Anda di halaman 1dari 11

DIKSI ATAU PILIHAN

KATA
P E N U L I S : M U WA F FA Q H U S N U L M A’ A R I E F
PENGERTIAN DIKSI

• Diksi merupakan pemilihan kata yang paling tepat untuk


menyampaikan suatu maksud. Pemilihan kata yang tepat
bertujuan untuk memberikan kesan serta pesan agar mudah
diterima dengan lawan bicara. Diksi sangat berguna dalam
penulisan karya tulis seperti puisi, novel, laporan dan
sebagainya.
SYARAT-SYARAT DIKSI
• Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu
kata yang bermakna lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi
dapat menimbulkan dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam,
lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
• Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata
yang hampir bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam
pemakainnya berbeda-beda.
• Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya,
misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling mempengaruhi),
sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan).
• Tidak menafsirkan makna kata secara subjektive berdasarkan pendapat
sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus
menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering
diartikan secara subjektive canggih menurut kamus modern berarti
terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu,
banyak mengetahui, bergaya intelektual.
• Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus
memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir
seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
• Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan
(pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya
sesuai dengan.
• Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat.
Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan
ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil
(kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).
• Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu
(berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan,
perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas
asal usulnya, kabar angin, desas-desus).
• Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-
laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ; berhomofoni; misalnya
bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi
(misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)
• Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata
abstrak (konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan
pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya:
minggu, serapan, dan berenang).
KATA KONOTATIF DAN KATA
DENOTATIF

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


konotasi adalah kata yang mempunyai makna lain di baliknya
atau sesuatu makna yang berkaitan dengan sebuah kata.
Contoh : Mutia merupakan anak emas dalam keluarganya
Sedangkan denotasi menurut KBBI, adalah makna kata atau
kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas
pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi
tertentu dan bersifat objektif. Contoh : Kambing hitam Pak Arif
sudah terjual di pasar hewan.
KATA UMUM DAN KHUSUS

Kata umum ialah kata-kata yang memiliki makna dan cakupan


pemakaian yang lebih luas. Kata-kata yang termasuk dalam kata
umum disebut dengan hipernim. Dan sedangkan kata khusus
ialah kata-kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih
sempit atau disebut juga dengan hiponim.

Contoh : Umum: serangga


Khusus: belalang, capung, dll
KATA KONKRET DAN KATA ABSTRAK
Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep atau pengertian.
Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih memerlukan pendalaman pemahaman, karena
sifatnya yang tidak nyata. Untuk lebih jelasnya kita lihat beberapa contoh kata abstrak di
bawah ini :

Kata Abstrak :
- Kaya
- Miskin
- Kesenian

Kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret yaitu kata yang
mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera. Kata konkret
memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium.
Di bawah ini contoh-contoh kata konkret :

Kata Konkret :
- Sandang
- Pangan
- Rumah
PEMBENTUKAN KATA

Kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap
sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.

Pembentukan kata mempunyai dua sifat, yaitu inflektif dan derivatif.


1. Inflektif
Inflektif atau infleksional adalah proses morfologis karena afiksasi yang
menyebabkan terbentuknya berbagai bentukan dengan ketentuan bahwa
bentukan tersebut tetap dalam kelas kata yang sama
2. Derivatif
Derivatif atau derivasional merupakan proses morfologis karena afiksasi
yang menyebabkan terbentuknya berbagai macam bentukan dengan
ketentuan bahwa bentukan tersebut berubah kelas katanya dari bentuk
dasarnya
KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN
PEMILIHAN KATA
Penganggalan Awalan Me-
Penganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks
beritanya awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah
dan bentuk yang benar.
Contoh:
a) Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah)
b) Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia (benar)

Penagnggalan Awalan Ber-


Kata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber
harus dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam
pemakaian.
Contoh:
a) Sampai jumpa lagi (salah)
b) Sampai berjumpa lagi (benar)
UNGKAPAN IDIOMATIK

Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu


bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau
diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai
sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.

Contoh :
Menteri dalam negeri bertemu Presiden SBY. (salah)
Menteri dalam negeri bertemu dengan Presiden SBY. (benar)

Anda mungkin juga menyukai