakukan penelitian saat ini adalah menghitung nilai investasi
penelitian menentukan kelayakan sedangkan penelitian saat
dengan judul usaha menggunakan R/C ini tidak.
“Studi Ratio dengan komuditas - Penelitian terdahulu
Kelayakan ayam ras petelur. menggunakan biaya
Ayam Ras variabel dan biaya tetap
Petelur di Tinjau sedangkan penelitian saat
Dari Aspek ini menggunakan biaya
Ekonomi dan eksplisit dan biaya
Keuangan” implisit.
5 Juwandi (2003) Persamaan dengan - Penelitian terdahulu
dengan berjudul penelitian saat ini adalah mencari biaya variabel
“Analisis mengetahui biaya yang mempengaruhi
keuntungan, produksi dari komuditas keuntungan usaha.
skala usaha dan ayam ras petelur dan - Penelitian terdahulu
efisiensi menganalisis keuntungan menghitung nilai investasi
ekonomi relative dari usaha tersebut. sedangkan penelitian saat
usaha ini tidak.
peternakan
ayam petelur di
kabupaten
Kendal”
18

Landasan Teori

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

kegunaan suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada pembuatan saja

tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan pengemasan

kembali atau yang lainnya (Millers et all, 2000). Guna atau manfaat mengandung

pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan jasa (Ari

Sudarman, 1999).

1. Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

kegunaan suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada pembuatannya

saja tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan

pengemasan kembali atau yang lainnya Miller et all, (2000).

2. Biaya Produksi

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan

uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu selama masa proses produksi berlangsung. Biaya produksi adalah total

pengeluaran yang dikeluarkan oleh produsen untuk memperoleh faktor-faktor

produksi dan bahan penunjang lainnya yang dapat digunakan agar produk tertentu

yang telah di rencanakan dapat terwujud dengan baik. Biaya produksi di

golongkan menjadi biaya eksplisit dan biaya implisit Taufik et all (2013).
19

1. Biaya eksplit (Biaya nyata, TCe)

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara nyata biasanya berupa

satuan uang. Sifat utama biaya eksplisit adalah dirasakan nyata atau mengeluarkan

biaya yang nyata.

2. Biaya Implisit ( Variabel Cost, TCi)

Biaya Implisit adalah biaya yang tidak dirasakan secara nyata atau tidak

terduga dan tidak tercatat dalam catatan keuangan sebuah usaha. Sifat utama biaya

implisit adalah tidak dikeluarkan secara nyata seperti penyusutan aset dan

penggunaan tenaga kerja dalam keluarga.

3. Total Biaya

Total Biaya adalah keseluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh

perusahaan atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya

eksplisit ditambah biaya implisit. Biaya produksi adalah semua pengeluaran baik

bersifat nyata atau tidak nyata yang harus digunakan untuk memproduksi suatu

barang. Berikut rumus untuk menghitung biaya produksi (Soekartawi, 2006).

TC = TCe + TCi

Keterangan:

TC = Total biaya produksi ayam ras petelur (Rp)

TCe = Total biaya eksplisit ayam ras petelur (Rp)

TVi = Total biaya implisit ayam ras petelur (Rp)

Biaya total adalah pengeluaran yang di tanggung perusahaan untuk

membeli berbagai macam input atau faktor-faktor yang di butuhkan untuk

keperluan produksinya (Syamsidar. 2012).


20

Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara secara konseptual tentang

keterkaitan hubungan pada setiap objek pemasalahan berdasarkan teori. Kerangka

berpikir bertujuan untuk menentukan kearah mana penelitian akan dilakukan dan

langkah apa saja yang diambil oleh peneliti.

Biaya produksi adalah semua pengeluaran usaha ternak untuk memperoleh

faktor-faktor produksi oleh usaha tani tersebut. Jangka panjang adalah waktu

dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, jangka pendek adalah

waktu dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan sebagian lagi tidak

dapat berubah.

Penerimaan usaha ternak adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual. Pada setiap akhir panen peternak akan menghitung berapa hasil

bruto yang diperolehnya. Tetapi tidak semua hasil ini diterima peternak.

Pendapatan usaha ternak dibedakan menjadi pendapatan kotor dan

pendapatan bersih. Dimana pendapatan kotor merupakan pendapatan yang

diperoleh atas biaya nyata dan tidak nyata yang dikeluarkan oleh petani,

sedangkan pendapatan bersih biasanya disebut keuntungan merupakan pendapatan

setelah dikurangi biaya tidak terduga atau tidak nyata dan biaya yang nyata

diperhitungkan.

Kelayakan usaha ternak itu merupakan suatu keharusan agar usahanya

berjalan dengan lacar tanpa ada kendala. Tujuan setiap peternak bersifat ekonomis

yaitu memproduksi hasil, apakah untuk dijual atau dikonsumsi sendiri.

Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha ternak ditinjau dari Revenue

Cost Ratio (R/C Ratio). Jika dibandingkan totalitas penerimaan dan totalitas biaya
21

produksi usaha ternak yang di kelola oleh peternak itu sendiri dapat diliat

penjelasan sebagai berikut:

a. Apabila R/C > 1, maka usaha yang di jalankan mengalami keuntungan atau

layak untuk dikembangkan

b. Jika R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian atau tidak layak

untuk tidak dikembangkan dan

c. Selanjutnya R/C Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas

Berdasarksan uraian penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat diliat Pada gambar di bawah ini:

Usaha Ternak Ayam Ras Petelur

Biaya Produksi Penerimaan

Pendapatan

Kelayakan R/C Ratio

Gambar 1. Kerangka Berpikir Analisis Finansial Usaha Ayam Ras Petelur di


Desa Jumba Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai
Utara, 2023
METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan di Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Utara dan dilaksanakan pada bulan Maret 2023 sampai

dengan selesai. Pemilihan lokasi dilakukan dengan metode purposive (sengaja)

dengan pertimbangan usaha ayam ras petelur di sana adalah yang paling besar di

Kabupaten Hulu Sungai Utara menurut data Badan Pusat Statistik, 2023.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan yaitu :

1. Data kuantitatif adalah jenis data yang sifatnya non matriks atau dalam nilai

(angkah) yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang dikumpulkan

seperti (umur, jumlah produksi, penerimaan, pendapatan).

2. Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat pernyataan yang diberikan oleh

peternak. Seperti (jumlah tanggungan keluarga, jenis kelamin dan lainnya)

Sumber data yang diguanakan :

1. Data primer yaitu data yang didapat secara langsung dari responden dengan

melakukan wawancara melalui kuesioner atau daftar pertanyaan dengan

pemilik usaha ayam ras petelur

2. Data sekunder yaitu memanfaatkan data yang sudah tersedia di lembaga

pemerintahan atau data-data pendukung yang berhubungan dengan penelitian.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah :


23

1. Observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung

terhadap kondisi lokasi penelitian usaha ternak ayam ras petelur.

2. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui wawancara secara langsung

dengan peternak yang telah menjadi sampel penelitian. Identitas pribadi

meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan atau informasi lain

dari responden.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk rumusan masalah pertama adalah

analisis kuantitatif yaitu merupakan penelitian yang mendeskripsikan karakteristik

masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek

yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan kemudian di analisa dan dibuat

kesimpulannya. Untuk melakukan analisis finansial usaha ternak ayam ras petelur

milik Ibu Erna maka diperlukan perhitungan.

1. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomi yang harus

dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang. Berikut rumus untuk menghitung

biaya produksi (Soekartawi, 2006).

TC = TCe + Tci

Keterangan:

TC = Total biaya produksi ayam ras petelur (Rp)

TCe = Total biaya eksplisit ayam ras petelur (Rp)

TCi = Total biaya implisit ayam ras petelur (Rp)


24

2. Penerimaan

Penerimaan adalah jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan oleh

pelaku usaha. Adapun rumus yang diguanakan untuk menghitung pendapatan

adalah sebagai berikut:

TR = P x Q

Keterangan :

TR = Total Penerimaan ayam ras petelur (Rp)

P = Harga (Rp)

Q = Produksi ayam ras petelur (Rp)

3. Pendapatan

Pendapatan merupakan kondisi dimana terjadinya peningkatan kekayaan

seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setalah dikurangi dari biaya-

biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Pendapatan terbagi

menjadi pendapatan kotor dan pendapatan bersih atau keutungan. Untuk

menghitung pendapatan kotor digunakan rumus berikut :

I = TR - TCe

Keterangan :

I = Pendapatan ayam ras petelur (Rp)

TR = Total Penerimaan ayam ras petelur (Rp)

TCe = Total Biaya eksplisit ayam ras petelur (Rp)

Sedangkan untuk menghitung keuntungan atau pendapat bersih suatu

usaha digunakan rumus berikut :


25

π = TR – TC

Keterangan :

π = Keuntungan ayam ras petelur (Rp)

TR = Penerimaan ayam ras petelur (Rp)

TC = Total biaya produksi ayam ras petelur (Rp)

4. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)

Revenue/Cost Ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan

biaya di mana penerimaan dengan total biaya dengan rumus (Soekartawi, 2006)

sebagai berikut:

Revenue Cost Ratio (R/C) = TR : TC

Keterangan:

R/C ratio = Perbandingan antara Penerimaan dan Biaya

TR = Total Penerimaan/Total Revenue (Rp)

TC = Biaya Total/Total Cost (Rp)

Kesimpulan :

Jika R/C > 1, maka usaha yang di jalankan mengalami keuntungan atau layak

untuk dikembangkan.

Jika R/C Ratio > 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian atau tidak layak

untuk tdak dikembangkan.

Selanjutnya R/C Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas


26

Definisi Operasional dan Batasan Masalah

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang

apa yang harus diamati dan mengukur suatu konsep untuk menguji kesempurnaan,

(Sugiyono, 2014). Untuk memudahkan dalam pengambilan data dan menyamakan

persepsi dalam penelitian ini, maka disusun definisi operasional sebagai berikut:

1. Peternak ayam ras petelur adalah setiap orang pelaku usaha ternak ayam

ras petelur.

2. Sarana Input adalah komponen utama yang mutlak harus diperlakukan

dalam melaksanakan proses produksi pada usaha ternak ayam petelur.

3. Karasteristik peternak adalah sifat yang dimiliki peternak dan mempunyai

hungan dengan permintaan meliputi pengalaman berternak dan jumlah

tanggungan.

4. Luas kandang adalah besarnya atau banyaknya populasi jumlah ternak

ayam yang di kembangkan dalam usaha ternak ayam ras petelur (M²).

5. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha ternak ayam ras

petelur.

6. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan pengusaha untuk usaha

ternak ayam petelur persatuan produksi yang terdiri dari biaya bibit, biaya

pakan, vaksin, biaya peralatan, biaya pengumpulan hasil, dan lain-lain.

7. Biaya eksplisit dalam usaha ternak ayam ras petelur adalah biaya yang

dikeluarkan secara nyata yang diperhitungkan (Rp).


27

8. Biaya Implisit dalam usaha ternak ayam ras petelur adalah biaya yang

dikeluarkan secara tidak terduga atau tidak benar-benar diperhitungkan

(Rp).

9. R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan produksi telur dengan

biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi telur.

10. Harga jual adalah harga penjualan peternak pada waktu penjualan telur

berlangsung, dihitung dalam satuan (Rp/Rak).

11. Penerimaan usaha ternak ayam ras petelur adalah hasil kali antara produksi

yang dihasilkan dengan harga jual (Rp).

12. Pendapatan kotor usaha ayam ras petelur adalah jumlah penerimaan

dikurang total biaya eksplisit (Rp).

13. Keuntungan atau pendapatan bersih usaha ternak ayam ras petelur adalah

jumlah penerimaan dikurangi total biaya produksi (Rp).

14. Kelayakan usaha ternak ayam ras petelur adalah kegiatan menganalisa,

mengkaji, dan meneliti untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat

diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha.

Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dan wawancara di usaha

peternakan ayam ras Ibu Erna di Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Analisis yang digunakan adalah analisis Kuantitatif menggunakan

perhitungan usahatani.

3. Lokasi penelitian di tempat usaha ayam ras petelur milik Ibu Erna di Desa

Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.


28

4. Penelitian ini untuk menganalisis finansial atau ekonomi di tempat usaha

ayam ras petelur milik Ibu Erna di Desa Jumba Kecamatan Amuntai

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.


ORGANISASI PENELITIAN

Organisasi penelitian ini terdiri dari :

Dosen pembimbing

Dosen Pembimbing I : Rum Van Royensyah, S.P., M.P.

Dosen Pembimbing II : Ir. Eko Agus Wulyo SJ, M.P.

Pelaksana

Nama : Yuwanda Hidayatullah

NPM : 2020020056

Program Studi : Agribisnis


JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan

Kegiatan Maret April Mei JJuni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Survei Pendahuluan
b. Penyusunan dan
konsultasi usulan
skripsi
c. Komprehensif
2. Pelaksanan
a. Pengumpulan Data
b. Tabulasi Data
c. Pengolahan Data
3. Penyusunan Laporan
a. Penyusunan dan
konsultasi laporan
skripsi
b. Seminar Skripsi
c. Sidang Skripsi

dibuat oleh:

Yuwanda Hidayatullah
NPM. 2020020056

Disetujui Tim Pembimbing:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Rum Van Royensyah, S.P., M.P.


Ir. Eko Agus Wulyo SJ, M.P.
NIDN. 1114027501
NIDN.1109086701

Diketahui:
Ketua Program Studi
Agribisnis,

Muhamad Solekan, S.P., M.P.


NIK. 19900112 2017 07
DAFTAR PUSTAKA

Abbot, J.C, J.P. Makeham. 1979. Agricultural Economic and Marketing in


the.Tropics, Longman Publishing Company, New York.

Achmanu; Muharlien. 2011. Ilmu Ternak Unggas. UB Press. Malang.

Arif, M. 2017. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Universitas Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2023. Populasi Ternak Unggas Menurut Provinsi. Badan
Pusat Statistik, Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik. 2023. PopulasiTernak Unggas Menurut Kabupaten. Badan


Pusat Statistik, Kabupaten Ciamis.

http://rb.pertanian.go.id/upload/common/file/Kepmentan diakses tanggal 7 maret


2023

Miller, R.L. dan Meiners E, R. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate,


Penerjemah Haris Munandar. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/Permentan/OT.140/2/2014

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.

Rasyaf. 2001. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saragih, B. 2010. Pengembangan Agribisnis Ayam dalam MEA. Penerbit Permata


Wancana Lestari. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

Soekartawi. 2006. Agribisnis Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta.

Sumartini. 2004. Kemitraan Agribisnis SertaPengaruhnya Terhadap


PernadapatanUsahaTernak Ayam Ras Pedaging (Studi Pada Kemitraan
Usaha TernakAyam Ras Pedaging di Kabupaten Bandung).

Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Syamsidar. 2012. Analisis pendapatan pada sistem integrasi tanaman semusim-


ternak sapi potong (integrated farming system) di Kecamatan
SinjaiTengah, Kabupaten Sinjai. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi
Peternakan.Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
32

Syamsul (2022), Analisis kelayakan usaha ternak ayam petelur di Desa


Baramamase Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Skripsi.
Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas
Muhammadiyah. Maksassar.

Taufik, D.K., Isbandi., dan Dyah M. 2013. Analisis pengaruh sikap peternak
terhadap pendapatan pada usaha peternakan itik di Kelurahan
PesurunganLor Kota Tegal. JITP 2 (3) : 201-208.
LAMPIRAN
34

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Untuk Peternak Responden

DAFTAR PERTANYAAN

Identitas Pengusaha Ayam Ras Petelur

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat Rumah :

4. Pendidikan : Tidak tamat SD/SLTP/SLTA/S1

(coret yang tidak perlu)

5. Pekerjaan Utama :

6. Pekerjaan Sampingan :

7. Jumlah Anggota Keluarga Seluruhnya :

8. Jumlah Tanggungan Keluarga :

Jenis Hubungan
No Nama Umur Pendidikan
Kelamin Keluraga

Daftar Pertanyaan Respoden

1. Apa yang membuat anda tertarik menjadi pengusaha ayam ras petelur ?

a. Menganggap usaha tersebut menguntungkan atas pemikiran sendiri

b. Ikut meniru usaha orang lain

2. Berapa banyaknya telur yang diproduksi dalam 1 bulan ?


35

3. Berapa banyak ayam petelur yang dipelihara untuk mengahasilakan jumlah

telur (jawaban no 2) ?

4. Status kepemilikan usaha ?

a. Sendiri

b. Keluarga

5. Bagaimana perkembangan usaha ayam ras petelur selama ini ?

a. Meningkat

b. Menurun

c. Tetap

6. Darimana memperoleh bibit ayam ras petelur tersebut ?

a. Peternakan

b. Membeli di pasar

c. Agen pembibitan

7. Berapa lama ayam ras petelur dari bibit hingga dapat menghasilkan telur ?

8. Berapa lama ayam ras petelur dapat memproduksi telur hingga afkir ?

9. Berapa harga jual ayam ras petelur yang sudah afkir ?

10. Berapa harga telur perkilo ?

11. Penggunaan tenaga kerja dalam usaha ayam ras petelur ?

a. Dalam Keluarga

b. Luar Keluarga

c. Dalam dan Luar Keluarga

12. Berapa upah tenaga kerja untuk usaha ayam ras petelur ?

13. Berapa jumlah tenaga kerja dalam dan luar keluarga untuk usaha ayam ras

petelur ?
36

14. Modal yang digunakan :

a. Modal sendiri : Rp.

b. Modal pinjaman : Rp.

15. Seandainya memakai modal pinjaman :

a. Bank, besar pinjaman dan bunganya :

b. Perorangan, besar pinjaman dan bunganya :

16. Apa saja biaya yang digunakan dalam usaha ayam ras petelur ?

No Nama Sarana Jumlah Harga Lama Penggunaan Keterangan

17. Apa peralatan yang digunakan dalam usaha ayam ras petelur ?

No Nama Alat Jumlah Harga Lama Penggunaan

Anda mungkin juga menyukai