a. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap karakteristik biografis individu. Perbedaan usia akan
membedakan seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam melakukan aktivitas.
Semakin tua usia individu maka produktivitas individu tersebut akan semakin menurun.
Usia banyak mempengaruhi dalam individu seperti terhadap produktivitas, kepuasan
kerja, pengunduran diri,dan tingkat keabsenan.
● Usia Terhadap Produktivitas : sebagian berasumsi bahwa semakin bertambahnya
usia maka produktivitas akan menurun, namun tidak kajian lain menyatakan bahwa
antara usia dan kinerja tidak ada hubungan, sebab usia yang bertambah biasanya akan
dapat ditutupi dengan pengalaman yang cukup lama.
● Usia Terhadap Kepuasan Kerja :
terdapat bermacam hasil penelitian, sebagian penelitian menunjukkan hubungan positif
antara bertambahnya usia dengan kepuasan kerja sampai pada umur 60 tahun, namun
sebagian penelitian mencoba memisahkan antara karyawan profesional dengan non-
profesional, bahwa karyawan yang profesional kepuasannya akan terus menerus
meningkat seiring bertambahnya usia, dan karyawan yang non profesional merosot
selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya
● Usia Terhadap Tingkat Pengunduran diri :
Semakin Tua maka tingkat pengunduran diri semakin rendah
● Usia Terhadap Tingkat Keabsenan :
Semakin Tua maka tingkat keabsenan akan semakin rendah, namun tidak selalu
demikian, karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat dihindari lebih rendah
dibanding yang muda, namun karyawan tua mempunya tingkat kemangkiran tak
terhindarkan lebih tinggi
b. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan
dengan budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa wanita lebih memiliki
tingkat kebasenan yang tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini berkaitan dengan
tanggung jawab dan fungsi dari seorang wanita. Wanita memikul tanggung jawab rumah
tangga dan keluarga yang lebih besar, juga masalah kewanitaan.Tidak ada beda yang
signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita. Tidak ada
bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan kerja.
Beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi,
dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.wanita
mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir).
c. Status Perkawinan
Tidak terdapat hubungan antara status perkawinan dengan produktivitas, namun hasil
riset menunjukkan bahwa karyawan yang telah menikah mempunyai tingkat
pengunduruan diri yang rendah, tingkat keabsenan yang rendah dan lebih puas dengan
pekerjaannya dibanding rekan sejawat yang belum menikah, hal ini dapat dikaitkan
dengan status perkawinan yang menuntut suatu tanggung jawab lebih besar.
d. Masa Kerja
Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif
daripada yang junior. Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif dengan
kemangkiran dan
dengan tingkat turnover.
● Masa kerja dengan produktivitas menunjukkan hubungan yang positif
● Masa kerja dengan keabsenan menunjukkan hubungan yang negatif
● Masa kerja dengan tingkat pengunduran diri menunjukkan bahwa karyawan
senior semakin kecil kemungkinan untuk mengundurkan diri
● Masa kerja dan kepuasan kerja saling berkaitan positif
3. a. Apakah Sdr setuju dengan pernyataan bahwa perilaku selalu mengikuti sikap
atau sikap mengikuti perilaku ?, jelaskan.
Jawab :
Saya setuju dengan pernyataan tersebut karena riset awal mengenai sikap mengasumsikan
bahwa sikap secara umum berhubungan dengan perilaku-yakni, sikap yang dimiliki
seseorang menentukan apa yang mereka lakukan.Seorang peneliti Leon Festinger
berpendapat bahwa kasus sikap mengilustrasikan efek disonansi kognitif, yaitu sikap
ketidakcocokan yang individu rasakan antara dua atau lebih sikap atau antara perilaku
dan sikap. Festinger berpendapat bahwa semua bentuk inkonsistensi adalah tidak nyaman
dan bahwa individu akan berusaha untuk menguranginya. Mereka akan mencari kondisi
stabil, yakni dengan meminimalisasi disonansi. Riset telah secara umum menyimpulkan
bahwa orang-orang memang mencari konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara
perilaku dan sikap. Mereka merubah sikap atau perilaku, atau mereka mengembangkan
sebuah rasionalisasi bagi ketidaksesuaian itu.
3. Situasi
Adalah keseluruhan faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan secara
bersama sama memencarkan pengaruh terhadap kita dan apa yang akan hendak kita
perbuat.
4. Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat berpengaruh terhadap suatu keputusan dikarenakan kelompok
lain atau organisasi mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin
organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat
menjatuhkan organisasi serta mementingkan kelompok tersebut.
Gaya manajer dalam mengambil suatu keputusan juga sangat berpengaruh dalam
mengambil suatu keputusan karena gaya manajer ini akan banyak di latar belakangi oleh
latar belakang pengetahuan, perilaku, pengalaman dan sejenisnya. Para pemimpin
biasanya memiliki gaya dalam mengambil suatu keputusannya yaitu dengan cara
menghindari masalah,mengabaikan informasi yang menunjuk sebuah masalah, yang
kedua penyelesaian masalah dan yang ketiga pencari masalah. Jadi dapat dikatan gaya
dari pemimpin juga sangat mempengaruhi dalam pengambilan suatu keputusan karena
dapat dilihat sendiri bahawasannya gaya yang ia miliki masing masing beragam dalam
mengambil suatu keputusan.
Faktor Internal yang mempengaruhi pengambilan keputusan meliputi :
1. Kepribadian
Tingkah laku atau karakter seseorang dalam pengambilan suatu keputusan juga sangat
mempengaruhi dimana sifat manusia ini beragam ada yang tergesa gesa dan dan juga
yang berhati hati dalam menetapka suatu pilihan sehingga kepribadian ini juga sangat
berpengaruh terhadap pemgambilan suatu keputusan. Dan juga dalam hal ini yang
dibutuhkan adalah kebijaksanaan dan ketegassan seseorang dalam mengambil suatu
keputusan.
2. Faktor pengalaman
Semakin banyak nya seseorang tersebut mengambil keputusan maka ia akan berani dalam
mengambil keputusan dan hal ini juga berkaitan denga keahlian yang dimiliki oleh
pemimpin atau skill yang ia miliki karena pengalaman yang pernah dialaminya
Employment interview
Hanya beberapa orang yang langsung diberi pekerjaan tanpa melalui interview. Tetapi
seringkali proses interview membuat persepsi terhadap penilaian menjadi tidak akurat
karena yang dilihat hanyalah kesan awal.
Performance expectations
Orang-orang berusaha untuk mensahkan persepsi mereka tentang kenyataan bahkan
ketika persepsi tersebut salah. Self fullfilling prophecy atau pygmalion effect, telah
berkembang untuk mendeskripsikan kenyataan bahwa perilaku seorang individu
ditentukan oleh harapan individu lain.
Ethnic profiling / pembentukan profil etnis
Pembentukan stereotype dimana satu kelompok individu dipilih, biasanya berdasarkan
ras atau etnis untuk penyelidikan intensif, inspeksi ketat atau investigasi.
Performance evaluations
Sebuah penilaian dari kinerja seorang karyawan bisa penilaian obyektif.Misalnya, sebuah
restoran dalam sehari laku berapa banyak, banyak pekerjaan-pekerjaan evaluasi dalam
bentuk obyektif karena ukuran obyektif lebih rendah untuk di implementasikan serta
memberi manajer keleluasaan yang lebih besar, dan banyak pekerjaan yang tidak bisa
diselesaikan dengan ukuran-ukuran obyektif.
Employee Effort penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu
pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distosi – distorsi dan prasangka
perseptual.