Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ PENGANGGURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH”

MUH ICHSAN R
022 2023 0110
PPI PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan seluruh rahmat dan nikmat Nya
kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendakinya. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas PPI Pengantar Ekonomi Makro dengan judul
“Pengangguran dan Kebijakan Pemerintah”.
Akhir kata, kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian yang
diberikan. Dengan penuh harapan, semoga apa yang terdapat dalam makalah ini akan berguna
bagi para pembaca pada umumnya. Dengan penuh kerendahan hati kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
untuk makalah ini.

Makassar, 28 Agustus 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengangguran dan inflasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap
masyarakat. Kedua-dua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa efek buruk yang
bersifat ekonomi, politik dan sosial. Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin
timbul, berbagi kebijakan ekonomi perlu dijalankan. Analisis dalam makalah ini bertujuan
untuk menerangkan tentang bentuk-bentuk masalah pengangguran dan inflasi yang dihadapi
suatu perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi
masalah tersebut.
Setelah menerangkan mengenai masalah inflasi dan pengangguran, bagian selanjutnya
dari makalah ini akan menerangkan kebijakan pemerintah di atas dan kondisi negara
Indonesia pada saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pengangguran?
2. Sebutkan jenis-jenis pengangguran?
3. Dampak pengangguran?
4. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mengetahui dampak pengangguran.
2. Mengetahui cara pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengangguran dan kemiskinan itu sendiri memiliki hubungan yang sangat erat dalam
masyarakat. Karena dengan meningkatnya pengangguran maka secara otomatis tingkat
kemiskinan di negeri ini juga akan meningkat. Pemerintah sebagai pemegang otoritas
kebijakan diharapkan mampu berperan dalam mengatasi masalah pengangguran dan
kemiskinan. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana peran
pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan dalam masyarakat. Berdasarkan
kajian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pemberdayaan sosial sebagai sebuah upaya
yang pemerintah lakukan dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan lebih
ditonjolkan karena di dalamnya terkandung dua aspek yakni (1) penentuan nasib sendiri
dimana masyarakat dengan kategori miskin bebas menentukan solusi pemecahan
masalahnya; dan (2) pemerintah hanya menjadi fasilitator sedangkan pelakunya tetap
masyarakat dengan status tersebut. Upaya menurunkan tingkat pengangguran dan
menurunkan tingkat kemiskinan adalah sama pentingnya. Karena jika masyarakat tidak
menganggur berarti mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan dengan penghasilan yang
dimiliki dari bekerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup
terpenuhi, maka tidak akan miskin. Sehingga dikatakan dengan tingkat pengangguran rendah
(kesempatan kerja tinggi) maka tingkat kemiskinan juga rendah, begitupun sebaliknya.

2.1 PENGANGGURAN
2.1.1 Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah sebutan untuk suatu keadaan dimana masyarakat tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau
seseorang yang sedang mencari pekerjaan yang layak.
Keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerja yang tersedia sama
dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan
pekerjaan.
Namun pda kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya
kesempatan kerja lebih sedikit dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja
mendapatkan pekerjaan maka timbulah pengangguran.

2.1.2 Jenis-jenis Pengangguran


a. Pengangguran Berdasarkan Jumlah Jam Kerja
a. Pengangguran Terselubung atau Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja atau orang yang bekerja tidak maksimal
karena tersedia. Contoh:seorang anak yang turut bekerja menggarap sawah. Padahal sudah
ada cukup 1 orang untuk menggarap 1 sawah. Tapi karena anak tersebut tidak memiliki
pekerjaan, pemilik sawah terpaksa mempekerjakan anak itu untuk membantu buruh tani yang
sudah ada.
b. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah orang yang sedang mencari pekerjaan, baik sebelumnya orang
tesebut pernah bekerja atau baru pertama kali mencari pekerjaan. Orang yang tidak mencari
pekerjaan karena pesimis juga termaksuk dalam pengangguran terbuka. Contoh:mahasiswa
yang baru lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan untuk pertama kalinya.
c. Setengah Pengangguran
Setengah pengangguran adalah mereka yang kerja kurang dari jam kerja pada umumnya.
Misalkan jam kerja normal adalah 8 jam per hari, 6 hari per minggu, maka orang yang
bekerja kurang dari jam tersebut dikategorikan dalam jenis setengah pengangguran.
Contoh:pekerja paruh waktu (part-time) seperti penjaga toko, pengasuh bayi, dan kurir.

b. Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya


a. Pengangguran Normal atau Friksional, apabila dalam suatu ekonomi terdapat
pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi
itu sudah dipandang sebagai kesempatan tenaga kerja penuh. Pengangguran sebanyak
dua atau tiga persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau friksional. Para
penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi
karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang
berkembang pesat, pengangguran adalah rendah dan pekerjaan mudah diperoleh.
Sebaliknya pengusaha susah memperoleh kerja. Maka pengusaha menawarkan gaji
yang lebih tinggi. Ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya
yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai
dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para
pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Mereka inilah yang digolongkan
sebagai pengangguran normal.
b. Pengangguran Sikliklal Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh.
Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha
menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran
berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan
banyaknya. Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah pertanian, penurunan
ini mungkin disebabkan kemerosotan harga-harga komoditas. Kemunduran ini
menimbulkan efek kepada perusahan-perusahan lain yang berhubungan, yang juga
akan mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan
permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja
atau menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah. Pengangguran
yang wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
c. Pengangguran Struktural Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian
akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran.
Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: wujudnya
barang baru yang lebih baik, kemajuan tekonologi mengurangi permintaan ke atas
barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing,
dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih
serius dari negara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi
dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa di berhentikan dan
menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran
struktural. Dinamakan demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan
ekonomi.
d. Pengangguran Teknologi Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya
penggantian tenaga manusia oleh mesinmesin dan bahan kimia. Racun lalang dan
rumput, misalnya, telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan
perkebunan, sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah mengurangi
kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan
kawasan, dan memungut hasil. Sedangkan di pabrik-pabrik, ada kalanya robot telah
menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan
mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi.

c. pengangguran berdasarkan ciri-cirinya


a. Penganguran Terbuka Penganguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. seebagai akibatnya dalam
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh
pekerjaan. efek dari keadaan ini didalam suatu jangka masa yang cukup panjang
mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. jadi mereka mengangur secara nyata dan
sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan penganguran terbuka. penganguran
dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan
teknologi yang mengurangi pengunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari
kemunduran perkembangan sesuatu industri.
b. Penganguran Tersembunyi Penganguran ini terutama wujud disektor pertanian atau
jasa. setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan tergantung kepada banyak faktor. antara lain faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah : besar atau kecilnya perusahaan; jenis kegiatan perusahaan,
mesin yang digunakan (apakah intensif buruh atau intensif modal) dan tingkat
peroduksi yang dicapai. dibanyak negara berkembang seringkali didapati bahwa
jumlah pekerjaan dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang
sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatan dengan efisien.
Kelebihn tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam penganguran tersembuyi.
Contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan
keluaraga petani dengan anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah.
c. Peganguran Bermusim Penganguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan
pertanian. Pada musim hujan penyadap laret dan nelayan tidak dapat melakukan
pekerjaan mereka dan terpaksa mengangur. Pada musim kemarau pula para pesawah
tidak dapat mengejakan tanahnya. Disamping itu pada umumnya para pesawah tidak
begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam
masa diatas para penyadap kare, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain
maka mereka terpaksa mengangur. Penganguran seperti ini digolongkan sebagai
penganguran bermuisim.
d. Setengah Mengangur Dinegra-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari
desa ke kota adalah sangat pesat. sebagai akibat nya tidak semua orang pindah ke kota
dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagian terpaksa menjadi penganguran
sepenuh waktu . di samping itu ada pula yang tida mengangur tetapi tidak pula
bekerja sepunuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang
normal. Mereka mungkin hanya berlaku satu hingga dua hari seminggu, atau satu
hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyaimasa kerja seperti yang
dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah mengangur atau dalam bahasa inggris:
underemployed. Dan jenis penganguranya dinamakan underemployement.
2.1.3 Dampak Pengangguran
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan
sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran.
Berikut beberapa dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial :
1. Menurunkan Aktivitas Perekonomian
2. Menurunkan pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita
3. Biaya Sosial Meningkat
4. Menurunkan Tingkat Keterampilan
5. Penerimaan Negara Menurun
6. Bertambahnya Tindakan Kriminal
2.2 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI PENGANGGURAN
Pemerintah kini tengah melakukan berbagai upaya untuk dapat menekan angka
pengangguran. Upaya itu antara lain telah diterapkan nya Inpres No.3/2006 sebagai paket
kebijakan untuk terciptanya iklim investasi yang kondusif, yang meliputi aspek perpajakan,
kepabeaanan, infrastruktur, ketenagakerjaan dan daya saing UKM. Paket kebijakan tersebut
diharapkan akan lebih efektif dan dapat dirasakan mamfaatnya, terutama dengan terpuruknya
sektor riil, sehingga dapat menyerap pekerja lebih banyak. Yang harus dilakukan pemerintah
saat ini adalah meningkatkan pertumbuhan berbasis ekspor dan memperbaiki investasi yang
mampu menyerap sektor ketenagakerjaan. Kehadiran investor diharapkan mampu
memberikan imbas positif bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan memecahkan probem
pengangguran. Salah satu pengentasan pengangguran oleh Disnakertrans adalah melalui
program transmigrasi.

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah


1. Tujuan Bersifat Ekonomi, Tujuan untuk mengatasi pengangran didasarkan kepda
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat ekonomi. Dalam hal ini ada tiga
pertimbangan utama: untuk menyediakan lowogan pekerjaan baru, untuk meningkat
taraf kemakmuran masyrakat dan memperbaiki kesamarataan pembagian pendapatan.
2. Menyediakan lowongan pekerjaan kebijakan pemerintah untuk mengatasi
penganguran merupakan usaha yang terus menerus. Dengan perkataan lain, ia
merupakan usaha dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jang ka
panjang usaha mengatasi penganguran diperlukan karena jumlah penduduk yang
selalu bertambah akan meyebabkan pertambahan tenaga kerja yang terus-menerus.
Maka, untuk menghindari masalah penganguran yang semakin terus serius, tambahan
lowongan pekerjaan yang cukup perlu disedikan dari tahun ke tahun. Dalam jangka
pendek penganguran dapat menjadi bertambahserius, yaitu ketika berlaku
kemunduruan atau petumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam maa seperti itu
kesemptan kerja bertambah degan lambat dan penganguran meningkat. Menghadapi
keadaan yang seperti ini usaha-usaha pemerintahan untuk mengatasi penganguran
perlu ditingkatkan.
3. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat kenaikan kesempatan kerja dan
pergurangan penganguran sangat berhbungan dengan pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan kerja menambah produksi nasional
dan pendapatan nasional. Perkembangan ini selanjutannya akan menambahkan
kemakmuran masyarakat. Ukuran besar dari kemakmuran masyarakat adala
pendapatan per kapita yang diperoleh dengn cara membagikan pendapatan nasional
dengan jumlah penduduk. Dengan demikian kesempatan kerja yang semakin
meningkat dan penganguran yang semakin berkurang bukan saja menanmbah
pendapatan nasional tetapi juga meningkat kan pendapatan perkapita. Melalui
perubahan ini kemakmuran masyarakat akan bertambah.
4. Memeperbaiki Pembagian Pendapatan penganguran yang semakin tinggi
meniimbulkan efek yang buruk kepada kesamarataan pembagian pendapatan. Pekerja
yang mengangur tidak memperoleh pendapat. Maka semakin besar pengangguran,
semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai pendapatan.
Seterusnya pengangguran yang terlalu besar cenderung untuk mengekalkan atau upah
golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya, pada kesempatan yang tinggi tuntutan
kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat
disimpulkan bahwa usaha menaikkan kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai
alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.
5. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah
pengangguran juga berusaha untuk mencapai beberapa tujuan yang bersifat sosial dan
politik. Tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya
dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha-usaha
untuk mengatasih masalah ekonomi tidak dapat dicapai dengan mudah. Berikut ini
diterangkan masalah sosial dan politik utama yang ingin diatasi melalui kebijakan
pemerintah mengurangi pengangguran.
6. Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan Kestabilan Keluarga Ditinjau dari segi
mikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting. Apabila kebanyakan anggota
dalam suatu rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, berbagai masalah akan timbul.
Pertama,keluarga tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas untuk melakukan
perbelanjaan. Maka secara langsung pengangguran mengurangi taraf kemakmuran
keluarga. Seterusnya, pengangguran mengurangi kemampuan keluarga untuk
membiayai pendidikan anak-anaknya. “Drop-out” di sekolah-sekolah sangat
berhubungan erat dengan masalah kemiskinan. Efek psikologi ke atas rumah tangga
seperti merasa rendah diri, kehilangan kepercayaan diri dan perselisihan dalam
keluarga, merupakan masalah lain yang ditimbulkan oleh pengangguran.
7. Menghindari Masalah Kejahatan Di satu pihak pengangguran menyebabkan para
pekerja kehilangan pendapatan. Akan tetapi di lain pihak, ketiadaan pekerjaan tidak
akan mengurangi kebutuhan untuk berbelanja. Sewa rumah harus dibayar, keluarga
perlumelakukan pengeluaran untuk makan dan biayah anakanak mesti terus dibayar.
Seringkali yaitu apabila tiada tabungan dan sumber pendapatan lain, pengangguran
menggalakkan kegiatan kejahatan. Terdapat perkaitan yang erat di antara masalah
kejahatan dan masalah pengangguran, yauti semakin tinggi pengangguran, semakin
tinggi kasus kejahatan. Dengan demikian usaha mengatasi pengangguran secara tak
langsung menyebabkan pengangguran dalam kejahatan.
8. Mewujudkan Kesetabilan Politik Kesetabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
yang diperlukan untuk menaikan taraf kemakmuran masyarakat memerlukan
kesetabilan politik. Tanpa kesetabilan politik tidak mungkin sesuatu negara dapat
mencapai pertumbuhan yang cepat dan terus-menerus. Pengangguran merupakan
salah satu sumber/penyebab dari ketidak stabilan politik. Pengguran menyebabkan
masyarakat tidak merasa puas dengan pihak pemerintah. Mereka merasa pemerintah
tidak melakukan tindakan yang cukup untuk masyarakat. Dalam perekonomian yang
tingkat pengangguranya tinggi masyarakat seringkali melakukan demonstarasidan
menimbulkan halangan untuk melakukan investasi dan mengembangkan kegiatan
ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang lambat semakin
berkepanjangan dan keadaan pengangguran semakin memburuk. Langkah pemerintah
untuk menghindari masalah ini perlu dilakukan.

Kondisi Pengangguran di Indonesia saat ini


Tingkat pengangguran Indonesia diperkirakan terus menurun menjadi 4,7% pada
2019 dari level 5,13% pada 2018, kendati kondisi perekonomian nasional diprediksi masih
bergejolak. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Imelda Freddy mengatakan,
tingkat pengangguran di Indonesia tiap tahunnya terjadi karena semakin banyak lapangan
pekerjaan yang tercipta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT)
pada tahun ini tercatat sebesar 5,13%. Pada 2015, TPT mencapai 6,18%, 2016 sebesar 5,16%,
dan 2017 turun lagi menjadi 5,50%. Salah satu yang membuat tingkat pengangguran di
Indonesia semakin menurun adalah faktor kemudahan pendaftaran izin usaha. Pasalnya,
pemerintah tengah gencar menjalankan pendaftaran izin usaha melalui sistem daring,
sehingga pengusaha semakin mudah mendaftarkan bisnisnya dan semakin cepat pula mereka
dapat beraktivitas.
Selain itu, sejumlah proyek pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang dilakukan
pemerintah turut berdampak pada pengurangan tingkat pengangguran. Pasalnya, infrastruktur
yang baik semakin memudahkan suatu perusahaan untuk beroperasi.
Kemudahan perusahaan dalam beroperasi dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan
laba korporasi, sehingga iklim bisnis akan semakin kondusi dan berdampak pada pembukaan
lapangan kerja serta peningkatan tenaga kerja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas mengenai macam dan sebab, serta cara menanggulangi
pengangguran, kita telah memahami bahwa pengangguran pada tingkat yang rendah akan
berfungsi mendorong perkembangan perekonomian, sedangkan pengangguran pada laju yang
tinggi justru akan menghambat perkembangan perekonomian. pengangguran dapat
disebabkan oleh tarikan permintaan yang biasanya timbul karena meningkatnya anggaran
deficit pemerintah, dan dapat pula dikarenakan oleh meningkatnya biaya produksi karena
desakan kenaikan upah tenaga kerja oleh para organisasi buruh.

Terdapat suatu trade-off antara tingkat tingkat pengangguran, yaitu bila tingkat inflasi
ditekan, tingkat pengangguran meningkat; sebaliknya bila tingkat pengangguran ditekan
tingkat inflasi akan menjadi lebih cepat; padahal kedua keadaan itu sama-sama tidak
menyenangkan bagi masyarakat.

pengangguran yang sudah berkembang cepat perlu ditanggulangi karena akan


merusak struktur perekonomian, dan pengangguran dapat ditanggulangi secara cepat, namun
dibarengi dengan timbulnya angka pengangguran yang tinggi, dan alternative lain
pengangguran dapat ditanggulangi
secara perlahan, tetapi penyembuhan inflasi menjadi tidak jelas walaupun dibarengi
dengan tingkat pengangguran yang rendah. Tindakan yang diambil dapat dengan mengurangi
jumlah uang yang beredar, dengan himbauan, dan dapat pula dengan insentif perpajakan dan
kebijakan penghematan, atau dengan campuran dari semua kebijakan itu.

3.2 Saran
Pemerintah harus mengatasi masalah pengangguran di negara ini agar tidak ada
pengangguran yang bertambah semakin banyak. Dengan cara Menyediakan lowongan
pekerjaan, Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat, Memperbaiki pembagian
pendapatan, Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, Menghindari
masalah kejahatan dan Mewujudkan kestabilan politik. Dengan cara ini pemerintah dapat
mengatasi masalah pengangguran walaupun hanya sebagian saja.
DAFTAR PUSTAKA

- http://aneka-makalah.blogspot.com/2013/02/makalah-tentang-inflasi.html
- http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-jenis-inflasi.
- Sukirno Sadono. 2014. Makroekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta
- https://amp.kompas.com/ekonomi/read/2019/02/01/110708726/bps-inflasi-januari-
2019-032-persen
- https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20180923/12/841154/2019-
pengangguran-diproyeksi-turun-ke-level-47?espv=1
- http://mediaindo.co.id
- http://www.esdm.go.id/beritagas.php?news_id=468
- http://kompas.com/kompas-cetak/0412/28/ekonomi/1464300.htm
- http://id.m.wikipedia.org/wiki/pengangguran
- http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/pengertian-pengangguran.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai