Anda di halaman 1dari 29

Nama

  : Qaniah Nasya Abidin


NIM : 02011381924110
Kelas :B
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus Bukit 2019

Pengertian Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi
pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 ) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sudono Sukirno pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labor Organization ( ILO ) memberikan definisi pengangguran
yaitu :
ü  Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang
selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari
pekerjaan.
ü   Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan
pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja
kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari
pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan
bahwa :
ü  Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
ü  Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14 ).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah - masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah
penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha
baru.
B.     Macam-Macam Pengangguran
Ada beberapa macam pengangguran yang digolongkan berdasarkan  lama waktu  dan
penyebab terjadinya, antara lain:
1.      Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a.       Pengangguran terbuka ( open unemployment ),  yakni tenaga kerja yang benar-benar tidak
memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja). Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya
lapangan pekerjaan atau karena ketidak sesuaian lapangan kerja dengan latar belakang
pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b.      Setengah menganggur ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila
di ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.
c.       Pengangguran terselubung (disguised unemployment) yakni tenaga kerja yang bekerja tapi
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan
S1  pertanian   bekerja  sebagai  tenaga   pembukuan, atau seorang insinyur teknik, bekerja
sebagai pelayan restoran.  
 
2.      Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a.       Pengangguran structural, yakni pengangguran  yang disebabkan oleh terjadinya perubahan
struktur perekonomian. Misalnya, perubahan struktur dari agraris ke industri, perubahan ini
menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu (misal keterampilan mengoperasikan
mesin teknologi modern) untuk bisa bekerja disektor industri. Tenaga kerja yang tidak
memiliki keterampilan tersebut akan ditolak oleh sector industri, sehingga terjadilah
pengangguran.
b.      Pengangguran konjungtural, yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergerakan naik
turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara. Ada masa pertumbuhan (naik), masa resesi
(turun), dan masa depresi (turun). Pada masa resesi dan depresi, masyarakat mengalami
penurunan daya beli sehingga permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. Penurunan
ini mengharuskan produsen mengurangi produksi barang dan jasa, diantaranya dengan cara
mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah pengangguran. PHK yang terjadi karena krisis
ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah contoh pengangguran siklikal.
c.       Pengangguran friksional yakni  pengangguran yang disebabkan oleh pergeseran (friksi)
pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam
rangka mencari pekerjaan yang lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru,
pekerja menganggur untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang di inginkan.
Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut  juga pengangguran sukarela, karena terjadi
karena keinginan pekerja sendiri.
d.      Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau
perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Pada umumnya, setelah panen, petani akan
menganggur sambil menunggu masa tanam. Contoh lain misalnya pada masa pembangunan
gedung, tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai dibangun, tukang
bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu pembangunan berikutnya.
e.       Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin. Contoh, sebelum ada
penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin
penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f.       Pengangguran Politis pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang
secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank
bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
g.      Pengangguran Deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaandalam
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja,
maka timbullah pengangguran.
C.    Penyebab Terjadinya Pengangguran
Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya:
1.      Perubahan struktural
Seperti disebutkan Reynold, masters dan Moser jenis pengangguran ini terjadi karena
tidak sepadan/ketidak cocokan antara kulifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan
persyaratan yang diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur
ekonomi. Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi konstribusi sektoral terhadap
produksi nasional (regional). Bila sektor industri memberikan konstribusi paling besar
terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian tersebut adalah
industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno) katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi
pergeseran struktur ekonomi dari pertanian ke sektor industri. Dampak selanjutnya, adalah
dibutuhkannya kualifikasi pekerjaan yang cocok disektor industri. Ketika persyaratan ini tidak
terpenuhi, maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian
kualifikasi seperti yang dibutuhkan.

2.      Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi  sektor terjadi juga
pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa tansportasi dan
pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari
menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa
meningkat dan selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga
kerja disektor yang bersangkutan.

3.      Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan
tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang
lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan
pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.

4.      Rendahnya Aliran Investasi


Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai daya ungkit
terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak output (pendapatan).
Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi
(modal, tenaga kerja, dan input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan
meningkat dengan adanya peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.

5.      Rendahnya Tingkat Keahlian


Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki
produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi
produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan dengan cara diantaranya adalah
melalui pendidikan, atihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga
kerja lewat pembinaan motifasi kerja.

6.      Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan,
ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM
tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber
SDM. Dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.

7.      Laju Pertumbuhan Penduduk


Hal-hal yang tidak diinginkan dari persoalan penduduk diantaranya adalah apabila
pertumbuhan penduduk bersamaan dengan munculnya karakteristik berikut:
a)      Tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai,
b)      Rendahnya anggaran pendidikan,
c)      Rendahnya tingkat kesehatan,
d)     Tidak seimbang dengan laju pertumbuhan tenaga kerja,
e)      Rendahnya pembentukan modal,
f)       Rendahnya kualitas tenaga pendidikan,
g)      Rendahnya balas jasa disektor pendidikan,
h)      Rendahnya daya beli masyarakat,
i)        Minimnya sumber daya ekonomi yang bisa di eksploitasi,
Bila kendala-kendala diatas bisa dieleminir atau bahkan dapat ditemukan pemecahannya,
maka persoalan pertumbuhan penduduk tidak akan terlalu jadi masalah. Bahkan boleh jadi
bisa menjadi pendorong pembangunan.

D.    Tingkat Pengangguran di Indonesia


Data BPS (Badan Pusat Statistik) Analisis Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik),
pada tahun 2004, jumlah angka pengangguran terbuka di Indonesia, tercatat sebanyak 9,90%
dari sekitar 100 juta angkatan kerja yang ada. Untuk tahun 2005 mengalami kenaikan yang
sangat signifikan sebesar 1,34%. Banyak faktor yang mengakibatkan munculnya
masalah pengangguran ini. Salah satu faktor yang paling menentukan adalah ketidak mampuan
pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Akibat dari banyak penduduk yang menganggur berimplikasi langsung pada
munculnya masalah yang lebih kompleks, yaitu kemiskinan, yang antara lain ditandai oleh
jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinandan penduduk yang rentan untuk jatuh ke
bawah garis kemiskinan 

E.     Dampak Yang Diakibatkan Dari Pengangguran


Adapun dampak dari pengangguran antara lain:
1.      Dampak Pengangguran Bagi Pembangunan Nasional
Dampak pengangguran bagi pembangunan dapat dilihat melalui hubungan antara
pengangguran dan indikator-indikator berikut:
a.       Pendapatan Nasional Dan Pendapatan Per Kapita
Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka komponen upah akan semakin
kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan Nasional pun akan semakin kecil.
b.      Penerimaan Negara
Salah satu penerimaan Negara adalah pajak, diantaranya pajak penghasilan. Pajak
penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang bekerja. Apabila tingkat pengangguran
meningkat maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya
penerimaan Negara pun berkurang.
c.       Beban Psikologis
Semakin lama menganggur, semakin besar beban psikologis yang ditanggung. Secara
psikologis, orang yang menganggur menpunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh
dalam berbagai prilakunya dalam kegiatan sehari-hari.
d.      Biaya sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang
harus dikeluarkan. Biaya sosial itu menyangkut atas tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan
biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya proses kejahatan.

2.      Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian suatu Negara


Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu Negara adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalamkeadaan naik terus. Jika tingkat
pengangguran disuaru Negara felatif tinggi, hal ini akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengangguran
berdampak negatif terhadap perekonomian seperti yang dijelaskan dibawah ini:
a.       Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapai. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dari pada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang
dicapai masyarakat pun akan lebih rendah.
b.      Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatn masyarakat pun akan menurun. Denagn
demikian, pajak yang akan dibayar masyarakat pun akan menurun.
c.       Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan akan barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak akan merangsang investor untuk
melakukan peluasan atau pendiarian industri baru. Dengan demikian, tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.

F.     Cara Mengatasi Pengangguran


Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam mengurang jumlah
pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak berkurang bahkan lebih
bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan
lapangan pekerjaan.
Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi
mengemukakan cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
a.       Memperbaiki pasar tenaga kerja
b.      Menyediakan program pelatihan
c.       Menciptakan program padat karya
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia
hendaknya:
a)      Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada
peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan
kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan
b)      Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara
terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.

Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara


umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. [1] Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan
adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan
hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.

Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat
tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi atau distribusi (kurangnya produksi
(product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). [butuh rujukan] Untuk sebab
pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang
berlebihan di mana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume
alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment di mana biasanya
lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak
ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi
ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena
terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal
seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi
(penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran.
Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, di mana dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu: kenaikan harga, misalnya bahan
baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha
swasta menaikkan harga barang-barang.

Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri
misalnya akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang
baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu,
inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor.
Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan
tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu
disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada
semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-
harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan:

1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)


2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

 Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang


mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
 Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
 Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-
barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering
digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan harga
bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga
barang-barang konsumsi.
 Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-
komoditas tertentu.
 Indeks harga barang-barang modal
 Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Dampak

Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi tersebut ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri
atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun pada tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,
uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin
menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,
nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan
sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan menyebabkan naiknya
biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk
meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan
bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Peran bank sentral


Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu
negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.
Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa
kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen—salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan
kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian—akan mendorong tingkat inflasi yang
lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku
bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan
karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi)
maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral
di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
Bank sentral melalui kebijakan moneter dapat mengontrol jumlah uang beredar untuk
mengendalikan inflasi dengan menggunakan tiga kebijakan moneter utama sebagai berikut. [2]
1. Operasi Pasar Terbuka atau open market operation. Bank sentral membeli dan
menjual obligasi negara dengan cara bank sentral mengisntruksikan para pialang
obligasi untuk membeli dari publik di pasar obligasi nasional. Uang yang dibayarkan
bank sentral untuk obligasi tersebut meningkatkan jumlah uang beredar di suatu
negara. Untuk mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah melakukan hal yang
sebaliknya.
2. Syarat Cadangan Kas Minimum atau reserve requirements. Bank sentral dapat
meningkatkan atau mengurangi syarat cadangan kas minimum yang harus dimiliki
oleh bank umum di negaranya. Kenaikan syarat cadangan kas minimum berarti
bahwa bank-bank harus memegang lebih banyak cadangan sehingga mengurangi
pinjaman dari setiap unit yang disimpan, akibatnya hal tersebut meningkatkan rasio
cadangan menurunkan penggandaan uang, dan menurunkan jumlah uang yang
beredar. Sebaliknya penurunan syarat cadangan minimum menurunkan rasio
cadangan, meningkatkan penggandaan uang, dan meningkatkan jumlah uang yang
beredar.
3. Tingkat diskonto atau disount rate. Bank sentral melalui regulasinya dapat
menaikkan atau menurunkan tingkat bunga pinjaman untuk bank-bank umum di
bawahnya. Bank umum meminjam dari bank sentral jika memiliki sedikit cadangan
untuk memenuhi persyaratan cadangan, ketika bank sentral memberikan pinjaman
kepada bank umum tersebut, sistem perbankan memiliki lebih banyak
cadangandibandingkan dengan yang seharusnya sehingga cadangan tambahan ini
memungkinkan sistem perbankan menciptakan lebih banyak uang. Semakin tinggi
tingkat diskonto yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum, maka semakin
enggan bank meminjam cadangan dari bank sentral. Oleh karena itu, kenaikan
tingkat diskonto mengurangi cadangan dalam sistem perbankan yang kemudian
mengurangi jumlah uang beredar.

Kurs

A. Apakah itu Kurs?

Kurs adalah harga mata uang suatu negara yang diukur dalam mata uang negara lain. Nilai
kurs sangat penting saat mengambil keputusan untuk berbelanja atau membeli barang dari
luar negri, karena dengan kurs kita akan menerjemahkan harga-harga barang dari berbagai
macam negara kedalam mata uang negara kita. Kurs disebut juga sebagai perbandingan nilai
dalam pertukaran mata uang berbeda. Jadi terdapat perbandingan nilai diantara kedua mata
uang tersebut, dan perbandingan inilah yang disebut dengan Kurs. Jika harga Kurs atau harga
valuta asing naik pada suatu negara, maka biasanya akan menyebabkan harga barang yang di
inport menjadi lebih mahal, jika mengalami penurunan maka harga barang yang di import
biasanya akan murah.

Sering kita jumpai perbedaan tingkatan kurs untuk satu valuta asing, perbedaan
tersebut timbul karena adanya hal-hal seperti perbedaan antara kurs beli dan kurs jual.
Perbedaan ini disebabkan oleh pebedaan dalam waktu pembayaran, perbedaan pada tingkatan
keamanan dalam penerimaan pembayaran.
Apa itu kurs beli? Kurs beli merupakan kurs yang digunakan jika bank atau pedagang valas
membeli valuta asing. Lalu apa itu kurs jual? Kurs jual merupakan kurs yang digunakan jika
bank atau pedagang valas menjual valuta asing kepada para pembeli.

Apa yang dimaksud dengan Kurs?


Peranan kurs sangatlah dibutuhkan dalam valuta asing. Walau saat ini perdagangan valuta
asing sudah banyak ditemkan di berbagai pusat-pusat keuangan yang tersebar di kota-kota
besar di dunia. Seiring berkembangnya teknologi maka saat ini telah menjadi sebuah
rangkaian pasar tunggal yang beroprasi 24 jam setiap harinya. Kategori yang sangat penting
dalam perdagangan valuta asing yaitu perdagangan berjangka atau forword trading dan
perdagangan spot atau spot trading.

Perdagangan berjangka merupakan adanya beberapa pihak yang sepakat untuk


mempertukarkan mata uang diwaktu yang akan datang berdasarkan kurs yang telah di
sepakati. Sedangkan perdagangan spot merupakan pertukaran mata uang secara langsung.

B. Macam-macam kurs.

Mata uang asing atau valuta asing merupakan alat pembayaran yang dapat digunakan di luar
negri atau di negara dengan mata uang tertentu. Misalnya jika kita meninpor sepeda motor
dari Amerika kita dapat membayar dengan mata uang Dollar Amerika, jadi Dollar merupakan
mata uang asing bagi kita. Jika kita memerlukan mata uang asing tentunya kita harus
menukarkan mata uang negara kita dengan mata uang negara asing. Perbandingan mata uang
negra kita (Rp) dengan mata uang negara asing-lah yang disebut dengan kurs. Adapun
macam-macam kurs yang sering ditemui diantaranya:

a. Kurs jual.

Merupakan kurs yang digunakan jika pedagang valas atau bank membeli valuta asing, atau
jika kita menukarkan valuta asing yang dimiliki oleh kita dengan mata uang negara kita (Rp).
Dapat disebut juga sebagai kurs yang diberlakukan jika pedagang valas atau bank membeli
mata uang negara asing.

b. Kurs beli.

Merupakan kurs yang digunakan jika pedagang valas atau bank menjual valuta asing, atau
jika kita akan menukarkan mata uang negara kita (Rp) dengan mata uang negara asing yang
kita inginkan. Dapat disebut juga sebagai kurs yang diberlakukan pedagang valas atau bank
saat menjual mata uang negara asing kepada para pembeli.

c. Kurs tengah

Merupakan kurs antara kurs jual dan beli (Kurs jual ditambah kus beli lalu di bagi dua atau
kurs rata-rata)
Neraca Pembayaran

 Pengertian
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi – transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,
hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial,
dan item item finansial. Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca
pembayaran internasional, perlu dibedakan antara transaksi debit dengan transaksi kredit.
1.      Transaksi Debit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya kewajiban bagi  
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan
pembayaran kepada penduduk negara lain.
2.      Transaksi Kredit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk
yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
B.     Komponen Neraca Pembayaran
Berdasarkan Neraca pembayaran di atas, diketahui bahwa neraca tersebut dibagi ke
dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi
internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut:
1.    Transaksi dagang (Trade account)
2.    Transaksi Pendapatan modal (income on investment)
3.    Transaksi-transaksi unilateral (Unilateral Transaction)
4.    Transaksi Penanaman Modal Langsung ( Direct Investment)
5.    Transaksi Utang-piutang jangka panjang (Long term Loan)
6.    Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short term capital)
7.    Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary acomodating)
C.    Ciri-ciri Neraca Pembayaran
Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua
bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang
menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian
aktiva dicatatkan transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran
dari negara lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis
pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal atau capital
account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat transaksi-transaksi
berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang (dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata).
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi industri, neraca
(yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan
dalam barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif
berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor barang
melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa (dikenal sebagai perdagangan tak nyata).
 Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan,
kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa
lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke
luar negeri dan membelinya dari negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih
banyak membeli jasa pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk
uang atau jasa.
Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Aprika.
Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di luar negara
merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal.
Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan transaksi: (1) aliran
modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing
yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk
membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi
portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan
perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-
saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain
yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.
 
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan
barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital account mencatat
transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman,
pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asset luar
negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk
mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang kapital atau modal,
yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan manusiawi yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan
sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan
seperti saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan investasi
langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S.
capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk
Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.

D.    Neraca Pembayaran meliputi :


1.      Current Account
Meliputi transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor terhadap barang dan jasa. Melalui
pos transaksi ini akan terlihat jelas apakah neraca perdagangan suatu negara surplus atau
bahkan defisit.
2.      Capital Account
Mencakup arus modal masuk sebagai inflow dan arus modal keluar (outflow).
Adapun inflow dapat meliputi modal resmi maupun bentuk modal lainnya.
3.      Errors and Omissions
Errors and Ommissions sebagai kesalahan yang belum diperhitungkan atau kesalahan yang
diabaikan. Pada model perhitungan IMF (International Monetary Fund) merupakan neraca
penyeimbang yang memberi makna defisit atau surplus neraca pembayaran pada
tahunpencatatan.
4.      Reserve
Bahwa pada cara yang disajikan oleh IMF merupakan perkembangan cadangan devisa dari
tahun sebelum pencatatan sampai pada saat pencatatan atau yang lazim dinyatakan
sebagai monetary movement.
E.     Mekanisme atau Proses Penyesuaian Neraca Pembayaran
Terdapat 3 (tiga) macam mekanisme atau proses penyesuaian yang penting menyangkut
neraca pembayaran, yaitu:
1.      Mekanisme Harga
Mekanisme Hume adalah mekanisme penyesuaian neraca pembayaran melalui perubahan
harga-harga. Mekanisme ini umumnya pemerintah membawa kembali neraca pembayaran ke
posisi keseimbangan kembali. Mekanisme ini pada hakekatnya adalah dengan sistem standar
emas penuh.
2.      Mekanisme Pendapatan
Mekanisme penyesuaian melalui kebijakan atau pengaturan pendapatan nasional, yang
singkatnya disebut “mekanisme pendapatan” menggambarkan adanya saluran lain bagi proses
penyesuaian neraca pembayaran. Mekanisme ini didasarkan atas teori ekonomi makro oleh
Keynes, khususnya diilhami oleh proses pelipatan (multiplier) dalam teori tersebut.
3.      Mekanisme Moneter
Mekanisme hume sesungguhnya tidak murni mekanisme harga sebab sebelum suatu harga
naik atau turun, terjadi penyebab lain, yaitu aliran uang masuk atau keluar negeri. Jika terjadi
surplus, maka uang akan mengalir masuk ke dalam negeri sehingga berakibat stok uang di
dalam negeri bertambah, sebaliknya jika terjadi defisit maka uang akan mengalir ke luar
negeri, sehingga uang dalam negeri menurun.
F.     Penyajian Neraca Pembayaran
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard
presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).
1.      Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standardisusun menurut panduan
bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca pembayaran
didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
2.      Penyajian Analitis
disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara.
Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan
menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.
G.    Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran
Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:
a.      Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction (transaksi yang
mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang sehingga
keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau defisit kedua
transaksi tersebut.
b.      Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain diperhitungkan
ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan (income) dan transfer.
c.       Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam
transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan jangka
panjang.
d.      Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-komponen
transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
H.    Lalu Lintas Modal.
                               Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan
transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a.       Aliran modal pemerintah.
 Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada
pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi
termasuk dalam golongan transaksi ini.
b.      Aliran modal swasta
 Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi
portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan
perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-
saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain
yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan
barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital account mencatat
transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman,
pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asetluar
negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk
mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang kapital atau modal,
yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan manusiawi yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan
sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan
seperti saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan investasi
langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S.
capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk
Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.
 
D.    Neraca Pembayaran meliputi :
1.      Current Account
Meliputi transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor terhadap barang dan jasa. Melalui
pos transaksi ini akan terlihat jelas apakah neraca perdagangan suatu negara surplus atau
bahkan defisit.
2.      Capital Account
Mencakup arus modal masuk sebagai inflow dan arus modal keluar (outflow).
Adapun inflow dapat meliputi modal resmi maupun bentuk modal lainnya.
3.      Errors and Omissions
Errors and Ommissions sebagai kesalahan yang belum diperhitungkan atau kesalahan yang
diabaikan. Pada model perhitungan IMF (International Monetary Fund) merupakan neraca
penyeimbang yang memberi makna defisit atau surplus neraca pembayaran pada
tahunpencatatan.
4.      Reserve
Bahwa pada cara yang disajikan oleh IMF merupakan perkembangan cadangan devisa dari
tahun sebelum pencatatan sampai pada saat pencatatan atau yang lazim dinyatakan
sebagai monetary movement.
E.     Mekanisme atau Proses Penyesuaian Neraca Pembayaran
Terdapat 3 (tiga) macam mekanisme atau proses penyesuaian yang penting menyangkut
neraca pembayaran, yaitu:
1.      Mekanisme Harga
Mekanisme Hume adalah mekanisme penyesuaian neraca pembayaran melalui perubahan
harga-harga. Mekanisme ini umumnya pemerintah membawa kembali neraca pembayaran ke
posisi keseimbangan kembali. Mekanisme ini pada hakekatnya adalah dengan sistem standar
emas penuh.
2.      Mekanisme Pendapatan
Mekanisme penyesuaian melalui kebijakan atau pengaturan pendapatan nasional, yang
singkatnya disebut “mekanisme pendapatan” menggambarkan adanya saluran lain bagi proses
penyesuaian neraca pembayaran. Mekanisme ini didasarkan atas teori ekonomi makro oleh
Keynes, khususnya diilhami oleh proses pelipatan (multiplier) dalam teori tersebut.
3.      Mekanisme Moneter
Mekanisme hume sesungguhnya tidak murni mekanisme harga sebab sebelum suatu harga
naik atau turun, terjadi penyebab lain, yaitu aliran uang masuk atau keluar negeri. Jika terjadi
surplus, maka uang akan mengalir masuk ke dalam negeri sehingga berakibat stok uang di
dalam negeri bertambah, sebaliknya jika terjadi defisit maka uang akan mengalir ke luar
negeri, sehingga uang dalam negeri menurun.
F.     Penyajian Neraca Pembayaran
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard
presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).
1.      Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standardisusun menurut panduan
bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca pembayaran
didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
2.      Penyajian Analitis
disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara.
Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan
menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.
G.    Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran
Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:
a.      Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction (transaksi yang
mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang sehingga
keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau defisit kedua
transaksi tersebut.
b.      Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain diperhitungkan
ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan (income) dan transfer.
c.       Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam
transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan jangka
panjang.
d.      Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-komponen
transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
H.    Lalu Lintas Modal.
                               Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan
transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a.       Aliran modal pemerintah.
 Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada
pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi
termasuk dalam golongan transaksi ini.
b.      Aliran modal swasta
 Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi
portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan
perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-
saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain
yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.

Kemiskinan

Pengertian Kemiskinan

Tidak mudah mendefinisikan kemiskinan, karena kemiskinan itu mengandung unsur ruang
dan waktu. Kemiskinan dijaman perang akan berbeda dengan konsep kemiskinan dijaman
merdeka dan modern seperti saat ini.

Bank dunia mendefinisikan bahwa “kemiskinan berkenaan dengan ketiadaan tempat


tinggal, sakit dan tidak mampu berobat ke dokter, tidak mampu ke sekolah dan tidak mampu
baca tulis. Kemiskinan adalah bila tidak memiliki pekerjaan sehingga takut menatap masa
depan, tidak mendapatkan akses sumber air bersih. Kemiskinan adalah ketidak berdayaan,
kurangnya representasi dan kebebasan. Lebih sederhana, Bank Dunia (2000) mengartikan
bahwa kemiskinan adalah kekurangan, yang sering diukur dengan tingkat kesejahteraan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara, yaitu :

a.     Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-


hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b.     Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial , ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
termasuk pendidikan  dan informasi . Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak
dibatasi pada bidang ekonomi.

c.      Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna


"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik  danekonomi  di
seluruh dunia.

Konsep Kemiskinan

Kemiskinan sebagai fenomena sosial yang telah lama ada, berkembang sejalan dengan
peradaban manusia. Masyarakat miskin pada umumnya lemah dalam kemampuan berusaha
dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga seringkali makin tertinggal jauh dari
masyarakat lain yang memiliki potensi tinggi. Substansi kemiskinan adalah kondisi deprevasi
tehadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan,
dan pendidikan dasar (Sudibyo, 1995:11).

Terdapat beberapa aspek kemiskinan,yaitu:

1.   kemiskianan multidimensi artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka


kemiskiananpun memiliki banyak aspek. Diliahat dari kebijakan umum kemiskinan
meliputi aspek primer dan aspek sekunder. Dimensi dari kemiskinan tersebut
memanifestasikan dirinya dalam bentuk kekurangan gizi,air dan perumahan yang tidak
sehat dan perawatan kesehatan yang kurang baik serta pendidikan yang juga kurang baik .

2.   Aspek kemiskinan tadi saling berkaitn baik secara langsung  maupun tidak langsung. Hal
ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.

3.  Bahwa kemiskinan adalah manusianya baik secara individual mupun kolektif.

Adapun ciri-ciri kemiskinan pada umumnya adalah :

1.  Pada umumya mereka tidak memiliki factor produksi seperti tanah modal ataupun
keterampilan sehingga kemmpuan untuk memperoleh pendapatan menjadi terbatas.

2.  Mereka tidak memmiliki kemungkinan untk memperoleh aset produksi dengan kekuatan
sendiri.
3.  Tingkat poendidikan rendah, waktu mereka tersita untuk mencari nafkah dan mendapatkan
penghasilan.

4.  Kebanyakan mereka tinggal di pedesaan.

5.  Mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didukung oleh keterampilan
yang memadai.

Kesenjangan Pendapatan

Definisi Kesenjangan Pendapatan


Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah
yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada
pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok
miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih
penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan
pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa
lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut
direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada
kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah
memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan semua sektor dengan
melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa
strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri
sebagai unit pengolahnya.
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi
pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan
dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
a)      Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.
b)      Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
c)      Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
d)     Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah.
e)      Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak miskin)tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
f)       Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak miskin)tetapi
ketimpangan  pendapatannya rendah.
2.2 Masalah Dasar

           Di Indonesia pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah menetapkan


kebijaksanaan pembangunan yang disebut dengan “TRICKLE DOWN EFFECTS” yaitu
bagaimana mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam suatu periode yang relatif
singkat. Pembangunan ekonomi nasional dimulai dari Pulau Jawa (khususnya jawa Barat),
dengan alasan bahwa di Pulau Jawa sudah tersedia infrastruktur, dengan harapan bahwa hasil-
hasil pembangunan itu akan menetes ke sektor dan wilayah lain di Indonesia. Akan tetapi
sejarah menunjukkan bahwa setelah 10 tahun berlalu sejak Pelita I (1969) ternyata efek
tersebut tidak tepat. Perekonomian Indonesia pada 2010 tumbuh 6,1 persen, melampaui target
5,8 persen. Nilai produk domestik bruto naik dari Rp 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi Rp
6.422,9 triliun tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi ini menimbulkan kesenjangan di
masyarakat. Pengamat ekonomi mengatakan, kelompok masyarakat yang sangat kaya masih
menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga mereka. 
Hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia.
Pengentasan kesenjangan pendapatan  tetap merupakan salah satu masalah yang
paling mendesak di  Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan
kurang dari AS$2-per hari hampir sama dengan jumlah total penduduk yang hidup dengan
penghasilan kurang dari AS$2- per hari dari semua negara di kawasan Asia Timur kecuali
Cina. Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi
Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK).  Di samping turut menandatangani Tujuan
Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun 2015, dalam
RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam pengentasan kemiskinan
untuk tahun 2009, termasuk target ambisius untuk mengurangi angka kemiskinan dari 18,2
persen pada tahun 2002 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.  Walaupun
angka kesenjangan pendapatan nasional mendekati kondisi sebelum krisis, hal ini tetap berarti
bahwa sekitar 40  juta orang saat  ini hidup di bawah garis kemiskinan. Lagi pula, walaupun
Indonesia sekarang merupakan negara berpenghasilan menengah, proporsi penduduk yang
hidup dengan penghasilan kurang dari AS$2-per hari sama dengan negara-negara
berpenghasilan rendah di kawasan ini, misalnya Vietnam.
Ada  tiga ciri yang menonjol dari kesenjangan pendapatan di  Indonesia.
1.      Banyak  rumah  tangga   yang berada di sekitar garis kemiskinan nasional, yang setara
dengan PPP AS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak
miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan.
2.      Ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas
kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong  (miskin dari segi
pendapatan) dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap
pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan  manusia.
3.      Perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Banyak penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Angka kemiskinan nasional
sejumlah besar penduduk yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan nasional. Hampir
42 persen dari seluruh rakyat.
Kemiskinan  dari  segi  non-pendapatan  adalah  masalah  yang  lebih  serius 
dibandingkan  dari kemiskinan dari segi pendapatan. Bidang-bidang khusus yang patut
diwaspadai adalah:
·    Angka gizi buruk (malnutrisi) yang tinggi dan bahkan meningkat pada tahun-tahun terakhir:
seperempat anak di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk di  Indonesia,  dengan angka
gizi buruk tetap sama dalam tahun- tahun terakhir kendati telah terjadi penurunan angka
kemiskinan.
·    Kesehatan ibu yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yang
sama, angka kematian ibu di Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiran hidup), tiga kali
lebih besar dari Vietnam dan enam kali lebih besar dari Cina dan Malaysia hanya sekitar 72
persen persalinan dibantu oleh bidan terlatih.
·    Lemahnya  hasil  pendidikan. Angka melanjutkan  dari  sekolah  dasar  ke  sekolah
menengah masih  rendah, khususnya di antara penduduk miskin: di antara kelompok umur
16-18 tahun pada kuintil termiskin, hanya 55 persen yang lulus SMP, sedangkan angka untuk
kuintil terkaya adalah 89 persen untuk kohor yang sama.
·    Rendahnya akses  terhadap air bersih, khususnya di antara penduduk miskin.   Untuk kuintil
paling  rendah, hanya 48 persen yang memiliki akses air bersih di daerah pedesaan,
sedangkan untuk perkotaan, 78 persen.
·    Akses terhadap sanitasi merupakan masalah sangat penting.  Delapan puluh persen 
penduduk miskin di pedesaan dan 59 persen penduduk miskin di perkotaan tidak memiliki
akses terhadap tangki septik, sementara itu hanya kurang dari satu persen dari seluruh
penduduk  Indonesia yang  terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.
Perbedaan antar daerah yang besar di bidang kemiskinan. Keragaman antar daerah
merupakan ciri khas Indonesia, di antaranya tercerminkan dengan adanya perbedaan antara
daerah pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, terdapat sekitar 57 persen dari orang miskin di
Indonesia yang juga seringkali tidak memiliki akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar
hanya sekitar 50 persen masyarakat miskin di pedesaan mempunyai akses terhadap sumber
air bersih, dibandingkan dengan 80 persen bagi masyarakat miskin di perkotaan.  Tetapi yang
penting, dengan melintasi kepulauan Indonesia yang sangat luas, akan ditemui perbedaan
dalam kantong-kantong kemiskinan di dalam daerah itu sendiri.
Studi-studi mengenai distribusi pendapatan di Indonesia pada umumnya
menggunakan data BPS mengenai pengeluaran konsumsi rumah tangga dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas).
Demikian pula pengertian pendapatan yang artinya pembayaran yang di dapat karena
bekerja atau menjual jasa tidak sama dengan pengertian kekayaan. Kekayaan seseorang bisa
jauh lebih besar dari pada pendapatannya.
Boleh dikatakan bahwa baru sejak akhir 1970-an pemerintah Indonesia ulai
memperlihatkan kesungguhan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak
saat itu aspek pemerataan dalam trilogi pembangunan semakin di tekankan dan ini
diidentifikasikan dalam delapan jalur pemerataan, sudah banyak program-program dari
pemerintah pusat hingga saat ini mencerminkan upaya tersebut seperti:
a)      Program serta kebijakan yang mendukung pembangunan industri kecil
b)      Rumah tangga dan koperasi
c)      IDT
d)     Program keluarga sejahtera
e)      Program keluarga berencana (kb)
f)       Program makanan tambahan bagi anak sekolah dasar
g)      Program transmigrasi
h)      Peningkatan UMR atau provinsi (UMP)
i)        Jaringan pengamana sosial yang di sponsori bank dunia

2.3 Faktor Penyebab Kesenjangan Pendapatan

Secara teoritis perubahan pola distribusi pendapatan di perdesaan di sebabkan oleh


faktor-faktor berikut:
1. Akibat arus penduduk/L dari perdesaan ke perkotaaan yang selama Orde Baru berlansung
sangat pesat.
2. Struktur pasar dan besarnya distoris yang berbeda di perdesaan dengan perkotaan.
3. Dampak positif dari proses pembanguan ekonomi nasional diantaranya:
a.  Semakin banyaknya kegiatan-kegiatan ekonomi di perdesaan di luar sektor pertanian
seperti industri manufaktur.
b. Tingkat produktivitas dan pendapatan (dalam nilai riil) L di sektor pertanian meningkat.
c.  Potensi SDA ( sumber daya alam) yang ada di perdesaan semakin baik karena di
manfaatkan oleh penduduk desa (pemakain semakin optimal)
Tingkat kesenjangan distribusi pendapatan diIndonesia dapat juga di ukur dengan
metode Bank Dunia, yakni membagi jumlah populasi ke dalam tiga kelompok yakni:
a.    40% berpedapatan rendah
b.    40%  berpendapatan menengah
c.    20 %  berpendapatan tinggi
            Kelompok pertama adalah bagian dari populasi terkaya sedangkan kelompok ke tiga
adalah bagian dari populasi termiskin dan kelompok kedua sering di sebut/ dikatakan sebagai
masyarakat kelas menengah.
            Di Indonesia kemiskinan dan kesenjangan pendapatan merupakan salah satu masalah
besar. Terutama melihat kenyataan bahwa laju penguranag jumlah orang miskin di tanah air
bedasarkan garis kemiskinan yang berlaku jauh lebih lambat dibandingkan laju perekonomian
pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu sejak PELITA I hingga 1997( sebelum krisi
ekonomi).
Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :
1.      UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang
berbeda.
2.       PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3.       Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar
9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
Selain itu,penyebab kesenjangan pendapatan di negara Indonesia adalah :
a.       Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus
penduduk.Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan
keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan
jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban
ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b.      Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia
kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia
kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan
nasional dikatakan cukup merata.
c.       Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu
negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga
kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
d.      Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi
salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu
mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat
pencapaian penurunan kemiskinan sebagai berikut :
1.      Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah
terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan.
Kemiskinan diluar  Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi
dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan seharusnya lebih
difokuskan di daerah-daerah tersebut.
2.      Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
3.      Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan
ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
4.      Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan
dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok
harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan
kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2.4  Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau
pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu
tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta
suatu dampak kemiskinan.

Dampak dari kesenjangan pendapatan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan


kompleks yaitu :
-          Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan yang sesuai dengan usahanya mereka
tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah
menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara
langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.
-          Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena
seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tidak
ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka
jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara
mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
-          Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya
biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah
atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu.
Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.
Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang.
Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan  yang lebih
layak.
-          Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang
biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
-          Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas
kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M
Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan
hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak
langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang
daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di
pedesaan maupun di perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan kemiskinan
sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah program
pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam
masalah kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin
kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara
lain adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
2.    Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber
daya manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta
pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong
kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga mengatasi
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1.    Usaha individu
Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang dihadapinya oleh
dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara
penerusan pendidikan ke jenjang yang tinggi.
2.    Penyedekahan
Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam
masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah kemiskinan  secara keseluruhan.
3.    Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang
ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan ekonomi merupakan cara yang
paling berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
4.    Pembangunan Masyarakat
5.    Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh
dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan dan kesenjangan pendapatan  juga dapat diatasi
dengan cara sebagai berikut :
1.    Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2.    Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman,pendidikan,kerja
sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3.    Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada
orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan
sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau
keasdaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Pertumbuhan Ekonomi
A. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya.

Pertambahan potensi memproduksi sering kali lebih besar dari pertambahan


produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat
dari potensinya. ( Sadono Sukirno;10).

Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan


jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya

Definisi ini memiliki tiga komponen :


1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus
persediaan barang.
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat
kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; dan kepada penduduk
3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaan di bidang
kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat
dimanfaatkan secara tepat dimanfaatkan
4. Teori pertumbuhan ekonomi sebagai penjelasan mengenai faktor mengenai faktor – faktor
apa yang menentukan kenaikan ouput per kapita dalam jangka panjang, dan mengenai
bagaimana faktor mengenai bagaimana faktor – faktor tersebut berinteraksi faktor satu sama
lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu.
B. Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas


produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikkan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan


ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yaitu :

Pertumbuhan ekonomi :

1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang

2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan

3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk

4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi

Pembangunan ekonomi:

1.    Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita

2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-


hasilnya

3. Memperhatikan pertambahan penduduk

4. Memperhatikan pertambahan penduduk

5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memiliki persamaan yaitu :

1. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi

2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita


3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat

4.Kedua-duanya berdampak pada kesejahteraan rakyat

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu :

1. Produk Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.

2. Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari
negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.

C. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Pertumbuhan Klasik


Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas
tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik
terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori pertumbuhan mereka, dikemukanan suatu teori yang menjelaskan
perkaitan antara pendapatan per kapita penduduk dan jumlah penduduk. Teori tersebut
dinamakan teori penduduk optimum. Apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi
marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk
akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi jika penduduk semakin banyak maka
akan berlaku hukum hasil lebih yang semakin berkurang,yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan.

2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan barang baru, mempertinggi
efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu
barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru

3. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang harus
dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara
efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut.

4. Teori Pertumbuhan Neo Klasik


Abramovits dan Solow dalan teori pertumbuhan Neo Klasik mengemukakan bahwa
faktor terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal
dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan
pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. ( Sadono Sukirno ; 433 )
D. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

1.      Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi


oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.

2.  Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3.  Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong


adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan
tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi


yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal


Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi )

Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah :

1.         Korupsi

     Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat kekacauan dan


ketidakefisienan  

     dalam pembelanjaan.

2.         Laju inflasi

Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen karena


masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati terhadap resiko kenaikkan
harga tinggi.

3.         Tingkat suku bunga

     Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi.

4. Kenaikkan harga bahan bakar minyak

     Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


nasional karena dampak kebijakan tersebut menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruh
terhadap perekonomian.

5. Situasi keamanan yang tidak kondusif

     Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan
stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya
(investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil

Anda mungkin juga menyukai

  • 133 404 1 PB
    133 404 1 PB
    Dokumen20 halaman
    133 404 1 PB
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Kevin
    Kevin
    Dokumen35 halaman
    Kevin
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Lexetsocietatis dk28,+1.+Marsel+Mesak+Manoppo Humas
    Lexetsocietatis dk28,+1.+Marsel+Mesak+Manoppo Humas
    Dokumen10 halaman
    Lexetsocietatis dk28,+1.+Marsel+Mesak+Manoppo Humas
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • 16 182+-+189+Komang+Diah+Prabawati+Putri
    16 182+-+189+Komang+Diah+Prabawati+Putri
    Dokumen7 halaman
    16 182+-+189+Komang+Diah+Prabawati+Putri
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Farah
    Farah
    Dokumen28 halaman
    Farah
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Jersen
    Jersen
    Dokumen23 halaman
    Jersen
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Arya 120
    Arya 120
    Dokumen11 halaman
    Arya 120
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Ali 120
    Ali 120
    Dokumen12 halaman
    Ali 120
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Dhea
    Dhea
    Dokumen25 halaman
    Dhea
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Arya
    Arya
    Dokumen29 halaman
    Arya
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Farras Fixxxx
    Farras Fixxxx
    Dokumen24 halaman
    Farras Fixxxx
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ketahanan Nasional 1
    Makalah Ketahanan Nasional 1
    Dokumen22 halaman
    Makalah Ketahanan Nasional 1
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Adit
    Adit
    Dokumen23 halaman
    Adit
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Adit 120
    Adit 120
    Dokumen11 halaman
    Adit 120
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat