Anda di halaman 1dari 14

e-ISSN: 2477-4405 p-ISSN:2355-6773

1. Pengaruh Supportive Educative terhadap Self Care Pasien Hipertensi pada Salah Satu Puskesmas di
Bandung
Endang Lukmawati, Angga Wilandika, Anggriyana Tri Widianti

2. Pengaruh Emotional Freedom Technique (EFT) terhadap Tingkat Agresifitas Pasien Resiko Perilaku
Kekerasan
Rizki Muliani, Imam Abidin, Ridha Adawiyah

3. Hubungan Lamanya Menjalani Hemodialisis dengan Depresi pada Klien Gagal Ginjal Kronik
R. Siti Jundiah, Ingrid Dirgahayu, Fita Nisa Rahmadina

4. Penanganan Klien dengan Gangguan Spektrum Autisme di Autis Center


Ricky Ersaputra, Sitti Syabariyah, Usman

5. Hubungan Kejadian Postpartum Blues dengan Motivasi Ibu dalam Menyusui


Aam Aminah, Ariani Fatmawati, Nina Gartika

6. Hubungan Adekuasi Hemodialisis Urea Reduction Rate (URR) dengan Tingkat Fatigue pada Pasien End
Stage Renal Disease (ESRD)
Fahmi Khaerudin, Nina Gartika, Angga Wilandika

7. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia Penderita Hipertensi
Hasim Ramadan, Tantri Puspita, Purbayanty Budhiaji, M. Hadi Sulhan

8. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson terhadap Tekanan Darah Lansia Hipertensi di Panti Sosial Tresna
Werdha
Yaumil Khaeria, La Rangki, Parawansah

9. Gambaran Self Efficacy pada Pasien TB Paru untuk Menyelesaikan Pengobatan di Poli Dots pada Salah Satu
Rumah Sakit Umum Daerah di Garut
Irmawati, Titis Kurniawan, Bambang Aditya Nugraha

10. Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan oleh Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun
Rani Putri Pribadi, Hendra Gunawan, Rahmat

Alamat Redaksi:
STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 Bandung 40264 Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
DEWAN REDAKSI

JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA)


Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019

Pelindung:
Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Penanggung Jawab:
Fatiah Handayani, S.ST.,M.Keb.

Ketua:
Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.

Sekretaris/Setting/Layout:
Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Bendahara:
Riza Garini, A.Md.

Penyunting/Editor :
Perla Yualita, S.Pd., M.Pd.

Pemasaran dan Sirkulasi :


Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom.

Mitra Bestari :
Neti Juniarti, BN, M.Health, M.Nurs, PhD (Universitas Padjadjaran)
DR. Sitti Syabariyah, S.Kp.,MS.Biomed (STIKes ‘Aisyiyah Bandung)
DR. Aprina Murhan, S.Kp, M.Kes (Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Lampung)
Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
DR. Dessy Hermawan, S.Kep.Ners.,M.Biomed. (Universitas Malahayati)

Alamat Redaksi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
e-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com
DAFTAR ISI

1. Pengaruh Supportive Educative terhadap Self Care Pasien Hipertensi pada Salah
Satu Puskesmas di Bandung
Endang Lukmawati, Angga Wilandika, Anggriyana Tri Widianti ............................. 1-7

2. Pengaruh Emotional Freedom Technique (EFT) terhadap Tingkat Agresifitas Pasien


Resiko Perilaku Kekerasan
Rizki Muliani, Imam Abidin, Ridha Adawiyah .................................................................... 9-16

3. Hubungan Lamanya Menjalani Hemodialisis dengan Depresi pada Klien Gagal Ginjal
Kronik
R. Siti Jundiah, Ingrid Dirgahayu, Fita Nisa Rahmadina ............................................. 17-24

4. Penanganan Klien dengan Gangguan Spektrum Autisme di Autis Center


Ricky Ersaputra, Sitti Syabariyah, Usman ............................................................................ 25-33

5. Hubungan Kejadian Postpartum Blues dengan Motivasi Ibu dalam Menyusui


Aam Aminah, Ariani Fatmawati, Nina Gartika .................................................................. 35-40

6. Hubungan Adekuasi Hemodialisis Urea Reduction Rate (URR) dengan Tingkat


Fatigue pada Pasien End Stage Renal Disease (ESRD)
Fahmi Khaerudin, Nina Gartika, Angga Wilandika ........................................................ 41-51

7. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia Penderita


Hipertensi
Hasim Ramadan, Tantri Puspita, Purbayanty Budhiaji, M. Hadi Sulhan ............. 53-58

8. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson terhadap Tekanan Darah Lansia Hipertensi di


Panti Sosial Tresna Werdha
Yaumil Khaeria, La Rangki, Parawansah ................................................................................... 59-66

9. Gambaran Self Efficacy pada Pasien TB Paru untuk Menyelesaikan Pengobatan di


Poli Dots pada Salah Satu Rumah Sakit Umum Daerah di Garut
Irmawati, Titis Kurniawan, Bambang Aditya Nugraha ................................................ 67-78

10. Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan oleh Ibu dengan Kejadian Stunting pada
Balita Usia 2-5 Tahun
Rani Putri Pribadi, Hendra Gunawan, Rahmat ............................................................... 79-86
JKA.2019;6(2): 79-86 ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA ASUH PEMBERIAN MAKAN OLEH IBU


DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN

Rani Putri Pribadi1, Hendra Gunawan2, Rahmat3

hendraguna179@gmail.com

ABSTRAK

Pada tahun 2019, Kabupaten Bandung menduduki urutan keempat di Jawa Barat dengan
prevalensi stunting mencapai 40,7%. Penyebab langsung dari kejadian stunting adalah
asupan gizi dari makanan yang disediakan dan pola pemberian makan oleh ibu. Stunting
akan berdampak tidak hanya secara fisik, tetapi juga kepada fungsi kognitif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola asuh pemberian makan
oleh Ibu dengan kejadian stunting. Desain penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif
dengan survei analitik Cross Sectional. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai
balita stunting usia 2-5 tahun yang terdiri dari 51 responden, dengan menggunakan total
sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik Spearman Rank dengan tingkat
kemaknaan 0,05. Hasil penelitian pola asuh pemberian makan yang dominan adalah tipe
pengabaian (39,2%) termasuk kategori negatif (76,5%). Hasil uji hubungan didapatkan
hasil p value = 0,000 (p<0,05) maka terdapat hubungan antara pola asuh pemberian makan
dengan kejadian stunting. Disarankan untuk petugas puskesmas bahwa hasil penelitian ini
dapat dijadikan pedoman untuk memberikan penyuluhan perilaku ibu yang baik dalam
menyiapkan makanan dan berkolaborasi dengan instansi terkait misalnya pabrik susu,
keju, roti dan yang lainnya yang dapat membantu meningkatkan gizi anak balita.

Kata kunci: balita, kejadian stunting, pola asuh pemberian makan

Abstract

In 2019, Bandung Regency ranked fourth in West Java with the prevalence of stunting reaching
40.7%. The direct cause of stunting is the nutritional intake of food provided and the pattern
of feeding by the mother. Stunting will have an impact not only physically, but also cognitive
function will be disrupted. This research aims to find there is a relationship between parenting
feeding by mothers with the incidence of stunting. The research design used was quantitative
with Cross Sectional analytic survey. The research subjects were mothers who had a stunting
toddlers aged 2-5 years that consisted of 51 respondents using total sampling. The analysis
of the data used was the Spearman Rank statistical test with a significance level of 0.05. The
results of the research of parenting feeding that were dominant in the were the neglect type
(39.2%) including the negative category (76.5%). The relationship test results obtained p
value = 0,000 (p <0.05) so there is a relationship between parenting feeding and the incidence
of stunting. It is recommended for puskesmas officers that the results of this research can be
used as a guideline to provide counseling for good mother behavior in preparing food and
collaborating with relevant agencies such as milk, cheese, bread and other factories that can
help improve the nutrition of toddlers.

Keywords: toddlers, stunting incidence, parenting feeding


1,2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Bandung

79
80 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

PENDAHULUAN Jawa Barat mencapai 30,8%. Berdasarkan data Tim


Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Stunting adalah keadaan yang bersifat
(TNP2K), Badan Pembangunan Manusia
kronis yaitu terhambatnya proses pertumbuhan
dan Kebudayaan, serta Badan Perencanaan
yang diakibatkan oleh tubuh yang tidak mendapat
Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2018,
asupan gizi yang cukup dalam jangka panjang.
Kabupaten Bandung menduduki urutan keempat
Stunting lebih banyak terjadi pada balita berumur
di Jawa Barat dengan jumlah balita stunting
24-59 bulan yaitu 41,7% (PERSAGI, 2018).
sebanyak 137.156 dengan prevalensi 40,7%.
Penelitian Widyaningsih (2018),
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
menyimpulkan bahwa balita stunting memiliki
pada bulan Maret 2019 di Puskesmas Banjaran
pola asuh makan yang kurang. Buruknya status
Kota yang berlokasi di Kabupaten Bandung,
gizi balita dikarenakan rendahnya pola asuh
diperoleh data bahwa puskesmas Banjaran Kota
makan yaitu kebiasaan ibu menunda memberikan
memiliki Wilayah Binaan sebanyak 5 Desa. Salah
makan, tidak memperhatikan zat gizi yang
satu wilayah Binaannya adalah desa Mekarjaya
terkandung dalam makanan.
yang memiliki angka kejadian stunting tertinggi
Menurut World Health Organization mencapai 27%, dengan memiliki 13 balita stunting
(WHO) tahun 2017, prevalensi stunting di dunia pada rentang usia 12-24 bulan dan 110 balita pada
sekitar 150,8 juta balita, dan lebih dari dua juta rentang usia >24-59 bulan.
anak dibawah umur 5 tahun meninggal dunia
Penelitian ini dilakukan di Desa Mekarjaya
karena stunting yang banyak disebabkan oleh
karena fenomena stunting di daerah ini yang
praktik pemberian makan yang buruk dan
tertinggi di daerah Banjaran Kabupaten Bandung
terjadinya infeksi berulang (WHO, 2011; UNICEF,
serta belum pernah dilakukan penelitian
2008 dalam Wijogowati, 2010). Indonesia
sebelumnya tentang hubungan pola pemberian
menempati peringkat ketiga dengan negara
makan dengan kejadian stunting. Fenomena
prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara
stunting di Desa Mekarjaya juga menarik untuk
setelah Timor Leste dan India yaitu 29,6% pada
diteliti karena secara geografis daerah Banjaran
tahun 2017 (Buletin Stunting, 2018).
merupakan daerah industri dan daerah peralihan
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan dari desa ke kota yang status gizi masyarakatnya
Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2016, meningkat, akan tetapi angka kejadian stunting
masalah stunting akan menjadi masalah kesehatan masih tinggi.
masyarakat apabila prevalensi mencapai 20% atau
METODOLOGI
lebih. Penyebab langsung dari kejadian stunting
adalah asupan gizi dari makanan yang disediakan Desain penelitian yang digunakan adalah
dan pola pemberian makan oleh ibu. Dampak yang cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa
akan ditimbulkan dari stunting yaitu tidak hanya Mekarjaya Kecamatan Banjaran Kabupaten
secara fisik, tetapi juga kepada fungsi kognitif Bandung pada tanggal 19-21 Mei 2019.
yang akan terganggu yaitu berpengaruh terhadap Populasinya adalah ibu yang memiliki balita
IQ anak (Niga, 2016). stunting berusia 2-5 tahun sebanyak 51 orang.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Teknik pemilihan subjek dengan


(Riskesdas) tahun 2018 prevalensi stunting di menggunakan total sampling. Balita yang termasuk

JKA | Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019


Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan oleh Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun 81

kedalam penelitian ini diambil berdasarkan data penghasilan keluarga per bulan, pantangan
stunting di Puskesmas Banjaran Kota dan kader makan saat hamil, dan jumlah anggota keluarga
desa Mekarjaya pada bulan Maret 2019. Kriteria yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
inklusi pada penelitian ini adalah ibu dan balita Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
yang tinggal di Desa Mekarjaya Kecamatan hubungan antara pola asuh pemberian makan
Banjaran Kabupaten Bandung, ibu yang memiliki dengan kejadian stunting yaitu menggunakan
balita stunting usia 2-5 tahun yang diasuh dan uji statistik spearman rank. Penelitian ini telah
diberi makan oleh ibu kandung dengan nilai mendapatkan persetujuan Komite Etik Penelitian
z-skor < -2 SD dan -3 SD berdasarkan TB/U, dan STIKes ‘Aisyiyah Bandung nomor 13/KEP.02/
bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi STIKes-AB/VII/2019.
pada penelitian ini adalah ibu dan balita yang
HASIL
pindah tempat tinggal saat penelitian berlangsung
dan balita yang sedang sakit. 1. Karakteristik Responden

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Karakteristik responden pada penelitian
kejadian stunting, sedangkan variabel bebasnya ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
adalah pola asuh pemberian makan. Pengambilan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
data pada penelitian ini yaitu dengan mendatangi
Karakteristik Responden (n=51)
langsung rumah responden. Pola asuh pemberian
makan diukur menggunakan kuesioner likert yang Karakteristik n %
terdiri dari 4 bentuk pola asuh yaitu demokratis, Umur Ibu
otoriter, permisif, dan pengabaian. Kuesioner pola < 20 tahun 2 3,9
asuh pemberian makan telah dilakukan uji validitas 20 – 35 tahun 40 78,4
> 35 tahun 9 17,7
menggunakan rumus korelasi product moment
Pekerjaan Ibu
didapatkan 27 pernyataan yang dinyatakan valid Bekerja 0 0
dengan rentang nilai dari 0,336-0,669. Nilai r Tidak bekerja 51 100
hitung tersebut lebih besar dari r tabel yaitu 0,312. Pendidikan Terakhir Ibu
Sedangkan reliabilitasnya menggunakan rumus Tidak sekolah 1 2,0
SD 24 47,1
Alpha Cronbach’s yaitu 0,883. Untuk pernyataan
SMP 21 41,2
positif jawaban “selalu” diberikan nilai 4, ”sering” SMA 5 9,7
diberikan nilai 3, “jarang” diberikan nilai 2, dan Penghasilan Keluarga
“tidak pernah” diberikan nilai 1. Pernyataan Perbulan
Rp. > 1.000.000 14 27,4
negatif untuk jawaban “selalu” diberikan nilai 1,
Rp. 500.000-1.000.000 18 35,3
”sering” diberikan nilai 2, “jarang” diberikan nilai Rp. < 500.000 19 37,3
3, dan “tidak pernah” diberikan nilai 4. Kejadian Pantangan Makan Saat
stunting diukur menggunakan KMS, dikatakan Hamil
Stunting, jika nilai z-score -3 SD sampai dengan Ada 0 0
Tidak ada 51 100
< -2 SD dan tidak stunting, jika nilai z-score -2SD
Jumlah Anggota Keluarga
sampai dengan +2 SD. < 4 orang 45 88,2
> 4 orang 6 11,8
Analisis yang digunakan adalah analisis
univariat dan bivariat. Analisis univariat terdiri Tabel diatas menunjukkan mayoritas umur
dari umur ibu, pekerjaan ibu, pendidikan terakhir, ibu 20-35 tahun sebanyak 40 orang (78,4%), ibu

JKA | Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019


82 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

dengan tidak bekerja sebanyak 51 orang (100%), Bentuk Pola Asuh


n %
ibu dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 24 Pemberian Makan
orang (47,1%), penghasilan keluarga perbulan Rp. Permisif 12 23,5
< 500.000 sebanyak 19 orang (37,3%), tidak ada Pengabaian 20 39,3
pantangan makan saat hamil sebanyak 51 orang Jumlah 51 100,0
(100%), dan mayoritas jumlah anggota keluarga <
4 orang sebanyak 45 orang (88,2%). Berdasarkan tabel 2, bentuk pola
asuh pemberian makan menunjukkan bahwa
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Ibu dalam berdasarkan kombinasi dari aspek demandingness
Pemberian Makan Balita stunting usia 2-5 tahun dan responsiveness, maka dapat ditentukan empat
di Desa Mekarjaya Kecamatan Banjaran dapat macam tipe pola asuh, yaitu demokratis, otoriter,
dilihat pada tabel 2 berikut ini. permisif, dan pengabaian. Pola asuh yang paling
dominan yang dilakukan ibu yang memiliki balita
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Ibu
stunting di Desa Mekarjaya adalah tipe pengabaian
dalam Pemberian Makan Balita stunting usia
(39,3%).
2-5 tahun di Desa Mekarjaya Kecamatan
Banjaran Uji hubungan pola asuh pemberian makan
Bentuk Pola Asuh dengan Kejadian Stunting pada Balita di Desa
n % Mekarjaya dapat dilihat pada tabel 3.
Pemberian Makan
Demokratis 12 23,5
Otoriter 7 13,7

Tabel 3. Uji Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita
(p value = 0,05)

Kategori pola asuh


n % p
pemberian makan
Positif 12 23,5
0,000
Negatif 39 76,5
Jumlah 51 100,0

Hasil uji spearman rank menunjukkan PEMBAHASAN


bahwa ibu yang memberikan pola asuh makan
Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan
negatif lebih banyak terdapat pada balita yang
dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5
stunting sebanyak 39 orang (76,5%). Terdapat
Tahun di Desa Mekarjaya Kecamatan Banjaran
hubungan antara praktek pemberian makan
Kabupaten Bandung
dengan kejadian stunting yang ditunjukkan
dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) yang berarti Hasil penelitian pola asuh ibu yang
terdapat hubungan pola asuh pemberian makan terbanyak dalam pemberian makan pada balita
oleh ibu dengan kejadian stunting pada balita usia adalah pola asuh makan bentuk pengabaian
2-5 tahun di desa Mekarjaya Kecamatan Banjaran sebanyak 20 responden (39,2%). Ibu lebih banyak
Kabupaten Bandung. membiarkan atau mengabaikan anaknya makan
di jam berapa pun dan mengabaikan anaknya

JKA | Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019


Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan oleh Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun 83

jika tidak mau makan. Berdasarkan kategori pola tertentu orang tua bisa saja menggunakan pola asuh
asuh makan yang diberikan orangtua kepada otoriter, permisif, bahkan pengabaian sekalipun.
anaknya yaitu termasuk kategori negatif sebanyak Penerapan tipe pola asuh dapat dipengaruhi oleh
39 orang (76,5%), dimana nilai total kuesioner berbagai faktor sosial maupun lingkungan, tetapi
yang diperoleh < mean (92,71). Pola asuh tipe orangtua harus dapat melakukan adaptasi pada
pengabaian merupakan kombinasi dari aspek tipe pola asuh yang disesuaikan dengan situasi
demandingness dan responsiveness yang rendah, dan kondisi agar dapat mempertahankan status
dimana demandingness yang rendah menunjukkan gizi normal pada anak.
kurangnya peran ibu dalam menuntut anak
Menurut Loya (2017) bahwa penyebab
untuk makan, sedangkan responsiveness rendah
langsung dari kejadian stunting adalah asupan
menunjukkan bahwa ibu kurang tanggap dalam
gizi dari makanan yang disediakan dan pola
memenuhi kebutuhan anak terkait makan.
pemberian makan oleh Ibu. Ibu dituntut harus
Hasil uji hubungan menggunakan memberikan pola pemberian makan yang baik
Spearman Rank dengan taraf signifkan 0,05 kepada anak mereka, apalagi jika anak masih
didapatkan hasil p value = 0,000 (p < 0,05). Maka dalam usia balita, mereka sangat ketergantungan
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kepada ibu terutama dalam pemberian makan
antara pola asuh pemberian makan dengan untuk menunjang proses pertumbuhan mereka
kejadian stunting. Menurut Yumni (2016) sehingga asupan zat gizi mereka terpenuhi dengan
dan Utami (2017), ada beberapa faktor yang baik.
mempengaruhi pola asuh pemberian makan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
ibu yaitu pendidikan orang tua, jumlah anggota
Yudianti, (2016) yang menyatakan bahwa terdapat
keluarga, usia ibu, sosio-ekonomi, dan budaya.
hubungan signifikan (p value= 0,02) antara praktek
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan
pemberian makan dengan kejadian stunting.
bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian
Pada penelitian tersebut, balita stunting lebih
stunting di Desa Mekarjaya yaitu dari segi
banyak mendapat pola asuh kurang baik bentuk
pendidikan ibu yang lebih banyak berpendidikan
pengabaian sebesar 62,7%. Penelitian Rahmayana,
terakhir SD sebanyak 24 responden (47,1%),
(2014) juga menyatakan hal yang sama bahwa
hal ini dikarenakan mereka berfikiran bahwa
terdapat hubungan signifikan antara pola asuh
pendidikan tidak terlalu penting bagi mereka
ibu dalam pemberian makan dengan kejadian
dan dari segi penghasilan keluarga perbulan
stunting yaitu p value = 0,007. Berdasarkan hasil
lebih banyak mereka yang berpenghasilan <
penelitian didapatkan bahwa sebanyak 82,4%
500.000 sebanyak 19 responden (37,3%). Hal ini
balita stunting mendapat pola asuh makan kurang
dikarenakan satu-satunya lahan pekerjaan di desa
bentuk permisif dan pengabaian.
mereka adalah bertani dan hasil yang mereka
dapatkan tidak seberapa besar sehingga mereka Penelitian Widyaningsih, (2018) juga
kesulitan untuk membeli bahan makanan yang menyatakan hal yang sama dengan hasil penelitian
menunjang status gizi balita mereka. sebelumnya yaitu terdapat hubungan antara balita
stunting dengan pola asuh makan berdasarkan
Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya
nilai p value = 0,015. Dalam penelitian ini, balita
pola asuh yang diterapkan orang tua dapat bersifat
stunting lebih banyak mendapatkan pola asuh
multidimensional. Artinya, meskipun orang tua
kurang yaitu bentuk pola asuh permisif dan
menerapkan pola asuh demokratis, pada situasi
pengabaian sebesar 51,2%.

JKA | Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019


84 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Berdasarkan pendapat Fauziah, (2017) 0,05 yaitu 0,000. Dari hasil tersebut, maka
bahwa pengasuhan yang baik adalah ibu keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima,
memperhatikan frekuensi dan jenis makanan maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan
yang dikonsumsi oleh anaknya agar kebutuhan pola asuh pemberian makan oleh ibu dengan
zat gizinya terpenuhi. Pemberian makan yang kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di
baik sangat penting untuk asupan nutrisi, tidak Desa Mekarjaya Kecamatan Banjaran Kabupaten
hanya dari segi apa yang dimakan anak tapi sikap Bandung.
yang menjadi kebiasaan ibu juga sangat berperan.
Saran
Status gizi merupakan salah satu faktor risiko
untuk terjadinya stunting. 1. Bagi Keluarga

Hal ini sejalan dengan penelitian Herlina Perlu upaya perubahan perilaku
(2018) yang menyatakan bahwa Ibu yang pemberian makan bagaimana seharusnya
memiliki pola asuh kurang dalam pemberian menyikapi anak dengan baik dalam hal
makan balita lebih berisiko 4 kali mempunyai pemberian makan dan menyiapkan
balita dengan status gizi kurang dibandingkan makanan yang bergizi untuk anak agar
dengan ibu yang mempunyai pola asuh yang baik proses pertumbuhannya baik.
dalam memberikan makan. Penelitian lain dari
Pratiwi (2016) didapatkan hasil uji statistik chi- 2. Bagi Puskesmas
square p=0,014. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Diperlukan upaya lebih optimal
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
khususnya bagian gizi untuk memberikan
bermakna antara pola asuh makan dengan status
penyuluhan di posyandu-posyandu
gizi balita.
mengenai perilaku ibu yang baik dalam
SIMPULAN DAN SARAN menyiapkan dan memberikan makan
kepada anak dan melakukan skrining
Simpulan kepada kedua orangtua agar kejadian
stunting dapat diminimalisasi.
Pola asuh ibu dalam pemberian makan
kepada balita di Desa Mekarjaya Kecamatan 3. Bagi Pemerintah Daerah
Banjaran Kabupaten Bandung termasuk kategori
negatif sebanyak 39 orang (76,5%) dikarenakan Diperlukan penanganan serius
ibu kurang memperhatikan frekuensi dan jenis dalam mengatasi masalah stunting yaitu
makanan yang dikonsumsi oleh anak. berkolaborasi dengan instansi terkait
misalnya pabrik susu, keju, roti dan
Pola asuh ibu dalam pemberian makan yang lainnya yang dapat membantu
kepada balita di Desa Mekarjaya Kecamatan meningkatkan gizi anak balita.
Banjaran Kabupaten Bandung lebih banyak bentuk
pengabaian yaitu 20 orang (39,2%) dikarenakan 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
ibu membiarkan atau mengabaikan anaknya
Diharapkan hasil penelitian
makan di jam berapa pun dan membiarkan anak
ini dapat menjadi informasi dan data
jika tidak mau makan.
tambahan untuk melakukan penelitian
Hasil uji hubungan menggunakan lebih lanjut dengan menggunakan metode
spearman rank didapatkan hasi p value < penelitian yang berbeda dan jumlah

JKA | Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019


Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan oleh Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun 85

responden yang lebih banyak dengan Pratiwi Dwi T, Masrul & Yerizel E. (2016).
mencari faktor-faktor terkait bentuk pola Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status
asuh pengabaian. Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Belimbing Kota Padang. Jurnal Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Andalas, Vol. 5, No. 3
Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.
Rahmayana, dkk. (2014). Hubungan Pola Asuh Ibu
(2018). Situasi Balita Pendek (Stunting)
Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-
di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan
59 Bulan Di Posyandu Asoka II Wilayah
Informasi, Kementrian Kesehatan RI
Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan
Fauziah L, Rahman N & Hermiyanti. (2017). Faktor Tamalate Kota Makassar Tahun 2014. Al-
Resiko Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Sihah : Public Health Science Journal, Vol.
Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Taipa Kota VI, No. 2
Palu. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4, No.
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
(3)
(2017). Prioritas Untuk Anak Kerdil
Herlina S & Nurmaliza. (2018). Pola Asuh dalam (Stunting) Ringkasan. Jakarta: Tim
Pemberian Makan Terhadap Status Gizi Nasional Percepatan Penanggulangan
Balita di Kota Pekanbaru Tahun 2017. Kemiskinan (TNP2K)
Journal Of Midwifery Science, Vol. 2, No. 1
Utami Anindya Galih. (2017). Hubungan Pola
Jahari, Abas Basuni. (2018). Penurunan Masalah Asuh Orang Tua Dengan Pola Makan Pada
Balita Stunting. Tangerang: Persatuan Ahli Anak Usia Pra Sekolah (3-5 tahun) di TK
Gizi Indonesia (PERSAGI) Rejosari Kec. Sawahan Madiun (Skripsi).
Madiun: Prodi Sarjana Keperawatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun.
(2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar. Diperoleh dari http://repository.stikes-
Jakarta: Badan Penelitian dan bhm.ac.id/150/1/5.pdf
Pengembangan Kementrian Kesehatan RI
Widyaningsih N.N, Kusnandar, dan Anantanyu
Loya Podu R.R. (2017). Pola Asuh Pemberian S. (2018). Keragaman pangan, pola asuh
Makan Pada Bayi Stunting Usia 6-12 makan dan kejadian stunting pada balita
Tahun di Kabupaten Sumba Tengah Nusa usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Indonesia
Tenggara Timur (Skripsi). Semarang: (The Indonesian Journal of Nutrition), Vol.
Universitas Diponegoro. Diperoleh dari 7, No. 1
http://eprints.undip.ac.id/62129/1/902_
Risani_Rambu_Podu_Loya.pdf Wijogowati, Citaningrum. (2010). Kejadian
Stunting Pada Anak Berumur Di Bawah
Niga Desiansi M & Purnomo W. (2016). Hubungan Lima Tahun (0-59 Bulan) Di Provinsi
Antara Praktik Pemberian Makan, Papua Barat (Skripsi). Depok: Program
Perawatan Kesehatan, Dan Kebersihan Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Anak Dengan Kejadian Stunting Pada Kesehatan Masyarakat, UI
Anak Usia 1-2 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Oebobo Kota Kupang. Jurnal Yumni Zata D. (2016). Perbedaan Pola Asuh
Wiyata, Vol. 3, No. 2 Pemberian Makan Antara Balita Obesitas

JKA | Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019


86 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

dan Balita Tidak Obesitas Di kota Semarang Yudianti, Saeni R.H. (2016). Pola Asuh Dengan
(Skripsi). Semarang: Universitas Kejadian Stunting Pada Balita Di
Diponegoro. Diakses dari http://eprints. Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal
undip.ac.id/62122/1/895_Dienny_Zata_ Kesehatan MANARANG, Vol. 2, No. 1
Yumni.pdf

JKA | Volume 6 | Nomor 2 | Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai