Studi Korelasi Jurusan Sekolah dan Prestasi Akademik (IPK) dengan Skor Uji Kompetensi Perawat
Angga Wilandika, Diah Nur Indah Sari
2. Pengaruh Terapi Qur’anic Healing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut Usia Penderita
Hipertensi
Aghim Ilham Nurhakim, Inggriane Puspita Dewi, Nurohmah
3. Hidroterapi Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti
Sosial Tresna Werdha Senjarawi Bandung
Kusumawati R., Meilirianta, Rustandi B.
4. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien Ca Paru yang Sedang
Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung
Budi Rustandi, Arie J. Pitono , Muhamad Nur Rahmad
6. Pengaruh Terapi Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 1-12 Bulan di Puskesmas
Lisbet, B. Somantri, Setianingsih
7. Pengembangan Instrumen Penegakan Diagnosis Keperawatan pada Pasien Congestive Heart Failure
(CHF) Berbasis Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Cikwanto, Nupiyanti
10. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di Wilayah Kerja di Puskesmas Kota
Bandung
Farra Ainiyyah Putri, Nandang Jamiat Nugraha, Hendra Gunawan
Alamat Redaksi:
STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 Bandung 40264 Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
DEWAN REDAKSI
Pelindung:
Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Penanggung Jawab:
Fatiah Handayani, S.ST.,M.Keb.
Ketua:
Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.
Sekretaris/Setting/Layout:
Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.
Bendahara:
Riza Garini, A.Md.
Penyunting/Editor :
Perla Yualita, S.Pd., M.Pd.
Mitra Bestari :
Neti Juniarti, BN, M.Health, M.Nurs, PhD (Universitas Padjadjaran)
DR. Sitti Syabariyah, S.Kp.,MS.Biomed (STIK Muhammadiyah Pontianak)
DR. Aprina Murhan, S.Kp, M.Kes (Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Lampung)
Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
DR. Dessy Hermawan, S.Kep.Ners.,M.Biomed. (Universitas Malahayati)
Alamat Redaksi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
e-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com
DAFTAR ISI
1. Studi Korelasi Jurusan Sekolah dan Prestasi Akademik (IPK) dengan Skor Uji
Kompetensi Perawat
Angga Wilandika, Diah Nur Indah Sari ................................................................................ 1-6
2. Pengaruh Terapi Qur’anic Healing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut
Usia Penderita Hipertensi
Aghim Ilham Nurhakim, Inggriane Puspita Dewi, Nurohmah ........................... 7 - 15
3. Hidroterapi Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita
Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi Bandung
Kusumawati R., Meilirianta, Rustandi B. .............................................................................. 17 - 24
4. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien
Ca Paru yang Sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung
Budi Rustandi, Arie J. Pitono, Muhamad Nur Rahmad ............................................... 25 - 30
6. Pengaruh Terapi Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 1-12 Bulan di
Puskesmas
Lisbet, B. Somantri, Setianingsih ............................................................................................. 41 - 53
10. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di Wilayah Kerja
di Puskesmas Kota Bandung
Farra Ainiyyah Putri, Nandang Jamiat Nugraha, Hendra Gunawan ..................... 79 - 87
JKA.2018;5(1): 51-63 ARTIKEL PENELITIAN
Cikwanto1, Nupiyanti2
ABSTRAK
Abstract
The maintenance of nursing diagnose that appropiate with standard nursing language is
the problem in nursing documentation. To produce the good nursing documentation, it
also needs supporting with good instrument documentation. The aim of this research is
arrange of instrument development nursing diagnose maintenance based on SDKI. The
research design is analytic descripstive has been done in 2 steps. First step population is
29 participants and 42 respondents. The second step population is 47 participants and 26
respondents. The participant and respondent have been chosen by purposive sampling.
The analyze data uses descriptive analyze, statistic analyze of product moment pearson
correlation for validity test and cronbach alpha for realibility. The result of the research
shows that the maintenance instrument nursing diagnose in Abdoel Moeleok Hospital
Lampung Province is standard enough, development the maintenance instrument nursing
diagnose that arranged by FGD activity is valid and reilable, the result of instrument fill
training is good according to all of nurse (100%). The recomendation to official Abdoel
Moeleok Hospital Lampung Province is should be always routine for evaluating the
maintenance instrument nursing diagnose based on standardize and developing based on
the rule.
51
52 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
Uji korelasi
Indikator Alpha r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis Cronbach (N=20)
Moment
1 Indikator 1 0,278 0,248 0,3783 Tidak Valid &Tidak Reliabel
2 Indikator 2 0,075 0,248 0,3783 Tidak Valid &Tidak Reliabel
3 Indikator 3 0,128 0,248 0,3783 Tidak Valid &Tidak Reliabel
4 Indikator 4 0,069 0,248 0,3783 Tidak Valid &Tidak Reliabel
5 Indikator 5 0,033 0,248 0,3783 Tidak Valid &Tidak Reliabel
Rata-rata r hitung 0,061 0,248 0,3783 Tidak Valid &Tidak Reliabel
Hasil uji validitas dengan bantuan hasil uji korelasi pearson’s product moment
program SPSS dengan uji korelasi pearson’s dengan r hitung < r tabel sehingga item tersebut
product moment, dimana r tabel dengan responden dinyatakan tidak valid. Hasil uji statistik dengan
sejumlah 20 orang adalah 0,3783. Seluruh item alpha cronbach menunjukan nilai alpha cronbach
soal pada instrumen diagnosis keperawatan < r tabel sehingga item tersebut dinyatakan tidak
D.0008 Penurunan Curah Jantung memiliki reliable.
Uji korelasi
Indikator Alpha r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis Cronbach (N=17)
Moment
1 Indikator 1 0,573 0,814 0,4124 Valid & Reliabel
2 Indikator 2 0,546 0,814 0,4124 Valid & Reliabel
3 Indikator 3 0,573 0,814 0,4124 Valid & Reliabel
4 Indikator 4 0,637 0,814 0,4124 Valid & Reliabel
5 Indikator 5 0,694 0,814 0,4124 Valid & Reliabel
Rata-rata r hitung 0,467 0,814 0,4124 Valid & Reliabel
Hasil uji validitas dengan bantuan program SPSS dengan uji korelasi pearson’s product moment, dimana
r tabel dengan responden sejumlah 17 orang adalah 0,4124 Seluruh item soal pada instrumen diagnosis
keperawatan D.0056 Intoleran Aktivitas memiliki hasil uji korelasi pearson’s product moment dengan r hitung
> r tabel sehingga item tersebut dinyatakan valid. Hasil uji statistik dengan alpha cronbach menunjukan nilai
alpha cronbach> r tabel sehingga item tersebut dinyatakan reliable.
Uji korelasi
Indikator Alpha Cron- r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis bach (N=18)
Moment
1 Indikator 1 0,591 0,784 0,4000 Valid & Reliabel
2 Indikator 2 0,506 0,784 0,4000 Valid & Reliabel
3 Indikator 3 0,635 0,784 0,4000 Valid & Reliabel
4 Indikator 4 0,493 0,784 0,4000 Valid & Reliabel
Uji korelasi
Indikator Alpha Cron- r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis bach (N=18)
Moment
5 Indikator 5 0,585 0,784 0,4000 Valid & Reliabel
Rata-rata r hitung 0,423 0,784 0,4000 Valid & Reliabel
Hasil uji validitas dengan bantuan pearson’s product moment dengan r hitung > r tabel
program SPSS dengan uji korelasi pearson’s sehingga item tersebut dinyatakan valid. Hasil uji
product moment, dimana r tabel dengan responden statistik dengan alpha cronbach menunjukan nilai
sejumlah 18 orang adalah 0,4000 Seluruh item alpha cronbach> r tabel sehingga item tersebut
soal pada instrumen diagnosis keperawatan dinyatakan reliable.
D.0022 Hipervolemia memiliki hasil uji korelasi
Uji korelasi
Indikator Alpha Cron- r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis bach (N=4)
Moment
1 Indikator 1 -0,333 -0,455 0,9000 Tidak Valid &Tidak Reliabel
2 Indikator 2 0,577 -0,455 0,9000 Tidak Valid &Tidak Reliabel
3 Indikator 3 0,577 -0,455 0,9000 Tidak Valid &Tidak Reliabel
4 Indikator 4 0,000 -0,455 0,9000 Tidak Valid &Tidak Reliabel
5 Indikator 5 -0,775 -0,455 0,9000 Tidak Valid &Tidak Reliabel
Rata-rata r hitung -0,067 -0,455 0,9000 Tidak Valid &Tidak Reliabel
Hasil uji validitas dengan bantuan korelasi pearson’s product moment dengan r hitung
program SPSS dengan uji korelasi pearson’s < r tabel sehingga item tersebut dinyatakan tidak
product moment, dimana r tabel dengan responden valid. Hasil uji statistik dengan alpha cronbach
sejumlah 4 orang adalah 0,900. Seluruh item soal menunjukan nilai alpha cronbach< r tabel sehingga
pada instrumen diagnosis keperawatan D.0003 item tersebut dinyatakan tidak reliable.
Gangguan Pertukaran Gas memiliki hasil uji
Tabel 5. Validitas instrumen diagnosis keperawatan D.0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif
Uji korelasi
Indikator Alpha Cron- r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis bach (N=16)
Moment
1 Indikator 1 0,569 0,835 0,4259 Valid & Reliabel
2 Indikator 2 0,867 0,835 0,4259 Valid & Reliabel
3 Indikator 3 0,635 0,835 0,4259 Valid & Reliabel
4 Indikator 4 0,523 0,835 0,4259 Valid & Reliabel
5 Indikator 5 0,622 0,835 0,4259 Valid & Reliabel
Rata-rata r hitung 0,511
Hasil uji validitas dengan bantuan program dimana r tabel dengan responden sejumlah 16
SPSS dengan uji korelasi pearson’s product moment, orang adalah 0,4259. Seluruh item soal pada
instrumen diagnosis keperawatan D.0009 Perfusi statistik dengan alpha cronbach menunjukan nilai
Perifer Tidak Efektif memiliki hasil uji korelasi alpha cronbach < r tabel sehingga item tersebut
pearson’s product moment dengan r hitung < r tabel dinyatakan reliable.
sehingga item tersebut dinyatakan valid. Hasil uji
Uji korelasi
Indikator Alpha Cron- r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis bach (N=10)
Moment
1 Indikator 1 0,730 0,622 0,5214 Tidak Valid &Tidak Reliabel
2 Indikator 2 0,031 0,622 0,5214 Tidak Valid &Tidak Reliabel
3 Indikator 3 0,193 0,622 0,5214 Tidak Valid &Tidak Reliabel
4 Indikator 4 0,312 0,622 0,5214 Tidak Valid &Tidak Reliabel
5 Indikator 5 0,730 0,622 0,5214 Valid & Reliabel
Rata-rata r hitung 0,240 0,622 0,5214 Tidak Valid &Tidak Reliabel
Hasil uji validitas dengan bantuan program Sedangkan pada indikator 2,3 dan 4 nilai r hitung
SPSS dengan uji korelasi pearson’s product moment, < r tabel sehingga item tersebut dinyatakan tidak
dimana r tabel dengan responden sejumlah 10 valid. Hasil uji statistik dengan alpha cronbach
orang adalah 0,5214. Hasil analisis pada indikator menunjukan nilai r hitung > r tabel sehingga item
1 dan 5 pada instrumen diagnosis keperawatan tersebut dinyatakan reliabel. Sedangkan pada
D.0128 Gangguan Integritas Kulit memiliki hasil uji indikator 2,3 dan 4 nilai r hitung < r tabel sehingga
korelasi pearson’s product moment dengan r hitung item tersebut dinyatakan tidak reliable.
> r tabel sehingga item tersebut dinyatakan valid.
Uji korelasi
Indikator Alpha Cron- r tabel
No Pearson’s Product Kesimpulan
Diagnosis bach (N=15)
Moment
1 Indikator 1 0,536 0,846 0,4259 Valid dan reliabel
2 Indikator 2 0,666 0,846 0,4259 Valid dan reliabel
3 Indikator 3 0,629 0,846 0,4259 Valid dan reliabel
4 Indikator 4 0,837 0,846 0,4259 Valid dan reliabel
5 Indikator 5 0,583 0,846 0,4259 Valid dan reliabel
Rata-rata r hitung 0,524 0,846 0,4259 Valid dan reliabel
Hasil uji validitas dengan bantuan program sehingga item tersebut dinyatakan valid. Hasil uji
SPSS dengan uji korelasi pearson’s product moment, statistik dengan alpha cronbach menunjukan nilai
dimana r tabel dengan responden sejumlah 16 alpha cronbach > r tabel sehingga item tersebut
orang adalah 0,4259. Seluruh item soal pada dinyatakan reliable.
instrumen diagnosis keperawatan D.0110 Defisit
Hasil dan Analisis Penelitian tahap 2
Pengetahuan memiliki hasil uji korelasi pearson’s
product moment dengan r hitung > r tabel Karakteristik partisipan dilihat dari segi
usia, jenis kelamin, lama bekerja, pendidikan book SDKI. Instrumen yang dikembangkan adalah
terakhir dan status kepegawaian perawat. Tabel untuk pasien dengan diagnosa medis chronic
di atas dapat menginformasikan bahwa sebagian heart failure, sehingga perawat ditugaskan untuk
perawat (46,8%) berusia 36-40 tahun, sebagian menegakan diagnosis keperawatan pada pasien
besar berjenis kelamin perempuan (74,5%), chronic heart failure. Satu perawatbertugas
sebagian perawat (51,1%) memiliki lama kerja menpenegakan diagnosiskan satu pasien chronic
16-20 tahun, sebagian besarpartisipan (51,1%) heart failureyang mana penegakan diagnosis
pendidikan terakhir adalah D3 Keperawatan, dan tersebut diselesaikan dalam satu shift. Peneliti
ssebagian besarpartisipan merupakan pegawai ikut mendampingi para perawat selama proses
tetap (83%). Hal tersebut menunjukkan bahwa penegakan diagnosis keperawatan pada masing-
pada usia yang masih tergolong muda, dengan masing responden yang penegakan diagnosis
pendidikan terakhir D3 keperawatan diharapkan keperawatan pasien cronic heart failure sebagai
mampu menerima ilmu baru dengan baik pembanding apakah yang dipenegakan diagnosis
sehingga mampu mengaplikasikan instrumen oleh perawat sudah benar atau belum. Proses ini
yang dikembangkan peneliti dengan baik.. berlangsung mulai dari tanggal 9 Juli-16 Juli 2017
karakteristik responden dilihat dari segi Keberhasilan dari program sosialisasi dan
usia, jenis kelamin, lama bekerja, pendidikan pelatihan tersebut dilihat berdasarkan evaluasi
terakhir dan status kepegawaian perawat yang kemampuan dan pendapat perawat dalam
mana didapatkan hasil bahwa. Tabel di atas penerapan penegakan diagnosis keperawatan
dapat menginformasikan bahwa hampir sebagian berbasis SDKI di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
responden (61,5%) berusia 36-40 tahun, sebagian Provinsi Lampung yang diukur menggunakan
besar responden (92,3%) adalah perempuan, istrumen penelitian Pengisian instrumen
hampir sebagian responden (65,4%) lama kerja penegakan diagnosis keperawatan, hampir
>16-20 tahun, sebagian besar pendidikan terakhir seluruh responden (100%) memiliki kemampuan
adalah D3 Keperawatan, dan seluruh responden yang baik dalam mengisi instrumen penegakan
(100%) adalah pegawai tetap. Hal tersebut diagnosis keperawatan dan seluruh responden
menunjukkan bahwa respondenmasih termasuk (100%) menyatakan bahwa mutu instrumen
dalam kategori usia produktif, dengan pengalaman menurut user view adalah baik, dilihat dari aspek
kerja yang cukup lama. functionallity, efficiency, dan usability.
yang dipakai oleh RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Instrumen menyesuaikan format yang
Provinsi Lampung yaitu instrumen diagnosis telah digunakan di ruang rawat inap RSUD Dr.
keperawatan cukup sesuai standar. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan
disesuaikan SDKI. Pada kolom 1 berisi komponen
Kriteria dari standar diagnosa
waktu yang terdiri terdiri Tanggal dan Jam yang
keperawatan menurut Depkes RI (1998) yaitu
diisi saat diagnosis tersebut ditemukan pada
diagnosa keperawatan dihubungkan dengan
pasien. Untuk diagnosis keperawatan Aktual
penyebab kesenjangan dan pemenuhan
pada kolom 2 terdiri dari komponen diagnosis
kebutuhan pasien, diagnosa dibuat sesuai dengan
keperawatan yang terdiri dari 1) kode diagnosis
wewenang perawat, komponen terdiri dari
keperawatan SDKI, 2) komponen label diagnosis
masalah, penyebab, gejala (PES) atau masalah dan
(problem) yang disertai dengan definisi masing-
penyebab (PE).
masing diagnosis, 3) komponen penyebab
Instrumen diagnosis keperawatan (etiology) berupa check list yang diisi sesuai
dikatakan cukup sesuai standar dikarenakan dengan faktor penyebab pada masing-masing
diagnosis keperawatan belum dihubungkan pasien, 4) komponen tanda & gejala (symptom)
dengan penyebab kesenjangan secara benar Mayor pada sebelah kiri kolom berupa check list
dan pemenuhan kebutuhan pasien, dan masih yang harus diisi lebih dari 80% tanda & gejala,
ada komponen masih terdiri dari 2 statement dan 5) komponen tanda & gejala (symptom) Minor
saja. Penggunaan bahasa diagnosis keperawatan pada sebelah kanan kolom berupa check list yang
sebagian besar belum sesuai dengan standar jika ditemukan tanda & gejala tersebut. Pada
NANDA International. Idealnya terdapat 2 part kolom 5 perawat wajib memberi tanda tangan dan
statement dimana seperti yang dijelaskan oleh nama perawat yang mengisi instrumen tersebut.
Depkes RI (1998) yang menyatakan bahwa
Untuk diagnosis keperawatan Risiko
diagnosis keperawatan aktual idealnya terdiri
pada kolom 2 terdiri dari komponen diagnosis
dari problem, etiology, symtomp dan diagnosis
keperawatan yang terdiri dari 1) kode diagnosis
risiko terdiri dari problem dan etiology.
keperawatan SDKI, 2) komponen label diagnosis
Pengembangan Diagnosis Keperawatan dan (problem) yang disertai dengan definisi masing-
Intervensi Instrumen Berdasarkan SDKI. masing diagnosis, 3) komponen penyebab
(etiology) berupa check list yang diisi sesuai
Rekomendasi dari focus group discussion dengan faktor penyebab pada masing-masing
tentang bentuk susunan instrumen penegakan pasien. Pada kolom 5 perawat wajib memberi
diagnosis berbasis SDKI yang akan diaplikasikan tanda tangan dan nama perawat yang mengisi
di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek instrumen tersebut.
Provinsi Lampung, yaitu: partisipan sependapat
dengan susunan instrumen yang dipaparkan oleh Untuk diagnosis keperawatan Promkes
peneliti yaitu perumusan diagnosis keperawatan pada kolom 2 terdiri dari komponen diagnosis
yang sesuai SDKI dengan pilihan check list sesuai keperawatan yang terdiri dari 1) kode diagnosis
standar penyusunan diagnosis keperawatan yaitu keperawatan SDKI, 2) komponen label diagnosis
terdiri dari problem, etiology, symptom untuk (problem) yang disertai dengan definisi masing-
diagnosis aktual dan problem, etiology untuk masing diagnosis, 3) komponen tanda & gejala
diagnosis risiko dengan format check list. (symptom) Mayor pada sebelah kiri kolom berupa
check list yang harus diisi lebih dari 80% tanda &
gejala, dan 4) komponen tanda & gejala (symptom) apa yang seharusnya diukur, dan hasil dari
Minor pada sebelah kanan kolom berupa check list pengukuran tersebut mampu memberikan
yang jika ditemukan tanda & gejala tersebut. Pada informasi yang akurat. Sebanyak 42 responden
kolom 5 perawat wajib memberi tanda tangan dan yang dipakai peneliti dalam pengukuran validitas
nama perawat yang mengisi instrumen tersebut. dan reliabilitas instrumen guna memperoleh
hasil yang benar-benarsignifikan. Responden
Para peneliti mengembangkan diagnosa
tersebut terdiri dari ketua tim perawat beberapa
keperawatan dan intervensi instrumen
perawat pelaksana di inap di RSUD Dr. H. Abdul
berdasarkan SDKI berdasarkan hasil FGD dan
Moeloek Provinsi Lampung. Instrumen diagnosis
berdasarkan teori yang dijelaskan dalam paragraf
keperawatan disusun oleh peneliti sesuai dengan
sebelumnya. Instrumen telah dirancang oleh para
kajian peneliti di lapangan. Item soal yang dinilai
peneliti disajikan dan ditawarkan kepada peserta.
pada setiap soal pada instrumen diagnosis
Sesuai dengan harapan para perawat yang ingin
didasarkan pada komponen yang wajib ada pada
diagnosis mereka dan keperawatan instrumen
setiap instrumen diagnosis keperawatan. Apabila
intervensi yang sederhana, mudah digunakan,
terdapat hasil pengukuran instrumen yang
menurut teori dan efisien.
tidak valid, maka dilakukan pengubahan bahasa
Analisis validitas dan reliabilitas yang dipakai dalam item soal pada instrumen
atau membuang item yang tidak sesuai. Melalui
Prinsip penyusunan instrumen menurut langkah tersebutlah maka didapatkan hasil yang
Nursalam (2014) yaitu validitas (kesahihan) dan valid dan reliabel instrumen penegakan diagnosis
reliabilitas. Prinsip validitas adalah pengukuran keperawatan yang dikembangkan.
dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan
instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen Diseminasi dan Pelatihan Pengembangan
harus dapat mengukur apa yang seharusnya Diagnosis Keperawatan Berbasis SDKI
diukur. Dua hal penting yang harus dipenuhi
Diseminasi dan pelatihan pengembangan
dalam menentukan validitas pengukuran yaitu
diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI di
relevan isi instrumen (isi instrumen harus
RSUD Abdul Moeloek Lampung berjalan lancar
disesuaikan dengan tujuan penelitian agar dapat
dan diadakan pada 13 April 2016 yang dihadiri
mengukur apa yang seharusnya diukur dan isi
oleh 47 peserta.
tersebut biasanya dapat dijabarkan dalam definisi
operasional) dan relevan sasaran subjek dan cara Pelatihan adalah persiapan untuk
pengukuran (instrumen yang disusun harus dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan
memberikan gambaran terhadap perbedaan staf, promosi untuk peningkatan kinerja
subjek penelitian). Reliabilitas adalah kesamaan kepemimpinan (Danim, 2008) Indikator metode
hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau pelatihan dapat dilihat di bawah ini (Hasibuan,
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali- 2005) atau kepentingan pada metode yang
kali dalam waktu yang berlainan. digunakan; 2) harmonisasi kegiatan pelatihan
dengan keberlanjutan kegiatan di lapangan;
Instrumen yang baik adalah instrumen
3) fasilitas ruang praktek yang memadai; 4)
yang teruji validitas dan reliabilitasnya. Oleh
ketepatan waktu dengan peserta pelatihan.
karena itu dalam proses penyusunannya
sangat penting untuk memperhatikan isi dari Kegiatan sosialisasi dilaksanakan guna
instrumen apakah mampu untuk mengukur memfasilitasi perawat di ruang rawat inap
yang saat itu sedang bertugas pada shift pagi. Diagnosis keperawatan risiko menggunakan 2
Secara etika dan tanggung jawab, tidak mungkin statement diagnosis keperawatan yaitu label
mewajibkan semua perawat ruang rawat inap diagnosis keperawatan sebagai masalah dan
untuk mengikuti sosialisasi pada satu waktu faktor yang berhubungan untuk menerangkan
dimana perawat harus meninggalkan pasien etiologi.
yang sedang dirawat di ruang. Adanya pelatihan
Sebagian besar partisipan dan responden
tersebut diharapkan dapat meningkatkan
dalam penelitian adalah perawat vokasional
pengetahuan perawat tentang bahasa standar dan
dengan latar belakang DIII keperawatan. Hal
penerapannya.
ini menjadi kendala saat pengisian instrumen
Evaluasi kemampuan dan pendapat perawat penegakan diagnosis keperawatan. Peneliti
tentang penerapan diagnosa keperawatan dan harus menjelaskan setiap komponen instrumen
intervensi berdasarkan SDKI dan komponen diagnosis keperawatan secara
berulang. Responden dalam hal ini perawat rata-
Kemampuan responden dalam mengisi
rata hanya mampu menegakkan satu diagnosis
instrumen diagnosis keperawatan secara
keperawatan tanpa melihat kembali hasil
keseluruhan (100%) yang baik, seluruh responden
pengkajian keperawatan yang dapat menenukan
(100%) berpendapat bahwa mutu instrumen
berbagai macam diagnosis keperawatan. Tentunya
menurut user view adalah baik, dilihat dari aspek
hal ini perlu penelitian tindak lanjut tentang
functionallity, efficiency, dan usability..
pengetahuan perawat terhadap kemampuan
Pada dasarnya pengisian instrumen penegakan diagnosis keperawatan.
penegakan diagnosis keperawatan bukanlah
SIMPULAN & SARAN
hal yang baru bagi perawat. Setiap hari perawat
dihadapkan pada aktivitas tersebut. Oleh karena Rekomendasi hasil dari kegiatan focus
itu tidak menutup kemungkinan meskipun group discussion dalam pengembangan instrumen
mendapat informasi baru mengenai cara penegakan diagnosis keperawatan berbasis SDKI
pengisian instrumen penegakan diagnosis dengan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
format baru, bukanlah merupakan hal yang sulit berupa check list yaitu instrumen diagnosis
untuk diaplikasikan. Pada kenyatannya para keperawatan berdasarkan SDKI. Instrumen
responden mampu mengisi dengan mudah dan penegakan diagnosis keperawatan berbasis SDKI
lancar instrumen yang dikembangkan. valid dan reliabel. Pelatihan pengisian instrumen
penegakan diagnosis keperawatan berbasis SDKI
Rekomendasi
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Hasil temuan penelitian untuk berjalan lancar dan dilaksanakan pada tanggal
pengembangan instrumen penegakan diagnosis 8 Juli 2017 dihadiri oleh 47 peserta. Penerapan
keperawatan berbasis SDKI dari aspek diagnosis penegakan diagnosis keperawatan berbasis
keperawatan yaitu sesuai dengan SDKI diagnosis SDKIdi ruang rawat inap RSUD Dr. H. Abdul
keperawatan aktual menggunakan 3 statement Moeloek Provinsi Lampung menunjukkan bahwa
diagnosis keperawatan yaitu label diagnosis sebagian besar perawat (100%) di RSUD Dr.
keperawatan sebagai masalah dan faktor yang H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki
berhubungan untuk menerangkan etiologi dan kemampuan yang baik dalam menerapkan
di sertai indikator mayor dan indikator minor. penegakan diagnosis keperawatan berbasis SDKI
dan instrumen penegakan diagnosis keperawatan
berbasis SDKI dinilai baik oleh perawat (100%). Carpenito, L. J., (2000), Diagnosis Keperawatan
Rekomendasi pengembangan instrumen Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi 8,Alih
penegakan diagnosis keperawatan hasil dari Bahasa: Monica Ester, EGC, Jakarta.
kegiatan focus group discussion yaitu instrumen
Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances.,
diagnosis keperawatan sesuai SDKI.
Murr., Alice C. (2013) Nursing Diagnosis
Bagi komite keperawatan untuk mulai Manual: Planning, Individualizing, and
mendata diagnosis keperawatan yang pernah Documenting Client Care4th Edition
muncul di setiap ruangan supaya bisa mulai Gillies, D. A. (2006).Manajemen Keperawatan
menyusun rumusan asuhan keperawatan Suatu Pendekatan Sistem Edisi Kedua.
berbasis SDKI sehingga mampu menghasilkan Terjemahan Illiois W. B. Saunders
rumusan asuhan keperawatan berupa check list Company
dan sesuai dengan standar, serta memudahkan
perawat dalam pengisiannya. Bagi perawat untuk Herdman & Kamit suru, 2015, ‘Nursing Diagnoses;
melakukan penegakan diagnosis keperawatan definition and classification 2015-2017.
yang lengkap dan akurat pada instrumen Tenth edition’, UK: Wiley Blackwell
penegakan diagnosis keperawatan yang telah Irwan, Maulana, S, 2011, ‘Pengantar Dokumentasi
disediakan di ruangan. Bagi rumah sakit harus Proses Keperawatan’, EGC, Jakarta
menetapkan standar operasional prosedur bahwa
Iyer Patricia W dan Nancy H Camp, (2005).
perawat untuk melakukan penegakan diagnosis
Penegakan diagnosis Keperawatan,
keperawatan adalah perawat profersional.
Jakarta : EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Kozier B., Erb G., Berman A.,&Snyder S.J, (2004),
Alimul Aziz, H. (2008). Pengantar Konsep Dasar Fundamentals of Nursing Concepts, Process
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba and Practice (7thEdition), New Jersey:
Medika. Pearson Education Line
Berman.A, Snyder.S dan Frandsen. G, (2016) Kozier LeMone, P., Burke, KM., Bauldoff, G., (2011)
& Erb’s Fundamentals of Nursing Concepts, Medical-surgical Nursing: Critical Thinking
Process, and Pratice, tenth edition. Mosby in Patient Care.5th edition. Pearson
Company Mahlinda, 2010, Instrumen penelitian. http://
Black,J.M,HawksJ.H,( 2006),Medical Surgical mahlinda-setulushati.blogspot.
Nursing,Clinical Management for Positive co.id/2010/06/instrumen-penelitian.
Outcomes (8thEdition), Philadelpia: WB. ht ml. Diakses 3 Januari 2015. Diakses
Saunders Company tanggal 6 Oktober 2015
Burton. MA dan Ludwig.LJM, (2015), Fundamentals Maulana, Heri, d.j, (2009). Promosi Kesehatan,
of Nursing Concepts, Connections, & skill. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Second edition, Philadelphia : Davis Muhith, Abdul. (2015), Pendidikan Keperawatan
Company. Jiwa Teori dan Aplikasi, EGC : Jakarta
Craven.R, et al (2013).Fundamental of Nursing Nursalam. (2009). Proses dan Penegakan diagnosis
Human Health and Function.7th . Lippincot Keperawatan Konsep dan Praktikedisi 2.
Williams & Wilkins Jakarta : Salemba Medika.