Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 :
JELI ASRI SUSANTI ZEBUA
DIAN INDAH PUTRI HAREFA
FANNY CORSBY SELLA SARUMAHA
Dosen Pengampu : IDARNI HAREFA S.E.,M.E
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro
Semester : Genap (2)

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NIAS
2023
Daftar Isi
Cover.......................................................................
Daftar Isi .................................................................... 2
Kata Pengantar..................................................................3

Bab 1 (Pendahuluan)

A. Latar Belakang Masalah......................................................................4


B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................4

Bab 2 (Isi)

A. Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro........................................................


B. Persoalan Ekonomi - Pengangguran...............................................................
C. Persoalan Ekonomi - Pendapatan Nasional......................................................
D. Persoalan Ekonomi Inflasi.................................................................................
E. Neraca Pembayaran, Kurs Valuta Asing dan Kestabilan Ekonomi......................

Bab 3 (Penutup)

A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
berjudul “RUANG LINGKUP EKONOMI MIKRO”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin.

Gunungsitoli, Maret 2023

Kelompok 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi makro atau makro ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan.Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro
atau makro ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan.
Makro ekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu ada
tiga topik utama untuk penelitian makroekonomi.Teori-teori mengenai
makroekonomi biasanya terhubung dengan fenomena keluaran, pengangguran
dan inflasi. Di luar teori makroekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah
penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan
produsen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ekonomi Makro?
2. Apa Jenis Jenis Pengangguran?
3. Apa itu Inflasi?
4. Bagaimana Cara Mengetahui Pendapatan Nasional?
5. Bagaimana Cara Menghitung Neraca Pembayaran,Kurs,dan Valuta
Asing?

C. Tujuan Pembahasan
 Memaparkan pengertian tentang Makro-ekonomi
 Mengidentifikasi masalah pengangguran
 Mengidentifikasi masalah inflasi
 Menjelaskan cara menjaga kestabilan ekonomi
BAB 2 (ISI)
A. Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
Ekonomi mikro atau mikro ekonomi identik dengan teori ekonomi klasik. Pada abad ke-
18 dan 19, Adam Smith, David Ricardo, Marshall, dan Pigou merupakan tokoh yang
mengembangkan teori ekonomi klasik (mikro). Di mana, ekonomi mikro ini menganalisis
kegiatan dan permasalahan ekonomi dari unit individual. Para tokoh aliran klasik tersebut
punya konsekuensi bahwa proses pertukaran (jual-beli) merupakan satu-satunya cara untuk
saling berinteraksi. Sedangkan teori makro ekonomi awalnya dikemukakan oleh John
Maynard Keynes dalam buku yang berjudul The General Theory of Employment, Interest
and Money pada tahun 1936. John merupakan ahli ekonomi Inggris yang saat itu terdorong
oleh kondisi kemerosotan ekonomi yang dialami Amerika Serikat pada tahun 1929-1932.
Periode tersebut dinamakan the Great Depression. Jadi, di tahun tersebut, seperempat
tenaga kerja di AS menganggur dan pendapatan nasional negaranya menurun tajam. Oleh
karena itu, John menulis sebuah teori yang kemudian menjadikannya sebagai landasan teori
makroekonomi modern.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber
daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap
individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan
individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi
ceteris paribus. Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan
kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi,
maupun neraca pembayaran internasional
B. Persoalan Ekonomi Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang
mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan
pekerjaan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran diperoleh melalui survei terhadap ribuan rumah tangga. Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya produk nasional bruto (PNB, GNP) dan pendapatan per kapita
suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.Pengangguran dibedakan menjadi
dua macam yaitu berdasarkan sumber dan penyebabnya dan berdasarkan cirinya.
Berdasarkan sumber dan penyebabnya, pengangguran dapat dibedakan menjadi:

 Pengangguran normal/friksional merupakan pengeluaran yang disebabkan


kesenjangan waktu, informasi lowongan, kondisi geografis dan dokumen dan
keinginan pencari kerja memperoleh pekerjaan lebih baik.
 Pengangguran siklikal merupakan pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
 Pengangguran struktural merupakan pengangguran yang tidak memenuhi
persyaratan kerja akibat perubahan struktur dan cara kegiatan ekonomi sebagai
dampak perkembangan ekonomi.
 Pengangguran teknologi merupakan pengangguran yang terjadi kerena pergantian
tenaga manusia dengan tenaga mesin.

Sedangkan menurut cirinya, pengangguran dapat dibedakan menjadi:


1. Pengangguran terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja akibatnya dalam perekonomian
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan.
Menurut BPS, pengangguran terbuka terdiri atas:

 Penduduk yang sedang mencari pekerjaan


 Penduduk yang sedang mempersiapkan usaha
 Penduduk yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
 Penduduk yang sudah punya pekerjaan

2. Pengangguran tersembunyi (terselubung)


Pengangguran yang terjadi karena penambahan pada tenaga kerja yang dilakukan tidak
menghasilkan penambahan yang berarti pada tingkat produksi atau angkatan kerja yang
sudah bekerja, tetapi tidak bekerja secara optimal.
3. Pengangguran musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian
musim (musim tanam dan musim panen) biasanya terjadi pada sektor perikanan dan
pertanian.
Setengah menganggur terjadi akibat migrasi dari desa ke kota sangat pesat sehingga tidak
semua orang memperoleh pekerjaan dengan mudah, sebagian menjadi penganggur
sepenuh waktu, ada pula yang tidak menganggur tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu
dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya
bekerja satu hingga dua hari seminggu.Setengah menganggur yaitu tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Selain itu kurangnya informasi
dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari informasi tentang perusahaan
yang kekurangan tenaga kerja dan kurangnya keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja serta
kurangnya perhatian pemerintah terhadap peningkatan softskiil pencari kerja menjadi
penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia.
Tingginya angka pengangguran berdampak buruk bagi perekonomian, seperti rendahnya
tingkat kesejahteraan masyarakat, rendahnya produktivitas dan pendapatan masyarakat,
menurunnya tingkat investasi, memacu tindak kriminalitas akibat naiknya angka kemiskinan,
terganggunya stabilitas ekonomi, sosial, politik, dan mengurangi penerimaan negara, serta
menurunnya tingkat pajak penghasilan sehingga proses pembangunan ekonomi nasional
terhambat. Apabila hal-hal tersebut dibiarkan maka pengangguran dapat menjadi masalah
sosial, seperti timbulnya kemiskinan, tingginya angka kejahatan,dan masalah sosial lainnya.
C. Persoalan Ekonomi Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah suatu bentuk tolak ukur yang dipakai untuk
memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk memperolah gambaran tentang
perekonomian yang sudah dicapai dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Singkatnya,
pendapatan nasional adalah suatu alat ukur untuk menentukan tingkat perekonomian suatu
negara. Dalam pengertian lain, pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai total
output akhir suatu negara dari semua barang dan jasa baru yang diproduksi dalam satu
tahun. Pencatatan pendapatan nasional merupakan sistem pembukuan yang digunakan
pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam periode waktu
tertentu. Berikut beberapa manfaat dari pendapatan nasional.

 Mengetahui perkembangan suatu negara, terutama dari faktor ekonomi.


 Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara.
 Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu.
 Mengukur perubahan perekonomian suatu negara secara berkala.
 Memudahkan dalam membandingkan kinerja ekonomi dari setiap sektor.
 Sebagai indikator kualitas hidup masyarakat di suatu negara.
 Sebagai indikator perbandingan kinerja antar negara.
 Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup antar negara.
 Sebagai indikator dan perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi dari waktu ke
waktu dan
 Sebagai indikator dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan dari
suatu negara.
Pendapatan Nasional Potensial adalah tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai
apabila tenaga kerja dalam perekonomian sepenuhnya digunakan, yaitu pendapatan
nasional yang akan dicapai pada kesempatan kerja penuh.
Pendapatan Nasional yang Sebenarnya adalah pendapatan nasional yang sebenarnya
diwujudkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi pada masa tersebut. Biasanya pendapatan
nasional sebenarnya kurang dari pendapatan nasional potensial.

Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional


1. Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan
(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara
konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya.
2. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran
agregat. Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset
berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan
pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu tertentu.
Karena harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari inilah investasi disebut juga
sebagai penanaman modal. Umumnya, dana atau aset yang ditanamkan oleh seorang
investor akan dikembangkan oleh badan atau pihak yang mengelola.Keuntungan dari hasil
pengembangan tersebut nantinya akan dibagikan kepada investor sebagai imbal balik sesuai
dengan ketentuan antara kedua pihak.

Konsep Pendapatan Nasional


1. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak
tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.
2. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan
kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment).Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas
jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang
tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan
tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
3. Pendapatan Siap Dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan.
4. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-
barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. Pendapatan
nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
5. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di
wilayah negara tersebut.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


1. Pendekatan pendapatan
Pendekatan yang pertama ini adalah dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah,
sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama
satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada
perusahaan. Cara perhitungannya adalah sbb PN = w (wages/salary) + i (interest) + r (rent) +
p (profit).
2. Pendekatan produksi
Pendekatan produksi adalah cara menghitung pendapatan nasional dengan cara
menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri,
agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu.
Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan
bahan mentah atau barang setengah jadi). Di Indonesia, sektor produktif terdiri atas
sembilan lapangan usaha. Sektor tersebut adalah Pertanian (agriculture) Pertambangan dan
penggalian (minning and quarrying) Industri pengolahan (manufacturing industries) Listrik,
gas, dan air bersih (electric, gas, and water supply) Bangunan (construction) Perdagangan,
restoran, dan hotel (trade, restaurant, and hotel) Pengangkutan dan komunikasi
(transportation and communication) Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan
(finnace, rent of building and bussines service) Jasa-jasa (services). Cara perhitungannya:
Nilai Tambah (NT) = Nilai Output (NO) – Nilai Input Antara (NI).
3. Pendekatan pengeluaran
Yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa
yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat
pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah
(Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi
impor.
Cara perhitungannya adalah sbb: PN = C + I + G + (X-M). Hasil perhitungan dengan
menggunakan metode pengeluaran dinamakan sebagai produk nasional bruto (GNP) Pada
dasarnya metode pengeluaran memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adanya faktor
pengeluaran ganda yang tidak dinilai.
D. Persoalan Ekonomi Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga secara terus-menerus dalam kurun waktu tertentu. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi berarti kemerosotan nilai uang, karena
banyaknya dan cepatnya uang yang beredar. Sehingga, hal itu menyebabkan naiknya harga
barang dan jasa. Pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa, yang
menyebabkan daya beli uang menurun. Kenaikan harga ini terjadi pada sebagian besar
barang dan jasa, secara terus menerus atau dalam kurun waktu tertentu, Kenaikan harga
satu atau dua barang atau jasa tidak dapat dikatakan inflasi, kecuali kenaikan harga barang
atau jasa tersebut mempengaruhi kenaikan harga barang atau jasa lainnya.

Penyebab Inflasi
Inflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan bisa
juga disebabkan ketidaklancaran distribusi barang.

Adapun penyebab Inflasi bisa terjadi karena:


1. Tekanan Permintaan (demand-pull inflation)
Inflasi ini terjadi karena permintaan yang tinggi. terhadap satu jenis barang dan jasa.
Sedangkan, ketersediaannya relatif tetap.
2. Dorongan Biaya (cost-push inflation)
Inflasi ini disebabkan karena tekanan dari sisi penyedia barang/jasa, yang dapat dipengaruhi
oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi negara-negara partner dagang, kenaikan komoditi
yang diatur pemerintah, terjadi bencana alam dan terganggunya distribusi.
3. Perkiraan (ekspektasi)
Inflasi ini dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonom,i dalam menggunakan
perkiraan angka inflasi dalam keputusan ekonominya. Perkiraan ini bisa bersifat adaptif atau
menyesuaikan dengan perkembangan.
Misalnya perubahan harga di tingkat produsen, saat menjelang hari raya keagamaan,
penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP). Perkiraan ini tidak selamanya sesuai, meskipun
pasokan barang dan jasa diperkirakan cukup, namun harga barang dan jasa tetap saja
mengalami kenaikan.
4. Peredaran Uang kartal yang Tak Terkendali
Pencetakan uang baru yang dilakukan pemerintah untuk menutup defisit anggaran,
menyebabkan harga barang-barang akan naik (dengan asumsi jumlah barang yang
diproduksi/tersedia di pasar tetap). Uang yang beredar banyak, tetapi barang yang akan
dibeli jumlahnya terbatas.
5. Kekacauan Politik dan Ekonomi
Kebijakan ekonomi maupun politik tertentu dapat menimbulkan inflasi di masyarakat.
Contoh inflasi adalah misalkan pemerintah mengumumkan akan menaikkan harga bahan
bakar, sebelum kebijakan tersebut dilaksanakan, para produsen sudah menimbun bahan
bakar. Hal itu lah, yang menyebabkan kelangkaan di masyarakat yang disertai dengan
kenaikan harga dan kepanikan di masyarakat.

Jenis-jenis Inflasi
Salah satu untuk mengukur tingkat inflasi adalah dengan menggunakan Indeks Harga
Konsumen (IHK).
Berdasarkan tingkat keparahannya jenis inflasi dapat dibedakan menjadi:

 Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)


 Inflasi sedang (antara 10%-30% per tahun)
 Inflasi berat (antara 30% -100% per tahun)
 Hiperinflasi (lebih dari 100% per tahun)
Berdasarkan faktor fundamental yang menyebabkan terjadinya inflasi, jenis inflasi
dikelompokkan sebagai berikut:

 Inflasi Inti
Komponen inflasi inti cenderung menetap, hal ini dipengaruhi oleh Interaksi permintaan-
penawaran. Selain itu, lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditi internasional,
inflasi mitra dagang juga mempengaruhi inflasi inti. Perkiraan inflasi inti juga dipengaruhi
dari pedagang dan konsumen.

 Inflasi Non-Inti
Inflasi non-inti adalah inflasi yang cenderung tinggi perubahannya, disebabkan selain faktor
fundamental. Inflasi non-inti akan dipengaruhi oleh inflasi volatile foods, yakni kejutan harga
bahan pangan saat panen, gangguan/ bencana alam, perkembangan harga pangan
domestik/internasional.
Selain itu, ini juga dipengaruhi oleh Inflasi administered prices yang dipicu dari kebijakan
harga pemerintah, seperti harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.
Dampak Inflasi
Inflasi pada tingkat rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan kenaikan
pendapatan. Namun pada tingkat tinggi, inflasi dapat menyebabkan penurunan
kesejahteraan masyarakat hingga menyebabkan kepanikan.
Dampak Positif Inflasi :

 Peredaran dan perputaran barang lebih cepat


 Produksi barang atau jasa bertambah, sehingga menyebabkan kenaikan keuntungan
pengusaha
 Kesempatan kerja akan bertambah dengan adanya tambahan investasi
 Pendapatan nominal akan bertambah (meskipun riilnya berkurang karena kenaikan
pendapatan relatif kecil).
Dampak Negatif Inflasi :

 Harga barang dan jasa naik


 Nilai dan kepercayaan terhadap uang, akan berkurang
 Menyebabkan efek seperti, melakukan penimbunan barang dan membeli valuta
asing
 Banyak proyek pembangunan yang terlantar
 Kesadaran menabung masyarakat berkurang.

Cara Mengatasi Inflasi


Adapun cara untuk mengatasi Inflasi adalah sebagai berikut:

 Mengatasi Inflasi dengan Mengenal Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam bidang keuangan. Kebijakan
moneter yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi inflasi adalah dengan mengatur
kebijakan diskonto, operasi pasar terbuka, kebijakan pengaturan kredit (pembiayaan), dan
menaikkan ras rasio.

 Mengatasi Inflasi dengan Kebijakan Fiskal


Pemerintah bisa melakukan tiga kebijakan fiskal guna mengatasi inflasi, yaitu mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah, menaikkan pajak, dan melakukan pinjaman.

 Mengatasi Inflasi dengan Kebijakan Riil atau Non-Moneter


Cara mengatasi inflasi dengan kebijakan ini adalah melalui peningkatan produksi,
pengendalian harga, distribusi produksi, dan kebijakan upah.
E. Neraca Pembayaran, Kurs Valuta Asing dan Kestabilan
Ekonomi
Pada dasarnya konsep ini menunjukkan bahwa, secara ekonomi, ketergantungan
perkembangan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi sesuatu negara kepada perkembangan
ekonomi di negara-negara lain menjadi semakin besar.
1. Neraca Pembayaran
Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar yang menggambarkan ringkasan kekayaan
(Harta), Kewaiban (Hutang), dan Modal suatu perusahaan pada saat tertentu.
Bentuk dasar neraca berasal dari PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI yaitu :
HARTA = HUTANG + MODAL
Jadi, dalam menyususn neraca, isinya harus memenuhi 3 klasifikasi utama yaitu Harta,
Hutang dan Modal. untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang posisi keuangan
perusahaan, sebaiknya neraca harus disusun secara sistematis.
Defisit dan Surplus Dalam Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada
jumlah penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara jika mengalami
kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif
dan mengurangi cadangan (stok) nasional maka Negara tersebut sedang mengalami defisit
total. Pembayaran defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral luar
negeri,
Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada
jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet). Jika BOP surplus, bank
sentral dapat membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadangan tambahan
dari luar negeri. Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau
utang sama dengan jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).
2. Kurs
Secara umum, kurs dapat diartikan sebagai harga nilai mata uang yang dapat diukur dengan
nilai mata uang luar negeri serta bisa dibeli atau ditukar dengan mata uang lain.
Valuta asing/valas adalah mata uang asing yang diakui dan bisa diterima oleh negara lain.
Valuta asing dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah saat melakukan transaksi
ekonomi internasional atau perdagangan internasional.
Setelah mengetahui pengertian dari kurs dan valuta asing maka kurs valuta asing bisa
diartikan sebagai rasio/perbandingan nilai mata uang dalam negeri dan mata uang luar
negeri. Kurs valuta asing sering digunakan pada perdagangan internasional sehingga suatu
negara sebelum melakukan transaksi pada perdagangan internasional maka akan melihat
dan mengamati perkembangan kurs valuta asing.
Jenis Jenis Kurs Valuta Asing :
1. Kurs jual
Kurs jual adalah harga mata uang valuta asing yang diberikan atau ditentukan oleh bank
atau money changer kepada seseorang yang ingin menjual valuta asing atau menukarkan
Rupiah dengan valuta asing.
2. Kurs beli
Kurs beli adalah harga mata uang valuta asing yang diberikan atau ditentukan oleh bank
atau money changer kepada seseorang yang ingin membeli valuta asing atau menukarkan
valuta asing dengan Rupiah.
3. Kurs tengah
Kurs tengah adalah kurs yang diberikan bank atau money changer antara kurs jual dan kurs
beli (kurs jual dan kurs beli dijumlah kemudian dibagi dua).
Contoh Perhitungan Kurs Valuta Asing
Suatu hari Putri sedang diberikan pekerjaan ke luar negeri dan ia mendapatkan bayaran dari
perjalanan itu sebesar Rp 45.000.000,00.
Pada saat melakukan pekerjaannya, nilai tukar yang berlaku sebagai berikut.
Kurs jual Rp 15.000,00 per US $ 1
Kurs beli Rp 14.500,00 per US $ 1
Berapa bayaran yang akan diperoleh Putri dalam nilai Dolar Amerika Serikat?
Putri akan menukarkan mata uang Rupiah ke Dolar Amerika Serikat, berikut cara
menghitung kurs jual.
Rp. 45.000.000,00 : Rp 15.000 = US $3.000
Jadi, uang yang dimiliki oleh Putri dalam bentuk Dolar Amerika sebesar US $3.000.
3. Kestabilan Ekonomi
Gambaran mengenai hubungan ekonomi yang berlaku di antara satu negara dengan
berbagai negara lain dapat dilihat dalam neraca pembayaran yang memberi informasi
tentang nilai, ekspor dan impor, transaksi jasa-jasa, aliran modal jangka panjang
(penanaman modal asing), dan aliran modal jangka pendek. Setiap negara akan berusaha
menjaga kestabilan dalam neraca pembayarannya yaitu satu keadaan di mana aliran uang
ke luar negeri sebagai akibat impor-barang dan jasa dan aliran modal ke luar adalah
seimbang dengan aliran uang yang masuk dari hasil ekspor barang dan jasa dan aliran masuk
modal asing. Keseimbangandalam neraca pembayaran ini cenderung akan mewujudkan
kestabilan dalam kurs valuta asing. Di samping menjaga kestabilan neraca pembayaran ini,
usaha lain yang biasanya dilakukan setiap negara adalah menggalakkan perkembangan
ekspor barang dan jasa dan meningkatkan pengaliran masuk modal jangka panjang dan
jangka pendek.
Berbagai masalah akan timbul apabila sesuatu negara tidak dapat menstabilkan dan
mengembangkan sektor luar negerinya dan menjaga kestabilan kurs valuta asingnya. Dalam
teori makro ekonomi telah selalu ditunjukkan bahwa apabila suatu negara mengimpor
secara berlebihan, yaitu impor selalu lebih tinggi dari ekspor, beberapa masalah akan
timbul.Pertama-tama, impor yang berlebihan itu cenderung akan menurunkan nilai mata
uang domestik. Perubahan ini menyebabkan.harga barang impor semakin mahal dan inflasi
yang lebih cepat akan berlaku. Di samping itu impor yang berlebih-lebihan mengurangi
perbelanjaan ke atas barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri dan keadaan
inidapat mengurangi kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Kesempatan kerja tidak dapat
berkembang pada tingkat yang dikehendaki dan pengangguran meningkat.
Seterusnya,ekspektasi bahwa mata uang domestik akan terus mengalami pengurangan nilai
di masa depan akan mengurangi kegairahan penanam modal asing untuk mengembangkan
kegiatannya di negara tersebut. Kemerosotan investasi ini akan memperlambat ekspansi
ekonomi di masa depan. Untuk menghindari masalah-masalah seperti yang secara ringkas
diterangkan di atas, pemerintah perlu menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi yang
berusaha mengukuhkan kedudukan neraca pembayaran.
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengetahui ilmu Ekonomi makro atau makro ekonomi yang
adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Maka kita bisa
menganalisi ruang lingkup ekonomi mikro secara keseluruhan dan
mengidentifikasinya dengan teliti. Teori-teori mengenai makroekonomi
biasanya terhubung dengan fenomena keluaran, pengangguran dan
inflasi. Di luar teori makroekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah
penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan
produsen. Ekonomi mikro ini menganalisis kegiatan dan permasalahan
ekonomi dari unit individual. Meski ada beberapa permasalahan pokok
ekonomi seperti pengangguran,inflasi,pendapatan nasional kurs valuta
asing tapi itu semua di cegah untuk menstabilkan perekonomian.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
di jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai