Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

MIFTAH ARIDIA SASMITA

1841627301136 / PS 18 D

Januari 2020

Sikap setiap individu dalam menjalani segala sesuatu pastilah diiringi dengan
perasaannya. Termasuk dalam menjalani pekerjaannya. Perasaan yang dirasakan
seseorang dalam mengerjakan pekerjaannya dalam sebuah perusahaan atau organisasi
adalah bentuk dari kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan perasaan karyawan
terhadap hal-hal yang membuatnya senang, nyaman dan bahagia. Kepuasan kerja
dapat bersifat subjectif. Artinya penilaian setiap orang terhadap kepuasan kerja
pastilah berbeda-beda termasuk hal-hal atau faktor yang mempengaruhinya.

Kepuasan kerja atau Job Satisfaction adalah keadaan emosional yang


menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Waktu/lama penyelesaian merupakan pencerminan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dapat dilihat dari sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungannya. (T. Hani Handoko, 2000).
Tingkat kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
kerjanya yang akan berpengaruh pada efektivitas organisasi. Kepuasan kerja adalah
suatu perasaan yang mendukung atau tidak mendukung diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspekaspek seperti upah, gaji yang
diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya,
penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, dan mutu
pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain
umur, kondisi kesehatan, kemampuan, dan Pendidikan.

Menurut A.S, Munandar dalam buku psikologi industri dan organisasi, ada 5
faktor yang menjadi penentu kepuasan kerja yang terdiri dari ciri-ciri intrinsik
pekerjaan, gaji/penghasilan yang dirasa adil, penyeliaan, rekan-rekan sejawat yang
menunjang dan kondisi kerja yang menunjang.

Menurut Menurut Blum dalam As’ad terdapat tiga faktor yang memberikan
kepuasan kerja pada karyawan yaitu diantaranya yang pertama adalah faktor
Individual, merupakan faktor dari dalam diri karyawan itu sendiri dalam
pandangannya terhadap kepuasan kerja seperti usia, kondisi kesehatan, pemikiran,
dan keinginan. Selanjutnya adalah faktor sosial yang berupa bentuk interaksi antar
karyawan dan pimpinan-bawahan, komunikasi yang baik, hubungan kekeluargaan,
presepsi umum, kesempatan untuk memberikan feedback, aktivitas serikat pekerja,
kebebasan bertindak, dan komunikasi antar masyarakat. Faktor yang terakhir adalah
faktor utama dalam pekerjaan yaitu terkait dengan penggajian, pengawasan,
ketenangan kerja, keadaan lingkungan pekerjaan dan kesempatan berkembang.

Berdasarkan data yang didapat dari sebaran kuesioner, didapat kesimpulan


dari jawaban yang diberikan responden. Berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasaan kerja yang meliputi gaji/penghasilan, hubungan dengan
atasan, rekan kerja yang menunjang dan kondisi kerja. Dari hasil kuesoner dapat
diketahui bahwa faktor gaji/penghasilan menjadi faktor yang paling banyak dipilih
responden yaitu sebanyak 60% sebagai faktor utama yang memicu kepuasan kerja.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dengan gaji/penghasilan yang mencukupi,
semua kebutuhan akan terpenuhi.

Selain kepuasan kerja, pastilah timbul juga rasa ketidakpuasan kerja. Dari
data kuesioner berdasarkan bentuk pengungkapan ketidakpuasan kera yang meliputi
keluar, menyuarakan, mengabaikan dan setia. Sebanyak 78,3 % responden akan
menyuarakan ketidakpuasan mereka. Ketidakpuasan tersebut berhubungan dengan
faktor pemicu kepuasaan kerja yaitu gaji/penghasilan. Karyawan akan menyuarakan
ketidakpuasan meraka terhadap penghasilan yang diterimanya salah satunya dengan
cara aksi demontrasi.
Dampak yang ditimbulkan ketika karyawan merasa puas dalam bekerja yaitu
dapat meningkatkan Produktifitas atau kinerja. Sebaliknya jika karyawan merasa
tidak puas dalam bekerja maka menurut Porter & Steers akan berdampak pada
ketidakhadiran. Walaupun sebenarnya ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya
dan kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan
berhenti bekerja dan keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya

Pimpinan perusahaan baik dalam organisasi profit maupun non-profit harus


memperhatikan dan bertanggung jawab terhadap kepuasan kerja karyawannya karena
kepuasan kerja karyawan yang tinggi akan mempunyai dampak terhadap peningkatan
kinerja dan produktivitas karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu
kepuasan kerja sangat penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tingkat
kepuasan kerjanya rendah tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dalam
bekerja dan pada gilirannya akan menjadi frustasi.

Pengungkapan ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat


diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Menurut data kuesioner orang-orang
cenderung akan… ketika mengalami ketidakpuasan dalam bekerja.

Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja timbul dari dalam diri seseorang
yang mencakup perasaan senang, nyaman, dan bahagia dalam menjalankan
pekerjaannya. Faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja bagi setiap orang
atau individu akan berbeda tergantung menurut pandangan mereka masing-masing.
Ketika karyawan tidak mendapatkan kepuasan kerja nya, mereka cenderung akan
menyuarakan bentuk ketidakpuasannya.
Daftar Pustaka

https://jurnalmanajemen.com/pengertian-kepuasan-kerja/

Menurut Ashar Sunyoto Munandar dalam buku Psikologi Industri dan Organisasi Bab
10 tentang Kepuasan Kerja

Hasil Kuesioner dari google Form

Anda mungkin juga menyukai