Pengertian Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi
pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 ) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sudono Sukirno pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labor Organization ( ILO ) memberikan definisi pengangguran
yaitu :
ü Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang
selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari
pekerjaan.
ü Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan
pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja
kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari
pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan
bahwa :
ü Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
ü Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14 ).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah - masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah
penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha
baru.
B. Macam-Macam Pengangguran
Ada beberapa macam pengangguran yang digolongkan berdasarkan lama waktu dan
penyebab terjadinya, antara lain:
1. Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a. Pengangguran terbuka ( open unemployment ), yakni tenaga kerja yang benar-benar tidak
memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja). Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya
lapangan pekerjaan atau karena ketidak sesuaian lapangan kerja dengan latar belakang
pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b. Setengah menganggur ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila
di ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.
c. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) yakni tenaga kerja yang bekerja tapi
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan
S1 pertanian bekerja sebagai tenaga pembukuan, atau seorang insinyur teknik, bekerja
sebagai pelayan restoran.
2. Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a. Pengangguran structural, yakni pengangguran yang disebabkan oleh terjadinya perubahan
struktur perekonomian. Misalnya, perubahan struktur dari agraris ke industri, perubahan ini
menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu (misal keterampilan mengoperasikan
mesin teknologi modern) untuk bisa bekerja disektor industri. Tenaga kerja yang tidak
memiliki keterampilan tersebut akan ditolak oleh sector industri, sehingga terjadilah
pengangguran.
b. Pengangguran konjungtural, yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergerakan naik
turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara. Ada masa pertumbuhan (naik), masa resesi
(turun), dan masa depresi (turun). Pada masa resesi dan depresi, masyarakat mengalami
penurunan daya beli sehingga permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. Penurunan
ini mengharuskan produsen mengurangi produksi barang dan jasa, diantaranya dengan cara
mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah pengangguran. PHK yang terjadi karena krisis
ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah contoh pengangguran siklikal.
c. Pengangguran friksional yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergeseran (friksi)
pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam
rangka mencari pekerjaan yang lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru,
pekerja menganggur untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang di inginkan.
Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut juga pengangguran sukarela, karena terjadi
karena keinginan pekerja sendiri.
d. Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau
perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Pada umumnya, setelah panen, petani akan
menganggur sambil menunggu masa tanam. Contoh lain misalnya pada masa pembangunan
gedung, tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai dibangun, tukang
bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu pembangunan berikutnya.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin. Contoh, sebelum ada
penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin
penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f. Pengangguran Politis pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang
secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank
bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
g. Pengangguran Deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaandalam
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja,
maka timbullah pengangguran.
C. Penyebab Terjadinya Pengangguran
Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya:
1. Perubahan struktural
Seperti disebutkan Reynold, masters dan Moser jenis pengangguran ini terjadi karena
tidak sepadan/ketidak cocokan antara kulifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan
persyaratan yang diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur
ekonomi. Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi konstribusi sektoral terhadap
produksi nasional (regional). Bila sektor industri memberikan konstribusi paling besar
terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian tersebut adalah
industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno) katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi
pergeseran struktur ekonomi dari pertanian ke sektor industri. Dampak selanjutnya, adalah
dibutuhkannya kualifikasi pekerjaan yang cocok disektor industri. Ketika persyaratan ini tidak
terpenuhi, maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian
kualifikasi seperti yang dibutuhkan.
2. Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi sektor terjadi juga
pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa tansportasi dan
pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari
menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa
meningkat dan selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga
kerja disektor yang bersangkutan.
3. Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan
tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang
lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan
pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.
6. Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan,
ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM
tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber
SDM. Dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
Inflasi
Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat
tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi atau distribusi (kurangnya produksi
(product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). [butuh rujukan] Untuk sebab
pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang
berlebihan di mana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume
alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment di mana biasanya
lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak
ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi
ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena
terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal
seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi
(penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran.
Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, di mana dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu: kenaikan harga, misalnya bahan
baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha
swasta menaikkan harga barang-barang.
Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri
misalnya akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang
baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu,
inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor.
Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan
tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu
disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada
semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-
harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan:
Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
Dampak
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi tersebut ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri
atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun pada tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,
uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin
menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,
nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan
sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan menyebabkan naiknya
biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk
meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan
bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Kurs
Kurs adalah harga mata uang suatu negara yang diukur dalam mata uang negara lain. Nilai
kurs sangat penting saat mengambil keputusan untuk berbelanja atau membeli barang dari
luar negri, karena dengan kurs kita akan menerjemahkan harga-harga barang dari berbagai
macam negara kedalam mata uang negara kita. Kurs disebut juga sebagai perbandingan nilai
dalam pertukaran mata uang berbeda. Jadi terdapat perbandingan nilai diantara kedua mata
uang tersebut, dan perbandingan inilah yang disebut dengan Kurs. Jika harga Kurs atau harga
valuta asing naik pada suatu negara, maka biasanya akan menyebabkan harga barang yang di
inport menjadi lebih mahal, jika mengalami penurunan maka harga barang yang di import
biasanya akan murah.
Sering kita jumpai perbedaan tingkatan kurs untuk satu valuta asing, perbedaan
tersebut timbul karena adanya hal-hal seperti perbedaan antara kurs beli dan kurs jual.
Perbedaan ini disebabkan oleh pebedaan dalam waktu pembayaran, perbedaan pada tingkatan
keamanan dalam penerimaan pembayaran.
Apa itu kurs beli? Kurs beli merupakan kurs yang digunakan jika bank atau pedagang valas
membeli valuta asing. Lalu apa itu kurs jual? Kurs jual merupakan kurs yang digunakan jika
bank atau pedagang valas menjual valuta asing kepada para pembeli.
B. Macam-macam kurs.
Mata uang asing atau valuta asing merupakan alat pembayaran yang dapat digunakan di luar
negri atau di negara dengan mata uang tertentu. Misalnya jika kita meninpor sepeda motor
dari Amerika kita dapat membayar dengan mata uang Dollar Amerika, jadi Dollar merupakan
mata uang asing bagi kita. Jika kita memerlukan mata uang asing tentunya kita harus
menukarkan mata uang negara kita dengan mata uang negara asing. Perbandingan mata uang
negra kita (Rp) dengan mata uang negara asing-lah yang disebut dengan kurs. Adapun
macam-macam kurs yang sering ditemui diantaranya:
a. Kurs jual.
Merupakan kurs yang digunakan jika pedagang valas atau bank membeli valuta asing, atau
jika kita menukarkan valuta asing yang dimiliki oleh kita dengan mata uang negara kita (Rp).
Dapat disebut juga sebagai kurs yang diberlakukan jika pedagang valas atau bank membeli
mata uang negara asing.
b. Kurs beli.
Merupakan kurs yang digunakan jika pedagang valas atau bank menjual valuta asing, atau
jika kita akan menukarkan mata uang negara kita (Rp) dengan mata uang negara asing yang
kita inginkan. Dapat disebut juga sebagai kurs yang diberlakukan pedagang valas atau bank
saat menjual mata uang negara asing kepada para pembeli.
c. Kurs tengah
Merupakan kurs antara kurs jual dan beli (Kurs jual ditambah kus beli lalu di bagi dua atau
kurs rata-rata)
Neraca Pembayaran
Pengertian
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi – transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,
hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial,
dan item item finansial. Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca
pembayaran internasional, perlu dibedakan antara transaksi debit dengan transaksi kredit.
1. Transaksi Debit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya kewajiban bagi
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan
pembayaran kepada penduduk negara lain.
2. Transaksi Kredit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk
yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
B. Komponen Neraca Pembayaran
Berdasarkan Neraca pembayaran di atas, diketahui bahwa neraca tersebut dibagi ke
dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi
internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Transaksi dagang (Trade account)
2. Transaksi Pendapatan modal (income on investment)
3. Transaksi-transaksi unilateral (Unilateral Transaction)
4. Transaksi Penanaman Modal Langsung ( Direct Investment)
5. Transaksi Utang-piutang jangka panjang (Long term Loan)
6. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short term capital)
7. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary acomodating)
C. Ciri-ciri Neraca Pembayaran
Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua
bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang
menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian
aktiva dicatatkan transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran
dari negara lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis
pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal atau capital
account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat transaksi-transaksi
berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang (dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata).
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi industri, neraca
(yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan
dalam barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif
berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor barang
melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa (dikenal sebagai perdagangan tak nyata).
Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan,
kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa
lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke
luar negeri dan membelinya dari negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih
banyak membeli jasa pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk
uang atau jasa.
Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Aprika.
Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di luar negara
merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal.
Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan transaksi: (1) aliran
modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing
yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk
membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi
portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan
perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-
saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain
yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan
barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital account mencatat
transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman,
pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asset luar
negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk
mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang kapital atau modal,
yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan manusiawi yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan
sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan
seperti saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan investasi
langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S.
capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk
Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.
Kemiskinan
Pengertian Kemiskinan
Tidak mudah mendefinisikan kemiskinan, karena kemiskinan itu mengandung unsur ruang
dan waktu. Kemiskinan dijaman perang akan berbeda dengan konsep kemiskinan dijaman
merdeka dan modern seperti saat ini.
Konsep Kemiskinan
Kemiskinan sebagai fenomena sosial yang telah lama ada, berkembang sejalan dengan
peradaban manusia. Masyarakat miskin pada umumnya lemah dalam kemampuan berusaha
dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga seringkali makin tertinggal jauh dari
masyarakat lain yang memiliki potensi tinggi. Substansi kemiskinan adalah kondisi deprevasi
tehadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan,
dan pendidikan dasar (Sudibyo, 1995:11).
2. Aspek kemiskinan tadi saling berkaitn baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal
ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
1. Pada umumya mereka tidak memiliki factor produksi seperti tanah modal ataupun
keterampilan sehingga kemmpuan untuk memperoleh pendapatan menjadi terbatas.
2. Mereka tidak memmiliki kemungkinan untk memperoleh aset produksi dengan kekuatan
sendiri.
3. Tingkat poendidikan rendah, waktu mereka tersita untuk mencari nafkah dan mendapatkan
penghasilan.
5. Mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didukung oleh keterampilan
yang memadai.
Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau
pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu
tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta
suatu dampak kemiskinan.
Pertumbuhan Ekonomi
A. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi :
Pembangunan ekonomi:
1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita
1. Produk Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
2. Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari
negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.
2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan barang baru, mempertinggi
efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu
barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru
3. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang harus
dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara
efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut.
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
4. Faktor Budaya
1. Korupsi
dalam pembelanjaan.
2. Laju inflasi
Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan
stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya
(investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil