MAKALAH
Bella Rosyta K.
140810201059
140810201071
Desy Herlina
140810201135
Yora Tazzya L.
140810201120
Puspita Nugraha U.
140810201125
140810201163
KEPUASAN KERJA
Mengukur Kepuasan Kerja
Pengertian kepuasan kerja secara luas merupakan sebuah perasaan positif terhadap
pekerjaan yang dihasilkan dari evaluasi atas karakteristik-karakteristiknya. Suatu pekerjaan
tentunya memerlukan interaksi dengan rekan kerja maupun dengan atasan (bos), mengikuti
aturan serta kebijakan organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup dengan kondisi kerja yang
kurang ideal, dan sebagainya. Penilaian seorang pekerja atas kepuasannya terhadap pekerjaan
merupakan penjumlahan kompleks dari banyak elemen berbeda.
Lalu bagaimana kepuasan kerja dapat diukur? Kepuasan kerja ini dapat diukur
melalui dua pendekatan populer. Pertama, peringkat global tunggal yang merupakan sebuah
respon atas satu pertanyaan, seperti Semua hal dipertimbangkan, seberapa puas Anda
dengan pekerjaan Anda? Responden melingkari satu nomer antara 1 dan 5 pada suatu forum
skala dari sangat puas sampai sangat tidak puas. Kedua, penjumlahan dari aspek-aspek
pekerjaan, lebih canggih, mengidentifikasi elemen-elemen kunci dalam sebuah pekerjaan
seperti sifat pekerjaan, pengawasan, gaji sekarang, peluang promosi, dan hubungan dengan
rekan kerja. Responden memperingkat ini berdasarkan sebuah skala terstandardisasi dan
peneliti menambahkan peringkat itu untuk menciptakan suatu skor kepuasan kerja
keseluruhan.
Secara intuitif, menjumlahkan respon pada sejumlah faktor pekerjaan tampaknya
mungkin untuk mencapai sebuah evaluasi yang lebih akurat atas kepuasan kerja. Metode
peringkat global tunggal tidak menghabiskan banyak waktu, sehingga membebaskan waktu
untuk tugas-tugas lainnya, dan penjumlahan aspek-aspek kerja membantu manajer mengatasi
masalah dan berhadapan dengannya lebih cepat serta lebih akurat.
Seberapa Puas Orang dalam Pekerjaannya?
Riset menunjukkan tingkat kepuasan kerja sangat beragam, bergantung pada aspek
apa dari kepuasan kerja yang Anda bicarakan. Orang orang umumnya lebih puas dengan
pekerjaannya secara keseluruhan, dengan pekerjaannya itu sendiri, dan dengan atasan serta
rekan kerja mereka dibandingkan dengan gaji dan peluang promosi. Tidak benar-benar jelas
mengapa orang-orang tidak menyukai gaji dan peluang promosi lebih dari aspek lainnya
dalam pekerjaannya. Meskipun kepuasan kerja tampak relevan diberbagai budaya, bukanlah
berarti ada perbedaan budaya dalam kepuasan kerja. Bukti ilmiah menyatakan bahwa pekerja
budaya barat memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dibudaya timur.
Mengabaikan (Neglect):
membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau
Kepuasan kerja mempengaruhi motivasi kerja, tetapi tidak berdampak pada kinerja dalam
pekerjaan di mana pekerja hanya mempunyai sedikit kontrol atas hasil pekerjaan mereka.
absen yang tinggi, tetapi ketika ada sedikit mereka memiliki tingkat absen yang sama
(rendah) seperti pekerja yang puas.
Kepuasaan Kerja dan Perputaran Kerja
Hubungan antara kepuasaan kerja dan perputaran kerja lebih kuat dibandingkan antara
kepuasaan dan absen. Riset terkini menyatakan bahwa manajer yang berusaha menentukan
siapa yang akan mungkin pergi harus fokus pada tingkat kepuasaan kerja pekerja sepanjang
waktu, karena tingkat itu sungguh berubah. Sebuah pola kepuasan kerja yang lebih rendah
adalah adalah alat prediksi niat untuk keluar dari pekerjaan. Kepuasaan kerja memiliki
sebuah koneksi lingkungan juga. Riset ini menyarankan manajer untuk mempertimbangkan
pola kepuasaan kerja dari rekan- rekan kerja saat menugaskan para pekerja baru untuk sebuah
area baru karena alasan ini.
Hubungan kepuasaan-perputaran juga dipengaruhi oleh alternatif prospek kerja. Jika
seorang pekerja dihadapkan dengan sebuag tawaran pekerjaan yang tidak diinginkan,
ketidakpuasaan kerja kurang prediktif untuk perputaran karena pekerja itu lebih mungkin
beralih pada perputaran pekerja saat peluang pekerjaan banyak karena para pekerja menilai
mudah untuk berpindah. Juga, saat pekerjaan memiliki modal manusia yang tinggi
(pendidikan tinggi, kemampuan tinggi), ketidakpuasaan kerja lebih mungkin ditranslasikan
ke dalam perputaran karena mereka memiliki, atau menilai, banyak alternatif yang tersedia.
Akhirnya, kesatuan pekerja dengan pekerjaannya dan komunitas dapat membantu
menurunkan probabilitas perputaran, khususnya dalam budaya kolektif.
Kepuasaan Kerja dan Penyimpangan di Tempat Kerja
Ketidakpuasaan kerja dan hubungan antagonis dengan rekan kerja memprediksikan
beragam perilaku yang tidak diinginkan organisasi, termasuk penyaalahgunaan zat terlarang,
mencuri di tempat kerja, sosialisasi yang kurang, dan keterlambatan. Para peneliti
berpendapat bahwa perilaku ini adalah indikator sssebuah sindrom yang lebih puas yang
disebut perilaku menyimpang di tempat kerja (atau perilaku konterproduktif atau menarik
diri). Jika para pekerja tidak menyukai lingkungan kerjanya, mereka akan merespons,
meskipun tidak selalu mudah untuk meramalkan secara pasti bagaimana. Seorang pekerja
mungkin keluar. Sementara yang lain mungkin menggunakan waktu kerja main Internet atau
mengambil persediaan kerja ke rumah untuk penggunaan pribadi. Singkatnya, para pekerja
yang tidak menyukai pekerjaannya mengalihkannya dengan berbagai cara-dan karena caracara itu bisa sangat kreatif, mengendalikan hanya satu perilaku, seperti dengan kebijakan
kontrol absensi, meyebabkan akar masalah tidak tersentuh. Untuk secara efektif
mengendalikan konsekuensi yang tidka diinginkan dari ketidakpuasaan kerja, para pekerja
harus
menyerang
sumber
masalah-ketidakpuasaan-dibandingkkan
mencoba
untuk
keinginannya atas bayaran pada perhitungan secara berhati-hati dari tugas pekerjaannya
dengan bayaran yang deiberikan pada rekan sekerja yang sama.
2. Promotion Satisfaction
Mencerminkan perasaan pekerja tentang kebijakan promosi
perusahaan
dan
pelaksanaannya, termasuk apakah promosi sering diberikan, dilakukan dengan jujur, dan
berdasar pada kemampuan. Tidak seperti halnya bayaran, banyak pekerja mungkin tidak
suka lebih sering promosi karena promosi membawa lebih banyak tanggungjawab, dan
meningkatkan jam kerja. Tetapi, banyak pekerja menghargai promosi karena
memberikan peluang untuk pertumbuhan personal lebih besar, upah lebih baik, dan
prestise lebih tinggi.
3. Supervision Satisfaction
Mencerminkan perasaan pekerja tentang atasan mereka, termasuk apakah atasan mereka
kompeten, sopan, dan komunikator yang baik, serta bukannya bersifat malas,
mengganggu, dan menjaga jarak. Apakah atasan memberikan penghargaan atas kinerja
baik, membantu pekerja mendapatkan sumber daya yang diperlukan, dan melindungi
pekerja dari kebingungan yang tidak perlu. Apakah atasan mempunyai kepribadian baik
demikian pula apakah mempunyai nilai-nilai dan keyakinan yang sama dengan pekerja.
4. Coworker Satisfaction
Mencerminkan perasaan pekerja tentang teman sekerja mereka, termasuk apakah rekan
sekerja mereka cerdas, bertanggung jawab, membantu, menyenangkan, dan menarik.
Pekerja dalam batas tertentu mengandalkan pada rekan sekerja dalam menjalankan tugas
pekerjaan sehingga mengharapkan rekan sekerjanya membantu dalam pekerjaan. Rekan
kerja yang menyenangkan dapat membuat hari kerja berjalan lebih cepat.
5. Satisfaction with the Work itself
Mencerminkan perasaan pekerja tentang tugas pekerjaan mereka sebenarnya, termasuk
apabila tugasnya menantang, menarik, dihormati, dan memanfaatkan keterampilan
penting daripada sifat pekerjaan yang menjemukan, berulang-ulang, dan tidak nyaman.
kebaikan yang dipertimbangkan sebagai keamauan baik pada employers. Kebaikan ini
menjadi nyata ketika organisasi mempunyai kepuasan kerja rendah. Perusahaan berusaha
menyembunyikan fakta ini, dan ketika masalah etika menjadi publik, pemimpin korporasi
biasanya cepat memperbaiki situasi.