Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Pengembangan Kurikulum PAI H. Ahmad Nazif, M. Pd.I

SISTEM EVALUASI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR


KOGNITIF

Disusun Oleh:

Ainah : 19.01.11.1429

Siti Rahmawati : 19.01.11.14

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARBARU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, karunia serta limpahan-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sistem Evaluasi dan Penilaian Hasil

Belajar Kognitif” yang Alhamdulillah bisa kami selesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari Dosen H. Ahmad Nazif,

M. Pd.I

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT selalu meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penyusun
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Pengertian Evaluasi...................................................................................6

B. Pengertian Hasil Belajar Kognitif.............................................................7

C. Macam-Macam Hasil Belajar Kognitif...................................................10

D. Penilaian Kognitif....................................................................................14

E. Teknik Penilaian Kognitif.......................................................................15

BAB III..................................................................................................................19

PENUTUP..............................................................................................................19

Simpulan............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia kita tentunya

mengenal istilah evaluasi di dalam dunia pendidikan. Kita mengetahui bahwa

setiap jenjang dan  jenis pendidikan dalam setiap periode pendidikan tertentu

selalu mengadakan evaluasi. Kegiatan ini di lakukan untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman peserta didik di dalam memahami materi pembelajaran,

perkembangan hasil belajar, bakat khusus, minat, hubungan sosial sikap dan

kepribadian siswa atau peserta didik dan juga apakah sudah tepat metode dan

materinya sesuai dengan tujuan yang telah di rumuskan.

               Akan tetapi dalam realita yang terjadi di dalam dunia pendidikan saat ini

seorang guru yang terkait langsung dengan pembelajaran tak sedikit yang

mengalami kesulitan dalam memahami sasaran dan obyek penilaian hasil belajar

peserta didik, selain itu evaluasi yang di lakukan seorang evaluator tersebut hanya

sebatas penilaian semata. Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik

yang mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dengan

penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia

melaksanakan proses belajar.

               Oleh sebab itu salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut perlu

adanya pamahaman mengenai sasaran dan obyek penilaian dalam pembelajaran

sehingga jika terjadi kekurangan ataupun kelemahan didalamnya dapat segera di


perbaiki untuk kedepannya agar tujuan pem-belajaran yang telah di rumuskan

pada kurikulum dapat tercapai sesuai yang di harapkan, kemudian pemakalah

akan menguraikan beberapa bagian dari sasaran dan objek pembelajaran di

antaranya mengenai unsur-  unsur sasaran penilaian meliputi input, transformasi,

dan output. Kemudian yang menjadi obyek penilaian di antaranya yaitu ranah

kognitif, afektif dan psikomotor.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Evaluasi?


2. Jelaskan Pengertian Hasil Belajar Kognitif?
3. Apa saja Macam-Macam Hasil Belajar Kognitif?
4. Jelaskan Penilaian Kognitif?
5. Apa saja Teknik Penilaian Kognitif?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas

permasalahan yang ditemukan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,

2002, p3). Evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan

suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan

tolok ukur tertentu untuk memperoleh kesimpulan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi

adalah suatu kegiatan terencana untuk menilai suatu permasalahan yang terjadi

dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tolok

ukur guna memperoleh kesimpulan dan solusi atas permasalahan yang dinilai.

Pengertian Sistem Menurut McLeod (2001, p12), “A System is a group of

elements that are integrated with the common purpose of achieving an

objective.”Secara garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok

elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu

tujuan. Pendapat James Hall (2001, p5), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi

Jusuf, sistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling

berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai

tujuan yang sama (common purpose). Jadi, secara umum sistem dapat diartikan
sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan bersama.

B. Pengertian Hasil Belajar Kognitif

Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan

manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau

masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosi, interaksi sosial, dan

perkembangan kepribadian sosial. Belajar merupakan proses dalam diri individu

yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam

perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan.

Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap

dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. 1 Sebelum

membahas tentang pengertian dari hasil belajar kognitif, terlebih dulu kita ketahui

pengertian dari hasil belajar, dan kognitif itu sendiri.

Menurut Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani dalam bukunya “Psikologi

Belajar dalam Perspektif Islam” mengutip dalam buku Nana Sudjana (Penilaian

Hasil Proses Belajar Mengajar) mengemukakan bahwa, hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.2 Menurut Purwanto dalam bukunya Evaluasi Hasil Belajar

mendefinisikan bahwa: Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata

yang membentuknya, yaitu “hasil‟ dan “belajar”. Pengertian hasil (product)


1
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 38-39
2
Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2011), hlm.`63-64
menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.3

Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik setelah ia

melakukan suatu aktivitas dan atau setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Sedangkan pengertian belajar sendiri menurut Oemar Hamalik adalah: Belajar

adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is

defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). 4

Menurut Charles E. Skinner dalam bukunya Essentials of Educational Psychology

mengemukakan: Learning is a process of progressive behavior adaptation. (belajar

adalah suatu proses adaptasi perilaku secara terus menerus).5

Menurut James O. Whittaker yang dikutip oleh M. Alisuf Sabri

mengemukakan bahwa: Learning may be defined as a process by behavior

originates or is altered through training or experience.6 Belajar dapat didefinisikan

sebagai proses yang berasal dari perilaku yang diubah melalui pelatihan atau

pengalaman. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku seseorang secara terus menerus melalui

pelatihan dan pengalaman.

Setelah mengetahui pengertian hasil belajar, sekarang beranjak ke

pengertian kognitif (cognitive). Pengertian kognitif menurut para ahli diantaranya:

3
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 44
4
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.
36
5
Charles E. Skinner, Essentials of Educational Psychology, (Tokyo: Maruzen Company,
1958), hlm. 199
6
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 55
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan

Baru, mengemukakan bahwa: Kognitif berasal dari kata cognition yang padanan

katanya knowing, yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, kognitif adalah

perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan

selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau

wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,

pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.7

Jadi kognitif merupakan perkembangan perolehan suatu pengetahuan,

penataan dan penggunaan pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman,

pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan

keyakinan. Menurut Anas Sudijono dalam bukunya Pengantar Evaluasi

Pendidikan, mengemukakan bahwa “ranah kognitif adalah ranah yang mencakup

kegiatan mental (otak)”.8 Jadi ranah kognitif merupakan ranah yang bekerja dalam

bidang mental (otak) yang berkaitan dengan proses mental bagaimana impresi

indera dicatat dan disimpan dalam otak. Seperti halnya berfikir, mengingat, dan

memahami sesuatu.

Menurut Noer Rahmah dalam bukunya Psikologi Pendidikan

mengemukakan bahwa: Ranah kognitif yaitu kemampuan yang selalu dituntut

pada anak didik untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu

7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 65
8
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2011), hlm. 49
pengetahuan.9 Jadi ranah kognitif merupakan dasar penguasaan ilmu pengetahuan

yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Dari pengertian kognitif menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa kognitif adalah perkembangan suatu pengetahuan yang berkaitan dengan

proses mental (otak) dan merupakan dasar penguasaan ilmu pengetahuan yang

harus dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan pengertian hasil belajar dan

kognitif di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar kognitif merupakan

hasil akhir yang diperoleh peserta didik dalam pemahamannya tentang ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan proses mental (otak) dan merupakan dasar

penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah ia

melakukan suatu pembelajaran.

C. Macam-Macam Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi.

Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan

stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi

informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk

menyelesaikan masalah. Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif

memegang peranan paling utama. Tujuan utama pengajaran pada umumnya

adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Aspek kognitif

dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom yang diurutkan secara

hierarki piramidal. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek

sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom


9
Noer Rahmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm198-199
a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan (Knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama,

konsep, istilah-istilah atau fakta, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya

tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.10 Pengetahuan

merupakan aspek yang paling rendah dalam taksonomi Bloom. Salah satu

contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah peserta

didik dapat menghafal surat-surat pendek dalam Al Qur’an pengetahuan

tentang tanggal dan tempat peristiwaperistiwa bersejarah dan nama-nama

tokoh.

b. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman (Comprehension) adalah tingkat kemampuan yang

mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta

fakta yang diketahuinya.11 Seorang peserta didik dikatakan memahami

sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang

lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini

misalnya adalah: peserta didik dapat menguraikan tentang makna

kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashr secara lancar dan jelas.

c. Penerapan (Application)

10
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 50
11
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 44
Penerapan (Application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan

atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,

prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi

yang baru dan konkrit.12 Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada

jenjang penerapan misalnya adalah: setelah peserta didik diajari tentang

hukum bacaan nunsukun dan tanwin, kemudian peserta didik dituntut

untuk menerapkan bacaan tersebut dalam membaca Al Qu’an.

d. Analisis (Analysis)

Analisis (Analysis) adalah kemampuan seseorang untuk dapat

menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau

komponen-komponen pembentuknya. Pada tingkat analisis ini, peserta

didik diharapkan dapat memahami dan sekaligus dapat memilah-milahnya

menjadi bagian-bagian. Contoh: peserta didik dapat merenungkan dan

memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang

siswa di rumah, di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-

tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis (Synthesis) merupakan suatu proses dimana seseorang dituntut

untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan

menggabungkan berbagai faktor yang ada.13 Salah satu contoh hasil belajar

kognitif jenjang sintesis adalah: Amanat presiden Soeharto dalam Upacara

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 1995 yang telah

12
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 51
13
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, hlm. 112
mencanangkan kedisiplinan nasional, baik kedisiplinan kerja, kedisiplinan

dalam hal kebersihan dan menjaga kelestarian alam, maupun kedisiplinan

dalam mentaati peraturan lalu lintas, pada hakikatnya adalah perintah

Allah Swt sebagaimana tersebut dalam surat al-Ashr.

f. Penilaian (Evaluation)

Penilaian (Evaluation) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat

suatu pelinilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dsb.

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kegiatan penilaian dapat dilihat dari

segi tujuannya, gagasannya, cara kerjanya, cara pemecahannya,

metodenya, materinya, atau lainnya.14 Contoh hasil belajar kognitif jenjang

evaluasi adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang

manfaat yang dipetik oleh seseorang yang belaku disiplin dan dapat

menunjukkan madharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa

seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnyya

sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kedisiplinan merupakan

perintah Allah Swt yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian uraian tentang tingkat-tingkat atau macammacam kemampuan

kognitif menurut teori Benjamin S. Bloom yang sangat diperlukan para

guru dalam usaha menyusun tes-tes hasil belajar yang lebih mengacu

kepada tujuan pendidikan.

14
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, hlm 47
D. Penilaian Kognitif

Penilaian kognitif merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan

peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini

berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh

guru mata pelajaran. Penilaian kognif dilakukan dengan berbagai teknik penilaian.

Pendidik menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi

yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus.

Penilaian kognitif, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah

mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan

kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran

(diagnostic). Oleh karena itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta

didik oleh pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian

dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar

untuk pengetahuan ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan

batas standar minimal nilai Ujian Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Secara bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan

belajar dengan mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing

satuan pendidikan sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar.


E. Teknik Penilaian Kognitif

Penilaian kognitif dapat berupa tes tulis, observasi pada diskusi, tanya-

jawab dan percakapan serta dan penugasan. Teknik dan bentuk instrumen

penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Tes Tertulis

Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan soal

uraian. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang

menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal

uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau

mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan

kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan

menyimpulkan. Pada pembelajaran kimia yang menggunakan pendekatan

scientific, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat

tinggi (HOTS, “Higher Order thinking Skill”) menguji proses analisis, sintesis,

evaluasi bahkan sampai kreatif. Untuk menguji keterampilan berpikir peserta

didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar Kimia dirancang sedemikian rupa

sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan

kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom. Misalnya untuk menguji ranah

analisis peserta didik pada pembelajaran Kimia, guru dapat membuat soal dengan

menggunakan kata kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti

menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi

contohnya membandingkan, menilai, memprediksi, dan menafsirkan.


a. Bentuk Soal

Bentuk soal yang akan dibahas untuk penilaian hasil belajar kimia meliputi soal

pilihan ganda, soal uraian, lembar observasi (lembar pengamatan/check list)

untuk tes uji petik kerja.

1) Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda terdiri dari bagian pokok soal dan pilihan jawaban. Pada

pilihan jawaban terdiri dari pilihan yang benar dan pengecoh. Pengecoh yang baik

adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta

panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Kaidah penulisan soal

pilihan ganda harus memperhatikan materi soal dan konstruksinya. Materi soal

sebaiknya mengikuti kriteria penulisan soal seperti berikut ini.

1) Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan

perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indicator dalam

kisi-kisi.

2) Pengecoh harus bertungsi, pengecoh dianggap yang berfungsi dengan baik

dipilih lebih banyak oleh kelompok rendah

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal

hanya mempunyai satu kunci jawaban.

Konstruksi soal sebaiknya mengikuti kriteria penulisan soal seperti berikut

ini.

1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Kemampuan atau

materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas. Setiap butir soal hanya

mengandung satu persoalan/gagasan


2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja.

3) Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.

4) Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

5) Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar dan logis

ditinjau dari segi materi. Semua pilihan jawaban harus berasal dari konsep yang

sama seperti yang ditanyakan pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua

pilihan jawaban harus berfungsi.

6) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

7) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban

di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

8) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis.

9) Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada

soal harus jelas dan berfungsi.

10) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang

bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.

11) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

2. Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan

Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui

observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah

cerminan dari penilaian autentik. Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal
kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep,

prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep,

dan ketepatan penggunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu

mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan. Hasil

observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan penguasaan

kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses pembelajaran khususnya

pada indikator yang belum muncul. Contoh format observasi terhadap diskusi dan

tanya jawab.

3. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat

berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan

karakteristik tugasnya. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau

projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik

tugas. Contoh instrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD Untuk penilaian

tugas guru dapat membuat rubriknya disesuaikan dengan tugas yang diberikan

pada peserta didik.

Rambu-rambu penugasan.

1) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau

merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

3) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

4) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.


5) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara

kelompok.

6) Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.

7) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

8) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan

pembelajaran secara umum. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan secara benar

seseuai dengan rambu-rambu dalam banyak hal akan menjamin peningkatan

kualitas pembelajaran. Data hasil penilaian amat dibutuhkan untuk menyusun dan

mengembangkan program pembelajaran selanjutnya. Ranah Kognitif berisi

tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti

pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal

Theory into Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang yaitu

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan

mencipta. Penilaian kognitif merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan

peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian

kognitif dapat berupa tes tulis, observasi pada diskusi, tanya-jawab dan

percakapan serta dan penugasan (Permendikbud nomor 104 tahun 2014).


DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2011)

Charles E. Skinner, Essentials of Educational Psychology, (Tokyo: Maruzen Company,

1958)

M. AlisufSabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 2007)

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009)

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010),

Noer Rahmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012)

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011)

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)

Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2011)

Anda mungkin juga menyukai