Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palu, 2 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Manfaat Penulisan
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia
2.2. Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara
2.3. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia
3.2. Konsep Bela Negara di Indonesia
3.3. Semangat dan Komitmen Kolektif Kebangsaan Untuk Memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.4. Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia Dalam
Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sejak lama
Indonesia menjadi incaran banyak bangsa atau negara karena potensi yang besar dilihat dari
wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak (Sutoyo, 2011). Bahkan setelah
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, harus menghadapi ancaman dan gangguan
baik yang bersifat fisik sampai ideologi. Sampai saat ini ancaman dan hambatan yang harus
dihadapi Indonesia kian kompleks, yaitu ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
yang memengaruhi berbagai aspek astra gatra terutama gatra ideologi, politik, dan ekonomi
Indonesia. Salah satunya adalah ancaman separatis ditunjukkan banyaknya wilayah atau propinsi
di Indonesia yang ingin melepaskan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau,
Irian Jaya, Irian Jaya dan beberapa daerah lainnya. Begitu pula beberapa aksi provokasi yang
mengganggu kestabilan kehidupan hingga terjadi kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan
agama.
Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal tersebut dengan
semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menjaga dan menjamin
keutuhan keberlangsungan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional yang disebut
dengan ketahanan nasional. Selain itu, bela negara merupakan implementasi bangsa Indonesia
dalam peranannya menjalankan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia sehingga tercipta dan
terjaganya keamanan, keutuhan, kesejahteraan dan kedamaian negara Indonesia. Sehingga
penulis mengambil judul “Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi
Indonesia Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan”.
.

1.2. Rumusan Masalah


Sejalan dengan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tantangan ketahanan nasional ?
2. Apa peran bela Negara bagi Indonesia ?
3. Bagaimana cara membangun komitmen kolektif kebangsaan ?
4. Bagaimana urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara bagi Indonesia dalam
membangun komitmen kolektif kebangsaan ?

1.3. Tujuan Penulisan


Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Tantangan ketahanan nasional Indonesia.
2. Peran bela negara bagi Indonesia.
3. Cara membangun komitmen kolektif kebangsaaan.
4. Urgensi dan ketahanan nasional dan bela negara bagi Indonesia dalam membangun komitmen
kolektif kebangsaan.

1.4. Manfaat Penulisan


Sejalan dengan tujuan diatas, makalah ini disusun dengan manfaat untuk menambah pengetahuan
mengenai :
1. Ketahanan nasional Indonesia.
2. Bela negara.
3. Membangun komitmen kolektif kebangsaan.
4. Urgensi ketahanan nasional dan bela negara.

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia
Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan cakupan yang luas. Sejak
konsep ini diperkenalkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI)
pada sekitar tahun 1960-an, terjadi perkembangan dan dinamika konsepsi Ketahanan Nasional
sampai sekarang ini.Suradinata (2005 : 47) mengemukakan pengertian Ketahanan Nasional suatu
kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia.Sedangkan
Suryohadiprojo (1997) menyatakan Ketahanan Nasional meliputi kemanan nasional dan
kesejahteraan nasional yang berarti Ketahanan Nasional sejalna dengan kepentingan nasional.
Oleh karena itu implementasi Ketahanan Nasional Indonesia dalam proses pembangunan
nasional dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan kemanan digunakan untuk
mengembangkan kemampuan dalam melindungi eksistensi serta nilai-nilai luhur yang dimiliki
oleh masyarakat, bangsa dan negara terhadap segala ancaman dari dalam maupun dari luar
negeri.Pendekatan kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional itu dalam
bentuk kemampuan bangsa dalam mengidentifikasi, membina, mengelola serta mengembangkan
potensi dan kekuatan nasional menjadi kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara secara adil
merata serta proporsional. Kedua pendekatan ini selalu digunakan secara bersama-sama dan
pendekatan mana yang digunakna tergantung kepada kondisi serta situasi global (nasional,
regional internasional) yang sedang atau akan dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia.Dalam
perspektif makro Ketahanan Nasional merupakan derivasi dari pembangunan nasional dan
keduana mempunyai hubungan yang bersifat simbiosis mutualistis keberhasilan pembangunan
nasional akan dapat meningkatkan Ketahanan Nasional dan sebaliknya Ketahanan Nasional yang
tangguh akan lebih mendorong laju pembangunan nasional.

2.2. Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela


Negara
Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita, konsep ketahanan
nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak berujung pada
kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI. Setidaknya ini terbukti pada saat bangsa Indonesia
menghadapi ancaman komunisme tahun 1965 dan yang lebih aktual menghadapi krisis ekonomi
dan politik pada tahun 1997 – 1998. Sampai saat ini kita masih kuat bertahan dalam wujud
NKRI. Bandingkan dengan pengalaman Yugoslivia ketika menghadapi ancaman perpecahan
tahun 1990-an.Namun demikian, seperti halnya individu yang terus berkembang, kehidupan
berbangsa juga menglami perubahan, perkembangan dan dinamika yang terus meneru.
Ketahanan Nasional Indonesia Indonesia akan selalu menghadapi aneka tantangan dan ancaman
yang terus berubah.Ketahanan nasional sebagai kondisi – salah satu wajah Tannas – akan selalu
mewujudkan dinamika sejalan dengan keadaan atau obyektif yang ada dimasyarakat kita. M.
Erwin (2012 : 212) mengemukakan : masalah pokok pertama dan ketahanan nasional Indonesia
jika dilihat dari sudut geopolitik dapat dilihat dari bagaimana menghadapi paham geopolitik
negara-negara lain, terutama negara yang mengandalkan power concept dan bertujuan
menciptakan kondisi “penguasaan” dan “dominasi”. Lalu permasalah pokok lain ketahanan
nasional Indonesia adalah bagaimana menciptakan hubungan bilateral yang “simetris” dengan
negara-negara lain. Hubungan simetris ini dimaksudkan sebagai hubungan yang didasari
motivasi kerjasama saling menguntungkan dan saling menghormati, dalam arti “duduk sama rata
dan tegak sama tinggi”.Dalam kenyataan, tipe hubungan simetris ini sulit dilaksanakan terutama
dalam interaksi dengan negara-negara maju. Sebagai contoh hubungan bilateral Indonesia
dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Hubungan itu pada umumnya bersifat
asymetris. Indonesia dianggap hanya berpotensi sebagai negara menegah atau kekuatan
“regional” dimana ekonominya belum begitu kuat dalam percaturan internasional. Indonesia
dianggap sebagai negara phery-phery dalam sistem politik internasional yang dikuasai negara ini
dalam hal ini Amerika Serikat.

2.3. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional


Menurut Mahan kekuatan suatu negara tidak hanya tergantung luas wilayah daratan, akan
tetapi tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah negara.
Sebagaimana diketahui Alfred T. Mahan termasuk pengembang teori geopolitik tentang
penguasaan laut sebagai dasar bagi penguasaan dunia. Barang siapa menguasai lautan akan
menguasai kekayaan dunia (Armawi, 2012).Cline dalam bukunya World Power Assesment, A
Calculus of Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
negara lain. Kekuatan sebuah negara sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain merupakan
akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut : sinergi antara potensi demograsi dengan geografi :
kemampuan militer; kemampuan ekonomi; strategi nasional; dan kemauan nasional atau tekad
rakyat untuk mewujudkan strategi nasional. Potensi demografi dan geografi; kemampuan militer;
dan kemampuan ekonomi merupakan faktor yang tangible, sedangkan strategi nasional dan
kemauan nasional merupakan intangible factors. Menurutnya, suatu negara akan muncul sebagai
kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik wilayahnya
besar, dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula (Armawi, 2012 : 10).

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia
A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indnonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
B. Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia
Berikut tantangan ketahanan nasional yang dihadapi Bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai bidang, antara lain:
1. Di Bidang Politik
Dalam bidang politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan
responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan aspirasi
rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat).
Padahal kita tahu bahwa sistem pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintah yang demokratis
bukantotaliter (diktator). Meskipun telah diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin
semua suara serta partisipasi rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan masih
sering manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai kepada tidak
meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak menggunakan hak
suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya).
2. Di Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi kemiskinan menjadi ancaman bagi Ketahanan Nasional. Suatu
kenyataan bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah yang besar di Indonesi. Meskipun
jumlah rakyat yan hidup di bawah garis kemiskinan sudah dapat dikurangi sevara mencolok,
yaitu dari sekitar 70% pada tahum 1970 menjadi sekitar 15% pada tahun 1993, namun itu masih
meliputi tidak kurang dari 27 juta orang. Satu jumlah yang sama dengan jumlah penduduk satu
negara ukuran menengah seperti Canada (28 juta) dan jauh atas penduduk Malaysia (19 juta).
Padahal rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga masih tergolong
miskin sekali. Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup miskin banyak
sekali. Kondisi penduduk demikian tidak mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat.
Seperti telah diuraikan, Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan Keamanan yang dapat
dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak sekali penduduk Indonesia miskin,
sekalipun ada kecenderungan akan membaik, maka Kesejahteraan pada waktu ini belum tinggi.
Karena itu juga Keamanan belum dalam kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu kemiskinan
merupakan tatangan yang harus dapat diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan
Ketahanan Nasional yang tangguh. Kemiskinan itu dapat dilihat secara absolut dan relatif.
Dilihat secaea absolut kita mempunyai tingkat kemiskinan sebagaimana diindikasikan oleh
penghasilan per kapita yang sekarang sebesaaaaaar 730 dollar AS atau sekitar Rp. 1.500.000,00
per tahun. Pada umumnya penghasilan yang dinilai memadai adalah kalau sudah di atas 2.000
dollar AS atau sekitae Rp. 4.500.000,00 per tahun. Jadi keadaan kita secara absolut baru
sepertiga yang dinilai normal. Padahal angka Rp. 1.500.000,00 per kapita/tahun itu jauh dari
gambaran keadaan penghasilan penduduk yang sebenarnya. Sebab ada yang segolongan kecil
yang kaya sekali dengan penghasilan per kapita mungkin tidak kalah dari penduduk di negara
maju, jadi lebih dari 20.000 dollar AS atau Rp. 45 juta setahun. Sedangkan mayoritas penduduk
di bawah Rp 1.500.000,00 bahkan mungkin sekali di bawah Rp. 1.000.000 per tahun. Secara
relatif kondisi penghasilan bangsa Indonesia masih amat parah juga, karena harus dibandingkan
dengan penghasilan per kapita bangsa-bangsa yang lain, khususnya yang tinggal sekitar kita.
Kita adalah bangsa termiskin di lingkungan ASEAN menurut laporan World Bank Altas 1995.
Singapore adalah terkaya dengan $ 19.310, Malaysia $3.160, Thailand $ 2.040, Filipina $ 830,
sedangkan Brunei Darussalam menurut majalah Asia Week 10 Februari 1995 $ 18.500. maka
jelas sekali bahwa kita baik secara absolut maupun relatif masih tergolong bangsa yang miskin,
apalagi kalau melihat penghasilan mayoritas penduduk yang di bawah Rp. 1.000.000,00 atau $
500. Meskipun sekitar 5% pendudukan Indonesia tidak kalah hidupnya dari rata-rata pendudukan
Singapore.
3. Di Bidang Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, ancaman terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat Indonesia
mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana keberagaman budaya dan suku bangsa yang
seharusnya menjadi pemersatu bangsa malah sering dijadikan alat untuk memecah belahkan
bangsa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konflik yang terjadi akibat dari perbedaan ras dan
golongan. Dimana setiap anggota dari suku dan budaya yang ada beranggapan kalau kebudayaan
serta suku merekalah yang paling baik dan tidak mengindahkan kebudayaan serta suku lainnya
yang ada di tengah masyarakat. Sikap mementingkan kepentingan golongan dibandingkan
dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan ini jugalah yang dapat memecah belahkan
persatuan yang ada, dimana masing-masing pihak berupaya untuk mencapai tujuannya dengan
mengesampingkan tujuan nasional secara keseluruhan. Selain itu juga perbedaan agama sering
memacu timbulnya konflik yang ada di masyarakat. Dimana terdapat paham yang membeda-
bedaka ajaran agama yang satu dengan yang lain, yang kemudian akan mengakibatkan
terbentuknya gap antara agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain. Perbedaan agama
serta aliran kepercayaan yang ada di Indonesia inilah yang paling berdampak besar terhadap
perpecahan serta merupakan ancaman yang serius di bidang sosial budaya. Masalah perbedaan
status serta strata dalam masyatakat juga merupakan ancaman dibidang sosial budaya, dimana
terdapat perbedaan yang mencolok antara majikan dan bawahan serta antara yang kaya dan yang
miskin. Ini juga berpotensi untuk memicu terjadinya konflik dalam masyarakat jika perbedaan
tersebut terlalu mencolok. Perbedaan ini bukan hanya dalam status yang dimiliki saja tetapi
biasanya juga terhadap perlakuan yang mereka peroleh, seperti halnya orang kaya selalu
diutamakan kepentingannya dibandingkan dengan yang miskin. Solusi untuk permasalahan ini
adalah perlunya sikap toleransi antar sesama, dimana semua anggota masyarakat harus
menghormati serta menghargai hak serta kepentingan sesamanya, mengutamakan serta
memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman terhadap kedaulatan NKRI jangan
sampai kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan dan Pulau Sipadan diambil
oleh negara lain. Apalagi kita tahu RI memiliki batas wilayah dilaut dengan 10 negara tetangga,
yaitu dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Pulau, PNG, Australia
dan Timor Leste berbatasan dengan RI di darat. Baik perbatasan di laut maupun di darat masalah
penegasan dan penetapan batas internasional tersebut sampai sekarang belum tuntas karena
masih ada kantung-kantung sepanjang garis batas yang belum tertutup (belum ada kesepakatan
bersama dalam penentuan batas negara maupun yang bermasalah). Sebagai contoh, di perbatasan
darat antara RI-Malaysia di Kalimantan terdapat 10 permasalahan batas yang masih perlu
penyelesaian. Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan
menempatkan TNI di daerah perbatasan.
Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan menempatkan
TNI di daerah perbatasan. Selain itu pemerintah harus tegas dan mengambil tindakan cepat untuk
melakukan negosiasi dengan pemerintahan negara lain tentang batas wilayah. Jikatindakan
represif tidak berjalan, kita bisa saja melakukan konfontrasi dengan negara yang bersangkutan
seperti yang dilakukan Indonesia kepada Malaysia tahun 1960-an.

C. Cara Memperkokoh Ketahanan Nasional


Mengatasinya dengan memberdayakan masyarakatuntuk mengawasi pemerintahan melalui
wakilnya yang duduk di lembaga legislative untuk mengawasi pemerintahan supaya tidak
diktator (seperti yang terjadi pada zamanorde baru). Kemudian membuat aturan UU yang
mengatur tentang pemerintahan anti- totaliter. UU perlu dibuat karena pemerintahan kita
berdasarkan atas hukum (rechstaat)artinya apa yang dilakukan pemerintah harus sesuai dengan
UU yang berlaku dalam suatunegara.
Untuk mengatasi kemiskinan, kita harus meningkatkan mutu sumber daya manusia supaya
bisa bersaing dengan penduduk negara lain supaya kita memilikikeunggulan kompetitif
dibandingkan negara lain. Meningkatkan kualitas sumber dayamanusia bisa dilakukan denga
cara memperbaiki mutu pendidikan kita, memberikan beasiswa bagi penduduk yang tidak
mampu namun memiliki kemampuan misalnyadengan program BOS yang sedang digalakkan
pemerintah. Selain itu untuk menurunkantingkat kemiskinan, pemerintah perlu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya melihat kuantitasnya namun kualitasnya. Artinya
pertumbuhan ekonomi harusdapat menciptakan lapangan pekerjaan yang luas supaya tingkat
pengangguran menurundan kemiskinan lambat laun bisa dihilangkan. Pertumbuhan ekonomi saja
tidak cukup,namun pertumbuhan ekonomi harus diikuti dengan spread effect (efek sebaran)
artinyaharus merata ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga gap antara kaya dan miskinmenjadi
kecil. Struktur ekonomi yang berkesinambungan juga bisa digunakan untuk menghadapi
ancaman kemiskinan. Struktur ekonomi bisa dilihat dalam APBN kita,dimana dalam APBN bisa
kita lihat apakah belanja pembangunan lebih banyak dari belanja rutin. Belanja pembangunan
digunakan untuk pembangunan daerah tertinggal,KUR, PNPM yang fungsinya untuk
memberantas kemiskinan.Selain kemiskinan, ancaman di bidang ekonomi adalah praktek
monopoli perusahaan besar yang bisa menghabisi usaha-usaha kecil dan menengah. Jika praktek
monopoli dibiarkan saja, maka perekonomian bukan lagi berdasarkan demokrasi ekonomidimana
harga ditentukan oleh penjual, kemudian supply barang bisa diatur-atur oleh penjual sehingga
kalau barang langka, maka harga pasti meningkat.
Caranya sebenarnya telah dilakukan pemerintah dimana telah dibuat KPPU (Komisi
Pengawasan PersainganUsaha) untuk mengawasi perusahaan untuk tidak melakukan monopoli,
selain itukembalikan lagi prinsip ekonomi yang telah diungkapkan di dalam pasal 33 UUD
1945dimana ekonomi berdasar usaha bersama (ayat 1).Baik secara global maupun dalam lingkup
kawasan Asia, khususnya AsiaTenggara, Indonesia berada dalam suatu lingkungan yang ditandai
dengan berbagai pertentangan. Di beberapa kawasan pertentangan ini telah atau sewaktu-waktu
dapatmenjelma menjadi konflik bersenjata. Kekuatiran akan akibat perang umum
maupunkemungkinan eskalasi perang terbatas, menyebabkan makin berkembangnya suatu
bentuk perang yang sering disebut perang revolusioner. Infiltrasi, subversi sampai
padakerusuhan dan pemberontakan bersenjata merupakan tahap-tahap dari bentuk perang
ini,yang total sifatnya, baik dalam obyek, maupun metode, sehingga tidak satupun aspek
kehidupan bangsa yang luput dari ancaman ini. Suatu gejala lain yang perlu mendapat perhatian
pula adalah teror internasional dengan tindakan seperti pembajakan dan penyanderaan, suatu cara
baru untuk mencapai suatu tujuan politik.Beberapa bentuk gangguan dalam negeri yang setiap
saat dapat dihadapi dan perlu mendapat perhatian bidang pertahanan keamanan negara antara
lain: gangguan terhadap persatuan dankesatuan bangsa, gangguan keamanan wilayah laut
Nusantara, gangguan keamanan danketertiban masyarakat, gangguan infiltrasi dan subversi serta
pemberontakan bersenjatayang biasanya berkaitan dengan usaha pihak asing, gangguan
kejahatan narkotika,gangguankejahatan dengan kekerasan serta berbagai bentuk gangguan yang
disebabkan oleh ketegangan sosial
Untuk mengatasi keterbatasan dana adalah memanfaatkan tenaga/ perusahaan dalam negeri
artinya biasanya pesawat atau tank yang dipesan dari luar negeri, maka dibuat saja di negeri
sendiri,misalnya yang telah dilakukan saat ini dimana tank dibuat oleh perusahaan di Indonesia.

3.2. Konsep Bela Negara di Indonesia


A. Pengertian Bela Negara di Indonesia
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling
halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non fisik dapat didefinisikan
sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa
nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah
air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
B. Unsur Dasar Bela Negara
Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Cinta Tanah Air.
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
3. Yakin akan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara.
C. Dasar Hukum Bela Negara Indonesia
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara di negara Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh
seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan yang
dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar militer beberapa negara (misalnya Israel
dan Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga
negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan
keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa
perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan
pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai
individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam
beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti American
National Guard. Di negara lain, seperti Republik Rakyat Cina, Taiwan, Korea dan Israel, wajib
untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan cadangan
militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer,
yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh
komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat
pertahanan Negara.
D. Alasan Bela Negara Indonesia
a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan.
b. Ingin memajukan Negara.
c. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali.
d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.
Bentuk-bentuk bela negara
a. Secara Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara
langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata
dalam proses Pembangunan).
b. Secara Non Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa
dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya
memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya.
Wujud bela negara bagi pelajar
1. Lingkungan Keluarga: memahami hak dan kewajiban dalam keluarga, menjaga keutuhan dan
keharmonisan keluarga, demokratis, menjaga nama baik keluarga dll.
2. Lingkungan Sekolah: patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik, bertanggung jawab
atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran, dll
3. Lingkungan Masyarakat: aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan
masyarakat.
4. Lingkungan berbangsa dan bernegara; menghormati jasa pahlawan, berani mengemukakan
pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.

3.3. Semangat dan Komitmen Kolektif Kebangsaan Untuk


Memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perwujudan semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa
Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :
a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme sebelum
kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada pemimpin, belum terorganisir
dan tujuan perjuangan belum jelas.
b. Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat nasional.
Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak berdirinya Budi Utomo
merupakan titik awal kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkata nperintis, sebab
disamping merintis kesadaran nasional juga merintis berdirinya organisasi.
c.Masa sumpah pemuda
Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia. Yang jelas
dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bngsa Indonesia. Sumpah pemuda mengandung
nilai yang sangat tinggi yaitu nilai persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan
untuk mencapai kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang
menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang mencapai kemerdekaan.
d. Masa proklamsi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa Indoensia,
juga merupakan wujud perjuangan yan gberdasarkan persatuan Indonesia. Oleh karena itu,
semangat kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis
mencapai tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan.
Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan mengantarkan bangsa Indoensia
menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Wujud semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dapat digali dari perjuangan bangsa Indonesia antara lain Pancasila
sebagai dasar Negara, Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bendera merah putih
sebagai bendera Negara, dan Garuda Pancasila sebagai lambang Negara.
3.4. Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela
Negara Bagi Indonesia Dalam Membangun Komitmen
Kolektif Kebangsaan
Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan Indonesia.
Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta memperkuat
kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan kesatuannya,
menghadapi ancaman yang datang maupun mengupayakan sumber daya guna memenuhi
kebutuhan hidup. Dengan demikian, ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa
untuk mempertahankan persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung kehidupannya,
menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu melangsungkan
kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi ketahanan bangsa ini
dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama Ketahanan Nasional disingkat Tannas. Upaya
menyelenggarakan ketahanan nasional ini dapat diwujudkan dengan bela negara.
Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat
menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Sedangkan kata “nasional” berasal dari
kata nation yang berarti bangsa sebagai pengertian politik. Ketahanan nasional secara etimologi
dapat diartikan sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.
Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi,
ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan. Konsep ketahanan nasional yang
digambarkan dalam 3 wajah. Tannas sebagai kondisi adalah sesuai dengan rumusan ketahanan
nasional pada umumnya. Tannas sebagai doktrin berisi pengaturan penyelenggaraan keamanan
dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Tannas sebagai metode adalah pendekatan
pemecahan masalah yang bersifat integral komprehensif menggunakan ajaran Asta Gatra. Selain
tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional, ketahanan nasional Indonesia juga memiliki
banyak dimensi dan konsep ketahanan berlapis. Oleh karena aspek-aspek baik alamiah dan sosial
(asta gatra) mempengaruhi kondisi ketahanan nasional, maka dimensi aspek atau bidang dari
ketahanan Indonesia juga berkembang.
Ketahanan nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasional ideologi, politik dan budaya
serta konsep ketahanan berlapis dimulai dari ketahanan nasional diri, keluarga, wilayah, regional,
dan nasional. Inti dari ketahanan nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa
dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin
luas dan kompleks, baik dalam bentuk ancaman militer maupun nirmiliter. Kegiatan pembelaan
negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan
nasional.
Bela negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara. Bela negara mencakup bela negara secara fisik atau militer dan bela negara secara
nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun luar negeri. Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara. Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara
"memanggul senjata", menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik
dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Bela negara secara nonfisik adalah segala upaya
untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air (salah satunya
diwujudkan dengan sadar dan taat membayar pajak), serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara, termasuk penanggulangan ancaman dan lain sebagainya.e. Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia (padidankapas).

BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Pada dasarnya ketahanan nasional bertujuan untuk melindungi bangsa dan negara Indonesia dari
segala ancaman dari dalam maupun dari luar negeri.
2. Peran seluruh warga negara sangat diperlukan dalam hal ini. Sebagai warga negara Indonesia
harus menjaga pertahanan dan keamanan negara demi menjaga kedaulatan negara untuk
mempertahankan martabat dan keutuhan bangsa. Begitupun generasi muda, sebagai generasi
penerus bangsa, sudah seharusnya mampu menjaga keutuhan negara untuk mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan Indonesia.
3. Kewajiban warga negara dalam bela negara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bela negara
secara fisik dan bela negara secara non fisik.

4.2. Saran
Ketahanan nasional bukan hanya kewajiban bagi pemerintah saja. Akan tetapi masyarakat
Indonesia juga harus turut serta mensukseskannya dengan cara lebih bangga dan lebih
mendalami tentang Negara dan bangsa Indonesia sendiri. Elit politik tidak hanya harus represif
tapi juga harus dengan sadar ikut ambilandil dalam pelaksanaannya. Sehingga seluruh lapisan
masyarakat aktif. Karena kesadaran bela negara merupakan suatu kewajiban bagi seluruh elemen
bangsa Indonesia tanpa terkecuali. Oleh karena itu, mulai sekarang marilah kita bersama-sama
menumbuhkembangkan semangat nasionalisme sejak dini terutama kepada generasi muda
bangsa Indonesia tercinta ini dengan metode yang sederhana dan mudah dimengeti dan dipahami
kemudian dijabarkan dalam suatu aturan pelaksanaan untuk dijadikan pedoman bangsa
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
http://sosioab.blogspot.com/2016/01/tantangan-ketahanan-nasional-bangsa.html
https://belanegarari.com/2017/10/01/konsep-bela-negara-di-indonesia/
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/semangat-dan-komitmen-kolektif.html
http://viennaade.blogspot.com/2018/01/resume-bagaimana-urgensi-dan-tantangan.html

Anda mungkin juga menyukai

  • 133 404 1 PB
    133 404 1 PB
    Dokumen20 halaman
    133 404 1 PB
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Kevin
    Kevin
    Dokumen35 halaman
    Kevin
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Lexetsocietatis dk28,+1.+Marsel+Mesak+Manoppo Humas
    Lexetsocietatis dk28,+1.+Marsel+Mesak+Manoppo Humas
    Dokumen10 halaman
    Lexetsocietatis dk28,+1.+Marsel+Mesak+Manoppo Humas
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • 16 182+-+189+Komang+Diah+Prabawati+Putri
    16 182+-+189+Komang+Diah+Prabawati+Putri
    Dokumen7 halaman
    16 182+-+189+Komang+Diah+Prabawati+Putri
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Farah
    Farah
    Dokumen28 halaman
    Farah
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Jersen
    Jersen
    Dokumen23 halaman
    Jersen
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Arya 120
    Arya 120
    Dokumen11 halaman
    Arya 120
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Ali 120
    Ali 120
    Dokumen12 halaman
    Ali 120
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Dhea
    Dhea
    Dokumen25 halaman
    Dhea
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Arya
    Arya
    Dokumen29 halaman
    Arya
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Farras Fixxxx
    Farras Fixxxx
    Dokumen24 halaman
    Farras Fixxxx
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ketahanan Nasional 1
    Makalah Ketahanan Nasional 1
    Dokumen22 halaman
    Makalah Ketahanan Nasional 1
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Adit
    Adit
    Dokumen23 halaman
    Adit
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat
  • Adit 120
    Adit 120
    Dokumen11 halaman
    Adit 120
    Sherina Rusli
    Belum ada peringkat