Anda di halaman 1dari 54

Hubungan Tekanan Menyikat Gigi dengan Terjadinya Gigi Sensitif pada Masyarakat Desa Kandang

Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2018


Andriani, Elfi Zahara

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas
di Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh Besar
Anwar Arbi, Intan Liana

Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Jenis Jajanan


dengan Karies Gigi pada Murid Smp Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Ratna Wilis, Wirza

Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil
di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Ruwayda, Nurmisih

Penatalaksanaan Nyeri Sendi Pada Lansia Menggunakan Teknik Hipnoterapi


di Panti Sosial Tresna Werda Budi Luhur Jambi
Abbasiah, Gusti Lestari Handayani, Sovia

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer


di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019
Rosmaria Br. Manik, Yuni Susanti

Uji Efektivitas Infusa Daun Insulin (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. gray)


Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Mencit (Mus musculus) Putih Jantan
Andy Brata, Yossie Bella Pratiwi

Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes Mellitus
Kaimuddin, Selamat

Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea americana) pada Hiperkolesterolemia: Literatur Review


Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar

Volume 3 No. 2 Hal: 67-114 Edisi November Tahun 2019


Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)

p-ISSN: 2580-0590 Vol 3 Nomor 2 Edisi November 2019


e-ISSN: 2621-380X

Editorial

Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat merupakan nama baru dari Jurnal


Poltekkes Jambi yang telah terbit secara rutin setiap 6 bulan sejak tahun 2009 dengan
beberapa perbaikan dalam cover, isi serta lay out-nya. Jurnal ini diterbitkan oleh
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi yang memuat hasil penelitian dan artikel
ilmiah di bidang kesehatan. Saat ini telah terbit dalam bentuk Open Journal System
(OJS) dengan alamat http://journal.poltekkesjambi.ac.id.
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat memberikan wadah bagi dosen
maupun praktisi kesehatan yang akan mempublikasikan hasil penelitiannya,
sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan kesehatan.
Terimakasih kepada penulis yang sudah mengirimkan naskah ke redaksi.

Dewan Redaksi

Penanggung jawab : Direktur Poltekkes Kemenkes Jambi (Rusmimpong, S.Pd., M.Kes)


Penyunting : drg Naning Nur Handayatun, MKes,
Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc.Ed., PhD
Dr. Solha Elrifda M.Kes.
Dr. Sukmal Fahri, S.Pd., M.Kes
Nurmisih, S.Pd., M.Kes
Reviewer : Dr. rer. nat. Muhaimin, M.Si (Universitas Jambi)
Dr. Drg. Quroti A’yun (Poltekkes Yogyakarta)
Dr. Dewi Purnamawati, (Universitas Muhammadiyah Malang)
Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep, MMKes (Poltekkes Surabaya)
Dr. Atik Hodikoh, Mkep. Sp. Mat. (Poltekkes Bandung)
Dr. Tedjo Sukmono, SSi, Msi. (Universitas Jambi)
Dr. Heru Subaris Kasjono, SKM, M.Kes (Poltekkes Yogyakarta)
Dr. Sumihardi, SKM, MKes (Poltekkes Padang)
Sekretaris Redaksi : drg. Karin Tika Fitria, M.Biomed
Pahrur Razi, SKM, MKM
Slamet Riyadi, SKM, M.Pd
Tata Usaha dan IT : Elvira, S.Sos, MDSc, Vevi Erika, SKM, M.Si, Warsono, S.Kom

Alamat Redaksi:
Poltekkes Jambi, JL H Agus Salim No 09 Kota Baru Jambi, 0741-445450
journal@poltekkesjambi.ac.id

i
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)

p-ISSN: 2580-0590 Vol 3 Nomor 2 Edisi November 2019


e-ISSN: 2621-380X

DAFTAR ISI

Editorial ............................................................................................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................................................................... ii
Ketentuan Penulisan Jurnal Ilmiah ................................................................................................... iv

1. Hubungan Tekanan Menyikat Gigi dengan Terjadinya Gigi Sensitif .................................... 67


pada Masyarakat Desa Kandang Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2018
Andriani, Elfi Zahara

2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Petugas Kesehatan .................................... 71


dalam Pengawasan Masa Nifas di Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh Besar
Anwar Arbi, Intan Liana

3. Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Jenis Jajanan dengan Karies Gigi ............................... 76
pada Murid Smp Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Ratna Wilis, Wirza

4. Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA ..................................... 81
dengan Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Ruwayda, Nurmisih

5. Penatalaksanaan Nyeri Sendi Pada Lansia Menggunakan Teknik Hipnoterapi ....................... 88


di Panti Sosial Tresna Werda Budi Luhur Jambi
Abbasiah, Gusti Lestari Handayani, Sovia

6. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer .............. 92
di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019
Rosmaria Br. Manik, Yuni Susanti

7. Uji Efektivitas Infusa Daun Insulin (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. gray) .......................... 97
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Mencit (Mus musculus) Putih Jantan
Andy Brata, Yossie Bella Pratiwi

8. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) .................................. 102
Penderita Diabetes Mellitus
Kaimuddin, Selamat

9. Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea americana) pada Hiperkolesterolemia:


Literatur Review ....................................................................................................................... 108
Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar

ii
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)

p-ISSN: 2580-0590 Vol 3 Nomor 2 Edisi November 2019


e-ISSN: 2621-380X

KETENTUAN PENULISAN NASKAH


JURNAL BAHANA KESEHATAN MASYARAKAT

PERSYARATAN UMUM

Naskah diketik dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan lay out kertas A4, batas tepi 3
cm, jarak 1 spasi, menggunakan huruf Times New Roman. Abstrak dan naskah ditulis dengan ukuran 12,
daftar pustaka dengan ukuran 11. Naskah tidak menggunakan catatan kaki di dalam teks, panjang naskah
5-15 halaman termasuk tabel dan gambar. File diketik menggunakan aplikasi Microsoft Word (versi 2010
atau 2013). Naskah harus sudah sampai di sekretariat redaksi selambat-lambatnya tanggal 31 April untuk
edisi Mei dan 31 Oktober untuk edisi November.
Pengiriman naskah dilakukan melalui website www.journal.poltekkesjambi.ac.id (Jurnal Bahana
Kesehatan Masyarakat) dengan registrasi terlebih dahulu.
Peneliti utama harus melampirkan lembar pernyataan (1 lembar per penelitian) bahwa penelitian
yang dilakukan bukan plagiat dan belum pernah dipublikasikan di media manapun yang ditandatangani di
atas materai Rp. 6000,-. Setiap peneliti juga melampirkan lembar validasi penelitian (1 lembar per-peneliti)
yang ditandatangani oleh pimpinan institusi serta melampirkan Ethical Clearence.

PERSYARATAN KHUSUS
ARTIKEL KUPASAN (REVIEW)

Artikel harus mengupas secara kritis dan komprehesif perkembangan suatu topik berdasarkan
temuan-temuan baru yang didukung oleh kepustakaan yang cukup dan terbaru, sistematika penulisan
artikel kupasan terdiri dari: Judul Artikel, Nama Penulis (ditulis di bawah Judul dan tanpa gelar), Abstrak,
Pendahuluan (berisi latar balakang dan Tujuan Penulisan), Metode (berisi tentang jenis penelitian, populasi
dan sampel atau subjek penelitian, bahan penelitian, tehnik pengumpulan dan tehnik analisa data), Hasil
dan pembahasan yang berisikan tabel atau grafik dan hasil uji statistik kemudian dibahas. Kesimpulan berisi
tentang kesimpulan atas isi bahasan yang disajikan pada bagian inti dan saran yang sejalan dengan
kesimpulan), ucapan terima kasih (bila diperlukan) serta rujukan

ARTIKEL RISET (RESEARCH PAPER)

Naskah terdiri atas judul dan nama penulis lengkap dengan nama institusi dan alamat korespodensi
diikuti oleh abstrak (dengan kata kunci), Pendahuluan, metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan,
Ucapan Terima Kasih bila diperlukan serta Daftar Pustaka.

JUDUL (TITLE)

Judul harus informatif dan deskriptif (maksimum 20 kata). Judul dibuat memakai huruf kapital dan
diusahakan tidak mengandung singkatan. Nama lengkap penulis ditulis tanpa gelar dan nama institusi
tempat afiliasi masing-masing penulis yang disertai dengan alamat korespodensi.

ABSTRAK (ABSTRACT)

Abstrak merupakan sari tulisan yang meliputi latar belakang riset secara ringkas, tujuan, metode,
hasil dan simpulan riset panjang abstrak maksimum 250 kata dan disetai kata kunci. Abstrak daan kata kunci
dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

iii
PENDAHULUAN (INTRODUCTION)

Justifikasi tentang subjek yang dipilih didukung dengan pustaka yang ada. Harus diakhiri dengan
menyatakan apa tujuan tulisan tersebut

METODE (METHOD)

Harus detil dan jelas sehingga orang yang berkompeten dapat melakukan riset yang sama
(repeatable dan reproduceable). Jika metode yang digunakan telah diketahui sebelumnya pustaka yang
diacu harus dicantumkan. Spesifikasi bahan harus detil agar orang lain mendapat informasi tentang cara
memperoleh bahan tersebut

HASIL DAN PEMBAHASAN (RESULTS AND DISCUSSION)

Hasil dan pembahasan dirangkai menjadi satu pada bab ini dan tidak dipisahkan dalam sub bab lagi.
Melaporkan apa yang diperoleh dalam eksperimen/percobaan diikuti dengan analisis atau penjelasannya.
Tidak menampilkan data yang sama sekaligus dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel ditulis dengan huruf
Times New Roman ukuruan 8 atau 9 tanpa garis tegak. Gambar tanpa warna/hitam putih. Bila
mencantumkan diagram, gunakan diagram lingkaran atau batang dengan arsir/gradasi hitam putih. Tidak
mengulang data yang disajikan dalam tabel atau grafik satu persatu, kecuali untuk hal-hal yang menonjol.
Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data pengetahuan (hasil riset orang lain) yang sudah
dipublikasikan. Menjelaskan implikasi dari data ataupun informasi yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan
ataupun pemanfaatannya (aspek pragmatisnya).

KESIMPULAN (CONCLUSION)

Berisi kesimpulan atas isi bahasan yang disajikan pada bagian inti dan saran yang sejalan dengan
kesimpulan

UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEDGEMENT)

Dibuat ringkas sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang membantu riset, penelaahan
naskah, atau penyedia dana riset.

DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)

Pustaka yang disitir dalam teks naskah jurnal harus dicantumkan semua di daftar pustaka dengan
mengacu gaya Vancouver. Rujukan ditampilkan dalam bentuk angka yang diurutkan sesuai kemunculannya
di dalam naskah. Minimal menggunakan 10 referensi ilmiah dan diharapkan menggunakan referensi terkini.

iv
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.188

HUBUNGAN TEKANAN MENYIKAT GIGI DENGAN TERJADINYA GIGI


SENSITIF PADA MASYARAKAT DESA KANDANG KECAMATAN DARUL
IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2018

Andriani*, Elfi Zahara

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh


Jl. Soekarno Hatta Desa Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar

* Korespondensi penulis: andriani.muslimyes@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Gigi sensitif terjadi karena ada penipisan pada lapisan email sehingga lapisan dentin di bawahnya
menjadi terbuka. Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui hubungan tekanan yang besar atau berlebih saat menyikat
gigi dengan terjadinya gigi sensitif pada masyarakat Desa Kandang Kecamatan Darul Imrah Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2018.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik, dengan pendekatan cross sectional Populasi penelitian adalah seluruh
masyarakat yang menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan 35 orang, sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang
responden. pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 89 masyarakat desa kandang yang menggunakan tekanan pada saat
menyikat gigi terlihat adanya gigi sensitif sebanyak 60,7% (p=0,026).
Kesimpulan: Ada hubungan antara tekanan pada saat menyikat gigi dengan gigi sensitve (p<0,05). dan disarankan
kepada seluruh masyarakat yang mengalami gigi sensitif agar mampu menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya

Kata Kunci: tekanan menyikat gigi; gigi sensitif

THE RELATIONSHIP OF TOOTH-BRUSHING PRESSURE


WITH SENSITIVE TEETH IN KANDANG VILLAGE,
KECAMATAN DARUL IMARAH DISTRICT OF ACEH BESAR

ABSTRACT

Background: Sensitive teeth occur because there is thinning in the enamel layer so that the dentin layer below becomes
exposed. This study aims to find out the relationship of toothbrushing pressure with the occurrence of sensitive teeth in
Kandang Village, Kecamatan Darul Imrah, District of Aceh Besar in 2018.
Methods: This study was analytical with a cross sectional approach. The population in this study were all communities
in Kandang Village, a sample of 89 people taken based on simple random techniques. Data were obtained by
interviewing using a questionnaire.
Results: The results showed that of the 89 cage villagers who used pressure when brushing their teeth there were 60.7%
sensitive teeth (p = 0.026).
Conclusion: It can be concluded that there is a relationship between pressure when brushing teeth with sensitive teeth
(p <0.05). and recommended to all people who experience sensitive teeth to be able to maintain and maintain the health
of their teeth and mouth.

Keyword: tooth-brushing pressure; sensitive teeth

67
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

PENDAHULUAN minuman bersoda, makan dan minum panas


dingin dalam waktu hampir bersamaan dapat
Gigi memiliki fungsi yang penting untuk memicu terjadinya rasa ngilu pada gigi yang
mengunyah, berbicara dan mempertahankan lazim disebut gigi sensitif.3
bentuk muka, sehingga menjaga kesehatan gigi Gigi sensitif secara tidak langsung akan
dan mulut merupakan komponen esensial dari menimbulkan masalah lain, seperti terganggunya
kesehatan tubuh secara keseluruhan.1 pembersihan gigi dan mulut yang akhirnya akan
Gigi sensitif merupakan istilah yang menyebabkan kelainan lebih lanjut maka gigi
sering digunakan masyarakat umum untuk sensitif perlu dirawat maka penting melihat
menunjukkan kondisi dentine hypersensitive, faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab
yaitu terbukanya tubuli dentin akibat menipisnya gigi sensitif ini sehingga dapat mencegah
lapisan email.2 Penderita gigi sensitif akan keparahan gigi sensitif yang lebih lanjut.4
mengalami rasa sakit yang pendek dan tajam Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
secara tiba-tiba ketika dentin yang terpapar di sebuah Puskesmas di Aceh Besar tahun 2011
mendapat rangsangan.3 Rangsangan dapat menunjukkan bahwa 49,5% masyarakat
berupa panas atau dingin, taktil atau sentuhan, mengetahui mengenai gigi sensitif.2 Biasanya
uap dan rangsangan kimiawi.4 Dentin yang mereka hanya membiarkan tanpa penanganan
terbuka dapat terjadi akibat atrisi, abrasi dan serius karena dianggap masalah yang wajar dan
erosi gigi. Penyikatan gigi yang terlalu kuat hanya terjadi musiman. Mereka mengobatinya
dengan bulu sikat yang keras dapat tanpa berkonsultasi ke dokter gigi, bahkan 50 %
mengakibatkan resesi gingiva di bagian bukal penderita tetap tidak tertangani untuk problem
gigi posterior.3 ini.4
Rasa ngilu pada gigi sensitif dapat terjadi Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari
ketika dentin terbuka akibat hilangnya lapisan aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan,
email di atasnya, atau ketika hilangnya jaringan kesadaran masyarakat dan penanganan
gingiva yang menutupi akar gigi (resesi gingiva) kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
yang membuat tubuli dentin terpapar lingkungan perawatan. Namun sebagian besar orang masih
rongga mulut.5 Sehingga ketika mendapatkan mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara
stimuli seperti dingin dapat menyebabkan keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak
pergerakan cairan di dalam tubuli dentin serta terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital
mengkatifkan reseptor mekanis pada dinding dalam menunjang kesehatan dan penampilan.7
pulpa.5 Walaupun rasa sakit yang timbul hanya Mulut bukan sekedar untuk pintu
dalam jangka waktu pendek, namun dapat masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi
membuat ketidaknyamanan saat makan serta mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang
mempengaruhi kesehatan rongga mulut jika mengetahui. Mulut merupakan bagian yang
tidak dirawat. Rasa sakit yang terjadi pada penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan
hipersensitif dentin akan mempengaruhi fungsi bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi
rongga mulut dan bila tidak dirawat maka akan karena banyak penyakit umum.7
menimbulkan defisiensi nutrisi pada penderita.2 Data terbaru kesehatan RI dari hasil riset
Data IPSOS Indonesia 2011 kesehatan dan prevalensi penduduk Indonesia
menunjukkan bahwa sebanyak 45% orang di memiliki gigi sensitif sebanyak 65% masyarakat
Indonesia merasakan nyeri karena gigi sensitif Indonesia memiliki gigi sensitif dan setengahya
saat mengkonsumsi makanan atau minuman tidak melakukan tindakan apapun untuk
dingin, panas, atau asam dan 52% orang mengulanggi masalah ini. Terlebih lagi
Indonesia tidak menyadari bahwa mereka didapatkan hanya 6% telah menggunakan pasta
memiliki gigi sensitif tanpa memeriksakannya ke gigi khusus untuk gigi sensitif dan 19% yang
dokter gigi.2 sudah memeriksakan diri kedokter gigi
Hipersensitif dentin merupakan masalah mayoritas 65% penderita gigi sensitif berusia
yang cukup sering terjadi, menurut beberapa 20-50 tahun atau berada dalam usia produktif.8
laporan, dan menunjukkan bahwa secara umum Data WHO juga menyebutkan bahwa 50 persen
hal ini terjadi pada 1 sampai 74% masyarakat (di penduduk Indonesia mengalami masalah gigi
seluruh dunia).5 Banyak orang menderita gigi sensitif bahkan tanpa mereka sadari kondisi ini
sensitif dan keluhan ini dapat di timbulkan kapan tentunya mempengaruhi kualitas hidup jika
saja. Namun kasus ini lebih sering di jumpai pada dikaitkan dengan gangguan produktivitas sehari-
usia akhir dekade ke tiga hidup, meskipun kasus hari.9
ini juga dijumpai pada mereka yang berusia Berdasarkan hasil wawancara awal yang
remaja.2 Keluhan gigi sensitif juga lebih banyak dilakukan pada 15 orang masyarakat Desa
di jumpai pada wanita dari pada pria. Jenis Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten

68
Hubungan Tekanan Menyikat Gigi Dengan Terjadinya Gigi Sensitif …
Andriani, Elfi Zahara
2019

Aceh Besar tahun 2018, didapatkan data Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan
masyarakat yang mengalami gigi sensitif, bahwa ada hubungan antara tekanan menyikat
dengan keluhan giginya terasa ngilu pada saat gigi dengan gigi sensitif dengan p= 0.026 (p <
mengkonsumsi makanan dan minuman yang 0,05).
dingin, juga pada saat makan makanan yang
manis dan asam. Dari data tersebut penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Tabel 1. Hubungan Tekanan Menyikat gigi dengan
hubunggan tekanan menyikat gigi dengan Gigi sensitif masyarakat desa Kandang
Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar
terjadinya gigi sensitif pada masyarakat Desa
Gigi Sensitif
Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Tekanan Ada Tidak Ada
Aceh Besar tahun 2018. Menyikat Total % p value
Gigi n % n %

METODE Ada 40 74,1 14 25,9 54 100

Penelitian ini bersifat analitik dengan Tidak Ada 17 48,6 18 51,4 35 100 0,026
pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Total 57 64,0 32 36,0 89 100
Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar sedangkan sampel pada penelitian Penulis berasumsi bahwa tekanan
ini berjumlah 89 orang dan diambil berdasarkan menyikat gigi pada masyarakat berperan penting
teknik acak sederhana. Variabel independen terhadap terjadinya gigi sensitif pada masyarakat
(pengaruh) yaitu tekanan menyikat gigi yang .Gigi sensitif pada masyarakat tersebut dapat
besar atau berlebih, sedangkan variabel terjadi apabila tekanan menyikat gigi tidak
dependen (terpengaruh) yaitu gigi sensitif. terjaga termasuk dalam kriteria tidak ada maka
Pengumpulan data dengan melakukan masyarakat terhindar dari gigi sensitif sehingga
pemeriksaan ada tidaknya gigi sensitif dan masyarakat tersebut kebayakan keseringgan
wawancara. Instrumen yang digunakan dalam menyikat gigi dengan tekanan yang kuat.
penelitian ini adalah kuesioner, kartu status Menurut Depkes RI, cara menggosok gigi
pasien dan diagnosa set. Analisis data pada yang baik dimulai pada permukaan labial, sikat
penelitian ini menggunakan uji statistik dengan gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur
uji chi square. Analisis Univariat bertujuan untuk yang pendek yaitu sikat gigi digerak-gerakkan
mengetahui distribusi ferkuensi masing masing ditempat serta menggosok terlebih dahulu gigi-
variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk gigi yang terletak di belakang. Sesudah itu,
mengetahui hubungan antara variabel barulah menggosok gigi depan. Pada gigi
independen yaitu tekanan yang besar atau permukaan dekat lidah, gigi-gigi yang terletak di
berlebih menyikat gigi dengan variabel dependen belakang digosok terlebih dahulu, kemudian
yaitu Gigi sensitif. Analisis data menggunakan dilanjutkan bagian depan. Pada permukaan
Statistik Program for Social Scince (SPSS), dataran pengunyahan dari gigi, rahang atas
dengan pengujian hipotesis chi square dengan maupun rahang bawah digosok dengan gerakan
taraf signifikan p<0,05. maju mundur. Cara yang dianjurkan adalah
dengan dilakukan berulang-ulang pada satu
tempat dahulu baru pindah ke tempat lain.10
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyikatan gigi bertujuan (1) untuk
menghilangkan plak dan mencegahnya terbentuk
Hasil penelitian mengenai hubungan kembali; (2) membersihkan gigi dari sisa
tekanan menyikat gigi dengan gigi sensitif makanan, debris dan stain; (3) menstimulasi
masyarakat desa Kandang Kecamatan Darul jaringan gusi serta; (4) mendapatkan mafaat dari
Imarah Aceh Besar dapat dilihat pada tabel 1. pasta gigi dengan kandungan khusus untuk
Berdasarkan hasil penelitian pada 89 mencegah karies, penyakit periodontal maupun
masyarakat Desa Kandang, 54 orang (60,7%) mengurangi sensitivitas dentin.11
responden yang menggunakan tekanan menyikat Menyikat gigi merupakan suatu usaha
gigi, memiliki gigi sensitif sebanyak 40 orang yang efektif untuk menghilangkan debris dan
(74,1%) sementara pada 14 orang (25%) tidak plak gigi.12 Namun kebiasaan menggosok gigi
ada gigi sensitif. Pada 35 orang (39%) responden dengan tekanan berlebihan dapat membuat gusi
yang tidak melakukan tekanan menyikat gigi, 17 mengalami iritasi dan resesi gingiva, lapisan
orang (48,6%) terlihat ada gigi sensitif dan 18 email pun akan berkurang keterbalannya
orang (51,4%) tidak ada gigi sensitif. sehingga dentin terbuka dan menjadi lebih peka

69
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

bila mendapat rangsangan saat minum air dingin, DAFTAR PUSTAKA


asam/ manis atau bahkan tersentuh bulu sikat.3
Hal yang perlu diperhatikan dalam 1. Glick M, Williams DM, Kleinman DV, Vujicic M,
menggosok gigi adalah waktu menggosok gigi. Watt RG, Weyant RJ. A new definition for oral
Menggosok gigi minimal dilakukan dua kali health developed by the FDI World Dental
dalam sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan Federation opens the door to a universal definition
of oral health. British dental journal. 2016 Dec;
malam hari sebelum tidur. Hal ini disebabkan 221(12):792.
karena dalam waktu 4 jam, bakteri mulai 2. Ray N, Bany ZU, Rezeki S. Gambaran
bercampur dengan makanan dan membentuk Pengetahuan Pasien Mengenai Gigi Sensitif Di
plak gigi. Menyikat gigi setelah makan bertujuan Puskesmas Baitussalam Aceh Besar. Journal
untuk menghambat proses tersebut. Lebih baik Caninus Dentistry. 2017 Oct 27;2(4):162-8
lagi menambah waktu menyikat gigi setelah 3. Trushkowsky RD, Garcia-Godoy F. Dentin
makan siang atau minimal berkumur air putih hypersensitivity: differential diagnosis, tests, and
setiap habis makan.13 etiology. Compend. Contin. Educ. Dent. 2014
Efek abrasif penyikatan gigi yang dapat Feb;35(2):99-104.
4. Maria, Melisa. Sensodyne Expert Sharing Tanya
menimbulkan gigi sensitif tergantung pada arah Pensodent. 2010. http//.Kesehatan kompas com
dan frekuensi gerakan penyikatan, jenis bulu [diakses 10 Oktober 2019]
sikat serta tekanan menyikat gigi.14 Menggosok 5. Gillam DG. Management of dentin
gigi dilakukan dengan lembut. Menyikat gigi hypersensitivity. Current Oral Health Reports.
yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan 2015 Jun 1;2(2):87-94.
gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak diperlukan 6. Pratiwi, D. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari – hari.
tekanan yang kuat karena plak memiliki Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 2007
konsistensi yang lunak, dengan tekanan yang 7. Kusumawardani, Endah. Buruknya Kesehatan
ringan plak akan terbuang.13 Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Penerbit Siklus.
2011
Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak 8. Be’kien Nio. Preventive Dentisry. Jakarta: EGC.
akan efektif membersihkan plak. Menggosok 1995
gigi yang tepat dibutuhkan durasi minimal 2 9. Rahmadhan, Ardyan Gilang. Serba Serbi
menit. Sikat gigi yang sudah berusia 3 bulan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukun. 2010
sebaiknya diganti karena sikat gigi tersebut akan 10. Depertemen Kesehatan RI. Cara Menyikat Gigi.
kehilangan kemampuannya untuk membersihkan Jakarta. 1996
gigi dengan baik. Apabila kerusakan sikat gigi 11. Baruah K, Thumpala VK, Khetani P, Baruah Q,
terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda Tiwari RV, Dixit H. A review on toothbrushes and
bahwa saat menggosok gigi tekanannya terlalu tooth brushing methods. International Journal of
Pharmaceutical Science Invention. 2017
kuat. Selain itu perlu dijaga pula kebersihan sikat May;6(5):29-38.
gigi karena sikat gigi adalah salah satu sumber 12. Liana I, Arbi A. Hubungan Tindakan Menggosok
menempelnya kuman penyakit.6 Gigi Dengan Status Kebersihan Gigi Dan Mulut
Pada Murid Kelas V Dan VI Sekolah Dasar di
Peudada Kabupaten Bireuen. Jurnal Bahana
KESIMPULAN Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public
Health). 2019 Jun 7;3(1):26-9.
Setelah dilakukan penelitian dapat 13. Sitanaya RI. Pengaruh teknik menyikat gigi
disimpulkan bahwa ada hubungan antara tekanan terhadap terjadinya abrasi pada servikal gigi.
Media Kesehatan Gigi: Politeknik Kesehatan
menyikat gigi dengan gigi sensitif pada Makassar. 2017 Jul 30;16(1).
masyarakat Desa Kandang Kecamatan Darul 14. Bizhang M, Schmidt I, Chun YH, Arnold WH,
Imarah Kabupaten Aceh Besar. Zimmer S. Toothbrush abrasivity in a long-term
Berdasarkan hasil penelitian ini, simulation on human dentin depends on brushing
disarankan pada masyarakat untuk dapat mode and bristle arrangement. PloS one.
menyikat gigi dengan cara yang baik dan benar, 2017;12(2).
menghilangkan kebiasaan menggosok gigi
terlalu keras yang dapat menyebabkan gigi
menjadi sensitif, serta perlu dilakukan
pemeriksaan dan perawatan gigi sensitif oleh
petugas kesehatan gigi maupun memeriksakan
kesehatan gigi mulut secara 6 bulan sekali.

70
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.191

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN PETUGAS


KESEHATAN DALAM PENGAWASAN MASA NIFAS
DI PUSKESMAS KUTA COT GLIE ACEH BESAR

Anwar Arbi1*, Intan Liana2


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamadiyah Aceh, Indonesia
2
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh, Indonesia

* Korespondensi penulis: anwar_arbie@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat
penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Upaya mempercepat penurunan kematian ibu dalam menekan
ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan peran petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten
Aceh Besar tahun 2018.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh bidan yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie. Jumlah 36 orang bidan, dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji
statistik yaitu uji chi square.
Hasil: ada hubungan antara media informasi (p-value 0,048), sikap petugas kesehatan (p-value 0,001), dan akses
petugas kesehatan (p-value 0,008).
Kesimpulan: ada hubungan antara media informasi, sikap petugas kesehatan dan akses petugas kesehatan dalam
pengawasan masa nifas.

Kata Kunci : peran petugas kesehatan; pengawasan masa nifas; media informasi; sikap petugas kesehatan; akses
petugas kesehatan.

FACTORS RELATED TO THE ROLE OF HEALTH OFFICERS IN SUPERVISING POST


PARTUM PERIOD OF KUTA COT GLIE HEALTH CENTER - ACEH BESAR

ABSTRACT

Background: Adequate health monitoring and care during pregnancy until the postpartum period is very important
for the survival of the mother and her baby. Efforts to accelerate the reduction of maternal mortality in reducing the
availability of maternal health services in the community. The purpose of the study was to determine the factors
associated with the role of health workers in monitoring the postpartum period in the Kuta Cot Glie Community Health
Center Working Area in Greater Aceh District in 2018.
Methods: This study was descriptive analytic with a cross-sectional approach. The population in this study were all
midwives in the Kuta Cot Glie Community Health Center Working Area. A total of 36 midwives, recruited using total
sampling technique. The hypothesis of this study was analysed using chi square test.
Results: It was found that there was a relationship between information media (p-value 0.048), attitudes of
health workers (p-value 0.001), and access to health workers (p-value 0.008).
Conclusion: A relationship were found between media information, attitudes of health workers, access to health
workers in the supervision of the puerperium.

Keyword: role of health officers; monitoring of postpartum period; media information; attitudes of health officers;
access to health officers

71
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

PENDAHULUAN (67%). Jumlah persalinan di Wilayah Puskesmas


Kuta Cot Glie tahun 2017 sebanyak 196 orang,
Pemantauan dan perawatan kesehatan dengan persalinan sectio caesarea sebanyak 36
yang memadai selama kehamilan sampai masa orang.5
nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup Masa nifas merupakan masa yang rentan
ibu dan bayinya. Dalam upaya mempercepat bagi kelangsungan hidup ibu baru bersalin.
penurunan kematian ibu, Kementerian Sebahagian besar kematian ibu terjadi pada masa
Kesehatan menekankan pada ketersediaan nifas sehingga peran petugas kesehatan dalam
pelayanan kesehatan ibu di masyarakat.1 pengawasan masa nifas berperan penting dalam
Seorang bidan yang kompeten dharapkan dapat upaya menurunkan angka kematian ibu.
menangani masalah-masalah yang dihadapi pada pengawasan masa nifas adalah pengawasan yang
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru dilakukan oleh petugas kesehatan yang diberikan
lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi pada ibu selama periode 6 jam sampai 42 hari
wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat. setelah melahirkan. Selain itu petugas kesehatan
Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang harus memberikan informasi-informasi penting
bersifat khusus berupa asuhan kebidanan.2 selama masa nifas, kebutuhan informasi dan
Masa nifas merupakan masa yang cukup konseling tentang masa nifas merupakan salah
penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu satu peran aktif petugas kesehatan.
melakukan pemantauan karena pelaksanaan Survei yang peneliti lakukan langsung
yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu pada Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie
mengalami berbagai masalah, bahkan dapat Aceh Besar Tahun 2018 yaitu dengan
berlanjut pada komplikasi masa nifas.3 mewawancarai 10 orang ibu nifas yang betempat
Jika ditinjau dari penyebab kematian para tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas tersebut
ibu, infeksi merupakan penyebab kematian mendapatkan bahwa ibu yang melahirkan normal
terbanyak nomor dua setelah perdarahan dan lebih dari satu kali jarang dilakukan
sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan pengawasan masa nifas, dikarenakan usia
memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. mereka tergolong sudah mengerti tentang masa
Adanya permasalahan ibu akan berimbas juga nifas, serta kurangnya akses informasi yang
pada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya, menyebabkan ibu kurang memahami pentingnya
karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan pengawasan masa nifas. Adapun pemahaman
perawatan maksimal dari ibunya. Dengan yang dipercayai dan diyakini masyarakat setelah
demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi melahirkan ibu sebaiknya tidak banyak bergerak
pun akan meningkat.3 agar tubuhnya cepat segera kembali seperti
Masa nifas merupakan masa yang rawan sebelumnya. Kemudian dari petugas kesehatan,
bagi ibu, sekitr 60% kematian ibu terjadi setelah peran petugas sangat penting dalam mengawasi
melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas. Banyak ibu yang lebih dari satu kali
masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah nifas, yang mengatakan bahwa para petugas
persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya kesehatan tidak berkunjung ke rumah. Alasannya
komplikasi masa nifas. Oleh karena itu, peran karena ibu sudah pernah mengalami nifas
dan tanggung jawab bidan untuk memberikan sebelumnya. Hal ini juga disebabkan oleh
asuhan kebidanan ibu nifas dengan pemantauan kurangnya dukungan petugas kesehatan dalam
mencegah beberapa kematian ini.4 penyampaian informasi kepada ibu tentang
Data Dinas Kesehatan Aceh Besar pentingnya pengawasan masa nifas.
menunjukan bahwa seluruh ibu hamil berjumlah Tujuan Penelitian ini adalah untuk
128.525 jiwa dengan k1 berjumlah 111.809 mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
orang (87%) dan k4 berjumlah 102.144 orang dengan peran petugas kesehatan dalam
(79%). Data persalinan yang ditolong oleh pengawasan masa nifas di Wilayah Kerja
tenaga kesehatan sebanyak 100.135 orang Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar
(82%), dan yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2018 juga untuk mngetahui hubungan
nifas sebanyak 97.241 orang (79%). Angka promosi kesehatan dalam pengawasan masa
kematian ibu (AKI) dilaporkan berjumlah 88 nifas, untuk mengetahui hubungan sikap petugas
orang pada tahun 2015, dengan jumlah lahir kesehatan dalam pengawasan masa nifas, untuk
hidup 6.827 jiwa. Sedangkan Jumlah seluruh ibu mengetahui akses pelayanan kesehatan dalam
hamil 10.647 jiwa dengan k1 sebanyak 7.911 pengawasan masa nifas.
orang (74%) dan k4 7.179 orang (67%). Data
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
7.305 orang (72%), dan yang mendapat
pelayanan kesehatan nifas sebanyak 6.769 orang

72
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas …
Anwar Arbi, Intan Liana
2019

METODE
Tabel 2. Hubungan Media Informasi dengan Peran
Penelitian ini menggunakan bersifat Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas
deskriptif analitik dengan pendekatan cross di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh
sectional Populasi dalam penelitian ini adalah Besar
keseluruhan petugas kesehatan (Bidan Desa) Media Peran Petugas
Informasi Kesehatan Dalam
yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta
Pengawasan Masa p
Cot Glie Kabupaten Aceh besar yang berjumlah Nifas ∑
value
36 orang, dengan menggunakan teknik Tatal Ada Tidak
sampling, yaitu pengambilan sampel yang n % n %
dilakukan secara keseluruhan. Ada 11 68,8 5 31,3 16 0,048
Analisa statistik dengan menggunakan uji Tidak Ada 6 30,0 14 70,0 20
data Chi-Square pada tingkat kemaknaannya Jumlah 17 47,2 19 52,8 36
95% (p<0,05) Data yang telah dikumpulkan
kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi, narasi, dan uji statistik. Berdasarkan Tabel 2 di ketahui bahwa
adanya media informasi dengan adanya adanya
peran petugas kesehatan dalam pengawasan
HASIL DAN PEMBAHASAN masa nifas sebanyak 68,8%, dan yang tidak ada
media informasi dengan adanya peran petugas
Distribusi frekuensi peran petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas
kesehatan, media informasi, sikap petugas sebanyak 30,0%. Sedangkan tidak adanya media
kesehatan dan akses petugas kesehatan di informasi dengan tidak ada peran petugas
wilayah kerja Puskesmas Cot Glie Aceh Besar kesehatan dalam pengawasan masa nifas
ditampilkan pada tabel 1. sebanyak 70,0%, dibandingkan yang adanya
media informasi dengan tidak adanya peran
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Peran Petugas petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas
Kesehatan, Media Informasi, Sikap Petugas sebanyak 31,3%.
Kesehatan dan Akses Petugas Kesehatan di Berdasarkan hasil uji statistik uji Chi-
Wilayah Kerja Puskesmas Cot Glie Aceh Besar
Square dengan tingkat kemaknaan α=0,05
Variebel (N=36) n %
diperoleh nilai p-value 0,048, menunjukan ada
Peran Petugas Kesehatan
hubungan antara media informasi dengan peran
Ada 17 47,2
Tidak 19 52,8 petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas
Media Informasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Cot Glie
Ada 16 44,4 Kabupaten Aceh Besar Tahun 2018.
Tidak 20 55,6 Hasil analisis menunjukan bahwa ada
Sikap Petugas Kesehatan hubungan antara media informasi dengan peran
Positif 16 44,4 petugas kesehatan dalam pengawasan masa
Negatif 20 55,6 nifas, dimana hasil uji statistik menunjukan
Akses Petugas Kesehatan bahwa nilai p-value 0,048 lebih kecil dari nilai α
Terjangkau 14 38,9
< 0,05.
Tidak Terjangkau 22 61,1
Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang menunjukkan tingkat signifikan
umur 0,042 (α= 0,05), yang artinya ada
Dari tabel 1 diketahui bahwa dari 36
hubungan antara media informasi dengan peran
orang responden yang diteliti, sebanyak 47,2%,
petugas kesehatan pada perilaku pasca nifas.6
menyatakan adanya peran petugas kesehatan
Upaya yang harus dilakukan untuk
dalam mengawasi masa nifas, sementara 52,8%
meningkatkan media informasi tersebut yaitu
menyatakan tidak ada. Sebanyak 44,4%
dengan mengakses internet, poster, tabloid,
menyebutkan adanya media informasi dalam
majalah, koran, konsultasi dengan petugas
pengawasan masa nifas, sementara 55,6% tidak
kesehatan, dengan ikut seminar dan promosi.
ada. Sikap petugas kesehatan yang positif
Promosi kesehatan bukan hanya kegiatan
dirasakan sebanyak 44,4%, sedangkan sebanyak
penyadaran masyarakat atau pemberian dan
55,6% merasakan sikap petugas kesehatan yang
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
negative. Akses petugas kesehatan dapat
kesehatan tetapi juga merupakan upaya-upaya
terjangkau pada 38,9% responden, namun
dalam menfasilitasi perubahan perilaku
sebagian besar (61,1%) tidak dapat menjangkau
kesehatan yang diinginkan.2
akses petugas kesehatan.

73
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

Media informasi pada hakikatnya adalah pengawasan masa nifas, dimana hasil uji statistik
alat bantu pendidikan untuk menyampaikan menunjukan bahwa nilai p-value 0,001 lebih
informasi kesehatan dan media tersebut sehingga kecil dari nilai α < 0,05.
mempermudah penerimaan pesan-pesan Penelitian ini sesuai dengan hasil
kesehatan bagi masyarakat. Perkembangan penelitian dimana adanya nilai signifikansi
media informasi juga sebanding dengan 0,016, yang berarti kurang dari 0,05 (0,016<
pengaruhnya yang semakin kuat terhadap dunia 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
globalisasi saat ini. Pengaruh media sekarang Hubungan antara sikap ibu nifas dengan praktik
bahkan turut dalam membentuk karakter, perawatan masa nifas.8
perilaku, hingga gaya hidup seseorang.7 Peran petugas kesehatan yang diharapkan
Asumsi peneliti bahwa semakin banyak yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan
mendapatkan informasi maka semakin banyak kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat
pula yang harus disampaikan ke pasien oleh kesehatan masyarakat. Kemudian informasi dari
petugas kesehatan, sebaliknya jika petugas hanya tenaga kesehatan yang didapat ibu dalam hal ini
sedikit memberikan informasi maka semakin adalah paritas ibu yang mayoritas telah
sedikit juga pasien mendapatkan informasi. mempunyai primipara sehingga dapat bersikap
Selain itu juga didukung oleh hasil penelitian positif terhadap masa nifas sedangkan pengaruh
bahwanya kurangnya media informasi yang dari orang lain berasal dari informasi baik secara
disampaikan atau yang diberikan sehingga langsung yang diperoleh dari dokter atau bidan
pasien kurang memahami tentang maksud pada saat kunjungan maupun melalui media
petugas kesehatan tersebut. masa sehingga ibu dapat bersikap positif
dalam deteksi dini komplikasi masa nifas.9
Tabel 3. Hubungan Sikap Petugas Kensehata Asumsi peneliti bahwa sikap petugas
dengan Peran Petugas Kesehatan dalam kesehatan yang positif dapat meningkatkan
Pengawasan Masa Nifas di Wilayah Kerja pengawasan masa nifas oleh pasien, sebaiknya
Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh Besar jika sikap petugas kesehatan negatif maka pasien
Sikap Petugas Peran Petugas akan merasa tidak menyenangkan dan akhirnya
Kesehatan Kesehatan Dalam
kurang kesadaran pasien dalam melakukan
Pengawasan Masa p
Nifas ∑ perawatan masa nifas. Hal ini mengakibatkan
value
Ada Tidak
pengawasan masa nifas tidak berjalan optimal.
n % n %
Positif 13 81,3 3 18,8 16 0,001 Tabel 4. Hubungan Akses Petugas Kensehata
Negatif 4 20,0 16 80,0 20 dengan Peran Petugas Kesehatan dalam
Jumlah 17 47,2 19 52,8 36 Pengawasan Masa Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Kuta Cot Glie Aceh Besar
Akses Petugas Peran Petugas
Kesehatan Kesehatan Dalam
Berdasarkan Tabel 3 di ketahui bahwa Pengawasan Masa p
adanya sikap positif dengan adanya adanya peran Nifas ∑
value
petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas Ada Tidak
sebanyak 81,3%, dan sikap negatif dengan n % n %
adanya peran petugas kesehatan dalam Terjangkau 11 78,6 3 21,4 14 0,008
pengawasan masa nifas sebanyak 20,0%. Tidak 6 27,3 16 72,7 22
Sedangkan sikap negatif dengan tidak ada peran Terjangkau
petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas Jumlah 17 42,2 19 52,8 36
sebanyak 80,0%, dibandingkan sikap positif
dengan tidak adanya peran petugas kesehatan Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
Dalam pengawasan masa nifas sebanyak 18,8%. terjangkaunya akses petugas kesehatan dengan
Berdasarkan hasil uji statistik uji Chi- adanya adanya peran petugas kesehatan dalam
Square dengan tingkat kemaknaan α=0,05 pengawasan masa nifas sebanyak 78,6%, dan
diperoleh nilai p-value 0,001, menunjukan tidak terjangkaunya akses petugas kesehatan
ada hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan adanya peran petugas kesehatan dalam
dengan peran petugas kesehatan dalam pengawasan masa nifas sebanyak 27,3%.
pengawasan masa nifas di Wilayah Kerja Sedangkan tidak terjangkaunya akses petugas
Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar kesehatan dengan tidak ada peran petugas
Tahun 2018. kesehatan dalam pengawasan masa nifas
Hasil analisis menunjukan bahwa ada sebanyak 72,7%, dibandingkan terjangkaunya
hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan akses petugas kesehatan dengan tidak adanya
dengan peran petugas kesehatan dalam

74
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pengawasan Masa Nifas …
Anwar Arbi, Intan Liana
2019

peran petugas kesehatan dalam pengawasan Glie agar memberikan informasi dalam hal
masa nifas sebanyak 21,4%. pengawasan masa nifas, agar tingkat kesakitan
Berdasarkan hasil uji statistik uji Chi- dapat menurun. Sikap petugas kesehatan yang
Square dengan tingkat kemaknaan α<0,05 harus lebih peduli dengan pasien, kemudian pada
diperoleh nilai p-value 0,008, menunjukan ada akses petugas yang memadai sehingga pasien
hubungan antara akses petugas kesehatan mendapatkan pengawasan masa nifas.
dengan peran petugas kesehatan dalam
pengawasan masa nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2018.
Hasil analisis menunjukan bahwa ada 1. Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan
hubungan antara akses petugas kesehatan dengan Penelitian dan Penembangan Kesehatan
dengan peran petugas kesehatan dalam Kementrian Kesehatan RI. www.depkes.go.id
pengawasan masa nifas, dimana hasil uji statistik (diakses 15 Agustus 2018).
2. Saifuddin, AB., at al. Buku Acuan Nasional
menunjukan bahwa nilai p-value 0,008 lebih Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
kecil dari nilai α < 0,05. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Penelitian ini sesuai dengan hasil 2013
penelitian dimana adanya nilai signifikansi 3. Sulistyawati, A. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
0,028, yang berarti kurang dari 0,05 (0,016< Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi. 2009.
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada 4. Eldawati, S. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Hubungan antara jarak dengan praktik perawatan Ibu Nifas Dengan praktik Perawatan Masa Nifas
masa nifas.8 Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Bulan
Kendala jarak tempuh dapat diatasi jika jamuari-Maret 2015. Badan Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat:
akses menuju puskesmas ini dipermudah dengan Universitas dipenogoro. Jurnal Kesehatan
jalan meningkatkan sarana dan prasarana Masyarakat. 2015; 3(3).
transportasi yang ada. Faktor keterpencilan, sulit, 5. Dinkes Aceh Besar. Profil Kesehatan Kabupaten
dan mahalnya transportasi merupakan hambatan Aceh BesarTahun 2016. Aceh Besar. 2016.
untuk menjangkau Puskesmas sehingga 6. Nurjanah F, Isnaeni Y. Hubungan Peran Petugas
kunjungan masyarakat yang bertempat tinggal Kesehatan dan Media Informasi dengan Perilaku
lebih dekat dari puskesmas lebih banyak jika Seksual Ibu Pascanifas di Puskesmas Mergangsan
dibanding dengan masyarakat yang jaraknya (Doctoral dissertation, STIKES' Aisyiyah
jauh.10 Yogyakarta). 2014
7. Lestari, Y, A. Komunikasi & Konseling dalam
Jarak tempuh yang merupakan Praktik Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
penghalang yang meningkatkan kecenderungan Media. 2010.
penundaan upaya seseorang atau masyarakat 8. Nurjasmi, E. Buku Acuan Midwifery Update.
dalam mencari pelayanan kesehatan. Masyarakat Jakarta: PP IBI. 2016.
diharapkan dapat memanfaatkan pelayanan 9. Setiadi. Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.
kesehatan.10 2008.
Asumsi peneliti bahwa akses petugas 10. Pohan. Jaminan Mutu Layanan kesehatan: dasar-
kesehatan yang terjangkau membuat petugas dasar pengertian dan penerapan .Jakarta: Buku
dapat mellakukan tugasnya yaitu dapat Kedokteran EGC. 2007.
melakukan pengawasan masa nifas dengan
sebaiknya, sebaliknya jika akses petugas
kesehatan tidak terjangkau maka tingkat
pengawasan masa nifas kurang dilakukan. Hal
ini membuat pasien kurang melakukan
perawatan masa nifas.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut,


maka dapat disimpulkan: ada hubungan antara
media informasi, sikap petugas kesehatan, akses
petugas kesehatan dalam pengawasan masa
nifas. (p<0,05). Dari hasil tersebut maka
disarankan kepada Bidan selaku petugas
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kuta Cot

75
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.185

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG JENIS JAJANAN


DENGAN KARIES GIGI PADA MURID SMP NEGERI 1 PEUKAN BADA
KABUPATEN ACEH BESAR

Ratna Wilis*, Wirza

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh, Indonesia


Jl. Soekarno Hatta Desa Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar

* Korespondensi penulis: wirza81@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Hasil pemeriksaan dan wawancara awal oleh peneliti terhadap 30 orang murid SMPN 1 Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar peroleh rata-rata DMF-T/def-t mencapai 2,02 (kategori rendah), yang berpengetahuan rendah
tentang jenis jajanan berjumlah 12 murid (40%) dan yang berpengetahuan tinggi tentang jenis jajanan berjumlah 18
murid (60%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan dengan
karies gigi pada murid SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid di SMPN 1 Peukan Bada
sebanyak 372 murid. Pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional sampling yaitu berjumlah 79 murid.
Hasil: murid yang memiliki pengetahuan tinggi dengan kriteria karies sedang berjumlah 17 orang (29,8%). Hasil uji
statistik didapat nilai p sebesar 0,196 sedangkan α = 0,05 dan df = 4. Oleh karena p > α, sehingga Ha ditolak, yaitu
tidak ada hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan dengan karies gigi pada Murid SMPN 1 Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2018.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan dengan karies gigi pada Murid SMPN 1
Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar..

Kata Kunci: pengetahuan; jenis makanan; karies gigi.

THE RELETIONSHIP OF CHILDRENS KNOWLEDGE ABOUT FOOD TYPES WITH


DENTAL CARE IN SMP NEGERI 1 PEUKAN BADA KABUPATEN
ACEH BESAR

ABSTRACT

Background: Test results and initial interviews by the investigators of the 30 students of SMPN 1Peukan Bada, Aceh
Besar gained an average of DMF-T / def-t reaches 2.02 (low category), the lower knowledgeable about the types of
snacks were 12 pupils (40%) and the high knowledgeable about the types of snacks were 18 pupils (60%). This study
aims to determine the relationship of knowledge about the types of snacks children with dental caries in the SMPN 1
students Peukan Bada, Aceh Besar.
Methods: This study was analytical, The population in this study were all students at SMPN 1 Peukan Bada many as
372 students. Sampling by using proportional sampling is numbered 79 students.
Results: The results showed that students who have a high knowledge with caries criteria were numbered
17 people (29.8%). Statistical test results obtained p value of 0.196, while α = 0.05 and df = 4. Therefore
p> α, so that Ha rejected, there is no relationship of knowledge about the types of snacks children with
dental caries in students SMPN 1Peukan Bada, Aceh Besar.
Conclusion: No relationship of knowledge about the types of snacks children with dental caries in the SMPN 1 Peukan
Bada, Aceh Besar district..

Keyword: knowledge; food types; dental caries.

76
Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Jenis Jajanan dengan Karies Gigi …
Ratna Wilis, Wirza
2019

PENDAHULUAN mengalami karies. Bagitu dengan ibu hamil yang


tidak memiliki pengetahuan atas pemeliharaan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk kesehatan gigi mulut maka tingkat penjagaan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kebersihan mulutnya juga rendah 6
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar Penyebab masih tingginya prevalensi
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang karies terjadi karena kebiasaan makan makanan
optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan manis dan lengket yang dilakukan dalam
sosial. Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun kegiatan sehari-hari pada anak usia sekolah.
2009 pasal 47 yang menyatakan bahwa untuk Mereka makan saat sedang bermain, menonton
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi- televisi, belajar dan sebelum tidur. Kondisi ini
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan memperbesar kemungkinan tertinggalnya sisa
upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh makanan didalam mulut, sehingga
dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan mempermudah pertumbuhan mikroorganisme
upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan penyebab karies. Diantara kerugian yang paling
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan banyak disorot dari pemakaian gula pasir dalam
pendekatan promotif, preventif, dan rehabilitatif makanan bergula seperti permen, snack,
yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, minuman adalah kerusakan atau pengeroposan
dan berkesinambungan.1 gigi, terutama pada anak-anak, karena dapat
Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha menyebabkan kerusakan atau karies gigi, maka
terencana dan terarah untuk mengubah prilaku gula digolongkan sebanyak senyawa
mereka dari yang kurang menguntungkan kariogenik.7
menjadi menguntungkan terhadap kesehatan gigi Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun
dan mulutnya. Melalui kegiatan ini diharapkan 2018, pengalaman karies gigi masyarakat
mereka menjadi tahu, mau, dan mampu Indonesia dengan indeks DMF-T/def-t masih
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, tinggi yaitu 7,1. Pengalaman karies pada
baik secara mandiri maupun bersama, guna terus masyarakat provinsi Aceh dengan rata-rata
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut sendiri DMF-T sebesar 4,0 (kategori sedang) dan
dan keluarganya.2 Kelompok masyarakat diberi pengalaman karies menurut karakteristik (WHO)
motivasi untuk memperbaiki cara pemeliharaan umur 12 tahun dengan rata-rata DMF-T sebesar
kesehatan gigi melalui pendidikan kesehatan 1,4 (kategori rendah). Data proporsi rerata
gigi. Usaha pendidikan kesehatan gigi untuk nasional perilaku konsumsi kurang sayur dan
memotivasi pemeliharaan kesehatan gigi belum buah 9,4%. Perilaku konsumsi makanan beresiko
terwujud dengan baik. Terbukti hasil survai pada penduduk umur ≥ 10 tahun paling banyak
kesehatan gigi Depkes RI tahun 1990, angka konsumsi bumbu penyedap (77,6%), diikuti
penyakit jaringan penyangga gigi dan gigi makanan manis (40,1%) dan minuman manis
berlubang masih cukup tinggi.3 (61,7%), dan makanan berlemak (41,7%).8
Besar kecilnya pengaruh faktor resiko Berdasarkan hasil penelitian yang telah
terhadap timbulnya karies pada anak sekolah dilakukan oleh Agus pada anak kelas II –V
dipengaruhi oleh pengetahuan, kesadaran dan sejumlah 47 anak di SDN 1 Gogodalem
kebiasaan dalam merawat kesehatan gigi, kecamatan bringin kabupaten semarang tahun
kebiasaan yang perlu dimiliki anak antara lain 2013, didapatkan hasil bahwa anak yang
cara membersihkan gigi serta jajanan/makanan mengalami karies gigi lebih banyak terjadi
manis.4 Bagi masyarakat Indonesia, kebiasaan pada anak yang mengkonsumsi makanan
jajan cenderung menjadi bagian budaya dari satu kariogenik dalam kategori tinggi sejumlah
keluarga. Tidak sedikit masalah timbul akibat 95,0% dibandingkan anak yang mengkonsumsi
jajanan yang tidak memperhatikan mutu gizi, makanan kariogenik kategori rendah sejumlah
kebersihan dan keamanannya. Makanan yang 28,6% (14,9%).9
tidak aman dan tidak bergizi menimbulkan Berdasarkan hasil pemeriksaan dan
penyakit,5 wawancara oleh peneliti terhadap 30 orang murid
Anak lebih rentan mengalami karies gigi, SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
karena pada umumnya keadaan kebersihan mulut diperoleh rata-rata DMF-T/def-t mencapai 2,02
pada anak lebih buruk dan anak lebih banyak (kategori rendah), yang berpengetahuan rendah
makan makanan serta minuman yang tentang jenis jajanan berjumlah 12 murid (40%)
menyebabkan karies dibandingkan dengan orang dan yang berpengetahuan tinggi tentang jenis
dewasa. Anak-anak umumnya senang makan- jajanan berjumlah 18 murid (60%).
makanan yang mengandung gula. Apabila anak Berdasarkan data tersebut maka penulis
terlalu banyak makan gula dan jarang tertarik untuk melakukan penelitian tentang
membersihkannya, maka giginya banyak yang hubungan pengetahuan anak tentang jenis

77
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

jajanan dengan karies gigi pada murid SMPN 1 nilai p sebesar 0,196 sedangkan α = 0,05 dan df
Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. = 4. Oleh karena p > α, sehingga Ha ditolak, yaitu
tidak ada hubungan pengetahuan anak tentang
METODE jenis jajanan dengan karies gigi pada Murid
SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
Penelitian ini bersifat analitik, dengan Peneliti berpendapat meskipun anak
pendekatan cross sectional untuk mengetahui memiliki pengetahuan tentang jenis jajanan, hal
hubungan pengetahuan anak tentang jenis ini tidak mempengaruhi karies gigi anak. Apabila
jajanan dengan karies gigi pada murid SMPN pengetahuan tidak dibarengi dengan sikap dan
1Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Populasi tindakan dalam melakukan perilaku
dalam penelitian ini adalah seluruh murid di mengonsumsi berbagai jenis jajanan sehingga
SMPN 1 Peukan Bada sebanyak 372 murid. dapat menyebabkan karies gigi. Hal ini sesuai
Pengambilan sampel dengan menggunakan dengan teori yang menyatakan bahwa
proporsional sampling yaitu berjumlah 79 pengetahuan yang cenderung baik, kurang
murid.Variabel independen (pengaruh) yaitu: memotivasi untuk bersikap dan melakukan
pengetahuan tentang jenis jajanandan variabel tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut,
dependen (terpengaruh) yaitu: karies gigi sehingga status kesehatan gigi dan mulut relatif
Intrumen yang digunakan dalam rendah dengan banyaknya timbul karies gigi.10
penelitian ini adalah kuesioner, kartu status Pengetahuan mengenai kesehatan gigi
pasien dan diagnosa set. Analisis data pada juga merupakan faktor penting dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik dengan mempengaruhi terjadinya karies, kurangnya
uji chi square p<0,05 kesadaran, serta perilaku yang mempengaruhi
baik buruknya kebersihan gigi dan mulut sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN mempengaruhi tingkat karies gigi.11
Pengetahuan anak tentang jenis jajanan
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 tidak berhubungan secara langsung dengan status
Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dengan karies gigi karena pengetahuan tinggi saja belum
jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden cukup untuk mempengaruhi status karies gigi
adalah 79 murid. Berdasarkan pengolahan data anak jika pengetahuan tersebut belum diterapkan
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 1. dalam perilaku sehari-hari, artinya karies gigi
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa dari 79 anak tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan
responden ternyata paling banyak adalah yang tentang jenis jajanan, terdapat faktor lain yang
berpengetahuan tinggi tentang jenis jajanan dapat mempengaruhi kejadian karies gigi seperti
berjumlah 57 murid (72,2%), serta indeks paling frekuensi makan, tingkat konsumsi makanan
banyak pada kriteria karies sedang sebanyak 23 kariogenik, makanan yang mudah lengket dan
orang (29,1%). menempel di gigi seperti permen dan coklat yang
Hubungan antara variabel independen memudahkan terjadinya karies. Sesuai dengan
yaitu, Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa teori yang menyatakan pengetahuan kesehatan
murid yang memiliki pengetahuan tinggi dengan gigi seseorang tidak berhubungan secara
kriteria karies sedang berjumlah 17 orang langsung dengan status karies giginya.12
(29,8%). Berdasarkan uji Chi Square didapat

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan pengetahuan anak tentang jenis jajanan
dengan karies gigi pada Murid SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar

Status Karies Gigi


Uji
Pengetahuan Sangat Sedang Sangat Jumlah %
% Rendah % % Tinggi % % Statistik
rendah Tinggi

Rendah 3 13,6 0 0 6 27,3 7 31,8 6 27,3 22 100


df = 4
15,8 p = 0,196
Tinggi 11 19,3 9 17 29,8 10 17,5 10 17,5 57 100
α = 0,05
Total 14 17,7 9 11,4 23 29,1 17 21,5 16 20,3 79 100

78
Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Jenis Jajanan dengan Karies Gigi …
Ratna Wilis, Wirza
2019

Seseorang yang berpengetahuan tinggi Berdasarkan hasil kesimpulan, maka


saja belum cukup untuk mempengaruhi status kepada seluruh murid SMPN 1 Peukan Bada
karies giginya menjadi rendah apabila Kabupaten Aceh Besar agar lebih meningkatkan
pengetahuan tersebut belum diterapkan dalam pengetahuan tentang jenis jajanan yang
perilaku sehari-hari. Diperlukan upaya-upaya berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut
untuk memotivasi murid agar pengetahuan khususnya karies gigi.Perlu dilakukan penelitian
kesehatan gigi yang dimilikinya dapat lanjutan dengan meneliti variabel – variabel lain
diwujudkan dalam perilaku kesehatan giginya sehingga dapat diketahui faktor – faktor yang
sehari-hari. Pada penelitian yang dilakukan di berhubungan dengan pengetahuan anak tentang
kota Jambi, pengetahuan ibu juga turut berperan jenis jajanan dengan karies gigi.
dalam pemeliharaan gigi anak dan status karies
gigi anak13
Banyak sekali faktor yang menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
karies, diantaranya gigi dan air ludah, adanya
bakteri penyebab karies, makanan yang kita 1. Depkes RI. 2009. Undang-Undang R.I No 36
konsumsi, makanan yang mudah lengket dan Tahun 2009 Tentang Kesehatan Departemen
menempel di gigi seperti permen dan coklat, Kesehatan R.I. Jakarta : Departemen Kesehatan
memudahkan terjadinya karies. Sementara itu RI. 2009
2. Astoeti TE. Total Quality Management dalam
faktor lain yang turut andil adalah tingkat pendidikan kesehatan gigi di sekolah. Jakarta:
kebersihan gigi dan mulut, frekuensi makan, PT Raja Grafindo Persada. 2006:20-30.
usia, dan jenis kelamin, penyakit yang sedang 3. Nugraheni H, Sadimin S, Sukini S. Determinan
diderita seperti kencing manis dan TB, serta Perilaku Pencegahan Karies Gigi Siswa Sekolah
sikap/prilaku terhadap pemeliharaan kesehatan.13 Dasar di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil 2019 Jun 4;6(1):26-34.
penelitan terdahulu dengan hasil penelitian 4. Suyuti M. Pengaruh makanan serba manis dan
didapatkan kesimpulan tidak ada hubungan yang lengket terhadap terjadinya karies gigi pada anak
bermakna antara frekuensi konsumsi makanan usia 9-10 tahun di SD Negeri Monginsidi II
Makassar. Media Kesehatan Gigi. 2010;2:14.
kariogenik dengan karies gigi.14 hasil penelitian 5. Noviani K, Afifah E, Astiti D. Kebiasaan jajan
lain juga menunjukkan bahwa di daerah Tondano dan pola makan serta hubungannya dengan
Barat menunjukkan bahwa, pola konsumsi status gizi anak usia sekolah di SD Sonosewu
makanan manis yang tinggi tidak diiringi dengan Bantul Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Dietetik
staus karies. Hasil penelitian menunjukkan status Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and
karies yang masuk ke dalam kategori rendah.15 Dietetics). 2016 Aug 30;4(2):97-104.
Berbeda halnya dengan penelitian yang 6. Veriza E, Riyadi S. Hubungan Pengetahuan Dan
dilakukan Hana Yuan Kartikasari yang Sikap dengan Motivasi Ibu Hamil Tentang
menunjukan bahwa ada hubungan konsumsi Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Jurnal Bahana
makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal
(p=0,009) pada anak kelas III dan IV SDN Public Health). 2018 May 30;2(1):1-5.
kadipaten I dan II kabupaten Bojonegoro. Hasil 7. Ramadhan AG. Serba serbi kesehatan gigi dan
ini menunjukan bahwa semakin anak melakukan mulut. Jakarta: Bukune. 2010;186.
tindakan konsumsi makanan kariogenik, maka 8. Kemenkes RI. Laporan Nasional Riskesdas
akan semakin tinggi indeks karies giginya. Jenis 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
makanan yang sering dikonsumsi dapat Pengembangan Kesehatan. 2018.
mempengaruhi keparahan karies gigi.16 9. Rosidi A, Haryani S, Adimayanti E. Hubungan
Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak SDN 1
KESIMPULAN Gogodalem Kec. Bringin Kab. Semarang.
InProsiding Seminar Nasional & Internasional
Berdasarkan hasil penelitian dan 2014.
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa 10. Rahmandini AK, Sulastri S, Hidayati S.
pengetahuan murid tentang jenis jajanan berada Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
pada kategori tinggi berjumlah 57 murid Makanan Kariogenik dengan Jumlah Karies
(72,2%). Karies gigi murid paling banyak pada Gigi pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Demakijo
kriteria sedang sebanyak 23 orang (29,1%). 1. Journal of Oral Health Care. 2017 Apr 2;5(1).
Tidak ada hubungan pengetahuan anak tentang 11. Ariyanto A. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Gigi
jenis jajanan dengan karies gigi pada Murid Dan Mulut di Kelurahan Wonoharjo Kabupaten
SMPN 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tanggamus. Jurnal Analis Kesehatan. 2019 Jan
dengan nilai p sebesar 0,196 sedangkan α = 0,05 25;7(2):744-8.
dan df = 4.

79
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

12. Nurianti I, Bako AD. Hubungan Perilaku 15. Mamengko W, Kawengian SE, Siagian KV.
Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Gambaran konsumsi jajanan dan status karies
Kejadian Karies Gigi Anak di SD Cinta Rakyat pada anak usia 3-5 tahun di Kelurahan Rinegetan
4 Kelas IV dan V. Jurnal Penelitian Kesmasy. Kecamatan Tondano Barat. e-GiGi. 2016;4(1).
2018 Oct 18;1(1):9-13. 16. Kartikasari HY, Nuryanto N. Hubungan
13. Sukarsih S, Silfia A, Febrianti S. Hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian
Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan karies gigi dan status gizi pada anak kelas III dan
Kesehatan Gigi Dengan Status Karies Pada IV SDN Kadipaten I dan II Kabupaten
Anak TK Al-Hikmah Kota Jambi Tahun 2018. Bojonegoro (Doctoral dissertation, Diponegoro
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana University).
of Journal Public Health). 2018 Dec
31;2(2):131-8.
14. Kusumawardani E. Buruknya kesehatan gigi dan
mulut. Hanggar korektor, Yogyakarta. 2011.

80
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.214

HUBUNGAN KECUKUPAN KONSUMSI FE, POLA MAKAN


DAN UKURAN LILA DENGAN ANEMIA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS SIMPANG KAWAT KOTA JAMBI

Ruwayda*, Nurmisih

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi, Indonesia

* Korespondensi penulis: ida_dodyrz@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Angka kejadian anemia di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Anemia merupakan
penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Anemia yang sering terjadi pada kehamilan
adalah anemia defisiensi zat Fe. Status gizi yang kurang dapat menjadi predisposisi anemia ibu hamil di Indonesia yang
salah satu indikatornya dapat diketahui dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA). Penelitan ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kecukupan konsumsi Fe, pola makan dan ukuran LILA dengan anemia ibu hamil di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi
Metode Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi sebanyak 526 orang dengan jumlah sampel
97 ibu hamil yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat. Teknik pengambilan
sampel secara quota sampling. Responden merupakan wanita hamil yang mendatangi poli Kesehatan Ibu Anak
Puskesmas Simpang Kawat.
Hasil: Sebanyak 72 (74,2%) responden mengalami anemia. Ada hubungan kecukupan konsumsi tablet Fe dengan
anemia ibu hamil (p=0,006) dan tidak terdapat hubungan pola makan (p=0,279) dan ukuran LILA dengan anemia ibu
hamil (p=0,178).
Kesimpulan: Ada hubungan kecukupan konsumsi tablet Fe dengan anemia ibu hamil dan tidak terdapat hubungan pola
makan dan ukuran LILA dengan anemia ibu hamil

Kata Kunci: anemia dalam kehamilan; tablet Fe; LILA.

THE RELATIONSHIP BETWEEN Fe ADEQUACY, DIETARY PATTERN


AND MIDDLE UPPER ARM CIRCUMFERENCE (MUAC) LEVEL
WITH ANEMIA IN PREGNANCY AT PUSKESMAS SIMPANG KAWAT JAMBI CITY

ABSTRACT

Background: The incidence rate of anemia in Indonesia shows a high value. Anemia is a decrease in the quantity or
quality of red blood cells in the circulation. Anemia that often occurs in pregnancy is iron deficiency anemia. Deficiency
of nutritional status could be the predispotitional factor of anemia in pregnancy in Indonesia. One of the indicator of
nutritional status is the measurement of Middle Upper Arm Circumference MUAC) level. This research was aimed to
determine the the relationship between Fe adequacy, dietary pattern and Middle Upper Arm Circumference (MUAC)
level with anemia in pregnancy at Puskesmas Simpang Kawat Jambi city.
Methods: This research was a descriptive research with crosssectional design. A total of 97 respondents were recruited
from a population of 526 using quota sampling. The respondent was pregnant women who visited the maternal and
child health room of Puskesmas Simpang Kawat Jambi City.
Results: The results showed that 72 respondents had anemia (74,2%). There was a correlation of Fe tablet
consumption with anemia in pregnant women (p = 0,006). But no association were found between dietary
pattern (p = 0,279) and middle upper arm circumference level (p = 0,178) with anemia in pregnant women.
Conclusion: consumption of Fe tablet was associated with anemia in pregnant women, but no association
were found between dietary pattern and middle upper arm circumference level with anemia in pregnant
women.

Keyword: anemia in pregnancy; Fe tablet; middle upper arm circumference (MUAC)

81
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

PENDAHULUAN Sedangkan saat melahirkan, wanita hamil butuh


mengenal tablet Fe selama zat Fe sekitar 40 mg
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka per hari atau dua kali lipat dari kebutuhan wanita
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu yang tidak hamil.2
indikator yang menunjukkan status kesehatan. Upaya penanggulangan anemia dilakukan
AKI di Indonesia berdasarkan SDKI 2012 melalui peningkatan cakupan suplementasi tablet
mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Menurut Fe pada ibu hamil, Tablet Fe dikonsumsi mulai
WHO 40% kematian ibu di negara berkembang minggu ke 12 kehamilan yang di teruskan sampai
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan, 3 bulan pasca partum. Suplemen tablet Fe pada
sedangkan frekuensi ibu hamil dengan anemia di ibu hamil sampai nifas mendapatkan sebanyak 1
Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%.1 tablet dalam 1 hari berturut – turut selama
Menurut WHO (World Health minimal 90 hari masa kehamilannya, sampai 42
Organization) kejadian anemia pada ibu hamil hari setelah melahirkan.1
berkisar antara 20% sampai 89% dengan Ketidakteraturan mengkonsumsi tablet Fe
menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka akan berakibat terjadi anemia, yang akan
kejadian anemia di Indonesia menunjukkan nilai menimbulkan masalah seperti: pada ibu menjadi
yang cukup tinggi. WHO menemukan angka penyulit persalinan, risiko syok waktu
anemia pada tahun 1998 kehamilan 3,8% pada persalinan, mudah terjadi penyakit selama
trimester I, 13,6% pada trimester II, dan 24,8% kehamilan, keguguran, lahir prematur, bayi lahir
pada trimester III. Pada pengamatan lebih lanjut dengan berat badan rendah, kelainan bawaan
menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang atau cacat bawaan, kematangan fungsi organ
diderita masyarakat adalah karena kekurangan tubuh janin tidak sempurna.3
zat Fe yang dapat diatasi melalui pemberian zat Keadaan yang sering terjadi adalah ibu
Fe secara teratur dan peningkatan gizi.2 hamil tidak teratur dalam meminum tablet Fe,
Anemia adalah penurunan kuantitas atau dikarenakan berbagai alasan yaitu faktor bosan,
kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi. rasa obat yang tidak enak, membuat mual, takut
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu anak yang dilahirkan akan besar, dan alasan lain
dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada yaitu lupa, dan tidak ada orang lain yang
trimester I dan III atau kurang dari 10.5 gr% pada mengingatkan untuk meminumnya, sehingga
trimester II. Anemia yang sering terjadi pada konsumsi tablet basi tidak dipenuhi dengan baik.
kehamilan yaitu anemia defisiensi zat Fe, jenis Dari keadaan tersebut bahwa sebenarnya
anemia yang pengobatannya relatif mudah, pemerintah, masyarakat atau keluarga bisa
bahkan murah.2 berupaya membantu ibu hamil memperbaiki
Wanita hamil merupakan salah satu keadaan, khususnya dalam keteraturan
kelompok golongan yang rentan masalah gizi mengkonsumsi tablet Fe secara teratur serta
terutama anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). mengubah perilaku kesehatan mereka. Selain itu
Kurangnya asupan besi (Fe) yang adekuat petugas kesehatan juga memegang peranan
mengakibatkan timbulnya penyakit anemia gizi. penting dalam memberikan informasi mengenai
Gejala tampak melalui kadar Hb dibawah 11 manfaat tablet Fe.3
gr%, pucat, lesu, letih, lemah dan terjadi Frekuensi anemia dalam kehamilan
perdarahan.1 diseluruh dunia cukup tinggi, berkisar antara
Zat besi pada ibu hamil dibutuhkan untuk 10% dan 20%. Karena defisiensi makanan
meningkatkan sintesis. Hemoglobin sebagai memegang peranan yang cukup penting dalam
proses adaptasi terhadap adanya perubahan timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa
fisiologis pada ibu hamil yaitu terjadinya frekuensi itu lebih tinggi lagi di negara-negara
hemodilusi (pengenceran darah) dengan berkembang dibandingkan dengan negara-
peningkatan volume 30% sampai 40% yang negara yang sudah maju. Frekuensi ibu hamil
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu
minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil 63,5%. Kekurangan gizi dan perhatian yang
sekitar 11 gr% maka dengan terjadinya kurang terhadap ibu hamil merupakan
hemodilusi akan mengakibatkan anemia predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di
fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai Indonesia.2
10 gr%. Kebutuhan zat Fe pada ibu hamil sangat Risiko anemia gizi pada ibu-ibu hamil
tergantung pada usia kehamilan yaitu pada lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak
trimester I kehamilan, kebutuhan zat Fe yang hamil. Salah satu penyebabnya adalah pada ibu
dibutuhkan sedikit karena pertumbuhan janin hamil diperlukan kebutuhan zat gizi yang
masih lambat. Memasuki trimester II hingga ke meningkat. Selain untuk menutupi kehilangan
III, volume darah pada tubuh wanita meningkat. basal (kehilangan zat besi melalui keringat,

82
Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil …
Ruwayda, Nurmisih
2019

urine, dan kulit), juga dibutuhkan untuk defisiensi besi dan perdarahan akut. Bahkan
keperluan pembentukan sel-sel darah yang tidak jarang keduanya saling berinteraksi.2
bertambah banyak serta kebutuhan plasenta dan Keteraturan ibu hamil dalam
janin dalam kandungan. Di negara-negara sedang mengkonsumsi tablet Fe dalam hal ini sangat
berkembang termasuk Indonesia banyak wanita berpengaruh karena efek samping tablet Fe yang
yang memasuki masa kehamilan dengan mengganggu sehingga orang cenderung menolak
cadangan zat besi dalam tubuhnya hanya sedikit tablet Fe yang diberikan, efek samping tersebut
dan sebagian lagi menderita kurang anemia zat dapat berupa pengaruh yang tidak
besi. Wanita-wanita tersebut pada kehamilannya menyenangkan seperti rasa tidak enak di ulu hati,
akan mempunyai kadar hemoglobin kurang dari mual, muntah dan diare (terkadang juga
normal (< 11 gr/dl) untuk keadaan ini, WHO konstipasi) penyulit ini tidak jarang
menganjurkan untuk memberikan suplementasi menyusutkan ketaatan pasien selama pengobatan
kepada ibu hamil, karena keperluan zat besi pada berlangsung. Penolakan tersebut sebenarnya
masa hamil tidak hanya dapat dipenuhi hanya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa
dari makanan saja. Ibu hamil hanya disarankan selama kehamilan mereka memerlukan
untuk minum pil besi salama tiga bulan yang tambahan zat besi, jika situasi ini berkembang,
harus diminum setiap hari. Pil ini dibagikan dosis sebaiknya diturunkan sampai pengaruh itu
secara gratis melalui kegiatan posyandu. Selain lenyap. Sementara itu, ibu hendaknya diberi
itu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi pengertian bahwa pengaruh yang tidak
anemia antara lain dengan memperbaiki menu menyenangkan tidak ada artinya jika
makan. Dengan mengkonsumsi daging, ikan dan dibandingkan dengan besarnya manfaat zat besi
ayam serta makanan yang banyak mengandung dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu
vitamin C untuk membantu penyerapan besi.1 penyebab anemia pada ibu hamil adalah
Walaupun terdapat sumber makanan defisiensi zat besi, suplemen zat besi atau
nabati yang kaya besi seperti daun singkong, pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya
kangkung dan sayuran berwarna hijau lainnya, penting dalam mencegah dan menanggulangi
namun zat Fe dalam makanan tersebut lebih sulit anemia.4
penyerapannya. Dibutuhkan porsi yang besar Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
dari sumber nabati tersebut untuk mencukupi diperlukan dalam pelaksanaan program KIE gizi
kebutuhan zat sehingga dalam kondisi kebutuhan bagi ibu hamil. Ukuran lila normal adalah di atas
Fe tidak terpenuhi dari makanan, maka pilihan 23,5 cm, ibu dengan ukuran lila dibawah 23,5 cm
untuk memberikan tablet besi folat dan sirup besi menunjukkan adanya kekurangan energi kronis.5
guna mencegah dan menanggulangi anemia Berdasarkan data yang didapat dari dinas
menjadi sangat efektif dan efisien. Selain itu kesehatan kota Jambi bahwa kejadian anemia di
didaerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil kota Jambi bervariasi dari puskesmas ke
dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, puskesmas lainnya. Dari 20 puskesmas yang ada
kehamilan dan persalinan dengan jarak yang di Kota Jambi kejadian anemia paling banyak
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan adalah puskesmas Simpang Kawat yaitu dari 526
dan tingkat sosial ekonomi rendah.2 ibu hamil yang diperiksa kadar Hb nya, terdapat
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil 193 (36,7%) ibu hamil yang mempunyai kadar
merupakan problema kesehatan yang dialami Hb < 11 gr % atau anemia . Data pengukuran
oleh wanita seluruh dunia termasuk di negara LILA dari 526 ibu hamil yang diukur LILA,
berkembang. Badan kesehatan dunia, WHO, terdapat 25 orang (%) ibu yang LILA < 23,5 cm.6
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil Pada survey awal yang dilakukan pada 2
yang mengalami defisiensi Fe sekitar 20% orang ibu hamil, diketahui satu orang ibu
sampai 89% serta semakin meningkat seiring mengatakan tidak teratur mengkonsumsi tablet fe
dengan bertambahnya usia kehamilan.2 karena lupa, sedangkan 1 orang ibu hamil
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mengatakan sudah teratur mengkonsumsi tablet
mempunyai dampak buruk baik pada ibunya fe nya hanya saja ukuran lingkar lengannya
maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan masih dibawah 23,5 cm. Ibu hamil yang
anemia berat lebih memungkinkan terjadinya mengkonsumsi tablet Fe secara teratur masih
partus prematur dan memiliki bayi dengan berat mengalami anemia apalagi pada ibu hamil yang
badan lahir rendah serta dapat meningkatkan tidak mengkonsumsi tablet Fe secara teratur.
kematian perinatal. Menurut WHO 40% Berdasarkan data dan survey awal penulis akan
kematian ibu di negara berkembang dikaitkan melakukan penelitian tentang hubungan
dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan kecukupan konsumsi Tablet Fe, pola makan dan
anemia pada kehamilan disebabkan oleh ukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan

83
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

anemia ibu hamil di Puskesmas Simpang Kawat Berdasarkan hasil penelitian yang
Kota Jambi Tahun 2017. ditampilkan pada tabel 2, diketahui distribusi
anemia ibu hamil di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi sebagian besar responden mengalami
METODE anemia yaitu sebanyak 72 orang (74,2 %).
Berdasarkan kecukupan Konsumsi Fe, pola
Penelitian ini menggunakan rancangan makan dan ukuran LILA dapat diketahui bahwa
cross sectional, bertujuan untuk mengetahui sebagian responden cukup dalam mengkonsumsi
hubungan kecukupan konsumsi tablet Fe, pola tablet Fe yaitu sebanyak 53 responden (54,64%),
makan dan ukuran LILA dengan anemia pada ibu dan sebagian besar memiliki pola makan yang
hamil di Puskesmas Simpang Kawat, yang baik sebanyak 86 responden (88,66%) dan
dilaksanakan pada bulan Mei s/d Agustus 2017. sebagian responden memiliki ukuran lingkar
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 526 ibu lengan atas (LILA) ≥ 23,5 cm sebanyak 85 org
hamil, sampel sebanyak 97 orang ibu hamil, (87,63 %).
diambil secara quota sampling. Data untuk
variabel anemia diperoleh melalui pemeriksaan Tabel 2. Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola
kadar hemoglobin dan pengukuran lingkar Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu
lengan atas (LILA) responden, sedangkan untuk Hamil di PKM Simpang Kawat Kota Jambi Tahun
2017
variabel kecukupan konsumsi tablet Fe dan pola Variabel Anemia Ibu Hamil Jlh % p value
makan diukur melalui pengisian kuesioner. Anemia % Tidak %
Instrumen penelitian untuk variabel pola makan Anemia
menggunakan Food Frequency (FFQ). Konsumsi 0,006
Fe
Tidak 39 88,6 5 11,4 44 100
Cukup
HASIL DAN PEMBAHASAN Cukup 33 62,3 20 37,7 53 100
jumlah 72 74,2 25 25,8
Berdasarkan hasil penelitian yang Pola 0,279
ditampilkan pada tabel 1, distribusi responden Makan
Kurang 10 90,9 1 9,1 11 100
berdasarkan karakteristik responden diketahui Baik
bahwa sebagian responden berada dalam rentang Baik 62 72,1 24 27,9 86 100
usia 20-35 tahun sebanyak 85 orang (87,6%), jumlah 72 74,2 25 25,8
mayoritas memiliki pendidikan ≥ SMA sebanyak Ukuran 0,178
LILA
78 orang (80,4%), pekerjaan terbanyak yaitu ibu
KEK (< 11 91,7 1 8,3 12 100
rumah tangga sebanyak 76 orang (78,4%), 23,5 cm)
sedangkan berdasarkan gravida terbanyak adalah Tidak KEK 61 71,8 24 28,2 85 100
kehamilan 2-3 yaitu 55 orang (56,7 %). ( ≥23,5 cm)
jumlah 72 74,2 25 25,8
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di
PKM Simpang Kawat Tahun 2017 Pada penelitian ini sebagian besar
No Karakteristik Jumlah responden mengalami anemia. Hal ini
f % dikarenakan rata-rata memasuki trimester II dan
1 Usia III, dimana ibu hamil mengalami proses
< 20 Tahun 1 1,1 pengenceran darah (hemodilusi) akibat suplai
20-35 20-35 Tahun 85 87,6 darah ke janin. Terjadi peningkatn daya
>35 Tahun 11 11,3
metabolisme energi selama kehamilan, selama
kehamilan juga terjadi proses pertumbuhan dan
2 Pendidikan
< SMA 19 19,6 pematangan janin dan plasenta yang
≥ SMA 78 80,4 menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis
peredaran darah selama kehamilan.3
Secara umum peredaran darah
3 Pekerjaan dipengaruhi beberapa faktor antara lain
PNS 9 9,3
bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
SWASTA 9 9,3
BURUH/DAGANG 3 3,0 dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan
IRT 76 78,4 mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32
4 Gravida dan 36 minggu, secara fisiologis pengenceran
1 29 29,9 darah ini untuk membantu meringankan kerja
2-3 55 56,7 jantung yang semakin berat dengan adanya
>3 13 13,4 kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan

84
Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil …
Ruwayda, Nurmisih
2019

dengan kehamilan karena perubahan sirkulasi besi merupakan tingkatan terakhir dari defisiensi
yang makin meningkat terhadap plasenta dan besi. Cadangan besi sangat menurun bahkan bisa
pertumbuhan payudara. Volume plasma tidak ada sama sekali. Terjadi perubahan
meningkat 45% dimulai trimester II kehamilan biokimia tubuh seperti besi serum sangat
dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan menurun, kadar hb menurun dan terjadi
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit pengingkatan jumlah FEP, sudah kelihatan
menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan gejala klinis dan terjadi perubahan pada epitel.
setelah melahirkan.7 Pada tingkat ini sudah terjadi anemia.8
Hemoglobin merupakan indikator yang Anemia besi adalah anemia yang
digunakan untuk mengetahui kekurangan besi. disebabkan kekurangan zat besi, hal ini
Nilai hemoglobin berguna untuk mengetahui disebabkan oleh kekurangan konsumsi zat besi
beratnya anemia dan nilai hemoglobin rendah dan dapat juga disebabkan rendahnya tingkat
menggambarkan kekurangan besi.8 Metode yang absorpsi zat besi akibat dari rendahnya konsumsi
digunakan dalam pengukuran Hemoglobin zat yang dapat membantu absoprsi zat besi serta
antara lain metode sahli dan metode tngginya konsumsi zat yang menghambat absorsi
cyanmethemoglobin.9 zat besi.1
Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat Penelitian Indahswari menunjukkan ada
besi karena pada ibu hamil terjadi peningkatan hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi
kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat zat besi non heme dengan kejadian anemia pada
peningkatan volume darah tanpa ekspansi wanita prakonsepsi di kecamatan ujung tanah
volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu dan kecamatan biringkanaya kota Makassar,
(mencegah kehilangan darah pada saat namun tidak terdapat hubungan frekuensi
melahirkan) dan pertumbuhan janin.2 konsumsi makanan yang mengandung zat besi
Konsumsi tablet tambah darah ibu hamil heme, frekuensi makanan yang mengandung
sudah mencukupi apabila ibu hamil telah pelancar absorpsi zat besi, makanan penghambat
mengkonsumsi sebanyak 90 tablet TTD yang absorpsi dengan kejadian anemia ibu hamil.11
mengandung 60 mg elemental iron dan 0,25 % Kecenderungan ibu hamil yang
asam folat yang diminum satu tablet sehari.1 mengkonsumsi tablet Fe baik (≥ 90 tablet)
Distribusi hubungan kecukupan konsumsi memiliki risiko kejadian anemia lebih rendah
fe dengan anemia ibu hamil di Puskesmas dibandingkan ibu yang mengkonsumsi tablet Fe
Simpang kawat Kota Jambi pada tabel 2 < 90 tablet di wilayah kerja Puskesmas Tawang
menunjukkan bahwa dari 44 responden yang sari Sukoharjo dengan ( α 0,044).13
tidak cukup mengkonsumsi tablet Fe, yang Penelitian Alizadeh et.al menunjukkkan
mengalami anemia sebanyak 39 orang (88,66%), ada perbedaan signifikan pada 2 kelompok yang
dari 53 responden yang cukup mengkonsumsi diberikan tablet Fe dan plasebo mulai dari
tablet Fe, yang mengalami anemia sebanyak 33 kehamilan 20 minggu sampai trimester akhir,
orang (62,3 %). Berdasarkan uji statistik menujukkan perbedaan kadar Hemoglobin
diketahui ada hubungan kecukupan konsumsi Fe (p=0/03) dan ferritin (p=0/04).14
dengan anemia ibu hamil dengan p value sebesar Hal ini diperkuat dengan penelitian Taye
0,006 (< α 0,05). dari 628 responden yang diberikan suplementasi
Kecukupan konsumsi tablet Fe tablet besi, menunjukkan ada hubungan umur,
mempunyai hubungan dengan kejadian anemia pendidikan dan pengetahuan tentang konsumsi
ibu hamil, karena anemia defisiensi besi Fe serta riwayat anemia dengan pemberian
merupakan masalah yang paling banyak terjadi. suplementasi Fe ibu hamil.15
Defisiensi besi adalah berkurangnya jumlah besi Adapun hubungan pola makan dengan
yang ada dalam tubuh. Pada tingkat awal anemia ibu hamil di PKM Simpang Kawat Kota
cadangan besi di retikulo endotelial menurun Jambi ditemukan bahwa dari 11 responden yang
akibatnya kadar feritin plasma menurun dan memiliki pola makan kurang baik, terdapat 10
berdampak pada peningkatan absorpsi zat besi. responden yang mengalami anemia (90,9%), dan
Kadar hb dan besi serum menurun tetapi belum dari 86 rsponden yang memiliki pola makan yang
terjadi perubahan biokimia dan belum baik yang mengalami anemia sebanayak 62
memperlihatkan gejala klinis. Pada tingkat laten orang (72,1 %). Berdasarkan uji statistik
cadangan besi di retikulo endotelial menurun dan diketahui tidak ada hubungan pola makan dengan
serum feritin juga mengalami penurunan terjadi anemia ibu hamil di PKM Simpang Kawat Kota
perubahan biokimia tubuh yaitu besi serum Jambi Tahun 2017 dengan p value sebesar 0,279
menurun dan terjadi peningkatan free (> α 0,05).
eriyhtrocyte protophorphyrin (FEP) tetapi kadar Pola makan yang salah membawa
Hb masih normal. Pada tingkat anemia defisiensi dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara

85
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

lain anemia, pertambahan berat badan yang anemia pada ibu hamil. Oleh karena itu tidak
kurang pada ibu hamil dan gangguan dapat ditentukan secara tunggal penyebab
pertumbuhan janin. Penyebab langsung anemia yang terjadi pada masing masing ibu
terjadinya anemia antara lain defisiensi asupan hamil.20
gizi dari makanan (zat besi, asam folat, protein,
vitamin C, riboflavin, vitamin A, seng dan
Vitamin B12), konsumsi zat-zat penghambat
penyerapan besi, penyakit infeksi, malabsorpsi, KESIMPULAN
perdarahan dan peningkatan kebutuhan selama
kehamilan.10 Berdasarkan hasil penelitian di
Hasil penelitian ini berbeda dengan yang Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi tahun
ditemukan pada penelitian sebelumnya di 2017, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus yang (74,2 %) ibu hamil mengalami anemia. Terdapat
menunjukkan ada hubungan pola makan hubungan antara konsumsi Fe dengan anemia
(kuantitas makanan, jenis makanan dan cara pada ibu hamil. Pola makan dan ukuran LILA
memasak makanan) dengan terjadinya anemia tidak berhubungan dengan kejadian anemia pada
pada ibu hamil.13 ibu hamil.
Hubungan pola makan dengan kejadian Diharapkan hasil penelitian ini sebagai
anemia ibu hamil Trimester III juga ditemukan di masukan untuk menyusun kebijakan dalam
di Puskemas Pleret bantul.16 Ditemukan pula peningkatan pelayanan pada ibu hamil,
hubungan frekuensi makan dan jenis makanan khususnya pemantauan kecukupan konsumsi
dengan kejadian anemia di wilayah kerja tablet Fe dalam menurunkan kasus anemia pada
Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar.10 ibu hamil di Kota Jambi. Disarankan kepada
Hubungan ukuran LILA dengan anemia pihak Puskesmas khususnya petugas kesehatan
ibu Hamil di PKM Simpang Kawat Kota Jambi untuk memantau kecukupan konsumsi tablet Fe
Tahun 2017 diketahui dari 12 responden yang dan menangani kejadian anemia pada ibu hamil
memiliki ukuran LILA KEK, yang mengalami di wilayah kerja Puskesmas.
anemia sebanyak 11 orang (91,7%), dan dari 85
responden dengan ukuran LILA ≥ 23,5 cm yang
mengalami anemia sebanyak 61 orang (71,8 %). DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan uji statistik diketahui tidak ada
hubungan ukuran lingkar lengan atas (LILA) 1. Kemenkes RI. Pedoman Penatalaksanaan
dengan anemia ibu hamil di Puskesmas Simpang Pemberian Tablet Tambah Darah. Jakarta:
Kawat Kota Jambi dengan p value sebesar 0,178 Kementrian Kesehatan RI. 2015.
(> α 0,05). 2. Manuaba IB. Gawat darurat obstetri ginekologi
dan obstetri ginekologi sosial untuk profesi bidan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan Jakarta: EGC. 2008:296-99.
penelitian Saaka et. al pada 400 ibu hamil yang 3. Tarwoto dan Wasnidar. Buku saku anemia pada
menunjukkan bahwa walaupun tidak terdapat ibu hamil dan konsep penatalaksanaan. Jakarta :
hubungan pola makan wanita hamil pada daerah Trans Info Media. 2007.
pedesaan di Ghana dengan anemia, akan tetapi 4. Arisman MB. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur
ada hubungan ukuran lingkar lengan atas (Mid Kehidupan. Edisi-2. Jakarta: EGC. 2010.
Upper Arm Circumference), usia kehamilan dan 5. Sulistyoningsih, H. Gizi untuk Kesehatan ibu dan
frekuensi ANC dengan anemia ibu hamil.17 anak, Jogyakarta: Graha Ilmu. 2011.
Penelitian lainnya yang dilakukan di 6. Dinas Kesehatan Kota Jambi. Laporan Hasil
Kegiatan Program Ibu dan Anak di Kota Jambi,
Ethiopia, menunjukkan bahwa status trimester, Dinkes Kota. Jambi. 2016.
gravida, pemberian suplemen besi dan ukuran 7. Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan, YBPSP Jakarta.
LILA berhubungan secara signifikan dengan 2010.
kejadian anemia pada ibu hamil.18 BMI dan 8. Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia
LILA juga ditemukan berhubungan signifikan Pustaka Utama Jakarta. 2005.
dengan anemia pada mahasiswa wanita di 9. Supariasa,I.D.N dkk, 2012,Penilaian Status Gizi,
Pakistan.19 EGC, Jakarta
Anemia pada ibu hamil dapat terjadi 10. Pertiwi, A, 2013, Hubungan antara Pol Makan
dengan penyebab yang multifaktorial. dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo karang Anyar,
Meningkatnya volume darah saat kehamilan Skripsi Universitas Uhammmadyah Surakarta.
menyebabkan meningkat pula kebutuhan zat besi 11. Indahswari, L, Thaha,A Razak, Syam, A (2013)
tubuh. Usia ibu hamil maupun usia kehamilan, Hubungan Pola Konsumsi dengan kejadian
status gravida, asupan zat besi, kondisi hormonal anemia pada wanita prakkonsepsi di kecamatan
dan pola makan juga mempengaruhi kondisi Ujung Tanah dan kecamatan Biringkanaya Kota

86
Hubungan Kecukupan Konsumsi Fe, Pola Makan dan Ukuran LILA dengan Anemia Ibu Hamil …
Ruwayda, Nurmisih
2019

Makasar, Jurnal Media kesehatan Masyarakat


Indonesia tahun 2013.
12. Nurhidayati. Analisis faktor penyebab terjadinya
anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
Skripsi Universitas Muhammadyah Surakarta.
2013.
13. Suranto S, Karyati S, Sholihah S. Hubungan
Antara Pola Makan dengan Terjadinya Anemia
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Dawe Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus Tahun 2013. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan. 2013 Jan 19;4(1).
14. Alizadeh L, Salehi L. Is routine Iron
supplementation necessary in pregnant women
with high hemoglobin?. Iranian Red Crescent
Medical Journal. 2016 Jan;18(1).
15. Taye B, Abeje G, Mekonen A. Factors associated
with compliance of prenatal iron folate
supplementation among women in Mecha district,
Western Amhara: a cross-sectional study. Pan
African Medical Journal. 2015;20(1).
16. Zulaikha. Hubungan pola makan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
Pleret Bantul Tahun 2015. Skripsi Stikes Aisyiyah
Yogyakarta. 2015.
17. Saaka M, Oladele J, Larbi A, Hoeschle-Zeledon I.
Dietary diversity is not associated with
haematological status of pregnant women resident
in rural areas of northern Ghana. Journal of
nutrition and metabolism. 2017.
18. Addis Alene K, Mohamed Dohe A. Prevalence of
anemia and associated factors among pregnant
women in an urban area of Eastern Ethiopia.
Anemia. 2014;2014.
19. Laghari ZA, Baig NM, Memon F, Panhwar F,
Qambarani MR, Palh ZA. Correlation of BMI and
MUAC with anemia among Sindh University
Students, Jamshoro, Pakistan. Sindh University
Research Journal-SURJ (Science Series). 2017
Nov 20;49(3):553-6.
20. Campigotto AC, Pinto DC, Albuquerque FG.
Factors relating to iron deficiency anemia in
pregnancy: an integrative review. International
Archives of Medicine. 2015; 8(159): 1-11

87
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.220

PENATALAKSANAAN NYERI SENDI PADA LANSIA


MENGGUNAKAN TEKNIK HIPNOTERAPI
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDA BUDI LUHUR JAMBI

Abbasiah, Gusti Lestari Handayani, Sovia

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi, Indonesia

* Korespondensi penulis: saza_abay@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar belakang: Nyeri sendi merupakan penyakit yang banyak diderita pada lansia, sehingga perlu mendapatkan
perhatian melalui penatalaksanaan manajemen nyeri. Salah satu terapi komplementer yang telah dikembangkan dan
dapat menjadi alternatif pengurangan penggunaan terapi farmakologi dengan pengelolaan alam bawah sadar yaitu
hipnoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap skala nyeri sendi pada lansia.
Metode: Desain penelitian adalah quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test- post test. Penelitian
dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2018, dengan jumlah sampel 20 orang lansia yang menderita nyeri
sendi. Sampel dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Verbal Descriptor Scale.
Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test untuk membandingkan perbedaan rerata nyeri sebelum
dan sesudah intervensi.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rerata nyeri pada lansia sebelum dan sesudah intervensi hipnoterapi
(nilai p 0,000 ˂ α 0,05; CI 4,844 – 5,956).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan
nyeri sendi pada lansia.

Kata kunci: lansia; nyeri sendi; hipnoterapi; verbal descriptor scale

MANAGEMENT OF JOINT PAIN IN THE ELDERLY USING HYPNOTHERAPY IN


PANTI SOSIAL TRESNA WERDA BUDI LUHUR JAMBI

ABSTRACT

Background: Joint pain is a disease that is much suffered in the elderly, so it is necessary to get attention through pain
management treatment. One of the complementary therapies that have been developed and can be an alternative
reduction of the use of pharmacological therapy with the management of the unconscious is hypnotherapy. This study
aims to determine the influence of hypnotherapy on the joint pain scale in the elderly.
Method: This research was a quasi-experiment with one group pre-test-post test design. The study was conducted
from August to September 2018, a total of 20 elderly people suffering from joint pain were recruited for the research
using purposive sampling method. Data was collected using Verbal Descriptor Scale followed by statistic analisis using
the Wilcoxon Signed Ranks Test to compared the average difference in pain before and after the intervention.
Results: The results showed no difference in the average pain in the elderly before and after the hypnotherapy
intervention (p 0.000 ˂ α 0.05; CI 4.844 – 5.956).
Conclusion: Based on the results of the study it can be concluded that there was a hypnotherapy influence on the
decrease in joint pain in the elderly.

Keywords: elderly; joint pain; hypnotherapy; verbal descriptor scale

88
Penatalaksanaan Nyeri Sendi pada Lansia Menggunakan Teknik Hipnoterapi …
Abbasiah, Gusti Lestari Handayani, Sovia
2019

PENDAHULUAN hipnoterapi membutuhkan waktu ± 15-30 menit


untuk masing – masing responden. Selanjutnya
Nyeri sendi merupakan penyakit yang dilakukan pengkajian dengan mengukur skala
banyak diderita pada lansia. Efek nyeri dapat nyeri setelah dilakukan hipnoterapi (post-
menyebabkan penurunan aktifitas, isolasi sosial, intervensi).
gangguan, tidur,kecemasan dan depresi.1.2
Manajemen nyeri dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik transcendental meditation HASIL DAN PEMBAHASAN
dan medical hypnosis yang secara nyata
berpengaruh pada penurunan skala nyeri dan Distribusi frekuensi karakteristik
sekaligus sebagai terapi non farmakologis untuk responden dapat dilihat pada tabel 1.
membantu mengontrol nyeri.3,4
Terapi nonfarmakologis sangat Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
dianjurkan diberikan pada pasien dengan nyeri berdasarkan usia dan jenis kelamin
sendi. Dengan tujuan mengurangi nyeri sendi Karakteristik f %
dan mengendalikan faktor risiko serta penyakit
penyerta lainnya.5 Manajemen nyeri sendi dapat USIA (n=20)
60-65 Tahun 5 25.0
mengurangi penderitaan dan ketergantungan
66-70 Tahun 15 75.0
lansia dalam pemenuhan kebuhan sehari-hari.
JENIS KELAMIN (n=20)
Hampir 90% dari total jumlah lansia yang Laki-laki 10 50.0
ada di panti sosial tresna wredha Jambi Perempuan 10 50.0
mengalami nyeri sendi.6 Hipnoterapi merupakan
salah satu terapi komplementer keperawatan non
Hasil analisis bivariat data skala nyeri
farmakologis yang dapat direkomendasikan
lansia sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
dalam menurunkan skala nyeri. Belum ada
hipnoterapi dapat dilihat pada tabel 2.
penelitian sebelumnya mengenai penggunaan
terapi hipnoterapi terhadap nyeri sendi lansia di Tabel 2. Rerata skala nyeri sebelum dan sesudah
Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intervensi
pengaruh hipnoterapi terhadap skala nyeri sendi p
Variabel Mean(±SD) Min-Max 95% CI
pada lansia di panti sosial Tresna Wredha Jambi. value
Skala Nyeri
8,50(±0,946) 7-10
Pre-Test 4,844-
0,000
Skala Nyeri 3,10(±0,718) 2-4 5,956
METODE Post-Test

Desain penelitian dengan quasi


Berdasarkan hasil pengkuran skala nyeri,
eksperimen dengan rancangan One group per
rata-rata lansia mengalami nyeri berat. Hal ini
test- post test atau desain pre and posttest without
ditunjukkan dengan skala nyeri 7-10. Rata-rata
control, untuk melihat pengaruh hipnoterapi
lansia telah menderita nyeri sendi kronis karena
pada sekelompok lansia dengan nyeri sendi tanpa
nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan,
kelompok pembanding.
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak
Populasi dalam penelitian ini adalah
menyenangkan berhubungan dengan kerusakan
seluruh lansia yang menderita nyeri sendi yang
jaringan actual atau potensial, atau di dekripsikan
berdomisisli di Panti Sosial Tresna Wredha
dengan terminologi dari kerusakan lebih dari
Jambi yang berjumlah 58 lansia.
enam bulan bahkan selama bertahun-tahun
Jumlah sampel dalam penelitian ini
termasuk nyeri kronis.8,9
berjumlah 20 lansia, didasarkan pada pendapat
Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa
Roscoe bahwa untuk penelitian eksperimen
rerata skala nyeri lansia setelah dilakukan
sederhana, maka jumlah sampel antara 10-20.7
intervensi berada pada kategori ringan.
Instrumen penelitian menggunakan skala
Dari hasil pengukuran skala nyeri akhir,
deskripsi verbal (verbal descriptor scale) untuk
didapatkan rata-rata skala nyeri menurun dan
skala nyeri.8 Prosedur pengumpulan data dimulai
nyeri berat menjadi nyeri ringan. Hal ini
dengan melakukan pengkajian terhadap skala
ditunjukkan dengan skala numeric verbal scale
nyeri sendi lansia (pre-intervensi), selanjutnya
bahwa skala nyeri ringan berada diantara 1-3.
dilakukan informed concern untuk kesediaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
menjadi responden. Intervensi dilakukan oleh
Hastuti, nyeri dapat diturunkan sebesar 3,56
seorang perawat yang expert dan merupakan
setelah dilakukan hipnoterapi.10
praktisi di bidang Hipnoterapi. Pembinaan rasa
saling percaya, dan pelaksanaan prosedur

89
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

Hipnoterapi merupakan terapi alternatif self hypnosis pada lansia agar dapat menurunkan
nonfarmakologi yang dikembangkan saat ini. skala nyeri secara mandiri. Hal ini didukung oleh
Cara kerja hipnoterapi dalam pengontrolan nyeri hasil penelitian Etkins, et., al.5 Fokus hipnosis
yaitu dengan menstimulasi alam bawah sadar. dalam pengobatan nyeri kronis juga sering
Pada saat proses stimulasi, otak akan melepaskan melibatkan mengajar pasien self-hypnosis atau
neurotransmitter yaitu endorphin sebagai zat menyediakan rekaman kaset dari sesi hipnosis
kimia yang terdapat di otak. Endorphin memiliki yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa
fingsi merubah penerimaan individu terhadap sakit setiap hari di luar sesi. Hal ini penting
sakit atau gejala fisik lainnya melalui karena dengan hypnosis mampu memodulasi
peningkatan mood.11 sistem kerja otak yang mempersepsikan rasa
Relaksasi dan persepsi positif dihasilkan nyeri.15
oleh kerja otak baik aspek kognitif maupun
emosi yang dipengaruhi oleh hipnoterapi.
Kondisi psikologis lansia dimanfaatkan untuk KESIMPULAN
merubah persepsi sakit atau nyeri menjadi rasa
nyaman melalui Hipnoterapi.12 Terapi keperawatan komplementer
Hipnoterapi merupakan proses merubah hipnoterapi terbukti dapat menurunkan skala
kondisi stadium normal ke stadium hipnosis, nyeri sendi pada lansia di Panti Sosial Tresna
yaitu dimana kondisi seseorang menjadi lebih Wredha Jambi. Hipnoterapi dapat dijadikan salah
sugestif, yang meningkatkan penerimaan satu alternative pengobatan non farmakologis
terhadap saran- saran yang diubah menjadi nilai dalam mengatasi nyeri.
baru. Pada kondisi relaksasi, hipnoterapi
memfasilitasi individu untuk melakukan
relaksasi progresif. Pada keadaan tersebut DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan tubuh akan oksigen menjadi
berkurang. 1. Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.
Kondisi relaksasi yang lebih dalam akan Jakarta: EGC.2012
dirasakan responden saat memasuki tahap 2. Potter PA, Perry AG. Fundamental Keperawatan,
deepening. Hal ini terjadi dikarenakan penurunan Ed.7. Terjemahan oleh Diah Nur Fitri, Onny
Tampubolon, Farah Diba, Jakarta : Salemba
kebutuhan tubuh akan oksigen yang diikuti Medika. 2010.
dengan rileksnya otot-otot tubuh, sehingga 3. Astin JA. Why patients use alternative medicine:
menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.11 Results of a national study. Journal of the
Pada kondisi ini, gerbang pikiran bawah sadar American Medical Association 1998;279:1548–
akan terbuka secara alamiah, sehingga sugesti 1553.
yang diberikan therapist lebih mudah untuk 4. Eisenberg DM, Kessler RC, Foster C, Norlock
diterima. Kondisi rileks juga menyebabkan FE, Calkins DR, Delbanco TL. Unconventional
gerbang nyeri yang disebut substansia gelatinosa medicine in the United States. Prevalence, costs,
pada kornu dorsalis medulla spinalis tertutup, and patterns of use. New England Journal of
Medicine 1993;328:246–252.
impuls nyeri yang ditransmisikan ke otak 5. Etkins, et., al, 2007.Hypnotherapy for
menjadi berkurang. Hal ini berdampak pada management of Chronic Pain. Int J Clin Exp
berkurang atau hilangnya perssepsi nyeri. Hypn. 2007 July ; 55(3): 275–287.
Hasil penelitian menunjukkan, lama 6. Data Survei. Panti Sosial Tresna Wredha Jambi.
waktu efektif dari intervensi hipnoterapi adalah 2018.
5-8 jam. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian 7. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Hastuti, dan hasil penelitian Yanti dkk, yang Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alpabeta. 2012.
melakukan pemberian hipnoterapi pada pasien 8. Smeltzer and Bare. Brunner & Suddart Buku Ajar
fraktur ekstremitas di Rumah Sakit Muntilan dan Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3 Edisi 8.
Jakarta: EGC. 2002.
yang diberikan kepada anak usia sekolah pasca 9. Well & Melzack’s. Text book of pain, sixth
pembedahan di RSUP Fatmawati, hanya Edition. McMahon. Stephen B. FMedSci, FSB
berlangsung selama 6-8 jam.10,13 Saunders, an impirint of Elsevier Ltd; 2013
Hipnosis yang dilakukan pada pasien 10. Hastuti NP. Pengaruh hipnoterapi terhadap
lansia dapat pula membantu meningkatkan perubahan skala nyeri pasien fraktur ekstremitas di
suasana hati pasien sehingga pasien dapat lebih ruang bedah RSU Muntilan. 2011.
fokus dalam meningkatkan kesehatannya serta 11. Rankin-Box, D., & Williamson, E.M.
menunjukkan tidak adanya efek samping pada Complementary medicine: A guide for
penggunaan terapi hipnoterapi selama bulan.14 pharmacists. London: Churchill Livingstone.
2006.
Hasil penelitian ini masih perlu 12. Cawthorn, A., & Mackereth, P. A. Integrative
ditindaklanjuti dengan memberikan pelatihan hypnotherapy. Complementary approaches in

90
Penatalaksanaan Nyeri Sendi pada Lansia Menggunakan Teknik Hipnoterapi …
Abbasiah, Gusti Lestari Handayani, Sovia
2019

clinical case. London: Churchill Livingstone.


2010.
13. Yanti, I., Rustina, Y., Kuntarti. Hipnoterapi
Mengurangi Nyeri Pasca Pembedahan Pada Anak
Usia Sekolah. J Fatmawati Hospital. 2013.
14. Ardigo S, Herrmann FR, Moret V, Déramé L,
Giannelli S, Gold G, Pautex S. Hypnosis can
reduce pain in hospitalized older patients: a
randomized controlled study. BMC geriatrics.
2016 Dec 1;16(1):14.
15. Jensen MP, Day MA, Miró J. Neuromodulatory
treatments for chronic pain: efficacy and
mechanisms. Nature Reviews Neurology. 2014
Mar;10(3):167.

91
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.219

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN


POSTPARTUM PRIMER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
PROVINSI JAMBI TAHUN 2019

Rosmaria Br Manik*, Yuni Susanti

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi, Indonesia

* Korespondensi penulis: rosmaria1974@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Perdarahan postpartum primer yang terjadi dalam 24 jam pertama, merupakan penyebab tertinggi
kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
perdarahan postpartum primer di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019.
Metode: Penelitian ini merupakan survey analitik dengan metode observasional menggunakan pendekatan case
control. Sampel kasus sebanyak 48 diambil secara total sampling yang merupakan jumlah kasus yang ditemukan tahun
2013-2018 dan sampel kontrol sebanyak 48 diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan perbandingan
jumlah 1:1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat.
Hasil: Sebagian responden berada pada umur dan paritas yang berisiko serta mengalami anemia dan hasil bivariat
menunjukkan umur (p-value= 0,002 dan OR=4,109), paritas (p-value=0,000 dan OR=7,400), anemia (p-value=0,000
dan OR=14,224) memiliki hubungan bermakna dengan kejadian perdarahan postpartum primer.
Kesimpulan: Umur, paritas dan anemia merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian
perdarahan postpartum primer di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi.

Kata Kunci: faktor risiko; perdarahan postpartum primer

RISK FACTOR RELATED TO PRIMARY POST PARTUM HEMORRHAGE


AT RADEN MATTAHER REGIONAL HOSPITAL JAMBI PROVINCE IN 2019

ABSTRACT

Background: Primary postpartum hemorrhage that occurs within the first 24 hours is the highest cause of maternal
mortality in Indonesia. This study aimed to determine the risk factors associated with the incidence of primary
postpartum hemorrhage at Raden Mattaher Regional Hospital Jambi Province in 2019.
Methods: This was an analytic survey with observational method using a case control approach. A total of 48 of
primary post partum hemorrhage case were included as the case samples using total sampling technique and 48 control
samples were recruited using purposive sampling with a ratio of 1: 1. Data collection was done by documentation
followed by univariate and bivariate data analysis.
Results: The results of the univariate study showed that some of the respondents’ age and parity status were at risk of
anemia. Bivariate results showed that age (p-value = 0.002 and OR = 4.109), parity (p-value = 0.000 and OR =
7.400)and anemia (p- value = 0,000 and OR = 14,224) were associated with the incidence of primary postpartum
hemorrhage..
Conclusion: Age, parity and anemia was a significant factors acosiated with the incidence of primary postpartum
hemorrhage at Raden Mattaher Regional Hospital Jambi Province

Keyword: risk factors; primary postpartum hemorrhage

92
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer …
Rosmaria Br Manik, Yuni Susanti
2019

PENDAHULUAN pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya


peningkatan jumlah darah pada kala III dan IV,
Perdarahan postpartum primer atau perdarahan postpartum lebih banyak pada umur
primary postpartum hemorrhage (PPH) > 35 tahun.6 Wanita hamil yang berusia lebih dari
merupakan perdarahan dari daerah genital wanita 5 tahun berisiko 7 kali lebih tinggi mengalami
lebih dari 500 ml paska persalinan normal atau perdarahan postpartum.7
lebih dari 1000 ml paska persalinan cesarean Kehamilan pada ibu multigravida dapat
section yang terjadi dalam 24 jam pertama dan mengalami risiko terjadinya perdarahan
biasanya disebabkan oleh atonia uteri, perineal postpartum dikarenakan adanya gangguan
trauma, retensio plasenta, dan gangguan keelastisan otot otot uterus untuk berkontraksi
pembekuan darah.1 Word Health Organization dan mengalami kerusakan pembuluh darah
(WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran dinding uterus yang akan mempengaruhi
hidup mengalami perdarahan postpartum.2 sirkulasi nutrisi kejanin 7
Sekitar 3-5% pasien obstetrik berpeluang Ibu yang hamil dengan anemia saat
mengalami perdarahan postpartum serta postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal ini
merupakan salah satu penyebab kematian wanita disebabkan karena oksigen yang dikirim ke
paska melahirkan di seluruh dunia.3 uterus kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang
Word Health Organization (WHO) kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak
mengatakan sebanyak 99% kematian ibu akibat berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul
masalah persalinan atau kelahiran terjadi di atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan
negara berkembang merupakan yang tertinggi banyak.8
dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran Angka kejadian perdarahan post partum
bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio yang tinggi di Indonesia yaitu 5-15% selain
kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara disebabkan oleh atonia uteri(50-60%), retention
berkembang. Perdarahan pasca persalinan placenta(16-17%), laserasi jalan lahir(4-5%) dan
menempati persentase tertinggi penyebab kelain darah, dapat pula disebabkan oleh
kematian ibu 28 % 2 penyebab tidak langsung yaitu anemia ibu
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 hamil(sebanyak 5,6%).9
menyebutkan perdarahan postpartum (32%) Berdasarkan hasil survei, dari data rekam
merupakan penyebab tertinggi kematian ibu, medik di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
yang menjadi masalah hampir di semua wilayah Mattaher Provinsi Jambi jumlah kejadian
di Indonesia adalah ibu hamil dan bersalin di perdarahan post partum primer pada tahun 2013
bawah usia 20 tahun. Kematian ibu dapat terjadi sebanyak (1,4%) 13 kasus, tahun 2014 (1,1%) 10
saat hamil, bersalin atau 42 hari setelah kasus, tahun 2015 (0,4%) 4 kasus, tahun 2016
persalinan dengan penyebab yang berhubungan (0,3%) 3 kasus, tahun 2017 (2%) 18 kasus. Jika
langsung atau tidak langsung terhadap dijumlahkan dari tahun 2013-2018 terdapat
persalinan. Perdarahan postpartum merupakan sebanyak 48 kasus (5,2%) perdarahan
penyebab utama kematian maternal diseluruh postpartum dari 884 ibu bersalin. Atonia uteri
dunia dan menyebabkan kematian 127.000 dan retensio plasenta merupakan penyebab
maternal dari 14 juta kasus perdarahan yang terbanyak perdarahan post partum primer di
terjadi setiap tahunnya4 Rumah Sakit Umum Raden Mattaher.
Direktorat Jenderal Kesehatan Berdasarkan kelompok umur, paritas dan status
Masyarakat Kementerian Kesehatan menyatakan anemia, kejadian perdarahan postpartum banyak
bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan ditemukan pada kelompok yang berisiko.10
Survey Penduduk Antar Sensus tahun 2015 yaitu Berdasarkan data tersebut, maka
305 kematian ibu/ 100.000 kelahiran hidup. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Kematian Ibu terjadi dengan penyebab faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan
diantaranya gangguan hipertensi sebanyak kejadian postpartum primer di Rumah Sakit
33,07%, perdarahan obstetrik 27.03%, Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi
komplikasi non obstetrik 15.7%, komplikasi tahun 2019.
obstetrik lainnya 12.04%, infeksi pada
kehamilan 6.06% dan penyebab lainnya 4.81%. METODE
Indonesia menargetkan penurunan angka
tersebut menjadi 242 pada tahun 2024.5
Adapun faktor risiko yang menyebabkan Penelitian ini merupakan penelitian
terjadinya perdarahan postpartum primer survey analitik dengan menggunakan metode
menurut Prawirohardjo adalah umur, paritas, observasional dengan pendekatan cross
anemia dan kekurangan gizi. Umur mempunyai sectional yang bertujuan untuk mengetahui

93
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Hal ini sejalan dengan penelitian
perdarahan postpartum primer di RSUD Raden terdahulu di Samarinda yang menunjukkan
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019. Populasi bahwa sebagian besar ibu yang mengalami
untuk kasus pada penelitian ini adalah ibu yang perdarahan postpartum berada pada usia < 20
mengalami perdarahan postpartum primer di tahun dan > 35 tahun.12
RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun Studi metaanalisis mengenai hubungan
2013-2019 berjumlah (5,2%) 48 orang ibu. usia dengan kejadian perdarahan postpartum di
Populasi untuk kontrol pada penelitian ini adalah berbagai negara mendapatkan hasil yang berbeda
seluruh ibu yang tidak mengalami perdarahan beda serta menggunakan metode penelitian juga
post partum primer di RSUD Raden Mattaher kriteria inklusi dan eksklusi yang beragam dalam
Provinsi Jambi tahun 2013-2019. Adapun pengelompokan usia yang diteliti. Frekuensi
sampel untuk kelompok kasus adalah ibu yang kejadian perdarahan postpartum primer
mengalami perdarahan post partum primer ditemukan lebih tinggi pada ibu hamil berusia 35
dengan jumlah 48 orang ibu dan sampel kontrol tahu atau lebih. Namun beberapa penelitian juga
adalah ibu yang tidak mengalami perdarahan menemukan kejadian yang tingggi pada usia di
post partum primer dengan jumlah 48 orang ibu. bawah 35 tahun.13
Teknik pengambilan sampel kasus menggunakan Pengaruh usia terhadap risiko perdarahan
total sampling sedangkan teknik pengambilan postpartum dapat terjadi apabila ibu yang hamil
sampel kontrol menggunakan purposive berusia dibawah 20 tahun maka otot rahim masih
sampling dengan perbandingan jumlah 1:1. terlalu lemah dalam proses involusi sedangkan
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini pada umur > 35 tahun elastisitas otot panggul dan
adalah studi dokumentasi. alat reproduksinya sudah menurun, sehingga
Analisis data yang digunakan adalah memungkinkan memiliki komplikasi yang
analisis univariat dan bivariate. berkembang sekitar waktu kelahiran.8
Hubungkan antara status paritas dan
kejadian perdarahan postpartum di RSUD Raden
HASIL DAN PEMBAHASAN Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel 2.
Hasil penelitian yang menghubungkan
antara umur dan kejadian perdarahan postpartum Tabel 2. Hubungan Paritas Dengan Kejadian
di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Raden
2019 dapat dilihat pada tabel 1. Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019
Paritas Kejadian Perdarahan Total OR p-
Tabel 1. Hubungan Umur Dengan Kejadian Postpartum Primer 95% CI value
Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Raden Kasus Kontrol
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019.
Jml % Jml % jml %
Umur Kejadian Perdarahan Total OR p-
Postpartum Primer 95% CI value Berisiko 33 68,7 11 22,9 44 45,8 4,109 0,002
(1,739-
Kasus Kontrol Tidak 15 31,3 37 77,1 52 54,2 9,713)
berisiko
Jml % Jml % jml %
Jumlah 48 100 48 100 96 100
Berisiko 29 60,4 13 27 42 43,75 4,109 0,002
(1,739-
Tidak 19 39,6 35 73 54 56,25 9,713)
berisiko
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan didapatkan hasil analisis univariat
Jumlah 48 100 48 100 96 100 menunjukkan bahwa pada kasus ibu yang
mengalami perdarahan postpartum primer
Hasil penelitian menunjukkan umur yang sebagian berada pada paritas yang berisiko (1
berisiko memiliki hubungan yang signifikan dan > 3) dan pada kontrol ibu yang tidak
dengan kejadian perdarahan postpartum di RS mengalami perdarahan postpartum primer
Raden Mattaher tahun 2019. Menurut Fauziyah, sebagian besar berada pada paritas yang tidak
umur mempunyai pengaruh terhadap berisiko (2-3). Berdasarkan hasil penelitian ini
kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah diperoleh hasil analisis bivariat menunjukkan
darah pada kala III dan IV yang mengakibatkan bahwa ada hubungan yang signifikan (p value =
terjadinya perdarahan postpartum, dengan umur 0,002) antara paritas dengan kejadian perdarahan
ibu > 35 tahun yang paling banyak mengalami postpartum primer, ibu dengan paritas berisiko
perdarahan postpartum 11 mempunyai peluang untuk terjadi perdarahan

94
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer …
Rosmaria Br Manik, Yuni Susanti
2019

postpartum primer dibandingkan dengan paritas Hasil penelitian ini mendukung hasil
ibu yang tidak berisiko. penelitian terdahulu di Lampung yang juga
Hal ini juga sejalan dengan penelitian menunjukkan hasil serupa. Anemia terutama
yang dilakukan di Bandung, Lampung dan anemia berat sangat membahayakan jiwa ibu
Purwodadi.14-16 Semakin tinggi angka paritas maupun janin yang dikandungnya. Jika ibu hamil
akan membuat kemampuan uterus untuk kembali kekurangan zat besi maka oksigen yang beredar
ke bentuk semula lebih sulit sehingga berisiko di dalam darah terutama daerah uterus juga
terjadi perdarahan postpartum.14 Risiko dari berkurang sehingga dapat mempengaruhi
perdarahan post partum pada ibu hamil multipara kemampuan uterus berrkontraksi setelah
terjadi karena seringnya otot uterus diregangkan persalinan. Hal ini dapat berisiko terjadinya
sehingga dindingnya menipis dan kontraksinya perdarahan postpartum.15
melemah.15 Sementara pada paritas yang rendah Menurut Manuaba ibu yang mengalami
yaitu paritas 1, risiko perdarahan postpartum anemia akan terjadi penurunan kadar oksigen
dapat terjadi akibat ketidaksiapan ibu dalam dalam darah sehingga penurunan ini menggangu
menghadapi persalinan.16 Perdarahan postpartum proses pemulihan uterus sehingga terjadi atonia
berisiko terjadi 7 kali lebih tinggi pada ibu hamil uteri dan mengaibatkan terjadi perdarahan
dengan paritas >4.14 postpartum.9
Hal ini berkaitan dengan pendapat Padila Menurunnya oksigenasi, glukosa dan
yaitu paritas 1 dan paritas > 3 mempunyai angka nutrisi esensial menyebabkan metabolisme otot
kematian maternal lebih tinggi, dan cendrung otot uterus mengalami gangguan sehingga
lebih tinggi menyebabkan kematian maternal. berisiko terjadi gangguan kontraksi miometrium
Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan pasca persalinan. Untuk dapat berkontraksi otot
asuhan obstetri lebih baik, sedangkan risiko pada rahim membutuhkan suplai energi dan oksigen.
paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah Kurangnya asupan tersebut membuat otot tidak
dengan keluarga berencana.17 dapat berkonstraksi secara adekuat yang pada
Paritas yang tinggi dapat mengakibatkan akhirnya menimbulkan risiko perdarahan
semakin melemahnya kontraksi atau atonia. postpartum.19
Kegagalan myometrium berkontraksi segera
setelah persalinan dapat menyebabkan uterus
mengalami relaksasi penuh, melebar, lembek dan KESIMPULAN
tidak mampu menjalanjan fungsi oklusi
pembuluh darah yang dapat berakibat Penelitian ini menunjukkan bahwa usia,
perdarahan.18 paritas dan anemia berhubungan secara
Hubungkan antara status anemia dan signifikan dengan kejadian perdarahan
kejadian perdarahan postpartum di RSUD Raden postpartum primer di Rumah Sakit Umum
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019 dapat Daerah Raden Mataher provinsi Jambi tahun
dilihat pada tabel 3. 2019.

Tabel 3. Hubungan Anemia Dengan Kejadian UCAPAN TERIMA KASIH


Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Raden
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019 Penulis mengucapkan terima kasih
Anemia Kejadian Perdarahan Total OR p- kepada bagian rekam medik RSUD Raden
Postpartum Primer 95% CI value Mattaher Jambi.
Kasus Kontrol
Jml % Jml % jml %
DAFTAR PUSTAKA
Berisiko 41 85,4 14 29,2 55 57,3 14,224 0,000
Tidak 7 14,6 34 70,8 41 42,7 (5,156- 1. Ngwenya S. Postpartum hemorrhage: Incidence,
berisiko 39,243) risk factors, and outcomes in a low-resource
setting. Int J Womens Health. 2016; 8:647-650.
Jumlah 48 100 48 100 96 100 2. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan ibu di
fasilitas Kesehatan Dasar dan rujukan. Jakarta.
Berdasarkan penelitian yang telah 2013.
dilakukan didapatkan hasil bahwa anemia 3. Evensen, A., Anderson, J. M., & Fontaine, P.
Postpartum hemorrhage: prevention and
memiliki hubungan signifikan (p value = 0,000)
treatment. American family physician. 2017;
dengan kejadian perdarahan postpartum di RS 95(7): 442-449.
Raden Mattaher Jambi.

95
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil


kesehatan Indonesia Tahun 2016. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2017
5. Ditjen Kesmas. Di Rakesnas 2019, Dirjen Kesmas
Paparkan Strategi Penurunan AKI dan Neonatal,
http://kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-
berita/021517-di-rakesnas-2019_-dirjen-kesmas-
paparkan-strategi-penurunan-aki-dan-neonatal
[Diakses 10 Oktober 2019]
6. Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka. 2010.
7. Kebede, B. A., Abdo, R. A., Anshebo, A. A., &
Gebremariam, B. M. Prevalence and predictors of
primary postpartum hemorrhage: An implication
for designing effective intervention at selected
hospitals, Southern Ethiopia. PloS one. 2019;
14(10).
8. Dewi. Patologi dan Patofisiologi Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika. 2016.
9. Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 2013.
10. RSUD Raden Mattaher. Profil RSUD Raden
Mattaher Jambi. 2017.
11. Fauziyah. Obstetri Patologi. Yogyakarta: Nuha
Medika. 2012.
12. Rahmawati. Hubungan Usia Dengan Perdarahan
Postpartum (Atonia Uteri) di Klinik Ramlah Parjib
Samarinda. Jurnal Mahakam Midwifery Journal.
2017; 2(2): 60-66
13. Durmaz, Aysegul, and Nuran Komurcu.
Relationship between maternal characteristics and
postpartum hemorrhage: a meta-analysis study.
Journal of Nursing Research. 2018; 2(5): 362-372.
14. Puspasari, H. Hubungan antara Umur dan Paritas
dengan Perdarahan Postpartum di RSKIA Kota
Bandung Tahun 2009-2010. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia. 2017; 2(7): 69-81.
15. Siagian, R., & Sari, R. D. P. Hubungan Tingkat
Paritas dan Tingkat Anemia terhadap Kejadian
Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin. Jurnal
Majority. 2017; 6(3): 45-50.
16. Utami, W., & Harianja, W. Y. Hubungan Antara
Paritas Dan Perdarahan Postpartum. Jurnal
Kesehatan Ibu dan Anak Akademi Kebidanan An-
Nur. 2019; 4(1): 14-19
17. Padila. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogjakarta. Nuha Medika. 2014.
18. Nyfløt, L. T. Stray-Pedersen, B., Forsen, L., &
Vangen, S. Duration of labor and the risk of severe
postpartum hemorrhage: A case-control study.
PloS one. 2017; 12(4).
19. Herawati, I., & Pakpaha, Y. Hubungan Anemia
Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.
Jurnal Antara Kebidanan. 2019; 2(2): 79-82.

96
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X 2019
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.225

UJI EFEKTIVITAS INFUSA DAUN INSULIN (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray)


TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT (MUS
MUSCULUS) PUTIH JANTAN

Andy Brata*, Yossie Bella Pratiwi

Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jambi, Indonesia

* Korespondensi penulis: andybrata@poltekkesjambi.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Daun insulin merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kegunaan dari daunnya. Daun insulin
memiliki kandungan flavonoid yang diduga bisa menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas infusa daun insulin terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit putih jantan yang
diinduksi glukosa..
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan Pretest-Postest with Control Group.
Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor mencit putih jantan yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol
negatif (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Glibenklamid), kelompok infusa daun insulin 420 mg, 840 mg, dan 1260
mg. Dilakukan pengamatan dan pengecekkan kadar glukosa darah mencit pada menit ke-30, 60, 90, dan 120.
Hasil: Hasil uji statistik One-Way ANOVA menunjukkan hasil signifikan pada menit ke-90 dan 120. Dilanjutkan
dengan uji Post Hoc Duncan yang menunjukan dosis terbaik, yaitu dosis 420 mg yang memiliki efek sebanding dengan
Glibenklamid 5 mg, kemudian diikuti dengan dosis 1260 mg dan 840 mg yang sudah memiliki efek antihiperglikemia
tetapi belum terlihat perbedaan.
Kesimpulan: Dosis infusa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah adalah dosis 420 mg dengan penurunan kadar
glukosa darah maksimal pada menit ke-90 dan menit ke120.

Kata Kunci: daun insulin; Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray; glibenklamid; kadar glukosa darah

EFFECTIVENESS TEST OF INSULIN (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) LEAF


INFUSION ON DECREASING BLOOD GLUCOSE LEVELS
IN MALE WHITE MICE (MUS MUSCULUS)

ABSTRACT

Background: Insulin leaf is one of the plants that has the use of its leaves. Insulin leaves contain flavonoids that are
thought to reduce blood glucose levels. This study aims to determine the effectiveness of insulin leaf infusion on
decreasing blood glucose levels in male white mice.
Methods: This study was an experimental study with a Pretest-Posttest with Control Group design. Test animals used
were 25 male white mice which were divided into 5 groups, namely the negative control group (Na-CMC), positive
control group (Glibenklamid), insulin leaf infusion group 420 mg, 840 mg, and 1260 mg. Observation and checking of
blood glucose levels in mice in the 30th, 60th, 90th, and 120th minutes.
Results: One-Way ANOVA statistical test results showed significant results in the 90th and 120th minutes.
Followed by the Duncan Post Hoc test which showed the best dose, ie a dose of 420 mg which had an effect
comparable to Glibenclamide 5 mg, then followed by a dose of 1260 mg and 840 mg which already have
antihyperglycemic effects but no difference has been seen.
Conclusion: The dose of infusion that can reduce blood glucose levels is a dose of 420 mg with a decrease in maximum
blood glucose levels in the 90th minute and 120th minute.

Keyword: insulin leaves; Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray; glibenclamide; blood glucose level

97
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


uji efektivitas infusa daun insulin (Tithonia
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu diversifolia (Hems.) A.Gray) terhadap penurunan
kelompok penyakit metabolik dengan kadar glukosa darah pada mencit (Mus musculus)
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena putih jantan dan untuk mengetahui berapakah
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau dosis infusa daun insulin (Tithonia diversifolia
kedua-duanya, ditandai dengan kadar glukosa (Hems.) A.Gray) yang efektif sebagai penurun
darah yang melebihi normal (hiperglikemia) kadar glukosa pada mencit (Mus muculus) putih
akibat tubuh kekurangan insulin, baik absolut jantan.
maupun relatif.1 DM dibagi menjadi 4 jenis yaitu
DM tipe 1 yang merupakan defisiensi insulin
akibat kerusakan sel beta, DM tipe 2 yaitu METODE
berkurangnya produksi insulin dari sel beta, DM
tipe lain, dan DM gestasional.2 Desain penelitian yang digunakan adalah
Penatalaksanaan DM dapat dilakukan metode eksperimental dengan rancangan
melalui latihan jasmani dan terapi farmakologis Pretest-Postest with Control Group yaitu
yang terdiri dari obat oral, dan bentuk suntikan.2 pengelompokkan anggota-anggota kelompok
Kekurangan dari terapi obat oral maupun kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan
suntikan yaitu harga obat yang tidak murah dan berdasarkan acak atau random. Kemudian
memiliki efek samping. Oleh karena itu banyak dilakukan pretest pada kedua kelompok tersebut,
obat tradisional yang dipilih oleh penderita DM dan diikuti intervensi pada kelompok
seperti daun insulin, salah satu tanaman obat eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan
yang bisa dimanfaatkan untuk mengobati Postest pada kedua kelompok tersebut.9
penyakit diabetes.3 Hewan uji menggunakan mencit (Mus
Daun insulin (Tithonia diversifolia musculus) jantan dewasa yang mula-mula
(Hems.) A.Gray) memiliki berbagai kandungan ditimbang berat badannya supaya diketahui
yang berperan dalam melawan radikal bebas, apakah sehat dan cocok digunakan sebagai
menginduksi sistem pertahanan stress selular hewan uji atau tidak. Sebanyak 25 ekor mencit
serta kandungan tannin, flavonoid dan saponins dengan berat badan 20-30 g dipilih dan dibagi
yang banyak berpotensi dalam bidang dalam 5 kelompok yang terdiri dari masing-
farmakologi.4 Mekanisme kerja saponin yaitu masing 5 ekor mencit pada tiap kelompoknya.
dengan menghambat GLUT-1 sehingga Kemudian diadaptasikan selama 5 hari. Setelah
menurunkan absorbsi glukosa.5 Flavonoid pada hewan uji diperiksa dan dikelompokkan
DM dapat menghindari absorbsi gula, kemudian diberi tanda untuk masing-masing
menstimulasi pengambilan glukosa pada kelompok.
jaringan perifer, juga dapat bertindak seperti Hewan uji dipuasakan selama 8 jam dan
insulin dengan cara mempengaruhi mekanisme diukur kadar glukosa darahnya sebagai kadar
insulin signaling.6 Tannin dapat memicu glukosa awal mencit. Setiap pengukuran kadar
metabolisme glukosa dan lemak sehingga glukosa darah mencit dilakukan menggunakan
timbunan dari kedua sumber kalori ini dapat glukometer. Kemudian mencit diinduksi larutan
dihindari. Tannin juga memiliki aktivitas glukosa 15% untuk menaikkan kadar glukosa
hipoglikemik dengan meningkatkan darahnya dengan volume 0,13 ml/20 g BB
glikogenesis.7 mencit. Setelah 30 menit lakukan pengecekan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kembali kadar glukosa darah mencit.
Mila Karmila Sri Setiomulyo8 didapat hasil, air Tahap selanjutnya setiap kelompok
rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia mencit mendapatkan perlakuan. Kelompok I
(Hemsl.) A. Gray) dapat menurunkan kadar sebagai kontrol diberikan air suling, kelompok II
glukosa darah pada tikus yang terbebani glukosa. sebagai pembanding diberikan suspensi
Dosis air rebusan daun insulin (Tithonia glibenklamid, kelompok III, IV, dan V diberikan
diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang dapat Infusa daun insulin dengan dosis 420 mg, 840
menurunkan kadar glukosa darah yaitu 3 g/kgBB mg, dan 1260 mg. Pengamatan dinilai setelah
tikus. pemberian perlakuan, dengan mengukur kadar
Berdasarkan penelitian tersebut gula darah pada menit ke 0, 30, 60, 90,dan 120.
disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan Data yang diperoleh dari penelitian
tentang pengaruh infusa daun insulin dengan dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA
dosis yang berbeda. Sehingga peneliti tertarik dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Duncan,
untuk melakukan penelitian ulang dengan cara yaitu untuk mengetahui perbedaan rata-rata
memvariasikan dosis infusa daun insulin. antara dua variabel atau lebih dari dua variabel.

98
Uji Efektivitas Infusa Daun Insulin (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. gray) …
Andy Brata, Yossie Bella Pratiwi
2019

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji normalitas dapat dilihat pada


kolom Asymp.Sig. (2-tailed), jika nilai p ≥ 0,05
Hasil skala rata-rata uji penurunan kadar maka sudah normal. Berdasarkan data yang
glukosa darah didapat data seperti tabel 1. didapat, data tersebut sudah normal karena nilai
Penurunan kadar glukosa darah masing-masing p ≥ 0,05 dan bisa dilanjutkan dengan
mencit pada tiap kelompok didapatkan hasil yang menggunakan One-Way ANOVA dan
bervariasi. Data penurunan kadar glukosa darah dilanjutkan dengan uji post hoc Duncan.9
mencit diolah menggunakan uji One-way Hasil uji menggunakan One-Way
ANOVA dengan tahap uji reabilitas, uji validitas, ANOVA dapat dilihat dari nilai signifikan. Jika
dan uji normalitas. nilai p ≤ 0,05 maka hasil dapat dikatakan
Data dikatakan reabilitas jika nilai pada signifikan atau berbeda nyata. Tetapi dari
kolom Cronbach’s Alpha ≥ 0,6.9 Hasil uji percobaan yang dilakukan hanya ada 2 data yang
realibilitas didapatkan Cronbach’s Alpha 0,923 memiliki nilai p ≤ 0,05, yaitu data pada menit ke-
sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut 90 dan data pada menit ke-120 (tabel 1). Pada
realibel. Setelah itu dilakukan uji validitas, uji menit ke-30 dan menit ke-60 belum
validitas dilihat pada kolom Corrected Item Total menunjukkan hasil yang signifikan atau dapat
Correlation, jika nilai pada kolom tersebut ≥ dikatakan bahwa pada menit ke-30 dan menit ke-
0,396 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut 60 sudah ada penurunan kadar glukosa darah,
valid. Pada uji validitas semua data mendapat tetapi belum terlihat berbeda nyata.
hasil ≥ 0,396, ini berarti semua data valid dan
bisa dilanjutkan ke uji berikutnya.9

Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-Rata Kadar Glukosa Darah dan Uji Penurunan Kadar Glukosa
Darah Mencit
Kadar Glukosa Darah Mencit (mg/dl)
Menit Menit Menit Menit
Kelompok Setelah
Puasa ke-30 ke-60 ke-90 ke-120
Perlakuan induksi
Kadar Kadar Kadar Kadar
Glukosa Penurunan Penurunan Penurunan Penurunan
Gula Gula Gula Gula
Kontrol Negatif
(Na-CMC)
95,6 118,4 120,6 0 119,4 0 116,2 2,2 111 7,4
Kontrol Positif
(Glibenklamid 5 mg)
122 138,4 120,4 18 106,8 31,6 91,6 46,8 64,2 74,2
Dosis 420 mg 98 137 128,2 8,8 116 21 101,6* 35,4 88* 49
Dosis 840 mg 126,2 150 144,4 5,6 139,2 10,8 132,2 17,8 109,6 40,4
Dosis 1260 mg 104,4 132,6 127 5,6 118,4 14,2 110,8 21,8 106,2 26,4
*
p value ≤ 0,05

Setelah itu dilakukan uji Post Hoc bahwa rebusan daun Insulin Pada dosis 3 g/kgBB
Duncan untuk mengetahui dosis terbaik dari tikus dapat menurunkan kadar glukosa darah
infusa daun insulin terhadap penurunan kadar pada tikus dan penurunan kadar glukosa
glukosa darah pada mencit. Hasil uji Post Hoc maksimal terjadi pada menit ke-120.
Duncan menunjukkan bahwa Infusa Daun Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
Insulin 420 mg adalah dosis terbaik yang sama juga menunjukkan hasil yang serupa
memiliki efek penurunan kadar glukosa darah, dengan penelitian sebelumnya, yaitu infusa daun
kemudian diikuti dengan Infusa Daun Insulin insulin yang efektif untuk menurunkan kadar
1260 mg dan 840 mg yang sudah memiliki efek glukosa darah pada mencit adalah infusa daun
antihiperglikemia tetapi belum terlihat insulin 420 mg/kgBB mencit dari
perbedaan yang signifikan. pengkonversian dosis tikus ke mencit, serta
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penurunan kadar glukosa yang maksimal pada
yang diperoleh pada penelitian sebelumnya yang menit ke-90 dan menit ke-120.11,12,13
dilakukan oleh Stevani dkk10 yang menunjukkan Sedangkan pada penelitian yang lain,
bahwa rebusan daun kersen atau insulin pada yang dilakukan oleh Widihastuti14 menunjukkan
konsentrasi 10% dan 15% dapat menurunkan bahwa ekstrak etanol daun insulin dapat
kadar glukosa darah pada mencit dan penurunan digunakan sebagai antihiperglikemik dengan
kadar glukosa maksimal terjadi pada menit ke dosis efektif 21 mg/20g BB.
120. Lalu pada penelitian Sari15 menunjukkan
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang bahwa infusa daun paitan atau insulin (Tithonia
dilakukan oleh Mila Karmila S8 menunjukkan diversifolia (Hemsl.) A. Gray) 8% dapat

99
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

memberikan efek antidiabetes pada tikus DAFTAR PUSTAKA


diabetes yang terinduksi Streptozotosin.
Pada kelompok obat dapat menurunkan 1. Katzung, Bertram G., and Anthony J. Trevor, 14th
kadar glukosa darah karena glibenklamid eds. Basic & clinical pharmacology. Boston:
memiliki mekanisme kerja merangsang sekresi McGraw-Hill Education. 2015.
insulin dari pankreas, menghambat ATP sensitve 2. American Diabetes Association. 2. Classification
and diagnosis of diabetes: standards of medical
potasium channel di sel β pankreas sehingga care in diabetes—2019. Diabetes Care. 2019;
membantu untuk mengurangi jumlah gula dalam 42(Supplement 1): S13-S28
darah seseorang, mengurangi kadar glukogen 3. Rahmawati, S. Efektivitas Ekstrak Kulit Batang,
dalam serum dan meningkatkan pengikatan Akar, dan Daun Sirsak (Annona mucirata L.)
insulin pada jaringan target dan reseptor. Terhadap Kadar Glukosa Darah, Skripsi, 3,
Sedangkan pada kelompok ekstrak dapat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
menurunkan kadar glukosa darah karena ekstrak Yogyakarta. 2013
etanol daun insulin mengandung flavonoid, 4. Ejelonu OC, Elekofehinti OO, Adanlawo IG.
saponin.16,17,18 Tithonia diversifolia saponin-blood lipid
interaction and its influence on immune system of
Flavonoid pada DM dapat menghindari normal wistar rats. Biomedicine &
absorpsi gula, menstimulasi pengambilan Pharmacotherapy. 2017 Mar 1;87:589-95.
glukosa pada jaringan perifer, juga dapat 5. Blasiak J., et al. Free Radical Scavengers Can
bertindak seperti insulin dengan cara Modulate the DNA-Damaging Action of Alloxan.
mempengaruhi mekanisme insulin signaling. Acta Biocem, 2003; 50 (1): 205-10.
Mekanisme kerja saponin yaitu dengan 6. Geethaa, Saghal, Ramanathan, S., et all. Brine
menghambat GLUT-1 sehingga menurunkan Shrimp Lethality and Acute Oral Toxicity Studies
absorbsi glukosa. Flavonoid dapat meningkatkan on Swetenia Mahagoni (Linn) Jacq. Seed
penggunaan glukosa di jaringan perifer dan Methanolic Extract. Pharmacognosy Research.
2010; 2 (4): 215-220.
mengurangi resistensi insulin, inflamasi serta 7. Dalimartha, S. Ramuan Tradisional Untuk
stress oksidatif pada otot dan lemak.19,20 Pengobatan Diabetes Mellitus. Penerbit Penebar
Senyawa saponin dapat meningkatkan Swadaya, Bogor. 2005.
sensitivitas insulin, menghambat 8. Mila Karmila Sri Setiomulyo. Pengaruh Air
gluconeogenesis dan meningkatkan ekspresi Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia
Glucose Transporter 4 (GLUT-4).20 (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Kadar Glukosa Darah
Tikus Jantan Galur Wistar yang Terbebani
Glukosa. Skripsi Program Stusi Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2016.
9. Sani K, Fathnur. Metodologi Penelitian Farmasi
KESIMPULAN Komunitas dan Eksperimental. Edisi 1 cetakan 1.
Yogyakarta: Deepublish. 2016.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis 10. Stevani, H., Nurul, H.B., Husnul, A.T.
data yang telah dilakukan pada penelitian tentang “Efektivitas Rebusan Daun Kersen (Muntingia
uji efektivitas infusa daun insulin (Tithonia calabura L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
diversifolia (Hems.) A.Gray) terhadap penurunan Darah Pada Mencit (Mus musculus). E-journal :
glukosa darah pada mencit, dapat disimpulkan Poltekkes Kemenkes Makassar, Akademi Farmasi
bahwa dosis infusa daun insulin (Tithonia Yamasi Makassar. 2017.
diversifolia (Hems.) A. Gray) yang efektif dalam 11. Apriyanti, Erna. Efek Ekstrak Etanol Daun Kersen
(Muntingia calabura L.) Terhadap Penghambatan
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit Peningkatan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih
(Mus musculus) adalah pada dosis 420 mg Jantan Galur Wistar. Skripsi Progaram Studi Ilmu
dengan penurunan kadar glukosa maksimal pada Farmasi,Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi
menit ke-90 dan menit ke-120. Dosis 1260 mg Waluyo, Ungaran. 2016.
dan 480 mg sudah memiliki efek 12. Azmi Agnia. Efek Ekstrak Daun Insulin
antihiperglikemia tetapi belum terlihat (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar
perbedaan yang signifikan. Glukosa Darah, Berat Badan dan Low Density
Untuk peneliti selanjutnya perlu Lipoprotein Pada Tikus yang Diinduksi
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk infusa Streptozotosin. Skripsi Program Studi
Kedokteran, Universitas Islam Negeri Syarif
daun insulin dengan menggunakan metode yang Hidayatullah, Jakarta. 2015.
berbeda seperti metode ekstrak. 13. Song, Y., Joann, E.M., Jullie E.B., Howard, D.S.,
Simin, L. Association of Dietary Flavanoids with
Risk of Thype 2 Diabetes, and Markers of Insulin
Resistance and Systemic Inflammation in
Women: A Prospective Study and Cross-Sectional

100
Uji Efektivitas Infusa Daun Insulin (Thitonia diversifolia (Hemsl.) A. gray) …
Andy Brata, Yossie Bella Pratiwi
2019

Analysis, Journal of the American College of


Nutrition. 2005; 24(5).
14. Widihastuti, Tantri. Uji Aktivitas
Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Insulin
(Tithonia diversifolia Gray) Terhadap Mencit
Putih Jantan (Mus musculus) Dengan Metode
Toleransi Glukosa. KTI Program Studi Farmasi,
Universitas Setia Budi, Surakarta. 2017.
15. Sari, Ajeng Dwi Kartika. Efek Antidiabetes Infusa
Daun Paitan (Tithonia diversifolia) 8 % Terhadap
Tikus Putih Jantan Galur Wistar Terinduksi
Streptozotosin. Skripsi Program Studi Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2017.
16. Prasetyo A, Denashurya TG, Putri WS, In'am
Ilmiawan M. Perbandingan Efek Hipoglikemik
Infusa Daun Kembang Bulan (Tithonia
diversifolia (Hamsley) A. Gray) dan Metformin
pada Tikus yang Diinduksi Aloksan. Cermin
Dunia Kedokteran. 2016 Feb 1;43(2):91-4.
17. Gbolade, A.A., Biondi, D.M., Ruberto, G.
Comparative Analysis of The Essential Oil from
Two Asteraceous Plants Found in Nigeria,
Acanthospermum hispidum and Tithonia
diversifolia. Nat. Prod. Commun. 2008; 3(10):
1735-1738.
18. Miura, T., Nosaka, K., Ishii, H., and Ishida, T.
Antidiabetic Effect of Nitobegiku, The Herb
Tithonia diversifolia, in KK-Ay Diabetic Mice.
Pharmaceutical Society of Japan, Japan. 2005;
28(11): 2152-2154.
19. Jadhav, R., and Puchchakayala, G. Hypoglycemic
and Antidiabetic Activity Flavonoids: Boswellic
Acid, Ellagic Acid, Quercetin, Rutin on
Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2
Diabetic Rats. International Journal of Pharmacy
and Pharmaceutical Sciences. 2012; 4(2): 251-
256.
20. Bhavsar, S.K., Singh, S., Giri, S., Jain, M.R., and
Santani, D.D. Effect of Saponins From Helicteres
isora on Lipid and Glucose Metabolism
Regulating Genes Expression. Journal
Ethnopharmacol. 2009; 124(3): 426-433.

101
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.224

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP


NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PENDERITA DIABETES
MELLITUS

Kaimuddin*, Selamat
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi, Indonesia

* Korespondensi penulis: kaimuddinjambi@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Jumlah penderita diabetes yang terus meningkat berkaitan dengan pola hidup, tingginya prevalensi
obesitas dan kegiatan fisik yang kurang. Salah satu komplikasi seperti kaki diabetes dapat terjadi akibat gangguan
vaskularisasi perifer yang dapat diukur dengan nilai Ankle Brachial Index (ABI). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh senam diabetes terhadap nilai ABI pada penderita diabetes di Pukesmas Simpang IV Sipin Kota
Jambi.
Metode: Jenis penelitian kuantitaif dengan desain penelitian quasi exsperiment dengan pre-post control group design.
Penelitian dilakukan pada kelompok senam DM Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi dengan menggunakan data
primer. Partisipan sebanyak 70 orang anggota senam DM. Kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan
padanan (matching) berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok, sehingga didapat
partisipan sebanyak 30 orang. Data dianalisis dengan uji beda independent t-test.
Hasil: Berdasarkan hasil pengukuran Ankle Brachial Index (ABI) kelompok intervensi rata-rata sebesar 1,204 dengan
median 1,209. Sedangkan hasil pengukuran ABI kelompok kontrol rata-rata 1,152 dengan median 1,155. terdapat
perbedaan signifikan nilai ABI (p-value 0,013) setelah diberikan perlakuan senam pada kelompok treatment
dibandingkan kelompok kontrol
Kesimpulan: Ada pengaruh antara penerapan senam diabetes dalam perubahan nilai ABI penderita DM. Disarankan
lebih baik lagi jika frekuensi senam menjadi 3kali/ minggu sehingga memberikan dampak yang baik bagi penderita
diabetes.

Kata Kunci: senam diabetes; nilai Ankle Brachial Index (ABI)

THE EFFECT OF DIABETES GYMNASTIC ON ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI)


VALUE IN PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS

ABSTRACT

Background: The increased number of diabetic patients is related to lifestyle, high obesity prevalence and lack of
physical activity. One of the complication for diabetic patients is diabetic foot caused by peripheral vascularization
disorders which can be measured by the value of the Ankle Brachial Index (ABI). The purpose of this study was to
determine the effect of diabetes exercises on ABI value in patients with diabetes mellitus.
Methods: This research was conducted quantitatively with a quasi-experimental with pre-post control group design.
This research was conducted in the gymnastics diabetes group in Health center of Simpang IV Sipin Kota Jambi using
primary data. Participants in this study were 70 members of DM gymnastics. To reduce the research bias between the
intervention group and the control group, matching was done based on age, sex, body mass index, and smoking habits,
so as to get 30 participants which divided into 2 groups, intervention and control group with a ratio of 1: 1. Data
analysed using independent t test.
Results: The Ankle Brachial Index (ABI) mean value of the intervention group was 1.204 with median of 1.209. While
the ABI mean value of the control group was 1.152 with median of 1.155. Independent t-test (Unpaired) showed a
significant difference of ABI value (p-value 0.013) between after given the exercise treatment in the treatment group
and in the control group.
Conclusion: There is an influence between the application of diabetes exercises in the changes of the ABI value in
patients with DM. It is suggested if the frequency of exercise becomes 3 times / week to gain a better impact for the
diabetics patient.

Keyword: diabetes exercise; Ankle Brachial Index(ABI) value.

102
Pengaruh Senam Diabetes terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) …
Kaimuddin, Selamat
2019

PENDAHULUAN daripada mereka yang tidak menyandang


diabetes. Kaki diabetes disebabkan oleh
Salah satu permasalahan kesehatan di gangguan suplai vascular yang disertai tekanan
Indonesia adalah masih tingginya angka eksternal dari sepatu atau tekanan suatu titik
kesakitan. Selama dua dekade terakhir ini, telah (pressure point). Tata kaki diabetik pada
terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyandang diabetes bersifat kritis bagi
penyakit tidak menular telah menjadi beban pemeliharaan mobilitas dan pencegahan ulserasi,
utama, meskipun beban penyakit menular masih gangrene dan kemungkinan amputasi. Untuk
berat juga. Indonesia sedang mengalami double mengurangi resiko komplikasi akut maupun
burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular kronik pada penderita diabetes mellitus perlunya
dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak latihan fisik salah satunya senam DM.5,6,7
menular utama meliputi hipertensi, diabetes Melalui pendidikan kesehatan senam
melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif Diabetes yang diberikan kepada penderita
Kronik (PPOK).1 Diabetes melitus Tipe 2 maka dapat
Berdasarkan perspektif status ekonomi, meningkatkan sensitivitas pembuluh darah.
beberapa penyakit tidak menular cenderung Tingkat aktivitas fisik yang rendah juga
menjadi masalah pada kelompok ekonomi mempengaruhi terjadinya Diabetes melitus tipe
rendah maupun tinggi, seperti penyakit stroke 2, karena olahraga meningkatkan sensitivitas
dan hipertensi. Sementara pada penyakit PPOK insulin. Sebagian besar individu yang
dan asma, terdapat kencenderungan terjadi pada berolahraga memiliki resiko rendah 25-60%.
kelompok dengan status ekonomi yang lebih Olahraga yang teratur dapat menurunkan angka
rendah. Sebaliknya, untuk penyakit kanker dan kematian jangka panjang hingga 50-60% pada
diabetes mellitus, lebih banyak terjadi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 dibandingkan
kelompok ekonomi yang lebih tinggi.2 pasien yang kebugaran jantung parunya buruk.8
Diabetes melitus (DM) didefinisikan Senam adalah olah raga yang dipilih dan
sebagai suatu penyakit atau gangguan diciptakan dengan terencana, disusun secara
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang sistematik dengan tujuan membentuk dan
ditandai dengan tingginya kadar gula darah mengembangkan pribadi secara harmonis.
disertai dengan gangguan metabolisme Berdasarkan pengertiannya, senam adalah salah
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat satu jenis olahraga aerobik yang menggunakan
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi gerakan sebagian otot-otot tubuh, dimana
insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Olah raga merupakan salah satu prinsip dalam
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan penatalaksanaan penyakit diabetes melitus.
oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur
insulin.3 (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 20-30
Berdasarkan Kemenkes 2015, Prevalensi menit) merupakan salah satu pilar dalam
penyakit DM di Indonesia berdasarkan diagnosis pengelolaan diabetes. Latihan fisik yang
oleh tenaga kesehatan adalah 0,7% sedangkan dimaksud adalah berjalan, bersepeda santai,
prevalensi DM (D/G) sebesar 1,1%. Data ini jogging, senam, dan berenang. Latihan fisik ini
menunjukkan cakupan diagnosis DM oleh tenaga sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status
kesehatan mencapai 63,6%, lebih tinggi kesegaran jasmani.9
dibandingkan cakupan penyakit asma maupun Olahraga merupakan bagian yang penting
penyakit jantung. Prevalensi nasional Penyakit dalam pengobatan diabetes.olahraga membantu
Diabetes melitus adalah 1,1% (berdasarkan penderita untuk meningkatkan sensitifitas
diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Menurut insulin, menurunkan risiko terkena gangguan
konsensus Pengelolaan Diabetes melitus di jantung, mengontrol berta badan, dan
Indonesia penyuluhan dan perencanaan makan meningkatkan kesehatan mental. Pada penderita
merupakan pilar utama penatalaksanaan DM. Diabetes melitus tipe 2, olahraga jasmani
Oleh karena itu perencanaan makan dan berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa
penyuluhannya kepada pasien DM haruslah darah. Permeabilitas membran sel terhadap
mendapat perhatian yang besar.4 glukosa meningkat pada otot yang berkontaraksi
Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol ketika berolahraga, sehingga gula darah lebih
dapat mengakibatkan komplikasi akut dan mudah masuk dan resistensi insulin berkurang
kronik. Timbulnya makroangiopati pada serta meningkatkan sensitivitas insulin,
pembuluh darah dan makroangiopati pada saraf dikarenakan meningkatnya vaskularisasi
saraf extremitas pada Penderita diabetes pembuluh darah.10,11
berpeluang mengalami amputasi tungkai bawah

103
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Simpang IV Sipin Kota Jambi belum pernah
merupakan uji yang digunakan untuk memantau nilai ankle brachial index (ABI) pada
menjelaskan ada tidaknya penyakit pembuluh penderita Diabetes mellitus tipe 2 yang
darah arteri perifer, dan digunakan untuk menilai mengikuti senam Diabetes mellitus (DM).19,20
tingkat keparahan penyakit pembuluh darah Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian
arteri perifer, nilai yang rendah berhubungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
dengan risiko gangguan perifer yang lebih tinggi pengaruh senam diabetes terhadap nilai Ankle
mengalami gangguan pada sirkulasi perifer. ABI Brachial Index (ABI).
adalah metode sederhana dengan mengukur
tekanan darah pada daerah ankle (kaki) dan
brachial (tangan) memerlukan probe doppler. METODE
ABI dihitung pada sisi kanan dan kiri dengan
membagi tekanan dara pada kaki kanan yang Metode penelitian ini adalah quasi
lebih tinggi dengan tekanan arteri brachial exsperiment dengan pre-post control group
lengan kanan yang lebih tinggi. Membagi mata design. Dengan rancangan ini, memungkinkan
kaki kiri yang lebih tinggi dengan tekanan lengan peneliti mengukur pengaruh perlakuan
kiri yang lebih tinggi. Nilai ABI adalah 0,90-1,30 (intervensi) pada kelompok intervensi
dianggap normal, 0,41-0,90 penyakit arteri dibandingkan dengan kelompok kontrol.
perifer ringan hingga sedang dan biasanya Kelompok intervensi adalah kelompok yang
dengan klaudikasio, dan 0,00-0,40 penyakit mendapatkan perlakuan (treatment) senam
vascular perifer berat dengan iskemia diabetes sebanyak 9 sesi senam, pengambilan
tungkai.12,13,14 nilai ABI dilakukan disetiap akhir senam dari 9
Ankle Brachial Index (ABI) merupakan sesi senam yang dilakukan. Kelompok kontrol
rasio atau perbandingan antara tekanan darah adalah kelompok yang menjadi perbandingan
sistolik yang diukur pada pergelangan kaki antara kelompok intervensi, dan tidak mendapat
dengan arteri brachialis. Kemudian dari studi- perlakuan tetapi dilakukan penilaian ABI pada
studi yang terus dikembangkan dalam beberapa akhir penelitian. Data ABI jadi pembanding
dekade terakhir telah berhasil membuktikan antara kelompok intervensi dengan kelompok
bahwa ABI bukan hanya sekedar metode kontrol, kelompok-kelompok tersebut dianggap
diagnostik, namun juga sebagai salah satu sama sebelum dilakukan perlakuan.
indikator atherosklerotik sistemik dan juga Partisipan dalam penelitian ini adalah
sebagai penanda prognostik untuk kejadian anggota senam DM sebanyak 70 orang. Untuk
kardiovaskular dan gangguan fungsional mengurangi bias penelitian antara kelompok
walaupun tanpa disertai gejala klinis PAD.15,16 intervensi dan kelompok kontrol dilakukan
ABI merupakan pemeriksaan non padanan (matching) berdasarkan usia, jenis
invasive pembuluh darah yang berfungsi untuk kelamin, indeks masa tubuh, dan kebiasaan
mendeteksi tanda dan gejala klinis iskhemia, merokok, sehingga didapat partisipan sebanyak
penurunan perfusi perifer yang dapat 30 orang. Semua populasi yang memenuhi
mengakibatkan angiopati dan neuropati diabetik. kriteria dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
Tekanan darah sistolik pergelangan kaki lebih kelompok intervensi dan kelompok kontrol
tinggi dari tekanan darah sistolik brachialis dengan perbandingan 1:1.
merupakan estimasi terbaik dari tekanan darah Penghitungan sampel dalam penelitan ini
sistolik pusat.ABI dilakukan untuk menilai ada menggunakan kelompok intervensi dan
atau tidaknya gangguan stenosis pembuluh darah kelompok kontrol. Kriteria inklusi yaitu bersedia
besar pada tungkai bawah, dengan menjadi responden, penderita Diabetes Mellitus
membandingkan tekananan darah sistolik antara Tipe II, berumur 40-70 tahun, responden
tekanan mata kaki dan tekanan lengan yang lebih kelompok intervensi bersedia mengikuti senam
tinggi, beratnya penyakit vascular perifer sangat yang diprogramkan oleh peneliti, responden
sejajar risiko infart miokard, stroke iskemik, dan tidak sedang mengalami komplikasi akut
kematian akibat penyebab vascular.17, 18 diabetes mellitus seperti hipoglikemia dan
Penelitian akan dilaksanakan di ketonasidosis.
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi.
Dikarenakan dari 25 puskesmas di Kota Jambi HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi
menempati urutan pertama pasien terbanyak Jumlah responden dalam penelitian ini
penderita Diabetes melitus pada tahun 2015 dan sebanyak 30 orang dibagi dalam kelompok
tahun 2016. Berdasarkan wawancara langsung intervensi dan kontrol. Berdasarkan hasil
dengan perawat ruangan bahwa di Puskesmas pendataan kedua kelompok lebih dominan

104
Pengaruh Senam Diabetes terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) …
Kaimuddin, Selamat
2019

perempuan yakni kelompok intervensi sebanyak kelompok treatment dibandingkan pada


13 orang (87%), sedangkan pria sebanyak 2 kelompok kontrol.
orang (13%). Rata-rata umur responden adalah Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai ABI
59 tahun dengan umur termudah 49 tahun dan responden rata rata normal di atas rentang nilai
tertua 70 tahun. 0.90 – 1.30. Nilai Ankle Brachial Index dihitung
Berdasarkan hasil pengukuran Ankle pada sisi kanan dan kiri dengan membagi
Brachial Index (ABI) kelompok intervensi rata- tekanan mata kaki kanan yang lebih tinggi
rata sebesar 1,204 dengan median 1,209. dengan tekanan lengan kanan yang lebih tinggi
Sedangkan hasil pengukuran ABI kelompok dengan tekanan lengan kiri yag lebih tinggi.22, 23
kontrol rata-rata 1,152 dengan median 1,155. Uji Olahraga teratur dapat meningkatkan
normalitas data menggunakan uji Kolmogorov- sensitivitas insulin, menurunkan kadar glukosa
Smirnov menunjukkan kedua kelompok darah plasma puasa dan pascaprandial,
berdistribusi normal. Gambaran hasil menurunkan kadar HbA1C memperbaiki profil
pengukuran ABI kedua kelompok dapat dilihat lipid dan memberikan berbagai keuntungan
pada tabel 1. metabolik kardivaskular dan psikologi pada
pasien diabetes. Resiko meliputi naik turunnya
kadar glukosa darah, eksaserbasi penyakit
Tabel 1. Gambaran Hasil ABI kelompok Kontrol jantung yang saudah ada memburuknya
dan Intervensi retinopati, proliferatif dan proteinuria, dan
Derskriptif Intervensi Kontrol trauma pada kaki pasien yang mengalami
Mean 1,204 1,152 neurofati perifer. Dengan penapisan yang lebih
teliti dan perhatian penuh pada perencanaan
Median 1,209 1,155 makan, penentuan dosis obat, pengawasan kadar
Minimum 1,087 1,067 glukosa darah, olahraga biasanya cukup aman
bagi penderita diabetes.24,25,26
Maximum 1,301 1,231 Penerapan latihan fisik sebaiknya
Standar Deviasi 0,062 0,043 dirancang sesuai dengan kondisi fisik dan
kegemaran pribadi tiap-tiap pasien dan
Variance 0,004 0,002 sebaiknya selalu meliputi 5-10 menit pemanasan
Uji Kolmogorov-Smirnov 0,104 0,137 dan pendinginan. Olahraga aerobik (senam
diabetes) dengan intensitas sedang (50-75%
Asymp.sig (2-tailed) 0,200 0,200
usaha maksimal) selama 20-45 menit, tiga atau
empat kali seminggu, sangat direkomendasikan.
Analisis bivariat dilakukan untuk Harus ditekankan juga penggunaan sepatu yang
mengetahui perbedaan nilai ABI pada kelompok tepat.27,28,29
treatment dan kontrol setelah dilakukan senam Dengan dilakukan pengukuran
diabetes, dengan menggunakan uji t-test vaskularisasi pada penderita diabetes setelah
independent. Dari hasil analisis data perbedaan senam dengan menilai vascularisasi dengan
nilai ABI kelompok treatment dan kelompok penghitungan nilai Ankle Brachial Index pada
kontrol dengan data berdistribusi nomal, penderita diabetes. Dapat mengetahui seberapa
menggunakan t-test independent (unpaired). efektifnya senam diabetes terhadap perubahan
Nilai mean sesudah diberikan perlakuan senam ankle brachial index pada penderita diabetes
diabetes pada kelompok treatment 1.20, dan Ankle Brachial Index (ABI) merupakan rasio
diperoleh nilai mean pada kelompok kontrol atau perbandingan antara tekanan darah sistolik
1.15. yang diukur pada pergelangan kaki dengan arteri
brachialis. merupakan pemeriksaan non invasive
Tabel 2. Analisis Bivariat Uji T Independent ABI pembuluh darah yang berfungsi untuk
(Ankle Brachial Index) mendeteksi tanda dan gejala klinis iskhemia,
Uji t-independen
penurunan perfusi perifer yang dapat
Variabel Mean Sig (2-
F Sig t df mengakibatkan angiopati dan neuropati
(N) (±SD) tailed)
Intervensi 1,204 diabetik.30,31
(15) (±0,02) Penelitian senam pada penderita Diabetes
1,373 0,251 2,680 24,989 0,013
Kontrol 1,152 melitus diperoleh kesimpulan bahwa pemberian
(15) (±0,04)
senam kaki diabetes cukup efektif terhadap
Dari hasil t-test independent diperoleh perubahan nilai Angkle Brachial Index (ABI)
terdapat perbedaan bermakna (p-value 0.013) pada penderita diabetes mellitus. Hasil penelitian
setelah diberikan perlakuan senam pada yang dilakukan para ahli menjelaskan keadaan
hiperglikemia yang berlangsung lama pada

105
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

pasien DM tipe 2 dapat menyebabkan perubahan KESIMPULAN


patologi pada pembuluh darah, disfungsi sel
endotel dan abnormalitas sel otot polos Ada pengaruh antara penerapan senam
merupakan konsekuensi dari keadaan diabetes dalam perubahan nilai ABI penderita
hiperglikemia yang lama. Hal ini mengakibatkan DM. Penerapan senam diabetes sebagai salah
penurunan vasodilator di endothelium sehingga satu aktivitas penderita dalam penurunan kadar
mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh gula darah mereka. Program senam diabetes
darah. Disfungsi endothelium berkontribusi yang telah dilakukan, lebih baik lagi jika
terhadap patagonesis aterosklerosis vaskular frekuensi senam menjadi 3 kali/ minggu
yang berakibat pada inflamasi, thrombosis, sehingga memberikan dampak yang baik bagi
kekakuan arteri, dan gangguan regulasi aliran penderita diabetes
darah.32, 15, 33
Jika dikaitkan dengan teori dan penelitian
sebelumnya maka dengan rutin melakukan DAFTAR PUSTAKA
latihan fisik dan senam diabetes pada pasien
penderita diabetes, yang mengalami gangguan 1. Kementerian Kesehatan. Rencana Strategi
vaskularisasi, terjadi perubahan nilai ABI yang Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019.
bermakna dan mencegah terjadinya gangguan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
pada tungkai kaki bagian bawah, hal ini terbukti Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun.
2015.
dari penelitan yang dilakukan pada responden 2. Direktorat Jenderal Pengendalian Dan Penyehatan
penderita diabetes di Puskesmas Simpang IV Lingkungan. Rencana Aksi Program Pengendalian
Sipin Kota Jambi. yang rutin melakukan senam Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Tahun
diabetes 1 kali/minggu dimana nilai Ankle 2015-2019. Direktorat Jenderal Pengendalian Dan
Brachial Index berada direntang normal diantara Penyehatan Lingkungan. 2015.
nilai 0,90-1.30 dan penelitan yang dilakukan 3 3. Who Who. Definition, Diagnosis And
kali/minggu terjadi kenaikan nilai Ankle Classification Of Diabetes Mellitus And Its
Brachial Index dari nilai 1.05 menjadi 1.20 Complications. Report Of A Who Consultation.
selama 3 minggu dilakukan. Senam diabetes/ Diabetic Medicine A Journal Of The British
Diabetic Association. 1999.
latihan fisik yang rutin akan meningkatkan 4. Perkeni. Konsensus Dm Tipe 2 Indonesia Tahun
vascularisasi pada penderita diabetes.34,35,36 2011. Perkeni. 2011.
Penderita diabetes sebaiknya mempertahankan 5. Perkeni 2015. Konsensus Penggunaan Insulin.
nilai ABI diatas rentang normal dengan Penatalaksanaan Diabetes Melitus Perkeni. 2015;
mengikuti senam diabetes 1 kali/minggu, dan 6. Wicaksono M. Diabetes Melitus Tipe 2 Gula
lebih baik lagi jika frekuensi senam lebih Darah Tidak Terkontrol Dengan Komplikasi
ditingkatkan lagi sehingga angka kejadian Neuropati Diabetikum. J Medula. 2013.
ganggaun vascularisasi yang menghambat 7. Sihombing D, Nursiswati, Prawesti A. Gambaran
vasokontriksi dan vasodilatasi pada pembuluh Perawatan Kaki Dan Sensasi Sensorik Kaki Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Dm
darah dapat teratasi sehingga menurunkan angka Rsud. Jurnalunpadacid. 2012.
kejadian pada gangguan tungkai bawah. 8. Donelly Rudy Bilous Dan Richard. Pendahuluan
Responden yang rutin melakukan latihan Tentang Diabetes. In: Buku Pegangan Diabetes.
fisik/ senam memiliki manfaat yang luar biasa 2014.
dan meningkatakan derajat kesehatan pada 9. Soelistijo Sa, Novida H, Rudijanto A, Soewondo
penderita diabetes. Latihan seperti senam P, Suastika K, Manaf A, Et Al. Konsensus
diabetes di perlukan untuk mengurangi Pengendalian Dan Pencegahan Diabetes Melitus
terjadinya PAP. Latihan memiliki potensi untuk Tipe 2 Di Indonesia 2015. Perkeni. 2015.
meningkatkan metabolisme otot rangka dan 10. Ganz M. Prevention Of Type 2 Diabetes.
Prevention Of Type 2 Diabetes. 2005.
fungsi mitokondria yang berperan penting untuk 11. Pasini E, Corsetti G, Assanelli D, Testa C,
recovery pembuluh darah. dapat memberikan Romano C, Dioguardi FS, Aquilani R. Exercise
kualitas hidup yang lebih baik. Pengetahuan Effects on Gutdysbiosis, Intestinal Permeability
penderita diabetes tentang manfaat senam and Systemic Inflammation in Patients with Type
diabetes merupakan sarana yang dapat 2 Diabetes: A Pilot Study. Current Research in
membantu penderita diabetes untuk melakukan Diabetes & Obesity Journal. 2017;5(2):1-4.
pencegahan komplikasi pada penyandang 12. Ankle Brachial Index Collaboration. Ankle
diabetes, sehingga semakin banyak penderita Brachial Index Combined With Framingham Risk
diabetes dapat mencegah terjadinya komplikasi Score To Predict. Jama. 2008.
13. Crawford F, Welch K, Andras A, Chappell Fm.
yang lebih serius. Ankle Brachial Index For The Diagnosis Of Lower
Limb Peripheral Arterial Disease. Cochrane
Database Of Systematic Reviews. 2016.

106
Pengaruh Senam Diabetes terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) …
Kaimuddin, Selamat
2019

14. Hoe J, Koh Wp, Jin A, Sum Cf, Lim Sc, Management. 2009.
Tavintharan S. Predictors Of Decrease In Ankle- 31. Høyer C, Sandermann J, Petersen Lj. The Toe-
Brachial Index Among Patients With Diabetes Brachial Index In The Diagnosis Of Peripheral
Mellitus. Diabet Med. 2012. Arterial Disease. Journal Of Vascular Surgery.
15. Simatupang M, Pandelaki K, Panda Al. Hubungan 2013.
Antara Penyakit Arteri Perifer Dengan Faktor 32. Mangiwa I, Mario E. Katuk, Lando Sumarauw.
Risiko Kardiovaskular Pada Pasien Dm Tipe 2. E- Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Nilai
Clinic. 2013. Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes
16. Santosa A, Listiono D. Prediksi Score Ankle Melitus. Ejournal Keperawatan. 2017.
Brachial Index (Abi) Ditinjau Dari Tanda Gejala 33. Taufik R, Rustam R, Rivaldy V, Bachtiar H.
Peripheral Arterial Disease (Pad). Medisains. Korelasi Antara Nilai Ankle Brachial Index
2017. Dengan Derajat Kaki Diabetes Klasifikasi Wagner
17. Taylor-Piliae Re, Fair Jm, Varady An, Hlatky Ma, Di Rsup Dr M.Djamil Padang. Maj Kedokt
Norton Lc, Iribarren C, Et Al. Ankle Brachial Andalas. 2015.
Index Screening In Asymptomatic Older Adults. 34. Ndraha S. Diabetes Melitus Tipe 2 Dan
Am Heart J. 2011. Tatalaksana Terkini. Medicinus. 2014.
18. Xu D, Zou L, Xing Y, Hou L, Wei Y, Zhang J, Et 35. Darliana D. Manajemen Asuhan Keperawatan
Al. Diagnostic Value Of Ankle-Brachial Index In Pada Pasien Diabetes Melitus: Nursing Care
Peripheral Arterial Disease: A Meta-Analysis. Management Of Diabetes Mellitus Patients. J
Canadian Journal Of Cardiology. 2013. Psik-Fk Unsyiah Vol Ii No 2. 2017.
19. Jambi Dkp. Profil Kesehatan Provinsi Jambi. 36. Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik Terhadap
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. 2016. Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Dm
20. Riskesdas. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Bukateja
Kementrian Kesehat Republik Indones. 2018. Purbalingga. Nurse Media J Nurs. 2010.
21. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Lap Nas
2013.
22. Khan T, Farooqui F, Niazi K. Critical Review Of
The Ankle Brachial Index. Curr Cardiol Rev.
2008.
23. Aboyans V, Criqui Mh, Abraham P, Allison Ma,
Creager Ma, Diehm C, Et Al. Measurement And
Interpretation Of The Ankle-Brachial Index: A
Scientific Statement From The American Heart
Association. Circulation. 2012.
24. Nur A, Wilya V, Ramadhan R. Kebiasaan
Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Mellitus Terhadap
Kadar Gula Darah Di Rumah Sakit Umum Dr.
Fauziah Bireuen. Sel J Penelit Kesehat. 2017.
25. Anam M, Mexitalia M, Widjanarko B, Pramono
A, Susanto H, Subagio Hw. Pengaruh Intervensi
Diet Dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa
Tubuh, Lemak Tubuh, Dan Kesegaran Jasmani
Pada Anak Obes. Sari Pediatr. 2016.
26. Abidah N, Very W, Ramadhan R. Kebiasaan
Aktivitas Fisik Pasien Diabetes Terhadap Kadar
Gula Darah Di Rumah Sakit Umum Dr. Fauziah
Bireuen. Sel. 2014.
27. Wahyuni A. Senam Kaki Diabetik Efektif
Meningkatkan Ankle Brachial Index Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2. J Ipteks Terap. 2016.
28. Jerau Ee, Ismonah, Arif S. Efektivitas Senam Kaki
Diabetik Dan Senam Ergonomik Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes
Melitus Di Persadia Rs Panti Wilasa Citarum. J
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan. 2016.
29. Haris M, Indirawaty, Askar M. Pengaruh Senam
Kaki Diabetik Terhadap Sensitivitas Neuropati
Perifer Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di
Puskesmas Mangasa Kota Makassar. J Luka
Indones. 2018.
30. Al-Qaisi M, Nott Dm, King Dh, Kaddoura S.
Ankle Brachial Pressure Index (Abpi): An Update
For Practitioners. Vascular Health And Risk

107
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2
2019 p-ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v3i2.230

EFEK HIPOLIPIDEMIK ALPUKAT (Persea americana)


PADA HIPERKOLESTEROLEMIA: LITERATUR REVIEW

Nadila Ayuni Putri1*, Mira Sri Gumilar2


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Lampung
2
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi

* Korespondensi penulis: nadilaayuni1998@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Saat ini, Indonesia memiliki masalah kesehatan baik berupa penyakit menular maupun penyakit tidak
menular (PTM). Salah satu faktor risiko terjadinya PTM adalah kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah
(hiperkolesterolemia). Meningkatnya kadar kolesterol dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti batu empedu,
hipertensi, stroke hingga serangan jantung. Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas),
prevalensi penderita hiperkolesterol pada usia diatas 15 tahun di tahun 2013 sebesar 35,9% dan menurun prevalensinya
di tahun 2018 sebesar 28,8%. Walaupun berdasarkan data Riskesdas hiperkolesterol mengalami penurunan, namun
angka ini masih diatas angka prevalensi hiperkolesterol di Asia Tenggara pada tahun 2013 dan berada sedikit dibawah
prevalensi asia tenggara pada tahun 2018 sehingga berdasarkan data-data tersebut, hiperkolesterol menjadi salah satu
masalah kesehatan di Indonesia.
Isi : Hiperkolesterol dapat diturunkan dengan menggunakan obat-obatan seperti golongan statin dan fibrat. Dalam
penggunaan jangka panjang, obat-obatan tersebut memberikan berbagai efek samping. Sebagai alternatifnya digunakan
makanan yang mengandung komponen bioaktif yang berguna untuk mengontrol kadar kolesterol. Salah satunya adalah
buah alpukat. Alpukat sangat direkomendasikan oleh AHA dalam panduan pola hidup untuk menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular. Buah ini disebut juga buah yang bebas kolestrol karena banyak mengandung MUFA. Tidak
hanya buahnya, berdasarkan beberapa studi pada tikus, bahkan telah membuktikan bahwa ekstrak daun alpukat dan
bijinya memiliki efek antihiperlipidemia. Selain memberikan manfaat buah alpukat juga memiliki kekurangan, namun
apabila dibandingkan manfaatnya, maka manfaat dari buah alpukat jauh lebih besar dibandingkan dengan
kekuranganya.
Kesimpulan: Konsumsi buah alpukat (Persea americana) dapat menurunkan kadar LDL dan trigliserid sehingga
menurunkan hiperkolesterolemia.

Kata Kunci: alpukat; hiperkolesterolemia.

HYPOLIPIDEMICEFFECT OF AVOCADO (PERSEA AMERICANA)


ON HIPERCHOLESTEROLEMIA: LITERATURE REVIEW
ABSTRACT

Background: Indonesia has health problems nowadays in the form of both communicable and non-communicable
diseases (PTM). One risk factor for PTM is high cholesterol levels in the blood (hypercholesterolemia). Increased
cholesterol levels can cause health problems such as gallstones, hypertension, strokes to heart attacks. In Indonesia,
based on Basic Health Research (Riskesdas) data, the prevalence of hypercholesterolemia at the age of 15 years in
2013 was 35.9% and the prevalence in 2018 decreased by 28.8%. Although based on the Riskesdas
hypercholesterolemia data has decreased, but this figure is still above the prevalence of hypercholesterolemia in
Southeast Asia in 2013 and is slightly below the prevalence of southeast Asia in 2018 so based on these data,
hypercholesterolemia is one of the health problems in Indonesia.
Content: Hypercholesterol can be reduced by using drugs such as statins and fibrates. In long-term use, these drugs
have various side effects. As an alternative use foods that contain bioactive components that are useful for controlling
cholesterol levels. One of them is avocado. Avocados are highly recommended by AHA in lifestyle guidelines to reduce
the risk of cardiovascular disease. This fruit is also called cholesterol-free fruit because it contains MUFA. Not only
the fruit, based on several studies in mice, has even proven that avocado leaf extract and its seeds have an
antihyperlipidemic effect. In addition to providing the benefits of avocados also has disadvantages, but when compared
to the benefits, the benefits of avocados are far greater than the disadvantages.
Conclusion: Consumption of avocados (Persea americana) can reduce LDL and triglyceride levels, thereby reducing
hypercholesterolemia.

Keywords: Avocado, Hypercholesterolemia

108
Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea Americana) pada Hiperkolesterolemia …
Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar
2019

PENDAHULUAN Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur


dapat menurunkan risiko terjadinya berbagai
Saat ini, Indonesia memiliki masalah penyakit. Alpukat (Persea americana) telah
kesehatan baik berupa penyakit menular maupun secara luas digunakan karena memiliki berbagai
penyakit tidak menular (PTM). Hasil Riset efek farmakologis salah satunya memiliki efek
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tampak antihiperlipidemia. Buah ini memiliki komponen
kecenderungan peningkatan penyakit tidak aktif yang dapat menurunkan kadar kolesterol
menular dari hasil Riskesdas tahun 2007 sampai dalam darah seperti pantethin, niacin (vitamin
tahun 2013. Salah satu faktor risiko terjadinya B3), vitamin C, vitamin E, vitamin A, pantogenic
PTM adalah kadar kolesterol yang tinggi di acid, MUFA, dan selenium.9–11
dalam darah (hiperkolesterolemia).1 Literatur review ini bertujuan untuk
Meningkatnya kadar kolesterol dapat memberikan gambaran mengenai efek
menimbulkan masalah kesehatan seperti batu hipolipidemik alpukat terhadap penurunan kadar
empedu, hipertensi, stroke hingga serangan kolesterol sehingga dapat menjadi alternatif
jantung. WHO menyatakan bahwa secara global, dalam upaya pencegahan dan pengobatan
hiperkolesterol merupakan urutan ketiga tradisional pada keadaan hiperkolesterolemia.
penyebab jantung iskemik. Diperkirakan di
seluruh dunia, peningkatan kolesterol dapat
menyebabkan 2,6 juta kematian ( menyumbang Definisi
4.5% dari total kematian dan menyebabkan 29,7
juta orang menderita cacat (menyumbang 2% Kolesterol merupakan zat seperti lilin
dari angka kecacatan). Hiperkolesterolemia yang berupa lemak dan ditemukan pada semua
menjadi penyebab utama beban penyakit baik di sel dalam tubuh. Kolesterol yang selama ini
negara maju maupun di negara berkembang.2,3 menjadi zat yang dipandang negatif, sebenarnya
Data dari WHO menunjukan prevalensi sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk
kolesterol di seluruh dunia sebesar 39%. Wilayah membentuk hormon, vitamin D, dan asam
WHO dengan Prevalensi kolesterol paling tinggi empedu. Kebutuhan kolesterol tentunya dalam
adalah di wilayah eropa yaitu sebesar 54%, kadar yang normal, ketika kadarnya meningkat
kemudian selanjutnya di wilayah Amerika di dalam darah, maka kolesterol akan menjadi zat
sebesar 48% dan prevalensi terendah di asia yang berbahaya bagi tubuh. Kadar kolesterol
tenggara sebesar 29.0%.3 total yang normal dalam darah adalah kurang
Di Indonesia, berdasarkan data Riset dari 200 mg/dl,. Apabila kadarnya mencapai 240
Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi mg/dl atau lebih maka terjadi peningkatan kadar
penderita hiperkolesterol pada usia diatas 15 kolesterol disebut hiperkolesterolemia.12
tahun di tahun 2013 sebesar 35,9% dan menurun Hiperkolesterolemia adalah gangguan
prevalensinya di tahun 2018 sebesar 28,8%. metabolisme lipid yang menjadi faktor risiko
Masalah gangguan kolesterol di tahun 2018 terbesar untuk berkembang menjadi peyakit
mencakup kadar kolesterol borderline dan kadar perlemakan hati (fatty liver) dan aterosklerosis.
kolesterol yang tinggi.4,5 Walaupun berdasarkan Hiperkolesterolemia adalah bentuk
data Riskesdas hiperkolesterol mengalami hiperlipidemia yang biasanya asimtomatik dan
penurunan, namun angka ini masih diatas angka berlangsung lama. Penyakit ini biasanya
prevalensi hiperkolesterol di Asia Tenggara pada disebabkan oleh karena konsumsi makanan yang
tahun 2013 dan berada sedikit dibawah tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh atau
prevalensi asia tenggara pada tahun 2018 lemak trans yang dapat menstimulasi adanya
sehingga berdasarkan data-data tersebut, peningkatan stres oksidatif.6,7,13
hiperkolesterol menjadi salah satu masalah Hiperkolesterolemia ditetapkan apabila
kesehatan di Indonesia. terjadi peningkatan kadar kolesterol total dalam
Hiperkolesterol dapat diturunkan dengan plasma lebih dari 200 mg/dl dengan atau tanpa
menggunakan obat-obatan seperti golongan adanya peningkatan low-density lipoprotein
statin dan fibrat sering digunakan sebagai (LDL) dan trigliserid atau penurunan non-high-
tetalaksana hiperkolesterolemia namun dalam density lipoprotein (HDL). Hal ini disebut juga
penggunaan jangka panjang, obat-obatan dengan dislipidemia. Hiperkolesterolemia
tersebut memberikan berbagai efek samping. memiliki risiko yang sangat tinggi terserang
Sebagai alternatifnya digunakan makanan yang penyakit kardiovaskular. Rekomendasi kadar
mengandung komponen bioaktif yang berguna kolesterol total pada plasma adalah 200 mg/dl.14–
16
untuk mengontrol kadar kolesterol. Salah
satunya adalah buah alpukat.6–8

109
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

Tanaman Alpukat (Persea americana normal. Pada subjek yang memiliki kebiasaan
Mill) merupakan tanaman yang bukan asli merokok 13-22 batang per hari memiliki risiko
Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika hiperkolesterolemia sebesar 1,16 kali lebih besar
Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia dibandingkan dengan subjek yang merokok 1-3
pada abad ke-18. Tanaman alpukat merupakan batang per hari. Subjek yang tidak melakukan
tanaman yang tumbuh dengan baik di wilayah aktifitas berat memiliki risiko 1,31 kali untuk
beriklim tropis termasuk Indonesia.17 mengalami hiperkoleterolemia dibandingkan
dengan subjek yang melakukan aktifitas berat.21

Faktor Risiko Terjadinya


Hiperkolesterolemia

Makanan adalah faktor utama yang


mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup. Patofisiologi Hiperkolesterol pada Pembuluh
Saat ini, masyarakat memiliki pola diet tinggi Darah
konsumsi daging yang mengandung lemak, gula
dan makanan siap saji dibandingkan dengan buah Total kolesterol terdiri atas komponen
sayuran dan lemak tak jenuh. Hal ini memicu HDL, LDL, intermediate dencity lipoproteins
berbagai penyakit degeneratif seperti obesitas, (IDL), very low density lipoprotein (VLDL),
diabetes, penyakit kardiovaskular dan kilomikron dan trigliserida. Kadar HDL yang
hiperkolesterolemia. tinggi memiliki korelasi yang kuat dalam
Asam lemak dalam makanan terdiri atas menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
empat kategori yaitu asam lemak jenuh, lemak karena perannya sebagai anti-aterogenik. Kadar
trans, polyunsaturated fatty acid (PUFA), dan LDL dan trigliserid akan meningkatkan kadar
monosaturated fatty acid (MUFA). Walaupun kolestrol total sehingga terjadi
menurunkan konsumsi lemak secara umum hiperkolestrolemia. Sementara IDL, VLDL dan
direkomendasikan untuk menurunkan kadar kilomikron juga berperan dalam pembuluh darah
lemak dalam darah, namun mengubah jenis perifer, sehingga peningkatan kadar-kadar
lemak yang dikonsumsi lebih direkomendasikan tersebut juga berhubungan dengan peningkatan
dalam memodifikasi faktor dislipidemia. Jenis kejadian coronary heart disease (CHD) karena
lemak yang paling sering dikonsumsi adalah sifatnya yang merupakan pro-aterogenik.22–24
asam lemak jenuh dan trans. Dengan mengganti Kolesterol dapat menempel di pembuluh
lemak yang dikonsumsi menjadi PUFA dan darah dan mengganggu fungsinya. Ketika
MUFA akan menurunkan risiko terjadinya CHD kolesterol menempel pada dinding endotel
sebesar 19%. Dalam Diaetary Guidelines for pembuluh darah akan menyebabkan timbulnya
Americans merekomendasikan total lemak yang lesi, plak, oklusi dan emboli. Hal ini akan
dikonsumsi pada orang dewasa diatas 18 tahun menyebabkan terhambatnya proses
adalah 20%-30% dari total kalori, dimana dalam penyembuhan apabila ada iskemia. Endotel
panduan tersebut asam lemak jenuh dan trans pembuluh darah dapat memproduksi berbagai
yang boleh dikonsumsi hanya sebesar 7% dari bioaktif molekul. Dalam kondisi normal, sel-sel
kalori. Sementara menurut American Heart endotel akan menjaga suasana pembuluh darah
Association (AHA) menurunkan konsumsi asam dengan menghasilkan faktor-faktor yang
lemak jenuh sebesar 5%-6% dari total kalori merelaksasikan keadaan endotel seperti Nitrit
yang dikonsumsi dapat menurunkan risiko Oxide, prostasiklin dan endothelium-derived
penyakit kardiovaskular.18–20 hyperpolarizing factors sehingga
Penelitian yang dilakukan oleh Maratu menyeimbangkan apabila ada kontraksi pada
Soleha menunjukan bahwa kadar pembuluh darah akibat sistem persarafan
hiperkolesterolemia dapat dipengaruhi oleh simpatik. Molekul-molekul ini juga berperan
Index Massa Tubuh (IMT), tekanan darah, dalam homeostasis sistem pembuluh darah
kebiasaan merokok, dan aktifitas fisik. Pada melalui penyesuaian dirinya terhadap kebutuhan
penelitian tersebut, subjek dengan kelompok aliran darah, proses koagulasi, inflamasi dan
IMT obesitas derjarat 2 memiliki risiko 1,39 kali agregasi trombosit. Nitrit oxide berguna dalam
untuk mengalami hiperkolesterol dibandingkan sintesis asam amino L-arginine melalui enzyme
dengan subjke pada kelompok IMT normal. nitrit oxide sintase (NOS) dan mengatur tahanan
Subjek yang memiliki tekanan darah tinggi pembuluh darah melalui mekanisme mencegah
derajat dua memiliki risiko hiperkolesterolemia aktivasi trombosit, mencegah stres oksidatif,
sebesar 1,88 kali lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sel dan inflamasi.14,16
dengan subjek yang memiliki tekanan darah

110
Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea Americana) pada Hiperkolesterolemia …
Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar
2019

Adanya tumpukan lipoprotein seperti Kandungan Alpukat yang Dapat


keadaan hiperkolesteromia dapat menyebabkan Menurunkan Kolesterol
adanya disfungsi endotel sehingga berakibat
pada kegagalan perfusi jaringan. Apabila terjadi Alpukat (Persea americanaI) berasal dari
kegagalan perfusi pada ginjal akan menyebabkan kawasan subtropikal Amerika dan merupakan
disfungsi kerja ginjal dan hipertensi. Apabila anggota dari laurel family. Buah ini adalah salah
terjadi pada jantung akan menurunkan aliran satu tumbuhan yang memiliki bahan aktif untuk
darah ke jantung dan menyebabkan coronary menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.
heart disease. Menurunnya perfusi akibat Alpukat mengandung antioksidan seperti
disfungsi endotel juga dapat mengganggu kerja panthetin, niacin (vitamin B3), beta sitosterol,
hepar sehingga menyababkan disfungsi hepatik vitamin C, vitamin A (beta carotene), vitamin E,
yang mengakibatkan penyakit non-alkoholik vitamin K, pantothenic acid, oleic acid, folic
fatty liver.25,26 acid, selenium, asam amino dan serat.
Antioksidan tersebut dapat menurunkan kadar
kolestrol dalam serum darah dan memiliki efek
Terapi Farmakologi Hiperkolesterolemia anti inflamasi. Alpukat banyak mengandung
potensial oil (15-30 g/100 g buah) dan
Tatalaksana hiperkolesterolemia yang kebanyakan adalah MUFA yaitu sebesar 58,6%
utama adalah pengaturan dalam konsumsi dari jumlah keseluruhan total asam lemak yang
makanan yang tinggi kolesterol, lemak jenuh dimiliki.11,28,29
atau asam lemak trans yang dapat memicu stres Alpukat sangat direkomendasikan oleh
oksidatif sehingga hilangnya antioksidan dalam AHA dalam panduan pola hidup untuk
endotel pembuluh darah. Tatalaksana yang biasa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
dilakukan adalah menurunkan kadar LDL Buah ini disebut juga buah yang bebas kolestrol
dengan menambahkan obat-obatan. Secara karena banyak mengandung MUFA. MUFA
farmakologis hiperkolesterol biasanya dapat menurunkan kadar LDL dan trigliserida
ditatalaksana menggunakan obat-obatan serta meningkatkan HDL. Selain itu alpukat juga
golongan statin (seperti atrovastatin, simvastatin, mengandung banyak beta sitosteol yang sangat
lovastatin dan rosuvastatin) dan fibrat dikenal dengan perannya sebagai agen
(fenofibrat, clofibrat, bezafibrat dan ciprofibrat). antikolesterol. MUFA juga dapat menggantikan
Penambahan statin pada hiperkolesterolemia asam lemak jenuh dan berperan sebagai
primer sebagai monoterapi sudah menjadi terapi mikronutrien yang memiliki manfaat
utama. Terdapat pula tatalaksana terbaru yang cardioprotective. Terdapat dua mekanisme yang
dapat menurunkan kadar lipid dalam darah menyebabkan MUFA dapat menurunkan kadar
menggunakan antibodi monoklonal proprotein kolesterol pada plasma yaitu (1) adanya
covertase subtilisin. Terapi tersebut telah perubahan komposisi VLDL, (2) perubahan
disetujui oleh Food and Drug Administration aktivitas enzim dan protein yang terlibat dalam
and Europian Medicine Agency. Obat tersebut intravaskular sehingga menyebabkan VLDL
juga bekerja menurunkan kadar LDL dalam mengalami katabolisme dan menurunkan
darah. Namun obat-obatan ini dapat memberikan konsentrasi trigliserid pada plasma.25,26
efek samping apabila digunakan dalam jangka Selain MUFA, alpukat juga mengandung
waktu yang lama seperti hepatotoksik dan beta sitosterol yang dapat menurunkan kadar
miotoksik.6,25,27 kolesterol melalui mekanisme menghambat
Oleh karena itu diperlukan target-target absorbsi kolesterol dan meningkatkan
terapi dalam penggunaan obat-obatan tersebut. ekskresinya pada darah. Vitamin B3 dapat
Menurut Europian Clinical Practice Guidelines menurunkan produksi VLDL, sehingga
untuk target LDL dengan individu yang memiliki menurunkan juga kadar IDL dan LDL yang akan
risiko penyakit kardiovaskular <100 mg/dl. berakibat pada turunkan kadar kolestrol dalam
Sementara untuk pasien tanpa risiko penyakit plasma. Vitamin C berperan dalam reaksi
kardiovaskular tetapi memiliki riwayat diabetes hidroksilasi pada pembentukan asam empedu
melitus atau dengan risiko tinggi penyakit sehingga meningkatkan eksresi kolesterol.14,15
kardiovaskular memiliki target terapi yang lebih Tidak hanya buahnya, berdasarkan
rendah yaitu <70mg/dl. Bagaimanapun hanya beberapa studi pada tikus, bahkan telah
menggunakan obat-obatan untuk menatalaksana membuktikan bahwa ekstrak daun alpukat dan
penyakit hiperkolesterolemia sering kali tidak bijinya memiliki efek antihiperlipidemia.
mencapai target terapi tersebut.9,10 Konsumsi ekstrak daun alpukat dengan dosis 20
mg/kgBB dan 40 mg/kgBB memberikan efek
yang signifikan dalam menurunkan total

111
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

kolestrol, LDL dan meningkatkan HDL pada ditakar oleh masyarakat dalam memberi manfaat
tikus. Sementara konsumsi ekstrak biji alpukat menurunkan kolesterol. Namun, beberapa
dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan kekurangan dari buah alpukat, apabila
500 mg/kgBB memberikan efek yang signifikan dibandingkan dengan manfaatnya, maka buah
dalam menurunkan kadar kolesterol pada tikus. alpukat memberikan manfaat yang jauh lebih
Dalam menurunkan kadar kolesterol alpukat juga besar dibandingkan dengan kekuranganya.30
sudah banyak diolah menjadi avocado oil.
Minyak ini memiliki berbagai komponen
bioaktif seperti fitosterol, asam lemak tak jenuh,
vitamin dan antioksidan. Suplementasi avocado KESIMPULAN DAN SARAN
oil dapat menurunkan kadar trigiliserid menjadi
normal. Virgin avocado oil (VAO) adalah olahan Masalah PTM di Indonesia salah satunya
alami alpukat dalam temperatur kurang dari dipicu oleh adanya hiperkolesterolemia.
500C. VAO telah banyak digunakan sebagai Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia
suplementasi. Melalui pengolahan alpukat cukup tinggi yaitu berada diatas prevalensi
dengan temperatur tersebut, VAO mengandung hiperkoletserolemia di asia tenggara.
komponen bioaktif yang mudah diserap oleh Hiperkolesterolemia didefinisikan
tubuh dan berguna bagi kesehatan.9,29 sebagai peningkatan kadar kolesterol total dalam
Berdasarkan segala manfaat yang plasma lebih dari 200 mg/dl. Kolesterol dapat
didapatkan dengan mengkonsumsi alpukat, buah menempel pada endotel pembuluh darah
ini dapat memberikan efek yang signifikan dalam menyebabkan adanya disfungsi. Sehingga
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. perfusi ke jaringan menjadi buruk.
Sehingga sangat direkomendasikan untuk Hiperkolesterolemia memiliki hubungan yang
dikonsumsi sebagai tatalaksana diet untuk erat dengan penyakit arterosklerosis, coronary
hiperkolesterolemia. artery diseas dan non alkoholik fatty liver.
Penggunaan obat-obatan dalam jangka
Kelebihan dan Kekurangan buah Alpukat waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai
sebagai Alternatif Obat Tradisional efek samping. Alpukat memiliki peran dalam
menurunkan kadar kolesterol karena banyak
Selain menurunkan kolesterol, buah mengandung antioksidan dan monosaturated
alpukat juga bermanfaat untuk meningkatkan fatty acid yang menggantikan asam lemak jenuh
aktifitas seksual, melancarkan menstruasi, dan terbukti menurunkan kolesterol dalam darah.
meringankan osteoarthritis dan sebagai alternatif Oleh karena itu alpukat sangat direkomendasikan
suplemen makanan. Alpukat sebagai makanan oleh American Heart Association dalam panduan
padat nutrisi memiliki peran penting dalam pola pola hidup untuk menurunkan risiko penyakit
diet sehat. Buah Alpukat mengandung 20 kardiovaskular. Buah alpukat ternyata tidak
vitamin, nutrisi dan phytonutrients sehingga hanya dimanfaatkan buahnya saja, beberapa
menjadi sumber makanan yang baik untuk penelitian menggunakan ekstrak daunnya
menurunkan kadar lemak di dalam tubuh sebagai tatalaksana hiperkolesterolemia.
termasuk kolesterol. Selain itu, alpukat dapat Walaupun demikian, penelitian mengenai hal ini
menurunkan kadar gula darah pada diabetes masih jarang dilakukan, sehingga diperlukan
mellitus tipe 2 dan menurunkan kadar sodium di adanya penelitian-penelitian tambahan terkait
dalam darah. Untuk ibu hamil, buah alpukat hubungan buah alpukat terhadap menurunkan
mengandung asam folat yang penting dalam kadar kolesterol dalam darah.
pembentukan neural tube bagi janin.30
Sebagai buah yang memiliki manfaat
banyak, disisi lain buah alpukat juga memiliki
efek samping. Alpukat dapat berinteraksi dengan DAFTAR PUSTAKA
obat warfarin sehingga jumlah konsumsi harus
dibatasi pada orang yang mengkonsumsi 1. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
warfarin karena akan meningkatkan penjedalan Indonesia Tahun 2010. Kementerian Kesehatan,
darah karena efektifitas warfarin menurun.31 editor. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
Efek samping lainya, beberapa orang dapat 198 p.
2. Kementerian Kesehatan RI. Kiat Menurunkan
muncul alergi terhadap buah alpukat terutama Kadar Kolesterol Jahat Dalam 7 Hari [Internet].
yang memiliki alergi terhadap latex. Efek 2015. Available from:
toksisitas dari buah alpukat sangat rendah. https://www.depkes.go.id/development/site/depke
Kekurangan lain dalam buah alpukat adalah s/index.php?cid=1-15112600001&id=kiat-
penentuan dosis konsumsi yang belum bisa

112
Efek Hipolipidemik Alpukat (Persea Americana) pada Hiperkolesterolemia …
Nadila Ayuni Putri, Mira Sri Gumilar
2019

menurunkan-kadar-kolesterol-jahat-dalam-7- 15. Cave A. Selective targeting of NADPH oxidase


hari.html for cardiovascular protection. Curr Opin
3. WHO. Global Health Observatory (GHO) Pharmacol. 2009;9(2):208–13.
data:Raised cholesterol, Situation and trends 16. Liu P-Y, Liu Y-W, Lin L-J, Chen J-H, Liao JK.
[Internet]. 2008. Available from: Evidence for Statin Pleiotropy in Humans
https://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/cholest Differential Effects of Statins and Ezetimibe on
erol_text/en/ Rho-Associated Coiled-Coil Containing Protein
4. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Kinase Activity, Endothelial Function, and
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Inflammation. Circulation. 2009;131–8.
Kesehatan; 2013. 17. Badan Karantina Pertanian. Pedoman Sertifikasi
5. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Fitosanitari Buah Alpukat Indonesia. JAkarta:
Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Pertanian; 2015. 5 p.
editor. Jakarta: BPPSDM Kemenkes RI; 2018. 18. Peou S, BrittanyMilliard, A.Shah S. Impact of
6. Tan CX, Chong GH, Hamzah H, Ghazali HM. avocado-enriched diets on plasma lipoproteins: A
Effect of virgin avocado oil on diet-induced meta-analysis. J Clin Lipidol. 2016;10(1):161–71.
hypercholesterolemia in rats via 1 H NMR-based 19. Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, Benjamin EJ,
metabolomics approach. Wiley Online Libr. Berry JD, Blaha MJ, et al. Heart Disease and
2018;32(11):2264–74. Stroke Statistics—2014 Update. Circulation
7. Johari NZ, Ismail IS, Sulaiman MR, Abas F, [Internet]. 2014;129: e28-e29. Available from:
Shaari K. Acute toxicity and metabolomics https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.
analysis of hypocholesterolemic effect of Mentha cir.0000441139.02102.80
piperita aqueous extract in Wistar rats. Int J Appl 20. Eckel RH, Jakicic JM, Ard JD, Jesus JM de, Miller
Res Nat Prod. 2015;8(1). NH, Hubbard VS, et al. 2013 AHA/ACC
8. Karr S. Epidemiology and Management of Guideline on Lifestyle Management to Reduce
HyperlipidemiaEpidemiology and Management of Cardiovascular Risk A Report of the American
Hyperlipidemia. AJMC [Internet]. 2017; College of Cardiology/American Heart
Available from: Association Task Force on Practice Guidelines.
https://www.ajmc.com/journals/supplement/2017 Circulation. 2013;129(25).
/pcsk9-inhibitors-a-guide-for-managed- 21. Soleha M. Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-
care/epidemiology-and-management-of- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar
hyperlipidemia-article Kolesterol Darah. J Biotek Medisiana Indones.
9. Dita MRA, Mukono IS, Rochmanti M. 2012;1(2):85–92.
Combination Effect Of The Extract Of Avocado 22. Karam I, Yang YJ, Li JY. Hyperlipidemia
Leaf And Seed (Persea Americana) On Level Of Background and Progress. SM Atheroscler J.
Total Cholesterol, Ldl, And Hdl In Mice (Mus 2017;1(1):1–8.
musculus) With Hypercholesterolemia. Biomol 23. G. P, Xenoulis, M.Steiner J. Lipid metabolism and
Heal Sci J. 2019;2(1):44–7. hyperlipidemia in dogs. Vet J. 2010;183(1):12–21.
10. Mohammad Yasir, Das S, Kharya M. The 24. Karam I, Ma N, Liu X-W, Li S-H, Kong X-J, Li J-
phytochemical and pharmacological profile of Y, et al. Regulation effect of Aspirin Eugenol
Persea americana Mill. Pharmacogn Rev. Ester on blood lipids in Wistar rats with
2010;4(7):77–84. hyperlipidemia. BMC Vet Res. 2015;(217).
11. Rahman S. Effect Of Avocades To Ldl Cholesterol 25. Tarantino N, Santoro F, Gennaro L De, Correale
As A Preventive Risk Of Atherosclerosis. Int J M, Guastafierro F, Gaglione A, et al.
Multidiciplinary Curent Res. 2019;7(7). Fenofibrate/simvastatin fixed-dose combination in
12. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. the treatment of mixed dyslipidemia: safety,
KOLESTEROL [Internet]. Kementrian Kesehatan efficacy, and place in therapy. Vasc Health Risk
RI. 2018 [cited 2019 Jul 13]. Available from: Manag. 2017;13:29–41.
http://yankes.kemkes.go.id/read-kolesterol- 26. Global Burden of Disease Study 2013
4619.html Collaborators. Global, regional, and national
13. Bunnoy A, Saenphet K, Lumyong S, Saenphet S, incidence, prevalence, and years lived with
Chomdej S. Monascus purpureus-fermented Thai disability for 301 acute and chronic diseases and
glutinous rice reduces blood and hepatic injuries in 188 countries, 1990-2013: a systematic
cholesterol and hepatic steatosis concentrations in analysis for the Global Burden of Disease Study
diet-induced hypercholesterolemic rats. BMC 2013. Lancet. 2015;386(9995):743–800.
Complement Med Ther [Internet]. 2015;15(88). 27. Nelson RH. Hyperlipidemia as a Risk Factor for
Available from: Cardiovascular Disease. Prim Care. 2012;40:195–
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC 211.
4381394/ 28. Carvajal O, Nolasco C, Aguilar G, Melo G,
14. Stapleton PA, Goodwill AG, James ME, Brock Hayward PM, Barradas DM. Avocado oil
RW, Frisbee JC. Hypercholesterolemia and supplementation modifies cardiovascular risk
microvascular dysfunction: interventional profile markers in a rat model of sucrose induced
strategies. J Inflamm. 2010;7(54). metabolic changes. Hindawi Publ Corp.
2014;2014.

113
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 2

29. Cho LW. The metabolic syndrome. Singapore


Med J. 2011;55(11):779–85.
30. Noorul H, Nesar A, Zafar K, Khalid M, Zeeshan
A, Vartika S. Health benefits and pharmacology of
Persea americana mill . (Avocado) International
Journal of Research in Health benefits and
pharmacology of Persea americana mill .(Avocado
). Int J Res Pharmacol Pharmacother. 2016;5(2).
31. Blickstein D, Shaklai M, Inbal A. Warfarin
antagonism by avocado. Lancet J. 1991;April.

114

Anda mungkin juga menyukai