Uji Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)
Sebagai Antibakteri Staphylococcus Aureus
Tedy Febriyanto, Resva Meinisasti, Jon Farizal, Diajeng Dea Resya Mawardi
Populasi Aedes sp. yang Dominan Sebagai Vektor Potensial Dengue di Kota Jambi
Suhermanto, Susy Ariyani A
Pengaruh Penggunaan Sikat Gigi Khusus Ortodontik terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Pemakai Ortodontik Cekat pada Siswa SMK Negeri 3 Banda Aceh
Wirza, Ratna Wilis
Hubungan Tindakan Menggosok Gigi Dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut
pada Murid Kelas V dan VI Sekolah Dasar di Peudada Kabupaten Bireuen
Intan Liana, Anwar Arbi
Hubungan Perilaku Tuna Netra Dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut
pada Komunitas Pertuni di Kota Banda Aceh
Elfi Zahara, Andriani
Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue dengan Iklim di Kota Prabumulih Tahun 2014-2017
Ritawati, Yanelza Supranelfy
Hubungan Rasio Kolesterol Total - HDL dan Rasio Lingkar Pinggang - Panggul dengan Stroke
di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016
Junita, Ernawati
Editorial
Dewan Redaksi
Alamat Redaksi:
Poltekkes Jambi, JL H Agus Salim No 09 Kota Baru Jambi, 0741-445450
http://journal.poltekkesjambi.ac.id
jbkm@poltekkesjambi.ac.id
i
JURNAL BAHANA KESEHATAN MASYARAKAT (JBKM)
Bahana of Journal Public Health
DAFTAR ISI
Editorial ............................................................................................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................................................................... ii
Ketentuan Penulisan Jurnal Ilmiah ................................................................................................... iv
2. Uji Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) ............................. 6
Sebagai Antibakteri Staphylococcus Aureus
Tedy Febriyanto, Resva Meinisasti, Jon Farizal, Diajeng Dea Resya Mawardi
3. Populasi Aedes sp. yang Dominan Sebagai Vektor Potensial Dengue di Kota Jambi ................ 9
Suhermanto, Susy Ariyani A
4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pewarnaan Gigi (Stain) ...................... 15
di Desa Peuniti Kota Banda Aceh
Reca, Ainun Mardiah
6. Hubungan Tindakan Menggosok Gigi dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut.................... 26
pada Murid Kelas V dan VI Sekolah Dasar di Peudada Kabupaten Bireuen
Intan Liana, Anwar Arbi
7. Hubungan Perilaku Tuna Netra dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut ............................... 30
pada Komunitas Pertuni di Kota Banda Aceh
Elfi Zahara, Andriani
9. Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue dengan Iklim di Kota Prabumulih .................... 43
Tahun 2014-2017
Ritawati, Yanelza Supranelfy
11. Hubungan Rasio Kolesterol Total - HDL dan Rasio Lingkar Pinggang - Panggul .................... 59
dengan Stroke di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016
Junita, Ernawati
ii
JURNAL BAHANA KESEHATAN MASYARAKAT (JBKM)
Bahana of Journal Public Health
PERSYARATAN UMUM
Naskah diketik dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan lay out kertas A4, batas tepi 3
cm, jarak 1 spasi, menggunakan huruf Times New Roman. Abstrak dan naskah ditulis dengan ukuran 12,
daftar pustaka dengan ukuran 11. Naskah tidak menggunakan catatan kaki di dalam teks, panjang naskah
5-15 halaman termasuk tabel dan gambar. File diketik menggunakan aplikasi Microsoft Word (versi 2010
atau 2013). Naskah harus sudah sampai di sekretariat redaksi selambat-lambatnya tanggal 31 April untuk
edisi Mei dan 31 Oktober untuk edisi November.
Pengiriman naskah dilakukan melalui website www.journal.poltekkesjambi.ac.id (Jurnal Bahana
Kesehatan Masyarakat) dengan registrasi terlebih dahulu.
Peneliti utama harus melampirkan lembar pernyataan (1 lembar per penelitian) bahwa penelitian
yang dilakukan bukan plagiat dan belum pernah dipublikasikan di media manapun yang ditandatangani di
atas materai Rp. 6000,-. Setiap peneliti juga melampirkan lembar validasi penelitian (1 lembar per-peneliti)
yang ditandatangani oleh pimpinan institusi serta melampirkan Ethical Clearence.
PERSYARATAN KHUSUS
ARTIKEL KUPASAN (REVIEW)
Artikel harus mengupas secara kritis dan komprehesif perkembangan suatu topik berdasarkan
temuan-temuan baru yang didukung oleh kepustakaan yang cukup dan terbaru, sistematika penulisan
artikel kupasan terdiri dari: Judul Artikel, Nama Penulis (ditulis di bawah Judul dan tanpa gelar), Abstrak,
Pendahuluan (berisi latar balakang dan Tujuan Penulisan), Metode (berisi tentang jenis penelitian, populasi
dan sampel atau subjek penelitian, bahan penelitian, tehnik pengumpulan dan tehnik analisa data), Hasil
dan pembahasan yang berisikan tabel atau grafik dan hasil uji statistik kemudian dibahas. Kesimpulan berisi
tentang kesimpulan atas isi bahasan yang disajikan pada bagian inti dan saran yang sejalan dengan
kesimpulan), ucapan terima kasih (bila diperlukan) serta rujukan
Naskah terdiri atas judul dan nama penulis lengkap dengan nama institusi dan alamat korespodensi
diikuti oleh abstrak (dengan kata kunci), Pendahuluan, metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan,
Ucapan Terima Kasih bila diperlukan serta Daftar Pustaka.
JUDUL (TITLE)
Judul harus informatif dan deskriptif (maksimum 20 kata). Judul dibuat memakai huruf kapital dan
diusahakan tidak mengandung singkatan. Nama lengkap penulis ditulis tanpa gelar dan nama institusi
tempat afiliasi masing-masing penulis yang disertai dengan alamat korespodensi.
ABSTRAK (ABSTRACT)
Abstrak merupakan sari tulisan yang meliputi latar belakang riset secara ringkas, tujuan, metode,
hasil dan simpulan riset panjang abstrak maksimum 250 kata dan disetai kata kunci. Abstrak daan kata kunci
dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
iii
PENDAHULUAN (INTRODUCTION)
Justifikasi tentang subjek yang dipilih didukung dengan pustaka yang ada. Harus diakhiri dengan
menyatakan apa tujuan tulisan tersebut
METODE (METHOD)
Harus detil dan jelas sehingga orang yang berkompeten dapat melakukan riset yang sama
(repeatable dan reproduceable). Jika metode yang digunakan telah diketahui sebelumnya pustaka yang
diacu harus dicantumkan. Spesifikasi bahan harus detil agar orang lain mendapat informasi tentang cara
memperoleh bahan tersebut
Hasil dan pembahasan dirangkai menjadi satu pada bab ini dan tidak dipisahkan dalam sub bab lagi.
Melaporkan apa yang diperoleh dalam eksperimen/percobaan diikuti dengan analisis atau penjelasannya.
Tidak menampilkan data yang sama sekaligus dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel ditulis dengan huruf
Times New Roman ukuruan 8 atau 9 tanpa garis tegak. Gambar tanpa warna/hitam putih. Bila
mencantumkan diagram, gunakan diagram lingkaran atau batang dengan arsir/gradasi hitam putih. Tidak
mengulang data yang disajikan dalam tabel atau grafik satu persatu, kecuali untuk hal-hal yang menonjol.
Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data pengetahuan (hasil riset orang lain) yang sudah
dipublikasikan. Menjelaskan implikasi dari data ataupun informasi yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan
ataupun pemanfaatannya (aspek pragmatisnya).
KESIMPULAN (CONCLUSION)
Berisi kesimpulan atas isi bahasan yang disajikan pada bagian inti dan saran yang sejalan dengan
kesimpulan
Dibuat ringkas sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang membantu riset, penelaahan
naskah, atau penyedia dana riset.
Pustaka yang disitir dalam teks naskah jurnal harus dicantumkan semua di daftar pustaka dengan
mengacu gaya Vancouver. Rujukan ditampilkan dalam bentuk angka yang diurutkan sesuai kemunculannya
di dalam naskah. Minimal menggunakan 10 referensi ilmiah dan diharapkan menggunakan referensi terkini.
iv
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X 2019
ABSTRAK
Latar Belakang: Skizofrenia seperti penyakit kejiwaan lainnya memerlukaan waktu yang lama untuk pulih. Masalah
utama pada pasien paska rawat inap adalah kepatuhan kontrol atau kepatuhan dalam minum obat. Kepatuhan pasien
untuk melakukan kontrol terhadap kesehatan dipengaruhi oleh pasien sendiri, dukungan keluarga, dukungan sosial dan
juga dukungan petugas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan
keluarga dengan kepatuhan kontrol pasien skizofrenia di Poli Jiwa RSJD Provinsi Jambi.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
keluarga pasien skizofrenia di Poli Jiwa tahun 2017 yang berjumlah 11877 orang dan diambil sampel sebanyak 96
orang keluarga pasien yang melakukan kontrol yang dipilih secara accidental sampling. Instrumen penelitian berupa
lembar check list kontrol ulang dan kuesioner tentang pengetahuan dan dukungan keluarga. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Juli 2018. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (Chi-square)
Hasil: Lebih dari sebagian responden tidak patuh melakukan kontrol (58,3%), mempunyai pengetahuan kurang baik
(50%) dan memiliki dukungan keluarga positif (52,1%) tentang kontrol ulang pasien skizofrenia. Ada hubungan antara
pengetahuan keluarga dengan kepatuhan kontrol pasien skizofrenia (p-value = 0.00). Ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan kontrol pasien skizofrenia (p-value = 0.00)
Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pasien
skizofrenia
ABSTRACT
Background: Other psychiatric illnesses such as schizophrenia need a long time to recover. The main problem in
patients post hospitalization is the compliance control or compliance in taking the medication. Patient compliance to
control the patient's own health is influenced by family support, social support, and also support from health workers.
The aim of this study was to define the relationship of knowledge and families support with schizophrenic patient
compliance control in RSJD Province Jambi.
Methods: This research used a cross sectional design to a Population of all schizophrenic patients’ family in Polyclinic
in 2017 totaled 11877 people, with a sample of 96 people who do control the patient's family selected by accidental
sampling. Research instrument in the form of sheets of ceklist control and a questionnaire about the knowledge and
support of the family. The research was carried out in July 2018. The data analysis done in a univariate and bivariat
(Chi-square)
Results: The research results obtained over most respondents do not comply do control (58.3%), has a less good
knowledge (50%) and has a positive family support (52.1%) about the repeated control patients of schizophrenia. There
is a connection between the knowledge of families with schizophrenia patient compliance control (p-value = 0.00).
There is a relationship between family support with compliance control patients of schizophrenia (p-value = 0.00)
Conclusion: There were significant relationship between the knowledge of families and family support with medication
control compliance of schizophrenic patient in RSJD Jambi Province
1
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
2
Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan…
Netha Damayantie, Rusmimpong, Elly A
2019
HASIL DAN PEMBAHASAN = 0.00 < 0,05 , hasil ini menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan keluarga dengan
Analisis hasil penelitian dilakukan kepatuhan kontrol pasien skizofrenia di Poli Jiwa
secara univariat, untuk melihat distribusi RSJD Provinsi Jambi tahun 2018.
frekuensi masing-masing variabel dan bivariat
untuk mengetahui derajat kemaknaan dari Tabel 4. Distribusi Hubungan Pengetahuan
masing-masing variabel. Adapun hasil Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien
Skizofrenia Di Poli Jiwa RSJD Provinsi Jambi
penelitian dapat disampaikan pada tabel 1.
Tahun 2018
Kepatuhan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Kontrol
kontrol
Pasien Skizofrenia Di Poli Jiwa RSJD Provinsi
Jambi Tahun 2018 Pengeta Jumlah
Tidak p-value
Kepatuhan Frekuensi Persentase huan Patuh
No Patuh
Kontrol (n) (%)
1 Tidak Patuh 56 58.3 n % n % N %
Kurang 44 91,7 4 8,3 48 100 0.00
2 Patuh 40 41.7 Baik
Baik 12 25.0 36 75.0 48 100
Total 96 100.0
Total 56 58,3 40 41,7 96 100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
Tabel 5. Distribusi Hubungan Dukungan Keluarga
lebih dari sebagian yaitu 56 orang (58,3%) tidak
Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Skizofrenia Di
patuh melakukan kontrol. Poli Jiwa RSJD Provinsi Jambi Tahun 2018
Kepatuhan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pasien kontrol
Skizofrenia Di Poli Jiwa RSJD Provinsi Jambi
Tahun 2018 Dukungan Jumlah
Tidak p-value
Frekuensi Persentase Keluarga Patuh
No Pengetahuan Patuh
(n) (%)
Kurang Baik n % n % N %
1 48 50.0
Negatif 39 84,8 7 15,2 46 100 0.00
2 Baik 48 50.0 Positif 17 34,0 33 66,0 50 100
Total 96 100 Total 56 58,3 40 41,7 69 100
3
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
dalam melakukan control. Pasien yang patuh semakin tinggi tingkat pendidikan yang
berobat adalah yang menyelesaikan pengobatan ditempuh maka diharapkan pengetahuannya juga
secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama tinggi, dalam hal ini adalah pengetahuan
minimal 6 bulan sampai dengan 9 bulan. Pasien keluarga tentang skizofrenia. Hal ini disebabkan
lalai jika lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari karena kurangnya pemahaman responden dalam
tanggal perjanjian dan dikatakan dropout jika melakukan kontrol pada penderita skizofrenia.
lebih dari 2 bulan berturut-turut tidak datang Norma subjektif kurang dan persepsi keluarga
berobat setelah dikunjungi petugas kesehatan.10 kurang baik juga menjadi pemicu kurangnya
Kepatuhan kontrol pasien skizofreania kepatuhan dalam melakukan kontrol pada
memerlukan adanya tingkat pengetahuan penderita skizofrenia.1
keluarga sehingga pasien mendapatkan terapi Informasi yang masih dibutuhkan pasien
lebih dari keluarga yang mengakibatkan faktor adalah bahaya yang akan ditimbulkan jika tidak
kesembuhan pasien skizofrenia lebih cepat patuh melakukan kontrol. Untuk itu perlu
sembuh.11 Hasil uji statistik diperoleh nilai p- diberikan penyuluhan yang lebih terinci pada
value = 0.00< 0,05 , hasil ini menunjukkan ada saat kunjungan ulang, dan pada keluarga
hubungan antara pengetahuan keluarga dengan sebaiknya diberi buku khusus terkait penanganan
kepatuhan kontrol pasien skizofrenia di Poli Jiwa pasien dirumah, tanda kambuh, waktu untuk
RSJD Provinsi Jambi tahun 2018. Hal ini juga melakukan kontrol ulang dan nomor yang bisa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan dihubungi jika keluarga mengalami hambatan
Kosnandri, bahwa ada hubungan tingkat dalam menangani pasien dirumah, dengan
pengetahuan keluarga dengan kepatuhan demikian interaksi antara petugas kesehatan dan
pengobatan pada klien skizofrenia di Unit Rawat keluarga dapat terjalin tanpa tatap mata dan
Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat diharapkan penanganan yang dilakukan
tahun 2017 dengan p value : 0,000 < α (0,05). 12 merupakan hal yang tepat.
Pengetahuan merupakan faktor yang Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value =
sangat penting untuk terbentuknya tindakan 0.00 < 0,05 hasil uji ini menunjukkan ada
seseorang. Pengetahuan yang didasari dengan hubungan antara dukungan keluarga dengan
pemahaman yang tepat akan menumbuhkan kepatuhan kontrol pasien skizofrenia di Poli Jiwa
perilaku baru yang diharapkan, khususnya RSJD Provinsi Jambi tahun 2018. Penelitian ini
kemandirian dalam melakukan perawatan sejalan dengan penelitian yang menunjukkan
gangguan jiwa terutama terkait dengan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan dalam pengobatan klien skizofrenia. kepatuhan kontrol berobat di Poliklinik Rumah
Pengetahuan keluarga tentang kapan kontrol, Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo
dimana tempat kontrol, cara mendapatkan obat, Semarang (p value = 0,004).13
memberikan obat sesuai dengan dosis dan Berdasarkan hasil penelitian dukungan
mengikuti anjuran perawat dan petugas keluarga yang paling rendah dalam bentuk
kesehatan lain.7 dukungan emosional, sementara dukungan
Hasil penelitian menunjukan sebagian emosional merupakan salah satu faktor yang
responden mempunyai pengetahuan yang kurang menyebabkan kepatuhan. Hasil penelitian juga
tentang pengobatan dan kontrol pasien menggambarkan rata – rata pasien telah lebih
skizofrenia menurut peneliti disebabkan oleh dari 3 kali dirawat sehingga secara emosional
beberapa faktor di lapangan seperti minimnya keluarga sudah terbiasa dengan hal itu sehingga
pendidikan kesehatan dan informasi tentang tidak menimbulkan kesedihan mendalam atau
perawatan skizofrenia oleh perawat sehingga cemas untuk keluarga. Keluarga sudah
keluarga tidak mendapatkan pengetahuan yang mengetahui kalau tidak teratur dalam pengobatan
cukup sebagai bekal dalam merawat klien dapat menimbulkan efek kekambuhan.14
skizofrenia dirumah. Kebanyakan penyuluhan Dukungan sosial keluarga yang buruk
kesehatan dilakukan oleh mahasiswa praktikan. memberikan kontribusi untuk kambuh pada
Faktor kedua yaitu kurangnya peran perawat pasien skizofrenia. Seorang individu yang tidak
dalam memaksimalkan keberadaan ruangan memiliki dukungan keluarga atau sosial mungkin
konseling untuk melakukan pendidikan lebih cenderung kepada kegagalan pengobatan
kesehatan secara individual pada pasien dan jika tidak diawasi, dukungan sosial yang baik
keluarga. juga memiliki efek perlindungan dalam
Berdasarkan karakteristik diketahui membantu pasien untuk mengatasi stres situasi.
bahwa sebagian responden memiliki pendidikan Oleh karena itu penting bagi individu tersebut
terakhir SD dan SMP yaitu sebanyak 45 orang yang memiliki dukungan sosial yang kurang
(47%). Salah satu faktor yang mempengaruhi untuk memperoleh intervensi sosial, seperti
pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Maka partisipasi dalam kegiatan sosial Ketika pasien
4
Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan…
Netha Damayantie, Rusmimpong, Elly A
2019
memiliki dukungan sosial yang buruk, tanda- yang telah memberikan izin menggunakan
tanda kambuh tidak terdeteksi secara dini tempat dan pasien sehingga penelitian ini dapat
sehingga mengarah ke kambuh yang parah.15 terlaksana. Selanjutnya ucapan terimakasih juga
Pada penderita skizofrenia didapati penulis haturkan kepada Direktur Poltekkes
adanya penurunan fungsi kognitif. Salah satu Kemenkes Jambi.
penurunan fungsi kognitif yang sering ditemukan
adalah gangguan memori dan fungsi eksekutif
lainnya. Fungsi eksekutif yang terganggu adalah DAFTAR PUSTAKA
kemampuan berbahasa, memecahkan masalah,
mengambil keputusan, atensi dan perencanaan. 1. Kaplan & Sadock . Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Sedangkan gangguan memori yang sering Edisi 2. Jakarta: EGC. 2018
dialami adalah gangguan memori segera dan 2. Yosep, I. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama.
memori jangka pendek yang dikenal sebagai Bandung. 2009
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peran
memori kerja.16 Sehingga keluarga diharapkan keluarga dukung kesehatan jiwa masyarakat. 2016
memiliki kesabaran yang tinggi untuk [diakses tanggal 24 Mei 2018].
mengingatkan dan mendorong pasien untuk terus www.depkes.go.id.
melakukan perawatan di rumah dan melakukan 4. Riskesdas. Angka Prevalensi Kesehatan Jiwa di
kontrol ulang. Indonesia. Kemenkes. 2013
5. Niven. Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk
Perawat Dan Tenaga Kesehatan Profesional Lain.
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta: EGC. 2012
6. Suharjo. Membangun Budaya Keselamatan Pasien
dalam Praktek Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
Berdasarkan hasil penelitian dapat 2008
disimpulkan bahwa sebanyak 48 (50%) 7. Videbeck, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa,
responden mempunyai pengetahuan kurang baik Jakarta: EGC. 2008
dan 50 responden (52,1%) memiliki dukungan 8. Katona, et al. At a Glance Psikiatri Edisi Keempat.
keluarga positif tentang kontrol ulang pasien Jakarta: Erlangga
skizofrenia di Poli Jiwa RSJD Provinsi Jambi. 9. Rekam Medis RSJD Provinsi Jambi, (2015-2017).
Ada hubungan antara pengetahuan keluarga Data Pasien Skizofrenia RSJD Provinsi Jambi.
2017
dengan kepatuhan kontrol pasien skizofrenia di
10. Kemenkes RI. Panduan Hari Kesehatan Jiwa
Poli Jiwa RSJD Provinsi Jambi tahun 2018 (p- Sedunia tahun 2011 The Great Push : Investing in
value = 0.00). Ada hubungan antara dukungan Mental Health. Dirjen Bina Kesehatan Jiwa.
keluarga dengan kepatuhan kontrol pasien Jakarta, 2011
skizofrenia di Poli Jiwa RSJD Provinsi Jambi 11. Keliat, dkk. Model Praktik Kepera watan
tahun 2018 (p-value = 0.00). Profesional Jiwa. Jakarta: EGC. Poltekkes Jambi.
Adapun saran yang diberikan adalah agar 2010
pihak rumah sakit khususnya perawat di Poli 12. Kosnandri. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Jiwa dapat megoptimalkan pendidikan kesehatan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Pada
Klien Skizofrenia di Unit Rawat Jalan Rumah
pada saat pasien melakukan kunjungan ulang
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
(kontrol) berupa penyuluhan rutin minimal sekali Bandung. 2018. [diakses tanggal 3 Juni 2018]
sebulan, sehingga pasien dapat mengidentifikasi http://ejournal. stikesbhaktikencana.ac.id
tanda pasien akan kambuh atau cara menangani 13. Indirawati. R. Hubungan Antara Dukungan
pasien saat pulang kerumah. Disamping itu Keluarga dengan Kepatuhan Kontrol Berobat Pada
sebaiknya pasien diberikan (leaflet) yang berisi Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
informasi mengenai tanda dan cara Amino Gondohutomo Semarang. 2013. [diakses
penanganannya serta nomor yang bisa dihubungi diakses tanggal 3 Juni 2018] http://ejournal.
jika pasien mengalami perburukan kondisi pada stikestelogorejo.ac.id.
14. Setiadi. Konsep dan Proses Keperawatan
saat dirumah. Selanjutnya diharapkan agar
Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008
penelitian ini dapat dikembangkan dalam 15. Rao. Management Of Relapse In Schizophrenia.
pengabdian masyarakat dan juga menjadi dasar Consultant Psychiatrist, Early Psychosis
untuk penelitian lebih lanjut dengan desain dan Intervention Programme (EPIP), Institute of
variabel yang berbeda. Mental Health, Singapore. 2013
16. Rudyanto. Skizofrenia & Diagnosa Banding.
Jakarta: FKUI. 2017
UCAPAN TERIMAKASIH
5
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
2019 p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
Tedy Febriyanto*, Resva Meinisasti, Jon Farizal, Diajeng Dea Resya Mawardi
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Menurut
WHO 2015 berdasarkan data YLL (Years Of Life Lost) di negara berkembang penyakit infeksi masih
merupakan penyebab kematian utama. Staphylococcus adalah penyebab utama infeksi bernanah pada
manusia yang terdapat di rongga hidung dan kulit sebagian besar populasi manusia. Salah satu Penyakit
kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus adalah bisul. Staphylococcus aureus telah
mengalami resistensi terhadap antibiotik. Maka dari itu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara
menggunakan bahan alam atau tradisional yaitu dengan memanfaatkan kelopak bunga rosella (Hibiscus
Sabdariffa L.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya hambat ekstrak bunga rosella (Hibiscus
Sabdariffa L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan empat perlakuan dengan variasi kosentrasi
70%, 75%, 80% dan 85% dengan menggunakan analisa data uji statistik Univariat.
Hasil : Diameter zona hambat yang terbentukpada konsentrasi 70% sebesar 14.4 mm,konsentrasi 75%
sebesar 15.7 mm, konsentrasi 80% sebesar 16.4 mm, konsentrasi 85% sebesar 19.6 mm.
Kesimpulan :Ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) memiliki zat antimikroba yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus paling baik pada kosentrasi 85% dengan
rerata zona hambat 19,6 mm dan di kategorikan kuat.
Kata kunci: infeksi; Staphylococcus Aureus; kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)
ABSTRACT
Background: Infection is one of the biggest health problems in the world. According to WHO 2015 based
on YLL (Years Of Life Lost) data in developing countries infectious diseases are still the main cause of
death. Staphylococcus is the main cause of purulent infections in humans found in the nasal cavity and skin
of most human populations. One skin disease caused by the bacterium Staphylococcus aureus is a boil.
Staphylococcus aureus has experienced antibiotic resistance. So from that the alternative that can be done
is by using natural or traditional ingredients, namely by utilizing rosella flower petals (Hibiscus Sabdariffa
L.). The purpose of this study was to determine the inhibitory power of rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)
flower extract on the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
Method: This study is a descriptive study with four treatments with 70%, 75%, 80% and 85% concentration
variations using Univariate statistical test data analysis.
Results: Diameter of inhibition zone formed at 70% concentration of 14.4 mm, concentration of 75% 15.7
mm, 80% concentration of 16.4 mm, 85% concentration of 19.6 mm.
Conclusion: Ethanol extract of rosella flower petals (Hibiscus Sabdariffa L.) has antimicrobial substances
which can inhibit the growth of staphylococcus aureus bacteria at a concentration of 85% with a mean
inhibitory zone 19.6 mm and categorized as strong.
Key words: infection; Staphylococcus Aureus; rosella petals (Hibiscus Sabdariffa L.)
6
Uji Daya Hambat Ekstrak Kelopak Bunga Rosella …
Tedy Febriyanto, Resva Meinisasti, Jon Farizal, Diajeng Dea Resya Mawardi
2019
7
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
8
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
2019
ABSTRAK
Latar Belakang: Kota Jambi masih menjadi kontributor penderita DBD tertinggi dari 11 Kabupaten/Kota yang ada di
Propinsi Jambi. Sasaran pengendalian terhadap nyamuk Aedes sp belum selektif dilakukan karena belum ada informasi
terkait keragaman populasi serta karakteristik perindukan Aedes sp pada daerah endemis DBD di Kota Jambi.
Permasalahan yang diteliti tentang vektor potensial dengue yang lebih dominan, dan jenis perindukannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah diketahuinya populasi dominan antara Ae. aegypti dan Ae. albopictus yang tertangkap dengan
Backpack Aspirator serta karakteristik perindukannya.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi eksplorasi nyamuk Aedes sp di 5 kelurahan
tertinggi DBD. Sebanyak 100 rumah dipilih secara random sampling dari masing-masing kelurahan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aedes albopictus lebih dominan ditemukan, dengan rasio nyamuk Aedes
albopictus tertinggi pada Kelurahan Lingkar Selatan yaitu (11 : 1), kemudian Kelurahan Kenali Besar (9 : 1). Begitu
juga dengan rasio larva Aedes albopictus, terdapat 3 kelurahan yang berada di pinggiran kota (Kenali Bessar, Talang
Bakung dan Lingkar Selatan) memiliki rasio larva Aedes albopictus 6 kali lebih besar di bandingkan kelurahan yang
tidak berada dipinggiran kota. Penelitian ini juga menemukan bak mandi (47%) dan drum (28,5%) sebagai tempat
perindukan Aedes sp terbanyak.
Kesimpulan: Populasi Aedes sp merupakan dominan vektor potensial dengue di Kota Jambi. Perlu dilakukan penelitan
lanjutan mengenai persentase Aedes sp yang terinfeksi virus dengue, sehingga dapat membuktikan bahwa Aedes
albopictus sebagai vektor utama DBD di Kota Jambi
ABSTRACT
Background: Jambi City is still the highest contributor of dengue sufferers from 11 regencies/cities in Jambi Province.
The target of controlling the Aedes sp mosquitoes has not been selectively carried out yet because there is no
information regarding the diversity of populations and the characteristics of breeding place for Aedes sp in endemic
areas of dengue in Jambi City. The problems examined about the dominant dengue potential vector and the type of
breeding place. So the purpose of this study was to know the dominant population between Ae. aegypti and Ae.
albopictus which was caught with an Aspirator Backpack and its characteristic of breeding place.
Methods: The research method was descriptive with the approach of exploration studies for Aedes sp mosquitoes in
the 5 highest sub-districts of DHF rate. The amount of samples were 100 houses every village which selected by
random sampling.
Results: The results of the study stated that Aedes albopictus was found more dominantly, the highest ratio of Aedes
albopictus mosquitoes were in the Lingkar Selatan Village with a ratio of (11: 1), and The Kenali Besar Village with a
ratio of 9: 1. The same thing with the ratio of Aedes albopictus larvae, there were 3 sub-districts located on the
suburbans of Jambi City, they were Kenali Besar Village, Talang Bakung Village and Lingkar Selatan Village. The
villages had a ratio of Aedes albopictus larvae six times greater than the ratio of aedes albopictus in villages where
not in the suburban of Jambi City. This study also found that the baths (47%) and drums (28.5%) were the largest
breeding sites for Aedes sp larvae.
Conclusion: Aedes sp. Population was dominant as dengue potential vector in Jambi City. The researcher expected
that there will be a further research about the percentage of Aedes sp which are infected with the dengue virus so it
can prove that Aedes albopictus is the main vector of DHF in Jambi City.
9
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
10
Populasi Aedes sp.yang Dominan Sebagai Vektor Potensial Dengue…
Suhermanto, Susi Ariyani A
2019
11
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
Hasil ini menunjukan bahwa vektor DBD khususnya di 3 kelurahan yang berada di
di 5 kelurahan dengan kejadian DBD tertinggi pinggiran Kota Jambi. Dominannya nyamuk
adalah Ae. aegypti dan Ae. albopictus, hal ini Aedes albopictus dapat berperan sebagai vektor
sesuai dengan pendapat Djunaedi yang utama di 5 kelurahan tersebut, karena dalam
menyatakan bahwa di Indonesia vektor utama tulisan Boesri Hasan, Ae. albopictus sering
penyakit demam berdarah adalah Ae aegypti dan dianggap sebagai vektor sekunder sesudah Ae.
Ae albopictus.10 Berdasarkan hasil penelitian aegypti.7 Tetapi pada beberapa kasus ledakan
diketahui bahwa populasi nyamuk Ae albopictus DBD, Ae albopictus dapat berperan sebagai
lebih dominan dibandingkan Ae aegypti, begitu vektor utama, seperti yang pernah terjadi di
juga dengan hasil identifikasi larva hampir Burma pada tahun 1975, di Singapura pada tahun
sebagian besar teridentifikasi sebagai larva Ae 1969 dan di Indonesia pada waktu terjadi wabah
albopictus (83 %). Padahal jika merujuk pendapat di Bantul, Yogyakarta tahun 1977. Namun hasil
Soegijanto, et al nyamuk Aedes sp sebagai vektor yang didapat di 5 kelurahan tersebut belum dapat
dengue di Indonesia adalah Ae. aegypti, Ae. dijadikan dasar yang kuat bahwa Ae. albopictus
albopictus dan Ae. scutellaris, tetapi yang merupakan vektor utama DBD di Kota Jambi,
menjadi vektor utama adalah Ae aegypty, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
berbeda dengan hasil penelitian ini yang menduga persentase Ae. aegypti dan Ae.albopictus yang
Ae. albopictus sebagai vektor utama berdasarkan terinfeksi Virus dengue.
jumlah populasi yang lebih dominan
dibandingkan Ae aegypty.11 Banyaknya Aedes Karakteristik tempat perindukan Aedes sp
albopictus yang tertangkap dengan Back Pack Tempat atau kontainer yang di jadikan
aspirator memungkinkan karena pemukiman di 5 nyamuk Aedes sp sebagai tempat perindukan, di 5
kelurahan yang tinggi kejadian DBD secara kelurahan dengan kasus DBD tertinggi terdiri dari
umum masih banyak terdapat vegetasi atau 10 jenis, seperti yang tertera pada tabel 3 berikut
persentase luas lahan pemukiman lebih kecil
dibandingkan luas wilayah non pemukiman Tabel 3. Jenis Kontainer tempat perindukan Aedes
(kebun, semak/belukar, ladang dan hutan) seperti sp di kelurahan dengan kasus DBD tertinggi dalam
terlihat pada gambar 1, sehingga dominasi Kota Jambi
Jenis Kelurahan dengan Kasus DBD
nyamuk Aedes albopictus terkait dengan lahan kontainer tertinggi N %
pemukiman yang dikelilingi kebun, ladang, Kenali Talang Mayang Lingkar Sipang
semak atau belukar. Hal ini sesuai dengan Besar Bakung Megurai Selatan IIISipin
Bak mandi 35 17 14 0 21 87 47
penelitian leinnya bahwa Ae.albopictus lebih
Ember 13 4 3 2 4 26 14
cenderung menyukai daerah dengan vegetasi plastik
lebih banyak dan terletak di luar rumah.17 Selain Drum 9 16 6 7 15 53 28,5
itu, karena keberadaan vegetasi, kepadatan Ae. Pot Bunga 1 0 0 0 0 1 0,5
albopictus biasanya tinggi di daerah perdesaan Ban Bekas 1 0 1 2 0 4 2
dan pinggiran kota.18 Kolam 5 0 1 1 0 7 4
Jika dilihat berdasarkan peta administrasi tanpa ikan
Kota Jambi, terlihat bahwa Kelurahan Kenali Dispenser 3 0 0 0 0 3 1,5
Besar, Lingkar Selatan dan Talang Bakung Baskom 0 1 0 1 1 3 1,5
merupakan kelurahan yang terletak di pinggiran Tempayan 0 0 1 0 0 1 0,5
kota, pada daerah tersebut cukup banyak di Wadah 0 0 1 0 0 1 0,5
jumpai Aedes albopictus rata-rata sebesar 560 minuman
ekor nyamuk. Sedikit berbeda dengan kelurahan burung
Total 18
Mayang Mengurai dan Simpang III Sipin yang Jumlah
67 38 27 13 41
6
100
tidak berada di pinggiran Kota Jambi Aedes
albopictus yang dijumpai rata-rata 63 ekor Tabel 3 menunjukan bahwa dari 10 jenis
nyamuk. Jika melihat berdasarkan rasio larva kontainer tempat perindukan Aedes sp, Bak mandi
Aedes albopictus dan Aedes aegypti juga dapat dan Drum merupakan kontainer yang paling
menjelaskan bahwa kelurahan yang terletak di banyak dijadikan tempat perindukan dengan
pinggiran kota seperti Kenali Besar, Talang persentase sebesar 47 % untuk bak mandi dan
Bakung dan Lingkar Selatan, memiliki rasio 28,5 % untuk drum. Namun dalam penelitian ini
Aedes albopictus cukup besar dibandingkan tidak dilakukan secara detail tempat perindukan
kelurahan yang tidak berada di pinggiran kota yang dominan di sukai Aedes aegypti dan Aedes
seperti Mayang Mengurai dan Simpang III Sipin. albopictus. Akan tetapi hasil ini dapat
Fakta ini menjelaskan bahwa nyamuk Aedes memberikan gambaran bahwa bak mandi yang
albopictus lebih dominan di bandingkan Aedes terdapat di dalam rumah dan drum yang sebagian
aegypti di 5 kelurahan tertinggi kasus DBD besar terdapat di luar rumah merupakan tempat
12
Populasi Aedes sp.yang Dominan Sebagai Vektor Potensial Dengue…
Suhermanto, Susi Ariyani A
2019
13
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
14
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
2019
ABSTRAK
Latar Belakang: Pewarnaan gigi (stain) merupakan warna yang menempel diatas permukaan gigi biasanya terjadi
karena perlekatan warna makanan, minuman atau kandungan nikotin. Perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi stastus kebersihan gigi dan mulut, salah satunya pewarnaan gigi (stain). Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pewarnaan gigi (stain) di desa Peuniti kota
Banda Aceh.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh
masyarakat di desa Peuniti dan sampel berjumlah 30 orang yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Data
diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pewarnaan gigi
(stain) di desa Peuniti kota Banda Aceh (p<0,05).
Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pewarnaan gigi (stain) dan disarankan
kepada seluruh masyarakat untuk dapat mengurangi mengonsumsi rokok, kopi dan teh dan mengurangi kebiasaan
buruk yang dapat berpengaruh terhadap perubahan warna gigi (stain).
ABSTRACT
Background: Tooth staining (stain) is the color that sticks to the surface of the tooth usually occurs because of the
attachment of the color of food, drinks or nicotine content. Community behavior is one of the factors that can affect
dental and oral hygiene standards, one of which is staining. The purpose of this study was to determine the relationship
between knowledge and attitudes of the community with staining in the Peuniti village of Banda Aceh city.
Methods: This was an analytical research with cross sectional approach. The population in this study is that the entire
community in Peuniti village and the sample amounted to 30 people and were taken based on purposive sampling
technique. Data obtained by interviews using questionnaires.
Results: The results showed that there was a relationship between knowledge and attitudes of the community with
staining in the Peuniti village of Banda Aceh city (p <0.05).
Conclusion: It can be concluded that there is a relationship between people's knowledge and attitudes with staining
and it is recommended that all people reduce smoking, coffee and tea and reduce bad habits that can affect stain.
15
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
16
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Pewarnaan Gigi (stain)…
Reca, Ainun Mardiah
2019
17
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang melakukan hal tersebut sesuai dengan apa yang
dimilikinya.10 diketahui karena sikap yang baik apabila tidak
Penelitian ini sejalan dengan hasil disertai oleh kesadaran maka tidak akan bertahan
penelitian yang dilakukan oleh Basumi dkk. lama.10
tahun 2014 pada masyarakat desa Guntung Stain gigi dapat memberikan kesan
Ujung yang menyatakan bahwa tingkat negatif dalam hal penampilan yang merupakan
pengetahuan berpengaruh terhadap status persepsi dan penilaian seseorang mengenai
kebersihan gigi dan mulut.11 Pengetahuan yang penampilan fisiknya, dan bagaimana sebenarnya
baik mengenai kesehatan gigi, apabila disertai mereka tanpak di depan orang lain. Upaya yang
dengan kesadaran dalam merawat kesehatan gigi dapat dilakukan untuk mencegah stain gigi
maka akan mendapatkan hasil yang sempurna. adalah dengan menghindari faktor resiko.
Begitu juga sebaliknya, pengetahuan yang Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara
kurang baik, apabila disertai dengan kesadaran menggosok gigi 2 kali sehari, mengkonsumsi
dalam merawat kesehatan gigi dan mulut maka banyak air putih karena bermanfaat melarutkan
akan mendapatkan hasil yang tidak sempurna. zat-zat yang tertinggal pada permukaan gigi,
Hubungan Sikap Masyarakat Dengan menggunakan obat kumur yang aman,
Pewarnaan Gigi (Stain) di desa Peuniti kota menggunakan pasta gigi khusus, mengganti
Banda Aceh dapt dilihat pada tabel 2. minuman berwarna dengan susu, mengkonsumsi
minuman berkarbonasi sesuai dengan ketentuan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan pabrik, dan jangan mengkonsumsi makanan
Hubungan Sikap Masyarakat Dengan Pewarnaan dalam keadaan terlalu panas atau dingin. Stain
Gigi (Stain) di desa Peuniti kota Banda Aceh yang sulit dihilangkan sebaiknya lakukan
Stain Gigi konsultasi dengan dokter gigi untuk dilakukan
Tidak pembersihan, pemutihan gigi atau bleaching.8
Sikap Ada p
Ada Total % Hasil penelitian ini sesuai dengan
Masyarakat value
f % f % pendapat Budiharto yang menyatakan bahwa
sikap dipandang sebagai hasil belajar bukan hasil
Baik 5 16,7 10 3,33 15 50 0,002
perkembangan atau sesuatu yang diturunkan.
Kurang baik 14 46,7 1 3,3 15 50 Keyakinan ini muncul setelah peserta
Total 19 63,3 11 36,7 30 100 mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut.4 Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan pendapat Newcomb, salah seorang ahli
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
psikologis sosial yang menyatakan bahwa
dari dari 30 responden yang memiliki sikap baik
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan
dengan tidak ada stain gigi yaitu sebanyak 10
untuk bertindak dan bukan merupakan
orang (33,3%), dan responden yang memiliki
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
sikap kurang baik dengan ada stain gigi yaitu
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
sebanyak 14 orang (46,7%). Berdasarkan hasil
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
uji chi-square terdapat nilai p value 0,002< α
perilaku.12 Selain itu hasil penelitian ini juga
0,05 artinya ada hubungan antara pengetahuan
mendukung teori menurut Allport yang
masyarakat dengan stain gigi.
mengatakan bahwa dalam membentuk sikap
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
yang utuh, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan
ada hubungan antara sikap masyarakat dengan
emosi memegang peranan penting.4
stain gigi (p=0,002). Hal ini dikarenakan sikap
merupakan kesiapan atau ketersediaan seseorang
untuk bertingkah laku, memiliki wawasan
KESIMPULAN DAN SARAN
tentang sikap yang kurang baik terhadap dampak
buruk akibat merokok, mengonsumsi kopi dan
Setelah dilakukan penelitian dapat
teh, sikap adalah respon atau tanggapan
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
seseorang terhadap suatu objek. Walaupun
pengetahuan masyarakat dengan pewarnaan gigi
mereka sangat sadar efek negatif dari merokok,
(stain) di Gampong Peuniti kota Banda Aceh
mengonsumsi kopi dan teh namun mereka tidak
(nilai p=0,013<α 0,05), hipotesis dapat diterima.
terlepas dari kebiasaan buruk tersebut. Manusia
Ada hubungan antara sikap masyarakat dengan
selalu berfikir dan mencoba mengaitkan antara
pewarnaan gigi (stain) di Gampong Peuniti Kota
fenomena dengan teori yang diketahui. Makin
Banda Aceh (nilai p=0,002<α 0,05), hipotesis
banyak teori yang dimiliki manusia dengan
dapat diterima.
banyaknya membaca dan makin banyak fakta
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan
yang diperoleh, oleh karena itu cenderung untuk
dan kesimpulan, dapat disarankan kepada
18
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Pewarnaan Gigi (stain)…
Reca, Ainun Mardiah
2019
19
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
2019 p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
ABSTRAK
Latar Belakang: Kebersihan mulut yang baik merupakan tantangan bagi pasien ortodontik karena makanan mudah
terperangkap di sekitar bracket dan archwires. Pembersihan gigi secara mekanis yang salah satunya adalah dengan
menyikat gigi merupakan upaya paling efektif untuk mencegah terjadinya timbunan plak. Efektivitas menyikat gigi
juga bergantung pada bentuk sikat gigi, frekuensi menyikat gigi dan metode yang baik untuk digunakan setiap orang.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan sikat gigi khusus ortodontik terhadap status kebersihan gigi
dan mulut pada pemakai ortodontik cekat pada siswa SMK Negeri 3 Banda Aceh.
Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan subyek penelitian seluruh mahasiswa yang memakai
ortodontik cekat sebanyak 30 orang. Subyek dibagi menjadi dua kelompok, kelompok intervensi (15 orang) yang
menyikat gigi menggunakan sikat gigi khusus ortodontik dan kelompok kontrol (15 orang) yang menyikat gigi
menggunakan sikat gigi konvensional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
Analisis hasil data (kuantitatif) dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik uji t (wilcoxon) dan Mann
Whitney.
Hasil: Ada perbedaan bermakna rerata nilai status kebersihan gigi dan mulut (indeks PHP-M) pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol (p<0,05) sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi khusus ortodontik dan
sikat gigi konvensional pada pemakai ortodontik cekat pada siswa SMK Negeri 3 Banda Aceh. Ada perbedaan
signifikan Indeks PHP-M sesudah intervensi (post-test) antara kelompok perlakuan (menyikat gigi menggunakan sikat
gigi khusus ortodontik) dengan kelompok kontrol (menyikat gigi menggunakan sikat gigi konvensional), hal ini
ditunjukkan secara statistik p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada status kebersihan gigi mulut antara pemakai sikat gigi khusus
ortodontik dan sikat gigi konvensional.
Kata Kunci: sikat gigi khusus ortodontik; status kebersihan gigi dan mulut
ABSTRACT
Background: Good oral hygiene is a challenge for orthodontic patients since food easily get trapped around brackets
and archwires. Mechanical tooth cleaning is the most effective effort to prevent plaque build up, one of which is by
brushing teeth. The effectiveness of brushing teeth also depends on the shape of the toothbrush, the frequency of
brushing teeth and a good method for everyone to use. This study aims to determine the effect of using orthodontic
toothbrushes on the oral and dental hygiene status of fixed orthodontic users in students of SMK Negeri 3 Banda Aceh.
Methods: This was a quasi experiment research. The subjects in this study were all students who used fixed orthodontics
30 people, then divided into two groups, the intervention group (15 people) which brushing using orthodontic
toothbrushes and the control group (15 people) which brushing teeth using a conventional toothbrush. The sampling
technique used was purposive sampling. A quantitative analysis in this study used the non parametric t test (Wilcoxon)
and Mann Whitney.
Results: There were significant differences in the mean values of dental and oral hygiene status (PHP-M index) in the
intervention group and the control group (p <0.05) before and after brushing using conventional orthodontic and
toothbrush toothbrushes on fixed orthodontic users. There was a significant difference in the post-test PHP-M Index
score between the intervention groups and the control group (p <0.05).
Conclusion: Significant difference of oral and dental hygiene status were found between brushing using orthodontic
toothbrush and conventional toothbrush.
20
Pengaruh Penggunaan Sikat Gigi Khusus Ortodontik…
Wirza, Ratna Wilis
2019
21
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki mengetahui perbedaan selisih perubahan indek
(sikat gigi yang tidak benar masih dilakukan oleh PHP-M dan sebelum dan sesudah (menyikat gigi
kebanyakan orang). Teknik menyikat gigi yang menggunakan sikat gigi khusus ortodontik) pada
tepat sangat penting dalam mencapai kebersihan kelompok perlakuan dan perbedaan selisih
gigi dan mulut. Keberhasilannya juga masih perubahan indek PHP-M dan sebelum dan
tergantung pada pasta gigi, jenis sikat, waktu sesudah (menyikat gigi menggunakan sikat gigi
menyikat, dan metode menyikat gigi yang konvensional) pada kelompok kontrol 2). Uji
digunakan.10 Mann whitney yaitu untuk mengetahui perbedaan
Pada survei awal yang dilakukan 10 perubahan indeks PHP-M pada siswa antara
mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Poltekkes Kemenkes Aceh, peneliti menemukan Analisis data menggunakan Statistik Program
60% mahasiswa yang memakai alat orthodonti for Social Scince (SPSS), dengan pengujian
cekat mempunyai kriteria PHP-M (Personal hipotesis berdasarkan taraf signifikan p<0,05.
Hygiene Performance – Modified dengan
kategori sangat buruk. Adapun kegiatan
penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Negeri HASIL DAN PEMBAHASAN
3 Banda Aceh karena rata-rata siswa berumur
antara 16-18 tahun yang secara umum usia Hasil analisis Indeks PHP-M antara
tersebut siswa lebih kooperatif sehingga dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
pengambilan data lebih mudah, akurat dan ditampilkan pada tabel 1.
diharapkan hasil yang diperoleh lebih optimal
Selain itu banyak siswa yang memakai behel Tabel 1. Analisis Indeks PHP-M Antara
selain untuk merapikan gigi mereka yang tidak Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
beraturan, mereka juga ingin tampak cantik dan
Debris
lebih percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk Kelompok Rerata ± SD p
Indeks
pengaruh penggunaan sikat gigi khusus
ortodontik terhadap status kebersihan gigi dan Perlakuan 39,6 ±5,62
0,902*
mulut pemakai ortodontik cekat pada siswa SMK Pre-test Kontrol 39 ± 6,1
Negeri 3 Banda Aceh Tahun 2018.
Perlakuan 18,2± 2,21
Post-test 0,000**
Kontrol 35,4 ± 5,28
METODE
Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada
Jenis penelitian ini adalah Quasi
perbedaan Indeks PHP-M yang signifikan
Experimental Design dengan rancangan
sebelum intervensi (pre-test) antara kelompok
penelitian equivalent control group design with
perlakuan dengan kelompok kontrol, hal ini
pre test and post test.10 Subyek dalam penelitian
ditunjukkan secara statistik p>0,05. Ada
ini yaitu seluruh siswa yang memakai ortodontik
perbedaan yang signifikan Indeks PHP-M
cekat 30 orang, kemudian dibagi menjadi dua
sesudah perlakuan (post-test) antara kelompok
kelompok, kelompok intervensi terdiri dari 15
perlakuan (menyikat gigi menggunakan sikat
orang diberikan intervensi (menyikat gigi
gigi khusus ortodontik) dengan kelompok
menggunakan sikat gigi khusus ortodontik) dan
kontrol (menyikat gigi menggunakan sikat gigi
kelompok kontrol terdiri dari 15 orang yang tidak
konvensional), hal ini ditunjukkan secara
diberikan intervensi (menyikat gigi
statistik p<0,05.
menggunakan sikat gigi konvensional). Teknik
Berdasarkan hasil analisis antar
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
kelompok (independent t-test) menunjukkan
purposive sampling yaitu teknik pengambilan
bahwa tidak ada perbedaan Indeks PHP-M yang
sampel sumber data dengan pertimbangan
signifikan sebelum intervensi (pre-test) antara
tertentu. Variabel intervensi dalam penelitian ini
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol,
yaitu Menyikat gigi menggunakan sikat gigi
hal ini ditunjukkan secara statistik p>0,05. Ada
khusus ortodontik. Variabel independen
perbedaan yang signifikan Indeks PHP-M
(pengaruh) yaitu indeks plak sebelum
sesudah intervensi (post-test) antara kelompok
diintervensi, sedangkan variabel dependen
perlakuan (menyikat gigi menggunakan sikat
(terpengaruh) yaitu indeks plak sesudah
gigi khusus ortodontik) dengan kelompok
diintervensi. Alat ukur yang digunakan adalah
kontrol (menyikat gigi menggunakan sikat gigi
indeks plak. Analisis hasil data kuantitatif dalam
konvensional), hal ini ditunjukkan secara
penelitian ini menggunakan uji statistik non
statistik p<0,05).
parametrik 1) Uji t (wilcoxon), yaitu untuk
22
Pengaruh Penggunaan Sikat Gigi Khusus Ortodontik…
Wirza, Ratna Wilis
2019
23
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
24
Pengaruh Penggunaan Sikat Gigi Khusus Ortodontik…
Wirza, Ratna Wilis
2019
25
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
2019 p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
ABSTRAK
Latar Belakang: Tindakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan gigi. Berdasarkan
survey awal, 10 anak yang diperiksa 4 diantaranya memiliki kebersihan gigi dan mulut berkriteria sedang, 6 anak
memiliki kebersihan gigi dan mulut berkriteria buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
tindakan dengan status kebersihan gigi dan mulut murid kelas V dan VI Sekolah Dasar di Peudada Kabupaten Bireuen.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi seluruh siswa kelas V dan VI Sekolah
Dasar di Peudada Kabupaten Bireuen yaitu 50 responden. Sampel dari penelitian ini adalah total populasi, Pengambilan
data dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan menggunakan uji statistic Chi-Square (α =0,05).
Hasil: Penelitian menunjukkan tindakan responden yang berkategori baik, memiliki status kebersihan gigi dan mulut
yang sedang (p<0,05).
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tindakan dengan kebersihan gigi dan mulut. Diharapkan
kepada guru dan tenaga kesehatan gigi dapat bekerjasama dalam bimbingan dan memberikan penyuluhan tentang
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut.
ABSTRACT
Background: Action is one of the factors that can affect dental health status. Based on the initial survey, 10 children
who agreed 4 had moderate teeth and mouth criteria, 6 children had dental hygiene and mouth had poor criteria. The
purpose of this study was to study the relationship of action to the status of dental and oral hygiene of fifth and sixth
graders of elementary school in Peudada, Bireuen District.
Method: This research is analytical with cross sectional design. The population of all fifth and sixth grade students of
elementary school in Bireuen District was 50 respondents. The sample of this study is total participants, retrieval of
data by conducting interviews and examinations using Chi-Square statistical test (α = 0.05).
Result:The results showed the actions of respondents who were categorized as good, had moderate dental and oral
hygiene status (P <0.05).
Conclusion: There is a relationship between actions with dental and oral hygiene. It is expected that teachers and
health workers can assist in guidance and provide guidance on dental and oral hygiene care.
26
Hubungan Tindakan Menggosok Gigi dengan Status Kebersihan…
Intan Liana, Anwar Arbi
2019
27
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
28
Hubungan Tindakan Menggosok Gigi dengan Status Kebersihan…
Intan Liana, Anwar Arbi
2019
29
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
2019 p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
ABSTRAK
Latar Belakang: Penderita tuna netra biasanya menunjukkan Indeks debris, kalkulus dan oral higienenya lebih tinggi
dibandingkan dengan orang normal, hal ini disebabkan karena mereka mengalami kesulitan dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut mereka, menjangkau akses untuk perawatan gigi serta mereka juga sulit menerima perawatan
gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku tuna netra dengan status kebersihan gigi dan mulut
pada Komunitas Pertuni Di Kota Banda Aceh Tahun 2018.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Cross sectional dan total populasi 42 orang responden.
Analisis Data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan (α) =
0,05
Hasil: Tidak ada hubungan pengetahuan (p = 0,06 ), ada hubungan sikap (p = 0,02 ) dan ada hubungan tindakan (p =
0,01 ) dengan status kebersihan gigi dan mulut.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan status kebersihan gigi dan mulut,
serta ada hubungan sikap dan tindakan dengan status kebersihan gigi dan mulut. Sikap yang baik disarankan kepada
para tuna netra agar dapat mengubah atau memperbaiki perilaku yang diwujudkan melalui suatu tindakan yang baik
juga.
ABSTRACT
Background: People with visual impairments usually show a higher index of debris, calculus and oral hygiene
compared to normal people, this is because they have difficulty maintaining their dental and oral health, reaching
access to dental care and also having difficulty receiving dental care. The purpose of this study was to determine the
relationship of blind behavior to dental and oral hygiene status in the Pertuni Community in Banda Aceh City in 2018.
Methods: The study was a cross sectional research with a total population of 42 respondents. Data collected were
analyzed using univariate and bivariate analysis. Chi squre used with degree of confidence (α) =0,05
Results: There was no relationship of knowledge with dental and oral hygiene status(p = 0.06), while there were
significant relationship of attitude (p = 0.02) and action (p = 0.01) with dental and oral hygiene status.
Conclusion: It can be concluded that there is no relationship between knowledge with dental and oral hygiene status,
and there is a relationship between attitudes and actions with dental and oral hygiene status. A good attitude is
recommended to blind people to be able to change or improve behavior that is realized through a good action too.
30
Hubungan Perilaku Tuna Netra dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut…
Elvi Zahara, Andriani
2019
31
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
32
Hubungan Perilaku Tuna Netra dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut…
Elvi Zahara, Andriani
2019
33
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
seseorang dan persepsi dipengaruhi oleh dan menuruti apa saja anjuran yang diberikan
pengetahuan yang dimiliki. oleh Petugas Kesehatan mengenai kesehatan gigi
dan mulut.
Tabel 6. Hubungan Tindakan Tunanetra dengan
Status Kebersihan Gigi dan Mulut di Komunitas
Pertuni Kota Banda Aceh Tahun 2018 DAFTAR PUSTAKA
Status Kebersihan Gigi
Tinda Mulut
Total % α df p 1. Herijulianti, E, Indriani. T.S., Artini. S.
kan Baik Sedang Buruk
Pendidikan Kesehatan Gigi, , EGC. Jakarta. 2002.
F % F % F %
Baik 5 36 4 28 5 36 14 100
2. Budiharto. Ilmu Perilaku Kesehatan dan
0,05 2 0,02 Pendidikan kesehatan Gigi , EGC, Jakarta. 2010.
Kurang 7 25 1 4 20 71 28 100
Total 12 28 5 12 25 60 42 42 3. Notoatmodjo, S. Kesehatan masyarakat Ilmu Dan
Seni, Rineka Cipta, Jakarta. 2007.
4. Wibowo, Heri, Bambang. Tuna Netra Indonesia.
Berdasarkan tabel 6, dari 42 orang yang
[diakses tanggal 13 Maret 2018] http://netra-
memilki tindakan baik dengan status kebersihan indonesia.ac.id /2013/04/pengertian-
gigi dan mulut pada kriteria baik yaitu sebanyak tunanetra.html
36% , dan yang memiliki tindakan kurang baik 5. Pratiwi, D. Perawatan Praktis Sehari-hari, PT
dengan status kebersihan gigi dan mulut pada Kompas Media Nusantara, Jakarta. 2007.
kriteria buruk yaitu sebanyak 71% . Dan 6. Chandra,Wigati,dkk. penyuluhan kepada guru
berdasarkan hasil uji statistik bahwa ada pembina siswa tunanetra dalam meningkatkan
hubungan antara tindakan tunanetra dengan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa
status kebersihan gigi dan mulut ( p value = tunanetra upt rscn malang tahun 2011, Skripsi
Pendidikan Kedokteran Gigi, Universitas
0,01).
Brawijaya, Malang. 2011.
Hasil penelitian ini sejalan dengan 7. Depkes,2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
penelitian Jamaris yang menunjukkan ada Tahun 2013, Departemen Kesehatan R.I. Jakarta,
hubungan antara tindakan pemeliharaan [diakses tanggal 4 Februari 2017]
kesehatan gigi dan mulut dengan status www.depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Has
kebersihan gigi dan mulut (p<0,05), ini il%20Riskesdas%202013.pdf.
disebabkan karena tindakan pemeliharaan 8. Ghazali,LP. Pengembangan buklet sebagai media
kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu pendidikan Kesehatan reproduksi pada remaja
bentuk praktik nyata dalam menjaga kesehatan tuna netra. 2013. [diakses tanggal 1 November
2018]http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/peng
gigi dan mulut dan tindakan adalah wujud dari
embangan-tuna netra-buklet.pdf.
pengetahuan dan sikap yang didapat oleh 9. Warni, L. 2009. Hubungan Perilaku Masyarakat
individu sehingga akan terbentuknya suatu pada Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Status
perilaku, dengan tindakan yang baik akan Karies Gigi di Wilayah Kecamatan Delitua
semakin baik pula kebersihan gigi dan mulut Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Tidak
individu.12 Tindakan itu dipengaruhi oleh sikap Diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
seseorang terhadap pemeliharaan kebersihan gigi Universitas Sumatera Utara. Medan. [diakses
dan mulut yang belum optimal. tanggal 5 April 2018] http://usu.ac.id.
10. Prasetyo,Susilo Adi. Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus. 2012. [diakses tanggal 15
Februari 2018] http :// anak-berkebutuhan-khusus-
KESIMPULAN DAN SARAN ABK.ac.id.
11. Heryanto. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT
Setelah dilakukan penelitian dapat di Rineka Cipta, Jakarta. 2003.
simpulkan bahwa tidak ada hubungan antara 12. Jamaris. Gigi Sehat Dan Cantik. PT Kompas
pengetahuan dengan status kebersihan gigi dan Media Nusantara, Jakarta. 2009.
mulut di Komunitas Pertuni Kota Banda Aceh
Tahun 2018 (p = 0,06). Ada hubungan antara
sikap dengan status kebersihan gigi dan mulut di
di Komunitas Pertuni Kota Banda Aceh Tahun
2018 (p = 0,02). Ada hubungan antara tindakan
dengan status kebersihan gigi dan mulut di di
Komunitas Pertuni Kota Banda Aceh Tahun
2018 (p = 0,01).
Berdasarkan hasil penelitian dapat di
sarankan kepada para tuna netra agar dapat
mengubah atau memperbaiki perilaku yang di
wujudkan melalui suatu tindakan yang baik juga
34
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
2019
ABSTRAK
Latar Belakang: Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan tindakan preventif dan kuratif.
Upaya preventif atau pencegahan penyakit gigi dan mulut mendapat prioritas utama.Insiden penyakit gigi yang tinggi
pada masyarakat di wilayah Pondok Meja belum tertangani secara optimal. Rendahnya tingkat pendidikan mendukung
kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Latar belakang ini menyebabkan
kurangnya kemauan untuk melakukan perawatan penyakit gigi dan mulut khususnya anak usia dini baik di puskesmas
maupun instansi kesehatan yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan booklet dan video
edukasi kesehatan gigi dalam meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut pada Anak Kelas V SD.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dan pengumpulan data dari data primer yang diperoleh
dari observasi derajat kebersihan gigi dan mulut (OHI-S), dan perilaku kesehatan gigi dan pengisian kuesioner. Sampel
sebanyak 80 orang.
Hasil: Telah dihasilkan booklet dan video edukasi kesehatan gigi. Analisis booklet dan video edukasi kesehatan gigi
efektif dalam meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut pada anak kelas V SD ditunjukkan dengan nilai
signifikansi pada 0,000 (p < 0,05).
Kesimpulan: Booklet dan video edukasi kesehatan gigi efektif dalam meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut
pada anak kelas V SD Disarankan tenaga kesehatan gigi dalam melaksanakan pelayanan asuhan agar menerapkan
edukasi kesehatan gigi dengan menggunakan booklet dan video pada anak kelas V SD.
Kata kunci: booklet; video edukasi kesehatan gigi; kebersihan gigi dan mulut
ABSTRACT
Backgrounds: Efforts to improve dental and oral health can be done with preventive and curative measures. Preventive
efforts or prevention of dental and oral diseases have top priority. High incidence of dental disease in the community
in Pondok Meja area has not been handled optimally. The low level of education supports a lack of awareness of the
importance of people's oral and dental health. This background has led to a lack of willingness to treat dental and oral
diseases, especially early childhood, both in health centers and other health agencies. The purpose of this study was to
determine the development of booklets and dental health education videos in reducing the degree of dental and oral
hygiene in Grade V elementary school children.
Methods: This research was a Quasi experimental research and the data were collected from primary data obtained
from observations of dental and oral hygiene (OHI-S), and dental health behavior and filling out questionnaires.
Samples were 80 people.
Results: Booklets and dental health education video had been obtained. Analysis showed a significant increase in oral
hygiene of the 5th grade elementary students with significance value at 0.000 (p <0.05).
Conclusion: Booklets and dental health education video are effective in increasing oral hygiene on 5th grade
elementary students. It is recommended that dental health workers carry out care services to implement dental health
education using booklets and videos for fifth grade elementary school children.
Keywords: booklet; video on dental health education; dental and oral hygiene.
35
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
36
Pengembangan Booklet dan Video Edukasi Kesehatan Gigi …
Linda Marlia, Rusmiati
2019
wilayah Pondok Meja belum tertangani secara data, dan cleaning data. Teknik analisis data yang
optimal. Rendahnya tingkat pendidikan digunakan dalam penelitian ini secara kualitatif
mendukung kurangnya kesadaran akan dan kuantitatif. Dimana data kualitatif yang
pentingnya kesehatan gigi dan mulut masyarakat. didapat berupa komentar, masukan dan kritik.
Latar belakang ini menyebabkan kurangnya Data kualitatif dipaparkan secara apa adanya
kemauan untuk melakukan perawatan penyakit sebagai bahan pertimbangan untuk revisi dan
gigi dan mulut khususnya anak usia sekolah baik penyempurnaan booklet dan video edukasi
di puskesmas maupun instansi kesehatan yang kesehatan gigi. Sedangkan data kuantitatif yang
lain. Masyarakat mempunyai asumsi bahwa didapat berupa OHIS, pengetahuan dan perilaku
uangnya lebih baik digunakan untuk membeli kesehatan gigi.
kebutuhan pokok dibanding merawat gigi
anaknya. Maka perlu dikembangkan booklet dan
video edukasi kesehatan gigi dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut
pada anak kelas V SD. Berdasarkan penelitian pengembangan
produk didapatkan hasil berupa booklet edukasi
kesehatan gigi dan video kesehatan gigi. Materi
METODE di dalam booklet divalidasi oleh dosen yang
kompeten dibidangnya. Data validasi ahli materi
Penelitian dilakukan pada murid kelas V diperoleh dengan cara memberikan media
Sekolah DasardiSDN 23/IX dan SDN 56/IX booklet beserta kisi-kisi instrumen dan instrumen
Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong penilaian. Ahli materi kemudian memberikan
Kabupaten Muaro Jambi, penelitian adalah penilaian, saran/masukan terhadap materi
penelitian pengembangan (Research dan tentang booklet edukasi kesehatan gigi dengan
development), yaitu metode penelitian yang cara mengisi angket yang telah disediakan.
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu Setelah ahli materi memberikan penilaian, maka
dan menguji keefektifan produk tersebut.11 diketahui hal-hal yang perlu direvisi yaitu urutan
Waktu penelitian bulan Februari-Juli 2018. materi, keterangan gambar diperjelas dan materi
Penelitian dilakukan di 2 SDN di yang terlalu banyak. Setelah direvisi berdasarkan
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi masukan ahli materi, maka dilakukan validasi
dengan jumlah sampel sebanyak 80murid kelas kedua. Dari hasil validasi kedua dilakukan revisi
lima, 40 anak untuk perlakuan dan 40 anak untuk lagi tentang ketikan-ketikan yang masih salah
kontrol. Teknik analisis datayang digunakan .Hasil penilaian dari validasi materi booklet
dalam penelitian ini secara kualitatif dan edukasi kesehatan gigi kemudian dianalisis
kuantitatif. Dimana data kualitatif yang didapat dengan skala Guttman menggunakan alternatif
berupa komentar, masukan dan kritik. Data jawaban tegas yaitu “layak dan tidak layak”. Dan
kualitatif dipaparkan secara apa adanya sebagai skor untuk jawaban layak adalah 1 dan tidak
bahan pertimbangan untuk revisi dan layak adalah 0. Butir pertanyaan terdiri dari 13
penyempurnaan booklet dan video edukasi butir. Hasil penilaian ahli materi dengan skor
kesehatan gigi. Sedangkan data kuantitatif yang sebanyak 13 termasuk kategori “layak”. Jadi
didapat berupa OHIS, pengetahuan dan perilaku dapat disimpulkan bahwa ahli materi
kesehatan gigi. menyatakan media booklet edukasi kesehatan
Adapun definisi operasional pada gigi layak atau sudah memenuhi kriteria isi
penelitian ini diantaranya kebersihan gigi dan materi sehingga dapat diuji coba lapangan
mulut adalah keadaan kebersihan gigi dan mulut dengan revisi sesuai saran.
yang diukur dengan menggunakan alat kaca Media booklet divalidiasi oleh ahli media
mulut, sonde diukur dengan indeks OHI-S (Oral dengan menilai desain booklet edukasi kesehatan
Hygiene Indeks-Simplified). Pengetahuan gigi. Validator dalam penelitian ini adalah dosen
tentang pemeliharaan kesehatan gigi adalah Pasca Sarjana Peminatan Teknologi Pendidikan
tingkat pemahaman responden tentang Universitas Jambi. Data validasi ahli materi
pemeliharaan kesehatan gigi, diukur dengan diperoleh dengan cara memberikan media
menggunakan kuisioner. Perilaku pemeliharaan booklet beserta kisi-kisi instrumen dan instrumen
kesehatan gigiadalah Kebiasaan responden yang penilaian. Ahli media kemudian memberikan
berupa tindakan yang dilakukan untuk penilaian, saran/masukan terhadap materi
memelihara kesehatan gigi, diukur dengan tentang booklet edukasi kesehatan gigi dengan
menggunakan kuisioner. cara mengisi angket yang telah disediakan.
Data Data yang sudah dikumpulkan Setelah ahli media memberikan penilaian, maka
diolah melalui tahapan editing, coding, entry diketahui hal-hal yang perlu direvisi, adapun
37
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
revisi dari ahli media tentang kelayakan booklet kelas V SD. Responden uji coba lapangan
edukasi kesehatan gigi yaitu mengganti gambar berjumlah 30 orang murid SDN 56/IX
yang sesuai sasaran, mengganti sampul agar Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi .
lebih menarik dan memperbaiki gambar dan Berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan
keterangan agar lebih informatif dan sesuai. kepada responden terhadap booklet edukasi
Hasil revisi divalidasi kembali oleh ahli kesehatan gigi didapatkan data yaitu
media yang bersangkutan .Hasil penilaian dari cover/sampul depan booklet sudah sangat bagus
validasi desain booklet edukasi kesehatan gigi yakni sebanyak 90% murid menjawab A (Sangat
kemudian dianalisis dengan skala Guttman bagus), sedangkan sebanyak 10% murid
menggunakan alternatif jawaban tegas yaitu menjawab B (Bagus). Uraian isi materi sudah
“layak dan tidak layak”. Dan skor untuk jawaban sangat jelas mudah dipahami yakni sebanyak
layak adalah 1 dan tidak layak adalah 0. Butir 60% murid menjawab A (Sangat jelas) dan
pertanyaan terdiri dari 18 butir, maka diperoleh sedangkan sebanyak 40% murid menjawab B
skor minimum 0 x 18 = 0 dan skor maksimum 1 (Jelas). Penggunaan bahasa dalam kalimat
x 18 = 18 dengan skor rata-rata 10. Hasil analisis booklet sudah sesuai tata bahasa yang baik dan
data ahli media menyatakan media booklet benar yakni sebanyak 80% murid menjawab A
edukasi kesehatan gigi layak atau sudah (Sangat sesuai) dan sedangkan sebanyak 20%
memenuhi kriteria desain media sehingga dapat murid menjawab B (Sesuai). Teks/tulisan dalam
diuji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. booklet sudah jelas yakni sebanyak 70% murid
Media booklet edukasi kesehatan gigi menjawab A (Sangat jelas) dan sedangkan
yang telah direvisi berdasarkan masukan dari ahli sebanyak 30% murid menjawab B (Jelas).
materi dan ahli media selanjutnya dilakukan uji Gambar/foto sudah sesuai dengan uraian materi
coba kelompok kecil. Responden uji kelompok yakni sebanyak 60% murid menjawab A (Sangat
kecil adalah 10 orang murid Kelas V SDN 23/IX sesuai) dan sedangkan sebanyak 40% murid
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi . menjawab B (Sesuai). Gambar/foto sudah tepat
Hasil uji coba kelompok kecil diperoleh data (dapat memperjelas isi materi) yakni sebanyak
kuantitatif dan diperoleh pula komentar dan 60% murid menjawab A (Sangat tepat) dan
saran untuk penyempurnaan kualitas booklet. sedangkan sebanyak 40% murid menjawab B
Data uji coba kelompok kecil tersebut (Tepat). Revisi produk booklet dari paparan
diinterpretasikan yaitu cover/sampul depan analisis data di atas tidak dilakukan revisi karena
booklet sudah sangat bagus yakni sebanyak 70% booklet sudah dalam kategori sangat
murid menjawab A (Sangat bagus), sedangkan bagus/sesuai/jelas/tepat untuk digunakan oleh
sebanyak 30% murid menjawab B (Bagus). pengguna saat ini dalam melakukan edukasi
Uraian isi materi sudah jelas mudah dipahami kesehatan gigi pada murid kelas V SD.
yakni sebanyak 70% murid menjawab B (Jelas) Pada media video, validasi juga dilakukan
dan sedangkan sebanyak 30% murid menjawab secara materi dan media edukasi. Ahli materi
A (Sangat jelas). Penggunaan bahasa dalam menilai isi materi video edukasi kesehatan gigi.
kalimat booklet sudah sesuai tata bahasa yang Validator materi dalam penelitian ini adalah
baik dan benar yakni sebanyak 90% murid dosen yang kompeten dibidangnya. Data validasi
menjawab B (Sesuai) dan sedangkan sebanyak ahli materi diperoleh dengan cara memberikan
10% murid menjawab A (Sangat sesuai). media video beserta kisi-kisi instrumen dan
Teks/tulisan dalam booklet sudah jelas instrumen penilaian. Ahli materi kemudian
yakni sebanyak 70% murid menjawab B (Jelas) memberikan penilaian, saran/masukan terhadap
dan sedangkan sebanyak 30% murid menjawab materi tentang video edukasi kesehatan gigi
A (Sangat jelas). Gambar/foto sudah sesuai dengan cara mengisi angket yang telah
dengan uraian materi yakni sebanyak 80% murid disediakan. Setelah ahli materi memberikan
menjawab B (Sesuai) dan sedangkan sebanyak penilaian, maka diketahui hal-hal yang perlu
20% murid menjawab A (Sangat sesuai). direvisi, adapun revisi dari ahli materi tentang
Gambar/foto sudah tepat (dapat memperjelas isi kelayakan isi materi video edukasi kesehatan gigi
materi) yakni sebanyak 90% murid menjawab B adalah dengan mengurutkan sesuai materi
(Tepat) dan sedangkan sebanyak 10% murid pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut,
menjawab A (Sangat tepat). mengurangi isi materi menyikat gigi dengan
Setelah revisi telah dilakukan sesuai saran singkat dan jelas. Produk video edukasi
dari kelompok kecil pada booklet edukasi kesehatan gigi yang dikembangkan perlu direvisi
kesehatan gigi dan siap digunakan untuk uji sebelum digunakan dalam uji coba. Revisi
lapangan. Uji coba lapangan diharapkan akan dilakukan sesuai dengan saran validator. Hasil
menghasilkan booklet yang bisa dimanfaatkan revisi divalidasi kembali oleh ahli yang
dalam proses edukasi kesehatan gigi pada anak bersangkutan. Hasil validasi kedua diketahui
38
Pengembangan Booklet dan Video Edukasi Kesehatan Gigi …
Linda Marlia, Rusmiati
2019
bahwa produk video edukasi kesehatan gigi Media video edukasi kesehatan gigi yang
masih ada yang harus direvisi. Hasil revisi telah direvisi berdasarkan masukan dari ahli
divalidasi kembali oleh ahli yang bersangkutan. materi dan ahli media media selanjutnya
Hasil penilaian dari validasi materi video dilakukan uji coba kelompok kecil. Responden
edukasi kesehatan gigi kemudian dianalisis uji kelompok kecil adalah 10 orang murid Kelas
dengan skala Guttman menggunakan alternatif V SDN 23/IX Kecamatan Mestong Kabupaten
jawaban tegas yaitu “layak dan tidak layak”. Dan Muaro Jambi (Kelompok B). Hasil uji coba
skor untuk jawaban layak adalah 1 dan tidak kelompok kecil diperoleh data kuantitatif dan
layak adalah 0. Butir pertanyaan terdiri dari 13 diperoleh pula komentar dan saran untuk
butir, maka diperoleh skor minimum 0 x 13 = 0 penyempurnaan kualitas video. Data uji coba
dan skor maksimum 1 x 13 = 13 dengan skor kelompok kecil tersebut diinterpretasikan yaitu
rata-rata 7. tampilan awal video sudah bagus yakni sebanyak
Hasil analisis data penilaian ahli materi 70% murid menjawab B (Bagus), sedangkan
dengan skor sebanyak 13 termasuk kategori sebanyak 30% murid menjawab A (Bagus).
“layak”. Jadi dapat disimpulkan bahwa ahli Penyampaian uraian isi materi dalam video
materi menyatakan media video edukasi sudah jelas mudah dipahami yakni sebanyak
kesehatan gigi layak atau sudah memenuhi 90% murid menjawab B (Jelas) dan sedangkan
kriteria isi materi sehingga dapat diuji coba sebanyak 10% murid menjawab A (Sangat jelas).
lapangan dengan revisi sesuai saran. Penyampaian bahasa dalam kalimat video sudah
Ahli yang menilai media video edukasi sesuai tata bahasa yang baik dan benar yakni
kesehatan gigi atau validator media dalam sebanyak 80% murid menjawab B (Sesuai) dan
penelitian ini adalah dosen Pasca Sarjana sedangkan sebanyak 20% murid menjawab A
Peminatan Teknologi Pendidikan Universitas (Sangat sesuai). Suara dalam video sudah jelas
Jambi. Data validasi ahli diperoleh dengan cara yakni sebanyak 80% murid menjawab B (Jelas)
memberikan media video beserta kisi-kisi dan sedangkan sebanyak 20% murid menjawab
instrumen dan instrumen penilaian. Ahli media A (Sangat jelas). Gambar dalam video sudah
kemudian memberikan penilaian, saran/masukan sesuai dengan uraian materi yakni sebanyak 90%
terhadap materi tentang video edukasi kesehatan murid menjawab B (Sesuai) dan sedangkan
gigi dengan cara mengisi angket yang telah sebanyak 10% murid menjawab A (Sangat
disediakan. Setelah ahli media memberikan sesuai). Gambar dalam video sudah tepat (dapat
penilaian, maka diketahui hal-hal yang perlu memperjelas isi materi) yakni sebanyak 80%
direvisi, adapun revisi dari ahli media tentang murid menjawab B (Tepat) dan sedangkan
kelayakan video edukasi kesehatan gigi adalah sebanyak 20% murid menjawab A (Sangat tepat)
video disesuaikan sasaran, mengganti tampilan Revisi telah dilakukan sesuai saran dari
awal video agar terlihat lebih menarik, kelompok kecil pada video edukasi kesehatan
memperbaiki gambar dalam video dan gigi dan siap digunakan untuk uji lapangan.
keterangan agar lebih informatif. Hasil validasi Uji coba lapangan diharapkan akan
kedua diketahui bahwa produk video edukasi menghasilkan video yang bisa dimanfaatkan
kesehatan gigi masih ada yang harus direvisi. dalam proses edukasi kesehatan gigi pada anak
Hasil revisi divalidasi kembali oleh ahli yang kelas V SD. Responden uji coba lapangan
bersangkutan. berjumlah 30 orang murid SDN 56/IX
Hasil penilaian dari validasi desain video Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi
edukasi kesehatan gigi kemudian dianalisis Berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan
dengan skala Guttman menggunakan alternatif kepada responden terhadap video edukasi
jawaban tegas yaitu “layak dan tidak layak”. kesehatan gigi didapatkan data yaitu tampilan
Sementara skor untuk jawaban layak adalah 1 awal video sudah sangat bagus yakni sebanyak
dan tidak layak adalah 0. Butir pertanyaan terdiri 90% murid menjawab A (Sangat bagus),
dari 15 butir, maka diperoleh skor minimum 0 x sedangkan sebanyak 10% murid menjawab B
15 = 0 dan skor maksimum 1 x 15 = 15 dengan (Bagus). Penyampaian uraian isi materi dalam
skor rata-rata 8. video sudah sangat jelas mudah dipahami yakni
Hasil analisis data diperoleh hasil sebanyak 80% murid menjawab A (Sangat jelas)
penilaian ahli media dengan skor sebanyak 15 dan sedangkan sebanyak 20% murid menjawab
termasuk kategori “layak”. Jadi dapat B (Jelas). Penyampaian bahasa dalam kalimat
disimpulkan bahwa ahli media menyatakan video sudah sangat sesuai tata bahasa yang baik
media video edukasi kesehatan gigi layak atau dan benar yakni sebanyak 90% murid menjawab
sudah memenuhi kriteria desain media sehingga B (Sangat sesuai) dan sedangkan sebanyak 10%
dapat diuji coba lapangan dengan revisi sesuai murid menjawab B (Sesuai). Suara dalam video
saran. sudah sangat jelas yakni sebanyak 90% murid
39
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
menjawab A (Sangat jelas) dan sedangkan terlihat lebih jelas gambarnya. Selain itu, booklet
sebanyak 10% murid menjawab B (Jelas). merupakan media gambar yang mudah dibawa
Gambar dalam video sudah sangat sesuai dengan kemana saja, booklet sangat mudah untuk
uraian materi yakni sebanyak 80% murid dipelajari tidak terbatas ruang dan waktu. Media
menjawab A (Sangat sesuai) dan sedangkan booklet menyajikan gambar tampak depan dan
sebanyak 20% murid menjawab B (Sesuai). gambar tampak belakang serta warna yang
Gambar dalam video sudah sangat tepat (dapat menarik bertujuan untuk merangsang
memperjelas isi materi) yakni sebanyak 90% kemampuan anak mengeluarkan gagasan/ide
murid menjawab A (Sangat tepat) dan sedangkan yang dimiliki.
sebanyak 10% murid menjawab B (Tepat). Menurut Sitepu, kelayakan booklet
Revisi produk video dari paparan analisis memenuhi unsur-unsur atau bagian-bagian
data di atas tidak dilakukan revisi karena video pokok yang secara fisik terdapat dalam buku
sudah dalam kategori sangat yaitu: kulit buku terbuat dari kertas yang lebih
bagus/sesuai/jelas/tepat untuk digunakan oleh tebal dari kertas isi buku. Fungsi dari kulit buku
pengguna saat ini dalam melakukan edukasi adalah melindungi isi buku. Kulit buku terdiri
kesehatan gigi pada murid kelas V SD. atas kulit depan atau kulit muka, agar lebih
Hasil uji kelayakan booklet dan video menarik kulit buku didesain dengan menarik.13
edukasi kesehatan gigi dilakukan melalui tiga Menurut Muslich, booklet yang layak
tahap yaitu tahap pertama uji validasi materi dan harus memperhatikan 3 aspek yaitu aspek isi
desain rancangan media booklet edukasi materi booklet harus sesuai dengan tujuan
kesehatan gigi, hasilnya semua expert (100%) pendidikan, aspek penyajian dimana menyajikan
menyatakan media booklet dan video edukasi bahan secara lengkap, sistematis, berdasarkan
kesehatan gigi layak digunakan sebagai media pertimbangan urutan waktu, ruang maupun jarak
edukasi kesehatan gigi. Komentar secara umum yang disajikan secara teratur, aspek bahasa
dari ahli materi adalah booklet sudah bagus, meningkatkan keterpahaman pembaca, dan
hanya ada sedikit kesalahan pengetikan. Saran aspek grafika yang berkenaan dengan fisik
hasil review ahli isi/materi adalah: perbaiki booklet seperti ukuran booklet, jenis kertas,
pengetikan yang salah dan ganda. Kemudian cetakan, ukuran huruf, warna dan ilustrasi yang
komentar secara umum dari ahli media adalah sesuai.15
gambar dan ukuran huruf terlalu kecil. Efektivitas booklet dan video edukasi
Berdasarkan hasil review tersebut, dilakukan kesehatan gigi meningkatkan derajat kebersihan
revisi terhadap booklet edukasi kesehatan gigi. gigi dan mulut pada anak kelas V SD ditampilkan
Tahap kedua uji coba kelompok kecil pada tabel 1.
dengan 10 orang siswa, hasil dari uji coba
kelompok kecil menyatakan media booklet dan Tabel 1. Efektifitas Booklet dan Video Edukasi
video layak digunakan sebagai media edukasi Kesehatan Gigi dalam Meningkatkan Derajat
kesehatan gigi. Sementara tahap ketiga uji coba Kebersihan Gigi dan Mulut pada Anak Kelas V SD
lapangan dengan 30 orang siswa menyatakan Rata-rata Rata-
Selisih Rata-
media booklet dan video layak digunakan Skor OHI-S rata
Kelompok rata
sebagai media edukasi kesehatan gigi. Sebe Sesud Penurun
Penurunan
Menurut Arsyad, ada enam prinsip desain lum ah an
pada booklet adalah konsistensi format dan jarak A (Booklet) 3,2 2,1 1,1
0,7
spasi, format tampilan dalam booklet C (Kontrol) 3,4 3,0 0,4
menggunakan tampilan satu kolom karena B (Video) 3,6 1,2 2,4
2,0
paragrap yang digunakan panjang.12 Organisasi C (Kontrol) 3,4 3,0 0,4
booklet disusun secara sistematis dan dipisahkan
dengan menggunakan kotak-kotak agar peserta Berdasarkan tabel 1menunjukkan adanya
didik mudah untuk membaca dan memahami penurunan rata-rata skor OHI-S setelah edukasi
informasi yang ada, booklet didesain dengan kesehatan gigi dengan menggunakan booklet
menarik, ukuran huruf yang digunakan booklet dengan selisih rata-rata penurunan sebesar 1,1
yaitu Arial dengan ukuran 11, dan booklet diberi dan menggunakan video selisih rata-rata
spasi kosong yang tidak berisi teks atau gambar penurunannya sebesar 2,0.
untuk memberikan kesempatan kepada peserta Berdasarkan tabel 2 menunjukkan adanya
didik untuk beristirahat pada titik peningkatan rata-rata skor jawaban benar
tertentu.Booklet merupakan salah satu media kuesioner pengetahuan pemeliharaan kesehatan
gambar yang bertujuan untuk menyajikan gigi setelah edukasi kesehatan gigi dengan
informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menggunakan booklet dengan selisih rata-rata
berwarna, menarik, mudah dimengerti, dan
40
Pengembangan Booklet dan Video Edukasi Kesehatan Gigi …
Linda Marlia, Rusmiati
2019
peningkatan sebesar 8 dan menggunakan video meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut
dengan selisih rata-rata peningkatan sebesar 6. dan efektif meningkatkan pengetahuan dan
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi pada anak
Tabel 2. Efektifitas Booklet dan Video Edukasi kelas V SD.
Kesehatan Gigi dalam Peningkatan Pengetahuan Booklet dan video efektif booklet dan
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada video edukasi kesehatan gigi efektif
Anak kelas V SD
meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut
Rata-rata dan efektif meningkatkan pengetahuan dan
jawaban Rata- perilaku pemeliharaan kesehatan gigi pada anak
Selisih Rata-
benar rata kelas V SD.
Kelompok rata
Ses peningka Menurut Dunning, dalam menggerakkan
Sebe Peningkatan
uda tan masyarakat untuk ikut aktif dalam pelaksanaan
lum
h edukasi kesehatan gigi diperlukan alat peraga
A (Booklet) 9 19 10 8 yang efektif. Pada dasarnya agar dipergunakan
C (Kontrol) 10 12 2 alat-alat yang dapat dilihat dan didengar (audio-
B (Video) 10 18 8 6 visual).15
C (Kontrol) 10 12 2 Menurut Roymond S. Simamora,
pengembangan booklet adalah kebutuhan untuk
Tabel 3. Efektifitas Booklet dan Video edukasi menyediakan referensi (bahan bacaan) bagi
Kesehatan Gigi dalam Peningkatan Perilaku kelompok masyarakat yang memiliki
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada keterbatasan akses terhadap buku sumber karena
Anak Kelas V SD
keterbatasan mereka. Dengan adanya booklet ini
Rata-rata
Skor dapat memperoleh pengetahuan seperti
Selisih Rata- membaca buku, dengan waktu membaca yang
Jawaban Rata-rata
Kelompok rata singkat, dan dalam keadaan apapun.16
Sesuai Peningkatan
Peningkatan Ada dua kelebihan booklet dibandingkan
Sebe Sesu
lum dah dengan media lain yaitu dapat dipelajari setiap
A (Booklet) 4 9 5 4 saat, karena di desain mirip dengan buku dan
C (Kontrol) 3 4 1 dapat memuat informasi relatif lebih banyak
B (Video) 3 10 7 6 dibandingkan dengan poster, booklet memiliki
C (Kontrol) 3 4 1 kelebihan dapat dibuat dengan mudah dan biaya
yang relatif murah serta lebih tahan lama
Berdasarkan tabel.3 menunjukkan adanya dibandingkan dengan media audio dan visual
peningkatan rata-rata skor jawaban sesuai serta juga audio visual. Booklet biasanya
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi setelah digunakan untuk tujuan peningkatan
edukasi kesehatan gigi dengan menggunakan pengetahuan, karena booklet memberikan
booklet dengan selisih rata-rata peningkatan informasi yang lebih spesifik. Keterbatasan
sebesar 4 dan menggunakan video dengan selisih booklet sebagai media cetak perlu waktu yang
rata-rata peningkatan sebesar 6. lama untuk mencetak tergantung dari dari pesan
dan alat, relatif mahal untuk mencetak gambar
Tabel 4. Hasil Uji Statistik Efektivitas Booklet dan
atau foto, sulit menampilkan gerak di halaman,
Video Edukasi Kesehatan Gigi
dapat mengurangi minat pembaca jika terlalu
Sig. (2-
Variabel N banyak dan panjang dan perlunya perawatan
tailed)
Derajat kebersihan gigi dan mulut yang intensif.17
menyikat gigi pre-test 30 Menurut Riyana, media video edukasi
.000* adalah media yang menyajikan audio dan visual
Derajat kebersihan gigi dan mulut
post-test yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang
Pengetahuan pemeliharaan berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
kesehatan gigi dan mulut pre-test 30
.000*
pengetahuan untuk membantu pemahaman
Pengetahuan pemeliharaan terhadap suatu materi pembelajaran. Video
kesehatan gigi dan mulut post-test merupakan bahan pembelajaran tampak dengar
Perilaku pemeliharaan kesehatan (audio visual) yang dapat digunakan untuk
gigi dan mulut pre-test 30 menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.
.000*
Perilaku pemeliharaan kesehatan
Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar
gigi dan mulut post-test
* signifikan pada < 0,05
(audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat
disajikan serentak.18 Media video pembelajaran
Berdasarkan tabel. 4 menunjukkan bahwa sebagai bahan ajar bertujuan untuk memperjelas
booklet dan video edukasi kesehatan gigi efektif dan mempermudah penyampaian pesan agar
41
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan 4. Hamidjojo. Media Pembelajaran dalam Proses
waktu, ruang, dan daya indera peserta didik Belajar Mengajar Kini. Ujung Pandang: IKIP
maupun instruktur serta dapat digunakan secara Ujung Pandang Press. 1993.
tepat dan bervariasi. Keuntungan menggunakan 5. Gagne dan Briggs. Essentials of Learning for
Instruction. New York: Expanded Edition, Holt,
media video menurut Daryanto, antara lain: Rinehart and Winston. 1975.
ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat 6. Herijulianti dkk. Pendidikan Kesehatan Gigi.
diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002.
ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas 7. Delimasa. Media Boneka Tangan dapat
karena dapat sampai kehadapan siswa secara Meningkatkan Keterampilan Bercerita. Surakarta:
langsung, dan video menambah suatu dimensi PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. 2012.
baru terhadap pembelajaran.19 8. Green, et all. Health Education Planning
Diagnostic Aproach. California: Mayfield
Publishing Co. 1980.
9. Angelisa. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok
KESIMPULAN DAN SARAN Gigi dengan Metode Bermain terhadap Perilaku
Gosok Gigi pada Anak Usia Prasekolah. 2014.
Pengembangan booklet dan video edukasi 10. Nurfalah. Penerapan Pendekatan Pembelajaran
kesehatan gigi dikembangkan dengan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Minat
menggunakan model Borg and Gall yang dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Srirahayu
meliputi: a) analisis kebutuhan produk, b) dalam Pembelajaran Matematika pada Materi
mengembangkan produk awal, c) validasi ahli Pengukuran Sudut. Pasuruan: Unpas. 2014.
dan revisi, d) uji coba kelompok kecil, e) uji coba 11. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
lapangan dan produk akhir. Hasil uji kelayakan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009.
12. Arsyad, A. Media Pembelajaran, Jakarta : PT.
booklet dan video edukasi kesehatan gigi Raja Grafindo Permai. 2009.
dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut: 13. Sitepu. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung:
tahap pertama uji validasi materi dan desain PT Remaja Rosdakarya. 2012.
rancangan media booklet dan video, hasilnya 14. Muslich, M.. KTSP Dasar Pemahaman dan
semua expert (100%) menyatakan media booklet Pengembangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2010.
dan video edukasi kesehatan gigi layak 15. Dunning. Principles of Dental Public Health.
digunakan sebagai media edukasi kesehatan gigi. Cambridge: Harvard University Press. 1986.
Kemudian dilanjutkan tahap kedua uji coba 16. Simamora. Buku Ajar Pendidikan dalam
kelompok kecil dengan 10 orang siswa, hasil dari Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2009.
uji coba kelompok kecil menyatakan media 17. Roza. Media Gizi Booklet. Padang: Poltekkes
booklet dan video layak digunakan sebagai Kemenkes RI Padang. 2012.
media edukasi kesehatan gigi. Selanjutnya pada 18. Riyana, C. Pedoman Pengembangan Media Video.
tahap ketiga uji coba lapangan dengan 30 orang Jakarta: P3AI UPI. 2007.
siswa menyatakan media booklet dan video layak 19. Daryanto. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava
digunakan sebagai media edukasi kesehatan gigi. Media. 2010.
Keterbatasan produk booklet dan video edukasi
kesehatan gigi ini adalah hanya difokuskan pada
anak kelas V SD.
Booklet dan video edukasi kesehatan gigi
efektif meningkatkan derajat kebersihan gigi dan
mulut dan efektif meningkatkan pengetahuan
dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi pada
anak kelas V SD dengan nilai p-value yakni
0,0001 atau < 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
42
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat Vol 3 No 1
p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
2019
ABSTRAK
Latar belakang : Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi penyebab
kematian utama di negara tropis.Perubahan iklim mempengaruhi peningkatan kejadian DBD yang terus menerus dari
vector borne disease. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara faktor iklim
(suhu,kelembaban udara, rata-rata tekanan udara, kecepatan angin, penyinaran matahari, curah hujan dan hari hujan)
di Kota Prabumulih 2014-2017.
Metode : Data yang dikumpulkan adalah data sekunder berupa data faktor iklim dan data jumlah kasus DBD.
Hasil : Uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara suhu (p value 0,029) dan rata-rata tekanan
udara (p value 0,013) dengan kejadian DBD.
Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara suhu dan rata-rata tekanan udara dengan kejadian DBD.
Kelembaban udara, kecepatan angin, lama penyinaran matahari, curah hujan dan jumlah hari hujan tidak signifikan
dengan kejadian DBD.
ABSTRACT
Background : Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a vector-based disease which is the main cause of death in tropical
countries. Climate change affects the increasing incidence of dengue fever from vector borne disease. The climate
variation (temperature, humidity, average air pressure, wind speed, sun illumination, rainfall and rainy day) in
Prabumulih City from 2014-2017.
Method : The data collected is secondary data in the form of climate factor and the number of dengue cases.
Result: Statistical tests show that there is a significant relationship between temperature (p value 0.029) and average
air pressure (p value 0.013) with the incidence of DHF.
Conslusion : this study indicate that there is a significant relationship between temperature and average air pressure
with the incidence of DHF. Air humidity, wind speed, prolonged sun illumination, rainfall and the number of rainy
days are insignificant with the incidence of DHF.
43
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
44
Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue Dengan Iklim di Kota Prabumulih …
Ritawati, Yanelza Supranelfy
2019
45
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
d.
e.
Gambar 2. a. Gambaran Suhu (˚C) Kota Prabumulih tahun 2014-2017; b. Gambaran Kelembaban Udara (%)
Kota Prabumulih tahun 2014-2017; c. Gambaran Rata-rata Tekanan Udara (mb) Kota Prabumulih tahun 2014-
2017; d. Gambaran Kecepatan angin (m/s) Kota Prabumulih tahun 2014-2017;
e. Gambaran Penyinaran Matahari Periode 8 Jam (%) Kota Prabumulih tahun 2014-2017
46
Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue Dengan Iklim di Kota Prabumulih …
Ritawati, Yanelza Supranelfy
2019
a.
b.
Gambar 3a. Gambaran Curah Hujan (mm3) Kota Prabumulih tahun 2014-2017;
b.Gambaran Jumlah Hari Hujan (Hari) Kota Prabumulih tahun 2014-2017
Jumlah hari hujan tertinggi pada tahun dengan kejadian DBD menunjukkan berkorelasi
2014 terjadi pada bulan Januari adalah sebanyak positif sedang ( r=0,196) dan tingkat signifikansi
26 hari, dan terendah pada bulan September yaitu (p=0,181) menunjukkan secara statistik tidak
sebanyak 2 hari. Jumlah hari hujan tertinggi pada terdapat hubungan yang signifikan.
tahun 2015 terjadi pada bulan Maret adalah Hubungan rata-rata tekanan udara dengan
sebanyak 25 hari, dan terendah pada bulan kejadian DBD menunjukkan berkorelasi positif
September yaitu sehari. Tahun 2016 Jumlah hari sedang (r=0,356), tingkat signifikansi (p=0,013)
hujan tertinggi pada tahun 2014 terjadi pada menunjukkan bahwa secara statistik terdapat
bulan Januari dan Desember adalah sebanyak 25 hubungan yang signifikan. Sedangkan kecepatan
hari, dan terendah pada bulan Maret dan april angin dan penyinaran matahari berkorelasi secara
yaitu sebanyak 14 hari. Tahun 2017 Jumlah hari negatif dan hasil statistik menunjukkan
hujan tertinggi pada bulan Maret, Mei dan hubungan tidak bermakna dengan kejadian DBD.
Desember adalah sebanyak 26 hari, dan terendah Hubungan curah hujan dan jumlah hari hujan
pada bulan Agustus yaitu sebanyak 15 hari.6,7,8,9. dengan kejadian DBD menunjukkan korelasi
Fluktuasi jumlah hari hujan di Kota Prabumulih positif lemah dan secara statistik menunjukan
tahun 2014-2017 terdapat pada gambar 3b. hubungan tidak bermakna.
Korelasi beberapa faktor iklim dengan Hasil uji keeratan hubungan antara suhu,
kejadian Demam berdarah dengue (DBD) di curah hujan, lama penyinaran, kelembaban dan
Kota Prabumulih terlihat pada tabel 2. Dimana kecepatan angin, menunjukkan bahwa suhu
korelasi positif terjadi antara kelembaban udara, udara dan rata-rata tekanan udara yang terdapat
rata-rata tekanan udara, curah hujan dan jumlah hubungan bermakan dengan kasus DBD selama
hari hujan. priode 2014-2017. Suhu udara rata-rata per bulan
Hubungan suhu udara dengan kejadian yang berkisar antara 26°C - 29°C. Suhu tersebut
DBD di Kota Prabumulih tahun 2014-2017 merupakan suhu optimum bagi perkembangan
menunjukkan berkorelasi negative (r=-0,314). vektor dan mendukung dalam infektifitas
Berdasarkan tingkat signifikansi (p=0,029) nyamuk Aedes aegypti.10 Suhu mempunyai
menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan langsung dengan metabolisme vektor.
hubungan yang signifikan antara suhu dengan Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kejadian DBD. Hubungan kelembaban udara oleh Amalia di Kota Tangerang Selatan yang
47
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
menemukan bahwa terdapat hubungan antara tempat perkembangbiakan nyamuk yang aman
suhu dan kejadian DBD pada kondisi suhu 26°C– dan relatif masih bersih (misalnya cekungan di
29,5°C.11 Penelitian serupa di Kota Sukabumi pagar bambu, pepohonan, kaleng bekas, ban
menunjukkan bahwa ada hubungan antara suhu bekas, atap atau talang rumah). Tersedianya air
udara dengan kasus DBD.12 dalam media akan menyebabkan telur nyamuk
menetas dan setelah 10 - 12 hari akan berubah
Tabel 2. Korelasi antara beberapa faktor iklim menjadi nyamuk. Bila manusia digigit oleh
dengan kejadian DBD nyamuk dengan virus dengue maka dalam 4 - 7
Variabel Demam Berdarah Dengue hari kemudian akan timbul gejala DBD.
Koef Signifikan Jumlah Sehingga bila hanya memperhatikan faktor risiko
Keterangan
Kor(r) ( p value) (N) curah hujan, maka waktu yang dibutuhkan dari
Suhu udara Korelasi mulai masuk musim hujan hingga terjadinya
-0,314* 0,029 48
negatif
insiden DBD adalah sekitar 3 minggu.14
Hubungan
bermakna Pola penyebaran yang spesifik itu
Kelembaban Korelasi berhubungan dengan arah angin. Pada bulan
0,196 0,181 48
udara positif sedang Januari-Maret (Musim Monsun Asia), secara
Hubungan umum angin bergerak dari Barat ke Timur yang
tidak
bermakna
disertai dengan curah hujan yang tinggi.
Rata-rata Korelasi Kombinasi dari fenomena itu sangat mendukung
0,356* 0,013 48
tekanan udara positif sedang pergerakan nyamuk yang beserta dengan
Hubungan ketersediaan genangan air.14 Jumlah hari hujan
bermakna tertinggi di Kota Prabumulih selama 4 tahun
Kecepatan Korelasi
angin
-0,187 0,203 48
negatif adalah di bulan Januari, Maret, Mei dan
Hubungan Desember. Secara teori, bulan November
tidak dikelompokkan ke dalam bulan peralihan (SON
bermakna – September Oktober November) dan bulan
Penyinaran Korelasi
matahari
-0,055 0,709 48
negatif
Desember dikelompokkan ke dalam bulan basah
Hubungan (DJF - Desember Januari Februari).15 Curah
tidak hujan berbanding lurus dengan kelembaban
bermakna udara sehingga apabila curah hujan tinggi, maka
Curah hujan Korelasi kelembaban udara juga tinggi. Kedua hal tersebut
0,130 0,380 48
positif lemah
Hubungan dapat mempengaruhi jumlah vektor nyamuk dan
tidak umur vektor nyamuk yang menyebabkan
bermakna penularan DBD masih terus terjadi.16 Penelitian
Jumlah hari Korelasi di Kota Blitar, peningkatan kasus demam
0,224 0,126 48
hujan positif lemah,
Hubungan
berdarah tidak seiring dengan peningkatan curah
tidak hujan.17
bermakna Penyinaran matahari di Kota Prabumulih
memiliki korelasi negatif dengan kejadian
Peningkatan kasus DBD dapat demam berdarah. Lama Penyinaran Matahari
dipengaruhi oleh curah hujan yang berkisar di (LPM) merupakan salah satu indikator yang
atas 200 mm dan hari hujan lebih dari 20 hari. penting di dalam klimatologi. Sinar matahari
Kelembaban sebesar 80-87% juga dapat akan menggerakkan reaksi- reaksi fotokimia di
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kasus atmosfer (misalnya reaksi pembentukan ozon),
DBD.13 Curah hujan merupakan unsur iklim menghasilkan uap air yang sangat dibutuhkan
yang penting dalam kepadatan vektor karena untuk terjadinya hujan, menjaga agar suhu
apabila curah hujan tinggi dapat menimbulkan atmosfer tetap hangat, dan lain sebagainya.15
genangan air yang berpotensi sebagai breeding Penelitian di Yogyakarta juga
site bagi nyamuk Aedes Aegepty. Menurut menyebutkan bahwa adanya hubungan antara
asumsi peneliti tidak terdapatnya hubungan yang iklim dengan peningkatan kasus DBD. Jentik
signifikan antara curah hujan dengan kasus DBD nyamuk dapat berkembang pada masa inkubasi
dikarenakan data curah hujan yang didapatkan dengan suhu antara 15°C — 17°C.18 Penyebaran
merupakan data yang global pada satu kota. vektor penular DBD (nyamuk Aedes aegypti)
Sehingga data tidak cukup representatif untuk dipicu oleh perubahan iklim yang disebabkan
mencakup seluruh kecamatan yang ada di Kota oleh pemanasan global. Beberapa faktor iklim
Prabumulih. Curah hujan ideal artinya air hujan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
tidak sampai menimbulkan banjir dan air penyebaran virus dengue sebagai vektor DBD
menggenang di suatu wadah/media yang menjadi antara lain suhu udara, curah hujan, kelembaban,
48
Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue Dengan Iklim di Kota Prabumulih …
Ritawati, Yanelza Supranelfy
2019
permukaan air, dan kecepatan angin. Curah hujan terjadi.Peningkatan kegiatan preventif seperti
yang cukup dapat menyebabkan genangan- penyuluhan pada masyarakat, gerakan 1 rumah 1
genangan air yang merupakan tempat jumantik dalam upaya pengendalian dan
perkembangbiakan nyamuk. Selain curah hujan, pemberantasan DBD.
faktor iklim lain yang berpengaruh pada
pertumbuhan vektor nyamuk adalah
kelembaban. Kelembaban berpengaruh terhadap UCAPAN TERIMA KASIH
umur nyamuk dimana pada kelembaban yang
rendah akan memperpendek umur nyamuk. Penulis mengucapkan terima kasih
Tingkat kelembaban 60% merupakan batas kepada semua pihak yang tidak dapat kami
paling rendah untuk memungkinkan hidup sebutkan satu persatu yang telah membantu
nyamuk Aedes aegypti. Kelembaban udara penulisan artikel ini. Terima kasih pula kepada
dipengaruhi oleh jumlah hari hujan dan suhu.19 Mitra Bestari serta Redaksi Buletin Spirakel atas
Virus dengue dan vektor penyakit saran masukan untuk penyempurnaan tulisan ini.
(nyamuk aedes) sangat peka terhadap faktor
iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban,
permukaan air, dan angin. Begitu juga dalam hal DAFTAR PUSTAKA
distribusi dan perkembangan dari organisme
vektor nyamuk aedes dan host intermediate.19 1. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan
Hasil analisis dengan uji-bivariate menunjukkan Penyakit. Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M
bahwa kelembaban udara mempunyai hubungan - Plus Dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.
antara angka kejadian Demam Berdarah yang 2016:55.
2. WHO. Dengue : Guidelines for diagnosisi
terjadi di Kabupaten Serang, dengan nilai treatment, prevention and control. In: New
r=0,408 dan p-value= 0,007.20 Menurut Azhari Edition. ; 2009.
(2004) dalam Ubed20 menyatakan bahwa syarat 3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
untuk berkembang biak larva Ae. aegypti yaitu Republik Indonesia. Jakarta; 2015.
berada pada kelembaban yang kondusif adalah 4. Boekoesoe L. Kajian Faktor Lingkungan terhadap
antara 60%-90%, sedangkan tingkat kelembaban Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Studi
60% merupakan batas yang paling rendah untuk Kasus Di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.
memungkinkan hidupnya nyamuk. Apabila suhu 2013.
udara dan kelembaban udara mencapai optimum 5. Dinas Kesehatan Kota Prabumulih. Data Bulanan
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). In: ;
untuk perkembangbiakan nyamuk, maka potensi 2018.
sebagai vektor penularan DBD semakin tinggi 6. Badan Pusat Statistik Kota Prabumulih. Kota
sehingga tingkat risiko penularan DBD dapat Prabumulih Dalam Angka 2015.; 2015.
menjadi 3 kali lipat lebih tinggi.16 7. Badan Pusat Statistik Kota Prabumulih. Kota
Prabumulih Dalam Angka 2016.; 2016.
8. Badan Pusat Statistik Kota Prabumulih. Kota
KESIMPULAN DAN SARAN Prabumulih Dalam Angka 2017.; 2017.
9. Badan Pusat Statistik Kota Prabumulih. Kota
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Prabumulih Dalam Angka 2018.; 2018.
10. Masrizal NPS. Analisis Kasus DBD Berdasarkan
Kota Prabumulih, maka dapat disimpulkan Unsur Iklim dan Kepadatan Penduduk Melalui
bahwa ada korelasi positif antara kelembaban Pendekatan GIS di Tanah Datar. JKMA.
udara, rata-rata tekanan udara, curah hujan dan 2016;10(2):166-171.
jumlah hari hujan dengan kejadian DBD di Kota 11. Amalia R. Studi Ekologi Penyakit Demam
Prabumulih tahun 2014 - 2017. Suhu, kecepatan Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Tangerang
angin dan lama penyinaran matahari berkorelasi Selatan Tahun 2013-2015. Jakarta; 2016.
secara negatif. Tingkat Signifikansi 12. Hidayati L, Hadi UK, Soviana S. Kejadian Demam
menunjukkan bahwa ada hubungan yang Berdarah Dengue di Kota Sukabumi korelasi
signifikan antara suhu dan rata-rata tekanan kelembaban udara terhadap epidemi demam
berdarah yang terjadi di kabupaten dan kota serang
udara dengan kejadian DBD. Kelembaban udara, 1. Ubed Alizkan. 2017;3(1):23-29.Berdasarkan
kecepatan angin, lama penyinaran matahari, Kondisi Iklim. Acta Vet Indones. 2017;5(1):22-
curah hujan dan jumlah hari hujan tidak 28.
signifikan dengan kejadian DBD. 13. Dian Perwitasari YA. Model Prediksi Demam
Perlu komunikasi yang baik dalam Berdarah Dengue Dengan Kondisi Iklim Kota
pemantauan keadaan iklim yang dilakukan oleh Yogyakarta. J Ekol Kesehat. 2015;14(2):124-135.
BMKG secara berkesinambungan agar Dinas 14. Pusat Data dan Surveilans. Buletin Jendela
Kesehatan dapat mengantisipasi peningkatan Epidemiologi. Vol 2. Kemenkes RI; 2010.
kasus DBD sesuai perubahan iklim yang doi:http://dx.doi.org/ISSN%202442-7659
49
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
50
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
2019
ABSTRAK
Latar belakang: Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan global termasuk di
Indonesia. Untuk memberantas malaria, pemerintah telah mencanangkan gerakan eliminasi malaria di seluruh wilayah
Indonesia dengan target tahun 2030 indonesia bebas malaria. Eliminasi malaria di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan (OKUS) ditargetkan di tahun 2020.
Metode: Data dalam penulisan ini berasal dari data sekunder Dinas Kesehatan Kabupaten OKUS tahun 2017 dan 2018.
Hasil: API Kabupaten OKUS di tahun 2017 dan 2018 adalah 0,470/00 dan 0,630/00. Plasmodium falciparum
merupakan penyebab terbesar dari kasus malaria yang terjadi di Kabupaten OKUS yaitu 135 kasus di tahun 2017 dan
200 kasus di tahun 2018. Masih ditemukan kasus penularan setempat di Kabupaten OKUS dalam dua tahun terakhir
yaitu 93 kasus di tahun 2017 dan 112 kasus di tahun 2018. Penderita malaria laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan penderita malaria wanita di tahun 2017, sebaliknya di tahun 2018 penderita malaria wanita lebih banyak dari
laki-laki. Berdasarkan kelompok umur, penderita malaria paling banyak terjadi pada kelompok umur produktif 15-64
tahun yaitu 77 kasus di tahun 2017 dan 112 kasus di tahun 2018.
Kesimpulan: Berdasarkan tiga kriteria eliminasi malaria, Kabupaten OKUS telah memenuhi indikator API <1 per
1000 penduduk, namun dalam kurung waktu dua tahun terakhir masih ditemukan kasus penularan setempat yang
seharusnya selama tiga tahun berturut-turut tidak boleh ada kasus penularan setempat sehingga di tahun 2020 dapat
diusulkan untuk eliminasi malaria.
ABSTRACT
Background: Malaria is an infectious disease that is still a global health problem including in Indonesia. To eradicate
malaria, the government has launched a malaria elimination movement in all regions of Indonesia with a target of
malaria-free Indonesia in 2030. Elimination of malaria in OKUS District is targeted for 2020.
Methods: The data in this writing come from secondary data from the OKUS District Health Office in 2017 and 2018.
Based on these data, the results of the API in OKUS District in 2017 and 2018 are 0.470 / 00 and 0.630 / 00.
Plasmodium falciparum is the biggest cause of malaria cases that occurred in OKUS Regency, namely 135 cases in
2017 and 200 cases in 2018. There are still cases of local transmission in OKUS District in the last two years, namely
93 cases in 2017 and 112 cases in 2018 Male malaria sufferers are more compared to female malaria sufferers in
2017, on the contrary in 2018 there are more female malaria sufferers than men. Based on age group, most malaria
sufferers occur in the productive age group of 15-64 years, namely 77 cases in 2017 and 112 cases in 2018.
Conclusion: Based on the three criteria for malaria elimination, Kabupaten OKUS has fulfilled the API indicator <1
per 1000 inhabitants, but in time brackets in the last two years are still found in cases of local transmission which
should not have been a case of local transmission for three consecutive years so that by 2020 it could be proposed for
malaria elimination.
51
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
52
Evaluasi Praeliminasi Malaria …
Maya Arisanti, Rizki Nurmaliani
2019
OKUS puskesmas yang mempunyai angka API tahun 2017, Puskesmas Banding Agung di tahun
paling tinggi di tahun 2017 yaitu Puskesmas 2018 masih mempunyai angka API tertinggi
Banding Agung dan Puskesmas Muara Dua yaitu yaitu 3,330/00 disusul Puskesmas Muara Dua
sebesar 3,870/00 dan 1,420/00. Sama halnya di sebesar 30/00
.
3,87
4,00 3,33
3,00 3,00
2,00
1,00 0,61
1,42
0,100,00 0,00 0,14 0,13
0,08 0,02 0,00 0,66
0,00 0,00 0,00 0,06 0,00 0,00
0,00 0,00 0… 0,11 0,73
0,00
0,10 0,08 0,08 0,15 0,63
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,47
0,00 0,00 0,00
API 2017
Gambar 1. Angka API per Puskesmas di Kabupaten OKUS tahun 2017 dan 2018
53
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
pulau dinyatakan sebagai daerah tereliminasi Suatu wilayah dapat diusulkan untuk disertifikasi
malaria bila tidak ditemukan lagi kasus eliminasi malaria apabila memenuhi tiga kriteria
penularan setempat (indigenous) selama 3 (tiga) yaitu SPR <5%, API<1 per 1000 penduduk dan
tahun berturut-turut serta dijamin dengan tidak ada kasus penularan setempat (kasus
kemampuan pelaksanaan surveilans yang baik.13 indigenous) selama tiga tahun terakhir.
Tabel 1. Kasus Malaria Berdasarkan Kelompok Umur per Puskesmas di Kabupaten OKUS tahun 2017 dan
2018
No Puskesmas 0-11 bulan 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-64 th >65 th
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
1 PKM Banding Agung 2 4 13 13 15 11 14 2 36 39 0 0
Berdasarkan roadmap eliminasi malaria, kurun waktu empat minggu sebelum sakit dan
Kabupaten OKUS direncanakan mencapai hasil pemeriksaan sediaan darah adalah positif
eliminasi malaria pada tahun 2020. Jika dilihat malaria.4 Indikasi penularan setempat ditandai
dari data dua tahun terakhir, nilai API Kabupaten dengan:
OKUS sudah berada di bawah 1 per 1000 1. Ditemukan kasus malaria positif terutama
penduduk. Meskipun nilai API OKUS sudah bayi dan anak <9 tahun positif malaria. Dari
tergolong kecil namun dari segi klasifikasi asal data masih ditemukan bayi penderita positif
penularan kasus masih ditemukannya kasus malaria yaitu 23 bayi di tahun 2017 dan 44
malaria dengan penularan setempat. Jika dilihat bayi di tahun 2018. Anak <9 tahun yang
dari target eliminasi Kabupaten OKUS tahun positif malaria adalah 67 anak di tahun 2017
2020 bebas malaria maka seharusnya tiga tahun dan 85 anak di tahun 2018. Penyakit ini
sebelumnya sudah tidak ada lagi kasus menjadi salah satu pembunuh terbesar
indigenous. Kasus indigenous adalah kasus yang terutama pada kelompok dengan faktor risiko
penularannya terjadi di wilayah setempat tinggi seperti bayi, anak balita dan ibu hamil.
(kabupaten/kota) dan tidak ada bukti langsung Di Indonesia setiap tahunnya terdapat 40
berhubungan dengan kasus impor. Artinya kasus kematian balita per 1000 kelahiran hidup
tersangka malaria tidak memiliki riwayat dimana 80% dari kematian tersebut terjadi
berpergian ke daerah endemis malaria dalam pada anak usia di bawah satu tahun yang
54
Evaluasi Praeliminasi Malaria …
Maya Arisanti, Rizki Nurmaliani
2019
200 200
150
70 107
78
100 135
50 0 0
0 0 3 1 11
0 0 3 0 39
1 1 0 0 0
0 2 0 0 0 0 2 20
0 1 0 1 0 11 0 2
0 0 0 0 0 0 1
0 17 0 0 2 0
0 0 1 0 0
2 1 0 0 0 1 24
1 0 3 0 0
1 0 7 0 0 31
0 0
0 0 0
0 0
Gambar 2. Kasus Malaria Berdasarkan Jenis Plasmodium per Puskesmas di Kabupaten OKUS tahun 2017
dan 2018
55
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
120
112
100
80 93
62
35
60 45
40
0 0 10 35
14 0 0 1
20 1 1
0 0 0
0
0
0
0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0
0 0 1
0 0 0
0
0
0
100
2
0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 14
0 0
0 0
kasus tidak diketahui 2017 Kasus Indigenous 2017 tidak diketahui 2018 Kasus Indigenous 2018
Gambar 3. Kasus Malaria Berdasarkan Klasifikasi Penularan per Puskesmas di Kabupaten OKUS tahun
2017 dan 2018
120
118
100 105
80
70 91
45 35 57
60 34
35 77
40
0 0 2 30
0 4 2 7
20 1 1
0
0
0
4 0 261
1 1 0
0 0
0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0
0 0 1 0
0 10 3 2
0 1
1 0
0 1 2 71 0 0
1 0 0 0 0
0 0 0 1
0 3 0
0 0 0
0 0 0
Gambar 4. Kasus Malaria Berdasarkan Jenis Kelamin per Puskesmas di Kabupaten OKUS tahun 2017 dan
2018
56
Evaluasi Praeliminasi Malaria …
Maya Arisanti, Rizki Nurmaliani
2019
57
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
58
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-380X
2019
Junita*, Ernawati
ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke adalah keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah diotak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan dan
kematian. Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan,
menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rasio kadar kolesterol total terhadap HDL, rasio lingkar
pinggang terhadap panggul dengan kejadian stroke di RSUD Raden Mattaher Jambi..
Metode: Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, Populasi adalah pasien yang menderita stroke dan tidak
stroke dirawat di ruang perawatan RSUD Raden Mattaher Jambi dan sampel berjumlah 99 responden. Pengumpulan
data dilaksanakan pada tanggal 8 sampai dengan 26 Agustus 2016
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar kolesterol total dan rata-rata HDL responden yang menderita
stroke lebih rendah dari yang tidak stroke yaitu 233,33 mg/dl dan 45,45 mg/dL. Sebanyak 26,3% responden
mempunyai rasio kolesterol HDL berisiko. Ada hubungan antara rasio kolesterol total terhadap HDL dengan
kejadian penyakit Stroke (p value 0,001). Sebanyak 60,6% responden mempunyai rasio lingkar pinggang dan
lingkar panggul berisiko. Ada hubungan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan kejadian penyakit
stroke (p value 0,05) di RSUD RadenMattaher tahun 2016.
Kesimpulan: Rasio kolesterol total-HDL dan Rasio lingkar pinggang-panggul memiliki hubungan signifikan terhadap
terjadinya stroke.
ABSTRACT
Background: Stroke is a condition that occurs when the blood supply to part of the brain is interrupted, which can
make brain damage and can lead to body paralysis or even death. Stroke is the third most common killer disease after
heart disease and cancer in Indonesia. According to 2004 survey, stroke was the first common killer disease in
Government hospital around Indonesia. The aim of this resesearch was to determinethe relationship between total
cholesterol ration with HDL and between hip-waist ration with stroke at RSUD Raden Mattaher in 2016
Methods: This was a cross sectional research in a population of pastients with and without stroke at RSUD Raden
Mattaher Jambi. The sample in this research were 99 respondents. Data were collected between 8-26 August 2016.
Results: Result showed that the mean total cholesterol level and mean HDL level of respondents who had stroke was
lower (233,33 mg/dl and 45,45 mg/dL respectively) than the respondents who didn’t have stroke. About 26,3% of
respondents had a risked total cholesterol-HDL ratio. There was a significant relationship between total cholesterol
and HDL ratio with stroke (p value 0,001). About 60,6% respondents were at risked hip-waist ratio level. There was a
significant relationship between hip-waist ratio with (p value 0,05) at RSUD RadenMattaher in 2016.
Conclusion: There a significant relationship between tottal cholesterol-HDL ratio and hip-waist ratio with stroe iat
RSUD Raden Mattaher Jambi in 2016.
59
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
60
Hubungan Rasio Kolesterol Total-HDL dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul dengan Stroke …
Junita, Ernawati
2019
Populasi dalam penelitian ini adalah Lingkar Panggul adalah hasil pengukuran
semua pasien yang menderita stroke dan bukan panjang lingkar panggul yang diukur pada
stroke dirawat di ruang perawatan RSUD Raden lingkar maksimal dari pantat dan pada bagian
Mattaher Jambi. atas simpisis ossis pubis dan rasio lingkar
Teknik pengambilan sampel dilakukan pinggang lingkar panggul adalah perbandingan
secara non random. Caranya adalah dengan antara hasil pengukuran lingkar pinggang dan
menemukan pasien stroke dan non stroke di lingkar panggul dengan hasil ukur Berisiko jika
ruang perawatan RSUD Raden Mattaher Jambi hasilnya pada wanita > 0,80 dan pria > 0,90.
pada saat periode penelitian. Karena pasien Analisis data secara univariat dalam
stroke hemoragic angka kejadiannya kecil bentuk penyajian tabel distribusi frekuensi dan
sehingga peneliti menggunakan kelompok tekstular. Sedangkan analisis bivariat
pembanding yaitu pasien yang tidak menderita menggunakan uji chi square
stroke namun berisiko untuk mengalami stroke.
Besar sampel penderita stroke Non
Haemoragic sebesar 33 orang. Dikarenakan HASIL DAN PEMBAHASAN
angka kejadian kecil, maka peneliti membuat
kelompok pembanding dengan jumlah sampel Data kadar kolesterol total didapat dengan
dua kali lipat dari sampel pasen stroke yaitu 66 cara melihat hasil pemeriksaan kadar kolesterol
orang. Sehingga total jumlah sampel berjumalh total yang telah dilakukan di bagian laboratorium
99 responden. Kriteria inklusi adalah responden RSUD Raden Mattaher Jambi. Dalam analisis ini
dengan umur diatas 40 tahun dan eksklusi pasien akan dilihat rata-rata kadar kolesterol total
yang mengalami stroke haemorogic. responden. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti
Pengumpulan data penelitian di RSUD tabel dibawah ini:
Raden Mattaher dilaksanakan dari tanggal 08
sampai dengan 26 Agustus 2016. Penelitian ini Tabel 1. Distribusi Rata-Rata Kadar Kolesterol
dilaksanakan di 5 ruang perawatan yaitu ruang dan HDL Pada Penderita Stroke di RSUD Raden
penyakit dalam, ruang neurologi, ruang Mattaher Jambi Tahun 2016
Stroke Non Stroke
perawatan kelas 1, ruang perawatan kelas 2,
Mean Median SD Min- Mean Median SD Min-Max
ruang VIP Pinang Masak dan ruang VIP Mayang Max
Mengurai. Kolesterol 233,33 237,00 41,965 135 -339 251,46 236,00 64,758 130 – 510
Tot
Pada tahap persiapan pengumpulan data HDL 45,45 42,00 18,338 15 – 90 46,11 41 13,548 21– 78
dilakukan persiapan instrumen penelitian dan Lingkar 80,04 80,20 8,444 58 – 91 78,58 78,58 4,923 70 – 91
administarasi. Pada tahan pengumpulan data Pinggang
Lingkar 80,88 84,10 15,985 60 - 95 83,95 84,5 4,590 74 - 92
dengan memilih responden sesuai kriteria inklusi panggul
dan eksklusi, memberikan informasi penelitian
kepada responden dengan jelas, meminta Hasil penelitian menunjukkan rata-rata
persetujuan pasien untuk menjadi responden kadar kolesterol total responden yang menderita
serta melakukan wawancara dan pengukuran stroke adalah 233,33 mg/dl, sedangkan rata-rata
lingkar pinggang dan panggul pada responden kadar kolesterol total responden yang tidak
terpilih. menderita stroke adalah 251,46. Jika dilihat dari
Variabel dependen stroke didapatkan data tersebut ternyata rata-rata kadar kolesterol
dengan melakukan telaah rekam medik dengan total penderita yang tidak stroke lebih tinggi
hasil ukur stroke dan non stroke. Variabel dibandingkan rata-rata kadar kolesterol penderita
Kolesterol Total diukur dengan cara telaah rekam yang mengalami stroke.
medik kadar kolesterol total responden yang Menurut WHO dalam Muttaqin, stroke
sudah tercatat dalam rekam medik, variabel HDL adalah adanya tanda-tanda klinik yang
didapat dengan cara telaah rekam medik, Rasio berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
Kolesterol dan HDL adalah suatu keadaan pasien fokal (global) dengan gejala-gejala yang
dimana kadar kolesterol total pasien berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
dibandingkan dengan kadar HDL dengan hasil menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab
ukur Berisiko jika hasilnya pada wanita ≤4,5 dan lain yang jelas selain vaskuler.9 Menurut
pria ≤4,0. Lingkar pinggang merupakan hasil Setiopranoto, faktor risiko stroke salah satunya
pengukuran panjang lingkar pinggang yang adalah dislipidemia.10 Dislipidemia merupakan
diukur antara crista iliaka dan kosta XII pada suatu keadaan meningkatnya kadar kolesterol
linkar terkecil. dalam darah.
61
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
62
Hubungan Rasio Kolesterol Total-HDL dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul dengan Stroke …
Junita, Ernawati
2019
63
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
tinggi dan ditemukan lebih banyak penderita antara kadar HDL dan risiko PJK. Bila
hipertensi. Selain itu RLPP ≥ 0.85 kadar dikelompokkan menurut tingkat HDL, subjek
trigliserida darah melebihi batas normal dengan kadar HDL lebih dari 60 mg/dL memiliki
demikian juga kadar kolesterol darah semakin risiko PJK lebih rendah dibandingkan mereka
meningkat, dengan demikian RLPP dapat yang memiliki HDL 40-60 mg/dL, tingkat ini
dipakai sebagai indikator yang sederhana untuk masih memiliki risiko yang lebih rendah
mengetahui risiko penyakit degeneratif daripada mereka yang memiliki HDL kurang dari
Analisis hubungan antara rasio kadar 40 mg/dL. Tidak ada batas optimal untuk efek
kolesterol total terhadap HDL dengan kejadian menguntungkan dari HDL pada risiko PJK yang
stroke dapat dilihat pada tabel4. telah diidentifikasi. Kadar HDL plasma diatas 75
mg/dL berefek perlindungan dari aterosklerosis
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Rasio dan kebebasan relatif dari PJK. Peningkatan 1
Kadar Kolesterol Total Terhadap HDL Dan mg/dL dari HDL menurunkan risiko PJK sebesar
Kejadian Stroke di RSUD Raden Mattaher Jambi 2% pada pria dan 3% pada wanita16
tahun 2016
HDL memiliki banyak efek, termasuk
Rasio Kejadian Stroke Total P value
Kolesterol
transportasi kolesterol balik, antioksidan, anti-
Total Ya Tidak inflamasi, dan sifat antitrombotik yang diyakini
terhadap n % n % n %
sebagai atheroprotektif. Efek anti-inflamasi HDL
HDL termasuk membatasi ekspresi molekul adhesi
Berisiko 16 61,5 10 38,5 26 100 0,001 leukosit pada permukaan sel endotel,
Tidak Berisiko 17 23,3 56 76,7 73 100 mengurangi kemotaksis leukosit, dan penurunan
Total 33 33,3 66 66,7 99 100 ekspresi dari sejumlah sitokin, termasuk
interleukin 1 dan 6 serta Tumor Necrosis Factor-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada α(TNF-α). HDL cenderung berkontribusi
hubungan antara rasio kolesterol total terhadap sebagai penaksiran "faktor risiko negatif" pada
HDL dengan kejadian penyakit Stroke. Lebih penyakit jantung koroner.
lanjut dapat dijelaskan bahwa risiko stroke akan Hasil penelitian ini sejalan dengan
terjadi 5 kali pada penderita yang mempunyai penelitian yang dilakukan Firdiansyah (2014)16
rasio kolesterol total terhadap HDL pada wanita bahwa adanya hubungan antara antara rasio
≤4,5 dan pria ≤4,0. Dari data menunjukkan kadar kolesterol total terhadap HDL pada pasien
61,5% responden yang memiliki rasio kolesterol PJK. Menurut Davey Patrick17 bahwa hubungan
terhadap HDL dengan nilai berisiko menderita antara rasio kadar kolesterol total terhadap HDL
penyakit stroke. Sedangkan dari responden berhubungan signifikan penyakit jantung
dengan kadar rasio kolesterol terhadap HDL koroner.
dengan nilai tidak berisiko, sebanyak 23,3% Kolesterol berasal dari makanan,
responden menderita penyakit stroke. makanan yang mengandung lemak jenuh dapat
Resiko terjadinya stroke akan meningkat meningkatkan kolesterol dalam darah, untuk itu
bila terjadi peningkatan kadar kolesterol total perlu mengurangi konsumsi makanan yang
yang diikuti dengan penurunan kadar HDL. Pada berasal dari lemak jenuh. Dengan pengaturan diet
situasi ini rasio antara kadar kolesterol total dan olahraga yang sesuai dengan kondisi pasien
terhadap HDL akan naik sehingga dapat memicu dapat mengurangi risiko kolesterol dalam darah
terbentuknya aterosklerosis. Rasio kolesterol toal dan otomatis bisa mengurangi faktor risiko
terhadap HDL merupakan prediktor kuat terjadinya stroke
terhadap risiko stroke15. Analisis hubungan antara rasio lingkar
Rasio kolesterol total dengan kolesterol pinggang panggul dengan kejadian stroke dapat
HDL merupakan prediktor kuat dari risiko PJK15. dilihat pada tabel 5.
Rasio kolesterol total terhadap HDL berkorelasi
positif dengan risiko PJK, penting diperhatikan Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
karena nilainya lebih bermakna terhadap Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dan
kemungkinan risiko terjadinya PJK. Rasio Kejadian Stroke di RSUD Raden Mattaher
kolesterol total dengan kolesterol HDL Jambi tahun 2016
memberikan informasi lebih lanjut tentang risiko Rasio Kejadian Stroke Total P value
penyakit jantung dari pada tingkat total olesterol Lingkar
Pinggang Ya Tidak
saja.
Sementara itu HDL dianggap kolesterol Panggul n % n % n %
baik antiaterogenik, terlibat dalam transportasi Berisiko 25 41,7 35 58,3 60 100 0,05
balik dari lipid. Studi epidemiologis telah Tidak Berisiko 8 20,5 31 79,5 39 100
menemukan hubungan yang berbanding terbalik Total 33 33,3 66 66,7 99 100
64
Hubungan Rasio Kolesterol Total-HDL dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul dengan Stroke …
Junita, Ernawati
2019
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara rasio lingkar pinggang panggul
hubungan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan kejadian penyakit stroke (p value 0,05).
dengan kejadian penyakit stroke, artinya bahwa
rasio lingkar pinggang dan panggul pada wanita
> 0,80 dan pria > 0,90 mempunyai risiko tinggi DAFTAR PUSTAKA
untuk mengalami stroke. Hasil ini juga diperkuat
dengan data bahruwa rasio lingkar pinggang dan 1. Batticaca. Asuhan Keperawatan Klien dengan
panggul pada wanita > 0,80 dan pria > 0,90 akan Gangguan Sistem Persyarafan. Penerbit Salemba
berisiko hampir 3 kali untuk mengalami terkena Medika Jakarta. 2008.
stroke. Dari data didapatkan responden yang 2. Suci, Wice Purwani, Bayhakki. Hubungan
Kemampuan Keluarga Merawat Klien Pasca
memiliki rasio lingkar pinggang panggul Stroke Dengan Kekambuhan Klien Pasca Stroke.
berisiko berisiko lebih banyak menderita Jurnal Ners Indonesia. 2011; 2(1): 72-78
penyakit stroke dibandingkan dengan responden 3. Widjaja. Efektifitas Penggunaan Captropil Dalam
yang memiliki rasio lingkar pinggang panggul Penanganan Hipertensi pada Pasien Stroke
yang tidak berisiko. Iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUP Sanglah
Hasil penelitian Sunarti dan Maryani Denpasar, Jurnal. 2004.
(2012)18 menunjukkan ada hubungan antara rasio 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
lingkar pinggang dan panggul dengan kejadian Departemen Kesehatan Republik Indonesia Riset
kejadian PJK pada pasien di RSUD Kabupaten Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta
5. WHO. Cardiovascular Diseases. World Health
Sukoharjo. Organization. Geneva. 2013.
Pada wanita usia 70-80 tahun setiap 6. Budiarti, T. Hubungan Lingkar Pinggang dan
peningkatan 0,1 inci pada rasio lingkar pinggang Kadar Kolesterol Total dengan Tekanan Darah
panggul dapat menjadi faktor predisposisi pada Wanita Usia 46-55 tahun di Desa Singocandi
peningkatan kematian sebesar 28%. World Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Skripsi.
Health Organization (2013)5 secara garis besar Program Studi Ilmu Gizi Stikes Ngudi Waluyo.
menentukan kriteria obesitas berdasarkan rasio 2015.
lingkar pinggang panggul jika rasio lingkar 7. Supariasa Nyoman Dewa I, dkk. Penilaian Status
pinggang panggul pria > 0,90 dan pada wanita > Gizi (Edisi Revisi). Jakart. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2013.
0,80. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat 8. RSUD Raden Mattaher. Profil Rumah Sakit Umum
khususnya lansia agar menerapkan pola makan
Daerah Raden Mattaher Jambi. 2015.
yang baik untuk menghindari terjadinya
9. Muttaqin. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
penumpukan lemak di bagian perut. Disamping Dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Penerbit
itu olahraga ringan bisa mengurangi risiko Salemba Medika. Jakarta. 2008.
kelebihan berat badan. 10. Setyopranoto. I. Stroke: Gejala dan
Penatalaksanaan. CDK. 2011.
11. Kowalski. Robert E. Terapi Hipertensi: Program
KESIMPULAN 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi dan
Mengurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke
Rata-rata kadar kolesterol total responden Secara Alami. Penerbit Qanita. Bandung. 2010.
12. Ernitasari Putu Diah., Djarwoto Bambang,.
yang menderita stroke adalah 233,33 mg/dl dan
Siswati Tri. Pola Makan, Rasio Lingkar Pinggang
lebih rendah dibandingkan yang tidak menderita Panggul (RLPP) dan Tekanan Darah di Puskesmas
stroke yaitu 251,46 mg/dl. Nilai rata-rata HDL Mergangsan Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik
responden yang menderita stroke juga sedikit Indonesia. 2006.
lebih rendah yaitu 45,45 mg/dl dibandingkan 13. Pradana Nur Oviyanti Hubungan Antara Lingkar
responden yang tidak menderita stroke yaitu Pinggang Dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
46,11 mg/dl. Sebanyak 26,3% responden Dengan Tekanan Darah Pada Subyek Usia
memiliki rasio kolesterol-HDL berisiko yaitu Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
nilai pembagian kadar olesterol total dibagi kadar Maret, Surakarta. 2010.
14. Dalimartha, Setiawan. 36 Resep Tumbuhan Obat
HDL pada wanita ≤4,5 dan pria ≤4,0. Hasil
untuk Menurunkan Kolesterol. Penerbit Swadaya.
penelitian menunjukkan ada hubungan antara Jakarta. 2008.
rasio kolesterol total terhadap HDL dengan 15. Soeharto I. Penyakit Jantung Koroner dan
kejadian penyakit Stroke (p value 0,001). Serangan Jantung Jakartta : PT Gramedia Pustaka
Sebagian besar (60,6%) responden Utama. 2004: 73
dikategorikan rasio lingkar pinggang dan lingkar 16. Tisnadjaja. Jajat. Bebas Kolesterol dan Demam
panggul berisiko yaitu jika hasil rasio Berdarah dengan Angkak. Penerbit Swadaya
pengukuran lingkar pinggang dengan lingkar Jakarta. 2006.
panggul pada wanita > 0,80 dan pria > 0,90. Ada 17. Firdiansyah, Muhammad HafidzHubungan
Antara Total Rasio Kadar kolesterol Total
65
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1
Terhadap High-Density Lipoprotein (HDL) 19. Sunarti Sunarti dan Maryani, Elvira. Rasio
dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di Lingkar Pinggang dan Panggul dengan Penyakit
RSUD Dr. Moewardi. Skripsi thesis, Universitas Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo.
Muhammadiyah Surakarta. 2014. Journal article Buletin Penelitian Sistem
18. Davey Patrick. At a Glance Medicine. Penerbit Kesehatan. Januari 2013. Indobesia. 2012.
Erlangga Jakarta. 2005. 20. Fatimah, Detty N. Mencegah dan Mengatasi
Stroke. Penerbit Kujang Press. Yogyakarta. 2009.
66