Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PERPAJAKAN DAN HUKUM BISNIS

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA

PEMILIHAN BENTUK USAHA


Anggota Kelompok :
1. Nova Melasari - 143229005
2. Herdi Ramadhan Akbar - 143229006
3. Sedewi Dwianawati - 143229009
4. Fidya Nirma S. -143229010
5. Nur Zuhriyatul Jannah - 143229011
OVERVIEW
I . Definisi
a. Perseroan Terbatas
b. Persekutuan
c. Perusahaan Perseorangan
II. Daftar Peraturan Tentang Pajak Penghasilan Badan
III. Tarif PPh
IV. Implementasi Perhitungan Pajak
V. Kesimpulan
I. DEFINISI
Peseroan Terbatas Persekutuan Perusahaan Perseorangan

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Tentang


Perseroan Terbatas, Perseroan Terbatas Menurut undang-undang di Indonesia,
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan adalah suatu bentuk badan
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
persekutuan modal, didirikan berdasarkan hukum yang terdiri atas beberapa orang
tentang Perseroan Terbatas, perusahaan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan yang bersama-sama menjalankan usaha
perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam dan bertanggung jawab atas kewajiban
yang hanya dimiliki dan dijalankan oleh satu
saham dan memenuhi persyaratan yang yang timbul dari usaha tersebut. Dalam
orang saja tanpa melibatkan pihak lain. Dalam
ditetapkan dalam Undang-Undang ini undang-undang No. 40 tahun 2007
perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan
tentang Perseroan Terbatas, persekutuan
Menurut UU No. 11 Tahun 2020 Tentang bertanggung jawab secara pribadi atas seluruh
disebut sebagai "Perseroan Komanditer".
Cipta Kerja, Perseroan Terbatas adalah badan kewajiban yang timbul dari usaha tersebut,
Dalam hukum persekutuan, setiap anggota
hukum yang merupakan persekutuan modal, termasuk utang-utang dan hutang-piutang.
bertanggung jawab secara penuh atas
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan Pemilik perusahaan perseorangan tidak memiliki
kewajiban persekutuan.
kegiatan usaha dengan modal dasar yang anggota seperti halnya dalam persekutuan atau
seluruhnya terbagi dalam saham atau Badan Perseroan Terbatas. Namun, pemilik perusahaan
Hukum perorangan yang memenuhi kriteria perseorangan masih bisa mempekerjakan
Usaha Mikro dan Kecil sebagaimana diatur karyawan untuk membantu menjalankan usaha
dalam peraturan perundangundangan tersebut.
mengenai Usaha Mikro dan Kecil
ii. Peraturan tentang Pajak Penghasilan Badan
Ada beberapa peraturan yang berlaku mengenai pajak Badan, antara
lain:
UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Badan.
UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Tentang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha yang diterima atau
diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran Bruto tertentu.
UU No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
(UU HPP)
Beberapa peraturan turunan dalam PMK, Perdirjen, dan lainnya
sebagai regulasi pelaksananya.
III. Tarif pph
PPh WP Badan
UU No. 36 tahun 2008 -> UU No. 7 tahun 2021 Ps 17 dan Ps 7 (UMKM)
Tarif pph
PPh WP OP
UU No. 36 tahun 2008 -> UU No. 7 tahun 2021 Ps 17
PPn (Pajak Pertambahan Nilai)
PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
Wajib Pajak Perusahaan Perseorangan yang omsetnya dibawah 4,8 M bisa memilih dikukuhkan atau tidak dikukuhkan
menjadi PKP, sehingga tidak diwajibkan untuk menyetorkan PPN serta tidak wajib membuat faktur pajak dan SPT PPN,
sesuai dengan Peraturan Mentri Keuangan No 197/PMK.03/2013.

Jika sudah dikukuhkan menjadi PKP. Maka perusahaan perseorangan harus memungut ppn dengan tarif sesuai UU
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), dengan tarif 11% per 1 April 2022

UU HPP -> terbit PP no 44 thn 2022 tentang penerapan PPN (Menggantikan PP no 1 tahun 2012)

• Pasal 4 Pembeli /penerima jasa yg bertanggung jawab atas pembayaran ppn /ppnbm dapat dilakukan secara sendiri
menggunakan SSP
• Pasal 5 : PPN tetap dipungut oleh pihak lain yang ditunjuk sebagai pemungut PPN atau PPnBM. • Pasal 6 : Pemberian
cuma-cuma Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak.
• Pasal 8 : Pengenaan PPN atas penyerahan BKP/JKP (dalam aktivitas Operasional dan Non Operasional)
• Pasal 17 : Penyesuaian DPP yang digunakan dalam penentuan PPN dan PPnBM dalam hal dilakukan pemeriksaan.
• Pasal 21: Penentuan Kurs Mentri Keuangan untuk menghitung PPN dengan menggunakan mata uang selain rupiah
(dimana transaksi yang terkena PPN/ PpnBMyang menggunakan mata uang selain rupiah harus dikonversi
menggunakan kurs Mentri Keuangan yang berlaku saat faktur Pajak atau dokumen tertentu dibuat.
PP 23/2018 untuk umkm
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan
Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto
Tertentu pada tanggal 8 Juni 2018 (mulai berlaku 1 Juli 2018). Tarif PPh yang dikenakan
dalam Peraturan Pemerintah ini adalah sebesar 0,5% dan bersifat final.

Sesuai Pasal 5 Ayat (1) PP 23/2018, jangka waktu pengenaan PPh bersifat final dengan
tarif 0.5% paling lama:
7 tahun bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
4 tahun bagi Wajib Pajak Badan berbentuk Koperasi, CV, atau Firma
3 tahun bagi Wajib Pajak Badan Berbentuk Perseroan Terbatas
Jangka waktu lama penggunaan PPh Final tarif 0.5% bagi Wajib Pajak dihitung sejak:
Tahun Pajak Wajib Pajak terdaftar, untuk Wajib Pajak yang terdaftar semenjak PP tersebut
berlaku
Tahun Pajak saat PP tersebut diberlakukan, bagi Wajib Pajak yang sudah terdaftar dari
sebelum PP tersebut diberlakukan
IV. Implementasi Perhitungan Pajak

perseroan terbatas
Pendirian dan pengelolaan PT diatur dalam UU No 40/2007 tentang Perseroan
Terbatas
Merupakah subjek pajak badan, sehingga harus memiliki NPWP dan/atau dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
PT wajib menyelenggarakan pembukuan
Pengenaan pajak pada PT terjadi dua kali, yaitu pada saat diakui sebagai laba usaha
oleh PT dan pada saat laba usaha tersebut dibagikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk dividen, dikenai PPh Final sesuai Pasal 4 ayat (2) UU PPh dan Pasal 17
ayat (2c)
Gaji yang dibayarkan kepada para pemegang saham dan komisaris dapat dibiayakan
oleh PT
Penghitungan PPh menggunakan peraturan PPh badan
IV. Implementasi Perhitungan Pajak

perseroan terbatas
Simulasi penghitungan
PT Aurora bergerak dalam usaha perdagangan besar, laba rugi tahun 2022 menunjukkan
informasi sebagai berikut:
Laba usaha yang dibagikan
sebagai dividen :
Peredaran usaha Rp5.200.000.000,- 650.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp3.700.000.000,-
PPh Final 4(2) atas dividen
Laba Bruto Rp1.500.000.000,-
untuk pemegang saham OP
Biaya Operasi Rp 850.000.000,- DN (10%) -> 65.000.000
Laba Usaha Sebelum Pajak Rp 650.000.000,-
PPh Terutang Tarif Pasal 31E,
> 50% x 22% x (4,8M/5,2M x 650.000.000) Rp 66.000.000,-
> 22% x (650.000.000-600.000.000) Rp 11.000.000,-
Rp 77.000.000,-
IV. Implementasi Perhitungan Pajak

Persekutuan
Dalam pendiriannya, CV cukup didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI, namun tidak perlu disahkan oleh
Kementerian Hukum dan HAM
Merupakah subjek pajak badan, sehingga harus memiliki NPWP dan/atau dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Laba yang diatribusikan kepada sekutu tidak dikenai pajak (Ps 4 ayat 3 UU PPh)
Gaji yang dibebankan oleh CV kepada para sekutu tidak dapat menjadi pengurang (Ps 9
UU PPh)
Penghitungan PPh menggunakan peraturan PPh badan
IV. Implementasi Perhitungan Pajak

Persekutuan
Simulasi penghitungan
CV Aurora bergerak dalam usaha perdagangan besar, laba rugi tahun 2022 menunjukkan
informasi sebagai berikut:

Peredaran usaha Rp5.200.000.000,-


Harga Pokok Penjualan Rp3.700.000.000,-
Laba Bruto Rp1.500.000.000,-
Biaya Operasi (tidak termasuk gaji para sekutu) Rp 850.000.000,-
Laba Usaha Sebelum Pajak Rp 650.000.000,-
PPh Terutang Tarif Pasal 31E,
> 50% x 22% x (4,8M/5,2M x 650.000.000) Rp 66.000.000,-
> 22% x (650.000.000-600.000.000) Rp 11.000.000,-
Rp 77.000.000,-

Pada saat laba usaha dibagikan kepada para sekutu tidak lagi dikenai Pajak.
IV. Implementasi Perhitungan Pajak

perusahaan perorangan
Tidak memerlukan izin khusus dalam pendiriannya
Menggunakan nomor pokok wajib pajak (NPWP) orang pribadi
Boleh dikurangkan dengan biaya-biaya yang dapat dikurangkan sesuai
ketentuan UU PPh
Penghitungan pajak terutang, berlaku tarif pajak progresif Ps 17
IV. Implementasi Perhitungan Pajak

perusahaan perorangan
Simulasi penghitungan
Pak Aurora meiliki usaha perdagangan besar, laba rugi tahun 2022 menunjukkan informasi
sebagai berikut:

Peredaran usaha Rp 5.200.000.000,-


Harga Pokok Penjualan Rp 3.700.000.000,-
Laba Bruto Rp 1.500.000.000,-
Biaya Operasi Rp 850.000.000,-
Laba Usaha Sebelum Pajak Rp 650.000.000,-
Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3) Rp 72.000.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp 578.000.000,-
PPh Terutang
> 5% x 60.000.000 Rp 3.000.000,-
> 15% x 190.000.000 Rp 28.500.000,-
> 25% x 250.000.000 Rp 62.500.000,-
> 30% x 78.000.000 Rp 23.400.000,-
Rp 117.400.000,-
v. Kesimpulan :Perbandingan pt, cv dan perorangan
PT CV Perseorangan

Badan usaha berbadan Badan usaha tidak berbadan


Status Usaha Bukan berstatus badan usaha
hukum hukum

Pemegang saham hanya Pertanggung jawaban tidak Pertanggung jawaban tidak


Pertanggung jawaban bertanggung jawab sebesar terbatas terbatas
saham yang dimiliki

Bisa memilih menggunakan


Wajib pembukuan (UU KUP Wajib pembukuan (UU KUP Norma Penghitungan
Kewajiban Pembukuan No. 6/1983 ps 28) No. 6/1983 ps 28) Penghasilan (untuk omset


dibawah 4,8M/tahun) (PMK
no. 54/PMK.03/2021 ps 4)

1.PP 23/2018 0,5% (UMKM) 1.PP 23/2018 0,5% (UMKM) 1.PP 23/2018 0,5% (UMKM)
Opsi tarif PPh
2.PPh Ps 17 (1b) UU HPP 22% 2.PPh Ps 17 (1b) UU HPP 22% 2. PPh Ps 17 (1a) UU HPP
tariff progresif
PPh terutang
77.000.000 (12% terhadap 77.000.000 (12% terhadap 117.400.000 (18% terhadap
(Berdasarkan simulasi
laba usaha) laba usaha) laba usaha)

PPh atas dividen Ps 4(2) 10% untuk WP OP DN;


Tidak ada Tidak ada
Ps 23 15% untuk WP Badan DN
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai