MELALUI PEMILIHAN
BADAN USAHA
0
Kelompok 1
• Yoshua Yohanes S
• Antony G
• Marshella
• Muhammad Abdil Aziz
• Rafli Fakhrizal Akbar
Daftar isi
• Latar Belakang
• Bentuk-bentuk badan usaha
• Bentuk-bentuk badan usaha Swasta
• Pemilihan bentuk orang pribadi dan badan, serta penjelasan detail
terkait macam-macam Bentuk Usaha.
• Pengaruh Pemilihan Bentuk Usaha untuk alternatif perpajakan
• Kesimpulan
• Q&A
Latar Belakang
• Pajak merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi
terbesar dalam penerimaan APBN di Indonesia. Keberadaan pajak
secara langsung telah mempengaruhi jalannya pertumbuhan ekonomi
dan kegiatan-kegiatan usaha di Indonesia. Mengingat salah satu unsur
objek pajak adalah penghasilan, maka tentu saja pemungutan pajak ini
mencakup bentuk-bentuk usaha baik yang perseorangan maupun
berbentuk badan. Bentuk-bentuk usaha di Indonesia sendiri terdiri
dari 3 macam yaitu BUMN, Koperasi dan Swasta. Namun yang
tentunya menjadi objek pajak penghasilan adalah bentuk usaha
Swasta, yang mana hal itu bertujuan semata-mata untuk mencari
keuntungan dan menambah kekayaan.
Latar Belakang - Lanjutan
• Bentuk usaha Swasta sendiri terbagi 5 yaitu perseorangan, CV (persekutuan
komanditer), Firma, PT (Perseroan Terbatas) dan Yayasan. Di antara semua itu
tentunya memiliki perlakuan pajak yang berbeda-beda. Perusahaan perseorangan
yang pemiliknya hanya satu orang tentu akan mendapat pemungutan pajak yang
berbeda dengan perusahaan yang pemiliknya lebih dari satu orang seperti CV,
Firma, PT dan Yayasan. Selain itu dalam memungut pajak juga ditentukan dari
omzet yang didapat. Semakin besar omzet/penghasilan yang didapat maka
semakin besar pula pajak yang dikenakan. Karena kondisi itulah menyebabkan
terjadi cara-cara yang dilakukan Wajib pajak untuk menghindari pajak atau
meringankan beban pajak pajak yang didapat dengan cara-cara yang tidak
melanggar hukum. Sehingga perencanaan perpajakan (tax planning) dapat
digunakan oleh badan usaha tersebut dalam melakukan kewajiban
perpajakannya.
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA
• BUMN adalah suatu bangun usaha yang didirikan oleh Negara dan pemiliknya
dipegang oleh Pemerintah atau Negara Republik Indonesia. Dalam hal ini
terdapat berbagai macam antara lain yang berupa Perusahaan Jawatan
( PERJAN ), Perusahaan Negara ( PN ), Perusahaan Umum ( PERUM ) dan
Persero ( PT. Persero ).
• Koperasi adalah bentuk badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas
kekeluargaan.
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA - Lanjutan
• SWASTA: Bentuk badan usaha ini adalah badan usaha yang
pemiliknya sepenuhnya berada ditangan individu atau swasta.
Yang bertujuan untuk mencari keuntungan sehingga ukuran
keberhasilannya juga dari banyaknya keuntungan yang diperoleh
dari hasil usahanya. Perusahaan ini sebenarnya tidaklah selalu
bermotif mencari keuntungan semata tetapi ada juga yang tidak
bermotif mencari keuntungan. Contoh : perusahaan swasta yang
bermotif nirlaba yaitu Rumah Sakit, Sekolahan, Akademik, dll.
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA SWASTA
• PERSEORANGAN
Bentuk ini merupakan bentuk yang pertama kali muncul di bidang bisnis yang paling
sederhana, dimana dalam hal ini tidak terdapat pembedaan pemilikan antara hak milik
pribadidengan milik perusahaan. Harta benda yang merupakan kekayaan pribadi sekaligus
juga merupakan kekayaan perusahaan yang setiap saat harus menanggung utang – utang dari
perusahaan itu. Bentuk badan usaha semacam ini pada umumnya terjadi pada perusahaan –
perusahaan kecil, misalnya bengkel kecil, toko pengecer kecil, kerajinan, serta jasa dll.
• FIRMA
Bentuk ini merupakan perserikatan atau kongsi ataupun persatuan dari beberapa pengusaha
swasta menjadi satu kesatuan usaha bersama. Perusahaan ini dimiliki oleh beberapa orang
dan pimpin atau dikelola oleh beberapa orang pula. Tujuan perserikatan ini adalah untuk
menjadikan usahanya menjadi lebih besar dan lebih kuat dalam permodalannya.
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA SWASTA - Lanjutan
• CV
Bentuk ini banyak dilakukan untuk mempertahankan kebaikan – kebaikan dari bentuk
perseorangan yang memberikan kebebasan dan penguasaan penuh bagi pemiliknya
atas keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Disamping itu untuk menghilangkan
atau mengurangi kejelekan dalam hal keterbatasan modal yang dimilikinya maka
diadakanlah penyertaan modal dari para anggota yang tidak ikut aktif mengelola
bisnisnya, yang hanya menyertakan modalnya saja dalam bisnis itu.
• Yayasan
Yayasan adalah bentuk organisasi swasta yang didirikan untuk tujuan sosial
kemasyarakatan yang tidak berorientasi pada keuntungan. Misalnya Yayasan Panti
Asuhan,Yayasan yang mengelola Sekolahan Swasta, Yayasan Penderita Anak Cacat dll.
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA SWASTA - Lanjutan
• Perseroan Terbatas
merupakan bentuk yang banyak dipilih, terutama untuk bisnis – bisnis
yang besar. Bentuk ini memberikan kesempatan kepada masyarakat luas
untuk menyertakan modalnya kedalam bisnis tersebut dengan cara
membeli saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan itu. Atas pemilikan
saham itu maka mereka para pemegang saham itu berhak memperoleh
pembagian laba atau dividen dari perusahaan tersebut. Dalam bentuk ini
tanggung jawab pemilik atau pemegang saham adalah terbatas, yaitu
sebatas modal yang disetorkannya. Kekayaan pribadi pemilik tidak ikut
menanggung utang – utang perusahaan. Oleh karena itu bentuk ini
disebut Perseroan Terbatas (Naamlose Venootschaap/NV).
Pemilihan bentuk orang pribadi dan badan, serta penjelasan
detail terkait macam-macam Bentuk Usaha.
1. PT
2. CV
3. FA
4. Perseorangan
5. Yayasan
6. BUMN
Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan
hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan
tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa
melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya.
Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan,
karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk
menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / perseroan terbatas
dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan
berbagai persyaratan lainnya.
Perseroan Terbatas - Lanjutan
Ciri dan sifat Perseroan Terbatas diantaranya seperti berikut ini:
1. Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi.
2. Modal dan ukuran perusahaan besar.
3. Kelangsungan hidup perusahaan PT ada di tangan pemilik saham
4. Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
5. Kepemilikan mudah berpindah tangan
6. Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
7. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
8. Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
9. Sulit untuk membubarkan Perseroan Terbatas.
10. Pajak berganda pada pajak penghasilan / PPh badan dan pajak dividen
Perseroan Terbatas - Lanjutan
Aspek perpajakan:
• Didaftarkan untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.
• Wajib dikenakan WHT 21, 23, 26, 4(2) serta wajib potong pph 22
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Dividen
• PPh Badan: Final dan Non Final
Perseroan Terbatas - Lanjutan
Dividen,
nah dividend ini yang paling membedakan dari badan usaha lain, karena hanya ada di PT. jadi biasanya itu
perusahaan yang sudah mendapatkan profit dia akan membagikan dividen ke para pemegang sahamnya,
bisa bentuk uang, aset atau tambahan saham.
Merupakan objek pajak penghasilan, Sesuai Pasal 4 Ayat 1 huruf g Undang-Undang No. 36 Tahun 2008,
namun tidak semua dividen merupakan objek pajak.
Mengacu pada Pasal 4 Ayat 3 huruf f UU PPh, bahwa yang dikecualikan dari objek pajak yaitu:
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam
negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dari
penyertaan modal pada Badan Usaha yang didirikan dan bertempat atau berkedudukan di Indonesia dengan
syarat sebagai berikut:
1. Deviden berasal dari cadangan laba yang ditahan.
2. Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada Badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal
yang disetor.
Perseroan Terbatas - Lanjutan
Dividen yg di kecualikan berdasarkan UU Cipta Kerja yang baru, UU No. 11 tahun 2020.
Syarat bebas pajak dividen sesuai yang tertuang dalam Pasal 34 dan Pasal 35 PMK-18/2021, yakni dividen harus diinvestasikan ke dalam
bentuk investasi seperti berikut:
1. Surat Berharga Negara (SBN) Republik Indonesia dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Republik Indonesia.
2. Obligasi atau sukuk Badan Usaha Milik Negara yang perdagangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
3. Obligasi atau sukuk lembaga pembiayaan yang dimiliki oleh pemerintah yang perdagangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
4. Investasi keuangan pada bank perseps1 termasuk bank syariah.
5. Obligasi atau sukuk perusahaan swasta yang perdagangannya diawasi oleh OJK.
6. Investasi infrastruktur melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha.
7. Investasi sektor riil berdasarkan prioritas yang ditentukan oleh pemerintah.
8. penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pemegang saham.
9. Penyertaan modal pada perusahaan yang sudah didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pemegang saham.
10. Kerja sama dengan lembaga pengelola investasi.
11. Penggunaan untuk mendukung kegiatan usaha lainnya dalam bentuk penyaluran pinjaman bagi usaha mikro dan kecil di dalam wilayah
NKRI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah; dan/ atau
12. Bentuk investasi lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perseroan Terbatas - Lanjutan
FINAL:Jenis Penghasilan yang Dikenai Pajak Bersifat Final
1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, bunga atau diskonto surat
berharga jangka pendek yang diperdagangkan di pasar uang, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi;
2. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi
penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
3. Penghasilan berupa hadiah undian;
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan
persewaan tanah dan/atau bangunan; dan
5. Penghasilan tertentu lainnya, termasuk penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu.
• Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif Pajak
Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang Berbentuk Badan, tarif PPh badan
diturunkan. Tarif Pajak Penghasilan Badan turun secara bertahap yakni:
Definisi
Firma adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua perusahaan atau lebih dengan memakai nama bersama. Pemilik badan
usaha ini terdiri dari beberapa orang atau perusahaan yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang
tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Tiap-tiap persero secara tanggung-menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya atas segala perikatan
dari perseroan.
Karakteristik
• Firma didirikan oleh dua orang atau lebih dalam suatu perjanjian.
• Bada usaha Fa menggunakan satu nama usaha bersama dalam menjalankan usaha.
• Para anggota sekutu aktif mengelola perusahaan dan memiliki tanggung jawab bersama kepada pihak ketiga.
• Tanggung jawab tidak terbatas atas semua risiko yang dapat terjadi.
• Fa akan bubar jika ada salah satu anggota yang mengundurkan diri atau meninggal dunia.
• Jika terdapat utang tidak terbayar, setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.
• Setiap anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa mendapat izin dari anggota lainnya.
Di Indonesia, setidaknya ada 4 jenis dan contoh firma di Indonesia, apa saja?
• Firma dagang
Ini adalah jenis Fa yang dibentuk untuk menjalankan usaha di industri perdagangan. Kegiatan utama jenis Fa ini adalah membeli dan menjual barang.
• Firma Non-Dagang
Kebalikan dari Fa dagang, Fa non-dagang dibentuk untuk menjalankan usaha di industri jasa. Contohnya dapat berupa firma akuntansi, firma hukum, dan lain-lain.
• Firma Umum
Jenis Fa yang mana para anggotanya memiliki kekuasaan yang tak terbatas. Para anggota memiliki tanggung jawab atas jalannya operasional perusahaan, baik itu utang
dan piutang.
• Firma Terbatas
Para anggota dari jenis Fa ini memiliki kekuasaan, tanggung jawab, serta kewajiban terbatas atas usaha.
Penjelasan Detail Terkait Macam-macam Bentuk Usaha - Firma
Aspek Perpajakan
Sebagai salah satu jenis badan usaha, maka Firma harus memiliki NPWP atau nomor pokok wajib pajak sebagai salah satu syarat pendirian. NPWP ini merupakan NPWP
badan, dan bukan NPWP pemilik. Dengan mendaftarkan dan memiliki NPWP, tandanya Firma memiliki hak dan kewajiban perpajakan yang wajib dipatuhi.
Jika badan usaha Fa mengukuhkan dirinya sebagai PKP, artinya wajib menambahkan PPN pada tiap transaksi yang terjadi dan wajib menerbitkan faktur pajak atas transaksi
tersebut. Namun jika belum mengukuhkan sebagai PKP, Firma tidak dikenakan PPN melainkan pajak usaha lainnya, seperti PPh Final PP 23/2018 dengan tarif sebesar 0,5%.
Selain pengenaan pajak, firma memiliki kewajiban membayar, menyetor dan melaporkan pajak usahanya. Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan sesuai ketentuan dari
tiap-tiap jenis pajak, begitu pula dengan pelaporan pajak. Tidak lupa juga, badan usaha firma wajib melaporkan pajak penghasilan usaha melalui SPT Tahunan PPh Badan.
Berdasarkan UU HPP terbaru, badan usaha dikenakan tarif PPh sebesar 22% yang mulai berlaku pada tahun pajak 2022. Jika Fa merupakan UMKM, akan diberikan insentif
penurunan tarif sebesar 50% sesuai Pasal 31E.
PERPAJAKAN BAGI
BADAN USAHA
PERORANGAN
PERORANGAN
Merupakan badan usaha dimana seluruh modalnya dimiliki oleh satu orang, dan
konsekuensi tanggung jawabnya dibebankan kepada orang tersebut.
Ciri – ciri :
Dimiliki oleh perorangan.
Pengelolaan terbatas atau sederhana
Modal tidak terlalu besar.
Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan.
Kelebihan Kekurangan
: Dapat mudah dimulai. Karena perorangan dan biaya modal
Biaya tergolong rendah. sedikit, jadi kemampuan perusahaan ter
Bebas dalam mengelola perusahaan batas.
. Tenaga kerja dan manajemen terbatas.
Kebutuhan modal yang dapat dipenuhi
oleh pemilik kecil
3
Ketentuan Perpajakan Terkait Orang Pribadi
Menggunakan nomor pokok wajib pajak (NPWP) orang pribadi, yaitu pemilik yang
sebenarnya dari usaha tersebut untuk keperluan perpajakan.
3
Ketentuan Perpajakan Terkait Orang Pribadi
Selain boleh dikurangkan dengan biaya-biaya yang dapat dikurangkan
sesuai ketentuan UU PPh, pengusaha juga boleh mengurangkan
penghasilan neton ya dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang
dihitung berdasarkan keadaan/status perkawinan Wajib Pajak dan jumlah
tanggungannya. Ketentu an mengenai biaya yang dapat dikurangkan diatur
dalam Pasal 6 UU PPh, ketentuan mengenai PTKP diatur dalam Pasal 7 UU
PPh.
Dalam penghitungan pajak terutang, berlaku tarif pajak progresif, yaitu tarif
pajak yang semakin meningkat seiring besarnya penghasilan kena pajak.
Ketentuan mengenai tarif pajak diatur dalam Pasal 17 UU PPh.
Batasan Penghasilan kena Pajak % Tarif PPh Progresif
s.d 60 Juta 5%
Lebih 60 juta s.d 250 juta 15 %
Lebih 250 Juta s.d 500 Juta 25 %
Lebih 500 Juta s.d 5 Miliar 30 %
Lebih dari 5 Miliar 35 %
3
Ketentuan Perpajakan Terkait Orang Pribadi
Pemeliharaan kesehatan;
Pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo);
Pemeliharaan anak yatim-piatu, anak atau orang terlantar, dan anak atau orang
cacat.
Santunan dan/atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan, dan
sejenisnya.
Pemberian beasiswa
Pelestarian lingkungan hidup; dan/atau
Kegiatan sosial lainnya.
Objek PPh
Objek PPh termasuk pula keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan,
kecuali yang diberikan kepada badan sosial, seperti yayasan.
Sehingga, bagi objek PPh yang didapatkan dari hal-hal berikut ini, tidak termasuk objek pajak (Pasal 2
ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2020 Tahun 2020 tentang Bantuan atau
Sumbangan, Serta Harta Hibahan yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak Penghasilan):
1. Hibah, bantuan, atau sumbangan diberikan kepada:
a) keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat
b) badan keagamaan
c) badan pendidikan
d) badan sosial termasuk yayasan
e) koperasi
f) orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil
2. Tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-pihak
yang bersangkutan.
Kewajiban Perpajakan Yayasan
1. PPh Pasal 4 ayat 2 5. PPh Pasal 24
2. PPh Pasal 21 6. PPh Pasal 26
3. PPH Pasal 22
4. PPh Pasal 23
Kewajiban Perpajakan Yayasan apabila
adanya Koperasi
Kewajiban Perpajakan sama seperti di atas dengan penambahan PPh
Pasal 29 (PPh Badan) dan PPN apabila koperasi memperjualkan jasa
atau barang.
Kewajiban Yayasan
• Wajib melakukan pembukuan dan membuat laporan keuangan serta menyampaikan
SPT Tahunan beserta lampiran yang dipersyaratkan dalam SPT Tahunan beserta
lampiran sebagai berikut:
a. rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana
dan prasarana kegiatan pendidikan.
b. Pernyataan bahwa Sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan
prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat)
tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan Sisa lebih yang tidak digunakan
pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung dan
prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat)
tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.
c. Laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih
• Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan setiap tahun
Pengaruh Pemilihan Bentuk Usaha untuk alternatif perpajakan
Pengaruh Pemilihan Bentuk Usaha untuk alternatif perpajakan
- Lanjutan
Kesimpulan
Usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Pembagian atas tiga bentuk Badan Usaha
tersebut bersumber dari Undang – Undang 1945 khususnya pasal 33. Di Indonesia kita mengenal 3
macam bentuk badan yaitu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), Koperasi dan Swasta. Bentuk badan
usaha swasta dapat dibagi kedalam beberapa macam : Perseorangan, Firma, Perseroan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), Yayasan.
Pilihan bentuk badan usaha yang tersedia secara umum adalah berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
Perseroan Komanditer (CV) atau Perorangan (Pribadi).
Secara umum, total beban pajak PT akan selalu lebih besar dari CV, karena adanya tambahan PPh pasal 4
ayat 2 yang harus dipotong dari dividen yang dibayarkan oleh PT, sedangkan pembagian hasil untuk CV
tidak dikenakan pajak (bukan obyek pajak). Sedangkan perbedaan besarnya total beban pajak yang
dibayar oleh usaha perorangan dan PT/CV tergantung pada besarnya Penghasilan kena pajak (laba). Hal
ini dapat terjadi karena adanya perbedaan tarif PPh pasal 17 untuk badan dan orang pribadi.
Pajak bukanlah satu-satunya alasan dalam pemilihan bentuk usaha, namun pemilihan bentuk usaha yang
tepat dapat memberikan penghematan pajak. Sehingga dalam melakukan penghematan tersebut bisa
dengan cara perencanaan pajak agar kewajiban perpajakan dapat dilakukan oleh wajib pajak dengan baik.
Q&A
~End~