Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas
di Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh Besar
Anwar Arbi, Intan Liana
Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil
di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Ruwayda, Nurmisih
Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes Mellitus
Kaimuddin, Selamat
Editorial
Dewan Redaksi
Alamat Redaksi:
Poltekkes Jambi, JL H Agus Salim No 09 Kota Baru Jambi, 0741-445450
journal@poltekkesjambi.ac.id
i
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
DAFTAR ISI
Editorial ............................................................................................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................................................................... ii
Ketentuan Penulisan Jurnal Ilmiah ................................................................................................... iv
3. Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Jenis Jajanan dengan Karies Gigi ............................... 76
pada Murid Smp Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Ratna Wilis, Wirza
4. Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA ..................................... 81
dengan Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Ruwayda, Nurmisih
6. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer .............. 92
di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019
Rosmaria Br. Manik, Yuni Susanti
7. Uji Efektivitas Infusa Daun Insulin (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. gray) .......................... 97
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Mencit (Mus musculus) Putih Jantan
Andy Brata, Yossie Bella Pratiwi
8. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) .................................. 102
Penderita Diabetes Mellitus
Kaimuddin, Selamat
ii
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
PERSYARATAN UMUM
Naskah diketik dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan lay out kertas A4, batas tepi 3
cm, jarak 1 spasi, menggunakan huruf Times New Roman. Abstrak dan naskah ditulis dengan ukuran 12,
daftar pustaka dengan ukuran 11. Naskah tidak menggunakan catatan kaki di dalam teks, panjang naskah
5-15 halaman termasuk tabel dan gambar. File diketik menggunakan aplikasi Microsoft Word (versi 2010
atau 2013). Naskah harus sudah sampai di sekretariat redaksi selambat-lambatnya tanggal 31 April untuk
edisi Mei dan 31 Oktober untuk edisi November.
Pengiriman naskah dilakukan melalui website www.journal.poltekkesjambi.ac.id (Jurnal Bahana
Kesehatan Masyarakat) dengan registrasi terlebih dahulu.
Peneliti utama harus melampirkan lembar pernyataan (1 lembar per penelitian) bahwa penelitian
yang dilakukan bukan plagiat dan belum pernah dipublikasikan di media manapun yang ditandatangani di
atas materai Rp. 6000,-. Setiap peneliti juga melampirkan lembar validasi penelitian (1 lembar per-peneliti)
yang ditandatangani oleh pimpinan institusi serta melampirkan Ethical Clearence.
PERSYARATAN KHUSUS
ARTIKEL KUPASAN (REVIEW)
Artikel harus mengupas secara kritis dan komprehesif perkembangan suatu topik berdasarkan
temuan-temuan baru yang didukung oleh kepustakaan yang cukup dan terbaru, sistematika penulisan
artikel kupasan terdiri dari: Judul Artikel, Nama Penulis (ditulis di bawah Judul dan tanpa gelar), Abstrak,
Pendahuluan (berisi latar balakang dan Tujuan Penulisan), Metode (berisi tentang jenis penelitian, populasi
dan sampel atau subjek penelitian, bahan penelitian, tehnik pengumpulan dan tehnik analisa data), Hasil
dan pembahasan yang berisikan tabel atau grafik dan hasil uji statistik kemudian dibahas. Kesimpulan berisi
tentang kesimpulan atas isi bahasan yang disajikan pada bagian inti dan saran yang sejalan dengan
kesimpulan), ucapan terima kasih (bila diperlukan) serta rujukan
Naskah terdiri atas judul dan nama penulis lengkap dengan nama institusi dan alamat korespodensi
diikuti oleh abstrak (dengan kata kunci), Pendahuluan, metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan,
Ucapan Terima Kasih bila diperlukan serta Daftar Pustaka.
JUDUL (TITLE)
Judul harus informatif dan deskriptif (maksimum 20 kata). Judul dibuat memakai huruf kapital dan
diusahakan tidak mengandung singkatan. Nama lengkap penulis ditulis tanpa gelar dan nama institusi
tempat afiliasi masing-masing penulis yang disertai dengan alamat korespodensi.
ABSTRAK (ABSTRACT)
Abstrak merupakan sari tulisan yang meliputi latar belakang riset secara ringkas, tujuan, metode,
hasil dan simpulan riset panjang abstrak maksimum 250 kata dan disetai kata kunci. Abstrak daan kata kunci
dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
iii
PENDAHULUAN (INTRODUCTION)
Justifikasi tentang subjek yang dipilih didukung dengan pustaka yang ada. Harus diakhiri dengan
menyatakan apa tujuan tulisan tersebut
METODE (METHOD)
Harus detil dan jelas sehingga orang yang berkompeten dapat melakukan riset yang sama
(repeatable dan reproduceable). Jika metode yang digunakan telah diketahui sebelumnya pustaka yang
diacu harus dicantumkan. Spesifikasi bahan harus detil agar orang lain mendapat informasi tentang cara
memperoleh bahan tersebut
Hasil dan pembahasan dirangkai menjadi satu pada bab ini dan tidak dipisahkan dalam sub bab lagi.
Melaporkan apa yang diperoleh dalam eksperimen/percobaan diikuti dengan analisis atau penjelasannya.
Tidak menampilkan data yang sama sekaligus dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel ditulis dengan huruf
Times New Roman ukuruan 8 atau 9 tanpa garis tegak. Gambar tanpa warna/hitam putih. Bila
mencantumkan diagram, gunakan diagram lingkaran atau batang dengan arsir/gradasi hitam putih. Tidak
mengulang data yang disajikan dalam tabel atau grafik satu persatu, kecuali untuk hal-hal yang menonjol.
Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data pengetahuan (hasil riset orang lain) yang sudah
dipublikasikan. Menjelaskan implikasi dari data ataupun informasi yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan
ataupun pemanfaatannya (aspek pragmatisnya).
KESIMPULAN (CONCLUSION)
Berisi kesimpulan atas isi bahasan yang disajikan pada bagian inti dan saran yang sejalan dengan
kesimpulan
Dibuat ringkas sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang membantu riset, penelaahan
naskah, atau penyedia dana riset.
Pustaka yang disitir dalam teks naskah jurnal harus dicantumkan semua di daftar pustaka dengan
mengacu gaya Vancouver. Rujukan ditampilkan dalam bentuk angka yang diurutkan sesuai kemunculannya
di dalam naskah. Minimal menggunakan 10 referensi ilmiah dan diharapkan menggunakan referensi terkini.
iv
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.188
ABSTRAK
Latar Belakang: Gigi sensitif terjadi karena ada penipisan pada lapisan email sehingga lapisan dentin di bawahnya
menjadi terbuka. Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui hubungan tekanan yang besar atau berlebih saat menyikat
gigi dengan terjadinya gigi sensitif pada masyarakat Desa Kandang Kecamatan Darul Imrah Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2018.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik, dengan pendekatan cross sectional Populasi penelitian adalah seluruh
masyarakat yang menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan 35 orang, sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang
responden. pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 89 masyarakat desa kandang yang menggunakan tekanan pada saat
menyikat gigi terlihat adanya gigi sensitif sebanyak 60,7% (p=0,026).
Kesimpulan: Ada hubungan antara tekanan pada saat menyikat gigi dengan gigi sensitve (p<0,05). dan disarankan
kepada seluruh masyarakat yang mengalami gigi sensitif agar mampu menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya
ABSTRACT
Background: Sensitive teeth occur because there is thinning in the enamel layer so that the dentin layer below becomes
exposed. This study aims to find out the relationship of toothbrushing pressure with the occurrence of sensitive teeth in
Kandang Village, Kecamatan Darul Imrah, District of Aceh Besar in 2018.
Methods: This study was analytical with a cross sectional approach. The population in this study were all communities
in Kandang Village, a sample of 89 people taken based on simple random techniques. Data were obtained by
interviewing using a questionnaire.
Results: The results showed that of the 89 cage villagers who used pressure when brushing their teeth there were 60.7%
sensitive teeth (p = 0.026).
Conclusion: It can be concluded that there is a relationship between pressure when brushing teeth with sensitive teeth
(p <0.05). and recommended to all people who experience sensitive teeth to be able to maintain and maintain the health
of their teeth and mouth.
67
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
68
Hubungan Tekanan Menyikat Gigi Dengan Terjadinya Gigi Sensitif …
Andriani, Elfi Zahara
2019
Aceh Besar tahun 2018, didapatkan data Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan
masyarakat yang mengalami gigi sensitif, bahwa ada hubungan antara tekanan menyikat
dengan keluhan giginya terasa ngilu pada saat gigi dengan gigi sensitif dengan p= 0.026 (p <
mengkonsumsi makanan dan minuman yang 0,05).
dingin, juga pada saat makan makanan yang
manis dan asam. Dari data tersebut penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Tabel 1. Hubungan Tekanan Menyikat gigi dengan
hubunggan tekanan menyikat gigi dengan Gigi sensitif masyarakat desa Kandang
Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar
terjadinya gigi sensitif pada masyarakat Desa
Gigi Sensitif
Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Tekanan Ada Tidak Ada
Aceh Besar tahun 2018. Menyikat Total % p value
Gigi n % n %
Penelitian ini bersifat analitik dengan Tidak Ada 17 48,6 18 51,4 35 100 0,026
pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Total 57 64,0 32 36,0 89 100
Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar sedangkan sampel pada penelitian Penulis berasumsi bahwa tekanan
ini berjumlah 89 orang dan diambil berdasarkan menyikat gigi pada masyarakat berperan penting
teknik acak sederhana. Variabel independen terhadap terjadinya gigi sensitif pada masyarakat
(pengaruh) yaitu tekanan menyikat gigi yang .Gigi sensitif pada masyarakat tersebut dapat
besar atau berlebih, sedangkan variabel terjadi apabila tekanan menyikat gigi tidak
dependen (terpengaruh) yaitu gigi sensitif. terjaga termasuk dalam kriteria tidak ada maka
Pengumpulan data dengan melakukan masyarakat terhindar dari gigi sensitif sehingga
pemeriksaan ada tidaknya gigi sensitif dan masyarakat tersebut kebayakan keseringgan
wawancara. Instrumen yang digunakan dalam menyikat gigi dengan tekanan yang kuat.
penelitian ini adalah kuesioner, kartu status Menurut Depkes RI, cara menggosok gigi
pasien dan diagnosa set. Analisis data pada yang baik dimulai pada permukaan labial, sikat
penelitian ini menggunakan uji statistik dengan gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur
uji chi square. Analisis Univariat bertujuan untuk yang pendek yaitu sikat gigi digerak-gerakkan
mengetahui distribusi ferkuensi masing masing ditempat serta menggosok terlebih dahulu gigi-
variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk gigi yang terletak di belakang. Sesudah itu,
mengetahui hubungan antara variabel barulah menggosok gigi depan. Pada gigi
independen yaitu tekanan yang besar atau permukaan dekat lidah, gigi-gigi yang terletak di
berlebih menyikat gigi dengan variabel dependen belakang digosok terlebih dahulu, kemudian
yaitu Gigi sensitif. Analisis data menggunakan dilanjutkan bagian depan. Pada permukaan
Statistik Program for Social Scince (SPSS), dataran pengunyahan dari gigi, rahang atas
dengan pengujian hipotesis chi square dengan maupun rahang bawah digosok dengan gerakan
taraf signifikan p<0,05. maju mundur. Cara yang dianjurkan adalah
dengan dilakukan berulang-ulang pada satu
tempat dahulu baru pindah ke tempat lain.10
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyikatan gigi bertujuan (1) untuk
menghilangkan plak dan mencegahnya terbentuk
Hasil penelitian mengenai hubungan kembali; (2) membersihkan gigi dari sisa
tekanan menyikat gigi dengan gigi sensitif makanan, debris dan stain; (3) menstimulasi
masyarakat desa Kandang Kecamatan Darul jaringan gusi serta; (4) mendapatkan mafaat dari
Imarah Aceh Besar dapat dilihat pada tabel 1. pasta gigi dengan kandungan khusus untuk
Berdasarkan hasil penelitian pada 89 mencegah karies, penyakit periodontal maupun
masyarakat Desa Kandang, 54 orang (60,7%) mengurangi sensitivitas dentin.11
responden yang menggunakan tekanan menyikat Menyikat gigi merupakan suatu usaha
gigi, memiliki gigi sensitif sebanyak 40 orang yang efektif untuk menghilangkan debris dan
(74,1%) sementara pada 14 orang (25%) tidak plak gigi.12 Namun kebiasaan menggosok gigi
ada gigi sensitif. Pada 35 orang (39%) responden dengan tekanan berlebihan dapat membuat gusi
yang tidak melakukan tekanan menyikat gigi, 17 mengalami iritasi dan resesi gingiva, lapisan
orang (48,6%) terlihat ada gigi sensitif dan 18 email pun akan berkurang keterbalannya
orang (51,4%) tidak ada gigi sensitif. sehingga dentin terbuka dan menjadi lebih peka
69
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
70
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.191
ABSTRAK
Latar Belakang: Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat
penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Upaya mempercepat penurunan kematian ibu dalam menekan
ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan peran petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten
Aceh Besar tahun 2018.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh bidan yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie. Jumlah 36 orang bidan, dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji
statistik yaitu uji chi square.
Hasil: ada hubungan antara media informasi (p-value 0,048), sikap petugas kesehatan (p-value 0,001), dan akses
petugas kesehatan (p-value 0,008).
Kesimpulan: ada hubungan antara media informasi, sikap petugas kesehatan dan akses petugas kesehatan dalam
pengawasan masa nifas.
Kata Kunci : peran petugas kesehatan; pengawasan masa nifas; media informasi; sikap petugas kesehatan; akses
petugas kesehatan.
ABSTRACT
Background: Adequate health monitoring and care during pregnancy until the postpartum period is very important
for the survival of the mother and her baby. Efforts to accelerate the reduction of maternal mortality in reducing the
availability of maternal health services in the community. The purpose of the study was to determine the factors
associated with the role of health workers in monitoring the postpartum period in the Kuta Cot Glie Community Health
Center Working Area in Greater Aceh District in 2018.
Methods: This study was descriptive analytic with a cross-sectional approach. The population in this study were all
midwives in the Kuta Cot Glie Community Health Center Working Area. A total of 36 midwives, recruited using total
sampling technique. The hypothesis of this study was analysed using chi square test.
Results: It was found that there was a relationship between information media (p-value 0.048), attitudes of
health workers (p-value 0.001), and access to health workers (p-value 0.008).
Conclusion: A relationship were found between media information, attitudes of health workers, access to health
workers in the supervision of the puerperium.
Keyword: role of health officers; monitoring of postpartum period; media information; attitudes of health officers;
access to health officers
71
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
72
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas …
Anwar Arbi, Intan Liana
2019
METODE
Tabel 2. Hubungan Media Informasi dengan Peran
Penelitian ini menggunakan bersifat Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas
deskriptif analitik dengan pendekatan cross di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh
sectional Populasi dalam penelitian ini adalah Besar
keseluruhan petugas kesehatan (Bidan Desa) Media Peran Petugas
Informasi Kesehatan Dalam
yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta
Pengawasan Masa p
Cot Glie Kabupaten Aceh besar yang berjumlah Nifas ∑
value
36 orang, dengan menggunakan teknik Tatal Ada Tidak
sampling, yaitu pengambilan sampel yang n % n %
dilakukan secara keseluruhan. Ada 11 68,8 5 31,3 16 0,048
Analisa statistik dengan menggunakan uji Tidak Ada 6 30,0 14 70,0 20
data Chi-Square pada tingkat kemaknaannya Jumlah 17 47,2 19 52,8 36
95% (p<0,05) Data yang telah dikumpulkan
kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi, narasi, dan uji statistik. Berdasarkan Tabel 2 di ketahui bahwa
adanya media informasi dengan adanya adanya
peran petugas kesehatan dalam pengawasan
HASIL DAN PEMBAHASAN masa nifas sebanyak 68,8%, dan yang tidak ada
media informasi dengan adanya peran petugas
Distribusi frekuensi peran petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas
kesehatan, media informasi, sikap petugas sebanyak 30,0%. Sedangkan tidak adanya media
kesehatan dan akses petugas kesehatan di informasi dengan tidak ada peran petugas
wilayah kerja Puskesmas Cot Glie Aceh Besar kesehatan dalam pengawasan masa nifas
ditampilkan pada tabel 1. sebanyak 70,0%, dibandingkan yang adanya
media informasi dengan tidak adanya peran
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Peran Petugas petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas
Kesehatan, Media Informasi, Sikap Petugas sebanyak 31,3%.
Kesehatan dan Akses Petugas Kesehatan di Berdasarkan hasil uji statistik uji Chi-
Wilayah Kerja Puskesmas Cot Glie Aceh Besar
Square dengan tingkat kemaknaan α=0,05
Variebel (N=36) n %
diperoleh nilai p-value 0,048, menunjukan ada
Peran Petugas Kesehatan
hubungan antara media informasi dengan peran
Ada 17 47,2
Tidak 19 52,8 petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas
Media Informasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie
Ada 16 44,4 Kabupaten Aceh Besar Tahun 2018.
Tidak 20 55,6 Hasil analisis menunjukan bahwa ada
Sikap Petugas Kesehatan hubungan antara media informasi dengan peran
Positif 16 44,4 petugas kesehatan dalam pengawasan masa
Negatif 20 55,6 nifas, dimana hasil uji statistik menunjukan
Akses Petugas Kesehatan bahwa nilai p-value 0,048 lebih kecil dari nilai α
Terjangkau 14 38,9
< 0,05.
Tidak Terjangkau 22 61,1
Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang menunjukkan tingkat signifikan
umur 0,042 (α= 0,05), yang artinya ada
Dari tabel 1 diketahui bahwa dari 36
hubungan antara media informasi dengan peran
orang responden yang diteliti, sebanyak 47,2%,
petugas kesehatan pada perilaku pasca nifas.6
menyatakan adanya peran petugas kesehatan
Upaya yang harus dilakukan untuk
dalam mengawasi masa nifas, sementara 52,8%
meningkatkan media informasi tersebut yaitu
menyatakan tidak ada. Sebanyak 44,4%
dengan mengakses internet, poster, tabloid,
menyebutkan adanya media informasi dalam
majalah, koran, konsultasi dengan petugas
pengawasan masa nifas, sementara 55,6% tidak
kesehatan, dengan ikut seminar dan promosi.
ada. Sikap petugas kesehatan yang positif
Promosi kesehatan bukan hanya kegiatan
dirasakan sebanyak 44,4%, sedangkan sebanyak
penyadaran masyarakat atau pemberian dan
55,6% merasakan sikap petugas kesehatan yang
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
negative. Akses petugas kesehatan dapat
kesehatan tetapi juga merupakan upaya-upaya
terjangkau pada 38,9% responden, namun
dalam menfasilitasi perubahan perilaku
sebagian besar (61,1%) tidak dapat menjangkau
kesehatan yang diinginkan.2
akses petugas kesehatan.
73
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
Media informasi pada hakikatnya adalah pengawasan masa nifas, dimana hasil uji statistik
alat bantu pendidikan untuk menyampaikan menunjukan bahwa nilai p-value 0,001 lebih
informasi kesehatan dan media tersebut sehingga kecil dari nilai α < 0,05.
mempermudah penerimaan pesan-pesan Penelitian ini sesuai dengan hasil
kesehatan bagi masyarakat. Perkembangan penelitian dimana adanya nilai signifikansi
media informasi juga sebanding dengan 0,016, yang berarti kurang dari 0,05 (0,016<
pengaruhnya yang semakin kuat terhadap dunia 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
globalisasi saat ini. Pengaruh media sekarang Hubungan antara sikap ibu nifas dengan praktik
bahkan turut dalam membentuk karakter, perawatan masa nifas.8
perilaku, hingga gaya hidup seseorang.7 Peran petugas kesehatan yang diharapkan
Asumsi peneliti bahwa semakin banyak yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan
mendapatkan informasi maka semakin banyak kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat
pula yang harus disampaikan ke pasien oleh kesehatan masyarakat. Kemudian informasi dari
petugas kesehatan, sebaliknya jika petugas hanya tenaga kesehatan yang didapat ibu dalam hal ini
sedikit memberikan informasi maka semakin adalah paritas ibu yang mayoritas telah
sedikit juga pasien mendapatkan informasi. mempunyai primipara sehingga dapat bersikap
Selain itu juga didukung oleh hasil penelitian positif terhadap masa nifas sedangkan pengaruh
bahwanya kurangnya media informasi yang dari orang lain berasal dari informasi baik secara
disampaikan atau yang diberikan sehingga langsung yang diperoleh dari dokter atau bidan
pasien kurang memahami tentang maksud pada saat kunjungan maupun melalui media
petugas kesehatan tersebut. masa sehingga ibu dapat bersikap positif
dalam deteksi dini komplikasi masa nifas.9
Tabel 3. Hubungan Sikap Petugas Kensehata Asumsi peneliti bahwa sikap petugas
dengan Peran Petugas Kesehatan dalam kesehatan yang positif dapat meningkatkan
Pengawasan Masa Nifas di Wilayah Kerja pengawasan masa nifas oleh pasien, sebaiknya
Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh Besar jika sikap petugas kesehatan negatif maka pasien
Sikap Petugas Peran Petugas akan merasa tidak menyenangkan dan akhirnya
Kesehatan Kesehatan Dalam
kurang kesadaran pasien dalam melakukan
Pengawasan Masa p
Nifas ∑ perawatan masa nifas. Hal ini mengakibatkan
value
Ada Tidak
pengawasan masa nifas tidak berjalan optimal.
n % n %
Positif 13 81,3 3 18,8 16 0,001 Tabel 4. Hubungan Akses Petugas Kensehata
Negatif 4 20,0 16 80,0 20 dengan Peran Petugas Kesehatan dalam
Jumlah 17 47,2 19 52,8 36 Pengawasan Masa Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh Besar
Akses Petugas Peran Petugas
Kesehatan Kesehatan Dalam
Berdasarkan Tabel 3 di ketahui bahwa Pengawasan Masa p
adanya sikap positif dengan adanya adanya peran Nifas ∑
value
petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas Ada Tidak
sebanyak 81,3%, dan sikap negatif dengan n % n %
adanya peran petugas kesehatan dalam Terjangkau 11 78,6 3 21,4 14 0,008
pengawasan masa nifas sebanyak 20,0%. Tidak 6 27,3 16 72,7 22
Sedangkan sikap negatif dengan tidak ada peran Terjangkau
petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas Jumlah 17 42,2 19 52,8 36
sebanyak 80,0%, dibandingkan sikap positif
dengan tidak adanya peran petugas kesehatan Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
Dalam pengawasan masa nifas sebanyak 18,8%. terjangkaunya akses petugas kesehatan dengan
Berdasarkan hasil uji statistik uji Chi- adanya adanya peran petugas kesehatan dalam
Square dengan tingkat kemaknaan α=0,05 pengawasan masa nifas sebanyak 78,6%, dan
diperoleh nilai p-value 0,001, menunjukan tidak terjangkaunya akses petugas kesehatan
ada hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan adanya peran petugas kesehatan dalam
dengan peran petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas sebanyak 27,3%.
pengawasan masa nifas di Wilayah Kerja Sedangkan tidak terjangkaunya akses petugas
Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar kesehatan dengan tidak ada peran petugas
Tahun 2018. kesehatan dalam pengawasan masa nifas
Hasil analisis menunjukan bahwa ada sebanyak 72,7%, dibandingkan terjangkaunya
hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan akses petugas kesehatan dengan tidak adanya
dengan peran petugas kesehatan dalam
74
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas …
Anwar Arbi, Intan Liana
2019
peran petugas kesehatan dalam pengawasan Glie agar memberikan informasi dalam hal
masa nifas sebanyak 21,4%. pengawasan masa nifas, agar tingkat kesakitan
Berdasarkan hasil uji statistik uji Chi- dapat menurun. Sikap petugas kesehatan yang
Square dengan tingkat kemaknaan α<0,05 harus lebih peduli dengan pasien, kemudian pada
diperoleh nilai p-value 0,008, menunjukan ada akses petugas yang memadai sehingga pasien
hubungan antara akses petugas kesehatan mendapatkan pengawasan masa nifas.
dengan peran petugas kesehatan dalam
pengawasan masa nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2018.
Hasil analisis menunjukan bahwa ada 1. Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan
hubungan antara akses petugas kesehatan dengan Penelitian dan Penembangan Kesehatan
dengan peran petugas kesehatan dalam Kementrian Kesehatan RI. www.depkes.go.id
pengawasan masa nifas, dimana hasil uji statistik (diakses 15 Agustus 2018).
2. Saifuddin, AB., at al. Buku Acuan Nasional
menunjukan bahwa nilai p-value 0,008 lebih Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
kecil dari nilai α < 0,05. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Penelitian ini sesuai dengan hasil 2013
penelitian dimana adanya nilai signifikansi 3. Sulistyawati, A. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
0,028, yang berarti kurang dari 0,05 (0,016< Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi. 2009.
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada 4. Eldawati, S. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Hubungan antara jarak dengan praktik perawatan Ibu Nifas Dengan praktik Perawatan Masa Nifas
masa nifas.8 Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Bulan
Kendala jarak tempuh dapat diatasi jika jamuari-Maret 2015. Badan Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat:
akses menuju puskesmas ini dipermudah dengan Universitas dipenogoro. Jurnal Kesehatan
jalan meningkatkan sarana dan prasarana Masyarakat. 2015; 3(3).
transportasi yang ada. Faktor keterpencilan, sulit, 5. Dinkes Aceh Besar. Profil Kesehatan Kabupaten
dan mahalnya transportasi merupakan hambatan Aceh BesarTahun 2016. Aceh Besar. 2016.
untuk menjangkau Puskesmas sehingga 6. Nurjanah F, Isnaeni Y. Hubungan Peran Petugas
kunjungan masyarakat yang bertempat tinggal Kesehatan dan Media Informasi dengan Perilaku
lebih dekat dari puskesmas lebih banyak jika Seksual Ibu Pascanifas di Puskesmas Mergangsan
dibanding dengan masyarakat yang jaraknya (Doctoral dissertation, STIKES' Aisyiyah
jauh.10 Yogyakarta). 2014
7. Lestari, Y, A. Komunikasi & Konseling dalam
Jarak tempuh yang merupakan Praktik Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
penghalang yang meningkatkan kecenderungan Media. 2010.
penundaan upaya seseorang atau masyarakat 8. Nurjasmi, E. Buku Acuan Midwifery Update.
dalam mencari pelayanan kesehatan. Masyarakat Jakarta: PP IBI. 2016.
diharapkan dapat memanfaatkan pelayanan 9. Setiadi. Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.
kesehatan.10 2008.
Asumsi peneliti bahwa akses petugas 10. Pohan. Jaminan Mutu Layanan kesehatan: dasar-
kesehatan yang terjangkau membuat petugas dasar pengertian dan penerapan .Jakarta: Buku
dapat mellakukan tugasnya yaitu dapat Kedokteran EGC. 2007.
melakukan pengawasan masa nifas dengan
sebaiknya, sebaliknya jika akses petugas
kesehatan tidak terjangkau maka tingkat
pengawasan masa nifas kurang dilakukan. Hal
ini membuat pasien kurang melakukan
perawatan masa nifas.
KESIMPULAN
75
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.185
ABSTRAK
Latar Belakang: Hasil pemeriksaan dan wawancara awal oleh peneliti terhadap 30 orang murid SMPN 1 Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar peroleh rata-rata DMF-T/def-t mencapai 2,02 (kategori rendah), yang berpengetahuan rendah
tentang jenis jajanan berjumlah 12 murid (40%) dan yang berpengetahuan tinggi tentang jenis jajanan berjumlah 18
murid (60%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan dengan
karies gigi pada murid SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid di SMPN 1 Peukan Bada
sebanyak 372 murid. Pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional sampling yaitu berjumlah 79 murid.
Hasil: murid yang memiliki pengetahuan tinggi dengan kriteria karies sedang berjumlah 17 orang (29,8%). Hasil uji
statistik didapat nilai p sebesar 0,196 sedangkan α = 0,05 dan df = 4. Oleh karena p > α, sehingga Ha ditolak, yaitu
tidak ada hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan dengan karies gigi pada Murid SMPN 1 Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2018.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan dengan karies gigi pada Murid SMPN 1
Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar..
ABSTRACT
Background: Test results and initial interviews by the investigators of the 30 students of SMPN 1Peukan Bada, Aceh
Besar gained an average of DMF-T / def-t reaches 2.02 (low category), the lower knowledgeable about the types of
snacks were 12 pupils (40%) and the high knowledgeable about the types of snacks were 18 pupils (60%). This study
aims to determine the relationship of knowledge about the types of snacks children with dental caries in the SMPN 1
students Peukan Bada, Aceh Besar.
Methods: This study was analytical, The population in this study were all students at SMPN 1 Peukan Bada many as
372 students. Sampling by using proportional sampling is numbered 79 students.
Results: The results showed that students who have a high knowledge with caries criteria were numbered
17 people (29.8%). Statistical test results obtained p value of 0.196, while α = 0.05 and df = 4. Therefore
p> α, so that Ha rejected, there is no relationship of knowledge about the types of snacks children with
dental caries in students SMPN 1Peukan Bada, Aceh Besar.
Conclusion: No relationship of knowledge about the types of snacks children with dental caries in the SMPN 1 Peukan
Bada, Aceh Besar district..
76
Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Jenis Jajanan dengan Karies Gigi …
Ratna Wilis, Wirza
2019
77
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
jajanan dengan karies gigi pada murid SMPN 1 nilai p sebesar 0,196 sedangkan α = 0,05 dan df
Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. = 4. Oleh karena p > α, sehingga Ha ditolak, yaitu
tidak ada hubungan pengetahuan anak tentang
METODE jenis jajanan dengan karies gigi pada Murid
SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
Penelitian ini bersifat analitik, dengan Peneliti berpendapat meskipun anak
pendekatan cross sectional untuk mengetahui memiliki pengetahuan tentang jenis jajanan, hal
hubungan pengetahuan anak tentang jenis ini tidak mempengaruhi karies gigi anak. Apabila
jajanan dengan karies gigi pada murid SMPN pengetahuan tidak dibarengi dengan sikap dan
1Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Populasi tindakan dalam melakukan perilaku
dalam penelitian ini adalah seluruh murid di mengonsumsi berbagai jenis jajanan sehingga
SMPN 1 Peukan Bada sebanyak 372 murid. dapat menyebabkan karies gigi. Hal ini sesuai
Pengambilan sampel dengan menggunakan dengan teori yang menyatakan bahwa
proporsional sampling yaitu berjumlah 79 pengetahuan yang cenderung baik, kurang
murid.Variabel independen (pengaruh) yaitu: memotivasi untuk bersikap dan melakukan
pengetahuan tentang jenis jajanandan variabel tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut,
dependen (terpengaruh) yaitu: karies gigi sehingga status kesehatan gigi dan mulut relatif
Intrumen yang digunakan dalam rendah dengan banyaknya timbul karies gigi.10
penelitian ini adalah kuesioner, kartu status Pengetahuan mengenai kesehatan gigi
pasien dan diagnosa set. Analisis data pada juga merupakan faktor penting dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik dengan mempengaruhi terjadinya karies, kurangnya
uji chi square p<0,05 kesadaran, serta perilaku yang mempengaruhi
baik buruknya kebersihan gigi dan mulut sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN mempengaruhi tingkat karies gigi.11
Pengetahuan anak tentang jenis jajanan
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 tidak berhubungan secara langsung dengan status
Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dengan karies gigi karena pengetahuan tinggi saja belum
jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden cukup untuk mempengaruhi status karies gigi
adalah 79 murid. Berdasarkan pengolahan data anak jika pengetahuan tersebut belum diterapkan
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 1. dalam perilaku sehari-hari, artinya karies gigi
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa dari 79 anak tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan
responden ternyata paling banyak adalah yang tentang jenis jajanan, terdapat faktor lain yang
berpengetahuan tinggi tentang jenis jajanan dapat mempengaruhi kejadian karies gigi seperti
berjumlah 57 murid (72,2%), serta indeks paling frekuensi makan, tingkat konsumsi makanan
banyak pada kriteria karies sedang sebanyak 23 kariogenik, makanan yang mudah lengket dan
orang (29,1%). menempel di gigi seperti permen dan coklat yang
Hubungan antara variabel independen memudahkan terjadinya karies. Sesuai dengan
yaitu, Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa teori yang menyatakan pengetahuan kesehatan
murid yang memiliki pengetahuan tinggi dengan gigi seseorang tidak berhubungan secara
kriteria karies sedang berjumlah 17 orang langsung dengan status karies giginya.12
(29,8%). Berdasarkan uji Chi Square didapat
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan
dengan karies gigi pada Murid SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
78
Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Jenis Jajanan dengan Karies Gigi …
Ratna Wilis, Wirza
2019
79
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
12. Nurianti I, Bako AD. Hubungan Perilaku 15. Mamengko W, Kawengian SE, Siagian KV.
Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Gambaran konsumsi jajanan dan status karies
Kejadian Karies Gigi Anak di SD Cinta Rakyat pada anak usia 3-5 tahun di Kelurahan Rinegetan
4 Kelas IV dan V. Jurnal Penelitian Kesmasy. Kecamatan Tondano Barat. e-GiGi. 2016;4(1).
2018 Oct 18;1(1):9-13. 16. Kartikasari HY, Nuryanto N. Hubungan
13. Sukarsih S, Silfia A, Febrianti S. Hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian
Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan karies gigi dan status gizi pada anak kelas III dan
Kesehatan Gigi Dengan Status Karies Pada IV SDN Kadipaten I dan II Kabupaten
Anak TK Al-Hikmah Kota Jambi Tahun 2018. Bojonegoro (Doctoral dissertation, Diponegoro
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana University).
of Journal Public Health). 2018 Dec
31;2(2):131-8.
14. Kusumawardani E. Buruknya kesehatan gigi dan
mulut. Hanggar korektor, Yogyakarta. 2011.
80
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.214
Ruwayda*, Nurmisih
ABSTRAK
Latar Belakang: Angka kejadian anemia di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Anemia merupakan
penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Anemia yang sering terjadi pada kehamilan
adalah anemia defisiensi zat Fe. Status gizi yang kurang dapat menjadi predisposisi anemia ibu hamil di Indonesia yang
salah satu indikatornya dapat diketahui dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA). Penelitan ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kecukupan konsumsi Fe, pola makan dan ukuran LILA dengan anemia ibu hamil di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi
Metode Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi sebanyak 526 orang dengan jumlah sampel
97 ibu hamil yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat. Teknik pengambilan
sampel secara quota sampling. Responden merupakan wanita hamil yang mendatangi poli Kesehatan Ibu Anak
Puskesmas Simpang Kawat.
Hasil: Sebanyak 72 (74,2%) responden mengalami anemia. Ada hubungan kecukupan konsumsi tablet Fe dengan
anemia ibu hamil (p=0,006) dan tidak terdapat hubungan pola makan (p=0,279) dan ukuran LILA dengan anemia ibu
hamil (p=0,178).
Kesimpulan: Ada hubungan kecukupan konsumsi tablet Fe dengan anemia ibu hamil dan tidak terdapat hubungan pola
makan dan ukuran LILA dengan anemia ibu hamil
ABSTRACT
Background: The incidence rate of anemia in Indonesia shows a high value. Anemia is a decrease in the quantity or
quality of red blood cells in the circulation. Anemia that often occurs in pregnancy is iron deficiency anemia. Deficiency
of nutritional status could be the predispotitional factor of anemia in pregnancy in Indonesia. One of the indicator of
nutritional status is the measurement of Middle Upper Arm Circumference MUAC) level. This research was aimed to
determine the the relationship between Fe adequacy, dietary pattern and Middle Upper Arm Circumference (MUAC)
level with anemia in pregnancy at Puskesmas Simpang Kawat Jambi city.
Methods: This research was a descriptive research with crosssectional design. A total of 97 respondents were recruited
from a population of 526 using quota sampling. The respondent was pregnant women who visited the maternal and
child health room of Puskesmas Simpang Kawat Jambi City.
Results: The results showed that 72 respondents had anemia (74,2%). There was a correlation of Fe tablet
consumption with anemia in pregnant women (p = 0,006). But no association were found between dietary
pattern (p = 0,279) and middle upper arm circumference level (p = 0,178) with anemia in pregnant women.
Conclusion: consumption of Fe tablet was associated with anemia in pregnant women, but no association
were found between dietary pattern and middle upper arm circumference level with anemia in pregnant
women.
81
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
82
Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil …
Ruwayda, Nurmisih
2019
urine, dan kulit), juga dibutuhkan untuk defisiensi besi dan perdarahan akut. Bahkan
keperluan pembentukan sel-sel darah yang tidak jarang keduanya saling berinteraksi.2
bertambah banyak serta kebutuhan plasenta dan Keteraturan ibu hamil dalam
janin dalam kandungan. Di negara-negara sedang mengkonsumsi tablet Fe dalam hal ini sangat
berkembang termasuk Indonesia banyak wanita berpengaruh karena efek samping tablet Fe yang
yang memasuki masa kehamilan dengan mengganggu sehingga orang cenderung menolak
cadangan zat besi dalam tubuhnya hanya sedikit tablet Fe yang diberikan, efek samping tersebut
dan sebagian lagi menderita kurang anemia zat dapat berupa pengaruh yang tidak
besi. Wanita-wanita tersebut pada kehamilannya menyenangkan seperti rasa tidak enak di ulu hati,
akan mempunyai kadar hemoglobin kurang dari mual, muntah dan diare (terkadang juga
normal (< 11 gr/dl) untuk keadaan ini, WHO konstipasi) penyulit ini tidak jarang
menganjurkan untuk memberikan suplementasi menyusutkan ketaatan pasien selama pengobatan
kepada ibu hamil, karena keperluan zat besi pada berlangsung. Penolakan tersebut sebenarnya
masa hamil tidak hanya dapat dipenuhi hanya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa
dari makanan saja. Ibu hamil hanya disarankan selama kehamilan mereka memerlukan
untuk minum pil besi salama tiga bulan yang tambahan zat besi, jika situasi ini berkembang,
harus diminum setiap hari. Pil ini dibagikan dosis sebaiknya diturunkan sampai pengaruh itu
secara gratis melalui kegiatan posyandu. Selain lenyap. Sementara itu, ibu hendaknya diberi
itu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi pengertian bahwa pengaruh yang tidak
anemia antara lain dengan memperbaiki menu menyenangkan tidak ada artinya jika
makan. Dengan mengkonsumsi daging, ikan dan dibandingkan dengan besarnya manfaat zat besi
ayam serta makanan yang banyak mengandung dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu
vitamin C untuk membantu penyerapan besi.1 penyebab anemia pada ibu hamil adalah
Walaupun terdapat sumber makanan defisiensi zat besi, suplemen zat besi atau
nabati yang kaya besi seperti daun singkong, pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya
kangkung dan sayuran berwarna hijau lainnya, penting dalam mencegah dan menanggulangi
namun zat Fe dalam makanan tersebut lebih sulit anemia.4
penyerapannya. Dibutuhkan porsi yang besar Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
dari sumber nabati tersebut untuk mencukupi diperlukan dalam pelaksanaan program KIE gizi
kebutuhan zat sehingga dalam kondisi kebutuhan bagi ibu hamil. Ukuran lila normal adalah di atas
Fe tidak terpenuhi dari makanan, maka pilihan 23,5 cm, ibu dengan ukuran lila dibawah 23,5 cm
untuk memberikan tablet besi folat dan sirup besi menunjukkan adanya kekurangan energi kronis.5
guna mencegah dan menanggulangi anemia Berdasarkan data yang didapat dari dinas
menjadi sangat efektif dan efisien. Selain itu kesehatan kota Jambi bahwa kejadian anemia di
didaerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil kota Jambi bervariasi dari puskesmas ke
dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, puskesmas lainnya. Dari 20 puskesmas yang ada
kehamilan dan persalinan dengan jarak yang di Kota Jambi kejadian anemia paling banyak
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan adalah puskesmas Simpang Kawat yaitu dari 526
dan tingkat sosial ekonomi rendah.2 ibu hamil yang diperiksa kadar Hb nya, terdapat
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil 193 (36,7%) ibu hamil yang mempunyai kadar
merupakan problema kesehatan yang dialami Hb < 11 gr % atau anemia . Data pengukuran
oleh wanita seluruh dunia termasuk di negara LILA dari 526 ibu hamil yang diukur LILA,
berkembang. Badan kesehatan dunia, WHO, terdapat 25 orang (%) ibu yang LILA < 23,5 cm.6
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil Pada survey awal yang dilakukan pada 2
yang mengalami defisiensi Fe sekitar 20% orang ibu hamil, diketahui satu orang ibu
sampai 89% serta semakin meningkat seiring mengatakan tidak teratur mengkonsumsi tablet fe
dengan bertambahnya usia kehamilan.2 karena lupa, sedangkan 1 orang ibu hamil
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mengatakan sudah teratur mengkonsumsi tablet
mempunyai dampak buruk baik pada ibunya fe nya hanya saja ukuran lingkar lengannya
maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan masih dibawah 23,5 cm. Ibu hamil yang
anemia berat lebih memungkinkan terjadinya mengkonsumsi tablet Fe secara teratur masih
partus prematur dan memiliki bayi dengan berat mengalami anemia apalagi pada ibu hamil yang
badan lahir rendah serta dapat meningkatkan tidak mengkonsumsi tablet Fe secara teratur.
kematian perinatal. Menurut WHO 40% Berdasarkan data dan survey awal penulis akan
kematian ibu di negara berkembang dikaitkan melakukan penelitian tentang hubungan
dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan kecukupan konsumsi Tablet Fe, pola makan dan
anemia pada kehamilan disebabkan oleh ukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan
83
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
anemia ibu hamil di Puskesmas Simpang Kawat Berdasarkan hasil penelitian yang
Kota Jambi Tahun 2017. ditampilkan pada tabel 2, diketahui distribusi
anemia ibu hamil di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi sebagian besar responden mengalami
METODE anemia yaitu sebanyak 72 orang (74,2 %).
Berdasarkan kecukupan Konsumsi Fe, pola
Penelitian ini menggunakan rancangan makan dan ukuran LILA dapat diketahui bahwa
cross sectional, bertujuan untuk mengetahui sebagian responden cukup dalam mengkonsumsi
hubungan kecukupan konsumsi tablet Fe, pola tablet Fe yaitu sebanyak 53 responden (54,64%),
makan dan ukuran LILA dengan anemia pada ibu dan sebagian besar memiliki pola makan yang
hamil di Puskesmas Simpang Kawat, yang baik sebanyak 86 responden (88,66%) dan
dilaksanakan pada bulan Mei s/d Agustus 2017. sebagian responden memiliki ukuran lingkar
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 526 ibu lengan atas (LILA) ≥ 23,5 cm sebanyak 85 org
hamil, sampel sebanyak 97 orang ibu hamil, (87,63 %).
diambil secara quota sampling. Data untuk
variabel anemia diperoleh melalui pemeriksaan Tabel 2. Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola
kadar hemoglobin dan pengukuran lingkar Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu
lengan atas (LILA) responden, sedangkan untuk Hamil di PKM Simpang Kawat Kota Jambi Tahun
2017
variabel kecukupan konsumsi tablet Fe dan pola Variabel Anemia Ibu Hamil Jlh % p value
makan diukur melalui pengisian kuesioner. Anemia % Tidak %
Instrumen penelitian untuk variabel pola makan Anemia
menggunakan Food Frequency (FFQ). Konsumsi 0,006
Fe
Tidak 39 88,6 5 11,4 44 100
Cukup
HASIL DAN PEMBAHASAN Cukup 33 62,3 20 37,7 53 100
jumlah 72 74,2 25 25,8
Berdasarkan hasil penelitian yang Pola 0,279
ditampilkan pada tabel 1, distribusi responden Makan
Kurang 10 90,9 1 9,1 11 100
berdasarkan karakteristik responden diketahui Baik
bahwa sebagian responden berada dalam rentang Baik 62 72,1 24 27,9 86 100
usia 20-35 tahun sebanyak 85 orang (87,6%), jumlah 72 74,2 25 25,8
mayoritas memiliki pendidikan ≥ SMA sebanyak Ukuran 0,178
LILA
78 orang (80,4%), pekerjaan terbanyak yaitu ibu
KEK (< 11 91,7 1 8,3 12 100
rumah tangga sebanyak 76 orang (78,4%), 23,5 cm)
sedangkan berdasarkan gravida terbanyak adalah Tidak KEK 61 71,8 24 28,2 85 100
kehamilan 2-3 yaitu 55 orang (56,7 %). ( ≥23,5 cm)
jumlah 72 74,2 25 25,8
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di
PKM Simpang Kawat Tahun 2017 Pada penelitian ini sebagian besar
No Karakteristik Jumlah responden mengalami anemia. Hal ini
f % dikarenakan rata-rata memasuki trimester II dan
1 Usia III, dimana ibu hamil mengalami proses
< 20 Tahun 1 1,1 pengenceran darah (hemodilusi) akibat suplai
20-35 20-35 Tahun 85 87,6 darah ke janin. Terjadi peningkatn daya
>35 Tahun 11 11,3
metabolisme energi selama kehamilan, selama
kehamilan juga terjadi proses pertumbuhan dan
2 Pendidikan
< SMA 19 19,6 pematangan janin dan plasenta yang
≥ SMA 78 80,4 menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis
peredaran darah selama kehamilan.3
Secara umum peredaran darah
3 Pekerjaan dipengaruhi beberapa faktor antara lain
PNS 9 9,3
bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
SWASTA 9 9,3
BURUH/DAGANG 3 3,0 dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan
IRT 76 78,4 mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32
4 Gravida dan 36 minggu, secara fisiologis pengenceran
1 29 29,9 darah ini untuk membantu meringankan kerja
2-3 55 56,7 jantung yang semakin berat dengan adanya
>3 13 13,4 kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan
84
Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil …
Ruwayda, Nurmisih
2019
dengan kehamilan karena perubahan sirkulasi besi merupakan tingkatan terakhir dari defisiensi
yang makin meningkat terhadap plasenta dan besi. Cadangan besi sangat menurun bahkan bisa
pertumbuhan payudara. Volume plasma tidak ada sama sekali. Terjadi perubahan
meningkat 45% dimulai trimester II kehamilan biokimia tubuh seperti besi serum sangat
dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan menurun, kadar hb menurun dan terjadi
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit pengingkatan jumlah FEP, sudah kelihatan
menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan gejala klinis dan terjadi perubahan pada epitel.
setelah melahirkan.7 Pada tingkat ini sudah terjadi anemia.8
Hemoglobin merupakan indikator yang Anemia besi adalah anemia yang
digunakan untuk mengetahui kekurangan besi. disebabkan kekurangan zat besi, hal ini
Nilai hemoglobin berguna untuk mengetahui disebabkan oleh kekurangan konsumsi zat besi
beratnya anemia dan nilai hemoglobin rendah dan dapat juga disebabkan rendahnya tingkat
menggambarkan kekurangan besi.8 Metode yang absorpsi zat besi akibat dari rendahnya konsumsi
digunakan dalam pengukuran Hemoglobin zat yang dapat membantu absoprsi zat besi serta
antara lain metode sahli dan metode tngginya konsumsi zat yang menghambat absorsi
cyanmethemoglobin.9 zat besi.1
Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat Penelitian Indahswari menunjukkan ada
besi karena pada ibu hamil terjadi peningkatan hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi
kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat zat besi non heme dengan kejadian anemia pada
peningkatan volume darah tanpa ekspansi wanita prakonsepsi di kecamatan ujung tanah
volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu dan kecamatan biringkanaya kota Makassar,
(mencegah kehilangan darah pada saat namun tidak terdapat hubungan frekuensi
melahirkan) dan pertumbuhan janin.2 konsumsi makanan yang mengandung zat besi
Konsumsi tablet tambah darah ibu hamil heme, frekuensi makanan yang mengandung
sudah mencukupi apabila ibu hamil telah pelancar absorpsi zat besi, makanan penghambat
mengkonsumsi sebanyak 90 tablet TTD yang absorpsi dengan kejadian anemia ibu hamil.11
mengandung 60 mg elemental iron dan 0,25 % Kecenderungan ibu hamil yang
asam folat yang diminum satu tablet sehari.1 mengkonsumsi tablet Fe baik (≥ 90 tablet)
Distribusi hubungan kecukupan konsumsi memiliki risiko kejadian anemia lebih rendah
fe dengan anemia ibu hamil di Puskesmas dibandingkan ibu yang mengkonsumsi tablet Fe
Simpang kawat Kota Jambi pada tabel 2 < 90 tablet di wilayah kerja Puskesmas Tawang
menunjukkan bahwa dari 44 responden yang sari Sukoharjo dengan ( α 0,044).13
tidak cukup mengkonsumsi tablet Fe, yang Penelitian Alizadeh et.al menunjukkkan
mengalami anemia sebanyak 39 orang (88,66%), ada perbedaan signifikan pada 2 kelompok yang
dari 53 responden yang cukup mengkonsumsi diberikan tablet Fe dan plasebo mulai dari
tablet Fe, yang mengalami anemia sebanyak 33 kehamilan 20 minggu sampai trimester akhir,
orang (62,3 %). Berdasarkan uji statistik menujukkan perbedaan kadar Hemoglobin
diketahui ada hubungan kecukupan konsumsi Fe (p=0/03) dan ferritin (p=0/04).14
dengan anemia ibu hamil dengan p value sebesar Hal ini diperkuat dengan penelitian Taye
0,006 (< α 0,05). dari 628 responden yang diberikan suplementasi
Kecukupan konsumsi tablet Fe tablet besi, menunjukkan ada hubungan umur,
mempunyai hubungan dengan kejadian anemia pendidikan dan pengetahuan tentang konsumsi
ibu hamil, karena anemia defisiensi besi Fe serta riwayat anemia dengan pemberian
merupakan masalah yang paling banyak terjadi. suplementasi Fe ibu hamil.15
Defisiensi besi adalah berkurangnya jumlah besi Adapun hubungan pola makan dengan
yang ada dalam tubuh. Pada tingkat awal anemia ibu hamil di PKM Simpang Kawat Kota
cadangan besi di retikulo endotelial menurun Jambi ditemukan bahwa dari 11 responden yang
akibatnya kadar feritin plasma menurun dan memiliki pola makan kurang baik, terdapat 10
berdampak pada peningkatan absorpsi zat besi. responden yang mengalami anemia (90,9%), dan
Kadar hb dan besi serum menurun tetapi belum dari 86 rsponden yang memiliki pola makan yang
terjadi perubahan biokimia dan belum baik yang mengalami anemia sebanayak 62
memperlihatkan gejala klinis. Pada tingkat laten orang (72,1 %). Berdasarkan uji statistik
cadangan besi di retikulo endotelial menurun dan diketahui tidak ada hubungan pola makan dengan
serum feritin juga mengalami penurunan terjadi anemia ibu hamil di PKM Simpang Kawat Kota
perubahan biokimia tubuh yaitu besi serum Jambi Tahun 2017 dengan p value sebesar 0,279
menurun dan terjadi peningkatan free (> α 0,05).
eriyhtrocyte protophorphyrin (FEP) tetapi kadar Pola makan yang salah membawa
Hb masih normal. Pada tingkat anemia defisiensi dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara
85
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
lain anemia, pertambahan berat badan yang anemia pada ibu hamil. Oleh karena itu tidak
kurang pada ibu hamil dan gangguan dapat ditentukan secara tunggal penyebab
pertumbuhan janin. Penyebab langsung anemia yang terjadi pada masing masing ibu
terjadinya anemia antara lain defisiensi asupan hamil.20
gizi dari makanan (zat besi, asam folat, protein,
vitamin C, riboflavin, vitamin A, seng dan
Vitamin B12), konsumsi zat-zat penghambat
penyerapan besi, penyakit infeksi, malabsorpsi, KESIMPULAN
perdarahan dan peningkatan kebutuhan selama
kehamilan.10 Berdasarkan hasil penelitian di
Hasil penelitian ini berbeda dengan yang Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi tahun
ditemukan pada penelitian sebelumnya di 2017, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus yang (74,2 %) ibu hamil mengalami anemia. Terdapat
menunjukkan ada hubungan pola makan hubungan antara konsumsi Fe dengan anemia
(kuantitas makanan, jenis makanan dan cara pada ibu hamil. Pola makan dan ukuran LILA
memasak makanan) dengan terjadinya anemia tidak berhubungan dengan kejadian anemia pada
pada ibu hamil.13 ibu hamil.
Hubungan pola makan dengan kejadian Diharapkan hasil penelitian ini sebagai
anemia ibu hamil Trimester III juga ditemukan di masukan untuk menyusun kebijakan dalam
di Puskemas Pleret bantul.16 Ditemukan pula peningkatan pelayanan pada ibu hamil,
hubungan frekuensi makan dan jenis makanan khususnya pemantauan kecukupan konsumsi
dengan kejadian anemia di wilayah kerja tablet Fe dalam menurunkan kasus anemia pada
Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar.10 ibu hamil di Kota Jambi. Disarankan kepada
Hubungan ukuran LILA dengan anemia pihak Puskesmas khususnya petugas kesehatan
ibu Hamil di PKM Simpang Kawat Kota Jambi untuk memantau kecukupan konsumsi tablet Fe
Tahun 2017 diketahui dari 12 responden yang dan menangani kejadian anemia pada ibu hamil
memiliki ukuran LILA KEK, yang mengalami di wilayah kerja Puskesmas.
anemia sebanyak 11 orang (91,7%), dan dari 85
responden dengan ukuran LILA ≥ 23,5 cm yang
mengalami anemia sebanyak 61 orang (71,8 %). DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan uji statistik diketahui tidak ada
hubungan ukuran lingkar lengan atas (LILA) 1. Kemenkes RI. Pedoman Penatalaksanaan
dengan anemia ibu hamil di Puskesmas Simpang Pemberian Tablet Tambah Darah. Jakarta:
Kawat Kota Jambi dengan p value sebesar 0,178 Kementrian Kesehatan RI. 2015.
(> α 0,05). 2. Manuaba IB. Gawat darurat obstetri ginekologi
dan obstetri ginekologi sosial untuk profesi bidan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan Jakarta: EGC. 2008:296-99.
penelitian Saaka et. al pada 400 ibu hamil yang 3. Tarwoto dan Wasnidar. Buku saku anemia pada
menunjukkan bahwa walaupun tidak terdapat ibu hamil dan konsep penatalaksanaan. Jakarta :
hubungan pola makan wanita hamil pada daerah Trans Info Media. 2007.
pedesaan di Ghana dengan anemia, akan tetapi 4. Arisman MB. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur
ada hubungan ukuran lingkar lengan atas (Mid Kehidupan. Edisi-2. Jakarta: EGC. 2010.
Upper Arm Circumference), usia kehamilan dan 5. Sulistyoningsih, H. Gizi untuk Kesehatan ibu dan
frekuensi ANC dengan anemia ibu hamil.17 anak, Jogyakarta: Graha Ilmu. 2011.
Penelitian lainnya yang dilakukan di 6. Dinas Kesehatan Kota Jambi. Laporan Hasil
Kegiatan Program Ibu dan Anak di Kota Jambi,
Ethiopia, menunjukkan bahwa status trimester, Dinkes Kota. Jambi. 2016.
gravida, pemberian suplemen besi dan ukuran 7. Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan, YBPSP Jakarta.
LILA berhubungan secara signifikan dengan 2010.
kejadian anemia pada ibu hamil.18 BMI dan 8. Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia
LILA juga ditemukan berhubungan signifikan Pustaka Utama Jakarta. 2005.
dengan anemia pada mahasiswa wanita di 9. Supariasa,I.D.N dkk, 2012,Penilaian Status Gizi,
Pakistan.19 EGC, Jakarta
Anemia pada ibu hamil dapat terjadi 10. Pertiwi, A, 2013, Hubungan antara Pol Makan
dengan penyebab yang multifaktorial. dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo karang Anyar,
Meningkatnya volume darah saat kehamilan Skripsi Universitas Uhammmadyah Surakarta.
menyebabkan meningkat pula kebutuhan zat besi 11. Indahswari, L, Thaha,A Razak, Syam, A (2013)
tubuh. Usia ibu hamil maupun usia kehamilan, Hubungan Pola Konsumsi dengan kejadian
status gravida, asupan zat besi, kondisi hormonal anemia pada wanita prakkonsepsi di kecamatan
dan pola makan juga mempengaruhi kondisi Ujung Tanah dan kecamatan Biringkanaya Kota
86
Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil …
Ruwayda, Nurmisih
2019
87
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.220
ABSTRAK
Latar belakang: Nyeri sendi merupakan penyakit yang banyak diderita pada lansia, sehingga perlu mendapatkan
perhatian melalui penatalaksanaan manajemen nyeri. Salah satu terapi komplementer yang telah dikembangkan dan
dapat menjadi alternatif pengurangan penggunaan terapi farmakologi dengan pengelolaan alam bawah sadar yaitu
hipnoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap skala nyeri sendi pada lansia.
Metode: Desain penelitian adalah quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test- post test. Penelitian
dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2018, dengan jumlah sampel 20 orang lansia yang menderita nyeri
sendi. Sampel dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Verbal Descriptor Scale.
Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test untuk membandingkan perbedaan rerata nyeri sebelum
dan sesudah intervensi.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rerata nyeri pada lansia sebelum dan sesudah intervensi hipnoterapi
(nilai p 0,000 ˂ α 0,05; CI 4,844 – 5,956).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan
nyeri sendi pada lansia.
ABSTRACT
Background: Joint pain is a disease that is much suffered in the elderly, so it is necessary to get attention through pain
management treatment. One of the complementary therapies that have been developed and can be an alternative
reduction of the use of pharmacological therapy with the management of the unconscious is hypnotherapy. This study
aims to determine the influence of hypnotherapy on the joint pain scale in the elderly.
Method: This research was a quasi-experiment with one group pre-test-post test design. The study was conducted
from August to September 2018, a total of 20 elderly people suffering from joint pain were recruited for the research
using purposive sampling method. Data was collected using Verbal Descriptor Scale followed by statistic analisis using
the Wilcoxon Signed Ranks Test to compared the average difference in pain before and after the intervention.
Results: The results showed no difference in the average pain in the elderly before and after the hypnotherapy
intervention (p 0.000 ˂ α 0.05; CI 4.844 – 5.956).
Conclusion: Based on the results of the study it can be concluded that there was a hypnotherapy influence on the
decrease in joint pain in the elderly.
88
Penatalaksanaan Nyeri Sendi pada Lansia Menggunakan Teknik Hipnoterapi …
Abbasiah, Gusti Lestari Handayani, Sovia
2019
89
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
Hipnoterapi merupakan terapi alternatif self hypnosis pada lansia agar dapat menurunkan
nonfarmakologi yang dikembangkan saat ini. skala nyeri secara mandiri. Hal ini didukung oleh
Cara kerja hipnoterapi dalam pengontrolan nyeri hasil penelitian Etkins, et., al.5 Fokus hipnosis
yaitu dengan menstimulasi alam bawah sadar. dalam pengobatan nyeri kronis juga sering
Pada saat proses stimulasi, otak akan melepaskan melibatkan mengajar pasien self-hypnosis atau
neurotransmitter yaitu endorphin sebagai zat menyediakan rekaman kaset dari sesi hipnosis
kimia yang terdapat di otak. Endorphin memiliki yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa
fingsi merubah penerimaan individu terhadap sakit setiap hari di luar sesi. Hal ini penting
sakit atau gejala fisik lainnya melalui karena dengan hypnosis mampu memodulasi
peningkatan mood.11 sistem kerja otak yang mempersepsikan rasa
Relaksasi dan persepsi positif dihasilkan nyeri.15
oleh kerja otak baik aspek kognitif maupun
emosi yang dipengaruhi oleh hipnoterapi.
Kondisi psikologis lansia dimanfaatkan untuk KESIMPULAN
merubah persepsi sakit atau nyeri menjadi rasa
nyaman melalui Hipnoterapi.12 Terapi keperawatan komplementer
Hipnoterapi merupakan proses merubah hipnoterapi terbukti dapat menurunkan skala
kondisi stadium normal ke stadium hipnosis, nyeri sendi pada lansia di Panti Sosial Tresna
yaitu dimana kondisi seseorang menjadi lebih Wredha Jambi. Hipnoterapi dapat dijadikan salah
sugestif, yang meningkatkan penerimaan satu alternative pengobatan non farmakologis
terhadap saran- saran yang diubah menjadi nilai dalam mengatasi nyeri.
baru. Pada kondisi relaksasi, hipnoterapi
memfasilitasi individu untuk melakukan
relaksasi progresif. Pada keadaan tersebut DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan tubuh akan oksigen menjadi
berkurang. 1. Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.
Kondisi relaksasi yang lebih dalam akan Jakarta: EGC.2012
dirasakan responden saat memasuki tahap 2. Potter PA, Perry AG. Fundamental Keperawatan,
deepening. Hal ini terjadi dikarenakan penurunan Ed.7. Terjemahan oleh Diah Nur Fitri, Onny
Tampubolon, Farah Diba, Jakarta : Salemba
kebutuhan tubuh akan oksigen yang diikuti Medika. 2010.
dengan rileksnya otot-otot tubuh, sehingga 3. Astin JA. Why patients use alternative medicine:
menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.11 Results of a national study. Journal of the
Pada kondisi ini, gerbang pikiran bawah sadar American Medical Association 1998;279:1548–
akan terbuka secara alamiah, sehingga sugesti 1553.
yang diberikan therapist lebih mudah untuk 4. Eisenberg DM, Kessler RC, Foster C, Norlock
diterima. Kondisi rileks juga menyebabkan FE, Calkins DR, Delbanco TL. Unconventional
gerbang nyeri yang disebut substansia gelatinosa medicine in the United States. Prevalence, costs,
pada kornu dorsalis medulla spinalis tertutup, and patterns of use. New England Journal of
Medicine 1993;328:246–252.
impuls nyeri yang ditransmisikan ke otak 5. Etkins, et., al, 2007.Hypnotherapy for
menjadi berkurang. Hal ini berdampak pada management of Chronic Pain. Int J Clin Exp
berkurang atau hilangnya perssepsi nyeri. Hypn. 2007 July ; 55(3): 275–287.
Hasil penelitian menunjukkan, lama 6. Data Survei. Panti Sosial Tresna Wredha Jambi.
waktu efektif dari intervensi hipnoterapi adalah 2018.
5-8 jam. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian 7. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Hastuti, dan hasil penelitian Yanti dkk, yang Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alpabeta. 2012.
melakukan pemberian hipnoterapi pada pasien 8. Smeltzer and Bare. Brunner & Suddart Buku Ajar
fraktur ekstremitas di Rumah Sakit Muntilan dan Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3 Edisi 8.
Jakarta: EGC. 2002.
yang diberikan kepada anak usia sekolah pasca 9. Well & Melzack’s. Text book of pain, sixth
pembedahan di RSUP Fatmawati, hanya Edition. McMahon. Stephen B. FMedSci, FSB
berlangsung selama 6-8 jam.10,13 Saunders, an impirint of Elsevier Ltd; 2013
Hipnosis yang dilakukan pada pasien 10. Hastuti NP. Pengaruh hipnoterapi terhadap
lansia dapat pula membantu meningkatkan perubahan skala nyeri pasien fraktur ekstremitas di
suasana hati pasien sehingga pasien dapat lebih ruang bedah RSU Muntilan. 2011.
fokus dalam meningkatkan kesehatannya serta 11. Rankin-Box, D., & Williamson, E.M.
menunjukkan tidak adanya efek samping pada Complementary medicine: A guide for
penggunaan terapi hipnoterapi selama bulan.14 pharmacists. London: Churchill Livingstone.
2006.
Hasil penelitian ini masih perlu 12. Cawthorn, A., & Mackereth, P. A. Integrative
ditindaklanjuti dengan memberikan pelatihan hypnotherapy. Complementary approaches in
90
Penatalaksanaan Nyeri Sendi pada Lansia Menggunakan Teknik Hipnoterapi …
Abbasiah, Gusti Lestari Handayani, Sovia
2019
91
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.219
ABSTRAK
Latar Belakang: Perdarahan postpartum primer yang terjadi dalam 24 jam pertama, merupakan penyebab tertinggi
kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
perdarahan postpartum primer di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019.
Metode: Penelitian ini merupakan survey analitik dengan metode observasional menggunakan pendekatan case
control. Sampel kasus sebanyak 48 diambil secara total sampling yang merupakan jumlah kasus yang ditemukan tahun
2013-2018 dan sampel kontrol sebanyak 48 diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan perbandingan
jumlah 1:1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat.
Hasil: Sebagian responden berada pada umur dan paritas yang berisiko serta mengalami anemia dan hasil bivariat
menunjukkan umur (p-value= 0,002 dan OR=4,109), paritas (p-value=0,000 dan OR=7,400), anemia (p-value=0,000
dan OR=14,224) memiliki hubungan bermakna dengan kejadian perdarahan postpartum primer.
Kesimpulan: Umur, paritas dan anemia merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian
perdarahan postpartum primer di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi.
ABSTRACT
Background: Primary postpartum hemorrhage that occurs within the first 24 hours is the highest cause of maternal
mortality in Indonesia. This study aimed to determine the risk factors associated with the incidence of primary
postpartum hemorrhage at Raden Mattaher Regional Hospital Jambi Province in 2019.
Methods: This was an analytic survey with observational method using a case control approach. A total of 48 of
primary post partum hemorrhage case were included as the case samples using total sampling technique and 48 control
samples were recruited using purposive sampling with a ratio of 1: 1. Data collection was done by documentation
followed by univariate and bivariate data analysis.
Results: The results of the univariate study showed that some of the respondents’ age and parity status were at risk of
anemia. Bivariate results showed that age (p-value = 0.002 and OR = 4.109), parity (p-value = 0.000 and OR =
7.400)and anemia (p- value = 0,000 and OR = 14,224) were associated with the incidence of primary postpartum
hemorrhage..
Conclusion: Age, parity and anemia was a significant factors acosiated with the incidence of primary postpartum
hemorrhage at Raden Mattaher Regional Hospital Jambi Province
92
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer …
Rosmaria Br Manik, Yuni Susanti
2019
93
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Hal ini sejalan dengan penelitian
perdarahan postpartum primer di RSUD Raden terdahulu di Samarinda yang menunjukkan
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019. Populasi bahwa sebagian besar ibu yang mengalami
untuk kasus pada penelitian ini adalah ibu yang perdarahan postpartum berada pada usia < 20
mengalami perdarahan postpartum primer di tahun dan > 35 tahun.12
RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun Studi metaanalisis mengenai hubungan
2013-2019 berjumlah (5,2%) 48 orang ibu. usia dengan kejadian perdarahan postpartum di
Populasi untuk kontrol pada penelitian ini adalah berbagai negara mendapatkan hasil yang berbeda
seluruh ibu yang tidak mengalami perdarahan beda serta menggunakan metode penelitian juga
post partum primer di RSUD Raden Mattaher kriteria inklusi dan eksklusi yang beragam dalam
Provinsi Jambi tahun 2013-2019. Adapun pengelompokan usia yang diteliti. Frekuensi
sampel untuk kelompok kasus adalah ibu yang kejadian perdarahan postpartum primer
mengalami perdarahan post partum primer ditemukan lebih tinggi pada ibu hamil berusia 35
dengan jumlah 48 orang ibu dan sampel kontrol tahu atau lebih. Namun beberapa penelitian juga
adalah ibu yang tidak mengalami perdarahan menemukan kejadian yang tingggi pada usia di
post partum primer dengan jumlah 48 orang ibu. bawah 35 tahun.13
Teknik pengambilan sampel kasus menggunakan Pengaruh usia terhadap risiko perdarahan
total sampling sedangkan teknik pengambilan postpartum dapat terjadi apabila ibu yang hamil
sampel kontrol menggunakan purposive berusia dibawah 20 tahun maka otot rahim masih
sampling dengan perbandingan jumlah 1:1. terlalu lemah dalam proses involusi sedangkan
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini pada umur > 35 tahun elastisitas otot panggul dan
adalah studi dokumentasi. alat reproduksinya sudah menurun, sehingga
Analisis data yang digunakan adalah memungkinkan memiliki komplikasi yang
analisis univariat dan bivariate. berkembang sekitar waktu kelahiran.8
Hubungkan antara status paritas dan
kejadian perdarahan postpartum di RSUD Raden
HASIL DAN PEMBAHASAN Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel 2.
Hasil penelitian yang menghubungkan
antara umur dan kejadian perdarahan postpartum Tabel 2. Hubungan Paritas Dengan Kejadian
di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Raden
2019 dapat dilihat pada tabel 1. Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019
Paritas Kejadian Perdarahan Total OR p-
Tabel 1. Hubungan Umur Dengan Kejadian Postpartum Primer 95% CI value
Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Raden Kasus Kontrol
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019.
Jml % Jml % jml %
Umur Kejadian Perdarahan Total OR p-
Postpartum Primer 95% CI value Berisiko 33 68,7 11 22,9 44 45,8 4,109 0,002
(1,739-
Kasus Kontrol Tidak 15 31,3 37 77,1 52 54,2 9,713)
berisiko
Jml % Jml % jml %
Jumlah 48 100 48 100 96 100
Berisiko 29 60,4 13 27 42 43,75 4,109 0,002
(1,739-
Tidak 19 39,6 35 73 54 56,25 9,713)
berisiko
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan didapatkan hasil analisis univariat
Jumlah 48 100 48 100 96 100 menunjukkan bahwa pada kasus ibu yang
mengalami perdarahan postpartum primer
Hasil penelitian menunjukkan umur yang sebagian berada pada paritas yang berisiko (1
berisiko memiliki hubungan yang signifikan dan > 3) dan pada kontrol ibu yang tidak
dengan kejadian perdarahan postpartum di RS mengalami perdarahan postpartum primer
Raden Mattaher tahun 2019. Menurut Fauziyah, sebagian besar berada pada paritas yang tidak
umur mempunyai pengaruh terhadap berisiko (2-3). Berdasarkan hasil penelitian ini
kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah diperoleh hasil analisis bivariat menunjukkan
darah pada kala III dan IV yang mengakibatkan bahwa ada hubungan yang signifikan (p value =
terjadinya perdarahan postpartum, dengan umur 0,002) antara paritas dengan kejadian perdarahan
ibu > 35 tahun yang paling banyak mengalami postpartum primer, ibu dengan paritas berisiko
perdarahan postpartum 11 mempunyai peluang untuk terjadi perdarahan
94
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer …
Rosmaria Br Manik, Yuni Susanti
2019
postpartum primer dibandingkan dengan paritas Hasil penelitian ini mendukung hasil
ibu yang tidak berisiko. penelitian terdahulu di Lampung yang juga
Hal ini juga sejalan dengan penelitian menunjukkan hasil serupa. Anemia terutama
yang dilakukan di Bandung, Lampung dan anemia berat sangat membahayakan jiwa ibu
Purwodadi.14-16 Semakin tinggi angka paritas maupun janin yang dikandungnya. Jika ibu hamil
akan membuat kemampuan uterus untuk kembali kekurangan zat besi maka oksigen yang beredar
ke bentuk semula lebih sulit sehingga berisiko di dalam darah terutama daerah uterus juga
terjadi perdarahan postpartum.14 Risiko dari berkurang sehingga dapat mempengaruhi
perdarahan post partum pada ibu hamil multipara kemampuan uterus berrkontraksi setelah
terjadi karena seringnya otot uterus diregangkan persalinan. Hal ini dapat berisiko terjadinya
sehingga dindingnya menipis dan kontraksinya perdarahan postpartum.15
melemah.15 Sementara pada paritas yang rendah Menurut Manuaba ibu yang mengalami
yaitu paritas 1, risiko perdarahan postpartum anemia akan terjadi penurunan kadar oksigen
dapat terjadi akibat ketidaksiapan ibu dalam dalam darah sehingga penurunan ini menggangu
menghadapi persalinan.16 Perdarahan postpartum proses pemulihan uterus sehingga terjadi atonia
berisiko terjadi 7 kali lebih tinggi pada ibu hamil uteri dan mengaibatkan terjadi perdarahan
dengan paritas >4.14 postpartum.9
Hal ini berkaitan dengan pendapat Padila Menurunnya oksigenasi, glukosa dan
yaitu paritas 1 dan paritas > 3 mempunyai angka nutrisi esensial menyebabkan metabolisme otot
kematian maternal lebih tinggi, dan cendrung otot uterus mengalami gangguan sehingga
lebih tinggi menyebabkan kematian maternal. berisiko terjadi gangguan kontraksi miometrium
Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan pasca persalinan. Untuk dapat berkontraksi otot
asuhan obstetri lebih baik, sedangkan risiko pada rahim membutuhkan suplai energi dan oksigen.
paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah Kurangnya asupan tersebut membuat otot tidak
dengan keluarga berencana.17 dapat berkonstraksi secara adekuat yang pada
Paritas yang tinggi dapat mengakibatkan akhirnya menimbulkan risiko perdarahan
semakin melemahnya kontraksi atau atonia. postpartum.19
Kegagalan myometrium berkontraksi segera
setelah persalinan dapat menyebabkan uterus
mengalami relaksasi penuh, melebar, lembek dan KESIMPULAN
tidak mampu menjalanjan fungsi oklusi
pembuluh darah yang dapat berakibat Penelitian ini menunjukkan bahwa usia,
perdarahan.18 paritas dan anemia berhubungan secara
Hubungkan antara status anemia dan signifikan dengan kejadian perdarahan
kejadian perdarahan postpartum di RSUD Raden postpartum primer di Rumah Sakit Umum
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019 dapat Daerah Raden Mataher provinsi Jambi tahun
dilihat pada tabel 3. 2019.
95
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
96
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.225
ABSTRAK
Latar Belakang: Daun insulin merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kegunaan dari daunnya. Daun insulin
memiliki kandungan flavonoid yang diduga bisa menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas infusa daun insulin terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit putih jantan yang
diinduksi glukosa..
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan Pretest-Postest with Control Group.
Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor mencit putih jantan yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol
negatif (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Glibenklamid), kelompok infusa daun insulin 420 mg, 840 mg, dan 1260
mg. Dilakukan pengamatan dan pengecekkan kadar glukosa darah mencit pada menit ke-30, 60, 90, dan 120.
Hasil: Hasil uji statistik One-Way ANOVA menunjukkan hasil signifikan pada menit ke-90 dan 120. Dilanjutkan
dengan uji Post Hoc Duncan yang menunjukan dosis terbaik, yaitu dosis 420 mg yang memiliki efek sebanding dengan
Glibenklamid 5 mg, kemudian diikuti dengan dosis 1260 mg dan 840 mg yang sudah memiliki efek antihiperglikemia
tetapi belum terlihat perbedaan.
Kesimpulan: Dosis infusa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah adalah dosis 420 mg dengan penurunan kadar
glukosa darah maksimal pada menit ke-90 dan menit ke120.
Kata Kunci: daun insulin; Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray; glibenklamid; kadar glukosa darah
ABSTRACT
Background: Insulin leaf is one of the plants that has the use of its leaves. Insulin leaves contain flavonoids that are
thought to reduce blood glucose levels. This study aims to determine the effectiveness of insulin leaf infusion on
decreasing blood glucose levels in male white mice.
Methods: This study was an experimental study with a Pretest-Posttest with Control Group design. Test animals used
were 25 male white mice which were divided into 5 groups, namely the negative control group (Na-CMC), positive
control group (Glibenklamid), insulin leaf infusion group 420 mg, 840 mg, and 1260 mg. Observation and checking of
blood glucose levels in mice in the 30th, 60th, 90th, and 120th minutes.
Results: One-Way ANOVA statistical test results showed significant results in the 90th and 120th minutes.
Followed by the Duncan Post Hoc test which showed the best dose, ie a dose of 420 mg which had an effect
comparable to Glibenclamide 5 mg, then followed by a dose of 1260 mg and 840 mg which already have
antihyperglycemic effects but no difference has been seen.
Conclusion: The dose of infusion that can reduce blood glucose levels is a dose of 420 mg with a decrease in maximum
blood glucose levels in the 90th minute and 120th minute.
Keyword: insulin leaves; Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray; glibenclamide; blood glucose level
97
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
98
Uji Efektivitas Infusa Daun Insulin (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. gray) …
Andy Brata, Yossie Bella Pratiwi
2019
Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-Rata Kadar Glukosa Darah dan Uji Penurunan Kadar Glukosa
Darah Mencit
Kadar Glukosa Darah Mencit (mg/dl)
Menit Menit Menit Menit
Kelompok Setelah
Puasa ke-30 ke-60 ke-90 ke-120
Perlakuan induksi
Kadar Kadar Kadar Kadar
Glukosa Penurunan Penurunan Penurunan Penurunan
Gula Gula Gula Gula
Kontrol Negatif
(Na-CMC)
95,6 118,4 120,6 0 119,4 0 116,2 2,2 111 7,4
Kontrol Positif
(Glibenklamid 5 mg)
122 138,4 120,4 18 106,8 31,6 91,6 46,8 64,2 74,2
Dosis 420 mg 98 137 128,2 8,8 116 21 101,6* 35,4 88* 49
Dosis 840 mg 126,2 150 144,4 5,6 139,2 10,8 132,2 17,8 109,6 40,4
Dosis 1260 mg 104,4 132,6 127 5,6 118,4 14,2 110,8 21,8 106,2 26,4
*
p value ≤ 0,05
Setelah itu dilakukan uji Post Hoc bahwa rebusan daun Insulin Pada dosis 3 g/kgBB
Duncan untuk mengetahui dosis terbaik dari tikus dapat menurunkan kadar glukosa darah
infusa daun insulin terhadap penurunan kadar pada tikus dan penurunan kadar glukosa
glukosa darah pada mencit. Hasil uji Post Hoc maksimal terjadi pada menit ke-120.
Duncan menunjukkan bahwa Infusa Daun Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
Insulin 420 mg adalah dosis terbaik yang sama juga menunjukkan hasil yang serupa
memiliki efek penurunan kadar glukosa darah, dengan penelitian sebelumnya, yaitu infusa daun
kemudian diikuti dengan Infusa Daun Insulin insulin yang efektif untuk menurunkan kadar
1260 mg dan 840 mg yang sudah memiliki efek glukosa darah pada mencit adalah infusa daun
antihiperglikemia tetapi belum terlihat insulin 420 mg/kgBB mencit dari
perbedaan yang signifikan. pengkonversian dosis tikus ke mencit, serta
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penurunan kadar glukosa yang maksimal pada
yang diperoleh pada penelitian sebelumnya yang menit ke-90 dan menit ke-120.11,12,13
dilakukan oleh Stevani dkk10 yang menunjukkan Sedangkan pada penelitian yang lain,
bahwa rebusan daun kersen atau insulin pada yang dilakukan oleh Widihastuti14 menunjukkan
konsentrasi 10% dan 15% dapat menurunkan bahwa ekstrak etanol daun insulin dapat
kadar glukosa darah pada mencit dan penurunan digunakan sebagai antihiperglikemik dengan
kadar glukosa maksimal terjadi pada menit ke dosis efektif 21 mg/20g BB.
120. Lalu pada penelitian Sari15 menunjukkan
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang bahwa infusa daun paitan atau insulin (Tithonia
dilakukan oleh Mila Karmila S8 menunjukkan diversifolia (Hemsl.) A. Gray) 8% dapat
99
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
100
Uji Efektivitas Infusa Daun Insulin (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. gray) …
Andy Brata, Yossie Bella Pratiwi
2019
101
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.224
Kaimuddin*, Selamat
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi, Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Jumlah penderita diabetes yang terus meningkat berkaitan dengan pola hidup, tingginya prevalensi
obesitas dan kegiatan fisik yang kurang. Salah satu komplikasi seperti kaki diabetes dapat terjadi akibat gangguan
vaskularisasi perifer yang dapat diukur dengan nilai Ankle Brachial Index (ABI). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh senam diabetes terhadap nilai ABI pada penderita diabetes di Pukesmas Simpang IV Sipin Kota
Jambi.
Metode: Jenis penelitian kuantitaif dengan desain penelitian quasi exsperiment dengan pre-post control group design.
Penelitian dilakukan pada kelompok senam DM Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi dengan menggunakan data
primer. Partisipan sebanyak 70 orang anggota senam DM. Kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan
padanan (matching) berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok, sehingga didapat
partisipan sebanyak 30 orang. Data dianalisis dengan uji beda independent t-test.
Hasil: Berdasarkan hasil pengukuran Ankle Brachial Index (ABI) kelompok intervensi rata-rata sebesar 1,204 dengan
median 1,209. Sedangkan hasil pengukuran ABI kelompok kontrol rata-rata 1,152 dengan median 1,155. terdapat
perbedaan signifikan nilai ABI (p-value 0,013) setelah diberikan perlakuan senam pada kelompok treatment
dibandingkan kelompok kontrol
Kesimpulan: Ada pengaruh antara penerapan senam diabetes dalam perubahan nilai ABI penderita DM. Disarankan
lebih baik lagi jika frekuensi senam menjadi 3kali/ minggu sehingga memberikan dampak yang baik bagi penderita
diabetes.
ABSTRACT
Background: The increased number of diabetic patients is related to lifestyle, high obesity prevalence and lack of
physical activity. One of the complication for diabetic patients is diabetic foot caused by peripheral vascularization
disorders which can be measured by the value of the Ankle Brachial Index (ABI). The purpose of this study was to
determine the effect of diabetes exercises on ABI value in patients with diabetes mellitus.
Methods: This research was conducted quantitatively with a quasi-experimental with pre-post control group design.
This research was conducted in the gymnastics diabetes group in Health center of Simpang IV Sipin Kota Jambi using
primary data. Participants in this study were 70 members of DM gymnastics. To reduce the research bias between the
intervention group and the control group, matching was done based on age, sex, body mass index, and smoking habits,
so as to get 30 participants which divided into 2 groups, intervention and control group with a ratio of 1: 1. Data
analysed using independent t test.
Results: The Ankle Brachial Index (ABI) mean value of the intervention group was 1.204 with median of 1.209. While
the ABI mean value of the control group was 1.152 with median of 1.155. Independent t-test (Unpaired) showed a
significant difference of ABI value (p-value 0.013) between after given the exercise treatment in the treatment group
and in the control group.
Conclusion: There is an influence between the application of diabetes exercises in the changes of the ABI value in
patients with DM. It is suggested if the frequency of exercise becomes 3 times / week to gain a better impact for the
diabetics patient.
102
Pengaruh Senam Diabetes terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) …
Kaimuddin, Selamat
2019
103
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Simpang IV Sipin Kota Jambi belum pernah
merupakan uji yang digunakan untuk memantau nilai ankle brachial index (ABI) pada
menjelaskan ada tidaknya penyakit pembuluh penderita Diabetes mellitus tipe 2 yang
darah arteri perifer, dan digunakan untuk menilai mengikuti senam Diabetes mellitus (DM).19,20
tingkat keparahan penyakit pembuluh darah Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian
arteri perifer, nilai yang rendah berhubungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
dengan risiko gangguan perifer yang lebih tinggi pengaruh senam diabetes terhadap nilai Ankle
mengalami gangguan pada sirkulasi perifer. ABI Brachial Index (ABI).
adalah metode sederhana dengan mengukur
tekanan darah pada daerah ankle (kaki) dan
brachial (tangan) memerlukan probe doppler. METODE
ABI dihitung pada sisi kanan dan kiri dengan
membagi tekanan dara pada kaki kanan yang Metode penelitian ini adalah quasi
lebih tinggi dengan tekanan arteri brachial exsperiment dengan pre-post control group
lengan kanan yang lebih tinggi. Membagi mata design. Dengan rancangan ini, memungkinkan
kaki kiri yang lebih tinggi dengan tekanan lengan peneliti mengukur pengaruh perlakuan
kiri yang lebih tinggi. Nilai ABI adalah 0,90-1,30 (intervensi) pada kelompok intervensi
dianggap normal, 0,41-0,90 penyakit arteri dibandingkan dengan kelompok kontrol.
perifer ringan hingga sedang dan biasanya Kelompok intervensi adalah kelompok yang
dengan klaudikasio, dan 0,00-0,40 penyakit mendapatkan perlakuan (treatment) senam
vascular perifer berat dengan iskemia diabetes sebanyak 9 sesi senam, pengambilan
tungkai.12,13,14 nilai ABI dilakukan disetiap akhir senam dari 9
Ankle Brachial Index (ABI) merupakan sesi senam yang dilakukan. Kelompok kontrol
rasio atau perbandingan antara tekanan darah adalah kelompok yang menjadi perbandingan
sistolik yang diukur pada pergelangan kaki antara kelompok intervensi, dan tidak mendapat
dengan arteri brachialis. Kemudian dari studi- perlakuan tetapi dilakukan penilaian ABI pada
studi yang terus dikembangkan dalam beberapa akhir penelitian. Data ABI jadi pembanding
dekade terakhir telah berhasil membuktikan antara kelompok intervensi dengan kelompok
bahwa ABI bukan hanya sekedar metode kontrol, kelompok-kelompok tersebut dianggap
diagnostik, namun juga sebagai salah satu sama sebelum dilakukan perlakuan.
indikator atherosklerotik sistemik dan juga Partisipan dalam penelitian ini adalah
sebagai penanda prognostik untuk kejadian anggota senam DM sebanyak 70 orang. Untuk
kardiovaskular dan gangguan fungsional mengurangi bias penelitian antara kelompok
walaupun tanpa disertai gejala klinis PAD.15,16 intervensi dan kelompok kontrol dilakukan
ABI merupakan pemeriksaan non padanan (matching) berdasarkan usia, jenis
invasive pembuluh darah yang berfungsi untuk kelamin, indeks masa tubuh, dan kebiasaan
mendeteksi tanda dan gejala klinis iskhemia, merokok, sehingga didapat partisipan sebanyak
penurunan perfusi perifer yang dapat 30 orang. Semua populasi yang memenuhi
mengakibatkan angiopati dan neuropati diabetik. kriteria dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
Tekanan darah sistolik pergelangan kaki lebih kelompok intervensi dan kelompok kontrol
tinggi dari tekanan darah sistolik brachialis dengan perbandingan 1:1.
merupakan estimasi terbaik dari tekanan darah Penghitungan sampel dalam penelitan ini
sistolik pusat.ABI dilakukan untuk menilai ada menggunakan kelompok intervensi dan
atau tidaknya gangguan stenosis pembuluh darah kelompok kontrol. Kriteria inklusi yaitu bersedia
besar pada tungkai bawah, dengan menjadi responden, penderita Diabetes Mellitus
membandingkan tekananan darah sistolik antara Tipe II, berumur 40-70 tahun, responden
tekanan mata kaki dan tekanan lengan yang lebih kelompok intervensi bersedia mengikuti senam
tinggi, beratnya penyakit vascular perifer sangat yang diprogramkan oleh peneliti, responden
sejajar risiko infart miokard, stroke iskemik, dan tidak sedang mengalami komplikasi akut
kematian akibat penyebab vascular.17, 18 diabetes mellitus seperti hipoglikemia dan
Penelitian akan dilaksanakan di ketonasidosis.
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi.
Dikarenakan dari 25 puskesmas di Kota Jambi HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi
menempati urutan pertama pasien terbanyak Jumlah responden dalam penelitian ini
penderita Diabetes melitus pada tahun 2015 dan sebanyak 30 orang dibagi dalam kelompok
tahun 2016. Berdasarkan wawancara langsung intervensi dan kontrol. Berdasarkan hasil
dengan perawat ruangan bahwa di Puskesmas pendataan kedua kelompok lebih dominan
104
Pengaruh Senam Diabetes terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) …
Kaimuddin, Selamat
2019
105
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
106
Pengaruh Senam Diabetes terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) …
Kaimuddin, Selamat
2019
14. Hoe J, Koh Wp, Jin A, Sum Cf, Lim Sc, Management. 2009.
Tavintharan S. Predictors Of Decrease In Ankle- 31. Høyer C, Sandermann J, Petersen Lj. The Toe-
Brachial Index Among Patients With Diabetes Brachial Index In The Diagnosis Of Peripheral
Mellitus. Diabet Med. 2012. Arterial Disease. Journal Of Vascular Surgery.
15. Simatupang M, Pandelaki K, Panda Al. Hubungan 2013.
Antara Penyakit Arteri Perifer Dengan Faktor 32. Mangiwa I, Mario E. Katuk, Lando Sumarauw.
Risiko Kardiovaskular Pada Pasien Dm Tipe 2. E- Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Nilai
Clinic. 2013. Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes
16. Santosa A, Listiono D. Prediksi Score Ankle Melitus. Ejournal Keperawatan. 2017.
Brachial Index (Abi) Ditinjau Dari Tanda Gejala 33. Taufik R, Rustam R, Rivaldy V, Bachtiar H.
Peripheral Arterial Disease (Pad). Medisains. Korelasi Antara Nilai Ankle Brachial Index
2017. Dengan Derajat Kaki Diabetes Klasifikasi Wagner
17. Taylor-Piliae Re, Fair Jm, Varady An, Hlatky Ma, Di Rsup Dr M.Djamil Padang. Maj Kedokt
Norton Lc, Iribarren C, Et Al. Ankle Brachial Andalas. 2015.
Index Screening In Asymptomatic Older Adults. 34. Ndraha S. Diabetes Melitus Tipe 2 Dan
Am Heart J. 2011. Tatalaksana Terkini. Medicinus. 2014.
18. Xu D, Zou L, Xing Y, Hou L, Wei Y, Zhang J, Et 35. Darliana D. Manajemen Asuhan Keperawatan
Al. Diagnostic Value Of Ankle-Brachial Index In Pada Pasien Diabetes Melitus: Nursing Care
Peripheral Arterial Disease: A Meta-Analysis. Management Of Diabetes Mellitus Patients. J
Canadian Journal Of Cardiology. 2013. Psik-Fk Unsyiah Vol Ii No 2. 2017.
19. Jambi Dkp. Profil Kesehatan Provinsi Jambi. 36. Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik Terhadap
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. 2016. Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Dm
20. Riskesdas. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Bukateja
Kementrian Kesehat Republik Indones. 2018. Purbalingga. Nurse Media J Nurs. 2010.
21. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Lap Nas
2013.
22. Khan T, Farooqui F, Niazi K. Critical Review Of
The Ankle Brachial Index. Curr Cardiol Rev.
2008.
23. Aboyans V, Criqui Mh, Abraham P, Allison Ma,
Creager Ma, Diehm C, Et Al. Measurement And
Interpretation Of The Ankle-Brachial Index: A
Scientific Statement From The American Heart
Association. Circulation. 2012.
24. Nur A, Wilya V, Ramadhan R. Kebiasaan
Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Mellitus Terhadap
Kadar Gula Darah Di Rumah Sakit Umum Dr.
Fauziah Bireuen. Sel J Penelit Kesehat. 2017.
25. Anam M, Mexitalia M, Widjanarko B, Pramono
A, Susanto H, Subagio Hw. Pengaruh Intervensi
Diet Dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa
Tubuh, Lemak Tubuh, Dan Kesegaran Jasmani
Pada Anak Obes. Sari Pediatr. 2016.
26. Abidah N, Very W, Ramadhan R. Kebiasaan
Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Terhadap Kadar
Gula Darah Di Rumah Sakit Umum Dr. Fauziah
Bireuen. Sel. 2014.
27. Wahyuni A. Senam Kaki Diabetik Efektif
Meningkatkan Ankle Brachial Index Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2. J Ipteks Terap. 2016.
28. Jerau Ee, Ismonah, Arif S. Efektivitas Senam Kaki
Diabetik Dan Senam Ergonomik Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes
Melitus Di Persadia Rs Panti Wilasa Citarum. J
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan. 2016.
29. Haris M, Indirawaty, Askar M. Pengaruh Senam
Kaki Diabetik Terhadap Sensitivitas Neuropati
Perifer Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di
Puskesmas Mangasa Kota Makassar. J Luka
Indones. 2018.
30. Al-Qaisi M, Nott Dm, King Dh, Kaddoura S.
Ankle Brachial Pressure Index (Abpi): An Update
For Practitioners. Vascular Health And Risk
107
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.230
ABSTRAK
Pendahuluan: Saat ini, Indonesia memiliki masalah kesehatan baik berupa penyakit menular maupun penyakit tidak
menular (PTM). Salah satu faktor risiko terjadinya PTM adalah kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah
(hiperkolesterolemia). Meningkatnya kadar kolesterol dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti batu empedu,
hipertensi, stroke hingga serangan jantung. Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas),
prevalensi penderita hiperkolesterol pada usia diatas 15 tahun di tahun 2013 sebesar 35,9% dan menurun prevalensinya
di tahun 2018 sebesar 28,8%. Walaupun berdasarkan data Riskesdas hiperkolesterol mengalami penurunan, namun
angka ini masih diatas angka prevalensi hiperkolesterol di Asia Tenggara pada tahun 2013 dan berada sedikit dibawah
prevalensi asia tenggara pada tahun 2018 sehingga berdasarkan data-data tersebut, hiperkolesterol menjadi salah satu
masalah kesehatan di Indonesia.
Isi : Hiperkolesterol dapat diturunkan dengan menggunakan obat-obatan seperti golongan statin dan fibrat. Dalam
penggunaan jangka panjang, obat-obatan tersebut memberikan berbagai efek samping. Sebagai alternatifnya digunakan
makanan yang mengandung komponen bioaktif yang berguna untuk mengontrol kadar kolesterol. Salah satunya adalah
buah alpukat. Alpukat sangat direkomendasikan oleh AHA dalam panduan pola hidup untuk menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular. Buah ini disebut juga buah yang bebas kolestrol karena banyak mengandung MUFA. Tidak
hanya buahnya, berdasarkan beberapa studi pada tikus, bahkan telah membuktikan bahwa ekstrak daun alpukat dan
bijinya memiliki efek antihiperlipidemia. Selain memberikan manfaat buah alpukat juga memiliki kekurangan, namun
apabila dibandingkan manfaatnya, maka manfaat dari buah alpukat jauh lebih besar dibandingkan dengan
kekuranganya.
Kesimpulan: Konsumsi buah alpukat (Persea americana) dapat menurunkan kadar LDL dan trigliserid sehingga
menurunkan hiperkolesterolemia.
Background: Indonesia has health problems nowadays in the form of both communicable and non-communicable
diseases (PTM). One risk factor for PTM is high cholesterol levels in the blood (hypercholesterolemia). Increased
cholesterol levels can cause health problems such as gallstones, hypertension, strokes to heart attacks. In Indonesia,
based on Basic Health Research (Riskesdas) data, the prevalence of hypercholesterolemia at the age of 15 years in
2013 was 35.9% and the prevalence in 2018 decreased by 28.8%. Although based on the Riskesdas
hypercholesterolemia data has decreased, but this figure is still above the prevalence of hypercholesterolemia in
Southeast Asia in 2013 and is slightly below the prevalence of southeast Asia in 2018 so based on these data,
hypercholesterolemia is one of the health problems in Indonesia.
Content: Hypercholesterol can be reduced by using drugs such as statins and fibrates. In long-term use, these drugs
have various side effects. As an alternative use foods that contain bioactive components that are useful for controlling
cholesterol levels. One of them is avocado. Avocados are highly recommended by AHA in lifestyle guidelines to reduce
the risk of cardiovascular disease. This fruit is also called cholesterol-free fruit because it contains MUFA. Not only
the fruit, based on several studies in mice, has even proven that avocado leaf extract and its seeds have an
antihyperlipidemic effect. In addition to providing the benefits of avocados also has disadvantages, but when compared
to the benefits, the benefits of avocados are far greater than the disadvantages.
Conclusion: Consumption of avocados (Persea americana) can reduce LDL and triglyceride levels, thereby reducing
hypercholesterolemia.
108
Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea Americana) pada Hiperkolesterolemia …
Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar
2019
109
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
Tanaman Alpukat (Persea americana normal. Pada subjek yang memiliki kebiasaan
Mill) merupakan tanaman yang bukan asli merokok 13-22 batang per hari memiliki risiko
Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika hiperkolesterolemia sebesar 1,16 kali lebih besar
Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia dibandingkan dengan subjek yang merokok 1-3
pada abad ke-18. Tanaman alpukat merupakan batang per hari. Subjek yang tidak melakukan
tanaman yang tumbuh dengan baik di wilayah aktifitas berat memiliki risiko 1,31 kali untuk
beriklim tropis termasuk Indonesia.17 mengalami hiperkoleterolemia dibandingkan
dengan subjek yang melakukan aktifitas berat.21
110
Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea Americana) pada Hiperkolesterolemia …
Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar
2019
111
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
kolestrol, LDL dan meningkatkan HDL pada ditakar oleh masyarakat dalam memberi manfaat
tikus. Sementara konsumsi ekstrak biji alpukat menurunkan kolesterol. Namun, beberapa
dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan kekurangan dari buah alpukat, apabila
500 mg/kgBB memberikan efek yang signifikan dibandingkan dengan manfaatnya, maka buah
dalam menurunkan kadar kolesterol pada tikus. alpukat memberikan manfaat yang jauh lebih
Dalam menurunkan kadar kolesterol alpukat juga besar dibandingkan dengan kekuranganya.30
sudah banyak diolah menjadi avocado oil.
Minyak ini memiliki berbagai komponen
bioaktif seperti fitosterol, asam lemak tak jenuh,
vitamin dan antioksidan. Suplementasi avocado KESIMPULAN DAN SARAN
oil dapat menurunkan kadar trigiliserid menjadi
normal. Virgin avocado oil (VAO) adalah olahan Masalah PTM di Indonesia salah satunya
alami alpukat dalam temperatur kurang dari dipicu oleh adanya hiperkolesterolemia.
500C. VAO telah banyak digunakan sebagai Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia
suplementasi. Melalui pengolahan alpukat cukup tinggi yaitu berada diatas prevalensi
dengan temperatur tersebut, VAO mengandung hiperkoletserolemia di asia tenggara.
komponen bioaktif yang mudah diserap oleh Hiperkolesterolemia didefinisikan
tubuh dan berguna bagi kesehatan.9,29 sebagai peningkatan kadar kolesterol total dalam
Berdasarkan segala manfaat yang plasma lebih dari 200 mg/dl. Kolesterol dapat
didapatkan dengan mengkonsumsi alpukat, buah menempel pada endotel pembuluh darah
ini dapat memberikan efek yang signifikan dalam menyebabkan adanya disfungsi. Sehingga
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. perfusi ke jaringan menjadi buruk.
Sehingga sangat direkomendasikan untuk Hiperkolesterolemia memiliki hubungan yang
dikonsumsi sebagai tatalaksana diet untuk erat dengan penyakit arterosklerosis, coronary
hiperkolesterolemia. artery diseas dan non alkoholik fatty liver.
Penggunaan obat-obatan dalam jangka
Kelebihan dan Kekurangan buah Alpukat waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai
sebagai Alternatif Obat Tradisional efek samping. Alpukat memiliki peran dalam
menurunkan kadar kolesterol karena banyak
Selain menurunkan kolesterol, buah mengandung antioksidan dan monosaturated
alpukat juga bermanfaat untuk meningkatkan fatty acid yang menggantikan asam lemak jenuh
aktifitas seksual, melancarkan menstruasi, dan terbukti menurunkan kolesterol dalam darah.
meringankan osteoarthritis dan sebagai alternatif Oleh karena itu alpukat sangat direkomendasikan
suplemen makanan. Alpukat sebagai makanan oleh American Heart Association dalam panduan
padat nutrisi memiliki peran penting dalam pola pola hidup untuk menurunkan risiko penyakit
diet sehat. Buah Alpukat mengandung 20 kardiovaskular. Buah alpukat ternyata tidak
vitamin, nutrisi dan phytonutrients sehingga hanya dimanfaatkan buahnya saja, beberapa
menjadi sumber makanan yang baik untuk penelitian menggunakan ekstrak daunnya
menurunkan kadar lemak di dalam tubuh sebagai tatalaksana hiperkolesterolemia.
termasuk kolesterol. Selain itu, alpukat dapat Walaupun demikian, penelitian mengenai hal ini
menurunkan kadar gula darah pada diabetes masih jarang dilakukan, sehingga diperlukan
mellitus tipe 2 dan menurunkan kadar sodium di adanya penelitian-penelitian tambahan terkait
dalam darah. Untuk ibu hamil, buah alpukat hubungan buah alpukat terhadap menurunkan
mengandung asam folat yang penting dalam kadar kolesterol dalam darah.
pembentukan neural tube bagi janin.30
Sebagai buah yang memiliki manfaat
banyak, disisi lain buah alpukat juga memiliki
efek samping. Alpukat dapat berinteraksi dengan DAFTAR PUSTAKA
obat warfarin sehingga jumlah konsumsi harus
dibatasi pada orang yang mengkonsumsi 1. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
warfarin karena akan meningkatkan penjedalan Indonesia Tahun 2010. Kementerian Kesehatan,
darah karena efektifitas warfarin menurun.31 editor. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
Efek samping lainya, beberapa orang dapat 198 p.
2. Kementerian Kesehatan RI. Kiat Menurunkan
muncul alergi terhadap buah alpukat terutama Kadar Kolesterol Jahat Dalam 7 Hari [Internet].
yang memiliki alergi terhadap latex. Efek 2015. Available from:
toksisitas dari buah alpukat sangat rendah. https://www.depkes.go.id/development/site/depke
Kekurangan lain dalam buah alpukat adalah s/index.php?cid=1-15112600001&id=kiat-
penentuan dosis konsumsi yang belum bisa
112
Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea Americana) pada Hiperkolesterolemia …
Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar
2019
113
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
114