COGS Rp 58.800.000.000
COGS Rp 58.800.000.000
%Beban Pajak (total tax/Net Income) (175 juta : 700 juta)x 100% = 25%
C.USAHA PERSEORANGAN
0 sampai Rp 50.000.000 5%
Koperasi
Konsumen Koperasi Produsen
Contoh : koperasi warung serba
Contoh : koperasi jasa
ada atau super market
konsultasi
KOPERASI
Koperasi Simpan Koperasi
Pinjam Pemasaran
Contoh : Koperasi simpan Pinjam Contoh : Koperasi Kantin Sekolah,
Unit Desa, Koperasi Serba Usaha, Koperasi Kantin Perusahaan
Kospin Jasa
Perlakuan Perpajakan Koperasi
Yayasan adalah salah satu bentuk badan hukum entitas bisnis yang cukup banyak digunakan di
Indonesia, yang didirikan dengan payung hukum UU No. 16 tahun 2001 Tentang Yayasan.
Pendirian sebuah per usahaan dengan bentuk Yayasan, didasarkan pada akte notaris yang
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita
Negara RI, serta diperlukan adanya pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
Dalam Yayasan, tanggung jawab per usahaan dibebankan kepada Pengurus. Pengurus
yayasan adalah organ yayasan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan.
MANAJEMEN PENUTUPAN USAHA DAN
STRATEGI PERPAJAKANNYA
Negara mempunyai hak mendahulu (hak preferensi) pembayaran utang pajak atas barang-barang milik
Penanggung Pajak yang akan dilelang. Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan setelah utang pajak
dilunasi. Dalam hal wajib pajak dinyatakan pailit, bubar, atau dilikuidasi, maka kurator, likuidator, atau
orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan, dilarang membagikan harta wajib pajak
dalam pailit, pembubaran atau likuidasi kepada pemegang saham atau kreditur lainnya sebelum
menggunakan harta tersebut untuk membayar utang pajak wajib pajak tersebut (Pasal 21 ayat 1 dan (3a)
UU KUP No. 28 Tahun 2007).
B. MENGANGSUR ATAU MENUNDA
PEMBAYARAN PAJAK
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak dalam Surat Tagihan Pajak. Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta
Purusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang
bertambah, serta Pajak Peng hasilan Pasal 29, kepada Direktur Jenderal Pajak.
C. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Wajib pajak atau ahli warisnya karena wajib pajak sudah tidak memenuhi
persyaratan subjektif atau objektif sesuai dengan ketentuan undang-
undang perpajakan.
Terdapat 2 (cara) pencabutan NPPKP: