Anda di halaman 1dari 10

DIKSI

PENGERTIAN DIKSI
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang
tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan
maksudnya kepada orang lain.. Oleh karena itu, agar
tidak terjadi hal demikian, seseorang harus
mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian
kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus
dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Menurut Enre
(1988:101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan
kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan
perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu
kalimat.
FUNGSI DIKSI
Fungsi dari diksi antara lain :
(1)Membuat pembaca atau pendengar mengerti
secara benar dan tidak salah paham terhadap apa
yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
(2)Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
(3)Melambangkan gagasan yang di ekspresikan
secara verbal.
(4)Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Diksi
1. Pengaruh Bahasa Daerah
Banyak kata dari bahasa daerah masuk kedalam bahasa
Indonesia, memperkaya perbendaharaan kata-katanya.
Kata-kata, seperti: heboh, becus, lumayan, mendingan,
gembleng, cemooh, semarak, seret, awet, dan melempem
semuanya berasal dari bahasa daerah.
1. Pengaruh Bahasa Asing
Dalam perkembangan bahasa Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh bahasa lain, bahasa daerah, maupun bahasa
asing. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperkaya
khasanah bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain dapat juga
membantu kaidah tata bahasa Indonesia sehingga
menimbulkan ketidakefektifan kalimat.
KETEPATAN PEMILIHAN KATA
Beberapa butir perhatian dan persoalan berikut hendaknya diperhatikan setiap orang agar bisa mencapai ketepatan pilihan
katanya itu:
(1)Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi
Dari dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkan mana yang akan dipergunakannya
untuk mencapai maksudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannya, ia harus memilih kata yang denotatif; kalau ia
menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang dicapainya itu.
(2)Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaan
Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaan nya itu, maka akan membawa akibat yang tidak
diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya: bahwa-bawah, interferensi-inferensi,
karton-kartun, preposisi-proposisi, korporasi-koperasi, dan sebagainya.
(3)Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri
Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan dalam masyarakat. Perkembangan bahasa pertama-
tama tampak dari pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata
baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karena dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang
terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka kata itu lama-kelamaan akan menjadi milik masyarakat.
Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru termasuk dalam
kelompok ini.
(4)Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing
Kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan: favorable-favorit, idiom-idiomatik,
progress-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.
(5)Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus
lebih tepat menggambarkan sesuatu daripada kata umum.
Beberapa Pedoman dalam Pemilihan Diksi
1. Pemakaian kata tutur
Kata tutur merupakan kata yang dipergunakan dalam
pergaulan sehari-hari. Kata tutur hanya dapat
dipergunakan dalam percakapan sesama teman
dalam situasi yang tidak resmi.
Contoh:
2. untuk menyatakan objek tertentu.
Kata bernilai rasa ini memiliki makna yang halus atau kasar. Jika kata yag bernilai rasa kurang tepat
digunakan maka orang yang mendengar perkataan itu akan tersinggung.
Contoh:
mati digunakan untuk hewan
meninggal digunakan untuk manusia
gugur digunakan untuk pahlawan
Disamping itu, ada kata-kata yang bernilai rasa seperti kata-kata di bawah ini, contoh:
karyawan dibandingkan buruh
tunawisma dibandingkan gelandangan
pramuwisma dibandingkan pembantu/babu

3. Pemakaian kata bersinonim


Kata bersinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau hampir sama. Kata-kata
tersebut adakalanya dapat dipertukarkan dan adakalanya tidak dapat dipertukarkan.
Contoh:
a. raya, akbar, agung;
b. melihat, menyaksikan, mengawasi, menonton, memperhati-kan, memandang, mengintai, melirik,
menoleh, memandang;
c. karyawan, buruh, pekerja, pegawai
4. Pemakaian kata umum dan khusus Kata umum
ialah kata yang mengacu kepada hal yang umum,
sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu
pada hal yng khusus/spesifik.
contoh:
5. Pemakaian kata konkret dan abstrak
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang merujuk kepada objek yang dapat dilihat,
diraba, didengar, dirasakan atau dicium. Sebaliknya, kata-kata abstrak adalah kata-kata
yang menunjuk kepada sifat, konsep atau gagasan. Dalam tulisan lebih mudah dipahami
kata-kata konkret daripada kata-kata abstrak. Oleh karena itu, kata-kata konkret lebih
baik digunakan dalam karangan.
Kata Konkret Kata Abstrak
gunung berapi demokrasi
kambing eksistensi
ayam manifestasi
6.Pemakaian kata/istilah asing
Kata atau istilah asing dapat dipergunakan asalkan kata atau istilah itu belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata atau istilah asing yang sudah ada padananya
dalam bahasa Indonesia atau sudah diIndonesiakan, maka sebaiknya kata atau istilah
Indonesia itu yang digunakan, kecuali kalau didasarkan atas pertimbangan bahwa istilah
asing itu:
7.Pemakaian kata-kata lugas
Kata lugas adalah kata yang bersahaja, apa adanya dan tidak berupa frasa
yang panjang. Kata-kata lugas digunakan dalam karangan dapat membuat
pernyataan yang dinyatakan itu tidak menonton. Dalam arti yang lain,
dengan adanya kata-kata lugas itu akan menjadikan kalimat-kalimat yang
dibangun menjadi hemat.
8.Idiomatik
Idiomatik adalah kata-kata gabungan yang kedua unsurnya telah bersatu
sedemikian rupa sehingga salah satu unsurnya itu tidak dapat dilepaskan
dalam melakukan kegiatan berbahasa. Idiomatik ialah kata-kata yang
mempunyai sifat idiom, ungkapan yang bersifat idiomatik itu terdiri atas
dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di dalam tulisan.

Anda mungkin juga menyukai