Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SOSIOLOGI

PENGANGGURAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktek mata
pelajaran sosiologi
Guru pembimbing : Rahman wahyudi

Disusun Oleh:

Try ajeng whinanda

NIS : 181984068

YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUL FAIZIN

SMA DARUL FAIZIN

Jl. Kolonel bustomi no.44 caringin-mangseng kec.


Caringin kabupaten jawa barat telp.
(0251) 8563303 caringin 16730
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pengangguran ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah
membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang
ini.
Makalah Pengangguran ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami
selama proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah Pengangguran ini masih ada hal-hal
yang belum sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang
digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala
kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah Pengangguran ini dapat memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga
dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.

Bogor, 27 januari 2022


Penyusun

Try Ajeng Whynanda

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengangguran 3
B. Analisis Pengangguran 3
C. Jenis Pengangguran 4
D. Penyebab Pengangguran 8
E. Dampak Pengangguran 10
F. Upaya Penanggulangan Pengangguran 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengangguran tidak terlepas dari jenis-jenis permasalahan makro
ekonomi yang berdampak besar dan cara mengatasinya pun relatif sulit.
Pengangguran adalah isu makro yang mempengaruhi manusia secara
langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang,
kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan
psikologis. Jadi, tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang
sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan mereka sering mengklaim
bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan
lapangan kerja.
Para ekonom mempelajari karakteristik pengertian pengangguran untuk
mengidentifikasi penyebabnya dan untuk membantu memperbaiki kebijakan
publik yang mempengaruhi pengangguran. Sebagian dari kebijakan tersebut
seperti program pelatihan kerja, dan membantu orang mendapatkan
pekerjaan. Kebijakan lainnya seperti asuransi pengangguran serta membantu
mengurangi kesulitan yang dialami para pengangguran. Akan tetapi, tetap
saja kebijakan yang dilakukan malah akan memunculkan pengangguran
lainnya. Misalnya undang-undang yang menetapkan upah minimum yang
tinggi cenderung akan meningkatkan pengangguran di kalangan angkatan
kerja yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
2. Bagaimana analisis terhadap pengangguran?
3. Apa saja jenis-jenis pengangguran?
4. Apa saja faktor penyebab pengangguran?
5. Bagaimana dampak pengangguran terhadap ekonomi suatu negara,
masyarakat, dan individu yang mengalaminya?

1
2

6. Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi pengangguran?


C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian, analisis, jenis,
penyebab, dampak, dan upaya penanggulangan pengangguran.

D. Manfaat
Agar para siswa dapa memahami masalah pengangguran dan sebagai
pencegahan bagai siswa untuk masa yang akan datang supa tidak menjadi
pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengangguran 
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.

B. Analisis Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau

3
4

keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk dirinya


sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan kerja
atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya,
kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja
(minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga,
misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk
membantu orang lain walau sedikit saja.

C. Jenis Pengangguran
1. Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi tiga
macam:
a. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu.
b. Pengangguran Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Pengangguran setengah menganggur (under unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak
ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur
ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja
yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran
jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan
menjadi sembilan macam:
a. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
5

Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah


pengangguran yang disebabkan adanya kesulitan mempertemukan
antara pihak yang membutuhkan tenaga kerja dengan pihak yang
memiliki tenaga kerja (angkatan kerja).
b. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah
pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja.
c. Pengangguran Teknologi (Technology Unemployment)
Pengangguran teknologi (technology unemployment) adalah
pengangguran yang disebabkan perkembangan/pergantian teknologi.
Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa
menggunakan teknologi yang diterapkan.
d. Pengangguran Kiknikal
Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan
kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu
menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena
adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli
produk oleh masyarakat menurun.
e. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus
ekonomi yang berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya
pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya adalah para petani
dan nelayan.
f. Pengangguran Setengah Menganggur
Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di
saat pekerja yang hanya bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8
jam per hari).
g. Pengangguran Keahlian
6

Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan


karena tidak adanya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang
keahlian. Pengangguran jenis ini disebut juga pengangguran tidak
kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya
tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa)
atau mahasiswa. Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka
tidak menghasilkan uang dan justru harus mengeluarkan uang atau
biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar
biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh
lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak
meminta gaji dari organisasinya. Pengangguran tidak kentara ini,
juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
h. Pengangguran Total
Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar
tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau
tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan kerja.
i. Pengangguran Unik
Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara
rutin tanpa pemotongan, tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi
dengan bercerita sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang
harus dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya
kelebihan tenaga kerja. Pengecualian untuk pegawai atau petugas
pemadam kebakaran atau penanggulangan bencana alam. Pegawai
atau petugas seperti demikian tenaganya harus disimpan dan
dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau
harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.

D. Penyebab Pengangguran
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pengangguran
dalam perekonomian suatu negara adalah:
1. Turunnya Output dan Pengeluaran Total
7

Jika output dan pengeluaran total menurun, maka permintaan


terhadap tenaga kerja sangat rendah. Ini artinya sama dengan terjadi
peningkatan pengangguran. Hal ini terjadi ketika kemampuan ekonomi
suatu negara lebih rendah dari kemampuan yang seharusnya dicapai.
Ketika siklus perekonomian sedang menurun, maka para pencari
pekerjaan dipaksa untuk menganggur karena terlalu banyaknya tenaga
kerja yang ingin bekerja, namun pekerjaan itu tidak tersedia.
Pengangguran yang disebabkan oleh turunnya output dan pengeluaran
total ini disebut dengan pengangguran cyclical.
2. Tidak Sebandingnya Penawaran dengan Permintaan Pekerja
Ketidaksebandingan dapat terjadi karena permintaan terhadap satu
jenis tenaga kerja meningkat, sedangkan permintaan untuk jenis lainnya
menurun, sementara penawaran tidak cukup mampu menyesuaikannya.
Para pekerja tidak diperkerjakan bukan karena sedang mencari
perkerjaan yang paling cocok dengan keahlian mereka, namun pada
tingkat upah berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya.
Ketika terjadi perubahan struktur agraris ke struktur industri, maka
permintaan tenaga kerja tidak serta merta dapat dipenuhi oleh penawaran
tenaga kerja. Pengangguran yang disebabkan oleh tidak sebandingnya
penawaran dengan permintaan pekerja disebut pengangguran struktural.
3. Waktu yang Dibutuhkan untuk Mencari Pekerjaan
Para pekerja memiliki preferensi serta kemampuan yang berbeda,
dan pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda. Mencari pekerjaan
yang tepat membutuhkan waktu dan usaha. Hal ini cenderung
mengurangi tingkat perolehan kerja. Pekerjaan yang berbeda
membutuhkan keahlian yang berbeda dan memberikan upah yang juga
berbeda. Para penganggur mungkin tidak menerima atau menolak
pekerjaan ini. Dan mencari pekerjaan lainnya yang lebih cocok dengan
keahlian dan upahnya.
Ketika sebagian pekerja ingin berpindah atau bergeser atau mencari
pekerjaan yang lebih baik dengan meninggalkan pekerjaan lamanya,
8

maka pekerja ini untuk sementara menganggur. Para pekerja ini mencoba
mencari pekerjaan dengan upah dan keahlian yang lebih cocok. Para
pekerja ini menganggur sambil mencari pekerjaan, dan dengan sukarela
meluangkan waktu untuk mencari perkerjaan yang cocok. Pengangguran
yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mencari
dan mendapatkan pekerjaan disebut pengangguran friksional.
4. Perubahan Teknologi
Teknologi selalu berkembang dan ini membutuhkan tenaga kerja
yang mampu menyesuaikan perkembangan teknologinya. Sebagian
perkerjaan memang digantikan oleh mesin yang membutuhkan operator
lebih sedikit. Sehingga jumlah tenaga kerja untuk suatu pekerjaan yang
dapat digantikan oleh mesin tersebut menjadi berkurang.
Teknologi telah mampu membuat Mesin yang dapat menggantikan
sebagian pekerjaan manusia. Dengan kata lain, Perkembangan teknologi
telah mengurangi kesempatan para pencari kerja yang tidak mampu
mengadaptasi perkembangan ilmu dan teknologinya..

E. Dampak Pengangguran
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya
adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat
pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-
citakan.
Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap
kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Masyarakat tidak Dapat Memaksimalkan Tingkat Kemakmuran yang
Dicapainya
Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih
9

rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya).


Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun
akan lebih rendah.
b. Pendapatan Nasional yang Berasal dari Sektor Pajak Berkurang
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan
menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus
dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan
berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
c. Tidak Menggalakkan Pertumbuhan Ekonomi
Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat
akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang
kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun
sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.
2. Dampak Pengangguran Terhadap Masyarakat dan Individu yang
Mengalaminya
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap
individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
a. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
b. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
c. Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
d. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
e. Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan.

F. Upaya Penanggulangan Pengangguran


1. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP)
Untuk menanggulangi pengangguran maka dilakukan Gerakan
Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan
10

semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk


menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program
penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional
dan regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja
atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang
diadakan di Jakarta 29 Juni 2004. Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa
untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan
Kesempatan Kerja.
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam
kesepakatan GNPP tersebut, menunjukkan suatu kepedulian dari segenap
komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan, utamanya upaya
penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan
kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan
tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah,
dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam
penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik
pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan
kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
2. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
Masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 Pasal 27 Ayat 2. Sebagai
solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh,
untuk itu diperlukan kebijakan yaitu:
a. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan
bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta
11

pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan


andal bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok
usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan
mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang
mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi
pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN,
BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
b. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur
di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
c. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur seperti PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT.
Jamsostek). Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di
Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus
secara teknis dan rinci.
d. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan
karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi
baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam
negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga
merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk
menciptakan lapangan kerja.
e. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosi ke berbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan
12

kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja


daerah setempat.
f. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi
lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersama-sama. Contoh: PT. Krakatau Steel dapat bersinergi
dengan PT. PAL Indonesia untuk memasok kebutuhan bahan baku
berupa pelat baja.
g. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisir
pernikahan pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju
pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem
transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan
atau peternakan oleh pemerintah.
h. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar
negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar
negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat
dilakukan dan diprakarsai oleh pemerintah pusat dan daerah.
i. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat
menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.
Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan
perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
j. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena
Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian
besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai
negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia
perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan
lapangan kerja yang produktif.
13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu
karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari
kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain
itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Dapat dipastikan bahwa ternyata pengangguran berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi, masyarakat dan kehidupan sosial. Karena
pengangguran memberikan dampak negatif langsung bagi perekonomian, dan
lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
nasional yang akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah dan masyarakat bisa saling berkontribusi satu
sama lain agar pengangguran dan dampak pengangguran berkurang, salah
satunya dengan berusaha dan serius untuk mengatasi pengangguran itu
sendiri, membuka lapangan pekerjaan, dan cara-cara lainnya untuk mengatasi
pengangguran itu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan.1997. Matematika Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.

Baridwan, Zaki. 1984. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPEE.

Budiono, Dr. 2002. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPEE.

Chotib, Dzazuli, Suharmo, Tri, Abubakar, Catio. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT.
Ghalia Indonesia.

Muliawati, Weni. 2007. Ekonomi untuk Siswa Kelas XI SMA-MA. Bandung:


Acarya Media Utama.

Ritonga, MT, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : PT. Phibeta
Aneka Gama.

15

Anda mungkin juga menyukai