Anda di halaman 1dari 32

Nama : Irham Muladi

NIM : 02011381924351
Kelas :A
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus Bukit 2019

Pengangguran
Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan
yang menghasilkan uang. Pengguran tidak terbatas pada orang yang belum bekerja. Orang
yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja namun perkerjaannya tidak produktif
pun dapat dikategorikan sebagai pengangguran.

Pengertian Pengangguran Menurut Ahli

 Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif
mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya. (Sukirno) 
 Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam
kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara aktif tidak
sedang mencari pekerjaan. (Nanga) (2005: 249)

Ada yang mengatakan “Semakin tinggi derajat gelar seseorang, semakin mudah dia
mendapatkan pekerjaan” membuat banyak orang Indonesia yang putus asa dan menyerah
dalam mencari pekerjaan. Terdapat banyak sekali faktor – faktor yang menyebabkan
pengangguran, yaitu:

Jenis – Jenis Pengangguran

Jenis pengangguran dibedakan menjadi 2 golongan, pertama adalah jenis pengangguran


berdasarkan sebab terjadinya dan kedua adalah jenis pengangguran berdasarkan lamanya
waktu bekerja.

a. Jenis Pengangguran Berdasarkan Sebab Terjadinya

Pengguran ini terbagi menjadi 4 jenis diantaranya adalah:

1. Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)


Pengangguran ini terjadi karena maju-mundurnya ekonomi suatu negara. Ketika
perekonomian mengalami kemunduran daya beli masyarakat pun akan menurun. Akibatnya
perusahaan akan mengurangi produksi dan perusahaan banyak memberhentikan
karyawannya.

2. Pengangguran Struktural
Pengangguran strutktural adalah jenis pengangguran yang disebabkan perubahan struktur
perekonomian. Contohnya peralihan perekonomian dari sektor perkebunan ke sektor industri.
Masyarakat yang ingin bekerja di sektor industri sulit bekerja karena mereka terbiasa bekerja
di sektor perkebunan sehingga harus menyesuaikan diri bila ingin bekerja di sektor industri.

3. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh sistem yang tidak bisa
mempertemukan antara pembuka lowongan kerja dan pencari kerja. entah itu karena kendala
informasi, waktu ataupun geografi.

4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi disebabkan oleh adanya peralihan dari tenaga kerja manusia menjadi
mesin. Perusahaan biasanya lebih memilih menggunakan tenaga mesin dibandingkan tenaga
manusia karena lebih cepat, mudah dan hemat biaya.

b. Jenis Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja

Jenis pengangguran ini juga terbagi 4, diantaranya:

1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah keadaan sesorang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang
berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka disebabkan  oleh lapangan kerja yang
tidak tersedia atau tidak adanya kecocokan antara lowongan kerja dan latar belakang
pendidikan.

2. Pengangguran Tidak Sepenuh Waktu/Setengah Pengangguran


Pengangguran jenis ini ditujukan pada seseorang yang mempunyai pekerjaan namun jam
kerja hanya sedikit atau tidak seusai standar 7-8 per hari sehingga penghasilan mereka pun
kadang tidak mencukupi.

3. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)


Pengangguran terselubung adalah pengangguran yang pada orang yang mempunyai pekerjaan
tapi produktivitasnya rendah. entah itu karena ketidak sesuaian latar belakang pendidikan
dengan pekerajaan ataupun lainnya. Pengangguran jenis ini menyebabkan produktivitas kerja
yang rendah.

4. Pengagguran Musiman
Pengguran musiman adalah pengangguran yang tidak dapat bekerja ketika pergantian musim,
misalnya orang-orang yang bekerja sebagai petani sawah mereka akan bekerja selama musim
panen setelah itu mereka menganggur menunggu musim berikutnya. Begitupun misalnya
dengan nelayan.

Faktor Penyebab Pengangguranpixabay.com

Meskipun tingkat pengangguran yang terjadi di indonesia mengalami penurunan, namun tetap
saja hal positif ini tidak banyak memberikan semangat pada banyak orang. Namun sebelum
itu, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu:

1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Lapangan Pekerjaan Tidak Seimbang

Saat ini memang banyak sekali lulusan – lulusan sarjana bahkan magister yang bisa dibilang
berpengalaman, namun karena kurangnya lowongan pekerjaan yang tersedia, inilah yang
membuat banyaknya pengangguran di Indonesia. Apalagi saat ini populasi di Indonesia
sedang banyak – banyaknya.

2. Kemajuan Teknologi
Saat ini sudah banyak pabrik yang hanya membutuhkan sedikit pekerja karena kebanyakan
posisi nya sudah diambil oleh robot. Selain biaya lebih murah, menggunakan robot juga
membuat pekerjaan lebih cepat.

3. Keterampilan dan Pengalaman Pemohon Tidak Sesuai Kriteria

Setiap perusahaan sudah tentu memiliki kriteria dalam menerima karyawan, namun tentu saja
akan ada persaingan dalam hal ini. Semakin tinggi keterampilan seseorang dalam suatu posisi
maka akan semakin mudah pula dia diterima.

Beda hal nya dengan yang baru saja bekerja, biasanya mereka akan sulit untuk diterima
karena perusahaan membutuhkan kriteria yang sesuai dengan posisi yang mereka butuhkan.

4. Kurangnya Pendidikan

Semakin tinggi gelar dan derajat seseorang, maka akan semakin mudah dia mendapatkan
pekerjaan, sehingga jika ada seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, biasanya dia akan
menjadi buruh kasar saja, apalagi jika seseorang itu tidak memiliki jiwa usaha.

5. Kemiskinan

Orang yang tumbuh di lingkungan dan keluarga miskin, biasanya juga akan tumbuh menjadi
orang yang kekurangan pula. Hal ini dikarenakan kebanyakan rakyat bawah Indonesia tidak
bisa mengenyam pendidikan yang baik, sehingga banyak dari mereka yang menganggur

6. PHK

Biasanya, perusahaan melakukan PHK untuk menstabilkan sistem kerja. Pemutusan


Hubungan Kerja bisa dibilang suatu hal yang paling ditakuti karyawan swasta, karena jika
kontrak kerja habis atau adanya pengurangan karyawan yaitu PHK, karyawan swasta yang
asalnya bekerja di perusahaan tersebut akan kebingungan mencari pekerjaan di tempat lain.

7. Tempat Tinggal Jauh

Sebuah kota yang kurang atau tidak berkembang biasanya merupakan sarang bagi
pengangguran. Banyak alasan kenapa mereka menganggur, mulai dari tempat tinggal yang
jauh dari domisili, karena kurang mampu sehingga tidak bisa mencoba peruntungan dan lain
sebagainya.

8. Persaingan Pasar Global

Saat ini di Indonesia sudah ada banyak perusahaan asing yang didirikan, namun mereka lebih
memilih menggunakan tenaga kerja dari negara lain dibandingkan tenaga kerja dari
Indonesia. Alasannya karena keterampilan juga kemampuan tenaga kerja lokal masih tidak
sesuai dengan persyaratan mereka.

9. Kesulitan Mencari Lowongan Kerja

Ada banyak perusahaan yang tidak mengumumkan posisi yang dibutuhkan dengan baik,
sehingga banyak orang yang memiliki potensial besar ketinggalan dan kehilangan informasi.
Banyak perusahaan – perusahaan yang hanya mengumumkannya dengan hanya menempelkan
kertas di gedungnya. Selain itu juga biasanya pencari kerja sering malas untuk mencari
informasi lowongan pekerjaan.

10. Harapan Untuk Calon Pekerja Terlalu Tinggi

Tentu saja setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.
Namun biasanya jika ketika seleksi yang ketat tidak ada yang sesuai, banyak dari mereka
yang sama sekali tidak menerima tenaga kerja.

Dampak Pengangguran

Pengangguran mempunyai dampak yang berimbas pada perekonomian ataupun kehidupan


bermasyarakat. Berikut ini adalah dampak dari adanya pengangguran:

Dampak Bagi Perekonomian Negara

 Penurunan pendapatan rata-rata penduduk perkapita


 Penurunan penerimaan pemerintah dari sektor pajak
 Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah
 Menambah hutang negara

Dampak Bagi Masyarakat

 Menghilangkan keterampilan seseorang karena kemampuan yang tidak digunakan


 Menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial
 Pengagguran adalah beban psikis dan psikologis bagi si pengaggur ataupun keluarga
 Dapat memicu terjadinya aksi kriminalitas atau kejahatan

Cara Mengatasi Pengangguran

Sebenarnya, pemerintah sudah melakukan banyak cara untuk mengatasi pengangguran.


Seperti diperbanyaknya pelatihan pekerjaan dan lain sebagainya. Namun untuk mengurangi
pengangguran tentu saja harus ada pada kesadaran dari diri sendiri.

Meskipun seseorang memiliki pengalaman dan keterampilan yang baik, jika dia malas dan
tidak kreatif maka tentu saja akan sulit bagi negara untuk mengurangi pengangguran. Namun
yang jelas, dalam mengurangi pengangguran seharusnya tiap perusahaan lebih memperbesar
kesempatan kerja dan tidak membeda – beda kan pencari kerja.

Inflasi

Definisi Inflasi
Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi secara sederhana diartikan sebagai
kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas
(atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Nah kebalikan dari inflasi disebut
deflasi.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengartikan inflasi sebagai kecenderungan
naiknya harga barang dan jasa, pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika
harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan.

Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian,
inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara
umum.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga


Konsumen (IHK). Yakni indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat
penurunan (deflasi) dari barang dan jasa. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK
dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan BPS.

Kemudian BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara
bulanan di 82 kota seluruh Indonesia, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis
barang atau jasa di setiap kota.

Inflasi yang diukur IHK dikelompokkan ke 7 kelompok pengeluaran, yakni:

1. Kelompok bahan makanan

2. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

3. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar

4. Kelompok sandang

5. Kelompok kesehatan

6. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga

7. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Kenaikan harga barang atau jasa secara kontinyu dapat membuat daya beli masyarakat turun.
Gaji atau penghasilan yang mereka dapat tidak akan cukup membeli kebutuhan hidup.
Sebagai contoh biasanya emak-emak bisa membeli 1 kg cabai, begitu harga cabai melonjak,
mereka mengurangi pembelian jadi setengah kilo saja.

Biasanya inflasi di Indonesia akan tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, atau
terganggunya produksi akibat cuaca, dan momen lainnya. Kalau tidak ada upaya dari
pemerintah, inflasi tersebut akan cenderung bergerak tak terkendali.

Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi 


Kenaikan harga barang terus menerus atau inflasi terjadi bukan tanpa sebab. Secara umum,
ada beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:

1. Meningkatnya jumlah permintaan atau demand pada suatu jenis barang tertentu. Saat


permintaan naik, namun stok atau suplai terbatas, pasti akan terjadi lonjakan harga.   
2. Biaya produksi sebuah barang atau jasa mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena
terjadi peningkatan harga bahan baku maupun upah pekerja. Dari situlah, produsen akan
mengambil tindakan mengerek harga jual barang atau jasa.

3. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah uang yang ada di
masyarakat meningkat hingga dua kali lipat, harga barang pun akan mengalami peningkatan
yang setara. Hal ini disebabkan karena kenaikan daya beli masyarakat, tetapi stok barang
tetap statis.

Jenis-jenis Inflasi
Adapun jenis-jenis inflasi, antara lain:

1. Inflasi dilihat dari tingkat keparahan.

 Inflasi ringan. Kenaikan harga barang masih di bawah angka 10% dalam setahun
 Inflasi sedang. Kenaikan harga hingga 30% per tahun
 Inflasi tinggi. Kenaikan harga barang atau jasa berkisar 30%-100%
 Hiperinflasi. Kenaikan harga barang melampaui angka 100% per tahun. Dalam
situasi tersebut, kebijakan fiskal dan moneter dari otoritas seringkali tak memberi dampak
signifikan.
2. Inflasi berdasarkan asalnya, dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

 Inflasi yang berasal dari domestik (domestic inflation)


Penyebabnya meningkatnya jumlah uang beredar di masyarakat, kenaikan harga barang atau
jasa, permintaan masyarakat tinggi, suplai terganggu atau terbatas, biaya produksi naik, dan
masih banyak lainnya.

 Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)


Penyebabnya harga barang-barang impor atau yang berasal dari luar negeri semakin mahal
karena kenaikan harga di negara asalnya.

Inflasi di suatu negara dapat dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks
Biaya Hidup, dan Indeks Harga Produsen. Rumus menghitung inflasi berdasarkan IHK
adalah:

Pit adalah harga barang pada periode tertentu, Qit adalah bobot barang pada periode tertentu,
Pio adalah harga barang pada periode dasar, dan Qio adalah bobot barang pada periode dasar.

Setelah mendapatkan nilai IHK, baru nilai inflasi dapat diketahui dengan menggunakan
rumus:

Inflasi = (IHK periode 1- IHK periode 2) / IHK periode 2) x 100


Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai inflasi dalam suatu negara dapat diketahui dengan
tepat. Jadi, saat nilai inflasi berada pada tingkat yang melebihi target, pemerintah dan Bank
Indonesia (BI) dapat mengambil langkah tepat agar inflasi tidak semakin memburuk.

Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian 


Inflasi memiliki dampak cukup signifikan bagi perekonomian suatu negara, antara lain:
1. Inflasi dapat menggerus daya beli masyarakat. Kalau daya beli turun, masyarakat jadi irit
belanja. Padahal motor penggerak ekonomi Indonesia masih ditopang konsumsi masyarakat.
Jika masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak
ke lambat atau stagnan, bahkan lebih rendah.

2. Inflasi tentu saja merugikan konsumen karena gaji atau penghasilan stagnan, tapi
pengeluaran atau belanja membengkak lantaran kenaikan harga barang atau jasa yang menjadi
kebutuhan utama.

3. Inflasi juga mempengaruhi kemampuan ekspor sebuah negara. Akibat inflasi, biaya ekspor
jadi lebih mahal dan daya saing produk ekspor menurun. Akhirnya devisa jadi berkurang.

4. Inflasi akan mengurangi minat orang menabung di bank. Penyebabnya bunga simpanan
tabungan yang kecil tergerus inflasi. Apalagi menabung di bank juga mengeluarkan biaya
administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh nasabah makin minim, bahkan
nyaris tak terasa.

5. Inflasi dapat mempengaruhi kestabilan mata uang rupiah. Kestabilan kurs rupiah
mengandung dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua berkaca
pada perkembangan kurs rupiah terhadap mata uang negara lain.

Peran Pemerintah, BI, dan Masyarakat dalam Mengatasi Inflasi

Dalam mengatasi laju inflasi, biasanya pemerintah dan BI memiliki target tahunan. Tahun ini,
inflasi dijaga pada level 3,5 plus minus 1%. Otoritas fiskal dan moneter ini bersinergi dengan
mengeluarkan jurus-jurus pengendalian inflasi.
Sebagai contoh, pertama sinergi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan,
kelancaran distribusi, dan koordinasi komunikasi yang efektif. Kedua, adaptasi dalam inovasi,
dan ketiga, pengembangan bisnis model kerja sama perdagangan antar daerah, serta strategi
lainnya.  

Masyarakat juga dapat berperan dalam menjaga inflasi. Salah satunya tidak berlebihan atau
memborong sembako. Misalnya saat produksi bawang putih merosot, harga melonjak,
kemudian masyarakat panik dan akhirnya membeli dalam jumlah banyak.

Alibinya takut kehabisan. Padahal cara tersebut justru dapat mendongkrak kenaikan harga
lebih tinggi karena permintaan besar. Jadi bijaklah dalam berbelanja karena pemerintah dan
BI akan berupaya keras untuk menjaga inflasi sesuai target.

Cegah Inflasi dengan Kontrol Keuangan yang Baik


Masalah inflasi bisa datang kapan saja. Namun, jika pengelolaan keuangan berdasarkan ilmu
akuntansi dilakukan dengan baik, inflasi akan teratasi lebih cepat dan tepat. Untuk itu,
pemahaman tentang ilmu ekonomi harus dimiliki guna mengatasi masalah keuangan dengan
lebih akurat.
Kurs
Pengertian Kurs
Pengertian kurs secara sederhana adalah harga atau nilai satu mata uang dalam mata uang
lain. Kurs biasanya ditetapkan oleh bank sentral suatu negara. Kurs disebut sebagai
perbandingan nilai. Artinya ketika kita menukarkan mata uang satu dengan mata uang
lainnya. Maka akan menghasilkan perbandingan nilai atau harga dari kedua mata uang
tersebut.

Di suatu negera yang menetapkan sistem kurs tetap maka perubahan kurs ditetapkan oleh
pemerintah. Kebijakan negara secara resmi menaikkan kurs mata uangnya terhadap mata
uang asing disebut revaluasi. Namun jika sebaliknya kebijakan pemerintah menurunkan kurs
mata uang terhadap mata uang asing disebut devaluasi.

Macam-Macam Kurs
Setelah mengetahui pengertian kurs, Anda juga harus mengenal jenis kurs. Umumnya kurs
terbagi menjadi 3, yaitu kurs beli, kurs jual dan kurs tengah, berikut adalah pengertian
lengkapnya.

Kurs Beli
Kurs beli adalah harga beli mata uang yang dipakai oleh bank dalam penukaran uang asing
(money changer), dan para pedagang valuta asing untuk membeli valuta asing. Sebagai
contoh, jika Anda menukarkan uang dolar yang Anda punya dengan rupiah, maka Anda
menggunakan kurs beli.

Kurs Jual
Kurs jual adalah harga jual mata uang yang dipakai oleh bank yang digunakan dalam
penukaran mata uang asing dan yang digunakan oleh para pedagang valuta asing untuk
menjual valuta asing. Contohnya ketika Anda menukarkan rupiah dengan dolar amerika,
maka kurs yang kita gunakan adalah kurs jual.

Kurs Tengah
kurs tengah adalah penggabungan antara kur jual dan kurs beli. Hal ini dilakukan dnegan cara
mencari rata-ratanya. Namum kurs ini jarang sekali digunakan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs


Faktor pembayaran impor
Kegiatan impor barang akan mempengaruhi kurs maka uang di suatu negara. Karena
pembanyaran impor menggunakan kurs beli, sehingga semakin banyak nilai impor barang
maka semakin banyak juga permintaan terhadap valuta asing sehingga kurs mata uang lokal
menurun. Begitu juga sebaliknya, jika impor barang sedikit akan membuat kurs dalam negeri
menguat.

Faktor Aliran Modal Keluar (capital outflow)


Capital outflow ini artinya modal negara keluar untuk membayar hutang atau untuk keperluan
negara lainnya. Semakin banyak utang yang di bayar atau keperluan negara maka
megakibatkan permintaan terhadap valuta asing meningkat kurs mata uang dalam negeri
menurun. Begitu juga sebaliknya jika negara menanamkan modal keluar negeri maka kurs
akan menguat.
Kegiatan Spekulasi
Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing maka yang dilakukan oleh spekulan maka
semakin besar permintaan terhadap valuta asing. Banyaknya permintaan terhadap valuta asing
akan memperlemah kurs mata uang lokal terhadap mata uang asing.

Kesimpulan
Kurs mata uang ini menjadi patokan oleh seorang pembisnis atau pengusaha. Ia dapat
memanfaatkan kurs untuk bertransaksi di valuta asing atau juga menanamkan modal di
sebuah perusahaan. Ketika mata uang negara sedang lemah ia tidak mungkin akan
menanamkan modalnya di negara yang kurs mata uangnya melemah. Tapi ada juga yang
sebaliknya, tentu ada analisis tersendiri dari pengusaha tersebut.

Neraca Pembayaran
Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah catatan yang sistematik tentang transaksi ekonomi internasional
antara penduduk Negara itu dengan penduduk Negara lain (Nopirin, 1996). Menurut Balance
of Payment Manual (BPM) yang diterbitkan IMF (1993) definisi neraca pembayaran
internasional (Balance of Payment) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan baran jasa, transfer keuangan
dan moneter antarapenduduk (resident) suatu Negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode tertentu,biasanya satu tahun (Hady, 2001).

Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran

1. Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu Negara.


Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk
domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan terhadap produk
domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor Negara bersangkutan,
semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik.

2. Mengetahui aliran sumber daya antar Negara.


Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara
suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara tersebut
merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang
atau modal.

3. Mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan suatu Negara


Dengan mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan
perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti ketergantungan
sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk petanian dan ketergantungan sumber
pembiayaan investasi dari Negara lain.

4. Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu Negara


Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui
seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain.
5. Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu Negara.
Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus  atau defisit
Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa
akan bertambah sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya

6. Dipergunakan sebagai sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran


devisa (foreign exchange budget).
Dengan memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat
diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus dapat
ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.

7. Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional


(national account).
Statistic Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat
salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan jasa yang
tercatat dalam Neraca Pembayaran.

Komponen-Komponen Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran pada dasarnya terdiri atas lima neraca bagian yang saling berhubungan,
kelima neraca itu adalah sebagai berikut.

1. Neraca Perdagangan (Balance of Trade)


Neraca perdagangan ialah daftar atau neraca yang berisi perbandingan antara besarnya nilai
ekspor dengan nilai impor suatu negara dalam dalam jangka waktu 1 tahun. Jika nilai ekspor
lebih besar dari impor maka negara mengalami surplus dalam neraca perdagangan. Tetapi bila
nilai ekspor lebih kecil daripada impor maka negara mengalami defisit dalam neraca
perdagangan. Neraca perdagangan surplus disebut juga neraca perdagangan aktif. Sedangkan
neraca perdagangan defisit disebut juga neraca perdagangan pasif.

2. Neraca Jasa
Neraca jasa ialah neraca yang mencatat transaksi jasa yang diselenggarakan dan diterima
suatu negara terhadap negara lain selama jangka waktu 1 tahun. Misalnya jasa pengangkutan,
asuransi, pariwisata, jasa perdagangan, dan jasa perbankan.

3. Neraca Hasil Modal


Neraca hasil modal ialah sebuah neraca yang mencatat semua pembayaran dan penerimaan
bunga, deviden, upah tenaga asing, serta hadiah-hadiah dari luar negeri.

4. Neraca Lalu Lintas Modal (Capital Account)


Neraca lalu lintas modal ialah sebuah neraca yang mencatat segala kredit atau pinjaman dari
luar negeri dan segala kredit/pinjaman yang diberikan kepada negara lain. Dalam neraca ini
juga dicatat jual beli efek, penanaman modal asing, bantuan luar negeri, serta pembayaran
utang luar negeri.

5. Neraca Lalu Lintas Moneter (Monetery Account)


Neraca lalu lintas moneter ialah sebuah neraca yang mencatat dan memperlihatkan
perkembangan/perubahan cadangan devisa suatu negara. Cadangan tersebut terdiri dari emas
dan devisa.

Macam-Macam Neraca Pembayaran

 Neraca Pembayaran Defisit, Neraca pembayaran defisit yaitu neraca pembayaran


yang menunjukkan jumlah transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih
besar dibandingkan transaksi penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).

 Neraca Pembayaran Surplus, yaitu neraca pembayaran yang menunjukkan transaksi


debet lebih kecil

 Neraca Pembayaran Seimbang, yaitu neraca pembayaran yang menunjukkan


transaksi debet sama dengan transaksi kredit.

Fungsi Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca
pembayaran yaitu sebagai berikut :

 Sebagai alat pembukuan supaya pemerintah bisa mengambil keputusan yang tepat,


mengenai jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas
wilayah suatu negara serta untuk mendapatkan sebuah keterangan-keterangan
mengenai anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya.

 Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan perdagangan
internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh
transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara yang bersangkutan.

 Berfungsi untuk mendapatkan informasi rinci terkait dengan perdagangan luar negeri.

 Berfungsi untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara tersebut


dengan negara tertentu.
 Berfungsi untuk alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

Kemiskinan

Pengertian kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari
sudut ilmiah yang telah mapan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

1.     Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-


hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

2.     Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial , ketergantungan, dan


ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
termasuk pendidikan  dan informasi . Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak
dibatasi pada bidang ekonomi.

3.     Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna


"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik  danekonomi  di
seluruh dunia.

2.2 Konsep Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya


sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan
tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Tiga dimensi (aspek atau segi) kemiskinan,yaitu:Pertama, kemiskianan


multidimensi artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka
kemiskiananpun memiliki banyak aspek. Diliahat dari kebijakan umum kemmiskinan
meliputi aspek primer yang berupa mikin akan asset-aset, organisaisi politik dan
pengetahuan serta keterampilan san aspek yang sekunder yang berupa miskin jaringan
social dan sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut
memanifestasikan dirinya dalam bentuk kekurangan gizi,air dan perumahan yang tidak
sehat dan perawatan kesehatan yang kurang baik serta pendisikan yang jug
a kurang baik .Kedua, Aspek kemiskinan tadi saling berkaitn baik secara maupun tidak
langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat
mempengaruhi kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.

Ketiga, bahwa yang miskin adalah manusianya baik secara individual mupun
kolektif. Kita seering mendengar perkataan kemiskinan pesesaan (rural proferty) dan
sebagainya, namun ini bukan desa atau kota, an sich yang mengalami kemiskianan tetapi
orang – orang atau penduduk atau juga manusianya yang menderita miskin jadi miskin
adalah orang-orangnya penduduk atau manusianya Adapun cirri-ciri kemiskinan pada
umumnya adalah. Pertama pasda umumya mereka tidak memiliki factor produksi seperti
tanah modal ataupun keterampilan sehingga kemmpuan untuk memperoleh pendapatan
menjadi terbatas. Kedua mereka tidak memmiliki kemungkinan untk memperoleh asset
produksi dengan kekuatan sendiri. Ketiga tingkat poendidikan rendah waktu mereka tersita
untuk mencari nafkah dan mendapatkan pendapatan penghasilan. Keempat kebanyakan
mereka tinggal di pedesaan. Kelima mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan
tidak didujung oleh keterampilan yang memadai.

2.3  Indikator-indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail
indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan
sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).


2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,
sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk  pendidikan dan
keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.

6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban


kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

2.4 Mengukur Kemiskinan

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori,  yaitu Kemiskinan


absolut  dan Kemiskinan relatif . Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang
konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara. Sebuah contoh dari
pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki
dewasa).

         

Bank Dunia  mendefinisikan Kemiskinan absolut  sebagai hidup dg pendapatan

dibawahUSD  $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari,

dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang

dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari." Proporsi
penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28%

pada 1990 menjadi 21% pada 2001.Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari

penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang

separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.

Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma  yang berkelana ke

sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat

sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam

pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari

stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang .

2.5 Penyebab Kemiskinan

Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalam melihat


berdasarkan persoalan real dalam masyarakat tersebut. Persoalan real dalam masyarakat
biasanya karena adanya kecacatan individual dalam bentuk kondisi dari kelemahan
biologis, psikologis, maupun kultural sehingga dapat menghalanginya untuk memperoleh
peruntungan untuk dapat memajukan hidupnya. Kelompok yang masuk dalam golongan
yang tidak beruntung, yaitu kemiskinan fisik yang lemah, kerentaan, keterisolasian dan
ketidakberdayaan.

Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai


berikut:

·        Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia, Seperti kita ketahui lapangan
pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada
dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya.
Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu
menyebabkan kemiskinan di Indonesia.

·        Tidak meratanya pendapatan penduduk Indonesia Pendapatan penduduk yang didapatkan


dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relative tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih.
Ini yang diusebut tidak meratanya pendapatan penduduk di Indonesia.

·        Tingakat pendidikan masyarakat yang rendah Banyak masyarakat Indonesia yang tidak
memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja.
Dan pada umumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat
pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai memiliki ketrampilan yang
memadai dehingga dapat memp[eroleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan
dehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan
dpat di tanggulangi.

Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global. Yang penting


digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang
dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan


pendapatan per-kapita:

a) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

b) Politik ekonomi yang tidak sehat.

c) Faktor-faktor luar neger, diantaranya:

    - Rusaknya syarat-syarat perdagangan

    - Beban hutang

    - Kurangnya bantuan luar negeri, dan

    - Perang

  Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.


Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan.
Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung
dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan maksimal

  Biaya kehidupan yang tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari
tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya
tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.

  Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan
keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber
pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

  Kurangnya perhatian dari pemerintah

Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi maslah Negara yang semakin


berkembang setiap tahunnya dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi
masalah tersebut. Kureangnya perhatian pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi
salah satu penyebnya.

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

·         penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.

·         penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.

·         penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan


kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
·         penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi.

·         penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat
dari kemalasan, namun di Amerika Serikat  (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya
memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin ; yaitu, orang yang
tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis
kemiskinan .

2.6 Dampak Dari Kemiskinan Terhadap Masyarakat

Banyak dampak yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan diantaran adalah

sebagai berikut:

·         Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendah Ini berarrti dengan adanya

tingkat kemiskian yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki

pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.

·         Tingkat kematian meningkat, ini dimksudkan bahwa masy6arakat Indonesia banyak

yang menagalmi kemtain akibat kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena

tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.


·         Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli
kebutuha akan makanan yang merka makan sehari-hari.

·         Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebnabkan masyarakat si


Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak
memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan.

·         Tingakat kejahatan meningkat , Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh


pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak
mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.

2.7 Kemiskinan Di Lihat Dari 2 Aspek

1. Dilihat dari Aspek Sosial

Adapun kemiskinan yang dilihat dari aspek sosial, yaitu:

(1)             Kemiskinan, meliputi kelompok warga yang menyandang ketidakmampuan sosial


ekonomi atau warga yang rentan menjadi miskin seperti: (1) keluarga fakir miskin; (2)
keluarga rawan sosial ekonomi; (3) warga masyarakat yang berdomisili di lingkungan
kumuh.

(2)             Keterlantaran, meliputi warga masyarakat yang karena sesuatu hal mengalami


keterlantaran fisik, mental dan sosial, seperti: (1) balita terlantar, (2) anak dan remaja
terlantar, termasuk anak jalanan dan pekerja anak, (3) orang dewasa terlantar, (4) keluarga
bermasalah sosial psikologis, dan (5) lansia terlantar.

(3)             Kecacatan, meliputi warga masyarakat yang mengalami kecacatan fisik dan mental


sehingga terganggu fungsi sosialnya, seperti: (1) cacat veteran, (2) cacat tubuh, (3) cacat
mental (retardasi, cacat mental psychotik), (3) tuna netra, (4) tuna rungu wicara dan (5)
cacat bekas penderita penyakit kronis.

(4)             Ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, meliputi warga masyarakat yang


mengalami gangguan fungsi-fungsi sosialnya akibat ketidakmampuannya mengadakan
penyesuaian (social adjusment) secara normatif, seperti: (1) tuna susila, (2) anak konflik
dengan hukum/ nakal, (3) bekas narapidana, (4) korban narkotika, (5) gelandangan; (6)
pengemis dan (7) korban HIV/AIDS dan (8) eks penyakit kronis terlantar.

(5)             Keterasingan/ keterpencilan dan atau berada dalam lingkungan yang buruk, meliputi


warga masyarakat yang berdomisili di daerah yang sulit terjangkau, atau terpencar-pencar,
atau berpindah-pindah, yang lazim disebut Komunitas Adat Terpencil.

(6)             Korban Bencana Alam dan Sosial, meliputi warga masyarakat yang mengalami


musibah atau bencana, seperti: (1) korban bencana alam, dan (2) korban bencana sosial
yang disebabkan oleh konflik sosial dan kemajemukan latar belakang sosial budaya.

(7)             Korban Tindak Kekerasan, Eksploitasi dan Diskriminasi, meliputi warga masyarakat


yang mengalami tindak kekerasan, seperti: (1) anak yang dilacurkan, diperdagangkan dan
bekerja dalam situasi terburuk (2) wanita korban tindak kekerasan, (3) Lanjut Usia korban
tindak kekerasan; (4) pekerja migran korban tindak kekerasan, eksploitasi dan
diskriminatif.

2. Dilihat dari Aspek Politik

Secara politik, kemiskinan dilihat dari tingkat akses terhadap (power). Kekuasaan
dalam pengertian ini mencangkup tatanan sistem politik yang dapat menentukan
kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan Sumber Daya.
Sehingga masyarakat miskin biasanya adalah yang jauh dari pusat kekuasan karena
kekuasaan adalah tangan baja untuk mengeruh Sumber Daya yang tersedia. Dilihat dari
aspek politik ini pula ada kaitannya dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan
kesempatan, diskriminatif posisi lemah dalam proses pengambilan keputusan, serta
lemahnya posisi untuk menuntut hak.

Kesenjangan Pendapatan

Definisi Kesenjangan Pendapatan


Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah
yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada
pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok
miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih
penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan
pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa
lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut
direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada
kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah
memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan semua sektor dengan
melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa
strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri
sebagai unit pengolahnya.
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi
pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan
dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
a)      Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.
b)      Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
c)      Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
d)     Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah.
e)      Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak miskin)tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
f)       Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak miskin)tetapi
ketimpangan  pendapatannya rendah.

2.2 Masalah Dasar

           Di Indonesia pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah menetapkan


kebijaksanaan pembangunan yang disebut dengan “TRICKLE DOWN EFFECTS” yaitu
bagaimana mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam suatu periode yang relatif
singkat. Pembangunan ekonomi nasional dimulai dari Pulau Jawa (khususnya jawa Barat),
dengan alasan bahwa di Pulau Jawa sudah tersedia infrastruktur, dengan harapan bahwa hasil-
hasil pembangunan itu akan menetes ke sektor dan wilayah lain di Indonesia. Akan tetapi
sejarah menunjukkan bahwa setelah 10 tahun berlalu sejak Pelita I (1969) ternyata efek
tersebut tidak tepat. Perekonomian Indonesia pada 2010 tumbuh 6,1 persen, melampaui target
5,8 persen. Nilai produk domestik bruto naik dari Rp 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi Rp
6.422,9 triliun tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi ini menimbulkan kesenjangan di
masyarakat. Pengamat ekonomi mengatakan, kelompok masyarakat yang sangat kaya masih
menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga mereka. 
Hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia.
Pengentasan kesenjangan pendapatan  tetap merupakan salah satu masalah yang
paling mendesak di  Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan
kurang dari AS$2-per hari hampir sama dengan jumlah total penduduk yang hidup dengan
penghasilan kurang dari AS$2- per hari dari semua negara di kawasan Asia Timur kecuali
Cina. Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi
Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK).  Di samping turut menandatangani Tujuan
Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun 2015, dalam
RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam pengentasan kemiskinan
untuk tahun 2009, termasuk target ambisius untuk mengurangi angka kemiskinan dari 18,2
persen pada tahun 2002 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.  Walaupun
angka kesenjangan pendapatan nasional mendekati kondisi sebelum krisis, hal ini tetap berarti
bahwa sekitar 40  juta orang saat  ini hidup di bawah garis kemiskinan. Lagi pula, walaupun
Indonesia sekarang merupakan negara berpenghasilan menengah, proporsi penduduk yang
hidup dengan penghasilan kurang dari AS$2-per hari sama dengan negara-negara
berpenghasilan rendah di kawasan ini, misalnya Vietnam.
Ada  tiga ciri yang menonjol dari kesenjangan pendapatan di  Indonesia.
1.      Banyak  rumah  tangga   yang berada di sekitar garis kemiskinan nasional, yang setara
dengan PPP AS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak
miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan.
2.      Ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas
kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong  (miskin dari segi
pendapatan) dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap
pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan  manusia.
3.      Perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Banyak penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Angka kemiskinan nasional
sejumlah besar penduduk yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan nasional. Hampir
42 persen dari seluruh rakyat.
Kemiskinan  dari  segi  non-pendapatan  adalah  masalah  yang  lebih  serius 
dibandingkan  dari kemiskinan dari segi pendapatan. Bidang-bidang khusus yang patut
diwaspadai adalah:
·    Angka gizi buruk (malnutrisi) yang tinggi dan bahkan meningkat pada tahun-tahun terakhir:
seperempat anak di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk di  Indonesia,  dengan angka
gizi buruk tetap sama dalam tahun- tahun terakhir kendati telah terjadi penurunan angka
kemiskinan.
·    Kesehatan ibu yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yang
sama, angka kematian ibu di Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiran hidup), tiga kali
lebih besar dari Vietnam dan enam kali lebih besar dari Cina dan Malaysia hanya sekitar 72
persen persalinan dibantu oleh bidan terlatih.
·    Lemahnya  hasil  pendidikan. Angka melanjutkan  dari  sekolah  dasar  ke  sekolah
menengah masih  rendah, khususnya di antara penduduk miskin: di antara kelompok umur
16-18 tahun pada kuintil termiskin, hanya 55 persen yang lulus SMP, sedangkan angka untuk
kuintil terkaya adalah 89 persen untuk kohor yang sama.
·    Rendahnya akses  terhadap air bersih, khususnya di antara penduduk miskin.   Untuk kuintil
paling  rendah, hanya 48 persen yang memiliki akses air bersih di daerah pedesaan,
sedangkan untuk perkotaan, 78 persen.
·    Akses terhadap sanitasi merupakan masalah sangat penting.  Delapan puluh persen 
penduduk miskin di pedesaan dan 59 persen penduduk miskin di perkotaan tidak memiliki
akses terhadap tangki septik, sementara itu hanya kurang dari satu persen dari seluruh
penduduk  Indonesia yang  terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.
Perbedaan antar daerah yang besar di bidang kemiskinan. Keragaman antar daerah
merupakan ciri khas Indonesia, di antaranya tercerminkan dengan adanya perbedaan antara
daerah pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, terdapat sekitar 57 persen dari orang miskin di
Indonesia yang juga seringkali tidak memiliki akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar
hanya sekitar 50 persen masyarakat miskin di pedesaan mempunyai akses terhadap sumber
air bersih, dibandingkan dengan 80 persen bagi masyarakat miskin di perkotaan.  Tetapi yang
penting, dengan melintasi kepulauan Indonesia yang sangat luas, akan ditemui perbedaan
dalam kantong-kantong kemiskinan di dalam daerah itu sendiri.
Studi-studi mengenai distribusi pendapatan di Indonesia pada umumnya
menggunakan data BPS mengenai pengeluaran konsumsi rumah tangga dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas).
Demikian pula pengertian pendapatan yang artinya pembayaran yang di dapat karena
bekerja atau menjual jasa tidak sama dengan pengertian kekayaan. Kekayaan seseorang bisa
jauh lebih besar dari pada pendapatannya.
Boleh dikatakan bahwa baru sejak akhir 1970-an pemerintah Indonesia ulai
memperlihatkan kesungguhan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak
saat itu aspek pemerataan dalam trilogi pembangunan semakin di tekankan dan ini
diidentifikasikan dalam delapan jalur pemerataan, sudah banyak program-program dari
pemerintah pusat hingga saat ini mencerminkan upaya tersebut seperti:
a)      Program serta kebijakan yang mendukung pembangunan industri kecil
b)      Rumah tangga dan koperasi
c)      IDT
d)     Program keluarga sejahtera
e)      Program keluarga berencana (kb)
f)       Program makanan tambahan bagi anak sekolah dasar
g)      Program transmigrasi
h)      Peningkatan UMR atau provinsi (UMP)
i)        Jaringan pengamana sosial yang di sponsori bank dunia

2.3 Faktor Penyebab Kesenjangan Pendapatan


Secara teoritis perubahan pola distribusi pendapatan di perdesaan di sebabkan oleh
faktor-faktor berikut:
1. Akibat arus penduduk/L dari perdesaan ke perkotaaan yang selama Orde Baru berlansung
sangat pesat.
2. Struktur pasar dan besarnya distoris yang berbeda di perdesaan dengan perkotaan.
3. Dampak positif dari proses pembanguan ekonomi nasional diantaranya:
a.  Semakin banyaknya kegiatan-kegiatan ekonomi di perdesaan di luar sektor pertanian
seperti industri manufaktur.
b. Tingkat produktivitas dan pendapatan (dalam nilai riil) L di sektor pertanian meningkat.
c.  Potensi SDA ( sumber daya alam) yang ada di perdesaan semakin baik karena di
manfaatkan oleh penduduk desa (pemakain semakin optimal)
Tingkat kesenjangan distribusi pendapatan diIndonesia dapat juga di ukur dengan
metode Bank Dunia, yakni membagi jumlah populasi ke dalam tiga kelompok yakni:
a.    40% berpedapatan rendah
b.    40%  berpendapatan menengah
c.    20 %  berpendapatan tinggi
            Kelompok pertama adalah bagian dari populasi terkaya sedangkan kelompok ke tiga
adalah bagian dari populasi termiskin dan kelompok kedua sering di sebut/ dikatakan sebagai
masyarakat kelas menengah.
            Di Indonesia kemiskinan dan kesenjangan pendapatan merupakan salah satu masalah
besar. Terutama melihat kenyataan bahwa laju penguranag jumlah orang miskin di tanah air
bedasarkan garis kemiskinan yang berlaku jauh lebih lambat dibandingkan laju perekonomian
pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu sejak PELITA I hingga 1997( sebelum krisi
ekonomi).
Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :
1.      UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang
berbeda.
2.       PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3.       Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar
9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
Selain itu,penyebab kesenjangan pendapatan di negara Indonesia adalah :
a.       Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus
penduduk.Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan
keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan
jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban
ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b.      Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia
kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia
kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan
nasional dikatakan cukup merata.
c.       Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu
negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga
kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
d.      Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi
salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu
mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat
pencapaian penurunan kemiskinan sebagai berikut :
1.      Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah
terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan.
Kemiskinan diluar  Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi
dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan seharusnya lebih
difokuskan di daerah-daerah tersebut.
2.      Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
3.      Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan
ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
4.      Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan
dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok
harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan
kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2.4  Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau
pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu
tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta
suatu dampak kemiskinan.

Dampak dari kesenjangan pendapatan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan


kompleks yaitu :
-          Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan yang sesuai dengan usahanya mereka
tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah
menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara
langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.
-          Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena
seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tidak
ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka
jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara
mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
-          Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya
biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah
atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu.
Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.
Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang.
Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan  yang lebih
layak.
-          Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang
biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
-          Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas
kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M
Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan
hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak
langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang
daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di
pedesaan maupun di perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan kemiskinan
sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah program
pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam
masalah kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin
kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara
lain adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
2.    Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber
daya manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta
pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong
kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga mengatasi
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1.    Usaha individu
Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang dihadapinya oleh
dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara
penerusan pendidikan ke jenjang yang tinggi.
2.    Penyedekahan
Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam
masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah kemiskinan  secara keseluruhan.
3.    Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang
ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan ekonomi merupakan cara yang
paling berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
4.    Pembangunan Masyarakat
5.    Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh
dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan dan kesenjangan pendapatan  juga dapat diatasi
dengan cara sebagai berikut :
1.    Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2.    Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman,pendidikan,kerja
sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3.    Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada
orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan
sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau
keasdaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Pertumbuhan Ekonomi
A. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya.

Pertambahan potensi memproduksi sering kali lebih besar dari pertambahan


produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat
dari potensinya. ( Sadono Sukirno;10).

Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan


jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya

Definisi ini memiliki tiga komponen :


1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus
persediaan barang.
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat
kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; dan kepada penduduk
3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaan di bidang
kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat
dimanfaatkan secara tepat dimanfaatkan
4. Teori pertumbuhan ekonomi sebagai penjelasan mengenai faktor mengenai faktor – faktor
apa yang menentukan kenaikan ouput per kapita dalam jangka panjang, dan mengenai
bagaimana faktor mengenai bagaimana faktor – faktor tersebut berinteraksi faktor satu sama
lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses


perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu.
B. Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas


produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikkan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan


ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yaitu :

Pertumbuhan ekonomi :

1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang


2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan

3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk

4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi

Pembangunan ekonomi:

1.    Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita

2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-


hasilnya

3. Memperhatikan pertambahan penduduk

4. Memperhatikan pertambahan penduduk

5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memiliki persamaan yaitu :

1. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi

2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita

3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat

4.Kedua-duanya berdampak pada kesejahteraan rakyat

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu :

1. Produk Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.

2. Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari
negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.

C. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Pertumbuhan Klasik


Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas
tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik
terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori pertumbuhan mereka, dikemukanan suatu teori yang menjelaskan
perkaitan antara pendapatan per kapita penduduk dan jumlah penduduk. Teori tersebut
dinamakan teori penduduk optimum. Apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi
marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk
akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi jika penduduk semakin banyak maka
akan berlaku hukum hasil lebih yang semakin berkurang,yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan.

2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan barang baru, mempertinggi
efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu
barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru

3. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang harus
dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara
efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut.

4. Teori Pertumbuhan Neo Klasik


Abramovits dan Solow dalan teori pertumbuhan Neo Klasik mengemukakan bahwa
faktor terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal
dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan
pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. ( Sadono Sukirno ; 433 )
D. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

1.      Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi


oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.

2.  Faktor Sumber Daya Alam


Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3.  Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong


adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan
tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi


yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi )

Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah :

1.         Korupsi

     Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat kekacauan dan


ketidakefisienan  

     dalam pembelanjaan.

2.         Laju inflasi

Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen karena


masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati terhadap resiko kenaikkan
harga tinggi.

3.         Tingkat suku bunga

     Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi.


4. Kenaikkan harga bahan bakar minyak

     Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


nasional karena dampak kebijakan tersebut menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruh
terhadap perekonomian.

5. Situasi keamanan yang tidak kondusif

     Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan
stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya
(investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil

Anda mungkin juga menyukai