Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Manfaat Penulisan
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia
2.2. Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara
2.3. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia
3.2. Konsep Bela Negara di Indonesia
3.3. Semangat dan Komitmen Kolektif Kebangsaan Untuk Memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.4. Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia Dalam
Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sejak lama
Indonesia menjadi incaran banyak bangsa atau negara karena potensi yang besar dilihat dari
wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak (Sutoyo, 2011). Bahkan setelah
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, harus menghadapi ancaman dan gangguan
baik yang bersifat fisik sampai ideologi. Sampai saat ini ancaman dan hambatan yang harus
dihadapi Indonesia kian kompleks, yaitu ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
yang memengaruhi berbagai aspek astra gatra terutama gatra ideologi, politik, dan ekonomi
Indonesia. Salah satunya adalah ancaman separatis ditunjukkan banyaknya wilayah atau propinsi
di Indonesia yang ingin melepaskan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau,
Irian Jaya, Irian Jaya dan beberapa daerah lainnya. Begitu pula beberapa aksi provokasi yang
mengganggu kestabilan kehidupan hingga terjadi kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan
agama.
Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal tersebut dengan
semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menjaga dan menjamin
keutuhan keberlangsungan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional yang disebut
dengan ketahanan nasional. Selain itu, bela negara merupakan implementasi bangsa Indonesia
dalam peranannya menjalankan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia sehingga tercipta dan
terjaganya keamanan, keutuhan, kesejahteraan dan kedamaian negara Indonesia. Sehingga
penulis mengambil judul “Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi
Indonesia Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan”.
.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia
Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan cakupan yang luas. Sejak
konsep ini diperkenalkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI)
pada sekitar tahun 1960-an, terjadi perkembangan dan dinamika konsepsi Ketahanan Nasional
sampai sekarang ini.Suradinata (2005 : 47) mengemukakan pengertian Ketahanan Nasional suatu
kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia.Sedangkan
Suryohadiprojo (1997) menyatakan Ketahanan Nasional meliputi kemanan nasional dan
kesejahteraan nasional yang berarti Ketahanan Nasional sejalna dengan kepentingan nasional.
Oleh karena itu implementasi Ketahanan Nasional Indonesia dalam proses pembangunan
nasional dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan kemanan digunakan untuk
mengembangkan kemampuan dalam melindungi eksistensi serta nilai-nilai luhur yang dimiliki
oleh masyarakat, bangsa dan negara terhadap segala ancaman dari dalam maupun dari luar
negeri.Pendekatan kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional itu dalam
bentuk kemampuan bangsa dalam mengidentifikasi, membina, mengelola serta mengembangkan
potensi dan kekuatan nasional menjadi kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara secara adil
merata serta proporsional. Kedua pendekatan ini selalu digunakan secara bersama-sama dan
pendekatan mana yang digunakna tergantung kepada kondisi serta situasi global (nasional,
regional internasional) yang sedang atau akan dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia.Dalam
perspektif makro Ketahanan Nasional merupakan derivasi dari pembangunan nasional dan
keduana mempunyai hubungan yang bersifat simbiosis mutualistis keberhasilan pembangunan
nasional akan dapat meningkatkan Ketahanan Nasional dan sebaliknya Ketahanan Nasional yang
tangguh akan lebih mendorong laju pembangunan nasional.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia
A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indnonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
B. Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia
Berikut tantangan ketahanan nasional yang dihadapi Bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai bidang, antara lain:
1. Di Bidang Politik
Dalam bidang politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan
responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan aspirasi
rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat).
Padahal kita tahu bahwa sistem pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintah yang demokratis
bukantotaliter (diktator). Meskipun telah diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin
semua suara serta partisipasi rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan masih
sering manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai kepada tidak
meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak menggunakan hak
suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya).
2. Di Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi kemiskinan menjadi ancaman bagi Ketahanan Nasional. Suatu
kenyataan bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah yang besar di Indonesi. Meskipun
jumlah rakyat yan hidup di bawah garis kemiskinan sudah dapat dikurangi sevara mencolok,
yaitu dari sekitar 70% pada tahum 1970 menjadi sekitar 15% pada tahun 1993, namun itu masih
meliputi tidak kurang dari 27 juta orang. Satu jumlah yang sama dengan jumlah penduduk satu
negara ukuran menengah seperti Canada (28 juta) dan jauh atas penduduk Malaysia (19 juta).
Padahal rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga masih tergolong
miskin sekali. Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup miskin banyak
sekali. Kondisi penduduk demikian tidak mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat.
Seperti telah diuraikan, Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan Keamanan yang dapat
dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak sekali penduduk Indonesia miskin,
sekalipun ada kecenderungan akan membaik, maka Kesejahteraan pada waktu ini belum tinggi.
Karena itu juga Keamanan belum dalam kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu kemiskinan
merupakan tatangan yang harus dapat diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan
Ketahanan Nasional yang tangguh. Kemiskinan itu dapat dilihat secara absolut dan relatif.
Dilihat secaea absolut kita mempunyai tingkat kemiskinan sebagaimana diindikasikan oleh
penghasilan per kapita yang sekarang sebesaaaaaar 730 dollar AS atau sekitar Rp. 1.500.000,00
per tahun. Pada umumnya penghasilan yang dinilai memadai adalah kalau sudah di atas 2.000
dollar AS atau sekitae Rp. 4.500.000,00 per tahun. Jadi keadaan kita secara absolut baru
sepertiga yang dinilai normal. Padahal angka Rp. 1.500.000,00 per kapita/tahun itu jauh dari
gambaran keadaan penghasilan penduduk yang sebenarnya. Sebab ada yang segolongan kecil
yang kaya sekali dengan penghasilan per kapita mungkin tidak kalah dari penduduk di negara
maju, jadi lebih dari 20.000 dollar AS atau Rp. 45 juta setahun. Sedangkan mayoritas penduduk
di bawah Rp 1.500.000,00 bahkan mungkin sekali di bawah Rp. 1.000.000 per tahun. Secara
relatif kondisi penghasilan bangsa Indonesia masih amat parah juga, karena harus dibandingkan
dengan penghasilan per kapita bangsa-bangsa yang lain, khususnya yang tinggal sekitar kita.
Kita adalah bangsa termiskin di lingkungan ASEAN menurut laporan World Bank Altas 1995.
Singapore adalah terkaya dengan $ 19.310, Malaysia $3.160, Thailand $ 2.040, Filipina $ 830,
sedangkan Brunei Darussalam menurut majalah Asia Week 10 Februari 1995 $ 18.500. maka
jelas sekali bahwa kita baik secara absolut maupun relatif masih tergolong bangsa yang miskin,
apalagi kalau melihat penghasilan mayoritas penduduk yang di bawah Rp. 1.000.000,00 atau $
500. Meskipun sekitar 5% pendudukan Indonesia tidak kalah hidupnya dari rata-rata pendudukan
Singapore.
3. Di Bidang Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, ancaman terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat Indonesia
mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana keberagaman budaya dan suku bangsa yang
seharusnya menjadi pemersatu bangsa malah sering dijadikan alat untuk memecah belahkan
bangsa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konflik yang terjadi akibat dari perbedaan ras dan
golongan. Dimana setiap anggota dari suku dan budaya yang ada beranggapan kalau kebudayaan
serta suku merekalah yang paling baik dan tidak mengindahkan kebudayaan serta suku lainnya
yang ada di tengah masyarakat. Sikap mementingkan kepentingan golongan dibandingkan
dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan ini jugalah yang dapat memecah belahkan
persatuan yang ada, dimana masing-masing pihak berupaya untuk mencapai tujuannya dengan
mengesampingkan tujuan nasional secara keseluruhan. Selain itu juga perbedaan agama sering
memacu timbulnya konflik yang ada di masyarakat. Dimana terdapat paham yang membeda-
bedaka ajaran agama yang satu dengan yang lain, yang kemudian akan mengakibatkan
terbentuknya gap antara agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain. Perbedaan agama
serta aliran kepercayaan yang ada di Indonesia inilah yang paling berdampak besar terhadap
perpecahan serta merupakan ancaman yang serius di bidang sosial budaya. Masalah perbedaan
status serta strata dalam masyatakat juga merupakan ancaman dibidang sosial budaya, dimana
terdapat perbedaan yang mencolok antara majikan dan bawahan serta antara yang kaya dan yang
miskin. Ini juga berpotensi untuk memicu terjadinya konflik dalam masyarakat jika perbedaan
tersebut terlalu mencolok. Perbedaan ini bukan hanya dalam status yang dimiliki saja tetapi
biasanya juga terhadap perlakuan yang mereka peroleh, seperti halnya orang kaya selalu
diutamakan kepentingannya dibandingkan dengan yang miskin. Solusi untuk permasalahan ini
adalah perlunya sikap toleransi antar sesama, dimana semua anggota masyarakat harus
menghormati serta menghargai hak serta kepentingan sesamanya, mengutamakan serta
memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman terhadap kedaulatan NKRI jangan
sampai kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan dan Pulau Sipadan diambil
oleh negara lain. Apalagi kita tahu RI memiliki batas wilayah dilaut dengan 10 negara tetangga,
yaitu dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Pulau, PNG, Australia
dan Timor Leste berbatasan dengan RI di darat. Baik perbatasan di laut maupun di darat masalah
penegasan dan penetapan batas internasional tersebut sampai sekarang belum tuntas karena
masih ada kantung-kantung sepanjang garis batas yang belum tertutup (belum ada kesepakatan
bersama dalam penentuan batas negara maupun yang bermasalah). Sebagai contoh, di perbatasan
darat antara RI-Malaysia di Kalimantan terdapat 10 permasalahan batas yang masih perlu
penyelesaian. Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan
menempatkan TNI di daerah perbatasan.
Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan menempatkan
TNI di daerah perbatasan. Selain itu pemerintah harus tegas dan mengambil tindakan cepat untuk
melakukan negosiasi dengan pemerintahan negara lain tentang batas wilayah. Jikatindakan
represif tidak berjalan, kita bisa saja melakukan konfontrasi dengan negara yang bersangkutan
seperti yang dilakukan Indonesia kepada Malaysia tahun 1960-an.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Pada dasarnya ketahanan nasional bertujuan untuk melindungi bangsa dan negara Indonesia dari
segala ancaman dari dalam maupun dari luar negeri.
2. Peran seluruh warga negara sangat diperlukan dalam hal ini. Sebagai warga negara Indonesia
harus menjaga pertahanan dan keamanan negara demi menjaga kedaulatan negara untuk
mempertahankan martabat dan keutuhan bangsa. Begitupun generasi muda, sebagai generasi
penerus bangsa, sudah seharusnya mampu menjaga keutuhan negara untuk mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan Indonesia.
3. Kewajiban warga negara dalam bela negara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bela negara
secara fisik dan bela negara secara non fisik.
4.2. Saran
Ketahanan nasional bukan hanya kewajiban bagi pemerintah saja. Akan tetapi masyarakat
Indonesia juga harus turut serta mensukseskannya dengan cara lebih bangga dan lebih
mendalami tentang Negara dan bangsa Indonesia sendiri. Elit politik tidak hanya harus represif
tapi juga harus dengan sadar ikut ambilandil dalam pelaksanaannya. Sehingga seluruh lapisan
masyarakat aktif. Karena kesadaran bela negara merupakan suatu kewajiban bagi seluruh elemen
bangsa Indonesia tanpa terkecuali. Oleh karena itu, mulai sekarang marilah kita bersama-sama
menumbuhkembangkan semangat nasionalisme sejak dini terutama kepada generasi muda
bangsa Indonesia tercinta ini dengan metode yang sederhana dan mudah dimengeti dan dipahami
kemudian dijabarkan dalam suatu aturan pelaksanaan untuk dijadikan pedoman bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://sosioab.blogspot.com/2016/01/tantangan-ketahanan-nasional-bangsa.html
https://belanegarari.com/2017/10/01/konsep-bela-negara-di-indonesia/
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/semangat-dan-komitmen-kolektif.html
http://viennaade.blogspot.com/2018/01/resume-bagaimana-urgensi-dan-tantangan.html