OLEH
: Kelompok 6 (Kelas B)
12030113120009
Winda milasari
12030113120010
Laila Rachmawati
12030113120040
12030113120042
12030113120049
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2015
SIKAP
Sikap merupakan bentuk pernyataan mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Suatu sikap bisa
menunjukan ekspresi tentang sesuatu hal. Disaat seseorang mengatakan, Saya menyukai apa
yang saya pelajari di perkuliahan maka orang tersebut telah mengekspresikan sikapnya tentang
kuliahnya.
Komponen Utama Sikap
Sikap memiliki 3 komponen:
1. Komponen kognitif
Komponen ini berhubungan dengan opini atau pendapat tentang sesuatu.
2. Komponen afektif
Merupakan komponen sikap yang terwujud dalam bentuk perasaan atau emosi.
3. Komponen perilaku
Komponen perilaku menjelaskan tindakan atau perilaku terhadap seseorang atau sesuatu.
Misalnya, orang tua memberi hadiah mahal kepada adik padahal ia malas belajar dan
sang kakak yang rajin belajar tidak diberi hadiah. Maka sikap si kakak: dia akan berfikir dia
lebih layak mendapatkannya (kognitif), timbul rasa iri terhadap adik dan merasa dianaktirikan
oleh orang tua (afektif), melakukan protes terhadap orang tua (perilaku).
Contoh di atas menunjukan betapa eratnya hubungan komponen kognitif, afektif, dan
perilaku. Komponen perilaku bisa saja tidak ditunjukan sehingga tidak terlalu terlihat berkaitan,
namun pada dasarnya ketiga komponen sikap tersebut saling berhubungan.
Kognitif
Afektif
Perilaku
Sikap negative
terhadap orang
tua
Sikap sendiri memiliki fungsi untuk mencerminkan nilai-nilai dasar yang dimiliki, minat,
maupun identifikasi terhadap individu atau kelompok lain. Sikap adalah salah satu hal yang
berpengaruh atau memiliki hubungan dengan perilaku seeorang. Ada dua tipe sikap, pertama
adalah sikap spesifik atau khusus, yaitu sikap yang memprediksi perilaku seseorang secara
spesifik. Dan yang kedua adalah sikap umum, yang memprediksi perilaku-perilaku yang umum
terlihat.
Perilaku cenderung bersifat sejalan dengan sikap. Apabila ada perbedaan diantara
keduanya atau tidak saling berkaitan, bisa jadi seseorang tersebut sedang mengalami tekanan
sosial. Contohnya pada saat ia memasuki lingkungan yang baru, sikap yang ia miliki belum
tentu dapat diterima oleh lingkungannya yang membuat dirinya harus menunjukkan sikap dan
perilaku yang berbeda.
Sikap Kerja yang Utama
Meskipun ada banyak sekali jenis sikap, tetapi ada beberapa sikap utama yang biasanya
menjadi fokus, yaitu:
Kepuasan Kerja
Kata kepuasan biasanya berkaitan dengan perasaan senang. Kaitannya dengan
pekerjaan yaitu seorang pekerja merasa senang dan memang tertarik pada
pekerjaannya. Hal tersebut dapat memberi dampak positif, seperti kinerja yang baik,
hasil yang sesuai atau bahkan melebihi target, dan lain sebagainya. Si pekerja merasa
enjoy dengan semua tugas yang diberikan kepadanya atau menyelesaikan segala
pekerjaannya dengan hati yang ikhlas.
Berbeda dengan seseorang yang sejak awal tidak menyukai pekerjaannya,
misalnya karena disuruh orang tua atau karena berpikir lebih baik menerima
pekerjaan ini daripada menganggur, padahal passion-nya tidak ada. Hal seperti ini
tidak akan memberi rasa puas pada dirinya sendiri, apalagi untuk organisasi tempat ia
bekerja. Tentu kinerjanya tidak akan baik, hasil kerja tidak memenuhi target, dan jika
memenuhi target pun kualitasnya akan di bawah rata-rata bahkan buruk.
Keterlibatan Kerja
Komitmen Organisasi
Komitmen berkaitan dengan keinginan seseorang untuk tetap bertahan dan
mengabdi kepada organisasinya. Hubungan antar anggota organisasi, anggota dengan
organisasinya, serta kenyamanan anggota, menjadi faktor penentu seseorang mau
berkomitmen dengan suatu organisasi. Rekan-rekan yang ramah dan saling
membantu, kondisi internal organisasi yang baik, akan membuat seseorang betah
berada di dalamnya. Berbeda jika antar anggota memiliki hubungan yang kurang
harmonis dan juga kondisi organisasi yang semrawut atau tidak jelas, akan
menyebabkan seseorang tidak betah dan mengingkari komitmennya.
Dukungan Organisasi
Keterlibatan Pekerja
KEPUASAN KERJA
Mengukur Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja sebagai perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
hasil evaluasi karakteritiknya. Karena kita tahu baha pekerjaan tidak hanya mengatur tentang
bagian pekerjaan dan tugas semata. Melainkan juga interaki antara atasan, teman kantor maupun
baahan selain itu kita juga harus mematuhi peraturan yang ditetapkan, menerima berbagai
kebijakan yang diputuskan atau
Pekerjaan
Gaji
Promosi
Pengawasan
Rekan Kerja
Dampak Pekerjaan Akibat Puas Dan Tidak Puas Terhadap Tempat Kerja
Konstruktif
Destruktif
Aktif
SUARA
KELUAR
Pasif
KESETIAAN
PENGABAIAN
-Respons-respons atas ketidakpuasan1. Keluar, merupakan respon yang mengarah untuk meninggalkan atau mengundurkan diri
dalam organisasi untuk mencari yang baru.
2. Suara, cara aktif dan kontruktif untuk melakukan perbaikan atas kondisi yang terjadi.
3. Kesetiaan, menginginkan perubahan tetapi secara aktif dengan cara menunggu kondisi
membaik.
4. Pengabaian, tidak ada upaya untuk melakukan perbaikan sikap yang dilakukan pasif dan
membiarkan kondisi menjadi memburuk.
Kepuasan Kerja dan Kinerja
Kepuasan pekerja mempengaruhi hasil kinerja yang dilakukan, organisasi yang
pekerjanya merasa puas dinilai cenderung efektif kinerjanya.
Kepuasan Kerja dan OCB
Sebuah organisasi akan berjalan lancar sesuai tujuan jika mempunyai pekerja yang
memiliki individu yang baik. Untuk menciptakan individu yang baik perlunya ada kepusan
individu terhadap pekerjaannya, dengan adanya individu yang memiliki kinerja baik maka akan
tercipta kelompok kerja yang baik kinerjanya sehingga dapat tercipta organisasi dengan kinerja
yang baik.
Kepuasan Kerja Dan Kepuasan Pelanggan
Kepuasan kerja pada pekerja mempengaruhi kepuasan konsumen, pekerja yang
berhadapan langsung dengan konsumen harus memberikan pelayanan terbaik. Maka dari itu
pemilik organisasi harus memberikan kepuasan kepada pekerja agar kepuasan pelanggan
tercipta.
Kepuasan Kerja dan Ketidakhadiran
Karyawan yang puas cenderung selalu hadir bekerja dan hanya cuti/ izin dengan alasan
yang rasional. Sedangkan karyawan yang tidak puas cenderung melalaikan pekerjaan dan faktorfaktor lain memiliki pengaruh pada hubungan tersebut dan mengurangi koefisien korelasi.
Sebagai contoh: Organisasi yang memberikan tunjangan cuti sakit secara bebas berupaya
membesarkan hati semua karyawan mereka, termasuk mereka yang merasa sangat puas untuk
mengambil cuti. Anggap saja bahwa seorang karyawan mempunyai sejumlah minat yang
beragam, karyawan itu merasa kerja tersebut memuaskan namun masih meninggalkan kerja
untuk menikmati tamasya akhir pekan selama tiga hari tanpa sanksi. Sebuah penelitian di
Chicago menunjukkan bahwa pekerja yang mempunyai skor kepuasan tinggi memiliki
kehadiran yang jauh lebih tinggi dari pada mereka yang mempunyai tingkat kepuasan yang lebih
rendah. Penemuan ini benar-benar apa yang kita harapkan apabila kepuasan berhubungan secara
negatif dengan ketidakhadiran.
Kepuasan Kerja dan Perputaran Karyawan
Salah satu ukuran besar (magnitude) yang merefleksikan kepuasan kerja karyawan pada
perusahaan dapat diketahui dari tingkat perputaran karyawan, yang dimaksud dengan perputaran
karyawan adalah keluar masuknya karyawan pada perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Dengan kepuasan kerja yang tinggi akan menurunkan tingkat perputaran karyawan, contoh
kasusnya: "Faktor Kepuasan Kerja Dalam Hubungannya Dengan Tingkat Perputaran Karyawan
Pada PT Nippondenso Indonesia Inc". Kepuasan kerja pada PT NDI adalah baik. Ini dapat
dilihat pada tingkat perputaran karyawan yang makin menurun dari tahun 1991 s/d tahun 1996
yaitu dari 1,47 % menjadi 0,56 %. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kepuasan kerja yang tinggi
maka akan menurunkan tingkat perputaran karyawan.