Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Tentang
Perusahaan di Indonesia ditinjau dari
Perkembangan Sejarah, Hukum dan
Bentuk-bentuk Usaha

Dikumpulkan oleh:
Eneng Yulie Andriani
I. Pendahuluan

Makalah mengenai perkembangan Hukum Perusahaan di Indonesia ini disusun untuk


memenuhi mata kuliah Hukum Perusahaan, yang merupakan kutipan pendapat
ataupun tulisan-tulisan dari para ahli di bidangnya masing-masing, dan bertujuan
untuk mengetahui esensial dari perkembangan bentuk perusahaan di Indonesia berikut
landasan hukum yang mengaturnya.

Untuk memahami topik sebagaimana tersebut di atas maka pembahasan dalam


makalah ini dibagi ke dalam sub-sub pembahasan yaitu sebagai berikut:
I. Pendahuluan
II. Istilah Perusahaan atau Corporation
Definisi menurut Kamus atau Ensiklopedi
Definisi menurut Para Ahli
Definisi menurut Perundang-undangan
III. Sejarah Perusahaan
3.1. Perkembangan Perusahaan secara Global di Inggris dan Amerika
3.2. Perkembangan Perusahaan di Indonesia
IV. Bentuk-bentuk Perusahaan di Indonesia dan Hukum yang Berlaku Terhadapnya
V. Penutup.

II. Istilah Perusahaan atau Corporation

Untuk menilik perkembangan perusahaan baik dari segi sejarah pembentukannya


maupun jenis-jenis perusahaan secara umum dan khususnya di Indonesia, maka perlu
untuk diketahui definisi dari perusahaan itu terlebih dahulu.

2.1. Definisi menurut Kamus atau Ensiklopedi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip secara online1, Perusahaan
adalah (1) kegiatan (pekerjaan dsb) yang diselenggarakan dengan peralatan atau
dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan (dengan menghasilkan
sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa,
dsb); (2) organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha.

Black's Law Dictionary mendefinisikan korporasi atau corporation sebagai “an


entity (usu a business) having authority under law to act as a single person
having rights to issue stock and exists indefinitely: a group or successor of
persons established in accordance with legal rules into a legal or juristic person
that has legal personality distinct from the natural persons who make it up, exists
indefinitely apart from them, and has the legal persons that its constitutions
giving it 2”

1
http://kamusbahasaindonesia.org/perusahaan
2
Black's Law Dictionary 8th edition, Bryan A Garden, ed. (USA: West Publishing Co, 1990) hal 365.

2
Selanjutnya sebagaimana dikutip dari Trustees of Darthmouth College V.
Woodward, 17 US (4 Wheat) 578.638 (1819) (Maskel J) “a corporation is an
artifical being, invisible, intangible, and existing only those properties which the
charter of its creation confess upon it 3”

Merriam Webster’s Dictionary yang dikutip secara online4 dalam hal ini
memberikan definisi corporation sebagai:
1. (a) a group of merchants or traders united in a trade guild (b) the municipal
authorities of a town or city.
2. a body formed and authorized by law to act as a single person although
constituted by one or more persons and legally endowed with various rights
and duties including the capacity of succession.
3. an association of employers and employees in a basic industry or of members
of a profession organized as an organ of political representation in a
corporative state.
4. potbelly.

2.2. Definisi menurut Para Ahli

Istilah Perusahaan menurut para ahli dan ilmuwan5:

• Pemerintah Belanda (pada saat membacakan Memorie van Toelichting


(rencana undang-undang) atas Wetboek van Koophandel di depan parlemen:
“Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara tidak
terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk
mencari laba”6.

• Molengraaff (dalam bukunya Leindraad I halaman 38) memandang dari segi


ekonomi:
“Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus
menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara
memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau
mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan”7.

3
Ibid
4
http://www.merriam-webster.com/dictionary/corporation
5
Mulhadi SH M.Hum. Hukum Perusahaan Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia. (Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia. 2010) hal 8.
6
R. Soekardono. Hukum Dagang Indonesia Jilid 1 (Bagian Pertama) (Jakarta:Dian Rakyat, 1981) hal 10.
7
H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia I: Pengetahuan Dasar Hukum
Dagang (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1995) hal 15.

3
• Polak (dalam bukunya Handbook I halaman 88) memandang dari segi
komersial:
“sebuah perusahaan dianggap ada bila diperlukan adanya perhitungan-
perhitungan tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu
dicatat dalam pembukuan”8.

• Lewis D. Solomon dari George Washington University dan Alan R. Palmiter


dari Wake Forest University, dalam buku Corporations: Examples and
Explanations halaman 3, menyebutkan bahwa A corporation is the principal
device by which modem business is conducted. It is a legal person that can
enter into contracts, own property, sue in court, and be sued. It is a taxable
entiry subject to property, sales, income, and other taxes. It ranges in size
from a one-person business to a multinational conglomerate. It is a capitalist
invention for the pooling of capital (from shareholders), management (from
executives), and other factors of production (from suppliers and employees). It
is a creature of state law, its formation and existence dependent on state
enabling statutes.

Dalam tataran hukum Indonesia, menurut Soekardono, maka Perusahaan adalah


salah satu pengertian ekonomi yang juga masuk ke dalam lapangan Hukum
Perdata, khususnya Hukum Dagang. Melalui Staatblad; 1938/276, istilah
Perusahaan masuk ke dalam Hukum Dagang dengan menggantikan istilah
pedagang dan perbuatan perdagangan.9

Istilah Perusahaan dalam bahasa Indonesia mempunyai tiga pengertian yang


diadopsi dari istilah Belanda, yaitu sebagai berikut 10:

a. Onderneming
Mencerminkan seakan-akan ada suatu kesatuan kerja (werkeenheid), namun
ini terjadi dalam suatu perusahaan.

b. Bedrijf
Mencerminkan penonjolan pengertian yang bersifat ekonomis yang bertujuan
mendapatkan laba, dalam bentuk suatu usaha yang menyelenggarakan suatu
perusahaan. Dengan kata lain merupakan kesatuan teknik untuk produksi.

c. Vennootschap
Mengandung pengertian juridis karena adanya suatu bentuk usaha yang
ditimbulkan dengan suatu perjanjian untuk kerja sama dari beberapa orang
sekutu atau Persero.

8
Ibid., hal 16
9
R. Soekardono. Op.Cit., hal 17
10
M. Natzir Said. Hukum Perusahaan di Indonesia I (Perorangan). (Bandung: Alumni. 1987)

4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengertian antara Bedrijf
(perusahaan) dan onderneming yaitu jika Bedrijf mengandung pengertian
kesatuan financial-ekonomis, maka onderneming merupakan suatu kesatuan kerja
yang semata-mata mengandung pengertian ekonomi saja. Baik bedrijf maupun
onderneming mengandung pengertian yang bersifat non yuridis sedangkan
Vennootschap mengandung pengertian yang bersifat yuridis.

2.3. Definisi menurut Perundang-undangan

Ditinjau dari objek pengaturannya, Hukum Perusahaan diatur dalam ketentuan


sebagai berikut11:
a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPER)
b. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
c. Peraturan Perundang-undangan lainnya.

Dapat dikatakan bahwa hukum perusahaan merupakan pengkhususan lebih lanjut


dari KUHD dan KUHD sendiri merupakan hukum khusus (lex specialis) dari
pada KUHPER (lex generalis).

Pasal 1 Huruf b UU Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Wajib Daftar Perusahaan,


Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan
didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk
tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

Pasal 2 butir 2 UU Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan,


Perusahaan adalah bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus
menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang
diselenggarakan oleh perseorangan maupun badan usaha, baik berbentuk badan
hukum ataupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam
wilayah Negara Republik Indonesia.

III. Sejarah Perusahaan

3.1. Perkembangan Perusahaan secara Global di Inggris dan Amerika

Sebagaimana dikutip dari buku berjudul Corporations: Examples and


Explanation, The modern corporation did not rise up in one blazing moment of
inspiration, keberadaannya dapat dilacak melalui berbagai era dan bentuk usaha
di masa lalu. Ide untuk menggabungkan banyak person dengan suatu individu

11
R.T. Sutantya R.Hadhikusuma dan Sumatoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan: Bentuk-bentuk
perusahaan yang berlaku di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cetakan 1, hal 7.

5
hukum yang berbeda dapat mulai dilihat di Yunani, Romawi, dan kemudian di
Inggris 12.

Sebagaimana dikutip dari artikel New Internationalist edisi bulan Juli 2002 yang
berjudul A short history of corporations, perkembangan perusahaan dari berbagai
era dijelaskan sebagai berikut13:

• Sebelum abad ke 17, perusahaan yang pertama kali didirikan adalah di Eropa
yang merupakan suatu badan/lembaga yang tidak mencari keuntungan, seperti
misalnya rumah sakit dan universitas, yang ditujukan untuk kepentingan
publik. Terdapat konstitusi yang khusus mengatur tugas-tugas lembaga ini
yang diawasi oleh pemerintah ini, pelanggaran terhadap konstitusi akan dikenai
hukuman.

• Perusahaan Kolonial, pada abad ke-17, mencari keuntungan merupakan fokus


utama dari suatu perusahaan. Kekayaan perusahaan digunakan untuk
membiayai ekspansi kolonial Eropa. Perusahaan digunakan oleh pemerintahan
yang tengah berkuasa untuk mengelola kontrol yang sangat ketat terhadap
perdagangan, sumber daya dan perluasan kekuasaan di Asia, Afrika, dan
Amerika.

Yang pertama kali berada dalam tujuan ini adalah East India Company, yang
dibangun oleh para pedagang Inggris yang dilindungi dengan Royal Charter
dari Queen Elizabeth I pada tahun 1600. Para partner menggabungkan saham-
saham milik pribadi mereka, merubahnya menjadi saham-saham perusahaan
dan untuk pertama kalinya di dunia membuat korporasi/perusahaan komersial
pertama. Perusahaan tersebut mengirimkan emas dan perak ke Asia dan
sebagai gantinya memperoleh rempah-rempah, tekstil dan barang-barang
mewah lainnya. The East India Company mengekspansi perusahaan tersebut
menjadi usaha yang lebih luas lagi, dengan menguasai India melalui monopoli
atas seluruh kegiatan perdagangan dan menguasai pemerintahan sepenuhnya,
sehingga pada puncaknya, mengatur populasi terbesar ke-5 dunia dengan
kekuatan militer sebanyak seperempat juta.

Pendirian East India Company ini diikuti oleh Belanda dengan mendirikan
Vereenigde Oostindische Compagnie pada tahun 1602 dan Prancis yang
mendirikan French East India Company tahun 1604.

12
Lewis D. Solomon dan Alan R. Palmiter, Corporations: Examples and Explanation, (Canada: Little,
Brown and Company, 1990), hal 7.
13
Merupakan tulisan yang bersumber pada David Korten, When Corporations Rule the World, (Earthscan,
London 1995); Jeffrey Kaplan, The Short History of Corporations, (Terrain, 1999); dan Daniel Bennet,
Who's In Charge?, (POCLAD, London).

6
• Revolusi Amerika, di Amerika, kebencian terhadap kekuasan Inggris semakin
meluas, termasuk terhadap perusahaan yang dengan kejam memonopoli
koloni-koloni Amerika. Royal charters mengharuskan setiap bahan mentah
dikirimkan dari negara koloni ke Inggris untuk di-manufaktur, dan koloni-
koloni tersebut nantinya dipaksa untuk membeli produk hasil olahan. Revolusi
Amerika dimulai pada tahun 1776 dengan tujuan utama mengalahkan Inggris
Raya. Adam Smith, Bapak teori perdagangan bebas yang mempublikasikan
Wealth of Nations di tahun yang sama dengan Declaration of Independence
pada tahun 1776 tersebut, berpendapat bahwa perkumpulan bisnis yang luas
atau global akan membatasi persaingan: “The pretence that corporations are
necessary to the better government of the trade is without foundation”

• Akhir dari Monopoli Kolonial, setelah mendeklarasi kemerdekaannya,


Perusahaan-perusahaan Amerika berkembang selayaknya perusahaan-
perusahaan Inggris di awal pendiriannya. Perusahaan Amerika diatur untuk
menjalankan fungsi-fungsi publik seperti penggalian kanal atau pembangunan
jembatan. Charter tentang Perusahaan mengatur jangka waktu pendirian
perusahaan berkisar antara 10 dan 40 tahun, dan kadangkala segera berakhir
ketika tugas khusus yang diemban telah diselesaikan, Charter juga membatasi
kepentingan komersial dan melarang partisipasi perusahaan dalam proses
politik

Inggris Raya di satu sisi dengan gigih melindungi industri tekstil dalam negeri
dan memaksa untuk membuka pasar India. Mengutip pernyataan Governor-
General William Bendick, “The bones of the cotton weavers are bleaching the
plains of India”. Kondisi dibawah kekuasaan kapitalis kolonial ini mengarah ke
Rebellion ('Mutiny') pada tahun 1857. Pada tahun 1858 Inggris Raya
mengekang East India Company, mengurangi kekuatan teritorial-nya dan
mengembalikan India ke dalam tanggung jawab kerajaan Inggris. Perusahaan
tersebut melanjutkan usaha perdagangannya dengan menjual opium ke China,
yang kemudian mengarah pada terjadinya Opium Wars di abad ke-19.

• Mengindividualkan Perusahaan (corporate 'personhood'), perusahaan yang


kita kenal pada saat ini adalah sebagaimana yang didirikan di Inggris dengan
1844 Act yang memperbolehkan setiap perusahaan didirikan dengan tujuannya
masing-masing. Kekuasaan mengkontrol setiap perusahaan dilakukan oleh
Pemerintah melalui keputusan pengadilan.

Pada tahun 1855, pemegang saham diberikan kewajiban yang terbatas dimana
aset personal mereka dilindungi terhadap konsekuensi yang mungkin timbul
akibat “perlakuan” suatu perusahaan.

Pada tahun 1886, dihasilkan suatu tonggak keputusan dari pengadilan AS


dimana Perusahaan diakui sebagai “natural person” di bawah ketentuan
hukum. Amandemen ke-14 terhadap Constitution yaitu: “no state shall deprive
any person of life, liberty or property” diadaptasikan untuk melindungi para

7
budak yang di daerah Selatan dan digunakan untuk mempertahankan
perusahaan dan melemahkan peraturan.

• Perdagangan Bebas, kapitalisme semakin tak terkendali dan merajalela, pada


akhir abad ke-19 taipan kereta api dan para baron bertanggung jawab atas
monopoli dan kartel. Begitu banyaknya sehingga kapitalisme itu sendiri
terancam punah. Demonstrasi para buruh yang masif mulai meluas. Di
Amerika Serikat, undang-undang antitrust untuk mematahkan monopoli mulai
diperkenalkan. Tarif Pajak dinaikkan dan ketentuan dari State diberlakukan
kembali secara bertahap. Akan tetapi, salah satu eksekutif kereta api
mengamati bahwa regulasi hanya terlihat sebagai sarana untuk memperoleh
popularitas, dimana ide-ide terlihat sangat cemerlang apabila dilakukan,
padahal dalam kenyataannya, sangat sedikit yang benar-benar diaplikasikan.

• Intervensi Negara, Gerakan buruh, berlangsungnya masa depresi tahun 1930-


an, Perang Dunia Kedua dan lahirnya negara-negara sejahtera di Eropa,
menjadi saksi kembalinya intervensi negara. Namun demikian, perusahaan-
perusahaan Eropa dan AS menguasai lahan, kekuatan militer, pelabuhan dan
rel-rel kereta api di negara-negara yang lebih miskin. Oleh karenanya
penamaan Banana Republic diberikan kepada negara-negara seperti
Guatemala dimana United Fruit menggerakkan kudeta sayap kanan pada tahun
1953.

Kemerdekaan di negara-negara bekas koloni Barat setelah Perang Dunia Kedua


mengarah kepada perlindungan yang agresif terhadap industri dalam negeri
mereka dengan mengatasnamakan “pembangunan”, sejalan dengan
pembatasan terhadap investasi asing.

Di AS, aktivitas sosial pada tahun 1960-an mendorong ke depan tuntutan untuk
menetapkan standar atas lingkungan dan tenaga kerja, sebagaimana pemutusan
terhadap tindakan monopoli. Secara keseluruhan, antara tahun 1950 dan
1980 ketentuan mengenai kesejahteraan sosial dan intervensi negara untuk
mengatur aktivitas perekonomian diterima secara luas sebagai ortodoksi
ekonomi.

• Era Neo Liberal, pada tahun 1970-an Milton Friedman dan para ekonom dari
Chicago School-nya mengembangkan ultra freemarket berdasarkan ide
deregulasi dan privatisasi kembali sehingga kepada kapitalisme laissez-faire
pada abad ke-19 (dikenal dengan istilah 'neoliberalisme'). Hal ini menjadi
ekonomi ortodoksi terhadap globalisasi.

Pada awal 1980-an seluruh sumber daya politik dari Perusahaan Amerika
dimobilisasi untuk mendapatkan kembali kontrol terhadap agenda politik dan
sistem pengadilan sistem. Thatcher dan Reagan, menggunakan ide Chicago
School, membuat dunia yang aman untuk perusahaan. Mereka membongkar
kontrak-kontrak sosial melalui pemotongan pajak, mengabaikan angka

8
pengangguran, menggulirkan kesejahteraan sosial dan meningkatkan
privatisasi. Krisis hutang tahun 1982 memberi kesempatan kepada AS untuk
mendominasi ekonomi dunia dan untuk negara-negara yang kaya untuk
melakukan subordinasi kekuatan Selatan yang mengglobal melalui
"penyesuaian struktural dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.

• Globalisasi, Kekuatan dari perusahaan transnasional lebih besar daripada


banyak negara-negara. Pertempuran yang paling penting selama deregulasi
berlangsung di tingkat global dengan perjanjian perdagangan bebas seperti
NAFTA dan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tingkat tindakan
merger dan monopoli mengingatkan sejarah di akhir abad 19.
Namun demikian, sekarang seperti itu, gerakan sosial dan perlawanan terhadap
kapitalisme global yang tak terbatas juga berkembang, mempertanyakan
legitimasi dari kekuasaan korporasi.

3.2. Perkembangan Perusahaan di Indonesia

Masa Kolonial Belanda

Tidak banyak literatur berbahasa Indonesia yang secara gamblang menjelaskan


sejarah Perkembangan perusahaan di Indonesia sebelum Belanda masuk ke
Indonesia. Bahasan sejarah perkembangan hukum perusahaan di Indonesia pada
umumnya akan dimulai dengan perkembangan di masa kolonial Belanda.

Perkembangan perusahaan di Indonesia akan terkait dengan sejarah hukum


dagang Belanda. Hukum dagang Belanda sendiri dalam hal ini terkait dengan
sejarah hukum dagang Perancis, yang tidak dapat dipisahkan dari Hukum
Romawi yang dikenal dengan Corpus Iuris Civilis14.

Kegiatan perusahaan di Indonesia di masa Belanda terkait dengan keberadaan


perusahaan Belanda bernama Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan
Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau disebut
sebagai VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602. Perusahaan ini
didirikan Belanda untuk memonopoli aktivitas perdagangan di Asia. Disebut
Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia
Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan
pembagian saham.

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan
dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas
sendiri yang istimewa, VOC sebagaimana perusahaan-perusahaan kolonial Eropa
lainnya dibolehkan memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara
lain. VOC dapat dikatakan sebagai negara di dalam negara.

14
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 11.

9
Pada masa ini, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan-peraturan yang
mempengaruhi perkembangan perusahaan di Indonesia, yaitu:

o Burgerlijk Wetbook atau B.W. atau KUHPer

Merupakan kodifikasi Hukum Perdata Indonesia yang diumumkan pada


tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No. 23 dan berlaku Januari 1848.

o Wetboek van Koophandel atau KUHD

KUHD Indonesia diumumkan dengan publikasi pada tanggal 30 April


1847 (S. 1847-23), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. KUHD
Indonesia merupakan turunan dari “Wetboek van Koophandel” Belanda
yang dibuat atas dasar asas konkordansi (pasal 131 I.S.). Wetboek van
Koophandel Belanda itu berlaku mulai tanggal 1 Oktober 1838 dan
1 Januari di Limburg. Selanjutnya Wetboek van Koophandel Belanda itu
juga mangambil dari “Code du Commerce” Perancis tahun 1808, tetapi
tidak semua lembaga hukum yang diatur dalam Code du Commerce
Perancis itu diambil alih oleh Wetboek van Koophandel Belanda. Ada
beberapa hal yang tidak diambil, misalnya mengenai peradilan khusus
tentang perselisihan-perselisihan dalam lapangan perniagaan (speciale
handelsrechtbanken) (H.M.N.Purwosutjipto, 1987 : 9).

Pada tahun 1906 Kitab III KUHD Indonesia diganti dengan Peraturan
Kepailitan yang berdiri sendiri di luar KUHD. Sehingga sejak tahun 1906
Indonesia hanya memiliki 2 Kitab KUHD saja, yaitu Kitab I dan Kitab I
(C.S.T. Kansil, 1985 : 14).

Bentuk perusahaan yang lahir di bawah pengaturan KUHD ataupun Undang-


undang lainnya selama masa pendudukan Belanda meliputi15:

• Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD)


• Persekutuan Perdata (Maatschap)
• Persekutuan Firma (Fa)
• Persekutuan Comanditer (CV)
• Maskapai Andil Indonesia (Indonesische Maatchappij op Aandelen),
• Koperasi (Cooperative Vereneging)
• Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perusahaan Jawatan dan
Perusahaan Persero.

Adapun deskripsi dari masing-masing bentuk usaha tersebut akan dibahas di


bagian lain dari Makalah ini.

15
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 24.

10
Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)

Pada saat pendudukan Jepang, seluruh asset milik Belanda diambil alih dan
dikuasai dengan paksa, termasuk asset perusahaan-perusahaannya. Cukup sulit
menemukan literatur yang memberikan informasi mengenai apakah ada bentuk
perusahaan baru yang lahir pada waktu itu

Masa Kemerdekaan (1945 – 1966)

Setelah Indonesia Merdeka berdasarkan Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, baik
KUHPer maupun KUHD tetap dinyatakan berlaku sebelum digantikan dengan
undang-undang baru 16.

Orde Baru (1966 – 1998)

Pada periode ini, Pemerintah melakukan penataan atas sistem pengelolaan dan
pengawasan BUMN melalui Undang-undang Nomor 19 Prp.Tahun 1960 dan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969. BUMN dalam bentuk Perusahaan Umum
(Perum) dalam hal ini tunduk pada Undang-undang tahun 1960.

Koperasi secara resmi, pada periode ini diatur melalui Undang-undang Nomor 25
Tahun 1992.

Bentuk usaha lain yang diatur dalam periode ini adalah Perseroan Terbatas (PT).
KUHD tidak mengatur rumusan definisi atau pengertian tentang PT secara
lengkap akan tetapi sedikit saja. Padahal, PT merupakan bentuk badan usaha yang
paling sempurna di antara berbagai bentuk badan usaha lainnya seperti
Maatschap, Firma maupun CV17.

Pengaturan PT untuk pertama kalinya dituangkan dalam Undang-undang tentang


Perseroan Terbatas Nomor 1 Tahun 1995.

Bentuk perusahaan lain yang sebenarnya sering digunakan untuk kegiatan nir
laba dari lembaga atau instansi pemerintah yang “membooming” pada masa orde
baru adalah Yayasan meski pengaturan melalui Undang-undang baru dituangkan
pada periode berikutnya.

Era Reformasi (1998 – Sekarang)

Pada periode ini, pengaturan terhadap PT diubah dengan penegasan terhadap


pendaftaran, penegasan masing-masing fungsi Direksi, Dewan Komisaris dan
RUPS, serta keberlakuan mengenai ketentuan Tanggung Jawab Sosial dan

16
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 17.
17
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 81.

11
Lingkungan (Corporate Social and Environment Responsibilities) melalui
Undang-undang tentang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, dan
pengaturan terhadap Yayasan dipertegas dengan adanya Undang-undang Nomor
16 Tahun 2001 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004.

IV. Bentuk-bentuk Perusahaan di Indonesia dan Hukum yang Berlaku


Terhadapnya

Di Amerika, ada 3 bentuk utama organisasi bisnis, yaitu: (1) individual atau sole
propreitorship (2) partnerships, dan (3) corporations 18. Sebagaimana halnya dengan
Amerika, di Singapura pun dikenal bentuk organisasi bisnis yang sama 19.

Menurut ketentuan hukum yang berlaku, bentuk-bentuk Perusahaan di Indonesia


dapat dibagi ke dalam dua penggolongan sebagai berikut:

Perusahaan Bukan Badan Hukum, yang terdiri dari:


1. Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD)
2. Persekutuan Perdata (Maatschap)
3. Persekutuan Firma (Fa)
4. Persekutuan Comanditer (CV)

Perusahaan Berbadan Hukum, yang terdiri dari:


1. Maskapai Andil Indonesia (Indonesische Maatchappij op Aandelen),
2. Perseroan Terbatas (PT)
3. Koperasi (Cooperative Vereneging)
4. Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perusahaan (Persero) dan Perusahaan
Umum (Perum).
5. Yayasan

18
Arthur R. Pinto dan Douglas M. Branson, Understanding Corporate Law - 3rd Edition, (United States:
Mathew Bender & Company, 2009).
19
I.G.Rai Widjaya, S.H., M.A., Hukum Perusahaan dan undang-undang dan peraturan pelaksanaan di
bidang usaha, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2000), Hal 7.

12
Berikut ini penjelasan dari masing-masing badan usaha yang dijelaskan dengan
singkat sebagai berikut:

1. Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD) 20

Merupakan perusahaan perseorangan yang biasanya dilakukan atau dijalankan


oleh satu orang pengusaha. Perusahaan perseorangan ini modalnya dimiliki oleh
satu orang. Pengusahanya langsung bertindak sebagai pengelola yang kadangkala
dibantu oleh beberapa orang pekerja. Pekerja tersebut bukan termasuk pemilik
tetapi berstatus sebagai pembantu pengusaha dalam mengelola perusahaannya
berdasarkan perjanjian kerja atau pemberian kuasa. Perusahaan perseorangan ini
biasa di sebut dengan one man corporation atau een manszaak.

KUHD tidak mengatur secara khusus mengenai perusahaan perseorangan, akan


tetapi dalam praktek (hukum kebiasaan) diakui sebagai pelaku usaha. Di dunia
usaha, masyarakat telah mengenal dan menerima bentuk perusahaan ini.

Meskipun KUHD tidak mengatur secara khusus mengenai PD, akan tetapi karena
eksisensinya diakui sebagai bentuk usaha, maka pemerintah berupaya
melegalisasinya dengan cara yang berbeda. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan sudah menyinggung mengenai PD khususnya
pada Pasal 6 ayat (1.b) dan (2) yang berbunyi:
Ayat ( 1. b) : Setiap Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan oleh
pribadi pengusahanya sendiri atau dengan mempekerjakan
hanya anggota keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak
memerlukan izin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum
atau suatu persekutuan.

Ayat (2) : Perusahaan Kecil Perorangan yang dimaksud dalam huruf b


ayat 1 pasal ini selanjutnya diatur oleh Menteri dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengaturan PD selanjutnya diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan


Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998, tentang Lembaga-lembaga Usaha
Perdagangan, Pasal 1 butir 3 menyebutkan:

Lembaga perdagangan adalah suatu institusi/badan yang dapat berbentuk


perorangan atau badan usaha.

Tidak ada persyaratan khusus atau standar yang harus dipenuhi guna mendirikan
PD. Akan tetapi dalam praktek pada umumnya dibuatkan akta notaris, diikuti
permohonan izin usaha dan permohonan izin tempat usaha. Ada atau tidaknya
akta notaris bukan keharusan atau syarat sebagai badan hukum, akan tetapi

20
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 31-34

13
berfungsi sebagai alat bukti keberadaan PD semata. Akta ini juga tidak perlu
didaftarkan kepada Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan juga tidak perlu
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI.

Bentuk perusahaan seperti ini dikenal dengan istilah Sole Trader di Inggris dan
sebagai sole partnership di Amerika.

Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari PD:

KELEB1HAN KEKURANGAN

• Aktivitas relatif lebih sedikit dan • Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
sederhana sehingga organisasinya rnudah. • Sumber keuangan perusahaan terbatas
• Biaya organisasi rendah. sehingga kemampuan investasi pun
• Pemilik bebas mengambil keputusan. terbatas.
• Seluruh keuntungan perusahaan menjadi • Status hukurn perusahaan bukan badan
hak pemilik perusahaan. badan hukum.
• Rahasia perusahaan terjamin. • Kelangsungan hidup perusahaan kurang
• Pemilik lebih giat berusaha. terjamin.
• Pendirian dan pembubarannya mudah • Seluruh aktivitas manajemen dilakukan
karana tidak memerlukan formalitas. sendiri, sehingga pengelolaan manajemen
menjadi kompleks
• Kemampuan manajerial biasanya terbatas
• Bila pemilik perusahaan meninggal dunia
atau sakit dalam waktu yang lama maka
aktivitas perusahaan juga dapat ikut
terhenti.

2. Persekutuan Perdata (Burgerlijke Maatschap) 21

H. Van der Tas, dalam Kamus Hukum menerjemahkan Maatschap sebagai


perseroan, perserikatan, persekutuan. Fockema Andreae menerjemahkannya
sebagai perseroan, perseroan perdata. R. Subekti dalam terjemahan BW menyebut
istilah Maatschap sebagai persekutuan. Penulis lain menerjemahkannya sebagai
persekutuan perdata atau perserikatan perdata.

Persekutuan artinya persatuan orang-orang yangsama kepentingannya terrhadap


suatu perusahaan tertentu. Sedangkan "sekutu" artinya peserta dalam persekutuan.
Jadi, persekutuan berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada
perusahaan tertentu. Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan,
maka badan itu bukanlah persekutuan perdata, tetapi disebut perserikatan
perdata. Sedangkan orang-orang yang mengurus badan itu disebut sebagai
“anggota”, bukan “sekutu”.

21
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 34-44

14
Maatschap diatur dalam Buku III Bab VIII KUHPerdata, adalah persekutuan
yang termasuk dalam bidang hukum perdata umum, dan pada umumnya tidak
menjalankan perusahaan. Tetapi dalam praktek, persekutuan perdata juga sering
menjalankan perusahaan. Namun persekutuan yang dimaksud adalah persekutuan
perdata khusus, sebagaimana diatur dalam Pasal 1623 KUHPerdata Jo Pasal 16
KUHD dengan batasan sebagaimana diatur dalam Pasal 1618 KUHPerdata.

Mengingat bahwa Maatschap disebut-sebut sebagai cikal bakal dari Firma,


bahkan kerap juga disebut sebagai bentuk umum dari Perseroan terbatas, meski
perkembangan PT saat ini jauh berkembang 22, maka untuk melihat wujud
Maatschap sebagai badan usaha, dapat lebih mudah dengan membandingkannya
terhadap Vennootschap onder Firma yaitu sebagai berikut 23:

Persekutuan Perdata Firma


(Burgerlijke Maatschap) (Vennootschap Onder Firma)
1. Bertanggung jawab sendiri-sendiri 1. Bertanggung jawab untuk seluruhnya atau
tanggung jawab solider, saling percaya
antar anggota.

2. Masing-masing sekutu tidak dapat 2. Tidak perlu diberi kuasa khusus.


mengikat sekutu lain, kecuali ada
pemberian kuasa dari sekutu lain.

3. Spesifikasi dalam aktivitas atau kegiatan 3. Aktivitas telah ada.


Maatschap belum kelihatan.

4. Tidak mempunyai kekayaan terpisah. 4. mempunyai harta kekayaan sehingga


dapat ditagih oleh kreditur.

5. Didirikan dengan perjanjian, baik dengan 5. Didirikan dengan perjanjian atas dasar
akta otentik ataupun akta di bawah akta konsensualitas: harus dengan akta otentik.
tangan. Tetapi undang-undang tidak
menegaskan harus dengan akta otentik.
Akta otentik sifatnya sebagai alat bukti
semata.

6. Tidak ada kewajiban pendaftaran dan 6. Harus didaftarkan berikut isi aktanya, dan
pengumuman. harus diumumkan dalam Berita Negara.

7. Keuntungan yang diperoleh dibagi- 7. Pembagian keuntungan berdasarkan


bagikan di antara para anggotanya. perbandingan besar kecilnya modal
masing-masing.

22
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 34
23
I.G.Rai Widjaya, S.H., M.A., Op. Cit., Hal 46-47.

15
3. Persekutuan Firma (Vennootschap onder Firma) 24

Persekutuan Firma merupakan bentuk permitraan (partnership) kedua setelah


Maatschap dan Persekutuan Komanditer yang dikenal di Indonesia. Di Inggris
sebagaimana halnya dengan di Amerika, membedakan partnership (permitraan)
dalam dua tipe yaitu General Partnership (mirip Persekutuan Firma) dan Sleeping
atau Limited Partnership (mirip Persekutuan Komanditer).

Persekutuan Firma diatur dalam KUHD. Menurut Pasal 16 KUHD: Persekutuan


Firma ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan dengan nama bersama. Dari ketentuan pasal tersebut dapat
disimpulkan bahwa Persekutuan Firma merupakan persekutuan perdata khusus.

Molengraaff memberikan pengertian Firma dengan menggabungkan pasal 16 dan


pasal 18 KUHD, yaitu suatu perkumpulan (vereniging) yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan di bawah nama bersama dan yang mana anggola-
anggotanya tidak terbatas tanggungjawabnya terhadap perikatan Firma dengan
pihak ketiga.

Schilfgaarde mengatakan Persekutuan Firma scbagai persekutuan terbuka terang-


terangan (openbare vennootschap) yang menjalankan perusahaan dan tidak
mempunyai persero komanditer.

Terdapat 3 unsur mutlak yang dimiliki Persekutuan Firma: (1) Menjalankan


perusahaan, (2) dengan nama bersama (3) pertanggungjawaban sekutu yang
bersifat probadi untuk keseluruhan.

Meskipun apabila ditinjau dari syarat-syarat materil Firma dapat dikategorikan


sebagai badan hukum akan tetapi syarat-syarat formil sebagai badan hukum tidak
terpenuhi. Adapun syarat-syarat materil badan hukum adalah sebagai berikut:

• Adanya harta kekayaan (hak-hak) dengan tujuan tertentu, terpisah dari


kekayaan para sekutu badan itu.
• Ada kepentingan yang menjadi tujuan adalah kepentingan bersama yang
bersifat stabil, yakni dalam rangka mencari laba atau keuntungan.
• Adanya beberapa orang sebagai pengurus dari badan itu.

Sedangkan syarat formil menjadi badan hukum adalah pengakuan undang-


undang, pengesahan dari Pemerintah (Menteri Hukum dan HAM), dan pengakuan
atau pernyataan dalam yurisprudensi yang mengakui Persekutuan Firma sebagai
badan hukum.

24
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 44-56

16
Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari Firma:

KELEB1HAN KEKURANGAN

• Kemampuan manajemen lebih besar, • Tanggung jawab pemilik tidak terbatas


karena ada pembagian kerja diantara para (internal).
anggota. • Setiap sekutu dapat mengikat Firma
• Pendiriannya relatif mudah. dengan pihak ketiga.
• Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi. • Ada kemungkinan sekutu yang tidak
• Para sekutu Firma memiliki kedudukan memiliki integritas melakukan perbuatan
yang sama. hukum yang merugikan Firma.
• Memiliki hak dan kewajiban yang sama. • Kerugian disebabkan oleh seorang sekutu
• Semua sekutu pada hakekatnya harus ditanggung bersama.
merupakan pengurus Firma, walaupun ada • Kelangsungan hidup perusahaan tidak
pengurus firma. Menentu

4. Perusahaan Komanditer (Commanditaire Vennootschap) 25

Menurut Pasal 19 KUHD, Persekutuan Komanditer (Commanditaire


Vennootschap), selanjutnya disingkat CV, adalah persekutuan yang didirikan
oleh satu orang atau lebih yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab
seluruhnya (solider) pada pihak pertama (sekutu komplementer), dan satu orang
atau lebih sebagai pelepas uang (sekutu komanditer) pada pihak lain.

Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang atau barang
sebagai pemasukan pada persekutuan dan tidak turut campur di dalam mengurus
atau mengelola persekutuan. Status seorang sekutu komanditer dapat disamakan
dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan yang hanya
menantikan hasil keuntungan dari modal tersebut.

Mollengraaf melihat CV sebagai suatu perkumpulan (vereeniging) perjanjian


kerja sama, dimana satu atau lebih sekutu mengikatkan diri untuk memasukkan
modal tertentu untuk perkiraan bersama oleh satu atau lebih sekutu lain
menjalankan perusahaan niaga (handelsbedrijff).

CV tidak diatur secara khusus oleh undang-undang, pengaturannya mengacu pada


ketentuan Maatschap dalam KUHPerdata dan Firma. Kedudukan Hukumnya
sepenuhnya tunduk pada Hukum Perdata. Adapun kelebihan dan kekurangan dari
CV adalah sebagai berikut:

25
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 57-68

17
KELEB1HAN KEKURANGAN

• Spesifikasi dalam aktivitas/kegiatan • Sebagian sekutu yang menjadi sekutu


semakin kelihatan. komplementer memiliki tanggung jawab
• Proses pendiriannya relatif mudah. tidak terbatas.
• Kemampuan manajemen lebih besar. • Sulit menarik kembali modal yang sudah
• Tardapal sekutu komanditer yang ditanamkan.
memiliki peranan dalam pengembangan • Sekutu komanditer tidak memiliki akses
modal dan perusahaan. untuk mengelola Perusahaan.
• Modal yang dikumpulkan dapat lebih • Kemungkinan perusahaan salah urus bisa
besar, karena ada peluang masuknya lebih besar karena hak mutlak pengurusan
sekutu komanditer lain untuk bergabung. berada di tangan sekutu komplementer.
• Mudah memperoleh kredit dan melakukan • Kelangsungan hidup perusahaan tidak
Ekspansi usaha. menentu.

5. Maskapai Andil Indonesia (Indonesische Maatchappij op Aandelen) 26

Sebelum perang, pemerintah yang berkuasa pada 1939 telah mengeluarkan


undang-undang yang mengatur Indonesische Maatchappij op Aandelen (IMA).
Pemerintah pada waktu itu bermaksud untuk membuka kesempatan bagi orang-
orang bumiputra untuk mendirikan badan-badan hukum untuk yang umumnya
berlaku hukum adat tempat kedudukan IMA. Dalam rangka mewujudkan
kepentingan umum, maka diberlakukan aturan-aturan yang menyimpang dari
hukum adat.

IMA didirikan dengan akta tertulis dengan bahasa yang dipahami oleh para
pendiri dan merupakan badan hukum. Pendiriannya memerlukan pengesahan dari
Menteri Kehakiman, dan pendaftaran pada Pengadilan Negeri dimana IMA
didirikan sebagai kedudukan hukum. Akta pendirian IMA berisikan nama,
maksud dan tujuan, tempat kedudukan, jangka waktu usaha,jumlah modal dan
besarnya nilai nominal saham, nama-nama dan tempat tinggal yang rnendirikan,
jumlah modal yang disetorkan, serta nama-nama pengurusnya. Demikian pula,
pendiriannya harus diumumkan dalam berita resmi (berita negara).

Secara umum, corak IMA ini sama dengan NV (Naamloze Vennotschap).


Sedangkan perbedaannya antara lain bahwa hanya orang-orang Bumiputra saja
yang dapat menjadi pendiri dan pemegang saham, dan bahwa surat-surat saham
harus dalam bentuk atas nama. di samping itu, IMA tidak dapat membeli sendiri
sahamnya dan tidak diperkenankan menerima gadai saham.

Saat ini, eksistensi IMA sudah terkikis dan hilang seiring hilangnya perbedaan
hukum antara golongan Eropa dan Bumiputra, sehingga saat ini tidak dijumpai
lagi penggunaan IMA sebagai bentuk badan usaha.

26
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 80

18
6. Perseroan Terbatas (PT)

Perusahaan dalam pengertian perseroan terbatas pada umumnya terdiri dari empat
atribut dasar27:
• Separate existence
The corporation has an independent, perpetual existence. It is an entity
distinct from those who contribute capital (shareholders) and those who
manage the business (directors and officers). The corporation owns the
business assets and is liable for any business debts.
• Centralized management
Management power lies in the board of directors, which often delegates its
power to officers. Shareholders elect the directors but cannot control specific
board decisions.
• Transferability of ownership interests
Shareholders' ownership interests (their shares) are freely transferable.
• Limited liability
The corporation is liable for its own debts and obligations, but is otherwise a
"nonconductor" of liability. Direstors, officers, and shareholders (exccept to
the extent of their investment) are insulated from liability.

Pengertian ini mendekati unsur-unsur badan hukum yang ada dalam suatu
Perseroan Terbatas28:

• Memiliki pengurus dan organisasi tertentu.


• Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum,
termasuk dalam hal ini dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan.
• Mempunyai harta kekayaan sendiri.
• Mempunyai hak dan kewajiban.
• Memiliki tujuan sendiri.

Sesuai ketentuan Pasal 36 KUHD, Perseroan Terbatas tak mempunyai firma, dan
tak memakai nama salah seorang atau lebih dari para perseronya, namun diambil
nama perseroan itu dari tujuan perusahaannya semata-mata.

Lebih lanjut Perseroan Terbatas diatur dengan Undang-undang tentang Perseroan


Terbatas Nomor 1 Tahun 1995 yang diubah dengan Undang-undang tentang
Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), dimana definisi mengenai
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam UUPT serta peraturan pelaksananya.

27
Lewis D. Solomon dan Alan R. Palmiter, Op. Cit, hal 4.
28
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 83

19
PT didirikan oleh minimal dua orang atau lebih, dan agar diakui sebagai badan
hukum, pendirian PT harus dituangkan dalam akta notaris untuk kemudian
dimintakan persetujuan kepada Menteri Hukum dan HAM. Permohonan
persetujuan tersebut dilakukan melalui jasa teknologi informasi sistem
administrasi badan hukum (sisminbakum).

Organ dalam PT terdiri dari:


1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
2. Direksi, dan
3. Dewan Komisaris.

RUPS memiliki wewenang eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan
Dewan Komisaris (Pasal 75 UUPT).

Direksi merupakan organ PT yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, serta mewakili Perseroan
baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 92 UUPT).

Dewan Komisaris adalah organ PT yang bertugas melakukan pengawasan secara


umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada
Direksi (Pasal 108 UUPT).

Tugas dan Tanggung jawab ketiga organ tersebut, selain diatur dalam UUPT juga
lebih lanjut diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. Untuk Merubah dan
Menambah ataupun mengurangi Anggaran Dasar, maka Perseroan harus
mendapatkan persetujuan para pemegang saham terlebih dahulu. Hasil
persetujuan ini dituangkan ke dalam Akta Notaris untuk dimintakan persetujuan
saja atau cukup dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM.

Sesuai dengan Pasal 21 UUPT, Perubahan Anggaran Dasar yang harus disetujui
Menteri Hukum dan HAM adalah:
a. perubahan nama dan/atau tempat kedudukan Perseroan;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
c. jangka waktu berdirinya Perseroan;
d. besarnya modal dasar;
e. pengurangan modal ditempatkan dan disetor, dan/atau;
f. status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya.
Perubahan anggaran dasar selain tersebut di atas cukup diberitahukan kepada
Menteri.

20
7. Koperasi (Cooperative Vereneging) 29

Koperasi berasal dari bahasa Latin, Cum yang berarti dengan, Aperari yang
berarti bekerja. Dalam bahasa Inggris berarti Co dan Operation atau Cooperative
yang artinya bekerja sama.

Koperasi artinya organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang bersifat sukarela,


sebagai usaha bersama koperasi harus mencerminkan ketentuan-ketentuan
sebagaimana lazimnya di dalam kehidupan suatu keluarga, dimana segala
sesuatunya dikerjakan bersama-sama dan ditujukan untuk kepentingan bersama
seluruh anggota keluarga.

Ciri-ciri Koperasi:
• bukan merupakan kumpulan modal
• merupakan kerja sama
• semua kegiatan berdasarkan kesadaran para anggotanya, tidak boleh ada
paksaaan, intimidasi maupun campur tangan luar yang tidak ada sangkut
pautnya dengan internal koperasi.
• Tujuan Koperasi harus merupakan kepentingan bersama para anggotanya.

Koperasi sebagai badan usaha diatur dalam Pasal 33 ayat 1 UUD 45 dan Undang-
undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Untuk mendapatkan status berbadan hukum, Akta Pendirian Koperasi yang


memuat Anggaran Dasar harus disahkan oleh Pemerintah, jangka waktu
pengesahan diberikan 3 bulan sejak penerimaan permohonan dan kemudian
diumumkan dalam Berita Negara RI.

Anggaran Dasar Koperasi sekurangnya mengatur mengenai:


a. Daftar nama pendiri;
b. Nama dan tempat kedudukan koperasi;
c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
d. Ketentuan mengenai keanggotaan;
e. Ketentuan mengenai Rapat Anggota;
f. Ketentuan mengenai Pengelolaan;
g. Ketentuan mengenai Permodalan;
h. Ketentuan mengenai Jangka Waktu Berdirinya;
i. Ketentuan mengenai Pembagian Sisa Hasil Usaha;
j. Ketentuan mengenai Sanksi.

Perangkat organisasi koperasi terdiri atas:


1. Rapat Anggota
2. Pengurus
3. Pengawas

29
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 112, 113, dan 130

21
8. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 30

BUMN merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. Kekayaan negara yang dipisahkan adalah
pemisahan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Keberadaan BUMN merupakan wujud nyata dari Pasal 33 UUD 1945. Tujuan
pendirian BUMN adalah:
1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan perkenomian nasional pada
umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.
2) Mengejar keuntungan.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan
jasa yang bermutu tinggi serta memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak.
4) Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.

9. Yayasan

Yayasan diatur dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 dan Undang-


undang Nomor 28 Tahun 2004, yang menyebutkan dasar pentingnya
pembentukan Undang-undang yang mengatur Yayasan adalah sebagai berikut:
1) Yayasan selama ini berdiri berdasarkan kebiasaan yang ada di masyarakat
sehingga perlu ada pengaturan khusus.
2) Yayasan telah berkembang pesat dengan berbagai kegiatan, maksud dan
tujuan.
3) Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar yayasan berfungsi
sesuai maksud dan tujuan berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.

Yayasan merupakan badan yang melakukan berbagai kegiatan bersifat non


komersial (nirlaba) dan bergerak di bidang sosial, keagaaman, atau pendidikan,
dan cenderung memiliki tujuan ideal.

Unsur penting dalam yayasan:


a. Yayasan adalah sebuah badan hukum.
b. Yayasan didirikan atau dibentuk dari kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan
pendirinya.
c. Yayasan memiliki tujuan di bidang sosial, keagaamaan, dan kemanusiaan.
d. Yayasan tidak mempunyai anggota.

30
Mulhadi SH M.Hum. Op.Cit. hal 142, 150

22
Yayasan dapat didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan harta
kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. Yayasan dapat pula didirikan
berdasarkan Surat Wasiat.

Status Yayasan sebagai badan hukum diperoleh dengan pengesahan Menteri


Hukum dan HAM. Pengajuan kepada Menteri dilampiri dengan Akta Pendirian
Yayasan yang dibuat secara Notaril.

VI. Penutup

Berikut ini beberapa pokok yang dapat ditarik dari makalah ini:

• Perusahaan semula didirikan untuk alasan sosial atau kepentingan publik,


kemudian berkembang menjadi alat negara dalam melakukan ekspansi
kekuasaan, hingga pada akhirnya memiliki tujuan terhadap perolehan
keuntungan dengan fungsi yang diletakkan sesuai dengan apa yang
dikehendaki para pendirinya.

• Perusahaan merupakan pengkhususan dari Hukum Dagang yang juga


merupakan pengkhususan dari Hukum Perdata.

• Perusahaan Terbatas merupakan bentuk perusahaan yang paling sempurna di


antara bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya. Perkembangan dan
pengaturannya cukup pesat dan paling terkini.

• Suatu badan usaha digolongkan sebagai badan usaha berbadan hukum dengan
kesamaan di tahap pendaftaran kepada Menteri Hukum dan HAM serta
pengumuman.

23

Anda mungkin juga menyukai