Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI MAKRO TENTANG PENGANGGURAN

Daftar isi

Cover

Daftar Isi

Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Pengangguran

B.Analisis Pengangguran

C.Jenis-jenis Pengangguran

D.Penyebab Pengangguran

E.Dampak Pengangguran

F.Upaya Penanggulangan Pengangguran

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

B.Saran

DAFTAR PUSTAKA
KATAPENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada allah yang mahakuasa karena melalui karunia dan
berkatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MASALAH PENGANGGURAN”

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro. Makalah ini
disusun mengacu pada referensi-referensi yang relevan.

Harapan kami makalah yang masih singkat ini dapat membantu teman-teman
dalam memahami tentang MASALAH PENGANGGURAN. Dalam penyusunan makalah ini
masih begitu banyak kekurangan, maka diharapkan kepada para pembaca khususnya dosen
untuk memberikan kritik dan sarannya demi kebaikan penyusunan makalah kami kedepan

Samarinda, 19 April 2022

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pengangguran tidak terlepas dari jenis-jenis permasalahan makro ekonomi yang


berdampak besar dan cara mengatasinya pun relatif sulit. Pengangguran adalah isu makro yang
mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi
kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan
psikologis. Jadi, tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan
dalam perdebatan politik dan mereka sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka
tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja.
Para ekonom mempelajari karakteristik pengertian pengangguran untuk mengidentifikasi
penyebabnya dan untuk membantu memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi
pengangguran. Sebagian dari kebijakan tersebut seperti program pelatihan kerja, dan
membantu orang mendapatkan pekerjaan. Kebijakan lainnya seperti asuransi pengangguran
serta membantu mengurangi kesulitan yang dialami para pengangguran. Akan tetapi, tetap saja
kebijakan yang dilakukan malah akan memunculkan pengangguran lainnya. Misalnya undang-
undang yang menetapkan upah minimum yang tinggi cenderung akan meningkatkan
pengangguran di kalangan angkatan kerja yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman.

B.Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
 Bagaimana analisis terhadap pengangguran?
 Apa saja jenis-jenis pengangguran?
 Apa saja faktor penyebab pengangguran?
 Bagaimana dampak pengangguran terhadap ekonomi suatu negara, masyarakat, dan
individu yang mengalaminya?
 Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi pengangguran?

C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian, analisis, jenis, penyebab,
dampak, dan upaya penanggulangan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah sosial lainnya.

B.Analisis Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta
tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan
lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk
mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja.
Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja
(minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari
sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja.
C.Jenis-jenis Pengangguran
1. Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi tiga macam:
a. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Pengangguran Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya


Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi sembilan
macam:
a. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan adanya kesulitan mempertemukan antara pihak yang membutuhkan tenaga kerja
dengan pihak yang memiliki tenaga kerja (angkatan kerja).
b. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
c. Pengangguran Teknologi (Technology Unemployment)
Pengangguran teknologi (technology unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja
harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
d. Pengangguran Kiknikal
Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi
yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh
penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk
oleh masyarakat menurun.
e. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi
karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya adalah
para petani dan nelayan.
f. Pengangguran Setengah Menganggur
Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya
bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
g. Pengangguran Keahlian
Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya
lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis ini disebut juga
pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya tetapi
tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka adalah
ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus mengeluarkan uang
atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar biaya kursus yang
diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih
pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya. Pengangguran tidak kentara ini, juga
bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
h. Pengangguran Total
Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan,
karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan
kerja.
i. Pengangguran Unik
Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa pemotongan,
tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita sesama pekerja karena minimnya
pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya kelebihan tenaga
kerja. Pengecualian untuk pegawai atau petugas pemadam kebakaran atau
penanggulangan bencana alam. Pegawai atau petugas seperti demikian tenaganya harus
disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau harus
diterjunkan pada situasi sebenarnya.

D. Penyebab Pengangguran
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pengangguran dalam
perekonomian suatu negara adalah:
1. Turunnya Output dan Pengeluaran Total
Jika output dan pengeluaran total menurun, maka permintaan terhadap tenaga kerja
sangat rendah. Ini artinya sama dengan terjadi peningkatan pengangguran. Hal ini terjadi ketika
kemampuan ekonomi suatu negara lebih rendah dari kemampuan yang seharusnya dicapai.
Ketika siklus perekonomian sedang menurun, maka para pencari pekerjaan dipaksa untuk
menganggur karena terlalu banyaknya tenaga kerja yang ingin bekerja, namun pekerjaan itu
tidak tersedia. Pengangguran yang disebabkan oleh turunnya output dan pengeluaran total ini
disebut dengan pengangguran cyclical.
2. Tidak Sebandingnya Penawaran dengan Permintaan Pekerja
Ketidaksebandingan dapat terjadi karena permintaan terhadap satu jenis tenaga kerja
meningkat, sedangkan permintaan untuk jenis lainnya menurun, sementara penawaran tidak
cukup mampu menyesuaikannya. Para pekerja tidak diperkerjakan bukan karena sedang
mencari perkerjaan yang paling cocok dengan keahlian mereka, namun pada tingkat upah
berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya. Ketika terjadi perubahan struktur
agraris ke struktur industri, maka permintaan tenaga kerja tidak serta merta dapat dipenuhi
oleh penawaran tenaga kerja. Pengangguran yang disebabkan oleh tidak sebandingnya
penawaran dengan permintaan pekerja disebut pengangguran struktural.
3. Waktu yang Dibutuhkan untuk Mencari Pekerjaan
Para pekerja memiliki preferensi serta kemampuan yang berbeda, dan pekerjaan
memiliki karakteristik yang berbeda. Mencari pekerjaan yang tepat membutuhkan waktu dan
usaha. Hal ini cenderung mengurangi tingkat perolehan kerja. Pekerjaan yang berbeda
membutuhkan keahlian yang berbeda dan memberikan upah yang juga berbeda. Para
penganggur mungkin tidak menerima atau menolak pekerjaan ini. Dan mencari pekerjaan
lainnya yang lebih cocok dengan keahlian dan upahnya.
Ketika sebagian pekerja ingin berpindah atau bergeser atau mencari pekerjaan yang lebih
baik dengan meninggalkan pekerjaan lamanya, maka pekerja ini untuk sementara menganggur.
Para pekerja ini mencoba mencari pekerjaan dengan upah dan keahlian yang lebih cocok. Para
pekerja ini menganggur sambil mencari pekerjaan, dan dengan sukarela meluangkan waktu
untuk mencari perkerjaan yang cocok. Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang
dibutuhkan seseorang untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan disebut pengangguran
friksional.
4. Perubahan Teknologi
Teknologi selalu berkembang dan ini membutuhkan tenaga kerja yang mampu
menyesuaikan perkembangan teknologinya. Sebagian perkerjaan memang digantikan oleh
mesin yang membutuhkan operator lebih sedikit. Sehingga jumlah tenaga kerja untuk suatu
pekerjaan yang dapat digantikan oleh mesin tersebut menjadi berkurang. Teknologi telah
mampu membuat mesin yang dapat menggantikan sebagian pekerjaan manusia. Dengan kata
lain, perkembangan teknologi telah mengurangi kesempatan para pencari kerja yang tidak
mampu mengadaptasi perkembangan ilmu dan teknologinya.

E.Dampak Pengangguran
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena
pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di
bawah ini:
a. Masyarakat tidak Dapat Memaksimalkan Tingkat Kemakmuran yang Dicapainya
Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata)
yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih
rendah.
b. Pendapatan Nasional yang Berasal dari Sektor Pajak Berkurang
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
c. Tidak Menggalakkan Pertumbuhan Ekonomi
Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga
permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak
merangsang kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri
baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak
akan terpacu.

2. Dampak Pengangguran Terhadap Masyarakat dan Individu yang Mengalaminya


Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
 Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian.
 Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan.
 Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas.
 Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
 Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan.

F. Upaya Penanggulangan Pengangguran


1. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP)
Untuk menanggulangi pengangguran maka dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan
Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional
dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program
penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah
keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah
pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29
Juni 2004. Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi
Perluasan Kesempatan Kerja.
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut,
menunjukkan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah
ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya
penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah
baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam
penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta
harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.

2. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran


Masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan
UUD 45 Pasal 27 Ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat
ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu:
 Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan
manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta
pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di
bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang
menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu
mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola
kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS, dan pihak lainnya.
 Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,
khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun
fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para
penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia.
 Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur seperti PT.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT. Jamsostek). Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus secara
teknis dan rinci.
 Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik penanaman modal asing maupun penanaman
modal dalam negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
 Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah
yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi ke berbagai negara
untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan Pariwisata Berkelanjutan dan kebudayaan yang
nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
 Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau
hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses
produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersama-sama. Contoh: PT. Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonesia
untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
 Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisir pernikahan pada usia
dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
 Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi secara
ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil.
Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh pemerintah pusat dan daerah.
 Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem
pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi
kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi
yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
 Segera mengembangkan Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Indonesia dan
pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar
berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris.
Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya
dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara
lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Dapat dipastikan bahwa ternyata pengangguran berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi, masyarakat dan kehidupan sosial. Karena pengangguran memberikan dampak negatif
langsung bagi perekonomian, dan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan nasional yang akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan
per kapita suatu negara.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah dan masyarakat bisa saling berkontribusi satu sama lain agar
pengangguran dan dampak pengangguran berkurang, salah satunya dengan berusaha dan
serius untuk mengatasi pengangguran itu sendiri, membuka lapangan pekerjaan, dan cara-cara
lainnya untuk mengatasi pengangguran itu.
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan.1997. Matematika Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.

Baridwan, Zaki. 1984. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPEE.

Budiono, Dr. 2002. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPEE.

Chotib, Dzazuli, Suharmo, Tri, Abubakar, Catio. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT. Ghalia
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai