Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN PAJAK MELALUI

PEMILIHAN BADAN USAHA

Oleh :
Pramita Sukma Wardani, SE., M.SA
 Bentuk usaha pribadi dan badan

CV atau Perseroan
perseorangan
Firma Terbatas

 Bentuk usaha tetap


Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari jangka waktu 12 bulan
Beberapa faktor pajak yang harus dipertimbangkan dalam
melakukan pemilihan bentuk usaha adalah :
1. Bagaimana hubungan antara tarif PPh wajib pajak orang
pribadi dan tarif PPh wajib pajak badan termasuk ketentuan
khusus yang mengatur hal ini
2. Pengenaan PPh secara berganda, baik atas laba bruto usaha
maupun penghasilan dari pembagian keuntungan (dividen)
kepada para pemegang sahamnya.
3. Kesempatan untuk dapat menunda pengenaan pajak tarif
PPh lebih kecil/besar apabila dibandingkan dengan
kesemoatan yang terdapat pada tarif PPh dan akumulasi
penghasilan perusahaan
4. Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak
atas akumulasi laba, pajak atas penghasilan personal holding
company dan seterusnya
5. Liberalisasi ketentuan yang mengatur fringe benefit dan/atau
payment in kind
 Wajib pajak dibagi,

Wajib pajak Wajib pajak


orang pribadi badan

Perbedaan utama adalah dasar pengenaan


tarif pajak
Wajib Pajak Orang Pribadi
1 s.d Rp 50.000.000 5%
2 Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15%
3 Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 25%
4 Diatas Rp 500.000.000 30%

Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, dikenai tarif pph 21 sebesar 20% lebih
tinggi dari mereka yang memiliki NPWP.

Pasal 17 ayat 1

Wajib Pajak Badan


25%
Bentuk usaha Perorangan

Selama tahun 2018, Tn Budi (K/2) menjalankan


usaha perorangan dan memperoleh laba
bersih sebesar Rp 450.000.000 maka besarnya
beban pajak yang harus ditanggung Tn Budi
adalah
Laba/ Penghasilan Rp 450.000.000
PTKP (K/2)
WP Orang Pribadi Rp 54.000.000
WP Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan 2 orang Rp 9.000.000 Rp 67.500.000
Ph. Kena Pajak Rp 382.500.000

PPh Terutang
5% x 50.000.000 =Rp 2.500.000
15% x 250.000.000 =Rp 37.500.000
25% x 82.500.000 =Rp 20.625.000 Rp 60.625.000
Laba Setelah Pajak Rp 321.875.000

Penghasilan bersih yang diterima Tn Budi adalah sebesar


Rp 321.875.000
Bentuk usaha persekutuan (CV)
CV Matahari Peredaran bruto 55M,
sehingga laba usaha sebelum pajak Rp
450.000.000
Laba Rp 450.000.000
PPh Terutang Tarif 25% Rp 112.500.000
Laba setelah pajak Rp 337.500.000
Perseroan terbatas (PT)
PT. Wijaya mempunyai usaha dibidang otomotif. Laba/rugi
PT. Wijaya menunjukan bahwa peredaran bruto 55M,
sehingga laba usaha sebelum pajak Rp 450.000.000

Note: Pembagian dividen kepada pemegang saham tidak bisa


dibebankan sebagai biaya perusahaan, karena akan dikenakan PPh
pasal 23 sebesar 15% dan sebagai kredit pajak bagi pihak yang
dipotong (tidak final)
Laba Rp 450.000.000
PPh terutang (Tarif 25%) Rp 112.500.000
Laba setelah pajak Rp 337.500.000

Dividen (Tarif 15%) Rp 50.625.000

Laba setelah pajak Rp 163.125.000


Pemilihan Badan Usaha
Keterangan Perseorangan CV PT
Laba Usaha Rp 450.000.000 Rp 450.000.000 Rp 450.000.000
PPh Terutang Rp 321.000.000 Rp 337.500.000 Rp 163.125.000

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan


bentuk usaha CV lebih memberikan keuntungan pajak jika
dibandingkan dengan usaha perseorangan atau PT, namun baiknya
hal ini tidak dijadikan satu-satunya dasar pengambilan keputusan
karena tentu saja harus mempertimbangkan hal lainya.Tingginya
beban pajak yang ditanggung oleh usaha perseorangan disebabkan
karena tarif progresif yang berlaku di WPOP.

Anda mungkin juga menyukai