Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU

UJIAN MID SEMESTER


SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2021/2022

NAMA : AL YANDA RAMADHAN


NIM : 1902113376
MATA KULIAH : PERILAKU KEORGANISASIAN
HARI/TANGGAL : JUMAT / 15 OKTOBER 2021
WAKTU : 150 MENIT
DOSEN : SRI RESTUTI, SE.,MM

1. a. Mengapa penting bagi seorang manajer untuk melengkapi organisasinya dengan


kajian perilaku organisasi.
Jawab :
Mempelajari dan Mengkaji Perilaku Organisasi kita bisa mengenali, mendiagnosis dan
menjelaskan kejadian-kejadian, yang secara teratur dan prediktabel terjadi dalam sebuah
organisasi. Mengenali kejadian seperti ini sangat penting bagi manajer, sebab bisa
digunakan untuk mengidentifikan masalah, menjelaskan apa yang sedang terjadi dalam
sebuah organisasi dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan para manajer. 

Dengan mempelajari Perilaku Organisasi manajer akan lebih mampu mengendalikan


perilaku manusia didalam organisasi. Sebab, harus disadari bahwa tidak semua perilaku
manusia di dalam organisasi selaras dan cocok dengan kepentingan organisasi mengingat
berkumpulnya beberapa orang didalam organisasi berasal dari beberapa latar belakang
keluarga, pendidikan dan karakter yang berbeda. Disamping itu mereka juga mempunyai
kepentingan yang berbeda.
b. Mengapa perilaku organisasi disebut dengan kajian multi disipliner ?
Jawab :
Perilaku organisasi disebut dengan kajian multidisipliner karena dapat dipahami sebagai
cara pembahasan masalah yang melibatkan beberapa keilmuan untuk mendiskusikan
suatu topik yang sama. Adapun karakteristik dari multidisipliner ini adalah para ahli dari
masing-masing keilmuan tidak saling memberikan umpan balik mengenai hasil
pemikirannya kepada ahli dari bidang lainnya. Dengan kata lain, multidisipliner adalah
pembahasan lintas disipliner tanpa adanya kolaborasi.
Beberapa bidang ilmu yang memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu perilaku
organisasi adalah Psikologi,Sosiologi,danAntropologi

2. Jelaskan apa saja karakteristik biografis utama dan bagaimana karakteristik


tersebut relevan terhadap perilaku organisasi.
Jawab :
Karakteristik biografis yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status
kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi. Setiap individu tentu saja
memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Yang pada
akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.

a. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap karakteristik biografis individu. Perbedaan usia akan
membedakan seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam melakukan aktivitas.
Semakin tua usia individu maka produktivitas individu tersebut akan semakin menurun.
Usia banyak mempengaruhi dalam individu seperti terhadap produktivitas, kepuasan
kerja, pengunduran diri,dan tingkat keabsenan.
● Usia Terhadap Produktivitas : sebagian berasumsi bahwa semakin bertambahnya
usia maka produktivitas akan menurun, namun tidak kajian lain menyatakan bahwa
antara usia dan kinerja tidak ada hubungan, sebab usia yang bertambah biasanya akan
dapat ditutupi dengan pengalaman yang cukup lama.
● Usia Terhadap Kepuasan Kerja :
terdapat bermacam hasil penelitian, sebagian penelitian menunjukkan hubungan positif
antara bertambahnya usia dengan kepuasan kerja sampai pada umur 60 tahun, namun
sebagian penelitian mencoba memisahkan antara karyawan profesional dengan non-
profesional, bahwa karyawan yang profesional kepuasannya akan terus menerus
meningkat seiring bertambahnya usia, dan karyawan yang non profesional merosot
selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya
● Usia Terhadap Tingkat Pengunduran diri :
Semakin Tua maka tingkat pengunduran diri semakin rendah
● Usia Terhadap Tingkat Keabsenan :
Semakin Tua maka tingkat keabsenan akan semakin rendah, namun tidak selalu
demikian, karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat dihindari lebih rendah
dibanding yang muda, namun karyawan tua mempunya tingkat kemangkiran tak
terhindarkan lebih tinggi

b. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan
dengan budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa wanita lebih memiliki
tingkat kebasenan yang tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini berkaitan dengan
tanggung jawab dan fungsi dari seorang wanita. Wanita memikul tanggung jawab rumah
tangga dan keluarga yang lebih besar, juga masalah kewanitaan.Tidak ada beda yang
signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita. Tidak ada
bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan kerja.
Beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi,
dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.wanita
mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir).

c. Status Perkawinan
Tidak terdapat hubungan antara status perkawinan dengan produktivitas, namun hasil
riset menunjukkan bahwa karyawan yang telah menikah mempunyai tingkat
pengunduruan diri yang rendah, tingkat keabsenan yang rendah dan lebih puas dengan
pekerjaannya dibanding rekan sejawat yang belum menikah, hal ini dapat dikaitkan
dengan status perkawinan yang menuntut suatu tanggung jawab lebih besar.

d. Masa Kerja
Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif
daripada yang junior. Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif dengan
kemangkiran dan
dengan tingkat turnover.
● Masa kerja dengan produktivitas menunjukkan hubungan yang positif
● Masa kerja dengan keabsenan menunjukkan hubungan yang negatif
● Masa kerja dengan tingkat pengunduran diri menunjukkan bahwa karyawan
senior semakin kecil kemungkinan untuk mengundurkan diri
● Masa kerja dan kepuasan kerja saling berkaitan positif

Hubungan karakteristik biografis dalam perilaku organisasi adalah mendukung manajer


dalam pengambilan keputusan seperti merekrut karyawan baru dan memilih siapa yang
terbaik untuk sebuah pekerja dan berfungsi untuk mencegah terjadinya diskriminasi
dalam organisasi agar selalu terciptannya efisien dan efektif sebuah tindakan perilaku
organisasi.

3. a. Apakah Sdr setuju dengan pernyataan bahwa perilaku selalu mengikuti sikap
atau sikap mengikuti perilaku ?, jelaskan.
Jawab :
Saya setuju dengan pernyataan tersebut karena riset awal mengenai sikap mengasumsikan
bahwa sikap secara umum berhubungan dengan perilaku-yakni, sikap yang dimiliki
seseorang menentukan apa yang mereka lakukan.Seorang peneliti Leon Festinger
berpendapat bahwa kasus sikap mengilustrasikan efek disonansi kognitif, yaitu sikap
ketidakcocokan yang individu rasakan antara dua atau lebih sikap atau antara perilaku
dan sikap. Festinger berpendapat bahwa semua bentuk inkonsistensi adalah tidak nyaman
dan bahwa individu akan berusaha untuk menguranginya. Mereka akan mencari kondisi
stabil, yakni dengan meminimalisasi disonansi. Riset telah secara umum menyimpulkan
bahwa orang-orang memang mencari konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara
perilaku dan sikap. Mereka merubah sikap atau perilaku, atau mereka mengembangkan
sebuah rasionalisasi bagi ketidaksesuaian itu.

b. Mengapa penting bagi organisasi untuk mengukur dan mengetahui kepuasan


kerja karyawan?
Jawab :
Karyawan atau pegawai yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan atau
organisasi akan memberikan sesuatu yang lebih untuk perusahaan atau organisasi dan
kemudian ia akan berusaha memperbaiki kinerjanya sehingga ia pun terus mendapat
kepuasan kerja yang kemudian akan menghasilkan hasil kerja yang maksimal.
Perusahaan atau organisasi harus mengenali faktor-faktor yang mampu menghasilkan
kepuasan kerja bagi karyawan sehingga perusahaan atau organisasi akan terus maju dan
berkembang dan kemudian menjalankan apa yang seharusnya perusahaan atau organisasi
lakukan untuk mencapai kepuasan kerja

4. a. Jelaskan mengapa penting untuk mengaitkan kecocokkan kepribadian seorang


individu dengan pekerjaan?, dan jelaskan pula teori yang mengatakan hal tsb.
Jawab :

b. Jelaskan bagaimana individu di dalam organisasi mengambil keputusan dan


faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan individu?
Jawab :
Pengambilan keputusan muncul sebagai reaksi atas sebuah masalah (problems) karena
ada ketidaksesuaian antara perkara saat ini dan keadaan yang diinginkan.
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
Yang berasal dari luar atau ekternal yaitu:
1. Kedudukan
Jabatan atau kedudukan seseorang dapat dilihat berdasarkan pangkaatnya apakah sebagai
pimpinan atau bawahan, sehingga dapat ditentukan pantas atau tidaknya mengambil suatu
keputusan. Karea jika pimpinan yang mengambil tentu ia telah berpengalaman dalam
mengambil suatu keputusan jika sebaliknya seperti bawahan tentu mereka belum
berpengalaman dan belum lihai dalam mengambil suatu keputusan sehingga jabatan atau
kedudukan ini sangat berperan penting dalam mengambil suatu keputuan.
2. Masalah
Adalah hal yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan yang merupakan
penyimpanga dari hal hal yang diharapkan atau direncanakan.

3. Situasi
Adalah keseluruhan faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan secara
bersama sama memencarkan pengaruh terhadap kita dan apa yang akan hendak kita
perbuat.
4. Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat berpengaruh terhadap suatu keputusan dikarenakan kelompok
lain atau organisasi mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin
organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat
menjatuhkan organisasi serta mementingkan kelompok tersebut.
Gaya manajer dalam mengambil suatu keputusan juga sangat berpengaruh dalam
mengambil suatu keputusan karena gaya manajer ini akan banyak di latar belakangi oleh
latar belakang pengetahuan, perilaku, pengalaman dan sejenisnya. Para pemimpin
biasanya memiliki gaya dalam mengambil suatu keputusannya yaitu dengan cara
menghindari masalah,mengabaikan informasi yang menunjuk sebuah masalah, yang
kedua penyelesaian masalah dan yang ketiga pencari masalah. Jadi dapat dikatan gaya
dari pemimpin juga sangat mempengaruhi dalam pengambilan suatu keputusan karena
dapat dilihat sendiri bahawasannya gaya yang ia miliki masing masing beragam dalam
mengambil suatu keputusan.
Faktor Internal yang mempengaruhi pengambilan keputusan meliputi :
1. Kepribadian
Tingkah laku atau karakter seseorang dalam pengambilan suatu keputusan juga sangat
mempengaruhi dimana sifat manusia ini beragam ada yang tergesa gesa dan dan juga
yang berhati hati dalam menetapka suatu pilihan sehingga kepribadian ini juga sangat
berpengaruh terhadap pemgambilan suatu keputusan. Dan juga dalam hal ini yang
dibutuhkan adalah kebijaksanaan dan ketegassan seseorang dalam mengambil suatu
keputusan.
2. Faktor pengalaman
Semakin banyak nya seseorang tersebut mengambil keputusan maka ia akan berani dalam
mengambil keputusan dan hal ini juga berkaitan denga keahlian yang dimiliki oleh
pemimpin atau skill yang ia miliki karena pengalaman yang pernah dialaminya

5. a. Jelaskan teori atribusi dan bagaimana implikasinya dalam menjelaskan perilaku


di dalam organisasi.
Jawab :
Teori Atribusi (Attribution Theory) menjelaskan cara menilai individu secara berbeda,
menurut pemaknaan terhadap perilakunya. Perilaku seseorang ditentukan apakah
disebabkan secara internal atau eksternal. Sebab internal artinya perilaku terjadi menurut
kendali dan keinginan pribadi. Sebab eksternal artinya perilaku terjadi karena di luar
kendali atau situasi memaksa individu.

implikasinya bagi menjelaskan perilaku organisasi:

 Employment interview
Hanya beberapa orang yang langsung diberi pekerjaan tanpa melalui interview. Tetapi
seringkali proses interview membuat persepsi terhadap penilaian menjadi tidak akurat
karena yang dilihat hanyalah kesan awal.
 Performance expectations
Orang-orang berusaha untuk mensahkan persepsi mereka tentang kenyataan bahkan
ketika persepsi tersebut salah. Self fullfilling prophecy atau pygmalion effect, telah
berkembang untuk mendeskripsikan kenyataan bahwa perilaku seorang individu
ditentukan oleh harapan individu lain.
 Ethnic profiling / pembentukan profil etnis
Pembentukan stereotype dimana satu kelompok individu dipilih, biasanya berdasarkan
ras atau etnis untuk penyelidikan intensif, inspeksi ketat atau investigasi.
 Performance evaluations
Sebuah penilaian dari kinerja seorang karyawan bisa penilaian obyektif.Misalnya, sebuah
restoran dalam sehari laku berapa banyak, banyak pekerjaan-pekerjaan evaluasi dalam
bentuk obyektif karena ukuran obyektif lebih rendah untuk di implementasikan serta
memberi manajer keleluasaan yang lebih besar, dan banyak pekerjaan yang tidak bisa
diselesaikan dengan ukuran-ukuran obyektif.
 Employee Effort penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu
pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distosi – distorsi dan prasangka
perseptual.

b. Apakah jalan pintas yang sering digunakan untuk membuat penilaian


terhadap individu lain.
Jawab :
 PERSEPSI SELEKTIF: Menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat
seseorang berdasarkan minat, latarbelakang, pengalaman dan sikap seseorang.
Contoh: Manajer yang mengkritisi keadaan perusahaan sesuai dengan bidangnya
saja.
 EFEK HALO: Membuat sebuah gambaran umum tentanq seorang individu
berdasarkan sebuah karakteristik saja.
 EFEK KONTRAS: Evaluasi tentang karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui, yang mendapat
nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristikkarakteristik yang sama.
Contoh: Seorang pelamar cenderung menerima evaluasi yang lebih baik bila
didahului oleh para pelamar yang lebih buruk
 PROYEKSI: Menghubungkan karakteristik diri sendiri dengan individu lain.
Contoh: Anda adalah orang yang jujur dan bisa dipercaya, jadi Anda menganggap
orang lain juga jujur dan dapat dipercaya
 PEMBENTUKAN STEREOTIP: Menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang
kelompok dimana ia tergabung.

Anda mungkin juga menyukai