Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Mata Kuliah : Perilaku Keorganisasian


Dosen : Esti Handayani, S.E., M.M.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S1) Hari/Tanggal : Jumat / 10 November 2023
Semester Ganjil 2023/2024 Waktu : 19.00 - 21.00 WIB (120 menit)
Kelas : E1.211

Kerjakan semua soal dibawah ini dengan jelas dan benar.

1. Bagaimana karakteristik biografis (usia, gender, masa kerja dan status perkawinan)
berpengaruh terhadap produktivitas, keabsenan, pengunduran diri dan kepuasan kerja?
Jelaskan!

2. a. Bagaimana perilaku karyawan terhadap ketidakpuasan kerja?


b. Bagaimana sebaiknya sikap dan tindakan pimpinan terhadap perilaku karyawan tersebut?

3. a. Mengapa persepsi itu penting dan berpengaruh dalam Perilaku Organisasi?


b. Apa hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan individual?
c. Jelaskan proses pengambilan keputusan yang rasional dan berikan contohnya.

4. a. Jelaskan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David McClelland.


b. Berikan contoh mengenai apa yang dilakukan karyawan untuk memenuhi masing-masing
kebutuhan tersebut (Need for Achievement, Need for Power, Need for Affiliation).
c. Bagaimana cara manajer memotivasi karyawan sehingga berpengaruh kepada kinerja?

5. a. Apa yang membedakan Kelompok Kerja dan Tim Kerja.


b. Berikan contoh Kelompok Kerja dan Tim Kerja dalam suatu organisasi/perusahaan.
c. Bagaimana tim yang efektif meminimalkan kemalasan sosial?
d. Jika Anda seorang pemimpin, apa yang Anda lakukan supaya Anda bisa menjadi pemimpin
tim yang efektif?

6. Dalam suatu organisasi seringkali tidak terlepas dari adanya rumor yang dianggap sebagai
hal yang negatif. Jika Anda sebagai seorang pimpinan, bagaimana cara mengurangi adanya
konsekuensi dari adanya rumor negatif supaya tidak berdampak buruk terhadap kinerja
karyawan?

Selamat Mengerjakan Page 1 of 1


1. Hasil penelitian Daryanto, Sagala, & Badiran (2015) menemukan bahwa karakteristik
biografis yang meliputi umur, jenis kelamin, masa kerja, dan pendidikan mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Sementara itu penelitian Andriyani & Zunaidah (2010) menemukan
bahwa karakteristik biografis yang meliputi jenis kelamin (gender), umur, status perkawinan,
dan lama bekerja tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja.
- Usia
Lebih dari 800 studi menemukan bahwa karyawan yang lebih tua akan merasa lebih puas
pada pekerjaannya
- Jenis Kelamin
Sebuah studi metaanalisis menemukan bahwa perempuan memperoleh nilai yang sedikit
lebih tinggi dibandingkan laki-laki dalam ukuran-ukuran kinerja
- Masa Kerja
Masa kerja dinyatakan sebagai lamanya kerja seorang karyawan dimana masa kerja ini
akan berdampak positif terhadap kinerja dan kepuasan kerja
- Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan kerja karyawan.
- Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan sikap emosional karyawan, dimana karyawan merasa senang
dan cinta pada pekerjaannya.

2. a.
Menurut Stephen Robbins terdapat 4 respon terhadap ketidakpuasan kerja karyawan yaitu:
1) Exit (keluar) perilaku yang berupa meninggalkan suatu organisasi, atau pencarian suatu
posisi baru.
2) Voice (suara) perilaku yang berupa menyuarakan pendapat bertujuan untuk memperbaiki
kondisi. Contohnya mengutarakan saran perbaikan dan membahas masalah dengan atasan.
3) Loyalty (kesetiaan) perilaku yang pasif tetapi optimis menunggu kondisi membaik, mencakup
berbicara membela organisasi menghadapi kritik luar dan mempercayai organisasi dan
manajemennya untuk “melakukan hal yang tepat”.
4) Neglect (pengabaian) perilaku yang membiarkan kondisi memburuk, misalnya mangkir kerja
atau datang terlambat dalam waktu yang intens, upaya yang dikurangi, dan tingkat kekeliruan
kerja meningkat.
b.
1) Para pimpinan dapat menggunakan Survei Nilai Rokeach untuk menilai karyawan potensial
dan menetapkan apakah nilai-nilai mereka segaris dengan nilai dominan organisasi.
2) Para pimpinan hendaknya tertarik pada sikap-sikap karyawan, karena sikap memberikan
peringatan terhadap problem potensial dan mempengaruhi perilaku. Karyawan yang terpuaskan
dan berkomitmen mempunyai tingkat turn-over dan kemangkiran yang rendah.
3) Para pimpinan seharusnya menyadari, bahwa karyawan akan mencoba mengurangi disonansi
kognitif. Disonansi akan dikurangi bila karyawan mempersepsikan bahwa disonansi tersebut
dipaksakan dari luar dan berada dalam kendalinya, atau jika reward cukup bermakna untuk
mengimbangi disonansi.

3. a.
Persepsi itu penting dalam suatu organisasi karena perilaku orang yang didasarkan pada
persepsi mereka mengenai apa itu realitas dan bukan mengenai realitas itu sendiri. Individu itu
memprekdisikan suatu benda yang sama berbeda- berbeda, hal ini dipengaruh oleh bebrapa
faktor. oleh karenanya persepsi dalam organisasi penting untuk membuka sudut pandang lebih
luas, bukan hanya 1 sudut pandang.
b.
Persepsi diri dan pengambilan keputusan, adalah 2 hal yang saling berkaitan satu sama lain.
Persepsi merupakan sebuah pemahaman individu dalam menentukan, menilai maupun
mengartikan sesuatu berdasar informasi yang diterima, sedangkan keputusan adalah sebuah
akhir dari proses berpikir.
c.
pengambilan keputusan yang rasional adalah keputusan yang hasilnya bersifat objektif, logis,
transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu,
sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan, bukan
hanya demi ego sendiri. contohnya seseorang di undang untuk menghadiri sebuah reuni.
Namun, ia adalah seorang introvert sehingga enggan hadir karena merasa pasti melelahkan
berada di kerumunan. Meski tidak ingin pergi, orang tersebut akhirnya memutuskan untuk tetap
hadir. kenapa? karena ia berfikir bila pergi ke reuni tersebut dimana teman-temannya sudah
mencapai karirnya masing-masing dan berpeluang menjadi relasi, dia lebih memilih itu
dibanding berdiam dirumah hanya karena malas berinteraksi dengan orang lain

4. a.
- Kebutuhan prestasi (nAch): dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan
seperangkat standar, berusaha keras untuk sukses
- Kebutuhan kekuasaan (nPow): kebutuhan untuk membuat orang-orang lain berperilaku sama
(tanpa dipaksa) dengannya atau sebaliknya
- Kebutuhan afiliasi (nAff): hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab
b.
- Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement) yang dilakukan oleh karyawan diperusahaan
misalnya seorang karyawan mempunyai dorongan untuk mencapai jabatan yang lebih tinggi
atau reward yang terbaik dari perusahaan maka seorang karyawan tersebut akan lebih giat
bekerja dan mengerjakan pekerjaan dengan sebaik baiknya mengikuti aturan perusahaan
dengan sebaik baiknya pula agar mempunyai nilai lebih dari karyawan lainnya dan berhak
mendapatkan reward dari perusahaan tersebut.
- Kebutuhan (Need For Power) di dalam perusahaan contohnya harus ada kekuasaan dan
wewenang sendiri dari karyawan tersebut untuk menjadi pemimpin yang baik dan berhak
memimpin karyawan lainnya,dorongan untuk menjadi seorang pemimpin sangat penting dan
sangat berpengaruh untuk peningkatan status, karakter, serta jiwa kepemimpinan orang
tersebut.
-Kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation) seorang karyawan yang membutuhkan afliasi ini
adalah karyawan yang membutuhkan interaksi yang baik terhadap lingkungan kerjanya dan
mempunyai motivasi tersendiri untuk berinteraksi terhadap lingkungannya misalnya seorang
karyawan yang menjadi anggota maupun dalam organisasi perusahaan harus bisa berinteraksi
dengan baik dengan sesama anggota lainnya agar bisa mencapai tujuan perusahaan dengan
maksimal
c.
- Mengkontrol karyawan saat bekerja
- Menciptakan suasan kerja yang postif dan menyenangkan
- Membangun hubungan sosial yang baik
- Memberikan apresiasi peningkatan kinerja kepada karyawan
- Memberi gaji dan insentif yang adil

5. a
Perbedaannya adalah, Tim kerja membentuk peran untuk masing-masing anggotanya agar
pembagian tugas lebih jelas. Sedangkan Kelompok kerja tidak memiliki pembagian peran yang
jelas di dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tim kerja mempunyai identitas yang kuat,
sedangkan kelompok kerja tidak memilikinya.
b.
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi
terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama
lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan
ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan
dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan kontribusi parsial dari
seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja
keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu,
Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual
mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para
individunya.
c.
- Batasi ukuran kelompok agar setiap individu merasa kontribusinya penting.
- Jelaskan tanggung jawab individu secara terperinci supaya tiap orang mengetahui perannya
dalam mencapai tujuan kelompok.
- Berikanlah umpan balik secara teratur untuk meningkatkan motivasi dan menunjukkan bahwa
setiap kontribusi dihargai.
- Jadwalkan pertemuan kelompok yang efektif, baik secara luring maupun daring, untuk
meningkatkan komunikasi antaranggota kelompok.
- Berikan insentif atau penghargaan untuk anggota kelompok yang berkontribusi lebih.
- Terapkan sistem pengukuran kinerja individu yang terukur dengan jelas supaya setiap orang
bertanggung jawab atas kontribusinya.
- Tingkatkan kepercayaan antaranggota kelompok dengan membangun hubungan yang baik
dan saling menghargai satu sama lain.
d.
- Pimpin dengan memberi contoh
- Merangkul kegagalan
- Jujur
- Pertahankan tim di garis depan
- Membuka diri
- Tetapkan tujuan yang jelas
- Buat solusi yang efektif
- Terhubung dengan tim
- Mendorong pertumbuhan
- Kenali kesuksesan tim

6. Kelola emosi dengan baik

Ubah perspektif

Jadikan itu bahan introspeksi

Sabar, beri waktu dan buktikan kalau saya tidak buruk seperti rumor yang tersebar

Anda mungkin juga menyukai