Ketua Redaksi
Dr. Drs. Slamet Isworo, M.Kes
Penyunting
Enny Rachmani, SKM, M.Kom, Ph.D
Fitria Wulandari, SKM, M.Kes
Sekretariat
Lice Sabata, SKM
Alamat Redaksi
Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang
Telp/fax. (024) 3549948
email : visikes@fkes.dinus.ac.id
website : http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/index
Institusi Afiliasi:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No 32 Medan
Korespondensi:
Ita Riahna Pinem
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Email:Simon.elsa@yahoo.com / Hp: 081378291570
ABSTRACT
The national and international scaled-accreditation in a hospital should implement Early Warning
Score System (EWSS) as procedure to do early detection of any changing in condition which shows
alarm, especially for patients. The data from RSUP H. Adam Malik Medan, revealed that of the 44
medical records, in the inpatiens wards, 46 % of them were are not accordance with the
standardized. This research used cross sectional design which was aimed to analyze the influence
of knowledge and work motivation on the implementation EWSS. The sample were 89 nurses who
worked in the surgery department. The data were analyzed by using multiple linear regression
analysis by applying the assumption of multicolliniarity, heteroscedasticity, and normality data. The
result showed that the variables of knowledge and work motivation had positive influence on the
implementation of EWSS (P-Value 0,00) which indicated that Y model = 0,236 X1+ 0,535 X2 in
which Y was EWSS implementation, X 1 was knowledge, and X2 was work motivation. The
conclusion was that increase in knowledge and work motivation would be followed by the increase
in EWSS implementation. It is recommended that the hospital management maximize the
implementation of EWSS by increasing the level of knowledge and work motivation.
88
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
mengurangi dampak yang lebih buruk pada pasien, Dalam menjalankan asuhan
(1)
sistem tubuh pasien. National Clinical keperawatan perawat mempunyai wewenang
Effectiveness Committe menyatakan bahwa yang diantaranya adalah melakukan
EWSS merupakan sistem skoring fisiologis pengkajian keperawatan secara holistik,
terhadap tanda-tanda vital tubuh, yang membuat diagnosa keperawatan, membuat
umumnya dipakai di unit medikal bedah. (2) perencanaan tindakan, melakukan
Keene, menyatakan bahwa EWSS implementasi dan mengevaluasi tindakan
merupakan suatu alat monitoring yang keperawatan. Selain daripada itu perawat
digunakan di Rumah Sakit dengan tujuan juga memberikan tindakan pada keadaan
untuk mengetahui atau mendeteksi adanya gawat darurat dan berkolaborasi dengan
penurunan kondisi pasien secara dini melalui dokter. Kinerja perawat juga menjadi
pengamatan terhadap semua perubahan penentu dari baik atau buruknya mutu
fisiologi pasien. Implementasi EWSS ini layanan dari suatu institusi pelayanan
dilakukan oleh perawat pada semua pasien kesehatan dengan jumlah tenaga kerja yang
di rawat inap dengan cara melakukan merupakan terbanyak di rumah sakit. (4)
pengisian formulir EWSS, melakukan Kinerja perawat dapat dipengaruhi oleh
analisis terhadap hasil penilaian yang beberapa hal, baik yang berasal dari dalam
diperoleh dan melakukan upaya tindak lanjut maupun luar individu. Karakteristik individu
terhadap hasil analisis tersebut. berasal dari dalam individu seperti latar
Implementasi EWSS yang cepat dan tepat belakang dan pengetahuan dapat
dapat mengurangi bahkan mencegah mempengaruhi kinerja dari seorang perawat.
terjadinya penurunan kondisi pasien. Kinerja perawat dapat dilihat dari
Kendala komunikasi yang sering terjadi kepatuhannya dalam melakukan tugas dan
antara perawat dengan dokter mengenai tanggung jawab yang diberikan. Salah satu
kondisi pasien yang disebabkan karena tidak bukti kinerja perawat adalah kepatuhannya
ada bukti komunikasi secara tertulis dalam melakukan pengisian lembar
mengenai kondisi klini pasien yang bersifat monitoring Early Warning Score System
sistematis. Dengan adanya EWSS dapat (EWSS) dan melakukan tindak lanjut sesuai
memberikan kemudahan bagi perawat dengan prosedur yang telah dibuat.
untuk berkomunikasi dengan tenaga Pengisian yang lengkap dan tindak lanjut
kesehatan lain khususnya dokter mengenai yang tepat dapat menunjukkan kinerja yang
kondisi pasien. (3) baik pada seorang perawat, tetapi sebaliknya
Menurut Undang-Undang No 38 Tahun bila perawat tidak mengisi formulir EWSS
2014 perawat merupakan profesi yang paling dengan lengkap dan tidak melakukan tindak
sering berinteraksi dengan pasien. Sehingga lanjut yang sesuai dengan score EWSS
perawat merupakan orang pertama yang pasien, maka hal ini menunjukkan bahwa
mengetahui adanya perubahan pada kondisi kinerja perawat tersebut masih rendah.
89
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
90
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
data ditampilkan dalam bentuk tabel dan Analisis data secara univariat
gambar. Penelitian dilakukan setelah peneliti mengambarkan karakteristik respon berupa
memperoleh persetujuan mengenai usia, latar belakang pendidikan, status
kelayakan etis penelitian yang terdapat kepegawaian, pengetahuan EWSS, dan
dalam surat ethical clearance yang Motivasi kerja. Gambaran karakteristik
dikeluarkan oleh institusi Poltekes Medan. responden ditampilkan dalam Tabel 1.
HASIL
Tabel 1. Karakteristik Responden
n
No Karakteristik Responden %
(total sampel)
1 Umur (tahun)
a. 20-30 19 21,35
b. 31-40 28 31,46
c. 41-50 20 22,47
d. 51-60 22 24,72
2 Latar Belakang Pendidikan
a. SPK 0 0
b. D3 Perawat 55 61,80
c. S1 Keperawatan 34 38,20
3 Status Kepegawaian
a. PNS 66 74,16
b. Non PNS 23 25,84
4 Berdasarkan Pengetahuan
a. Sangat Baik 10 11
b. Baik 33 37
c. Cukup 28 31
d. Kurang 18 20
5 Motivasi Kerja
a. Sangat Baik 48 53,9
b. Baik 40 44,9
c. Cukup 1 1,1
6 Penerapan EWSS
a. Sangat Baik 10 11
b. Baik 41 46
c. Tidak Baik 38 43
91
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
paling rendah yaitu 11 persen. Karakteristik Uji regresi linier berganda digunakan
responden berdasarkan variabel motivasi oleh peneliti dalam membuktikan hipotesis
kerja kategori sangat baik adalah tertinggi yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh
yaitu 53,9 persen dan kategori paling rendah antar variabel. Dalam melakukan uji regresi
adalah cukup yaitu 1,1 persen. Karakteristik linier berganda, terdapat syarat yang harus
responden berdasarkan variabel penerapan dilalui yaitu uji asumsi klasik berupa uji
EWSS kategori yang paling tinggi adalah baik Hasil uji multikolinieritas sebagai salah
yaitu 46 persen, dan kategori paling rendah satu syarat untuk melakukan uji regresi linier
adalah sangat baik dengan yaitu 11%. berganda dapat dilihat dari Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistic
Variabel Nilai Toleran Nilai VIF
Pengetahuan 0,742 1,348
Motivasi Kerja 0,732 1,367
Gambar 1 menunjukkan bahwa titik berikutnya untuk melakukan uji regresi linier
scatterplot pada grafik menyebar secara acak berganda adalah terpenuhinya asumsi
yang menunjukkan bahwa data tidak memiliki normalitas data. Hasil uji normalitas data
gangguan gejala heteroskedastisitas. Syarat ditunjukkan pada gambr 2 berikut:
92
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
93
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
Total 21219,292 88
Dari hasil analisis uji F pada penelitian sama atau simultan terhadap variabel
ini diperoleh besaran nilai F hitung adalah penerapan EWSS.
27,129 dengan angka signifikasi (P value) Koefesien Determinasi. Koofesien
sebesar 0,00 pada tingkat signifikansi atau determinan (R2) diperlukan dalam melihat
keperacayaan 95% (ꭤ= 0,05). Berdasarkan seberapa kuat hubungan yang ditunjukkan
hasil tersebut maka dinyatakan Ho ditolak pada perubahan variabel bebas (
sehinggan dalam penelitian ini dinyatakan Pengetahuan,dan Motivasi Kerja) terhadap
bahwa variabel pengetahuan, dan motivasi variabel terikat ( Penerapan EWSS) dalam
kerja mempunyai pengaruh secara bersama kondisi proporsi yang sama. Nilai koefesien
determinasi (R2) ditunjukkan pada Tabel 5
Tabel 5. Nilai Koefesien Determinasi (R2) Hasil Uji Regresi
Model R R Square Adjusted R Squared Std Error of Estimate
1 ,699a ,489 ,471 11,29287
94
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
adalah suatu keharusan dalam menuntut penelitian yang dilakukan oleh Arif Sumirianto
pelayanan rumah sakit yang menuntut yang menyimpulkan bahwa terdapat
standar akreditasi nasional dan internasional. hubungan antara pengetahuan perawat
Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh dengan kinerja patient safety di ruang
hasil bahwa pengetahuan responden yang perawatan inap RSUD Andi Makassar
paling tinggi ada pada kategori baik sebesar (p=0,000). (7)
37 persen, motivasi kerja yang tertinggi ada Pengetahuan seorang perawat sangat
pada kategori sangat baik yaitu 53,9 persen. menentukan proses berhasil atau tidaknya
Penerapan EWSS merupakan suatu pelaksanaan tugas yang diberikan. Perawat
kinerja yang menuntut pengetahuan dan yang memiliki pengetahuan yang baik akan
komitmen dari perawat. Menurut pendapat meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan
Robbins kinerja merupakan penilaian pengetahuan akan sangat sejalan dengan
gambaran hasil kerja seseorang dalam kinerja yang dalam hal merupakan penerapan
melakukan tugas yang diembannya apakah EWSS. Dalam upaya melakukan peningkatan
sudah sama dengan prosedur yang telah penerapan EWSS peningkatan pengetahuan
(5)
ditentukan. Faktor-faktor yang mendorong merupakan suatu hal yang harus dilakukan di
peningkatan kinerja menurut Robbins antara Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan.
lain faktor kemampuan (ability) yang meliputi Hubungan Motivasi Kerja Dengan
kemampuan potensi Intelligence Quotient (IQ) Penerapan EWSS
dan kemampuan reality (knowledge dan skill) Berdasarkan hasil uji regresi linier
serta faktor motivasi (motivation) . berganda diperoleh hasil bahwa varibel
Hubungan Pengetahuan Dengan motivasi kerja memiliki pengaruh yang
Penerapan EWSS signifikan dengan penerapan EWSS.
Uji regresi linier berganda yang telah Peningkatan akan motivasi kerja akan diikuti
dilakukan menunjukkanl bahwa varibel dengan peningkatan penerapan EWSS. Hal
pengetahuan tentang EWSS memiliki ini dapat dilihat dari koefisien variebel
pengaruh yang signifikan dengan penerapan pengetahuan yang bernilai positif 0,535.
EWSS. Peningkatan pengetahuan akan Penelitian ini sejalan dengan Nany yang
EWSS akan diikuti dengan peningkatan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
penerapan EWSS dengan besaran koefisien motivasi kerja dengan kinerja perawat
variebel pengetahuan bernilai positif 0,236. pelaksana rawat inap di UPTD kesehatan
(8)
Hasil ini sejalan dengan Yuliastuti yang Tapung Kabupaten Kampar (p=0,005).
menyatakan terdapat pengaruh pengetahuan Menurut Novyanti motivasi kerja adalah
terhadap kinerja perawat dalam dorongan kehendak yang mempengaruhi
penatalaksanaan kasus flu burung di Rumah prilaku tenaga kerja untuk dapat
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan meningkatkan kinerja karena ada keyakinan
(6)
(P=0,045). Hal ini juga sejalan dengan bahwa peningkatan kinerja mempunyai
95
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
(9)
manfaat untuk dirinya. Menurut Hasibuan pelatihan dikarenakan tingkat pengetahuan
motivasi kerja sangat penting dimana dengan mengenai EWSS yang baik akan diikuti
motivasi diharapkan setiap individu pegawai dengan peningkatan penerapan EWSS dan
dapat membangkitkan keinginan untuk selalu berupaya meningkatkan motivasi kerja
bekerja keras dan antusias untuk mencapai terhadap perawat dikarenakan peningkatan
(10)
kinerja yang tinggi. motivasi merupakan motivasi kerja yang baik akan diikuti dengan
suatu kekuatan dari energi seseorang yang peningkatan penerapan EWSS.
dapat meningkatkan antusiasmenya dalam Bagi Institusi Penelitian diharapkan
melaksanakan. Motivasi akan mempengaruhi penelitian ini dapat dijadikan referensi
sikap dan tingkah laku individu yang akan terhadap penelitian dengan topik serupa.
mendorong individu untuk melakukan suatu DAFTAR PUSTAKA
hal dengan frekuensi yang diinginkan. 1. (NEWS)2 1RCoPNEWS. Standardishing
Peningkatan motivasi kerja akan sangat The Assesment Of Acute-Illness
sejalan peningkatan penerapan EWSS. Severity in The NHS ; 2017.
Dalam upaya melakukan peningkatan 2. Commitee. NCE. An Roinn Slainte
penerapan EWSS peningkatan motivasi kerja Departement of Health. 2nd ed.; 2014.
merupakan suatu hal yang harus dilakukan di
3. Keene. The Effect of The Quality of Vital
Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan.
Sign Recording on Clinical Decision
SIMPULAN DAN SARAN
Making in Regional Acute Care Trauma
Kesimpulan
Wward. Chinesse Jornal Traumatology.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
2017; 20.
pengaruh pengetahuan, dan motivasi kerja
4. RI U. Undang-Undang Republik
terhadap penerapan EWSS, maka ditarik
Indonesia no 38 Tentang Keperawatan
kesimpulan bahwa secara parsial dan
Jakarta; 2014.
simultan variabel pengetahuan (X1) dan
variabel motivasi kerja (X2) memiliki pengaruh 5. Robbin S. Perilaku Organisasi. 10th ed.
96
Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Penerapan Early Warning Score System Di Rsup H Adam Malik |
Ita Riahna Pinem
97