Anda di halaman 1dari 15

ISSN 1412-3746

isiKes
JURNAL KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Faktor Praktik Pencegahan dan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria di Desa Jatirejo
Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo
Wahyudi, Widya Hary Cahyati
Pengaruh Pemanfaatan Media Elektronik (Internet, HP, TV) Terhadap Pergaulan Bebas pada
Siswa-Siswi Kelas X di SMK Islam Al Hikmah Mayong Jepara
Ita Rahmawati
Perilaku Tidak Aman (Unsafe Behaviour) pada Pekerja di Unit Material PT. Sango Ceramics
Indonesia Semarang
Bella Sovira, Nurjanah
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II pada Usia Kurang dari
45 Tahun di RSUD Tugurejo Semarang
Dewi Endah Setyaningrum, Zaenal Sugiyanto
Efektivitas Tanaman Teratai (Nympahea firecrest) dan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
dalam Menurunkan Kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) pada Limbah Cair Industri Tahu
Dharma Yoga Nindra, Eko Hartini
Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang
Herry Tomy Ferllando, Supriyono Asfawi
Perbedaan Kualitas Pelayanan Antara Pasien Dinas dan Pasien Umum di Bagian Pendaftaran
Rawat Jalan di Detasemen Kesehatan Pangkalan Lanumad Ahmad Yani Semarang
Lutfatila Masitoh, Eti Rimawati
Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik pada Peserta Keluarga
Berencana di Kecamatan Pedurungan Semarang
Pradita Ayu Sekar S, Suharyo, Kriswiharsi K.S.
Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Mutu Pelayanan Poliklinik Dian Nuswantoro
dengan Keputusan Pemanfaatan Ulang di UPT Poliklinik Dian Nuswantoro Semarang
Ramdhania Ayunda Martiani, Dyah Ernawati
Efektifitas Media Komunikasi Terhadap Keberhasilan Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Respati Wulandari, Sri Sunaryati Malin
Faktor Terjadinya Tuberkulosis Paru pada Anak Berdasarkan Riwayat Kontak Serumah
Siti Nurul Kholifah, Sri Andarini Indreswari

Halaman Semarang ISSN


VisiKes Vol. 14 No. 2 September 2015
91-182 1412-3746
ISSN 1412-3746

Jurnal Kesehatan
Volume 14, Nomor 2, September 2015

Ketua Penyunting
M.G. Catur Yuantari, SKM, MKes

Penyunting Pelaksana
Eti Rimawati, SKM, MKes
Supriyono Asfawi, SE, MKes

Penelaah
dr. Onny Setiani, PhD (Universitas Diponegoro)
dr. Massudi Suwandi, MKes (Udinus)

Pelaksana TU
Retno Astuti S, SS, MM

Alamat Penyunting dan Tata Usaha :


Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro (FKes UDINUS)
Jl. Nakula I No. 5 Gedung C Lt. 5 Semarang
Telp./Fax. (024) 3549948
E-mail : visikes@fkm.dinus.ac.id

VisiKes diterbitkan mulai Maret 2002 oleh FKes UDINUS


ISSN 1412-3746

Jurnal Kesehatan
Volume 14, Nomor 2, September 2015

DAFTAR ISI

1. Faktor Praktik Pencegahan dan Lingkungan Rumah dengan


Kejadian Malaria di Desa Jatirejo Kecamatan Kaligesing Kabupaten
Purworejo
Wahyudi, Widya Hary Cahyati .................................................................... 91 - 99

2. Pengaruh Pemanfaatan Media Elektronik (Internet, HP, TV)


Terhadap Pergaulan Bebas pada Siswa-siswi Kelas X di SMK Islam
Al Hikmah Mayong Jepara
Ita Rahmawati ............................................................................................ 100 - 108

3. Perilaku Tidak Aman (Unsafe Behaviour) pada Pekerja di Unit


Material PT. Sango Ceramics Indonesia Semarang
Bella Sovira, Nurjanah ............................................................................... 109 - 114

4. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus


Tipe II pada Usia Kurang dari 45 Tahun di RSUD Tugurejo
Semarang
Dewi Endah Setyaningrum, Zaenal Sugiyanto ........................................... 115 - 122

5. Efektivitas Tanaman Teratai (Nympahea firecrest) dan Eceng


Gondok (Eichhornia crassipes) dalam Menurunkan Kadar BOD
(Biochemical Oxygen Demand) pada Limbah Cair Industri Tahu
Dharma Yoga Nindra, dan Eko Hartini ....................................................... 123 - 130

6. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu


dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Mangkang
Herry Tomy Ferllando, Supriyono Asfawi ................................................... 131 - 138

7. Perbedaan Kualitas Pelayanan Antara Pasien Dinas dan Pasien


Umum di Bagian Pendaftaran Rawat Jalan di Detasemen Kesehatan
Pangkalan Lanumad Ahmad Yani Semarang
Lutfatila Masitoh, Eti Rimawati ................................................................... 139 - 147

8. Faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik


pada Peserta Keluarga Berencana di Kecamatan Pedurungan
Semarang
Pradita Ayu Sekar S, Suharyo, Kriswiharsi KS .......................................... 148 - 158

9. Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Mutu Pelayanan


Poliklinik Dian Nuswantoro Dengan Keputusan Pemanfaatan Ulang
di UPT Poliklinik Dian Nuswantoro Semarang
Ramdhania Ayunda Martiani, Dyah Ernawati ............................................. 159 - 164
10. Efektifitas Media Komunikasi Terhadap Keberhasilan Sosialisasi
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Respati Wulandari; Sri Sunaryati Malin ...................................................... 165 - 170

11. Faktor Terjadinya Tuberkulosis Paru pada Anak Berdasarkan


Riwayat Kontak Serumah
Siti Nurul Kholifah, Sri Andarini Indreswari ................................................. 171 - 182
JURNAL VISIKES - Vol. 14 / No. 2 / September 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


KONTRASEPSI SUNTIK PADA PESERTA KELUARGA
BERENCANA DI KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG

Pradita Ayu Sekar S, Suharyo, Kriswiharsi K.S.


Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula I No. 5 – 11 Semarang
e-mail : Praditaayusekar@yahoo.com; haryo18@yahoo.co.id

ABSTRACT
In the Medium Term Development Planning 2004-2009, one of strategies is non-long term
contraceptive method, such as injection contraceptive. Injection contraception is an ideal
alternative for the long term method and it has many advantages. This study aims to deter-
mine the factors related to injection contraceptive use on family planning acceptor.
This was analytic descriptive research with cross-sectional approach. Populations were all
registered acceptors of family planning in the Pedurungan Sub District. The numbers of
samples were 120 acceptors. Questionnaire was used for collecting data and Chi Square
test was used for data analysis with a significance level (α) =0.05.
The results showed that there was relationship between perception of service quality (p-
value=0.004) and injection contraceptive use. Variables were not related to injection contra-
ceptive use were age (p value=1.000), education level (p value=0.433), occupation (p
value=0.305), income (p value=0.495), knowledge (p value=0.773), perceived of costs (p
value=0.846), perception of safety (p value=0.326).
Recommendation for health center officers is providing education about injection contracep-
tive and detail information for new acceptors to use injection contraceptive.
Keywords : injection contraceptive, perceive of cost, perceive of safety

ABSTRAK
Salah satu strategi dari pelaksanaan program Keluarga Berencana sendiri seperti tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004 – 2009 adalah
meningkatnya penggunaan non metode kontrasepsi jangka panjang (non MKJP) seperti
kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik menjadi alternatif pilihan metode kontrasepsi yang
ideal karena bersifat jangka panjang dan memiliki banyak keuntungan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan penggunaan
kontrasepsi suntik pada peserta Keluarga Berencana.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan secara Cross Sec-
tional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta Keluarga Berencana yang tercatat
dalam wilayah Kecamatan Pedurungan. Sampel dalam penelitian sejumlah 120 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji Chi - Square dengan derajat kemaknaan
(α) = 0,05
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang terdapat hubungan dengan penggunaan

148
Faktor yang Berhubungan ... - Pradita ASS, Suharyo, Kriswiharsi KS

kontrasepsi suntik pada peserta Keluarga Berencana di Kecamatan Pedurungan adalah


persepsi kualitas pelayanan KB suntik (p value = 0,004). Sedangkan variabel yang tidak
berhubungan adalah usia (p value = 1,000), tingkat pendidikan (p value = 0,433), pekerjaan
(p value =0,305), pendapatan (p value = 0,495), pengetahuan (p value = 0,773), persepsi
biaya (p value = 0,846), persepsi rasa aman (p value = 0,326).
Saran yang dapat diajukan adalah perlunya peran aktif dari puskesmas dalam peningkatan
jumlah akseptor kontrasepsi suntik, yang bisa dilakukan dengan pemberian penyuluhan –
penyuluhan dengan tema kontrasepsi suntik, pemberian informasi lengkap tentang
kontrasepsi suntik saat kunjungan pertama klien untuk menentukan pilihan berkontrasepsi
dan memotivasi setiap calon akseptor KB baru untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
Kata Kunci : Kontrasepsi suntik, persepsi biaya, persepsi rasa aman, persepsi Kualitas

PENDAHULUAN (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah pada tahun


Salah satu program untuk menurunkan 2007, dari ketiga jenis alat kontrasepsi hor-
angka kematian ibu dan menekan angka monal tersebut, yang terbanyak digunakan
pertumbuhan penduduk yakni melalui pro- adalah jenis suntik, dan kedua terbanyak
gram Keluarga Berencana (KB). Program KB adalah pil. Hal tersebut sesuai dengan data
memiliki peranan dalam menurunkan risiko laporan rapat kerja BKKBN pusat yang
kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, menyebutkan bahwa persentase penggu-
penundaan usia kehamilan serta naan kontrasepsi hormonal seperti suntik dan
menjarangkan kehamilan dengan sasaran pil dari seluruh peserta KB aktif hampir 90%
utama adalah Pasangan Usia Subur (PUS). setiap tahunnya.2
Sesuai dengan tuntutan perkembangan pro- Dari tahun 2008 - 2012 KB suntik tetap
gram, maka program KB telah berkembang menduduki peringkat pertama pada peserta
menjadi gerakan Keluarga Berencana KB baru maupun KB aktif di Kota Semarang.
Nasional yang mencakup gerakan Pada tahun 2008 pengguna KB suntik pada
masyarakat. peserta KB baru sebesar 65,49% dan peserta
Pada tahun 2006 jumlah Pasangan Usia KB aktif sebesar 43,98%. Tahun 2009 peserta
Subur (PUS) di Jawa Tengah sebanyak KB suntik pada peserta KB baru sebesar
6.173.063 ada peningkatan dibandingkan 62,4% dan peserta KB aktif sebesar 43,83%.
tahun 2005 sebanyak 5.918.271. Partisipasi Tahun 2010 peserta KB suntik pada peserta
masyarakat sebagai Peserta KB Aktif tahun KB baru sebesar 59,4% dan peserta KB aktif
2006 sebesar 4.752.993 yakni 77% dari sebesar 43,95%. Tahun 2011 peserta KB
jumlah total PUS. Apabila diamati, Jawa suntik pada peserta KB baru sebesar 59,10%
Tengah telah berhasil melampaui target tahun dan peserta KB aktif sebesar 56,50%. Tahun
2005 (60%), tetapi untuk mencapai target 2012 peserta KB suntik pada peserta KB baru
tahun 2010 (sebesar 80%) masih harus sebesar 55,7% dan peserta KB aktif sebesar
meningkatkan cakupan sebesar 3% selama 58,10%. 3
4 tahun kedepan.1 Dibandingkan dengan KB non Suntik
Sebagian besar peserta KB aktif tersebut lainnya hampir di semua kecamatan di Kota
menggunakan alat kontrasepsi hormonal Semarang KB suntik menduduki peringkat
(suntik, pil dan implan), yaitu sebesar 80,8%. pertama dalam Peserta KB memilih alat KB
Berdasarkan data laporan rapat kerja Badan yang digunakannya. Sebagai perwujudan dari
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional hasil pelaksanaan Progam KB tersebut

149
JURNAL VISIKES - Vol. 14 / No. 2 / September 2015

disajikan dalam bentuk laporan umpan balik pelayanan KB, untuk mengetahui lebih lanjut
yang salah satunya meliputi jumlah pengguna faktor yang berhubungan dengan penggunaan
KB Suntik di Kecamatan Pedurungan dari kontrasepsi suntik pada peserta KB di
tahun 2008 hingga 2012 terus mengalami Kecamatan Pedurungan Semarang.
peningkatan yang cukup tajam dibanding jenis
KB yang lain.4 Pada tahun 2008 terdapat METODE
sebanyak 43,98% peserta KB suntik dari Penelitian ini merupakan penelitian
196.482 peserta KB aktif, sedangkan pada kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
tahun 2009 43,83% KB suntik dari 198.086 Cross Sectional dimana pengambilan data
peserta KB, pada tahun 2010 tidak terdapat dilakukan dengan menggunakan metode
banyak peningkatan jumlah peserta KB yaitu wawancara menggunakan kuesioner.
sebesar 43,95% KB suntik dari 195.554 Sasaran dalam penelitian ini adalah peserta
peserta KB, pada tahun 2011 terdapat cukup keluarga berencana di Kecamatan
besar peserta KB suntik yaitu terdapat Pedurungan sebanyak 120 responden. Data
sebanyak 59,10% KB suntik dari 146.406 yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peserta KB, dan pada tahun 2012 mengalami data sekunder dan data primer yang diambil
penurunan sedikit dibandingkan tahun dari catatan medis dan kuesioner yang
sebelumnya, yang pada tahun ini terdapat digunakan sebagai panduan wawancara.
58,10% KB suntik dari 194.423 peserta KB. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji
Oleh karena itu dalam rangka mengetahui hipotesis hubungan yang signifikan antara
latar belakang pemilihan alat kontrasepsi faktor yang berhubungan dengan penggunaan
suntik, maka perlu dilakukan penelitian kontrasepsi suntik. Selanjutnya hipotesis
terhadap masyarakat sebagai sasaran akan dilakukan uji hubungan antara seluruh

Tabel 1. Hubungan antara Usia Responden dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik


Penggunaan Kontrasepsi Total
Usia Responden Non KB KB P value
% % ∑ %
Suntik Suntik
Dewasa dini 35 35,0 65 35,0 100 100,0
1,000
Dewasa madya 7 65,0 13 65,0 20 100,0

Tabel 2. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik


Penggunaan Kontrasepsi Total
Tingkat Pendidikan
Non KB KB P value
Responden % % ∑ %
Suntik Suntik
Dasar 9 47,4 10 52,6 19 100,0
Menengah 13 35,1 24 64,9 37 100,0 0,433
Tinggi 20 22,4 44 41,6 64 100,0

Tabel 3. Hubungan antara Pekerjaan dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik


Penggunaan Kontrasepsi Total
Pekerjaan Responden Non KB KB P value
% % ∑ %
Suntik Suntik
PNS 5 25 15 75 20 100,0
Swasta 15 33,3 30 66,7 45 100,0
Wiraswasta 11 55 9 45 20 100,0 0,305
Buruh tani 2 1,8 3 3,2 5 100,0
IRT 9 30 21 70 30 100,0

150
Faktor yang Berhubungan ... - Pradita ASS, Suharyo, Kriswiharsi KS

variabel dengan penggunaan kontrasepsi dengan kategori dewasa madya dan dewasa
suntik menggunakan uji Chi Square, maka dini. Sebagian besar persentase responden
akan diketahui hubungan antara variabel berada dalam usia dewasa dini mencapai
bebas dengan variabel terikat. 83,3%, sedangkan responden dengan
kategori usia dewasa madya sebesar 16,7%.
HASIL Pada variabel kedua yaitu tingkat
Dari hasil wawancara terstruktur yang pendidikan, frekuensi tingkat pendidikan
telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai responden dibagi menjadi tiga kategori yaitu
berikut. Pada variabel pertama yaitu usia, tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat
didapatkan frekuensi usia responden yang tinggi. Sebagian besar responden dalam
dibagi menjadi dua kategori yakni responden kategori tingkat pendidikan tinggi yaitu

Tabel 4. Hubungan antara Pendapatan Responden dengan Penggunaan


Penggunaan Kontrasepsi Total
Tingkat Pendapatan
Non KB KB P value
Responden % % ∑ %
Suntik Suntik
Diatas UMR 29 37,2 49 62,8 78 100,0
0,495
Dibawah UMR 13 31,0 29 69,0 42 100,0

Tabel 5. Hubungan antara Pengetahuan Tentang KB Suntik dengan Penggunaan


Penggunaan Kontrasepsi Total
Tingkat Pengetahuan
Non KB KB P value
Responden % % ∑ %
Suntik Suntik
Tinggi 20 36,4 35 63,6 55 100,0
0,773
Rendah 22 33,8 43 66,2 65 100,0

Tabel 6. Hubungan antara Persepsi Biaya KB dengan Penggunaan


Penggunaan Kontrasepsi Total
Persepsi Biaya Non KB KB P value
% % ∑ %
Suntik Suntik
Murah 17 34,0 33 66,0 50 100,0
0,846
Mahal 25 35,7 45 64,3 70 100,0

Tabel 7. Hubungan antara Persepsi Rasa Aman Terhadap KB Suntik dengan Penggunaan
Kontrasepsi Suntik
Penggunaan Kontrasepsi Total
Persepsi Rasa Aman Non KB KB P value
% % ∑ %
Suntik Suntik
Kurang 16 30,2 37 69,8 53 100,0
0,326
Baik 26 38,8 41 61,2 67 100,0

Tabel 8. Hubungan antara Persepsi Kualitas Pelayanan KB Suntik dengan Penggunaan


Kontrasepsi Suntik
Penggunaan Kontrasepsi Total
Persepsi Kualitas
Non KB KB P value
Pelayanan KB % % ∑ %
Suntik Suntik
Kurang 14 22,6 48 77,4 62 100,0
0,004
Baik 28 48,3 30 51,7 58 100,0

151
JURNAL VISIKES - Vol. 14 / No. 2 / September 2015

sebesar 53,3%, sedangkan responden kontrasepsi suntik dibagi menjadi dua, yaitu
dengan kategori tingkat pendidikan dasar persepsi kualitas pelayanan kurang dan
sebesar 15,8%. kualitas pelayanan baik. Sebagian besar
Kemudian pada variabel ketiga yaitu responden memiliki persepsi kualitas
pekerjaan, frekuensi pekerjaan dibagi menjadi pelayanan KB kurang sebesar 51,7%,
lima kategori jenis pekerjaan yaitu PNS, sedangkan responden dengan persepsi
Swasta, Wiraswasta, Buruh Tani, Ibu Rumah kualitas pelayanan KB baik sebesar 48,3%.
Tangga. Sebagian besar responden dengan Berdasarkan hasil penelitian menunjuk-
kategori jenis pekerjaan Swasta sebesar kan bahwa persentase responden yang
37,5%, sedangkan responden dengan jenis menggunakan KB suntik pada usia madya
pekerjaan Buruh tani sebesar 4,1% (65%) lebih besar daripada responden pada
menempati proporsi terendah. usia dini (35%). Hasil uji chi – square
Pada variabel keempat dalam karak- menunjukkan tidak ada hubungan antara usia
teristik responden yaitu tingkat pendapatan responden dengan penggunaan kontrasepsi
responden, frekuensi pendapatan responden suntik dimana nilai p value = 1,000 lebih besar
dibagi menjadi dua kategori, yaitu pendapatan dari nilai α = 0,05.
responden di atas UMR Kota Semarang Dengan melihat hasil penelitian menunjuk-
(>Rp.1.450.000) dan pendapatan di bawah kan bahwa persentase responden yang
UMR Kota Semarang (<Rp.1.450.000). menggunakan kontrasepsi suntik pada
Sebagian besar responden dengan tingkat responden dengan dengan tingkat pendidikan
pendapatan diatas UMR sebesar 65%, menengah (64,9%) lebih besar dibandingkan
sedangkan frekuensi pendapatan responden dengan responden dengan pendidikan tinggi
dibawah UMR Kota Semarang sebesar 35%. (41,6%) dan dasar (52,6%). Hasil uji chi –
Variabel kelima adalah tingkat square menunjukkan tidak ada hubungan
pengetahuan responden. Frekuensi tingkat antara pendidikan responden dengan penggu-
pengetahuan dibagi menjadi dua kategori, naan kontrasepsi suntik dimana nilai p value
yaitu tingkat pengetahuan kurang dan tingkat = 0,433 yaitu lebih besar dari nilai α = 0,05.
pengetahuan baik. Sebagian besar Adapun hasil penelitian dapat diketahui
responden meiliki tingkat pengetahuan bahwa persentase responden yang
kurang terhadap KB suntik sebesar 54,2%, menggunakan kontrasepsi suntik pada
sedangkan 45,8% responden lainnya memiliki responden dengan jenis pekerjaan PNS
tingkat pengetahuan baik. (75%) lebih besar dibandingkan presentase
Pada variabel keenam, yaitu persepsi responden dengan jenis pekerjaan buruh tani
biaya kontrasepsi suntik menunjukkan (3,2%), Swasta (66,7%), Wiraswasta (45%),
sebagian besar frekuensi responden memiliki dan Ibu Rumah Tangga (70%). Hasil uji chi –
persepsi biaya kontrasepsi mahal sebesar square menunjukan tidak ada hubungan
58,3%, sedangkan 41,7% responden lainnya antara jenis pekerjaan responden dengan
memiliki persepsi biaya kontrasepsi murah. penggunaan kontrasepsi suntik dimana nilai
Persepsi rasa aman menjadi variabel p value = 0,305 lebih besar dari nilai α = 0,05.
ketujuh, persepsi rasa aman dibagi menjadi Secara kuantitatif hasil penelitian dengan
dua kategori yaitu persepsi rasa aman kurang menggunakan SPSS for windows dapat
dan persepsi rasa aman baik. Responden diketahui bahwa persentase responden yang
dengan persepsi rasa aman baik sebesar menggunakan kontrasepsi suntik pada
55,8%, sedangkan responden dengan responden dengan tingkat pendapatan di
persepsi rasa aman kurang sebesar 44,2%. bawah UMR (69,0%), lebih besar daripada
Frekuensi persepsi kualitas pelayanan responden dengan pendapatan di atas UMR

152
Faktor yang Berhubungan ... - Pradita ASS, Suharyo, Kriswiharsi KS

(62,8%). Hasil uji chi – square menunjukkan pelayanan KB baik (51,7). Hasil uji chi –
tidak ada hubungan antara pendapatan square menunjukkan ada hubungan antara
responden dengan penggunaan kontrasepsi persepsi kualitas pelayanan KB suntik
suntik dimana nilai p value = 0,495 lebih besar dengan penggunaan kontrasepsi suntik
dari nilai α = 0,05 dimana nilai p value = 0,004 lebih kecil dari
Berdasarkan hasil penelitian dapat nilai α = 0,05.
diketahui bahwa persentase responden yang
menggunakan kontrasepsi suntik dengan PEMBAHASAN
tingkat pengetahuan rendah sebesar 66,2%, Berdasarkan hasil penelitian
lebih besar dibandingkan dengan responden menunjukkan bahwa persentase responden
dengan tingkat pengetahuan tinggi sebesar dengan usia dewasa dini dan tidak
63,6%. Hasil uji chi – square menunjukkan menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
tidak ada hubungan antara pengetahuan 35%, sedangkan yang menggunakan
responden dengan penggunaan kontrasepsi kontrasepsi suntik sebesar 65%. Responden
suntik dimana nilai p value = 0,773 lebih besar dengan usia dewasa madya dan tidak
dari nilai α = 0,05. menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
Berdasarkan hasil jawaban responden 35%, sedangkan yang menggunakan
dalam penelitian yang telah dilakukan dapat kontrasepsi suntik sebesar 65%.
diketahui bahwa persentase responden yang Berdasarkan hasil uji Chi – square antara
menggunakan kontrasepsi suntik dengan variabel usia responden dengan penggunaan
persepsi biaya kontrasepsi suntik murah kontrasepsi suntik diperoleh nilai p value
sebesar 66,0% lebih besar dibandingkan sebesar 1,000 dengan α 95% diperoleh hasil
dengan responden dengan persepsi biaya uji lebih besar dari tingkat kepercayaan
kontrasepsi mahal sebesar 64,3%. Hasil uji sehingga hipotesis ditolak, yang berarti
chi – square menunjukkan tidak ada menunjukkan tidak ada hubungan antara usia
hubungan antara persepsi biaya dengan responden dengan penggunaan kontrasepsi
penggunaan kontrasepsi suntik dimana nilai suntik. Anderson dalam pernyataannya,
p value = 0,846 lebih besar dari nilai α = 0,05. menyatakan bahwa keputusan seseorang
Pada variabel rasa aman penggunaan dalam mengambil pilihan tertentu tergantung
kontrasepsi suntik, didapatkan hasil penelitian pada karakter predisposisinya dalam ciri – ciri
bahwa persentase responden yang demografi yang salah satunya adalah usia.
menggunakan kontrasepsi suntik dengan Karakteristik ini digunakan untuk
persepsi rasa aman kurang (69,8%) lebih menggambarkan fakta bahwa tiap individu
besar dibandingkan dengan responden mempunyai kecenderungan untuk menggu-
dengan tingkat persepsi rasa aman baik nakan kontrasepsi yang berbeda – beda.
(61,2%). Hasil uji chi – square menunjukkan Pada variabel kedua yaitu variabel tingkat
tidak ada hubungan antara tingkat persepsi pendidikan didapatkan persentase responden
rasa aman responden dengan penggunaan dengan pendidikan dasar dan tidak
kontrasepsi suntik dimana nilai p value = menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
0,326 lebih besar dari nilai α = 0,05. 47,4%, sedangkan yang menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kontrasepsi suntik sebesar 52,6%. Responden
dilaksanakan dapat diketahui bahwa dengan pendidikan menengah dan tidak
persentase responden yang menggunakan menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
kontrasepsi suntik pada responden dengan 35,1%, sedangkan yang menggunakan
persepsi kualitas pelayanan KB kurang kontrasepsi suntik sebesar 64,9%. Responden
(77,6%) lebih besar daripada persepsi dengan pendidikan tinggi dan tidak

153
JURNAL VISIKES - Vol. 14 / No. 2 / September 2015

menggunakan kontrasepsi sebesar 22,4%, pekerjaan IRT dan menggunakan kontrasepsi


sedangkan responden yang menggunakan suntik sebesar 70%.
kontrasepsi suntik sebesar 41,6%. Hasil uji chi – square menunjukkan tidak
Dari hasil uji Chi – square antara variabel ada hubungan antara pekerjaan responden
pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi dengan penggunaan kontrasepsi suntik
suntik diperoleh nilai p value sebesar 0,433 dimana nilai p value = 0,305 lebih besar dari
dengan nilai α 0,05, maka diperoleh dari hasil nilai α = 0,05 sehingga hipotesis yang
uji lebih besar dari tingkat kepercayaan menyatakan adanya hubungan antara
sehingga hipotesis ditolak, yang berarti pekerjaan responden dengan penggunaan
menunjukkan tidak ada hubungan antara kontrasepsi suntik ditolak secara statistik. Hasil
pendidikan responden dengan penggunaan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
kontrasepsi suntik. Namun, hasil yang di yang dilakukan oleh Sariana Sisri, bahwa sta-
dapat oleh peneliti dalam penelitian yang telah tus pekerjaan responden berhubungan dengan
dilaksanakannya menunjukan tidak adanya persepsi pemakaian kontrasepsi sebagai
keterkaitan antara pendidikan responden upaya menjaga kelangsungan penggunaan
dengan pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi di Indonesia.5
kontrasepsi suntik. Hasil penelitian ini tidak Pada variabel keempat didapatkan
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan persentase responden dengan tingkat
Sariana Sistri yang mengatakan bahwa ada pendapatan sebesar >1.450.000 dan tidak
hubungan antara tingkat pendidikan menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
responden dengan pemilihan alat kontrasepsi (37,2%), sedangkan responden yang memiliki
yang digunakan.5 pendapatan sebesar >1.450.000 dan
Pada variabel ketiga didapatkan menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
persentase responden dengan pekerjaan (62,8%). Dan responden dengan tingkat
sebagai PNS dan tidak menggunakan pendapatan <1.450.000 dan tidak mengguna-
kontrasepsi suntik sebesar 25%, sedangkan kan kontrasepsi suntik sebesar (31,0%),
responden dengan pekerjaan PNS dan sedangkan responden dengan tingkat pen-
menggunakan kontrasepsi suntik sebesar dapatan sebesar <1.450.000 dan mengguna-
75%. Responden dengan pekerjaan swasta kan kontrasepsi suntik sebesar (27,3%).
dan tidak menggunakan kontrasepsi suntik Hasil uji chi – square menunjukkan tidak
sebesar 33,3%, sedangkan responden ada hubungan antara pendapatan responden
dengan pekerjaan swasta dan menggunakan dengan penggunaan kontrasepsi suntik
kontrasepsi suntik sebesar 66,7%. dimana nilai p value = 0,495 lebih besar dari
Responden dengan pekerjaan wiraswasta nilai α = 0,05 sehingga hipotesis yang
dan tidak menggunakan kontrasepsi suntik menyatakan adanya hubungan antara
sebesar 55,0%, sedangkan responden pendapatan dengan penggunaan kontrasepsi
dengan pekerjaan wiraswasta dan suntik ditolak secara statistik. Namun, Green
menggunakan kontrasepsi suntik sebesar dalam menyatakan, bahwa faktor pemungkin
45,0%. Responden dengan pekerjaan buruh adalah faktor antesenden terhadap perilaku
tani dan tidak menggunakan kontrasepsi yang memungkinkan suatu motivasi atau
suntik sebesar 40%, sedangkan responden aspirasi terlaksana. Termasuk dalam faktor
dengan pekerjaan wiraswasta dan pemungkin adalah keterampilan, sumber
menggunakan kontrasepsi suntik sebesar daya pribadi, sumber dana pribadi dan
(60%). Dan pekerjaan ibu rumah tangga (IRT) komunitas. Seperti tersedianya pelayanan
dan tidak menggunakan kontrasepsi suntik kesehatan termasuk alat – alat kontrasepsi,
sebesar 30%, sedangkan responden dengan keterjangkauan harga, kebijakan, peraturan

154
Faktor yang Berhubungan ... - Pradita ASS, Suharyo, Kriswiharsi KS

dan perundang undangan. Sedangkan dalam memudahkan seseorang untuk menggu-


teorinya Anderson menyatakan, karakteristik nakan kontrasepsi suntik.
pendukung (Enabling characteristic) dibagi Pada variabel keenam, persentase
menjadi dua, yaitu yang pertama adalah responden terhadap persepsi biaya
sumber daya keluarga yang meliputi kontrasepsi suntik yang murah dan tidak
penghasilan keluarga, kemampuan membeli menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam 34,0%, sedangkan persentase responden
asuransi kesehatan. Kemudian yang kedua terhadap persepsi biaya kontrasepsi murah
adalah sumber daya masyarakat yang dan menggunakan kontrasepsi suntik
meliputi jumlah sarana pelayanan kesehatan, sebesar 66%. Persentase responden
jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk terhadap persepsi biaya kontrasepsi suntik
dengan tenaga kesehatan. yang mahal dan tidak menggunakan
Pada variabel kelima hasil penelitian kontrasepsi suntik sebesar 35,7%, sedangkan
menyebutkan persentase responden dengan persentase responden terhadap persepsi
pengetahuan baik dan tidak menggunakan biaya kontrasepsi suntik yang mahal dan
kontrasepsi suntik sebesar 36,4%, sedangkan menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
persentase responden dengan pengetahuan 64,3%. Dari hasil uji chi – square antara
baik dan menggunakan kontrasepsi suntik variabel persepsi biaya sebagai variabel
sebesar 63,6%. Persentase responden bebas dengan penggunaan kontrasepsi
dengan pengetahuan buruk dan tidak suntik sebagai varibel terikat diperoleh nilai p
menggunakan kontrasepsi suntik 33,8%, value sebesar 0,846 dengan α 0,05 diperoleh
sedangkan responden dengan pengetahuan dari hasil uji lebih besar dari tingkat
baik dan menggunakan kontrsepsi suntik kepercayaan sehingga hipotesis ditolak, yang
sebesar 66,2%. berarti tidak ada hubungan persepsi biaya
Berdasarkan hasil uji chi – square antara dengan penggunaan kontrasepsi suntik.
variabel pengetahuan responden sebagai Byon dan kawan kawan, mengartikan
variabel bebas dengan penggunaan persepsi merupakan proses dengan apa
kontrasepsi suntik sebagai variabel terikat seseorang memilih, mengatur dan
diperoleh nilai p value sebesar 0,773 dengan menginterpretasi informasi. Proses
α 0,05 diperoleh dari hasil uji lebih besar dari seseorang untuk sampai pada perilaku
tingkat kepercayaan sehingga hipotesis pembelian/ pemanfaantan suatu jasa atau
ditolak, yang berarti tidak ada hubungan pelayanan kesehatan melalui beberapa
pengetahuan dengan penggunaan tahapan yang meliputi, identifikasi masalah
kontrasepsi suntik. Penggunaan kontrasepsi (adanya kebutuhan), pencairan informasi,
suntik merupakan komponen yang berisi evaluasi alternatif, dan pembelian/
aspek tentang akibat positif atau negatif dari pemanfaatan serta evaluasi pasca
penggunaan kontrasepsi suntik, meskipun pembelian. Dalam penelitian ini, peneliti
pengetahuan yang dimaksud tidak selalu menyatakan tidak adanya hubungan antara
seiring dengan fakta yang sebenarnya. Hal persepsi biaya dengan penggunaan
ini membuat seseorang bersikap negatif kontrasepsi suntik. Di dukung oleh banyaknya
terhadap penggunaan kontrasepsi suntik dan pernyataan dari responden yang menyatakan
menolak penggunaan kontrasepsi suntik, biaya pelayanan KB suntik meliputi alat injeksi
meskipun anggapan tersebut merupakan dan biaya petugas kesehatanyang mahal,
persepsi masing – masing individu. Dengan biaya pelayanan KB suntik di praktek bidan
demikian pada penelitian kali ini, pengetahuan mahal, biaya pelayanan KB suntik di praktek
subyek penelitian bukan menjadi faktor yang dokter mahal.

155
JURNAL VISIKES - Vol. 14 / No. 2 / September 2015

Hasil penelitian ini sejalan dengan kontrasepsi suntik.


penelitian yang dilakukan oleh Imbarwati yang Pada variabel kedelapan diketahui bahwa
menyatakan bahwa tidak adanya hubungan persentase responden terhadap persepsi
yang bermakna antara pemilihan alat kualitas pelayanan KB suntik yang kurang
kontrasepsi dengan biaya yang harus dengan kualitas kurang dan tidak
dikeluarkan oleh pasien.6 menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
Pada variabel ketujuh didapatkan 22,6%, sedangkan persentase responden
persentase responden terhadap persepsi terhadap persepsi kualitas pelayanan KB
rasa aman kontrasepsi suntik yang merasa suntik yang kurang dan menggunakan
kurang aman dan tidak menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 77,4%. Dan
kontrasepsi suntik sebesar 30,2%, sedangkan persentase responden terhadap persepsi
frekuensi responden terhadap persepsi rasa kualitas pelayanan kontrasepsi suntik yang
aman kontrasepsi suntik yang merasa kurang baik dan tidak menggunakan kontrsepsi suntik
aman dan menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 48,3%, sedangkan persentase
sebesar 69,8%. Persentase responden responden terhadap persepsi kualitas
terhadap persepsi rasa aman kontrasepsi pelayanan KB suntik yang baik dan
suntik yang merasa aman dan tidak menggunakan kontrasepsi suntik sebesar
menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 51,7%.
38,8%, sedangkan frekuensi responden Hasil uji chi – square antara variabel
terhadap persepsi rasa aman kontrasepsi kualitas pelayanan sebagai variabel bebas
suntik yang merasa aman dan menggunakan dengan penggunaan kontrasepsi suntik
kontrasepsi suntik sebesar 61,2%. sebagai varibel terikat diperoleh nilai p value
Berdasarkan hasil uji chi – square antara sebesar 0,004 dengan α 0,05 diperoleh dari
variabel persepsi rasa aman sebagai variabel hasil uji lebih kecil dari tingkat kepercayaan
bebas dengan penggunaan kontrasepsi sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada
suntik sebagai varibel terikat diperoleh nilai p hubungan persepsi kualitas pelayanan
value sebesar 0,326 dengan α 0,05 diperoleh dengan penggunaan kontrasepsi suntik. Hasil
dari hasil uji lebih besar dari tingkat penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
kepercayaan sehingga hipotesis ditolak, yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan
berarti tidak ada hubungan persepsi rasa Pengembangan Biomedis dan Reproduksi
aman dengan penggunaan kontrasepsi Manusia BKKBN Pusat dan Pusat Studi
suntik. Notoatmodjo menyatakan, bahwa Kependudukan Universitas Sebelas Maret,
perilaku seseorang belum tentu otomatis 2003. Bahwa dengan adanya Bidan – PKB
terwujud dalam suatu tindakan. Untuk yang tinggal di desa binaan, pelayanan medis
terwujudnya perilaku menjadi suatu perbuatan KB dan kesehatan menjadi mudah, dekat
nyata diperlukan faktor pendukung atau seta memberikan jaminan kualitas yang
kondisi yang memungkinkan seseorang membuat warga desa binaan tidak enggan
dapat merasa nyaman. Sehingga dalam menggunakan kontrasepsi.7
penggunaan kontrasepsi suntik tidak hanya
pengetahuan, persepsi konsumen terhadap SIMPULAN
biaya yang dikeluarkan dan kualitas Karakteristik responden yang
pelayanan KB yang menjadi faktor seseorang diwawancarai secara terstruktur sebagian
menggunakan kontrasepsi suntik, namun besar berusia dewasa muda (18 – 40 tahun)
persepsi rasa aman yang ada dalam diri sebesar 83,3%, dan sebagian kecil lainnya
seseorang juga mempengaruhi perilaku berusia dewasa madya (>40 tahun) sebesar
seseorang untuk bersedia menggunakan 16,7%.

156
Faktor yang Berhubungan ... - Pradita ASS, Suharyo, Kriswiharsi KS

Karakteristik responden berpendidikan SARAN


dasar yakni responden yang hanya tamat Bagi bidan dan dokter di wilayah kerja
hingga SD dan SMP sebesar 15,8%, Puskesmas Tlogosari Kulon dan Tlogosari
responden dengan pendidikan menengah Wetan perlunya meningkatan pengetahuan
yakni responden yang tamat pendidikan tentang kontrasepsi suntik bagi calon
hingga jenjang SLTA sebesar 30,8%, dan akseptor kontrasepsi baru dan pasangannya,
responden dengan pendidikan tinggi yakni yang dapat dilakukan melalui pemberian
responden yang tamat pendidikan hingga informasi secara lengkap tentang kontrasepsi
jenjang Akademi dan Perguruan Tinggi suntik pada saat konsultasi pertama sebelum
sebesar 53,4%. Dan yang memiliki memutuskan memilih salah satu alat
pendapatan dibawah UMR Kota Semarang kontrasepsi tertentu.
yaitu sebesar 35,0% dan responden yang Perlunya peran aktif dari puskesmas
memiliki pendapatan diatas UMR Kota dalam peningkatan jumlah akseptor
Semarang sebesar 65,0%. Dengan kontrasepsi suntik yang bisa dilakukan dengan
pengetahuan responden yang memiliki tingkat pemberian penyuluhan - penyuluhan dengan
pengetahuan yang kurang sebesar 54,2%, tema kontrasepsi suntik, pemberian informasi
sedangkan responden yang memiliki tingkat lengkap tentang kontrasepsi suntik saat
pengetahuan yang baik sebesar 45,8%. kunjungan pertama klien untuk menentukan
Persepsi biaya kontrasepsi suntik dibagi pilihan berkontrasepsi dan memotivasi setiap
menjadi dua yaitu murah dengan range calon akseptor KB baru untuk menggunakan
persepsi 1 – 5 dan mahal dengan range kontrasepsi suntik.
persepsi 6 – 10. Responden dengan persepsi Disarankan pada peneliti selanjutnya
biaya kontrasepsi murah sebesar 41,7% dan untuk lebih detail lagi dalam menyusun
persepsi biaya mahal sebesar 58,3%. instrumen penelitian khususnya dalam
Persepsi rasa aman dibagi menjadi dua yaitu memberikan alternatif jawaban bagi
persepsi rasa aman kurang dan persepsi rasa responden yang benar-benar tidak tahu akan
aman baik. Responden dengan rasa aman pernyataan tersebut.
kurang sebesar 44,2% dan responden dengan
tingkat rasa aman baik sebesar 55,8%. DAFTAR PUSTAKA
Persepsi kualitas dibagi menjadi dua yaitu 1. Anonymous. Indikator Kematian Ibu.
persepsi kualitas kurang dan persepsi kualitas Diambil pada tanggal 12 Agustus 2013 dari
baik. Responden dengan persepsi kualitas http://www.datastatistik-indonesia.com.
kurang sebesar 51,7% dan responden dengan 2. Anonymous. Angka Kematian Ibu di Indo-
persepsi kualitas baik sebesar 48,3%. nesia. Diambil pada tanggal 14 Agustus
Tidak terdapat hubungan antara variabel 2013 dari http://www.depkes.go.id.
usia (p value = 1,000)tingkat pendidikan (p 3. Anonymous. Standar Pelayanan
value = 0,433), pekerjaan (p value =0,305), Kebidanan. Departemen Kesehatan
tingkat pendapatan (p value = 0,495), Republik Indonesia. Jakarta, 2001
pengetahuan tentang kontrasepsi suntik (p 4. BKKBN. Kumpulan Data Progam
value = 0,773), persepsi biaya kontrasepsi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta,
suntik (p value =0,846), persepsi rasa aman 2006.
(p value =0,326). Namun, pada variabel 5. Sariana Sistri Kelangsungan
kualitas pelayanan KB terterdapat hubungan Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia
dengan penggunaan kontrasepsi suntik (p Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.
value = 0,004). 2011 http://ejournals1.undip.ac.id/
index.php/jkm

157
JURNAL VISIKES - Vol. 14 / No. 2 / September 2015

6. Imbarwati, Beberapa Faktor Yang


Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD
Pada Peserta KB NON IUD Di
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang,
Skripsi. Universitas Diponegoro. 2009
7. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biomedis dan Reproduksi Manusia
BKKBN Pusat dan Pusat Studi
Kependudukan Universitas Sebelas
Maret, 2003

158

Anda mungkin juga menyukai